• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Ruang Terbuka Publik

2.1.1. Definisi Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin “platea” yang berarti jalur yang diperluas seperti “square”. Square merupakan suatu tempat dimana masyarkat dapat menyelanggarakan berbagai kegiatan berupa kegiatan kebudayaan, pelayanan umum, perdagangan, peretemuan dsb. (Krier, 1979).

Gambar 2.1 Contoh Ruang Terbuka Publik (sumber:yudhayuwana.wordpress.com)

Keberadaan ruang publik pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik itu dari segi

(2)

yang memberikan banyak manfaat. Dalam pengembangan ruang publik dalam konteks perkotaan, perlu memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh didalamnya. Sebagai suatu ruang terbuka publik yang baik, perlu diketahui karakteristik pemanfaatan ruangnya agar tercipta ruang luar yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka terbentuk karena pengaruh dari beberapa faktor, baik lingkungan alam itu sendiri maupun lingkungan buatan. Suatu ruang baik itu tertutup maupun terbuka, merupakan gambaran sifat dan suasana dari faktor-faktor penyusunan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ruang terbuka tersebut menurut Sugata (2004) yaitu :

a) Pembatas

Setiap ruang selalu dibatasi oleh elemen pembentuk ruang, baik itu berupa lantai,langit-langit,maupun vertikal, misalnya dinding,pagar,tiang dll. b) Skala

Arsitektur diperuntukan bagi manusia dan selalu berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu, skala dalam perencanaan suatu produk arsitektur harus selalu menunjukan perbandingan antara elemen ruang dan elemen kebutuhan manusia.

(3)

c) Bentuk

Bentuk dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu alami dan ciptaan manusia. Berdasarkan tampilannya, bentuk dibagi menjadi

tiga,yaitu:- Teratur

Bentuk teraur merupakan bentuk-bentuk geometris,kotak,kubus,kerucut dan sebagainya yang dapat memberikan kesan statis, stabil, formal, dan mengarah pada sifat yang massif dan monoton.

 Bentuk lengkung

Bentuk lengkung merupakan bentuk alam yang berkesan dinamis,tuntas,dan selalu bergerak.

 Bentuk tidak teratur

Bentuk yang tidak teatur seperti bentuk segitiga dan meruncing, yang selalu member kesan aktif,energik,serta mengarah pada sesuatu.

2.1.3. Fungsi Ruang Terbuka Publik

Keberadaan ruang terbuka publik pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya karena dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik dari segi lingkungan, masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang didalamnya. Ruang terbuka publik adalah ruang tidak terbangun dalam kota yang memiliki berbagai macam fungsi bila dipandang dari beberapa aspek (Amelia, 2012), yaitu:

(4)

a) Aspek Sosial

Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana interaksi sosial masyarakat dengan lingkungan sosial sekitarnya dan sebagai tempat masyarakat untuk menampung wadah aktivitas dalam bersosialisasi satu sama lain baik sama kerabat bahkan orang yang tidak dikenal.

b) Aspek Ekonomi

Ruang terbuka publik dapat berfungsi sebagai lahan berjualan bagi pedagang-pedagang dikarenakan ramainya aktivitas yang ada di ruang terbuka publik yang mampu menampung aktivitas aktivitas dagang yang banyak disekitarnya.

c) Aspek Budaya

Ruang terbuka publik yang dapat menampung acara-acara yang menonjolkan kebudayaan.

d) Aspek Politik

Ruang terbuka publik sebagai tempat pagelaran acara-acara Negara serta menyampaikan aspirasi masyarakat seperti pemilu dan demonstrasi.

e) Aspek Ekologis

Ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, maupun keindahan lingkungan. Selain itu berfungsi juga tempat untuk mendapatkan udara segar dan menyerap air hujan.

(5)

f) Aspek Arsitektural

Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana penghubung satu tempat dengan tempat yang lainnya dan berfungsi sebagai pembatas diantara massa bangunan, pelembut arsitektur bangunan.

