• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa indikasi awal ditemukan pihak BNPT dan kepolisian di beberapa daerah bahwa telah terjadi persemaian berkembanganya ISIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Beberapa indikasi awal ditemukan pihak BNPT dan kepolisian di beberapa daerah bahwa telah terjadi persemaian berkembanganya ISIS."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA GARIS BESAR KEGIATAN

PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME (FKPT)

BIDANG KAJIAN DAN PENELITIAN T.A. 2017

I. LATAR BELAKANG

Data BNPT (3 Mei 2016) menyebut bahwa warga negara Indonesia yang tergabung dalam ISIS sebanyak 500 orang yang dianggap sebagai teroris asing atau Foreign Terrorist Fighters (FTF). Mereka berangkat ke Suriah melalui negara lain dengan berbagai alasan, seperti pendidikan dan ibadah. Di antara mereka sudah ada yang pulang ke tanah air. Kepulangan mereka membawa ideologi radikal yang akan berpengaruh kepada keluarga, kerabat, tetangga, dan semua orang yang berinteraksi dengan mereka.

Dari berbagai aksi teroris dalam 3 tahun terakhir ini, semuanya

disinyalir memiliki kaitan dengan ISIS. Bom Sarinah yang terjadi di Jakarta pada tanggal 14 Januari 2016, salah satu contohnya yang

diklaim sebagai aksi pertama ISIS di Indonesia. Ledakan terjadi di dua tempat, ledakan pertama terjadi tempat parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah dan sebuah Pos Polisi di depan Plaza Sarinah tersebut. Sedikitnya delapan orang, empat dari pelaku penyerangan teror dan empat warga sipil dilaporkan tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat serangan ini. Tujuh orang terhitung terlibat sebagai pelaku penyerangan Bom Sarinah. Selanjuntya, Ledakan bom

di sebuah mall yang berlokasi di kawasan Depok Jawa Barat pada 23 Februari 2015 menunjukkan bahwa pelaku menggunakan gas klorin

yang merupakan khas bom ISIS. Bahkan koordinator ISIS Asia Tenggara ditengarai putra Asli Indonesia yaitu Bahrun Naim.

(2)

Beberapa indikasi awal ditemukan pihak BNPT dan kepolisian di beberapa daerah bahwa telah terjadi persemaian berkembanganya ISIS. Sejumlah sponsor yang akan memberangkatkan relawan ke Syuria dan Irak telah diamankan oleh pihak berwajib. Sejumlah kelompok dan organisasi keislaman memperlihatkan secara terang- terangan dukungannya kepada ISIS. Kejadian terbaru kasus terorisme

adalah Bom Gereja Oikumene di Samarinda pada Minggu 13 Nopember 2016. Adalah Intan Olifia, anak kecil berumur 2,5 tahun

menjadi korban tewas dalam serangan itu.

Dalam keterangan Polri diketahui bahwa 7 (tujuh) tersangka pelaku bom tersebut terkait dengan ISIS. Dalam kerangka perkembangan radikalisme dan terorisme, sejumlah lembaga anti radikal telah melakukan pemetaan awal di antaranya, The NUSA Institute - BNPT, LSI, PPIM, PAKAR dan beberapa Perguruan Tinggi. Pemetaan awal terhadap potensi radikal yang dilakukan BNPT bekerjasama dengan The NUSA Institute tahun 2011 di 32 provinsi menunjukkan bahwa pemahaman keagamaan masyarakat secara keseluruhan berada pada tingkat “Waspada Terhadap Radikalisme” yaitu sebesar 66,3%. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut, juga menyebutkan pengurus masjid dan guru sekolah madrasah merupakan kelompok yang memiliki tingkat bahaya paling tinggi, masing-masing 15.4 %. Penelitian oleh Setara Institute, antara tahun 2007-2011 menunjukan adanya trend peningkatan peristiwa dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa radikalisme menyasar semua level masyarakat, pengurus masjid, tokoh agama, majelis taklim, dosen, guru, mahasiswa, murid sekolah, dan lain-lain. Hal lain yang mencemaskan adalah bahwa pengetahuan mereka tentang radikalisme justru mayoritas didapat dari internet yaitu 90 % dibanding

(3)

dengan sumber lain, seperti buku, diskusi, dan ceramah (BNPT- The NUSA Institute).

Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang diamanatkan menangani terorisme, memandang penting aspek pencegahan yang bersifat lunak dalam upaya mewaspadai berkembangnya radikalisme dan terorisme yang membajak kepercayaan tertentu di masyarakat. Dengan berbagai persoalan terkait dengan tingkat radikalisme dan potensi terorisme di Indonesia, survei secara nasional terkait daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme perlu dilakukan untuk memperoleh informasi yang berbasis riset sekaligus pencarian tawaran solusi-solusi alternatif kepada semua pemangku kepentingan.

II. DASAR

A. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 Tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012;

B. Peraturan Kepala BNPT Nomor PER-01/K.BNPT/10/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Terorisme;

C. Keputusan Kepala BNPT Nomor KEP-02/K.BNPT/1/2012 tentang Pembentukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Daerah;

D. Rencana Kerja BNPT Tahun Anggaran 2017;

E. Program Kerja Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, & Deradikalisasi BNPT T.A. 2017;

F. Program Kegiatan Direktorat Pencegahan BNPT T.A. 2017;

G. KAK/TOR Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme melalui FKPT T.A. 2017.

(4)

III. MAKSUD DAN TUJUAN

A. Maksud. Untuk memberikan gambaran rencana garis besar kegiatan Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme Melalui FKPT Bidang Kajian dan Penelitian T.A. 2017;

B. Tujuan. Sebagai acuan pelaksanaan kegiatan Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme melalui FKPT Bidang Kajian dan Penelitian T.A. 2017.

IV. NAMA KEGIATAN

Survei Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di 32 Provinsi se-Indonesia T.A. 2017.

V. WAKTU, TEMPAT, DAN PELAKSANA KEGIATAN A. Waktu : Maret s.d. November 2017 B. Tempat : 32 Provinsi se-Indonesia C. Pelaksana : BNPT & FKPT

VI. TUJUAN KEGIATAN A. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme di 32 provinsi di Indonesia.

B. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui hubungan antara hukum yang berlaku di masyarakat dengan sikap radikalisme;

2. Mengetahui hubungan antara kesejahteraan di masyarakat dengan sikap radikalisme;

(5)

3. Mengetahui hubungan antara pertahanan keamanan di masyarakat dengan sikap radikalisme;

4. Mengetahui hubungan antara keadilan di masyarakat dengan sikap radikalisme;

5. Mengetahui hubungan antara kebebasan masyarakat dengan sikap radikalisme;

6. Mengetahui hubungan antara Profil Keagamaan dengan sikap radikalisme;

7. Mengetahui hubungan antara Kearifan Lokal dengan sikap radikalisme;

8. Mengetahui pengaruh hukum, kesejahteraan, keadilan, pertahanan keamanan, kebebasan, profil keagamaan, dan kearifan lokal di masyarakat secara bersama-sama terhadap radikalisme.

VII. PELAKSANA KEGIATAN

Penelitian “Survei Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di 32 Provinsi se-Indonesia” akan dilaksanakan oleh Subdit Kewaspadaan Direktorat Pencegahan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Untuk mengimplementasikan secara efektif seluruh penelitian ini, Tim Peneliti dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Tim Pusat yang terdiri dari BNPT dan mitra (The NUSA Institute, Daulat Bangsa, dan Litbang Kemenag RI) dan Tim Daerah yang terdiri dari FKPT masing-masing provinsi.

Tim Pusat terdiri dari:

1. Tim Penyusun Desain, dengan tugas pokok sebagai berikut: a. Merumuskan desain penelitian;

(6)

b. Merumuskan instrumen penelitian.

2. Tim Reviewer, dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Ikut terlibat dalam penyusunan desain dan instrumen penelitian; b. Melakukan pendampingan penelitian di daerah bersama FKPT; c. Memberikan penjelasan umum tentang penelitian kepada tim

peneliti di daerah;

d. Memberikan bimbingan teknis pelaksanaan penelitian di daerah, meliputi:

i. Teknik Pengumpulan data; ii. Teknik input data;

iii. Memastikan bahwa seluruh proses penelitian di daerah berjalan sesuai dengan rancangan kegiatan.

3. Tim Olah Data, dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data kuesioner dari setiap daerah sesuai dengan jadwal yang ditentukan;

b. Melakukan crosschecking terhadap data entry dari tim input data dari daerah;

c. Melakukan analisa data terhadap data entry yang masuk sesuai dengan daerah masing-masing;

d. Mendampingi Tim Penyusun Laporan dalam menyelesaikan Laporan Hasil Penelitian per provinsi.

