• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH (PUSFATJA) Revisi: Januari 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH (PUSFATJA) Revisi: Januari 2013"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

_

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

(PUSFATJA)

Revisi: Januari 2013

(2)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulilah, revisi rencana strategis (Renstra) Pusat Pemanfaatan Penginderan Jauh telah selesai dilakukan. Revisi Renstra Pusat Pemanfaatan Penginderan Jauh dilakukan semata-mata untuk menyesuaikan dengan terjadinya perubahan lingkungan strategis akhir-akhir ini. Sebagai dokumen perencanaan, maka dokumen renstra perlu senantiasa direview dan disesuaikan dengan terjadinya perubahan-perubahan baik internal maupun eksternal. Revisi kali ini dilakukan terutama menyesuaikan tugas Pusfatja sesuai peraturan Kepala LAPAN no 2 Tahun 2011 dan amanat Rencana Undang Undang Keantariksaan.

Dengan telah selesainya revisi ini, diharapkan pelaksanaan kegiatan di Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh lebih sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam rangka menjawab berbagai permasalahan terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam, pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana. Dengan demikian keberadaan Pusat Pemanfatan Penginderaan Jauh akan memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional demi tercapai kesejahteraan rakyat.

Jakarta, Januari 2013 Kepala Pusat

Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Ir. Agus Hidayat, M.Sc NIP. 19580820 198603 1 005

(3)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013 | iii DAFTAR ISI Hal. BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Kondisi Umum 1 1.1.1. Dasar Kebijakan 5

1.1.2. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi 5 1.1.3. Aspirasi Stakeholder terhadap PUSFATJA 7

1.2. Potensi dan Permasalahan 8

1.2.1. Potensi 8

1.2.2. Permasalahan 9

1.3. Analisis Lingkungan Strategis 9

BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN 11

2.1. Visi 11

2.2. Misi 11

2.3. Tujuan 11

2.4. Sasaran Strategis 12

2.5. Kaitan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama 12

BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 14

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi LAPAN 14

3.1.1. Arah Kebijakan LAPAN 14

3.1.2. Strategi LAPAN 15

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi PUSFATJA 20

3.2.1. Arah Kebijakan PUSFATJA 20

3.2.2. Strategi PUSFATJA 20

3.3. Sasaran Tahunan PUSFATJA 25

BAB IV. PENUTUP 28

LAMPIRAN 29

(4)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 1

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum

Kewenangan dalam bidang penginderaan jauh untuk pembangunan nasional telah diamanatkan kepada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) seperti yang tertuang dalam pasal 48 Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 103 tahun 2001. Kewenangan tersebut kemudian diuraikan dalam Peraturan Kepala LAPAN Nomor 02 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, dimana Kepala LAPAN dibantu oleh Deputi Bidang Penginderaan Jauh berwenang dalam merumuskan dan melaksananakan kebijakan di bidang penginderaan jauh. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kedua (2010-214) maka kewenangan di bidang penginderaan jauh tersebut diharapkan mengarah kepada pengembangan kemampuan iptek penginderaan jauh serta meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang penginderaan jauh.

Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA) sebagai salah satu unit kerja teknis eselon II di LAPAN mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh. Sebagai acuan dalam pelaksaan tugas/fungsi diperlukan adanya dokumen yang merumuskan perencanaan periode 5 (lima) tahun ke depan. Dokumen tersebut dinamakan Rencana Strategis (Renstra).

Renstra disusun sebagai dokumen perencanaan strategis yang menetapkan dan menerjemahkan visi dan misi menjadi tujuan dan sasaran strategis sebagai target yang terukur dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Renstra disusun berdasarkan kebutuhan dan kondisi lingkungan strategis internal-eksternal dan disesuaikan dengan potensi kekuatan dan kemampuan institusi dalam merealisasikan target dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, sehingga capaian kinerja dapat diukur dengan baik.

Renstra 2010-2014 sudah selesai disusun pada akhir tahun 2009. Namun pada perjalanannya terjadi perubahan struktur organisasi (reorganisasi) LAPAN pada bulan Maret 2011 dan adanya revisi Renstra LAPAN pada Bulan Oktober 2012. Reorganisasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan LAPAN. Di lingkungan Deputi Bidang Penginderaan Penginderaan Jauh terjadi perubahan-perubahan tugas dan fungsi, mulai dari unit kerja eselon II

(5)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 2

sampai eselon IV. Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh (PUSBANGJA) yang merupakan salah satu unit kerja eselon II pada struktur organisasi LAPAN yang lama, pada struktur organisasi LAPAN yang baru berubah menjadi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA). Perubahan tersebut diikuti dengan perubahan tugas dan fungsinya serta struktur organisasi unit kerja di bawahnya. PUSFATJA memiliki satu kegiatan, yaitu Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan adanya revisi Renstra PUSBANGJA 2010-2014 menjadi Ranstra PUSFATJA 2010-2014 yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi PUSFATJA. Revisi tersebut sudah dilakukan pada tahun 2011. Pada tahun 2012 dilakukan revisi yang kedua sehubungan dengan adanya perubahan Renstra LAPAN 2010-2014. Perubahan tersebut meliputi visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis LAPAN.

Penyempurnaan Renstra PUSFATJA 2010-2014 dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal, seperti: a). Kondisi terakhir yang telah dicapai dari pelaksanaan Renstra PUSBANGJA 2005-2009; b). Reorganisasi LAPAN; c). Revisi Renstra LAPAN; dan d). Dinamika internal dan eksternal yang terjadi pada periode tahun 2010-2012. Renstra PUSFATJA menggambarkan semangat untuk mengintegrasikan fungsi Deputi Bidang Penginderaan Jauh dengan upaya mensinergikan semua potensi unit kerja terkait sehingga peran PUSFATJA akan semakin nyata dalam mendukung pembangunan nasional berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Pada akhirnya diharapkan PUSFATJA akan menjadi pusat unggulan pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam (SDA), lingkungan, dan mitigasi bencana dalam rangka pembangunan nasional berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Beberapa catatan penting dari hasil evaluasi kinerja yang telah dicapai dalam periode sebelumnya antara lain adalah:

 Dalam periode 2005-2009 telah dilakukan berbagai upaya pengembangan penginderaan jauh, baik dalam hal pengembangan dan penguasaan teknologi maupun dalam hal pemanfaatannya. Pengembangan teknologi penginderaan jauh ditujukan untuk meningkatkan penguasaan teknologi penginderaan jauh, antara lain adalah: penguasaan teknologi sensor; akuisisi dan sistem stasiun bumi; pengembangan peranti lunak open sources untuk pengolah data; ekstraksi informasi dari data satelit sensor multispektral dan sensor Sinthetyc Aperture

(6)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 3 Radar (SAR) dan data hyperspectral; dan pengolahan Digital Elevation Model (DEM).

