• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia dalam kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia dalam kehidupan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan

Etika merupakan pengetahuan yang membahas tentang baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia dalam kehidupan (Haris, 2007: 3). Tindakan adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh mahluk hidup. Manusia termasuk dalam golongan mahluk hidup, oleh karena itu setiap manusia pasti melakukan tindakan, baik yang bisa diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Istilah etika pertama kali muncul di kalangan murid Pythagoras meskipun pembahasan mengenai etika pada zaman itu belum terlalu dalam (Magnis-Suseno, 2003: 12) kemudian secara eksplisit istilah etika mulai digunakan oleh salah satu filsuf besar Aristoteles (Bertens, 2015: 3-4).

Etika bisa dipahami dengan pengamatan dan penerapan tindakan baik-buruk dalam kehidupan nyata maupun membaca dan memahami teori-teori yang tertulis di buku-buku bertemakan etika. Karena etika adalah ilmu tentang cara hidup manusia dalam hal baik-buruk maka buku-buku teori yang bersangkutan sangat beragam, bahkan novel pun tak lepas dari ilmu etika.

Novel merupakan sebuah dunia baru yang dibuat sesuai dengan keinginan pengarang. Dunia tersebut tercipta dari luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata. Pengarang menyampaikan sesuatu ide atau gagasan yang ada di pikirannya kedalam bentuk sebuah cerita utuh yang

(2)

dapat dipahami dan memiliki makna. Dunia di dalam novel tersebut terdapat peran yang dinamakan tokoh, tokoh dapat di ibaratkan seperti manusia dalam kehidupan nyata. Tokoh dalam novel seperti halnya manusia juga diciptakan dengan memiliki watak, pikiran, perasaan dan pandangan serta berada dalam sebuah konflik tertentu.

Novel yang berjudul Poor Folk (Orang-orang malang) karya Fyodor Dostoyevsky adalah sebuah novel yang disajikan sebagai serangkaian salinan surat menyurat yang rendah hati antar tokoh. Fyodor Dostoyevsky adalah penulis muda asal Rusia yang menuai banyak pujian lewat novel pertama nya yang berjudul Orang-orang malang. Novel Orang-orang malang menggambarkan potret masyarakat kelas bawah dari St. Petersburg, khususnya masyarakat yang tinggal di pinggiran kota dalam kondisi mengerikan dan hina yang disebabkan oleh kemiskinan. Novel Orang-orang malang merupakan sebuah versi ganjil dari novel surat-menyurat yang sangat populer di Rusia pada awal abad ke sembilan belas (Dostoyevsky, 2015: 5).

Makar Alexeyevich Devushkin merupakan tokoh utama di novel ini. Novel ini menceritakan tentang seseorang bernama Devushkin yang ingin membantu melepaskan penderitaan seorang gadis yatim yang miskin bernama Varenka. Devushkin adalah orang yang baik, suka berkorban dan dermawan. Surat-surat yang ditulis Devushkin penuh dengan antusiasme berlebih, sifat yang tidak mementingkan diri sendiri mulai terlihat lebih seperti penipuan diri yang fatal karena khayalan yang terlalu optimistik. Hal ini membuatnya putus asa kemudian menjadikan alkohol sebagai pelariannya dan

(3)

tergelincirnya Devushkin ke dalam mabuk-mabukan diungkapkan sedikit demi sedikit, ketika nada dari suratnya bergeser dari antusiasme yang bergelora, ke penyesalan memelas, ke fatalisme (Dostoyevsky, 2015: 7).

Kemampuan utama moralitas manusia adalah perasaan moral spontan, namun ada kelemahan dari teori ini bahwa sebuah perasaan hanyalah sebuah kesan, sebuah kenyataan faktual belaka (Magnis-Suseno, 2003:112). Berpangkal dari pernyataan inilah peneliti ingin menganalisis problem moral Makar Alexeyevich Devushkin menggunakan sebuah teori etika Joseph Butler mengenai cinta diri tenang yang termasuk kedalam aliran Etika Teleologis.