4. Tim Penyusun Laporan, dengan tugas pokok sebagai berikut: a. Melakukan analisa data terhadap hasil data entry yang masuk; b. Menyelesaikan Laporan Hasil Penelitian secara berkala sesuai

(7)

Adapun Tim Daerah terdiri dari:

1. Kordinator Peneliti, dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Mengkoordinir seluruh proses pelaksanaan penelitian di provinsi masing-masing;

b. Menyiapkan seluruh kebutuhan pelaksanaan penelitian di daerah;

c. Menyiapkan tenaga Pembantu Peneliti sesuai dengan yang dibutuhkan;

d. Mengawasi pelaksanaan penelitian;

e. Melakukan pemilihan desa/kelurahan secara acak.

2. Pembantu Peneliti, dengan tugas pokok sebagai berikut: a. Menyiapkan Surat Tugas untuk Petugas Survei;

b. Menyelesaikan pertanggungjawaban administrasi dan keuangan;

c. Melakukan pemilihan desa/kelurahan secara acak;

d. Mengirimkan seluruh kuesioner yang telah diisi responden dan cost sheet pertanggungjawaban keuangan enumerator kepada Andi Noor Fitrah (Staf Subdit Kewaspadaan/D-1). Alamat: Kantor Badan Nasional Penanggulangan Terorisme /

Komplek Indonesia Peace and Security Center Jl. Anyar Kel. Leuwinutug Kec. Citeureup. Sentul – Bogor (CP: 081213340158).

3. Leader Enumerator, dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Mengkoordinir 5 (lima) orang enumerator untuk melakukan wawancara terhadap responden;

b. Melakukan coaching terhadap enumerator sebelum melakukan wawancara;

(8)

d. Melaporkan/menyerahkan kuesioner hasil wawancara kepada koordinator peneliti di FKPT;

e. Mengumpulkan dan menyerahkan cost sheet pertanggungjawaban keuangan enumerator.

4. Petugas Survei/ Enumerator, dengan tugas pokok sebagai berikut: a. Melakukan pengacakan atas data KK dan keluarga di suatu

desa/kelurahan untuk menentukan responden;

b. Melakukan wawancara/pengumpulan data dengan acuan kuesioner responden;

c. Menyerahkan kuesioner yang sudah diisi kepada Koordinator Peneliti selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah pengumpulan data.

5. Petugas Input Data, dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Menghimpun dan memasukkan data dengan format yang telah ditentukan;

b. Mengirimkan hasil input data ke Tim Pusat melalui email: penelitian.fkpt@gmail.com;

c. Pelaksanaan input data dilakukan selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak menerima kuesioner dari Koordinator peneliti.

6. Tim Validasi Responden, dengan tugas pokok sebagai berikut: a. Melakukan pengecekan ulang terhadap responden di beberapa

lokasi;

b. Melaporkan hasil validasi responden kepada Koordinator Peneliti di daerah dan Tim Pusat.

(9)

VIII. DESAIN PENELITIAN

A. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Permasalahan utama dari penelitian ini (the main research question) adalah bagaimana daya tangkal masyarakat Indonesia terhadap radikalisme? Permasalahan utama ini akan di-breakdown ke beberapa permasalahan turunan (the minor research questions) untuk mensistematisasi uraian penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antara hukum yang berlaku di masyarakat dengan sikap radikalisme?

2. Bagaimana hubungan antara kesejahteraan di masyarakat dengan sikap radikalisme?

3. Bagaimana hubungan antara pertahanan keamanan di masyarakat dengan sikap radikalisme?

4. Bagaimana hubungan antara keadilan di masyarakat dengan sikap radikalisme?

5. Bagaimana hubungan antara kebebasan masyarakat dengan sikap radikalisme?

6. Bagaimana hubungan antara Profil Keagamaan dengan sikap radikalisme?

7. Bagaimana hubungan antara Kearifan Lokal dengan sikap radikalisme?

8. Bagaimana pengaruh hukum, kesejahteraan, keadilan, pertahanan

keamanan, kebebasan, profil keagamaan, dan kearifan lokal di masyarakat secara bersama-sama terhadap radikalisme?