Banyak fungsi-fungsi lain dari ruang terbuka publik bila dikaji menurut pandangan orang-orang, Stephen Carr (1992) menyatakan bahwa ruang terbuka publik harus responsif, demokratis, dan bermakna.

 Responsif artinya ruang terbuka publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas.

 Demokratis berarti ruang terbuka publik yang harus dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya serta aksesibel yang bagi penyandang cacat tubuh, lanjut usia, dan berbagai macam kondisi fisik manusia.

 Bermakna berarti ruang terbuka publik yang harus memiliki tautan dengan manusia, dunia luas, dan konteks sosial.

 Merupakan simpul dan sarana komunikasi pengikat sosial untuk menciptakan interaksi antar kelompok masyarakat.

2.1.4. Tujuan Ruang Terbuka Publik

Ruang terbuka publik merupakan suatu wadah umum yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan terbuka atau tidak memiliki penutup yang

(6)

memiliki tujuan, menurut Carr (1992) secara umum tujuan ruang terbuka publik dibagi menjadi 5 tujuan, yaitu:

a) Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat menjadikan motivasi dasar dalam bentuk penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik yang menyediakan jalur untuk pergerakan, pusat komunikasi, dan tempat untuk merasa santai dan bebas.

b) Peningkatan Visual

Keberadaan ruang terbuka publik disuatu kota akan meningkatkannya kualitas visual kota menjadi lebih manusiawi, harmonis, dan indah.

c) Peningkatan Lingkungan

Penghijauan pada suatu ruang terbuka publik sebagai sebuah nilai estetika juga paru-paru kota yang memberikan udara-udara segar di tengah-tengah polusi.

d) Pengembangan Ekonomi

Pengembangan ekonomi menjadi tujuan umum dalam penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik.

e) Peningkatan Kesan

Merupakan tujuan yang tidak tertulis secara jelas dalam kerangka penciptaan suatu ruang terbuk publik namun selalu ingin dicapai.

(7)

2.1.5. Manfaat Ruang Terbuka Publik

Menurut penelitian Amelia (2012) manfaat ruang terbuka publik bagi masyarakat seperti oase pada gurun yang berarti tempat berteduh di perkotaan yang sangat padat. Suatu ruang terbuka publik bermanfaat juga bagi kesehataan karena membuat masyarakat/pengunjung memiliki wadah dalam berolahraga yang lebih menarik. Dilihat dari aspek ekonomi pun juga mempunyai manfaat bagi kehidupan perekonomian penduduk sekitar lokasi ruang terbuka publik dimana mereka bisa memanfaatkan lahan ruang terbuka publik sebagai suatu kesempatan untuk bekerja. Apabila dilihat dari aspek arsitektural, ruang terbuka publik bermanfaat membuat suatu daerah menjadi lebih indah estetikanya apalagi suatu ruang terbuka publik didesain secara indah dan fungsional.

2.1.6.Elemen Ruang Terbuka Publik

Terdapat dua elemen dasar sebagai elemen pembentuk ruang terbuka public,yaitu:

a) Elemen Keras (Hard Material)

Elemen keras merupakan unsur yang dapat memberikan sifat ruang terbuka menjadi kuat, misalnya bangunan, pedestrian, atau perlengkapan jalan yang menggunakan bahan yang berkesan tidak kaku.

b) Elemen Lunak (Soft Material)

Elemen lunak merupakan suatu unsur yang memberikan rasa kelembutan dan menggambarkan suatu yang nyata. Karena pada dasarnya kehidupan manusia

(8)

memang fleksibel dan elastis. Tanaman merupakan elemen utama dari elemen lunak, karena fungsinya yang tidak hanya sebagai elemen estetika namun juga untuk menambah kualitas lingkungan.

2.1.7. Kriteria Ruang Terbuka Publik

Sebuah ruang terbuka publik yang baik, harus mampu memenuhiu kebutuhan penggunanya setiap saat yang meliputi masyarakat di kawasan tersebut maupun masayarakat di luar kawasan lain. Dengan demikian, ruang terbuka publik tidak memihak pengguna manapun yang akan beraktivitas di dalamnya.