 Selama kurun waktu 2005-2009, telah banyak disampaikan hasil kegiatan penelitian, pengembangan model, dan pengembangan pemanfaatan data satelit penginderaan jauh kepada pengguna dan masyarakat luas untuk keperluan berbagai sektor pembangunan nasional. Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk kepentingan berbagai pengguna meliputi antara lain: a). inventarisasi dan pemantauan perubahan penutup lahan; b). inventarisasi sumber daya lahan hutan, perkebunan, pertanian dan pesisir; c) tata ruang (pengembangan wilayah, pelabuhan dan evaluasi patok Hak Guna Usaha perkebunan, basis data pokok distrik), d). lingkungan (pemantauan perubahan Daerah Aliran Sungai (DAS)), e). informasi spasial untuk evakuasi bencana meliputi 21 wilayah pesisir rawan tsunami), dan f). pemetaan (updating) peta lokasi strategis Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan g) pemantauan cuaca dan mitigasi bencana (seperti: kebakaran hutan, banjir, kekeringan, dan kenaikan muka air laut).

 Pada periode tahun 2005-2009 telah banyak memberikan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) pemanfaatan data satelit penginderaan jauh kepada pengguna di berbagai sektor, baik di tingkat instansi pusat maupun di daerah. Bimtek yang telah dilakukan antara lain adalah bimtek pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan (Pemerintah Daerah dan Badan Pemeriksa Keuangan), untuk sensus penduduk dan ekonomi (Biro Pusat Statistik), dan untuk pemantauan kondisi hutan dan inventarisasi potensi hutan (Kementerian Kehutanan).

Hasil capaian kinerja PUSBANGJA dalam periode tahun 2005-2009 meliputi tiga aspek kegiatan, yaitu: a). Litbang Teknologi Penginderaan Jauh, b) Litbang Pemanfatan Data Penginderaan Jauh, dan c). Produksi dan Diseminasi Data dan Informasi berbasis penginderaan Jauh. Masing-masing aspek kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

(7)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 4

1. Capaian Litbang Teknologi Penginderaan Jauh

 Penguasaan teknologi sistem akuisisi data satelit penginderaan jauh (ruas bumi): rancang-bangun integrasi sistem stasiun bumi untuk akuisisi data satelit lingkungan (satelit Terra-Aqua dan MTSAT) dan persiapan awal sistem akuisisi data satelit lingkungan yang akan diorbitkan berikutnya (NASA's NPOESS Preparatory Project - NPP).

 Penguasaan teknologi sistem sensor penginderaan jauh (ruas angkasa): penyusunan dokumen teknis format data, ekstraksi data handling, dan penyusunan dokumen disain dan rekomendasi teknis pengembangan sistem sensor penginderaan jauh untuk satelit LAPAN generasi berikutnya.

 Penguasaan teknologi pengolahan data satelit penginderaan jauh: perekayasaan peranti lunak (software) pengolah data dan citra satelit penginderaan jauh opensource berbahasa Indonesia.

 Penguasaan teknologi untuk pengembangan sarana pendukung operasional: rancang-bangun otomatisasi sistem pengolahan data MODIS (satelit Terra dan Aqua) untuk meningkatkan performansi operasional delivery near real time data/informasi.

2. Capaian Litbang Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh

 Pengembangan model aplikasi penginderaan jauh untuk ketahanan pangan, seperti pemantauan tanaman padi dan operasional pembuatan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI).

 Pengembangan model aplikasi penginderaan jauh untuk lingkungan dan mitigasi bencana alam sehingga menghasilkan informasi lebih akurat dengan proses pengolahan yang lebih cepat.

3. Capaian Produksi dan Diseminasi Data/Informasi Data Penginderaan Jauh  Data satelit: Kontinuitas akuisisi dan produksi data satelit lingkungan (NOAA,

MTSAT, Fengyun-1, dan MODIS)

 Tata ruang: Kontinyuitas produksi dan diseminasi informasi spasial tutupan lahan (skala 1:50.000 dan 1:100.000), seperti di wilayah provinsi/kabupatan,

(8)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 5

daerah perbatasan, Daerah Aliran Sungai (DAS), pulau-pulau kecil terluar, dan informasi spasial tutupan lahan untuk pengguna strategis.

 Ketahanan pangan: Kontinyuitas produksi dan diseminasi informasi ZPPI, Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV), dan informasi hasil prediksi rawan kering/banjir di lahan sawah di Pulau Jawa dan Bali yang dikirimkan kepada pengguna/instansi terkait.

 Mitigasi bencana: Kontinuitas produksi dan desiminasi informasi harian hasil pemantauan liputan awan, informasi curah hujan dan siklon tropis bulanan, informasi prediksi curah hujan dan anomali curah hujan bulanan, informasi daerah potensi banjir, dan informasi hasil quick response terhadap bencana banjir, longsor, dan gempa bumi di berbagai tempat di wilayah Indonesia; dan informasi hotspot dan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK).

 Kerjasama: PUSBANGJA telah membangun network dan kerjasama internasional dengan Remote Sensing Agency dan institusi lain yang terkait dengan pengembangan pemanfaatan dan teknologi penginderaan jauh.

1.1.1. Dasar Kebijakan

Penyusunan dokumen Renstra PUSFATJA 2010-2014 ini berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 dan perubahannya sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 9 tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2005; dan Peraturan Kepala LAPAN No. 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

1.1.2. Struktur Organisasi, Tugas, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN No. 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, PUSFATJA membawahi Bidang Sumber Daya Wilayah Darat; Bidang Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut; Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana; Bidang

(9)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 6

Produksi Informasi; Subbagian Tata Usaha; dan Kelompok Jabatan Fungsional.

PUSFATJA mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh. Dalam melaksanakan tugas tersebut PUSFATJA menyelenggarakan fungsi:

a. penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumber daya wilayah darat;

b. penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumber daya wilayah pesisir dan laut;

c. penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana alam;

d. penelitian dan pengembangan nilai tambah data dan standar produksi informasi; dan

e. pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

Gambar 1.1. Struktur Organisasi PUSFATJA

Masing-masing unit kerja di lingkungan PUSFATJA mempunyai tugas sebagai berikut:

 Bidang Sumber Daya Wilayah Darat mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah darat, serta penyiapan bahan pelaksanaan kerjasama teknis di bidangnya.

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

Bidang Sumber Daya

Wilayah Darat Wilayah Pesisir dan Laut Bidang Sumber Daya

Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana

Bidang Produksi Informasi

Kelompok Jabatan Fungsional

Subbagian Tata Usaha

(10)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 7

 Bidang Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah pesisir dan laut, serta penyiapan bahan pelaksanaan kerjasama teknis di bidangnya.

 Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana alam, serta penyiapan bahan pelaksanaan kerjasama teknis di bidangnya.

 Bidang Produksi Informasi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan nilai tambah data dan standar produksi informasi, serta penyiapan bahan pelaksanaan kerjasama teknis di bidangnya.  Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan keuangan,

kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian Tata Usaha secara teknis fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan secara administratif dikoordinasikan oleh Kepala Bidang Produksi Informasi.