B. HIPOTESIS

Berdasarkan pemetaan teori yang cukup komprehensif mengenai terorisme dan daya tangkal masyarakat maka disusunlah beberapa hipotesa yang akan dibuktikan dalam penelitian ini. Daya

(10)

tangkal masyarakat berdasarkan kerangka konseptual tujuh (7) dimensi, diantaranya yaitu hukum (law), kesejahteraan (welfare), pertahanan dan keamanan (defence and security), keadilan (justice), profil keagamaan, kearifan lokal (local Wisdom) serta kebebasan (freedom of the people). Radikalisme meliputi dua elemen yang saling berhubungan erat, yaitu aksi (tingkah laku) dan sikap (tujuan). Oleh karena itu, kemudian peneliti menyusun beberapa hipotesis yang akan diuji secara empiris dilapangan sebagai berikut:

Hipotesis 1 : Terdapat hubungan antara hukum yang berlaku di masyarakat dengan sikap radikalisme.

Hipotesis 2 : Terdapat hubungan antara kesejahteraan di masyarakat dengan sikap radikalisme.

Hipotesis 3 : Terdapat hubungan antara pertahanan keamanan di masyarakat dengan sikap radikalisme.

Hipotesis 4 : Terdapat hubungan antara keadilan di masyarakat dengan sikap radikalisme.

Hipotesis 5 : Terdapat hubungan antara kebebasan masyarakat dengan sikap radikalisme.

Hipotesis 6 : Terdapat hubungan antara profil keagamaan masyarakat dengan aksi radikalisme.

Hipotesis 7 : Terdapat hubungan antara kearifan lokal di masyarakat dengan aksi radikalisme.

(11)

Hipotesis 8 : Terdapat pengaruh hukum, kesejahteraan, keadilan, pertahanan keamanan, kebebasan, profil keagamaan, dan kearifan lokal di masyarakat secara bersama-sama terhadap radikalisme.

C. VARIABEL PENELITIAN

Pada penelitian ini terdapat dua variabel utama yang akan diuji secara empiris yaitu daya tangkal dan radikalisme. Daya tangkal terdiri dari tujuh variabel bebas yaitu: hukum, kesejahteraan, keadilan, pertahanan dan keamanan, kebebasan, profil keagamaan dan kearifan lokal. Radikalisme merupakan dependent atau variabel terikat yang terdiri dari dimensi pemahaman radikal, sikap radikal dan tindakan radikal.

D. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai alat wawancara yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dan variabel Daya Tangkal 1. Hukum (X1) 2. Kesejahteraan(X2) 3. Pertahanan keamanan(X3) 4. Keadilan(X4) 5. Kebebasan(X5) 6. Profil Keagamaan(X6) 7. Kearifan Lokal(X7) Radikalisme (Y) 1. Pemahaman 2. Sikap 3. Tindakan 4.

(12)

bebas serta melakukan pengujian hipotesis (Singarimbun, 1995:3). Wawancara menggunakan teknik wawancara dengan panduan instrumen penelitian berupa kuesioner.

2. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan anggota dari subjek penelitian yang memiliki kesamaan karakteristik (Nurgiyantoro & Marzuki, 1995). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh provinsi yang ada di Indonesia yang telah memiliki Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) sebanyak 32 provinsi. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan random sample dengan cara multi stage sampling (beberapa tahap penentuan unit sampel). Dalam penelitian ini pemilihan sampel dilakukan dengan prinsip multistage sample dengan mengidentifikasi 32 provinsi yang ada di tanah air. Selanjutnya, peneliti memilih secara acak kotamadya/kabupaten pada setiap provinsi. Selanjutnya, peneliti memilih kecamatan dalam kotamadya/kabupaten. Selanjutnya, peneliti memilih kecamatan dalam kotamadya/kabupaten tersebut. Selanjutnya, peneliti memilih kelurahan dalam kecamatan tersebut, kelurahan hingga ke tingkat Rukun Tetangga (RT); lalu memilih individu yang dijadikan sebagai responden. Responden terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang sama. Penelitian ini mengambil obyek tingkat radikalisme terorisme di Indonesia pada tahun 2017 dengan jumlah responden sebanyak 300 orang per-provinsi.

3. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup (closed questionnaire) dengan menggunakan

(13)

Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk instrumen yang memiliki banyak item pertanyaan. Dengan Skala Likert, pendapat individu ditunjukan oleh sejumlah pernyataan yang mengacu pada tema tertentu. Pernyataan itu mengindikasikan persetujuan atau ketidaksetujuan dengan menggunakan lima sampai tujuh respons yang kemudian dibuatkan skornya. (Cramer & Duncan, 2001:55).