Magnis-Suseno dalam bukunya yang berjudul 13 Tokoh etika menjelaskan, bahwa menurut Butler dalam mengambil sebuah tindakan, seseorang tidak diperbolehkan untuk bertindak gegabah. Butler menambahkan unsur refleksi atau suara hati untuk pengambilan keputusan dalam bertindak. Butler mengatakan, tanpa kemampuan refleksi atau suara hati manusia hanyalah sekedar objek pelbagai gerakan batin. Manusia akan begitu saja mengikuti mana yang paling kuat, persis seperti binatang yang hanya mengikuti insting-nya dalam melakukan sesuatu (Magnis-Suseno, 2003: 113).

Penelitian ini menjadikan alur cerita dalam novel Orang-orang malang karya Fyodor Dostoyevsky sebagai objek material dengan upaya mengkaji problem moral tokoh utama dan teori yang digunakan untuk menganalisis objek material penelitian ini ialah Etika Teleologis Joseph

(4)

Butler mengenai konsep cinta diri tenang. Problem moral tokoh utama novel Orang-orang malang ini penting dianalisis dengan menggunakan konsep cool self-love (cinta diri tenang) Joseph Butler. Cinta diri tenang merupakan sebuah konsep yang termasuk kedalam aliran Etika Teleologis. Joseph Butler menyatakan bahwa dalam pengambilan sebuah tindakan demi mengejar apa yang menjadi kepentingannya, manusia harus berhati-hati dan selalu mendengarkan suara hati supaya tidak termakan oleh nafsunya sendiri (Magnis-Suseno, 2003: 117), sehingga konsep ini penting untuk dijadikan alat menganalisis problem moral tokoh utama novel yang berjudul Orang-orang malang karya Fyodor Dostoyevsky dalam penelitian ini.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut:

a. Apa problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang Malang? b. Bagaimana analisis problem moral tokoh utama dalam novel

Orang-orang Malang ditinjau dengan etika teleologi Joseph Butler?

3. Keaslian penelitian

Sejauh pengamatan yang telah dilakukan, peneliti belum pernah menemukan jurnal penelitian, atau buku-buku yang membahas secara terperinci mengenai problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang malang karya Fyodor Dostoyevsky menggunakan tinjauan Etika Teologis Joseph Butler. Karya ilmiah terkait novel Orang-orang malang karya Fyodor

(5)

Dostoyevsky masih jarang ditemukan atau bahkan tidak ada samasekali. Penelitian ini secara langsung menyumbangkan pustaka mengenai novel Orang-orang malang karya Fyodor Dostoyevsky. Penelitian yang dilakukan ini sangat bisa dipertanggungjawabkan keasliannya. Berikut beberapa naskah akademis yang berkaitan dengan objek material peneliti:

a. Muhammad Baihaqi Lathif, 2011, Jalan Pedang Miyamoto Musashi; Sebuah Telaah Filsafat Manusia Terhadap Novel Musashi karya Eiji Yoshikawa. Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini ingin memberi pemahaman tentang jalan hidup yang diambil oleh tokoh utama dalam novel menggunakan kajian filsafat manusia.

b. Amna Damayanti, 2012, Sikap Hidup Hideyoshi Dalam Novel Taiko Karya Eiji Yoshikawa Ditinjau Dari Ajaran Etika Confucius, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini ingin menunjukkan sikap hidup tokoh utama dalam novel menggunakan kajian etika Confucius.

c. Irene Yolanda, 2015, Pengaruh Gaya Hidup Hedonistik Tokoh Utama Terhadap Alur Cerita Novella Daisy Miller karya Henry James. Fakultas Ilmu Budaya Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini ingin menemukan sikap atau gaya hidup tokoh utama dalam novel dengan menggunakan pendekatan gaya hidup hedonisme.