1.1.3. Aspirasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder) terhadap PUSFATJA

Dari pengalaman pelaksanaan Renstra PUSBANGJA 2005-2009 dan interaksi dengan berbagai pihak melalui seminar, kerjasama litbang, MOU, atau Tim Kerja Nasional dalam periode tahun 2010-2012, secara garis besar dapat diidentifikasi beberapa harapan berbagai pemangku kepentingan terhadap PUSFATJA, yaitu antara lain adalah:

a. Ketersediaan informasi spasial berbasis data satelit penginderaan jauh yang merupakan kebutuhan pengguna di berbagai sektor;

b. Ketersediaan model pemanfaatan penginderaan jauh untuk kebutuhan pengguna di berbagai sektor;

(11)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 8

d. Pengembangan format diseminasi informasi spasial berbasis data satelit penginderaan jauh;

e. Peningkatan akurasi informasi spasial berbasis data satelit penginderaan jauh; f. Peningkatan kerjasama teknis pemanfaatan data penginderaan jauh, baik

lembaga dalam negeri maupun lembaga luar negeri;

g. Peningkatan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan penginderaan jauh. 1.2. Potensi dan Permasalahan

1.2.1. Potensi

PUSFATJA saat ini memiliki 104 orang pegawai yang tersebar di 4 (empat) Bidang Teknis (esselon III) dan 1 (satu) unit kerja esselon IV Tata Usaha. Dalam melaksanakan program dan kegiatannya, PUSFATJA memanfaatkan sumber daya manusia yang tersedia dengan tingkat pendidikan pegawai adalah 7 orang S-3, 28 orang S-2, 36 orang S-1, 33 orang D3 dan lainnya. Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahliannya, 40 orang meniti karir dalam jabatan fungsional peneliti dan 9 orang perekayasa. Di antara para peneliti tersebut tercatat 1 orang dengan kualifikasi Ahli Peneliti Utama dan 3 orang Peneliti Utama.

Dalam konteks pemanfaatan data penginderaan jauh terdapat 4 (empat) bidang kompetensi yang dikembangkan dan dimantapkan di PUSFATJA, yang juga merupakan fungsi PUSFATJA, yaitu:

a) Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumberdaya wilayah darat

b) Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumberdaya wilayah pesisir dan laut c) Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi

bencana alam

d) Pengembangan nilai tambah dan standar produksi informasi berbasis penginderaan jauh

Sebagai satuan kerja penelitian dan pengembangan, PUSFATJA juga mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi, lembaga pemerintah, swasta, dan lembaga-lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri, diantaranya: UI, IPB, ITB, UGM, ITS, Pemda, Bakosurtanal, BPPT, KKP, Bakorkamla, BNPB, KLH, Kemenhut, UNOOSA, JAXA, RESTEC, DLR,

(12)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 9

ITC, AIT. Tujuan jaringan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kompetensi PUSFATJA serta mendistribusikan produk litbang PUSFATJA.

Salah satu upaya untuk mewujudkan visi sebagai pusat unggulan dalam pemanfaatan data penginderaan jauh, maka PUSFATJA membangun fasilitas Pusat Pemantauan Bumi yang telah mulai dilaksanakan pada tahun 2011 dan diharapkan akan beroperasi pada tahun 2014. Pusat Pemantauan Bumi tersebut berupa sistem terpadu yang terdiri dari sistem informasi mitigasi bencana alam (SIMBA) dan sistem informasi sumber daya alam dan lingkungan (SISDAL).

1.2.2. Permasalahan

Keterbatasan fasilitas dan teknologi terutama dalam pelaksanaan survei lapangan dimana peralatan dan instrumentasi yang digunakan tidak tersedia. Pada akhirnya survei lapangan lebih ditekankan pada tujuan validasi hasil klasifikasi menggunakan GPS, kamera, dan citra daripada analisis pengukuran menggunakan instrumentasi yang sesuai. Kondisi ini mengakibatkan ketergantungan para peneliti kepada lembaga yang memiliki instrumen yang terkait, dan tidak semua jenis penelitian dapat dilaksanakan.

Sampai saat ini di PUSFATJA belum ada standarisasi, baik metode pemanfaatan data satelit penginderaan jauh maupun produk informasi berbasis data penginderaan jauh. Kebutuhan adanya standarisasi tidak hanya untuk kepentingan internal, tetapi juga dibutuhkan oleh para pengguna yang mengharapkan adanya produk-produk informasi yang standar, baik dari aspek substansi maupun aspek pengemasannya (seperti: lay out dan visualisasi informasi spasial). Sejalan dengan upaya mewujudkan visi sebagai pusat unggulan dalam pemanfaatan data penginderaan jauh, maka standarisasi perlu mendapat perhatian yang serius.

Rekruitmen SDM yang terjadi pada kurun waktu 10 tahun ini kurang optimal karena adanya kebijakan zero growth yang dapat mengakibatkan kesenjangan kapasitas dan kualitas kompetensi. Perlu peningkatan pembinaan SDM yang berjenjang untuk mengatasi permasalahan tersebut.

1.3. Analisis Lingkungan Strategis a. Kekuatan

(13)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 10

 Tersedianya SDM yang memiliki kompetensi di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

 Dikuasainya metodologi pemanfaatan data penginderaan jauh

 Terbinanya kerjasama teknis dengan berbagai institusi dalam dan luar negeri untuk pengembangan kemampuan pemanfaatan penginderaan jauh.

 Rencana Undang Undang (RUU) Keantariksaan yang akan segera disahkan

b. Kelemahan

 Kurang sempurnanya sistem manajemen (archive, update, retrieve) informasi spasial yang berbasis data penginderaan jauh.

 Belum standarnya pengolahan data/informasi.

 Kurangnya sosialisasi hasil litbang pemanfaatan penginderaan jauh.  Fasilitas dan kapasitas peralatan penelitian masih terbatas.

c. Peluang

 Tingginya kebutuhan pengguna di berbagai sektor pembangunan yang terkait dengan pemanfaatan informasi berbasis data penginderaan jauh.

 Pesatnya perkembangan teknologi yang mendukung pemanfaatan data penginderaan jauh.

 Tersedianya data penginderaan jauh multimisi secara berkelanjutan.

 Kerjasama internasional memungkinkan untuk alih teknologi sehingga memberi peluang peningkatan kemampuan dalam pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh.

d. Tantangan

 Pengembangan dan penguasaan teknologi dirgantara belum dijadikan prioritas nasional sehingga program pengembangan dan penguasaan teknologi dirgantara masih tertinggal dengan kemajuan yang dicapai negara tetangga;  Adanya kompetitor dengan produk informasi yang sama;

(14)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 11

 Gencarnya inisiatif negara maju dengan tawaran paket teknologi penginderaan jauh (yang tidak mendukung program kemandirian teknologi penginderaan jauh dan pemanfaatannya).

(15)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 12

BAB II.

VISI, MISI, DAN TUJUAN 2.1. Visi

Menjadi pusat unggulan pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam, lingkungan, dan mitigasi bencana.

2.2. Misi

Guna mengaktualisasikan visi tersebut, Pusfatja mengemban beberapa misi yaitu:  Menyelenggarakan kajian kebijakan di Bidang Penginderaan Jauh untuk

mendukung RUU Keantariksaan

 Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh, yang terdiri dari

 Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya darat, pesisir, dan laut.

 Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana.

 Mengembangkan kemampuan produksi informasi berbasis penginderaan jauh.

 Mengembangkan kerjasama dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

2.3. Tujuan Strategis

 Menyelenggarakan kajian kebijakan di Bidang Penginderaan Jauh untuk mendukung RUU Keantariksaan

 Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh, yang terdiri dari

 Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya wilayah darat

 Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya wilayah pesisir, dan laut.  Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan jauh

(16)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 13

 Mengembangkan kemampuan produksi informasi berbasis penginderaan jauh.