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data instrumen yang digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji reliabilitas dan validitas dilakukan terhadap populasi yang memiliki persamaan karakteristik dengan populasi yang akan diteliti. Jumlah sampel didalam uji validitas dan reliabilitas sebanyak

45 orang. Sedangkan lokasi yang digunakan untuk uji ini di Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan Banten.

5. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara:

a. Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel;

b. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara setiap skor indikator dengan total skor konstruk.

(14)

6. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan relliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara:

a. Repeated Measure atau pengukuran ulang

Disini seseorang disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

b. One Shot atau pengukuran sekali saja

Di sini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan, SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Craonbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunnally, 1967). Tampilan output SPSS pada penelitian ini, menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha 82.4% yang menurut Nunnally (1967) bisa dikatakan reliabel.

7. Metode Wawancara

Dalam proses kajian dan evaluasi ini, wawancara dan informasi yang digunakan mengacu pada metode yang terdapat dalam penelitian ilmiah. Untuk memperoleh data dan informasi yang bersumber dari dokumen, wawancara dilakukan melalui riset dokumen/kepustakaan. Sedangkan untuk menggali data dan informasi yang bersumber dari responden/informan, wawancara

(15)

dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara terstruktur (menggunakan pedoman wawancara).

Wawancara dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dengan bantuan enumerator yang sebelumnya telah dilatih. Selain data primer juga melakuan penggalian data sekunder untuk beberapa literatur.

Sumber data dan informasi yang diperlukan dalam kajian ini terdiri dari dua kategori berikut:

a. Dokumen/kepustakaan: misalnya, kliping koran atas kasus-kasus radikalisme dan kekerasan berbasis agama, perundang-undangan, serta peraturan dan kebijakan pemerintah terkait program penanggulangan terorisme dan radikalisme;

b. Responden/informan yang terkait dengan penelitian. Responden penelitian ini adalah representasi masyarakat Indonesia.

8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian ini teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui pengolahan Statistik. Data yang bersumber dari kuesioner akan diolah dan disajikan melalui pengolahan statistik, agar data tersebut mempunyai arti. Caranya, masing-masing masalah penelitian yang terangkum dalam rumusan penelitian perlu dijawab berdasarkan data yang terkumpul. Pengolahan ini memungkinkan peneliti melukiskan dan merangkum atau meringkas hasil penelitian. Teknik ini disebut sebagai statistik deskriptif. Karena penelitian ini tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang akan dijawab. Oleh karena itu, penelitian ini tidak membuat generalisasi sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya untuk memperoleh gambaran umum dari peramasalahan atau tidak berlaku untuk populasi.

(16)

IX. METODE

A. Focus Group Discussion (FGD); B. Survei;

C. Diseminasi Hasil Penelitian di Provinsi; D. Seminar Nasional Hasil Penelitian.

X. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Perencanaan

1. Brainstorming konsep kegiatan;

2. Penyusunan Rencana Garis Besar Kegiatan; 3. FGD tentang Pelaksanaan Kegiatan;

4. Rakernas FKPT untuk Sosialisasi Kegiatan kepada 32 FKPT Provinsi;

5. Penyusunan Rencana Kegiatan setiap Provinsi; 6. Koordinasi dengan pihak terkait;

7. Persiapan administrasi dan anggaran.

B. Pelaksanaan di 32 Provinsi selama 4 hari untuk setiap Provinsi: 1. Hari Pertama, antara lain:

a. Kedatangan Tim Pusat;

b. Melakukan koordinasi dengan FKPT. 2. Hari Kedua, antara lain:

a. Melakukan briefing/coaching kepada Tim Daerah (Koordinator Peneliti, Pembantu Peneliti, Input Data, leader enumerator);

b. Menyerahkan Kuesioner kepada Leader enumerator untuk selanjutnya diserahkan kepada enumerator.

3. Hari ketiga, antara lain: a. Pelatihan input data;

(17)

b. Leader enumerator Melakukan penyebaran kuesioner atau pengumpulan data melalui enumerator.

4. Hari Keempat: Kepulangan.

C. Pengakhiran 1. Evaluasi;

2. Pengolahan Data;

3. Penyusunan Laporan 32 laporan hasil penelitian Provinsi dan 1 laporan hasil penelitian Nasional;

4. Diseminasi di 32 Provinsi se-Indonesia melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme.

D. Seminar Nasional Hasil Penelitian.

XI. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan survei ini adalah masyarakat Indonesia di setiap provinsi dengan mengacu pada metode penelitian dan teknik sampling yang digunakan, yaitu Multistage Random Sampling.