(6)

4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi khalayak baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebagai sumbangsih bagi perkembangan dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Hasil Penelitian memiliki manfaat bagi peneliti yakni, pertama, penelitian ini sebagai aktualisasi pemikiran filsafat untuk digunakan sebagai kerangka berpikir dan menganalisis persoalan nilai etis yang ada hubungannya dengan hidup manusia.

b. Bagi Pengembangan Ilmu Filsafat

Penelitian ini diharapkan sebagai kontribusi akademis di dalam perkembangan cabang ilmu filsafat khususnya etika dengan pembahasan mengenai aliran Etika Teleologis Joseph Butler mengenai konsep cinta diri tenang.

c. Bagi Masyarakat dan Bangsa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pemahaman, serta memberikan kesadaran bagi masyarakat dan bangsa Indonesia tentang cinta diri tenang dalam menanggapi persoalan manusia dalam mengambil keputusan dalam bertindak.

(7)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan jawaban dari permasalahan yang telah terangkum dalam rumusan masalah, yaitu

1. Menjelaskan problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang Malang.

2. Menganalisis problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang Malang ditinjau dengan etika teleologi Joseph Butler.

C. Tinjauan Pustaka

Novel merupakan karangan fiktif yang menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam menggunakan bahasa sehari-hari serta membahas tentang segala aspek kehidupan manusia. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang pokok-pokok saja. Perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja, tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya dan kejadian yang digambarkan itu mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya perubahan nasib (Santosa, 2010: 46).

Novel terdiri atas unsur-unsur yang merupakan satu kesatuan. Berbagai unsur dalam novel selalu berhubungan erat satu sama lain. Hal ini sangat mempengaruhi jalan cerita sebuah novel. Cerita dalam novel

(8)

mempengaruhi ketertarikan pembaca. Pembaca akan merasa senang, nyaman dan antusias jika membaca sebuah karya yang memiliki cerita yang menarik. Ukuran cerita dianggap menarik dan berbeda antara satu pembaca dengan yang lain. Perbedaan umur, latar belakang pendidikan, lingkungan dalam masyarakat menjadi faktor penentu dalam membaca suatu karya fiksi. Novel yang menceritakan tentang masalah percintaan dan persahabatan lebih digemari oleh kalangan remaja sedangkan novel yang menceritakan tentang masalah kehidupan, sosial dan religius lebih digemari oleh pembaca yang berumur (Lathif, 2011: 42-43).

Tokoh merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah karya sastra. Seorang tokoh dalam sebuah cerita selalu memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik dapat diidentifikasi melalui tingkah laku, dialog atau motivasi yang dimiliki seorang tokoh. Tingkah laku menyatakan tentang hal yang dilakukan, dialog menyatakan sifat yang dimiliki dan motivasi merupakan kemauan dan tujuan yang ingin dicapai oleh seorang tokoh dalam sebuah cerita (Yolanda, 2015: 6).

Novel selalu bercerita tentang sebuah kejadian yang dialami seorang tokoh dalam kehidupan yang diciptakan oleh pengarang. Manusia membutuhkan etika untuk menjalani kehidupan sehari-hari begitu juga dengan tokoh yang diciptakan oleh pengarang novel. Etika dibutuhkan manusia dalam keseharian karena etika dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengatur sikap dan tingkah laku manusia. Sikap merupakan istilah yang sudah paten untuk memberikan gambaran tentang bagaimana cara

(9)

manusia berfikir dan bertindak. Sikap hidup seseorang sangat tergantung pada kondisi mental seseorang baik itu perasaan, suara hati, jenis kepribadian dan kemampuan rasio seseorang (Damayanti, 2012: 8-9)

D. Landasan Teori

Egoisme secara terminologi berasal dari bahasa latin Ego yang artinya aku sedang Isme adalah paham maka Egoisme adalah sebuah aliran etika yang menyatakan bahwa kehidupan terbaik adalah ketika seseorang bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Kaum egoisme meyakini bahwa seseorang akan menerima saran atau anjuran, mencari sesuatu dan melakukan tindakan, hanya sepanjang seseorang menginginkan hal tersebut. Jika seseorang tidak menginginkan sesuatu, maka seseorang tersebut tidak akan melakukannya, betapapun orang lain secara objektif menganggap hal itu berharga (Graham, 2015: 28).