 Meningkatkan kerjasama dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

2.4. Sasaran Strategis

Adapun sasaran strategis yang ingin di capai adalah sebagai berikut.

 Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

 Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh, yang terdiri dari

 Penguatan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah pesisir dan laut.

 Penguatan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk lingkungan dan mitigasi bencana.

 Penguatan model standar nilai tambah data dan standar produksi informasi berbasis data penginderaan jauh.

 Penguatan pengembangan sistem pemantauan bumi

 Meningkatnya kerjasama teknis dan pendayagunaan hasil litbang pemanfaatan penginderaan jauh.

 Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

 Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

2.5. Kaitan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama

Antara tujuan, sasaran strategis, dan indikator kinerja utama harus ada kaitan yang jelas dan terarah. Kaitan ketiga komponen tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

(17)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 14

Tujuan Strategis Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah darat.

 Tersedianya model standar pemanfaatan data

penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah darat.

Jumlah dokumen teknis penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah darat

Mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah laut dan pesisir.

 Tersedianya model standar pemanfaatan data

penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah pesisir dan laut.

 Jumlah dokumen teknis penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah pesisir dan laut Mengembangkan model

standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk lingkungan dan mitigasi bencana.

 Tersedianya model standar pemanfaatan data

penginderaan jauh untuk lingkungan dan mitigasi bencana.

 Jumlah dokumen teknis penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana  Mengembangkan model

standar nilai tambah data, standar produksi informasi berbasis data penginderaan jauh dan sistem diseminasi informasi.

 Tersedianya model standar nilai tambah data dan standar produksi informasi berbasis data

penginderaan jauh.  Tersedianya sistem

diseminasi informasi.

 Jumlah dokumen teknis perekayasaan dan pengembangan nilai tambah data dan standar produksi informasi berbasis penginderaan jauh

 Jumlah sistem diseminasi informasi

Meningkatkan kerjasama teknis dan pendayagunaan hasil litbang pemanfaatan penginderaan jauh

Meningkatnya kerjasama teknis dan pendayagunaan hasil litbang pemanfaatan penginderaan jauh

 Jumlah kerjasama teknis

pemanfaatan penginderaan jauh (nasional dan internasional)

(18)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 15

BAB III.

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi LAPAN

3.1.1. Arah Kebijakan LAPAN

Arah kebijakan pengembangan kedirgantaraan LAPAN pada hakekatnya adalah untuk penguasaan, pengembangan, dan penerapan iptek kedirgantaraan menuju kemandirian dan peningkatan daya saing nasional di bidang kedirgantaraan. Pembangunan kedirgantaraan LAPAN tidak terlepas dari pengembangan kelembagaan iptek, sumber daya iptek, jaringan iptek, kreativitas dan produktivitas litbang, dan pendayagunaan iptek. Pengembangan kedirgantaraan LAPAN pada periode 2010-2014 diarahkan pada:

1. Penguatan kemampuan penguasaan iptek, khususnya iptek dirgantara bagi peningkatan kemandirian dan daya saing nasional sehingga iptek dirgantara dapat dijadikan sebagai penggerak untuk kemajuan pembangunan nasional; 2. Menuju kemandirian dalam memberikan dukungan bagi peningkatan

kemampuan alutsista nasional dan industri strategis pertahanan nasional untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Pengembangan kemampuan rancang bangun sistem satelit untuk mendukung kemandirian dalam pemantauan (surveillance) wilayah Indonesia dan penginderaan jauh;

4. Peningkatan kapasitas mitigasi melalui pengembangan dan penguatan sistem informasi peringatan dini (SIMBA -Sistem Informasi dan Mitigasi Bencana- dan SISDAL -Sistem Informasi Inventarisasi Sumber Daya Alam-), sistem informasi gangguan ionosfir bagi komunikasi, posisi lokasi dan navigasi serta orbit satelit; 5. Kesinambungan (kontinuitas) dan peningkatan kontribusi LAPAN dalam

penyediaan informasi spasial bagi pengelolaan sumber daya alam;

6. Peningkatan spin off teknologi dirgantara untuk mitigasi bencana, pemantauan cuaca, pasang surut, alat pengukur radiasi ultra violet pengukur konsentrasi gas rumah kaca seperti: karbon, SKEA, dan sebagainya;

7. Penguatan kebijakan pembangunan nasional di bidang kedirgantaraam untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pengembangan, penguasaan dan penerapan teknologi dirgantara sehingga dapat melindungi kepentingan nasional dalam hubungan internasional terkait dengan teknologi dirgantara.

(19)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 16

3.1.2. Strategi LAPAN

Strategi LAPAN dalam rangka mengemban misi dan mewujudkan sasaran strategisnya mencakup beberapa hal, yaitu:

a. Penataan Aparatur

Menghadapi perubahan tuntutan aspirasi masyarakat terhadap LAPAN yang semakin besar terutama dalam memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional khususnya tuntutan penguasaan teknologi roket dan satelit untuk pertahanan dan keamanan serta menjaga keutuhan NKRI, tuntutan perubahan sikap dan perilaku birokrasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga pemerintah mendorong sesegera mungkin pelaksanaan reformasi birokrasi bagi lembaga pemerintah dalam periode 2009-2014 sudah tuntas, tuntutan pengelolaan sumber daya (SDM, sarana prasarana litbang, anggaran yang sangat terbatas) secara efektif dan efisien merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya khususnya anggaran yang semakin terbatas.

b. Kelembagaan dan Struktur Organisasi

LAPAN berdasarkan Keppres Kep. Pres 103/2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Kemeterian sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden No.64 Tahun 2005 mempunyai tugas: melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut LAPAN menyelenggarakan fungsi:

1) pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya;

2) koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;

3) pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya;

4) penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

(20)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 17

Struktur organisasi LAPAN saat ini adalah struktur organisasi yang dibangun sebelum tahun 2001 berdasarkan Keppress tahun 2001 yaitu Kep.Pres 103/2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden No.64 Tahun 2005 dan Kep. Pres 110/2001. Selama kurun 9 tahun, struktur tersebut telah mengalami 2 (dua) kali perubahan yaitu terjadi penambahan Sub. Bagian Tata Usaha pada Biro-biro di lingkungan Sekretariat Utama dan penambahan unit kerja baru setingkat eselon II yang merupakan unit kerja yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip Pola Pengelolaan Keuangan secara Badan layanan Umum (BLU) yang disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Aparatur Negara terkait dengan Unit Kerja Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara yang mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan pemanfaatan teknologi dirgantara dan Keputusan Menteri Keuangan pada tahun 2008 terkait dengan status Pusfatekgan dalam Pengelolaan Keuangan dari hasil pelayanan kepada masyarakat dengan status Badan Layanan Umum Penuh.