XII. HASIL YANG INGIN DICAPAI (OUTPUT DAN OUTCOME) A. Output

1. Terlaksananya kegiatan Survei nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme di- 32 Provinsi se-Indonesia; 2. Tergambarnya situasi secara faktual mengenai daya tangkal

masyarakat terhadap radikalisme;

3. Tersusunnya sebuah laporan yang berbasis pada metodelogi ilmiah;

(18)

4. Memberikan masukan bagi pengembangan teori dan konsep radikalisme dan terorisme sehingga dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian-penelitian lanjutan;

5. Terhimpunnya saran dan masukan bagi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan segenap pihak terkait lainnya untuk menyusun program kegiatan yang terencana, tepat sasaran, efektif, dan terukur;

6. Terpublikasikannya hasil penelitian Survei Nasional Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme.

B. Outcome

1. Tersedianya gambaran dan data mengenai situasi masyarakat Indonesia di 32 Provinsi mengenai daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme;

2. Meningkatkan pemahaman secara utuh dan akurat tentang akar persoalan radikalisme di Indonesia dan rumusan-rumusan pokok mengenai tantangan (challenge), hambatan (restriction) dan kebutuhan (need) dalam implementasi program kegiatan kontraradikalisme di Indonesia;

3. Menemukan metode dan pendekatan yang tepat dalam mewaspadai radikalisme di kalangan masyarakat;

4. Memberikan rekomendasi dan acuan bagi Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) dan segenap pihak terkait lainnya dalam mengkreasi program kegiatan yang tepat sasaran, efektif, dan terukur;

5. Tersusunnya wacana kebijakan dan strategi pencegahan terorisme yang lebih efektif;

6. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam rangka sinergi pencegahan terorisme.

(19)

XIII. DAFTAR PERSONEL (Terlampir)

XIV. DAFTAR REVIEWER (Terlampir)

XV. KALENDER KEGIATAN (Terlampir)

XVI. KUESIONER/REKOMENDASI (Terlampir)

XVII. KUESIONER/INSTRUMEN PENELITIAN (Terlampir)

XVIII. PENUTUP

Demikian rencana garis besar kegiatan ini dibuat sebagai acuan kegiatan Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bidang Kajian dan Penelitian T.A. 2017. Hal-hal yang belum tercantum, akan disesuaikan kemudian sesuai kebutuhan. Apabila terdapat kekeliruan, akan diperbaiki seperlunya.

Bogor, Maret 2017 a.n. Ka. Satgas Pencegahan Direktur Pencegahan

Referensi

Dokumen terkait

DYAN FAJAR CHRISTIANTI. Analisis Asupan Zat Gizi dan Status Gizi pada Remaja Putri yang Sudah dan Belum Menstruasi di Bogor. Dibimbing oleh ALI KHOMSAN. Penelitian

Hasil uji t didapat bahwa secara parsial variabel pendapatan konsumen kopi Robusta berpengaruh signifikan terhadap permintaan kopi Robusta di pasar inpres,

0,000 < 0,05, maka hipotesis kelima (H4) terbukti kebenarannya, artinya ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara komitmen organisasi, motivasi kerja,

Hasil ini memberikan bukti empiris bahwa untuk periode tahun 2010 sampai 2013 bahwa semakin tinggi pengungkapan Islamic social reporting pada 8 bank umum syariah

Sabut Kelapa, Kopra, Gula Jawa, Desiccated Coconut, Minyak Kelapa, Arang Granular,dll.. Jln Palagan Tentara Pelajar Km 7-Tegalsari 4, Sariharjo, Ngaglik-Sleman, Jogjakarta

Sehingga menurut Snouck, dalam bidang agama Pemerintah Hindia Belanda hendaknya memberikan kebebasan kepada umat Islam Indonesia untuk menjalankan Agamanya sepanjang

Eksperimen mengenai kekuatan pelet maupun briket bijih besi berbinder organik dan inorganik telah banyak dilakukan, namun pengaruh binder terhadap sifat metalurgis

Pembentukan objektif tingkah laku sebagai tujuan pendidikan bukan semata-mata untuk guru melakukan sesuatu aktiviti tetapi untuk membawa perubahan yang signifikan dalam.. pola