Adapun tiga prinsip utama ruang terbuka publik menurut Carr (1995), yaitu: a) Tanggap

Tanggap disini berarti tanggap terhadap keinginan serta kebutuhan pengguna meliputi :

Comfort

Comfort yang kita ketahui adalah nyaman, kenyamanan adalah salah satu pemenuhan kebutuhan psikologis pengguna yang perlu di perhatikan dalam perencanaan suatu ruang publik.

Relaxation

Sama halnya dengan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan psikologis pengguna juga mengharapkan suatu relaksasi di ruang publik yang menampung segala aktivitas pengguna.

(9)

Passive Engagement with Environment

Ruang publik harus dapat menampung aktivitas pasif yang bersifat mengamati objek ,dimana pengguna tidak terkait atau berinteraksi secara langsung dengan objek yang dimaksud.

b) Demokratis

Demokratis disini maksudnya dapat digunakan oleh siapa saja untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Hal yang meliputi antara lain:

Acces

Terkait dengan kemampuan untuk memasuki ruang publik yang mencakup aspek fisik dan visul.

Freedom of Action

Kebebasan beraktivitas tetap mempertimbangkan aktivitas orang lain pada ruang dan waktu yang bersamaan, atau terhadap pemenuhan kebutuhan psikologis.

Claim

Kontrol terhadap tingkat penggunaan ruang publik yang masih terkait dengan kebutuhan psikologis.

Change

Kemampuan untuk berkembang dan berubah setiap saat dan sepanjang waktu.

(10)

c) Bermakna

d) Ruang terbuka publik harus bersifat jelas dan mudah untuk dipahami. 2.2. Generator Aktivitas

2.2.1. Definisi Generator Aktivitas

Generator aktivitas adalah pergerakan segala macam aktivitas dan fungsi yang berperan dalam memaksimalkan penggunaan suatu ruang publik (Shirvani, 1985). Pada penelitian ini aktivitas yang dilakukan di ruang publik adalah aktivitas olahraga. 2.2.2. Jenis–Jenis Generator Aktivitas

Berdasarkan tempatnya, maka generator aktivitas dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu generator aktivitas dalam site dan generator aktivitas di luar site :

a) Generator aktivitas di dalam site muncul akibat tersedianya fasilitas-fasilitas di suatu site. Contoh generator aktivitas di dalam site yaitu area parkir, pusat perbelanjaan, restoran, kafe dan area komersial.

b) Generator aktivitas di luar site terjadi akibat fungsi, fasilitas dan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Contoh generator aktivitas di luar site yaitu rekreasi, perkantoran, pusat perbelanjaan

Pada studi ini, bundaran ini termasuk generator aktivitas yang berada di dalam site yaitu di dalam Perumahan Cemara Asri.

(11)

2.2.3. Kriteria Generator Aktivitas

Beberapa kriteria dalam perancangan tempat pergerakan aktifitas olahraga adalah sebagai berikut :

1. Memiliki karakter daerah setempat, dihadirkan keragaman dan intensitas kegiatan dalam ruang tersebut.

2. Perlu adanya koordinasi antara kegiatan dengan ruang yang dirancang, guna menggerakan dan membentuk kehidupan yang lebih ramai pada melakukan aktifitas utama.

3. Memeberikan warna tehadap kultur sosial dalam bentuk kegiatan timbal balik antar pengguna.

4. Harus dirancang dengan pola, bentuk, dan dimensi lokasi yang teratur sesuai skala manusia.

5. Diperlukan fasilitas lingkungan yang berupa tempat duduk untuk beristirahat, tempat bermain untuk pengguna supaya dapat menikmati suasana di sekelilingnya.

2.3. Aktivitas Olahraga

2.3.1. Definis Aktivitas Olahraga

Olahraga merupakan suatu kegiatan fisik yang dilakukan oelh manusia dalam upaya agar tubuh dan pikiran dapat menjadi lebih segar dan dapat membuat tubuh manusia tersebut menjadi lebih sehat (Marbun, 2007). Olahraga juga dapat dikatakan

(12)

sebagai hidup aktif, karena hidup aktif merupakan sesuatu yang hampr setiap orang alami sebelum mereka mencapai keuntungan dari modernisasai industri.