Saat ini LAPAN sedang melaksanakan persiapan reorganisasi untuk menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada saat ini dan tantangan 5-10 tahun mendatang sehingga LAPAN tetap dapat memberikan kontribusinya bagi berbagai kepentingan pembangunan nasional. Berdasarkan hasil evaluasi organisasi terdapat beberapa hal, yang perlu mendapatkan perhatian LAPAN dalam memfokuskan pelaksanaan tugas dan fungsi dan memisahkan dengan pelaksanaan tugas utama teknis dan tugas pendukung. Persiapan reorganisasi telah dikomunikasikan dengan Kementerian terkait (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara) yang diharapkan awal tahun 2010, reorganisasi setingkat eselon II, baik secara struktur maupun tugas dan fungsi terkait yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dapat terlaksana.

c. Ketatalaksanaan

Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi institusi yang dapat mendorong tercapainya kemandirian dalam penguasaan sains dan teknologi kedirgantaraan

(21)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 18

dan pemanfaatannya dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan, pada periode tahun 2004-2009, tidaklah cukup semata-mata hanya memikirkan hal-hal terkait dengan sain dan teknologi kedirgantaraan saja tapi juga diperlukan perhatian secara menyeluruh baik yang bersifat penguasaan teknologi maupun yang bersifat dukungan administrasi dan manajemen serta pembinaan sumberdaya. Terkait dengan hal tersebut pada periode tahun anggaran 2004-2009, telah dilakukan upaya peningkatan ketatalaksanaan antara lain pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diharapkan tahun 2010 semua SOP yang diperlukan harus sudah dapat ditetapkan dan dioperasionalisasikan sehingga dapat memberikan arahan dan fokus dalam pelaksanaan tugas baik oleh para pelaksanan tugas atau pemangku jabatan fungsional maupun oleh para pejabat structural selaku Pembina/Pengarah, Penanggung jawab dan Penyelia program dan kegiatan. Selain SOP, yang dirasakan sangat diperlukan pada periode tahun anggaran 2009-2016 adalah Pemantapan Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja semua pemangku jabatan serta Pengembangan Sistem Karir yang memberikan kepastian arah dari pembinaan SDM aparatur sehingga memenuhi standar kompetensi yang diperlukan untuk memangku suatu jabatan. Pada tahun 2010, perlu dibangun pedoman atau tatacara “Monitoring dan Evaluasi” Pelaksanaan Program dan Kegiatan oleh unit-unit kerja di lingkungan LAPAN serta mekanisme untuk “Rewards dan Punishment” secara terbuka yang dapat diterima dan dipahami oleh semua unit kerja bahwa unit kerja yang dapat mencapai kinerja dan target yang telah ditetapkan akan mendapatkan rewards dan sebaliknya bagi unit kerja yang tidak mencapai kinerja dan target akan mendapatkan “punishment”.

d. Pembinaan Teknis SDM

Tantangan yang signifikan dalam mencapai target sasaran strategis LAPAN pada periode 2010-2014 dan tahun-tahun berikutnya adalah menyiapkan SDM aparatur secara terpadu dan berkelanjutan. Pengolaan SDM secara bertanggung jawab dilakukan sejak rekruitmen sampai dengan pensiun. Karena itu, diperlukan Buku Biru Pengelolaan SDM aparatur LAPAN yang memberikan arah kebijakan pembinaan, pengembangan dan pengelolaan SDM sehingga pelaksanaan Rekruitmen dilakukan sesuai dengan kebutuhan prioritas fokus program/

(22)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 19

kegiatan LAPAN dan didukung dengan analisis jabatan serta analisis beban kerja. Demikian pula halnya dengan pengembangan kemampuan SDM yang dilakukan melalui berbagai media seperti pendidikan dan pelatihan (diklat) dan seminar-seminar yang pelaksanaannya didasarkan suatu evaluasi kebutuhan berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja yang memberikan kriteria syarat jabatan dan kompetensi minimal yang diperlukan dalam memangku jabatan tersebut. Diklat dimaksud tidak melulu hanya terkait dengan hal-hal yang bersifat teknis seperti diklat teknis, profesional, ataupun pendidikan bergelar tapi juga mencakup diklat “perilaku/kepribadian” dan diklat kecakapan teknis personal seperti komunikasi sehingga pegawai tidak hanya memadai dalam kecakapan teknis tapi juga memadai dalam kecakapan pengendalian diri, menjaga motivasi dan komunikasi.

Selain itu juga telah dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja untuk jabatan struktural dan akan ditindaklanjuti dengan analisis jabatan dan perhitungan beban kerja bagi semua jabatan dan dilakukan pemetaan jabatan sehingga dapat diperoleh gambaran utuh tentang SDM LAPAN dan juga diperoleh peta kompetensi individu. Diharapkan pada tahun 2010-2014, dicapai cetak biru pembangunan SDM aparatur di LAPAN, kode etik SDM, model assessmen center dan sebagainya sehingga pengembangaan SDM aparatur dilakukan berdasarkan kebutuhan.

e. Pembinaan Sistem Nilai Kelembagaan

Sistem nilai kelembagaan merupakan kumpulan nilai yang disepakati untuk digunakan dalam proses pencapaian sasaran lembaga yang mencakup kemandirian, pemanfaatan, dan pelayanan prima. Sistem nilai kelembagaan yang perlu dibangun antara lain:

 Profesional, akuntabel, dan disiplin;

 Visioner, percaya diri, kerja keras, dan bertanggung jawab;

 Berkemauan dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan;

 Mampu berkomunikasi, mengendalikan diri, dan memberikan pelayanan prima;

(23)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 20

f. Pengelolaan Anggaran

Dalam pelaksanaan penggunaan anggaran, LAPAN telah membangun pedoman pengelolaan anggaran yang menjadi landasan satuan kerja dalam melaksanakan penggunaan anggaran negara secara bertanggung jawab dan akuntabel. Penyusunan anggaran di lingkungan LAPAN pada periode 2005-2009 senantiasa didasarkan kepada prioritas capaian yang selaras dengan Renstra LAPAN 2005-2009; disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan yang berpengaruh terhadap LAPAN pada periode tersebut; dan senantiasa diputuskan berdasarkan Rapat Pimpinan (RAPIM) Eselon I.

g. Badan Layanan Umum

LAPAN telah mempunyai pengalaman cukup panjang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh. Pada periode 2009-2014, pelayanan terhadap pengguna yang bersifat mandatory maupun komersial dirasakan LAPAN perlu untuk terus ditingkatkan. Pelayanan yang bersifat komersial yang baru dilakukan antara lain adalah operasional pelayanan data satelit penginderaan jauh dan informasi spasial berbasiskan data satelit penginderaan bagi kebutuhan perencanaan dan pengembangan wilayah, penataan kawasan perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan tambak. Dengan perkembangan tuntutan kebutuhan dari masyarakat diharapkan pada periode 2010-2014 dapat dilakukan produksi motor roket dalam jumlah yang cukup banyak dengan ukuran diameter roket kurang dari 150 mm, roket-roket kecil untuk berbagai aplikasi seperti modifikasi cuaca, pengujian alat penangkal petir dan sebagainya. Selain itu, dapat pula dilakukan pelayanan untuk spin off teknologi dirgantara seperti Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) kapasitas kurang dari 10 kwatt, tide gauge (pengukur pasang surut muka air), Light street–hybrid (lampu jalan – hybrid), stasiun pengamat cuaca otomatis (Automatic weather station), alat pengukur polusi udara (Carbon, dll), dan alat pengukur radiasi UV.

(24)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 21

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi PUSFATJA 3.2.1. Arah Kebijakan PUSFATJA

Arah kebijakan PUSFATJA untuk pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh adalah:

1. Memantapkan kemandirian pemanfaatan penginderaan jauh dalam rangka

mendukung peningkatan operasional dan distribusi informasi berbasis penginderaan jauh.