Plato sempat menampilkan pandangan egoisme melalui dialog antara Socrates dengan Callicles dan Thrasymachus di dalam bukunya yang berjudul Republic.

“Callicles dan Thrasymachus meyakini bahwa hasrat kitalah yang membuat sesuatu berharga. Oleh karena itu, kehidupan yang baik adalah kehidupan di mana kita berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan. Jika untuk mendapatkan hal yang kita inginkan kita harus menguasai orang lain dan mengalahkan tujuan mereka, maka itulah yang akan kita lakukan. Aku menjalani kehidupan terbaik ketika aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, peduli setan dengan penderitaan orang lain karena perbuatanku” (Graham, 2015: 28-29).

(10)

Egoisme telah menjadi perdebatan sejak abad ke-17. Shaftesbury dan Hutcheson menolak pernyataan Hobbes yang mengatakan bahwa pada hakikatnya manusia bersifat egoistik. Shaftesbury dan Hutcheson menyatakan bahwa kemampuan utama moralitas manusia adalah perasaan moral spontan. Manusia secara spontan dapat bersikap egoistik dan altruistik atau secara alami manusia justru terdorong ke sikap baik terhadap orang lain maupun sikap baik terhadap diri sendiri, namun ada kelemahan dari teori ini. Kelemahan teori tentang perasaan moral adalah bahwa suatu perasaan hanyalah sebuah kesan, sebuah kenyataan faktual belaka. Joseph Butler adalah salah satu tokoh etika Egoisme yang berjasa untuk mengatasi pertanyaan yang muncul dari teori perasaan moral spontan yang dianggap masih sangat kurang. Butler berhasil menyingkap beberapa pandangan filsafat serta menjelaskan beberapa struktur dalam manusia yang relevan bagi etika lewat tulisannya yang berjudul Fifteen Sermons Preached at the Rolls Chapel tahun 1726 meskipun bentuk tulisannya bukan uraian lengkap tentang etika (Magnis-Suseno, 2003: 111-112).

Butler dalam bukunya yang berjudul Fifteen Sermons Preached at the Rolls Chapel menolak anggapan bahwa hakikat moralitas terletak pada sikap manusia yang selalu bersikap mementingkan kebahagiaan diri sendiri (cinta diri) maupun mementingkan kebaikan untuk orang lain (benevolence), kedua hal tersebut hanyalah sebuah perasaan moral spontan. Menurut Butler hasrat untuk mementingkan kebahagiaan diri sendiri dan kebaikan untuk orang lain tidak sepenuhnya selama seseorang dapat menyeimbangkan antara kedua

(11)

perasaan tersebut “the greatest satisfaction to ourselves depend on: upon our having benevolence in a due degree; and that self-love is one chief security of our right behaviour toward society”. Kepuasan bagi diri sendiri tergantung pada perasaan untuk membantu orang lain dalam taraf wajar; dan mencintai diri merupakan suatu jaminan terpenting terhadap tindakan tepat seseorang dalam bermasyarakat (Butler, 1827: 19).