2.3.2. Kaitan Olahraga dan Ruang Terbuka

Menurut Shirvani (1986), ruang terbuka bisa jadi merupakan lanskap, jalan, dan perkerasan lainnya di daerah kota, Ruang terbuka dapat berfungsi sebagai lahan untuk kegiatan olahraga. Olahraga yang dilakukan di ruang terbuka dapat membuat masyarakat yang berolahraga merasakan hasil olahraga yang lebih baik jika dibandingkan dengan melakukan olahraga di ruang tertutup (Marbun, 2007). Pada penelitian ini, ruang terbuka yang dimaksud adalah Bundaran Cemara Asri yang tergolong sebagai taman pada perumahan Cemara Asri.

Menurut Rini (2012) Aktivitas olahraga merupakan salah satu aktifitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang di ruang terbuka dan tergolong rekreatif. Di suatu kota, aktivitas olahraga dapat dilakukan di ruang terbuka di pusat kota dan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat.

Adapun jenis olahraga yang biasa dilakukan di ruang terbuka, antara lain:

a) Jogging

Jogging adalah kegiatan lari santai yang umumnya dilakukan di atas perkerasan dengan ukuran sesuai kebutuhan manusia. Umumnya lebar area yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini berkisar antara 1,5–2 meter

(13)

sehingga masih tersisa ruang untuk berpapasan dengan pengguna lainnya. ( Lihat Gambar 2.4)

Gambar 2.2 Aktivitas jogging yang dilakukan di ruang terbuka (sumber:chibi-arif.blogspot.com)

b) Senam

Olahraga ini memerlukan area yang lebih luas karena memerlukan kebebasan untuk bergerak. (Lihat Gambar 2.5)

Gambar 2.3 Kegiatan senam yang dilakukan di ruang terbuka (sumber: unnes.ac.id)

(14)

c) Bersepeda

Bersepeda dapat dilakukan oleh siapa saja mulai dari anak–anak hingga orang dewasa dan sangat umum dilakukan di ruang terbuka. (Lihat Gambar2.6)

Gambar 2.4 Kegiatan bersepeda yang dilakukan di ruang terbuka (sumber: chibi-arif.blogspot.com)

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa ruang terbuka sangat erat kaitannya dengan aktivitas olahraga, Karena Olahraga yang dilakukan di daerah terbuka dapat membuat masyarakat yang berolahraga merasakan hasil olahrga yang lebih baik.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Ruang Terbuka Publik (sumber:yudhayuwana.wordpress.com)
Gambar 2.2 Aktivitas jogging yang dilakukan di ruang terbuka (sumber:chibi-arif.blogspot.com)
Gambar 2.4 Kegiatan bersepeda yang dilakukan di ruang terbuka (sumber: chibi-arif.blogspot.com)

Referensi

Dokumen terkait

Animasi yang dihasilkan oleh fungsi run.Probnormal(), adalah memperagakan nilai peluang (luas daerah di bawah kurva) dari suatu sebaran normal, dengan berbagai rata- rata dan /

Nagari Sungai Sariak terletak pada daerah relative datar yang bergelombang dan berbukit yang memiliki kemiringan tanah yang berkisar antara 5-40 % bahkan ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masyarakat Sialang Jaya memiliki berbagai kearifan lokal dalam melaksanakan pengelolaan sungai antara lain, (1) Perencanaan,

Artinya, Zainul (1993) tidak menganalisis variasi fonologis dalam penelitiannya dan hanya mendeskripsikan fonem-fonem yang terdapat dalam bahasa yang digunakan di Mukomuko. 3)

Puji Syujur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat sehat,rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Penelitian Akuntabilitas dan Transparansi Berbasis Bagi hasil ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Akuntabilitas dan Transparansi Berbasis Bagi Hasil di Toko

Namun perlu diingat juga bahwa sebenarnya dampak yang paling menguntungkan, dengan adanya program pensiun ini adalah pihak perusahaan dimana, apabila perusahaan