2. Meningkatkan infrastruktur penginderaan jauh dalam rangka menjaga

kontinuitas operasional penyediaan informasi berbasis penginderaan jauh khususnya dalam kondisi tanggap darurat.

3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas produk dan jasa litbang pemanfaatan

penginderaan jauh

4. Mempertahankan kontinuitas produksi informasi berbasis penginderaan jauh

untuk mendukung prioritas pembangunan nasional.

5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam rangka menuju

kemandirian penelitian, dan pengembangan kapasitas.

6. Meningkatkan kerjasama teknis pemanfaatan penginderaan jauh.

3.2.2. Strategi PUSFATJA

Untuk melaksanakan Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh, PUSFATJA akan melaksanakan langkah-langkah:

1. Menentukan prioritas Penelitian, Pengembangan Kapasitas, dan Kerjasama Teknis Pemanfaatan Penginderaan Jauh sesuai dengan arah dan kebijakan LAPAN/Deputi Bidang Penginderan Jauh.

2. Mengembangkan kemampuan SDM.

3. Mensinergiskan semua sumber daya untuk mencapai target kinerja yang telah ditentukan.

4. Penguatan monitoring, evaluasi, dan ketatalaksanaan;

5. Memanfaatkan networking komunitas penginderaan jauh yang telah dibangun baik nasional maupun internasional sebagai sarana sumber informasi dan solusi untuk kepentingan nasional.

6. Membangun networking dalam rangka memperluas distribusi informasi berbasis penginderaan jauh dan mendapatkan umpan balik dari pengguna.

(25)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 22

Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh merupakan sarana untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis yang telah ditetapkan, untuk itu disusun beberapa subkegiatan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.1.

(26)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 23

Tabel 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Kegiatan PUSFATJA 2010-2014

Tujuan Strategis Sasaran Outcome Kegiatan Sub-Kegiatan Output

Mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah darat.  Tersedianya model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah darat.

 Terwujudnya proses pengolahan data

penginderaan jauh yang standar untuk menghasilkan informasi spasial SDA wilayah darat.

 Termanfaatkannya model standar

pemanfaatan data penginderaan jauh untuk SDA wilayah darat.

Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh

 Pengembangan model standar pemanfaatan

data penginderaan jauh untuk sektor kehutanan

 Pengembangan model standar pemanfaatan

data penginderaan jauh untuk sektor pertanian

 Pengembangan model standar pemanfaatan

data penginderaan jauh untuk pengelolaan DAS dan sumber daya air

 Pengembangan model standar pemanfaatan

data penginderaan jauh untuk pengelolaan sumber daya energi dan mineral

 Pengembangan model standar pemanfaatan

data penginderaan jauh untuk isu strategis lainnya  Model Aplikasi  SOP  Makalah Ilmiah Mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah pesisir dan laut.  Tersedianya model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah pesisir dan laut.

 Terwujudnya proses pengolahan data

penginderaan jauh yang standar untuk menghasilkan informasi spasial SDA wilayah pesisir dan laut.

 Termanfaatkannya model standar

pemanfaatan data penginderaan jauh untuk SDA wilayah pesisir dan laut.

 Penelitian dan pengembangan pemanfaatan

penginderaan jauh untuk sumber daya pesisir (mangrove, terumbu karang, dll).

 Pengembangan model pemanfaatan data

penginderaan jauh untuk sumber daya laut (perikanan tangkap, dll).

 Penelitian dan pengembangan pemanfaatan

penginderaan jauh untuk parameter oseanografi (SPL, klorofil, bathimetri, dll).

 Pengembangan model standar pemanfaatan

data penginderaan jauh untuk isu strategis

 Model

Aplikasi  SOP

 Makalah

(27)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 24

Tujuan Strategis Sasaran Outcome Kegiatan Sub-Kegiatan Output

lainnya. Mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana.  Tersedianya model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana.

 Terwujudnya proses pengolahan data

penginderaan jauh yang standar untuk menghasilkan informasi spasial untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana.

 Termanfaatkannya model standar

pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana.

 Pengembangan model pemanfaatan

penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan

 Pengembangan model pemanfaatan

penginderaan jauh untuk analisis resiko bencana

 Pengembangan model pemanfaatan

penginderaan jauh untuk deteksi dan pemetaan cepat bencana

 Pengembangan model pemanfaatan

penginderaan jauh untuk penanganan pasca bencana (recovery and reconstruction)

 Pengembangan model standar pemanfaatan

data penginderaan jauh untuk isu strategis lainnya  Model Aplikasi  SOP  Makalah Ilmiah Mengembangkan model standar nilai tambah data, standar produksi informasi berbasis data

penginderaan jauh dan sistem diseminasi informasi

 Tersedianya model

standar nilai tambah data dan standar produksi informasi berbasis data penginderaan jauh

 Tersedianya sistem

diseminasi informasi

 Memudahkan pengguna data dalam

memproses data untuk ekstraksi informasi.

 Terwujudnya format standar

informasi spasial SDA, lingkungan dan kebencanaan.

 Memudahkan pengguna dalam

mengakses informasi spasial SDA, lingkungan dan kebencanaan.

 Pengembangan model standar nilai tambah

data penginderaan jauh

 Pengembangan standar produksi informasi

berbasis data penginderaan jauh

 Pengembangan sistem diseminasi informasi.

 Model nilai tambah data  Produk informasi standar  SOP  Sistem diseminasi

(28)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 25

Tujuan Strategis Sasaran Outcome Kegiatan Sub-Kegiatan Output

informasi  Makalah Ilmiah Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana.  Terlaksananya Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Sumber Daya dan Tata Usaha;

 Meningkatnya kapasitas

sumber daya manusia, sarana dan prasarana

 Pelaksanaan kegiatan berjalan

dengan baik

 Kapasitas SDM meningkat

Bimtek Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi

Program Pelatihan dan tugas belajar

 SDM yang terlatih  SDM yang meningkat jenjang pendidikan nya Mengembangkan kerjasama teknis pendayagunaan hasil litbang pemanfaatan penginderaan jauh Meningkatnya kerjasama teknis pendayagunaan hasil litbang pemanfaatan penginderaan jauh

Networking dengan instansi lain meingkat

 Kapasitas SDM meningkat

 Pelaksanaan kerjasama teknis untuk sumber

daya wilayah darat

 Pelaksanaan kerjasama teknis untuk sumber

daya wilayah pesisir dan laut

 Pelaksanaan kerjasama teknis untuk

pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana

 Model

Aplikasi

 Makalah

(29)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 26

3.3. Sasaran Tahunan PUSFATJA

Dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan strategis PUSFATJA 2010-2014, sebagaimana diuraikan pada Bab II, sasaran tahunan dalam bentuk beberapa Subkegiatan pada Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh dapat dilihat pada Tabel 3.2.

(30)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 27

Tabel 3.2. Sasaran Tahunan PUSFATJA 2010-2014 Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Tersedianya hasil kajian untuk pengembangan muatan sensor

penginderaan jauh, sistem antena penerima data, dan perangkat lunak pengolahan data penginderaan jauh.

Tersedianya sarana pendukung operasional dan pelayanan data

penginderaan jauh.

