• Tidak ada hasil yang ditemukan

:Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia dan Daya Saingnya Tahun Nama : I Putu Arsa Wijaya NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ":Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia dan Daya Saingnya Tahun Nama : I Putu Arsa Wijaya NIM :"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

Judul :Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia dan Daya Saingnya Tahun 2000-2015.

Nama : I Putu Arsa Wijaya NIM : 1215151017

Abstrak

Pembangunan ekonomi yang terjadi dalam bidang perekonomian barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara diekspor ke negara lain sehingga dengan melakukan hal tersebut dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Biji Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor dari subsector perkebunan yang merupakan komoditas unggulan nasional yang memberikans umbangan devisa terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015 selanjutnya untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian ini yang meliputi luas lahan, kurs dollar Amerika Serikat dan IHPB secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015, serta untuk mengetahui variabel yang berpengruh dominan. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis RCA (Revealed Comperative Advantage) untuk menghitung daya saing dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh dari luas lahan, kurs dollar Amerika Serikat dan indekes harga perdagangan besar terhadap ekspor biji kakao di Indonesia.

Hasil analisis menunjukkan RCA rata-rata Indonesia sebesar 0,946 < 1, sehingga dapat dikategorikan memiliki daya saing lemah. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa Philipina memiiki indeks rata-rata RCA yang paling tinggi sedangkan negara Indonesia pada nomor dua, dan negara Singapura berada pada posisi ketiga. Hal ini dapat memberikan informasi bahwa negara Philipina adalah negara saingan terberat Indonesia dalam ekspor biji kakao. Selanjutnya hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan secara simultan luas lahan, kurs dollar Amerika Serikat dan IHPB berpengaruh signifikan terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015. Selanjutnya secara parsial variabel luas lahan, kurs dollar Amrika Serikat dan IHPB berpengaruh signifikan terhadap ekspor biji kakao Indonesia Tahun 2000-2015. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015 ialah variabel luas lahan yang memiliki nilai Standardized Coefficients Beta tertinggi.

(2)

ii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 13

1.3 TujuanPenelitian ... 13

1.4 KegunaanPenelitian... 14

1.5 Sistematika Penulisan... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LandasanTeoridanKonsep ... 16 2.1.1 KonsepPerdaganganInternasional ... 16 2.1.2 Konsep Ekspor ... 18 2.1.3 KonsepLuasLahan ... 20 2.1.4 KonsepKurs ... 20 2.1.5 KonsepIndeksHargaPerdaganganBesar ... 22 2.1.6 KonsepDaya Saing ... 23

2.1.7 HubunganLuas Lahan dengan Ekspor ... 23

2.1.8 HubunganKurs Dollar Amerika dengan Ekspor ... 24

2.1.9 Hubungan IHB dengan Ekspor ... 24

2.2 Rumusaan Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 DesainPenelitian ... 26 3.2 LokasiPenelitian ... 26 3.3 ObjekPenelitian ... 26 3.4 IdentifikasiVariabel ... 26 3.5 DefinisiOperasionalVariabel ... 27 3.6 JenisdanSumber Data ... 28

3.6.1 Jenis Data Menurut Sifatnya ... 28

3.6.2 Jenis Data Menurut Sumbernya ... 28

3.7 MetodePengumpulan Data ... 29

3.8 TeknikAnalisis Data ... 29

3.8.1 Uji Analisis RCA ... 29

3.8.2 Analisis Linier Berganda ... 29

(3)

iii

3.8.4UjiSignifikansi ... 32

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 GambaranUmum Objek Penelitian ... 40

4.1.1 Profil Biji Kakao ... 40

4.1.2 GambaranUmumEkspor Biji Kakao Indonesia ... 41

4.2 HasilAnalisis Data ... 41

4.2.1 Hasil Analisis Daya Saing Produk ... 41

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 43

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 44

4.2.4 Hasil Koefisien Regresi... 48

4.2.5HasilUjiHipotesis ... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA... .. 57

(4)

iv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Hasil Perhitungan RCA ... 42

4.2 Hasil Uji Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia Tahun 2000-2015... 43

4.3 Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogrorov-Sminov Test ... 44

4.4 Perhitungan Tolerance dan Variance Inflation Factor ... 47

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser... 48

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Perkembangan Ekspor Biji Kakao Indonesia Tahun 2000-2015 .. 4 1.2 Perkembangan Luas Lahan Pertanian Kakao Indonesia

Tahun 2000-2015... 6 1.3 Perkembangan Nilai Tukar Kurs Dollar Amerika Serikat

Tahun 2000-2015 ... 7 1.4 Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia

Tahun 2000-2015 ... 9 1.5 Perkembangan Ekspor Biji Kakao Negara Philipina

Tahun 2000-20015 ... 10 1.6 Perkembangan Ekspor Biji Kakao Negara Singapura

Tahun 2000-2015... 11 1.7 Persentase Ekspor Biji Kakao Indonesia Ke Negara-Negara

Besar Tahun 2015... 12 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dengan Uji F... 34 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Untuk Variabel Luas Lahan (X1) ... 36 3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Untuk Variabel Kurs Dollar Amerika Serikat (X2) ... 37 3.4 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan Ho

untuk Variabel IHPB (X3) ... 39 4.1 Kurva Uji Autokorelasi ... 46 4.2 Daerah Hasil Penerimaan Dan Penolakan H0 dengan Uji F... 50 4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Untuk Variabel Luas Lahan (X1) ... 51 4.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Untuk Variabel Kurs Dollar Amerika Serikat (X2) ... 52 4.5 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan Ho

(6)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Tabel Perkembangan Ekspor Biji Kakao Indonesia

Kurun Waktu 2000-2015... 61 2. Tabel Perkembangan Luas Lahan Pertanian

Kakao Tahun 2000-2015 ... 62 3. Tabel Perkembangan Nilai Tukar Kurs Dollar Amerika

Tahun 2000-2015 ... 63 4. Tabel Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar

Tahun 2000-2015 ... 64 5. Regresi Linier Berganda dan Uji Normalitas ... 65 6. Hasil Uji Autokorelasi dan Multikolineritas ... 66 7. Hasil Uji Heteroskedastitas dan Uji Standardized Coeffisien

Beta dan Uji F ... 67 8. Tabel Uji F ... 68 9. Tabel Uji t ... 69

(7)

7 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh pemerintah negara untuk meningkakan perkembangan pendapatan perkapita serta kebutuhan akan barang dan jasa yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan nasional. Pembangunan ekonomi yang terjadi dalam bidang perekonomian ialah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara diekspor ke negara lain sehingga dengan melakukan hal tersebut dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi bagi negara pengekspor hal itu terjadi karena setiap negara membutuhkan kerjasama yang dilakukan untuk menunjukkan perekonomiannya (Thagavi et al.,2012).

Terjadinya perekonomian luar negeri dapat menjadikan hubungan yang saling berpengaruh antara suatu negara dengan negara yang lain (Anthony et al., 2012). Dalam menghasilkan barang dan jasa tersebut tidak tertutup kemungkinan ada negara yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya secara keseluruhan. Namun ada juga negara – negara yang sama sekali sudah bisa menghasilkan produk barang dan jasa yang diperlukan bagi masyarakatnya. Demikian juga bagi negara-negara yang bisa menghasilkan barang dan jasa secara berkebutuhan karena kebutuhan tersebut sudaah terpenuhi maka mereka menjual kenegara lain yang memerlukan, sehingga bagi kedua negara yang disebutkan tersebut akan menimbulkan adanya proses perdagangan Internasional sehingga dapat

(8)

8

memberikan peluang baru bagi negara – negara yang sedang berkembang (Soi, et al,2013). Seperti diketahui sudah semua negara – negara di dunia itu menginginkan adanya proses perdagangan Internasional. Proses perdagangan ini ibaratnya seperti mata uang yang di satu sisi akan mendatangkan devisa dan disisi lain akan menimbulkan hutang piutang antar negara. Tentunya kondisi ini akan menimbulkan masalah baru bagi negara dalam melaksanakan proses perdagangan tersebut. Kondisi ini juga tidak tertutup kemungkinan akan dialami oleh pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan tersebut.

Pemerintah Indonesia dalam melakukan proses pembangunan tersebut, akan selalu berusaha menekankan potensi yang dimiliki oleh masing - masing daerah. Apabila dalam proses pembangunan tersebut dilihat ada daerah yang menghasilkan suatu produk maka pemerintah akan melakukan pembinaan- pembinaan termasuk memberikan bantuan dalam bidang permodalan, mendatangkan bibit unggul dan lain sebagainya. Adapun produk – produk tersebut meliputi berbagai bidang baik peternakan, perikanan dan perkebunan. Salah satu produk disuatu perkebunan tersebut adalah biji kakao.