Butler mengatakan bahwa manusia dalam bertindak dilarang untuk menuruti dorongan moral spontan melainkan manusia harus menggunakan akalnya dalam bertindak, jika manusia hanya menuruti dorongan moral spontan yang muncul maka tidak ada lagi pembeda antara manusia dengan binatang. Manusia mempunyai akal yang dipakai untuk melakukan tindakan sedangkan binatang hanya bisa menggunakan insting ketika melakukan tindakan. Butler menjelaskan bahwa dorongan spontan, termasuk pelbagai naluri, keinginan, perasaan dan nafsu, yang muncul begitu saja dalam diri manusia langsung terarah kepada sebuah objek tanpa pertimbangan apa-apa. Butler menyelesaikan permasalahan ini dengan menambahkan unsur refleksi atau suara hati untuk pengambilan keputusan dalam bertindak serta mengatasi pernyataan bahwa dorongan spontan bersifat buta dari hal baik-buruk. Sebuah tindakan perlu ditinjau ulang manfaat yang didapat pelaku sehingga tindakan tersebut bukan hanya dorongan spontan semata (Magnis-Suseno, 2003: 113).

(12)

E. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif di bidang filsafat. Data dikumpulkan dari buku kepustakaan, Objek material yang dibahas adalah problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang malang karya Fyodor Dostoyevsky. Objek formal yang digunakan untuk menganalisis persoalan karakteristik dalam novel Orang-orang malang adalah aliran Etika Teleologis Joseph Butler mengenai konsep cinta diri tenang Joseph Butler. Penelitian ini dilakukan dengan cara menelaah objek material dari novel, serta menjelaskan objek formal yang diperoleh dari berbagai literatur. Data kepustakaan yang sudah terkumpul akan diolah dengan analisis hasil yang mengacu kepada kerangka berpikir yang mengaitkan antara objek material dan objek formal.

1. Bahan dan materi penelitian

Bahan dan materi penelitian berfungsi sebagai sumber penting dalam pengambilan data. Proses pengambilan data didapatkan dengan penelusuran kepustakaan sebagai sumber yang terdiri dari buku, artikel, ataupun jurnal. Penelitian kepustakaan ini menggunakan bahan dan materi penelitian melalui penelusuran pustaka yang membahas tema terkait objek formal dan objek material penelitian yaitu sumber pustaka mengenai problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang malang serta aliran Etika Teleologis Joseph Butler mengenai konsep cinta diri tenang. Bahan dan materi penelitian terdiri dari dua bagian yaitu sebagai berikut.

(13)

a. Sumber Primer

1) Dostoyevsky, Fyodor, 2015, Poor Folk (Orang-Orang Malang), Diterjemahkan oleh: Hartono Hadikusumo, OAK: Yogyakarta. 2) Nurgiyantoro, Burhan, 2007, Teori Pengkajian Fiksi, Gadjah

Mada University Press: Yogyakarta.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai tulisan, buku, artikel, karya ilmiah, jurnal dan media jenis lain yang berkaitan dengan tema penelitian, baik yang bersangkutan dengan objek formal. Data tersebut akan peneliti gunakan sebagai bahan pelengkap dan data tambahan penelitian.

1) Butler, Joseph, 1827, Fifteen Sermons Preached at the Rolls Chapel, Hilliard and Brown: Cambridge.

2) Magnis-Suseno, Franz, 2003, 13 Tokoh Etika: Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19, Kanisius: Yogyakarta.

3) Bertens, K., 2015, Etika, Kanisius: Yogyakarta.

2. Jalannya penelitian

Peneliti mencoba untuk memahami objek materi yaitu mengenai problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang malang. Kemudian peneliti akan menganalisisnya menggunakan objek formal yaitu konsep etika Teleologis Joseph Butler tentang cinta diri tenang dan menyampaikan kembali. Langkah yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(14)

a. Inventarisasi data

Pada tahapan ini, peneliti berusaha mengumpulkan data kepustakaan yang berkaitan dengan tema penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan dipisahkan berdasarkan kesesuaian dengan objek material dan formal penelitian. Hal ini dimaksudkan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

b. Pengklasifikasian dan pengolahan data

Setelah data terkumpul, peneliti akan mengklasifikasikan data dan mendeskripsikan sesuai dengan apa yang dibahas dalam penelitian.

c. Penyusunan data

Melakukan penyusunan data-data secara sistematis data juga dilaksanakan proses yang penting. Data dari berbagai pustaka diolah dan di sistematisasi berdasarkan kerangka berpikir. yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan yang sistematis.