Disiapkannya SOP penurunan informasi dasar berbasis data penginderaan jauh untuk berbagai sektor

Tersedianya klasifikasi tutupan lahan (sistem klasifikasi dan metode klasifikasi)

Tersedianya hasil pemantauan objek di sektor pertanian (otomatisasi dan pemetaan)

Tersedianya informasi berbasis data penginderaan jauh tentang topografi (penurunan DEM stereo), bathimetri (model bathimetri), banjir (model genangan di das), kenaikan muka air laut /slr (analisis

Tersedianya SOP penurunan informasi dasar berbasi data penginderaan jauh dan SOP otomatisasi pemantauan pertanian

Teredianya dokumen hasil kajian penguasaan teknologi rancang bangun sistem akusisi data radar, payload imager, dan infrastruktur / sarana pendukung penginderaan jauh

Tersedianya klasifikasi tutupan lahan (klasifikasi berbagai resolusi data),pemantauan pertanian (perbaikan metode pemantauan), topografi (pengujian akurasi dan presisi),

Tersedianya hasil pengembangan metode ekstraksi informasi bathimetri (verifikasi dan validasi), terumbu karang (verifikasi dan validasi), ZPPI (analisis parameter ZPPI).

Tersedianya model pemanfaatan data

Tersedianya model standar

pemanfaatan data penginderaan jauh untuk klasifikasi hutan

Tersedianya model standar

pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemetaan lahan sawah

Tersedianya model standar

pemanfaatan data penginderaan jauh untuk analisis debit dan erosi untuk penilaian kualitas DAS

Tersedianya hasil pengolahan data untuk mendukung perhitungan karbon/REDD+

Tersedianya model ekstraksi suhu permukaan laut dan klorofil-a

Tersedianya model ekstraksi batimetri, terumbu karang, garis pantai

Tersedianya model ekstraksi SSH dan SLR

Tersedianya informasi spasial ZPPI

Tersedianya model pemanfaatan penginderaan jauh untuk penentuan zona bahaya dan analisa resiko banjir/longsor

Tersedianya model ekstraksi parameter

Tersedianya model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk klasifikasi hutan

Tersedianya hasil pengolahan data untuk mendukung perhitungan karbon/REDD+

Tersedianya model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemetaan lahan sawah

Tersedianya informasi pemantauan fase pertumbuhan tanaman padi

Tersedianya informasi sumber daya air (danau) berbasis data penginderaan jauh

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk identifikasi potensi sumber daya energi dan mineral.

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk peningkatan akurasi informasi ZPPI

Tersedianya metode pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pembaruan informasi terumbu karang dan mangrove

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk penentuan lokasi budidaya rumput laut

Tersedianya informasi spasial ZPPI

Tersedianya model pemanfaatan data

Tersedianya model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk klasifikasi hutan

Tersedianya model pengolahan data untuk mendukung program MIH

Tersedianya informasi lahan sawah berbasis data penginderaan jauh

Tersedianya informasi sumber daya air (danau) berbasis data penginderaan jauh

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk identifikasi potensi sumber daya energi dan mineral.

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk peningkatan akurasi informasi ZPPI

Tersedianya metode pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pembaruan informasi terumbu karang dan mangrove yang tervalidasi

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk penentuan lokasi budidaya rumput laut yang tervalidasi

Tersedianya informasi spasial ZPPI

 Tersedianya model pemanfaatan data

(31)

Renstra PUSFATJA 2010-2014 Revisi: Januari 2013

| 28 parameter sensitif), gunung

berapi (monitoring gunung api)

Tersedianya produk data satelit observasi bumi untuk mendukung akurasi informasi sumber daya alam dan lingkungan yang standar

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk SDAL, perikanan, kelautan, dan mitigasi bencana

Tersedianya hasil updating informasi liputan lahan di wilayah pesisir dan wilayah strategis.

penginderaan jauh untuk banjir (verifikasi dan validasi), kenaikan muka air laut (model kerentanan slr), gunung berapi (zonasi resiko gunung api)

Tersedianya hasil kajian pemanfaatan data NPP untuk penurunan parameter kelautan (SPL, klorofil, TSM)

Tersedianya hasil updating

informasi liputan lahan di wilayah pesisir dan wilayah strategis.

fisis untuk deteksi dan pemantauan bencana

Tersedianya informasi banjir/kekeringan di lahan sawah dan mitigasi bencana

Tersedianya model untuk pemantauan degradasi hutan

Tersedianya sistem reaksi cepat untuk kebencanaan.

Tersedianya informasi spasial berbasis data penginderaan jauh yang memiliki nilai tambah.

Tersedianya system basis data informasi spasial sumber daya alam berbasis web service

Tersedianya infrastruktur data untuk produksi informasi geospasial penginderaan jauh

penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan (limbah B3)

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh pemetaan cepat bencana

Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk analisis resiko bencana

Tersedianya informasi pemanfaatan data penginderaan jauh untuk mitigasi bencana

Tersedianya data satelit penginderaan jauh yang memiliki nilai tambah.

Tersedianya metode produksi informasi standar berbasis data penginderaan jauh yang sesuai kaidah kartografi dan ISO/OGC.

Tersedianya sistem diseminasi data dan informasi berbasis web service dalam

penguatan pemantauan bumi nasional Tersedianya produk informasi sumber daya

alam, lingkungan dan kebencanaan berbasis data satelit penginderaan jauh.

Tersedianya hasil kajian kebijakan di bidang penginderaan jauh untuk mendukung RUU Keantarikasaan

Terselenggaranya pembimbingan, pembinaan, dan layanan teknis

Terselenggaranya kerjasama teknis tingkat nasional maupun internasional

penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan (limbah B3)

 Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh pemetaan cepat bencana

 Tersedianya model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk analisis resiko bencana

 Tersedianya informasi pemanfaatan data penginderaan jauh untuk mitigasi bencana

Tersedianya data satelit penginderaan jauh yang memiliki nilai tambah.

Tersedianya metode produksi informasi standar berbasis data penginderaan jauh yang sesuai kaidah kartografi dan ISO/OGC.

Tersedianya sistem basis data informasi spasial sumber daya alam berbasis web service penguatan pemantauan bumi nasional

Tersedianya produk informasi sumber daya alam, lingkungan dan kebencanaan berbasis data satelit penginderaan jauh.

Tersedianya hasil kajian kebijakan di bidang penginderaan jauh untuk mendukung RUU Keantarikasaan

Terselenggaranya pembimbingan, pembinaan, dan layanan teknis

Terselenggaranya kerjasama teknis tingkat nasional maupun internasional

(32)

29

BAB IV. PENUTUP

Renstra PUSFATJA 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan yang menjadi acuan pelaksanaan Program Pengembangan Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk periode tahun 2010-2014. Dokumen Renstra PUSBANGJA 2010-2014 telah disusun sejak akhir tahun 2009 yang selanjutnya direvisi pada tahun 2011 terkait dengan adanya reorganisasi LAPAN. Sesuai dengan reorganisasi tersebut maka terdapat perubahan nama Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh (PUSBANGJA) menjadi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA). Perubahan ini mengakibatkan pula perpindahan sebagian tugas/fungsi PUSBANGJA kepada Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (PUSTEKDATA).