Biji Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor dari subsektor perkebunan yang merupakan komoditas unggulan nasional yang memberikan sumbangan devisa terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan karet dan biji kakao juga merupakan tanaman utama komoditas produktif bagi beberapa negara bagian tengah Afrika (Aikpokpodion, 2010). Kakao juga menempati luas areal keempat terbesar untuk subsektor perkebunan setelah kelapa sawit, karet dan kelapa. Hal inilah yang menyebabkan kakao menjadi komoditas ekspor yang penting bagi

(9)

9

perekonomian di Indonesia (Buletin RISTRI Vol 3 (I), 2012). Lebih lanjut menurut Departemen Perindustrian, kakao dikatakan menjadi suatu komoditas andalan perkebunan yang mempunyai peran penting dalam perekonomian di Indonesia, dikatakan demikian karena dengan banyaknya lahan kakao menjadikannya sebagai sumber penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Biji kakao diperdagangkan secara internasional, dan Indonesia saat ini merupakan negara pengekspor penting dalam perdagangan biji kakao. Adapun cara pengembangan dan peningkatan daya saing biji kakao yaitu, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan serangkaian kebijakan perdagangan biji kakao.Peluang Indonesia untuk merebut pasar dunia dalam memasarkan biji kakao sangatlah besar, hal ini dikarenakan beberapa negara produsen kakao di Asia seperti Malaysia, Singapura dan Thailand masih jauh dibawah Indonesia. Salah satu cara untuk mendorong pengembangan industri pengolahan biji kakao dalam negeri diperlukan juga instrumen fiskal berupa insentif dan disinsentif fiskal yang disediakan pemerintah (Ragimun, 2012).

Perluasan pangsa pasar produk kakao Indonesia menyebabkan kegiatan produksi di Indonesia akan meningkat dan semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas. Ahli ekonomi seperti David Ricardo dan Adam Smith menyatakan bahwa perdagangan luar negeri dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan jika di pelihara dengan baik, maka sumber daya yang dimiliki Indonesia akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Yusdja, 2004). Kesuburan tanah serta

(10)

10

luasnya lahan di Indonesia menjadikan Indonesia dapat dengan mudah menghasilkan berbagai macam hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi masyarakat di Indonesia. Indonesia adalah negara produsen utama biji kakao dunia. Luas areal tanaman kakao Indonesia tercatat 1,4 juta hektar dengan produksi kurang lebih 500 ribu ton pertahun,sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara produsen biji kakao terbesar ketiga dunia (Ragimun, 2012). Adapun perkembangan ekspor biji kakao pada tahun 2000 – 2015 sebagai berikut. Grafik1.1 Perkembangan Ekspor Biji Kakao Indonesia Kurun Waktu

2000-2015

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

Pada Grafik 1.1 menjelaskan tentang perkembangan ekspor biji kakao kurun waktu 2000-2015 tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 494.046,7 US$ dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2015 dengan jumlah 55.299,40 US$. Ekspor biji kakao selalu mengalami fluktuasi dari tahun ketahun, kadangkala mengalami penurunan dan bahkan seringkali mengalami peningkatan. Hal ini

(11)

11

disebabkan permintaan dan harga yang berfluktuasi serta adanya daya saing dari negara – negara penghasil kakao. Disamping itu ialah karena adanya penyakit yang menyerang pohon kakao, sehingga hasil panennya melemah.

Dalam tulisannya, Nimas (2014) mengatakan lahan merupakan tanah yang sudah ada peruntukannya dan umumnya dimiliki dan dimanfaatkan oleh perorangan atau lembaga untuk dapat diusahakan. Lahan (tanah) merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable) namun, apabila lahan tersebut rusak akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuatnya menjadi lahan yang produktif kembali. Karena lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup penting, maka kelestariannya harus dijaga.

Luas lahan sangatlah penting bagi hasil panen biji kakao, namun saat ini terjadi fluktuasi luas lahan yang disebabkan olehcuaca ekstrim dan curah hujan yang cukup tinggi ditambah pula terjadi hama ulat bulu yang tidak hanya menyerang tanaman tetapi juga berpengaruh terhadap rusaknya lahan tanaman. Lebih lanjut Putri (2015) berpendapat bahwa, hubungan luas lahan juga berpengaruh dengan jumlah hasil panen, semakin luas lahan maka jumlah hasil panen akan meningkat, jadi antara jumlah hasil panen terhadap luas lahan memiliki hubungan yang positif.