3. Analisis data

Analisis terhadap data penelitian ini dianalisis menggunakan metode penelitian studi pustaka, setelah data terkumpul serta relevan untuk dikaji, maka data akan dianalisis dengan unsur metodis berdasarkan buku Metodologi Penelitian Filsafat karya Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair (1990) unsur-unsur metodis sebagai berikut:

(15)

a. Deskripsi: berusaha memberikan gambaran tentang problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang malang dan memberikan gambaran tentang pokok-pokok pemikiran Etika Teleologis Joseph Butler tentang cinta diri tenang.

b. Interpretasi: dengan metode analisis data ini, peneliti mencoba menafsirkan problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang malang, pemikiran Joseph Butler mengenai cinta diri tenang, literatur dan jurnal terkait sehingga maksud dan tujuannya dapat dimengerti.

c. Refleksi Filosofis: peneliti berusaha menemukan hubungan antara, aliran Etika Teleologis Joseph Butler tentang cinta diri tenang untuk mengkritisi problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang malang karya Fyodor Dostoyevsky melalui refleksi kritis terhadap permasalahan yang diangkat.

F. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai dari penelitian filsafat ini mengacu pada rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Memahami problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang Malang.

2. Analisis kritis problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang Malang ditinjau dengan etika teleologi Joseph Butler.

(16)

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini di sistematisasi secara garis besar dalam lima bab sebagai berikut.

Bab I Berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah yang hendak dijawab dalam penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil yang dicapai dan sistematika penulisan.

Bab II Membahas tentang aliran Etika Teleologis Joseph Butler terkait konsep cinta diri tenang. Bab ini akan membahas tentang pengertian etika, latar belakang pemikiran Joseph Butler, egoisme, cinta diri dan benevolence, suara hati dan refleksi.

Bab III Memaparkan isi novel Orang-orang malang karya Fyodor Dostoyevsky yang menjadi objek penelitian, terdiri atas pemaparan problem moral tokoh utama dan pemilihan problem moral yang dianggap peneliti sebagai tindakan moral spontan yang dilakukan tokoh utama dalam novel Orang-orang malang.

Bab IV Berisi hasil analisis atau pembahasan dari studi kasus yang akan diteliti, yaitu, memaparkan secara kritis problem moral tokoh utama dalam novel Orang-orang malang ditinjau menggunakan perspektif Etika Teleologis Joseph Butler tentang cinta diri tenang.

Bab V berisi penutup yang memuat kesimpulan yang dirumuskan peneliti dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berfokus pada perjuangan perempuan yang dilakukan oleh para tokoh wanita di dalam ketiga novel Okky tersebut.. Perjuangan yang dilakukan oleh tokoh

Metode kepustakaan ini penulis gunakan untuk meneliti tentang konsep guru yang ikhlas dalam kitab Ihya’ Ulumiddin menurut Imam Al- Ghazali yang ditunjang dengan buku-buku

Studi kasus (Case Study) digunakan karena strategi ini difokuskan pada kasus tertentu.. Arah atau penekanan dalam penelitian ini adalah aspek kepribadian tokoh dengan

Untuk menganalisis apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran model kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas VIII

Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini dengan menggunakan metode kepustakaan dan studi literatur dengan mengambil referensi dari buku- buku yang berhubungan

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian empiris adalah metode kualitatif, yaitu hal yang dinyatakan responden atau narasumber baik secara tertulis maupun

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pustaka tentang tradisi upacara Grebeg Maulud di Surakarta yang dikaji dari filsafat, terutama dalam cabang filsafat

Dengan kata lain bahwa metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keadaan objek yang diteliti sekaligus menguraikan hal-hal yang menjadi pusat