Dokumen Renstra PUSFATJA 2010-2014 ini merupakan hasil revisi yang ketiga pada Bulan Januari 2013, sehubungan adanya beberapa perubahan pada Renstra LAPAN 2010-2014. Dokumen Renstra ini akan menjadi pedoman dalam penyusunan rencana kerja tahunan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan unit-unit kerja di bawahnya. Namun demikian, pelaksanaan Renstra ini tidak terlepas dari dinamika perubahan lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal, sehingga apabila diperlukan dapat dilakukan penyesuaian.

(33)

30

LAMPIRAN

(34)

31

Lampiran

MATRIKS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2012-2014

PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET ORGANISASI UNIT

TAHUN 2012 TAHUN 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

 Pengembangan model

standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk sektor kehutanan

 Pengembangan model

standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk mendukung ketahanan pangan

 Pengembangan model

standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pengelolaan DAS dan sumber daya air

 Pengembangan model

standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk isu strategis lainnya

Outcome:

 Proses/prosedur pengolahan

data penginderaan jauh untuk informasi spasial SDA wilayah darat menjadi standar

 Format informasi spasial SDA

wilayah darat berbasis data penginderaan jauh menjadi standar

 Informasi SDA wilayah darat

berbasis data penginderaan jauh tersedia bagi masyarakat dan lembaga pengguna Output: - Model/Aplikasi - SOP - Makalah Ilmiah o Jumlah dokumen teknis penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah darat

 4 dokumen teknis  5 dokumen teknis Bidang

Sumber Daya Wilayah Darat (SDWD)

(35)

32

PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET ORGANISASI UNIT

TAHUN 2012 TAHUN 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

 Pengembangan model

ekstraksi informasi parameter pesisir dan laut;  Pengembangan model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk mendukung ketahanan pangan  Pengembangan model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk perubahan iklim (kajian SLR, kerentanan wilayah pesisir terhadap perubahan iklim)

 Pengembangan model

pemanfaatan data penginderaan jauh untuk kualitas wilayah pesisir

 Pengembangan model

standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk isu strategis lainnya

Outcome:

 Proses/prosedur pengolahan

data penginderaan jauh untuk informasi spasial SDA wilayah pesisir dan laut menjadi standar

 Format informasi spasial SDA

wilayah pesisir dan laut berbasis data penginderaan jauh menjadi standar  Informasi SDA wilayah pesisir

dan laut berbasis data penginderaan jauh tersedia bagi masyarakat dan lembaga pengguna Output: - Model/Aplikasi - SOP - Makalah Ilmiah o Jumlah dokumen teknis penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah pesisir dan laut

 4 dokumen teknis  4 dokumen teknis Bidang

Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut (SDWPL)

(36)

33

PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET ORGANISASI UNIT

TAHUN 2012 TAHUN 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6)  Pengembangan model pemanfaatan penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan  Pengembangan model pemanfaatan penginderaan jauh untuk mitigasi bencana

 Pengembangan model

pemanfaatan penginderaan jauh untuk deteksi dan pemantauan bencana

 Pengembangan model

standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk isu strategis lainnya

Outcome:

 Proses/prosedur pengolahan

data penginderaan jauh untuk lingkungan dan mitigasi bencana menjadi standar  Format informasi spasial untuk

lingkungan dan mitigasi bencana berbasis data penginderaan jauh menjadi standar

 Informasi spasial pemantauan

lingkungan dan mitigasi bencana berbasis data penginderaan jauh tersedia bagi masyarakat dan lembaga pengguna Output: - Model/Aplikasi - SOP - Makalah Ilmiah o Jumlah dokumen teknis penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana

 4 dokumen teknis  4 dokumen teknis Bidang

LIngkungan dan Mitigasi Bencana (LMB)

(37)

34

PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET ORGANISASI UNIT

TAHUN 2012 TAHUN 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

tambah dan standarisasi produksi informasi geospasial

penginderaan jauh

 Pengembangan sistem

basis data informasi spasial sumber daya alam berbasis web

 Penguatan Infrastruktur

untuk produksi informasi geospasial

penginderaan jauh

 Produksi informasi berbasis data penginderaan jauh meningkat

 Arisp informasi berbasis data penginderaan jauh tersimpan dengan baik dan mudah diakses Output: - Model/Aplikasi - SOP - Makalah Ilmiah dokumen teknis perekayasaan dan pengembangan nilai tambah data dan standar produksi informasi berbasis penginderaan jauh Produksi dan Informasi Penguatan pengembangan

Pusat Pemantauan Bumi - Produksi informasi untuk pengguna Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna.

Tidak ditargetkan 9 Informasi Semua

Bidang

Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan

teknis di bidang

pemanfaatan

Pembimbingan, pembinaan, dan

pelayanan ke publik Jumlah bimbingan,

pembinaan, dan pelayanan teknis di bidang

Tidak ditargetkan 4 Bimbingan

4 Layanan 4 Pembinaan

Semua Bidang

(38)

35

PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET ORGANISASI UNIT

TAHUN 2012 TAHUN 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

penginderaan jauh pemanfaatan

penginderaan jauh kepada pengguna Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

Kegiatan kerjasama dalam

bentuk seminar, workshop,

survey, dan penelitian

Jumlah kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

Tidak ditargetkan 4 Institusi Internasional

11 Institusi nasional

Semua Bidang

(39)

36

Program/Kegiatan Indikator Kegiatan Rupiah

2012 2013 2014

(2) (4) (5) (6) (7)

Pengembangan

Pemanfaatan Penginderaan Jauh ( Pusfatja )

Jumlah doktek penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk

sumberdaya wilayah darat

1,9 5,0 6,0

Jumlah doktek penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk

sumberdaya wilayah pesisir dan laut

1,9 3,3 6,0

Jumlah doktek penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh untuk

pemantauan lingkungan dan mitigasi

3,1 3,5 6,0

Jumlah doktek penelitian dan pengembangan nilai tambah data dan standar produksi informasi penginderan jauh

3,0 3,8 7,0

Terselenggaranya Administrasi perkantoran 12,1 10,6 15,0

Tersedianya Prasarana dan sarana 0 1,8 10,0

Gambar

Gambar 1.1. Struktur Organisasi PUSFATJA

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Smp.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

selaku panitia Pengadaan Barang/Jasa (POKJA. VII ULP Kota Cimahi) berdasarkan Surat Keputusan Walikota Cimahi Nomor 027/Kep.389-Adbang/2012, tentang Penetapan

Massive sandstone facies , Flaser-Wavy sand- stone facies , Massive claystone facies , Massive mudstone facies , Molusca rich mudstone fa- cies , Floatstone facies ,

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia Perusahaan Jasa Konstruksi, Klasifikasi non Kecil, yang dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan

The discovery of gold- bearing quartz veins (lode gold) contained significant gold grade hosted by metasedi- ment/metamorphic rocks in studied area, as well as the lesson learned

selaku panitia Pengadaan Barang/Jasa (POKJA. VII ULP Kota Cimahi) berdasarkan Surat Keputusan Walikota Cimahi Nomor 027/Kep.389-Adbang/2012, tentang Penetapan

52 Cirebon mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013, seperti tersebut dibawah ini

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pengasih, berlokasi di Jalan KRT Kertodiningrat 41 Margosari, Pengasih, Kulon Progo ini