Pada Grafik1.2 dapat kita lihat tentang perkembangan luas lahan pertanian kakao yang ada di Indonesia dari tahun 2000-2015. Hasil percapaian yang kita lihat cenderung menurun. Pada tahun 2004 sempat menurun dan kembali naik pada tahun berikutnya. Kembali menurun pada tahun 2015. Penyebab utama menurunya perkembangan luas lahan kakao yakni dikarenakan oleh faktor

(12)

12

penyakit pada pohon kakao, sehingga hasil panen buah kakao yang di peroleh menjadi kurang baik. Akibatnya banyak masyarakat menyediakan berbagai macam pembasmi penyakit pada pohon kakao, sehingga kondisi ini dapat mencegah menularnya penyakit dari pohon satu ke pohon lainnya. Tentunya hal ini mendapat perhatian serius dari pemerintah mengingat kakao adalah produk unggulan yang mempunyai prospek sangat bagus.

Grafik 1.2. Perkembangan Luas Lahan Pertanian Kakao Indonesi Tahun 2000-2015

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

Selain jumlah ekspor, luas lahan pertanian dan indeks harga perdagangan, kurs merupakan salah satu variabel yang berperan pending dan berpengaruh dalam nilai jual harga komoditas biji kakao. Dalam proses ekspor dan impor diperlukan mata uang yang dapat digunakan secara universal, pada penelitian ini menggunakan kurs yang paling umum digunakan ada proses perdagangan internasional atau proses ekspor impor yaitu kurs dollar Amerika.

(13)

13

Grafik 1.3. Perkembangan Nilai Tukar Kurs Dollar Amerika Tahun 2000 - 2015

Sumber: Publikasi Bank Indonesia, 2016

Pada Grafik1.3 dapat dilihat bahwa perkembangan kurs dollar Amerika periode 2000-2015 tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar Rp. 12.474 sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu Rp. 8.528. Hal tersebut di karenakan pada awal tahun 2003 perbedaan kurs USD/IDR (dollar Amerika Serikat terhadap rupiah) dengan harga emas LM (logam mulia) semakin melebar karena disamping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar Amerika Serikat pun melemah, selain hal itu melemahnya nilai tukar kurs dollar Amerika Serikat dikarenakan oleh di Indonesia sedang memanasnya suhu politik akibat menjelang berakhirnya masa jabatan lima tahun Presiden Megawati. Adanya ketegangan antara elit politik memicu buruknya harapan publik terhadap pasar baik publik asing maupun lokal.

(14)

14

Disamping itu indeks harga perdagangan juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi suatu proses eksor biji kakao Indonesia. Dikutip dari situs web

www.bps.go.id, indeks harga perdagangan besar adalah indeks yang mengukur

rata-rata perubahan harga antar waktu dari suatu paket jenis barang pada tingkat perdagangan besar atau penjualan secara partai besar. Indeks harga ini merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan perekonomian secara umum serta sebagai bahan dalam analisa pasar dan moneter, dan disajikan dalam bentuk indeks umum dan juga sektoral yang meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, impor, dan ekspor.Indeks harga perdagangan besardapat juga di artikan sebagai suatu indeks yang digunakan untuk mengukur indikator pertumbuhan atau laju. Menurut Pramono Hariadi dalam Pramana dan Meydianawathi (2013) bahwa naiknya IHPB akan memberikan dampak pada naiknya biaya produksi dan harga jual produk. Dalam melakukan proses produksi, produsen selalu berpacu dalam indeks harga perdagangan besar, dimana indeks harga perdagangan besar sangat mempengaruhi dari biaya produksi dan harga jual. Lebih lanjut dalam tulisannya Apsari (2015) mengatakandari penyebab tersebut dapat diketahui sifat dari indeks harga perdagangan besar yaitu seperti indeks harga konsumen hanya saja IHK itu digunakan ke arah barang konsumsi sedangkanindeks harga perdagangan besar digunakan di barang-barang industri. Oleh sebab itu makaindeks harga perdagangan besar bisa digunakan untuk indikator harga barang-barang industri yang mempengaruhi keinginan ekspor.

(15)

15

Grafik 1.4. Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia Tahun 2000 – 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

Dapat dilihat pada Grafik1.4 Perkembangan IHPB tahun 2000-2015 mengalami fluktuasi, angka IHPB terendah terdapat pada tahun 2000 yaitu 100 dan tertinggi pada tahun 2013 yaitu 287,44 rata - rata perkembangan dari Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia adalah 4,70%, yang artinya adanya peningkatan dalam perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia.

Dalam suatu proses perdagangan Internasional pasti akan ada suatu persaingan. Pada saat ini Indonesia mengalami persaingan dalam proses ekspor – impor biji kakao. Aulia (2015) berpendapat bahwa dalam perdagangan Internasional, daya saing merupakan suatu kekuatan atau keunggulan yang dimiliki suatu negara atau perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan dalam konteks perdagangan Internasional dan adanya persaingan di dalam dunia perdagangan Internasional, Indonesiaa harus mampu meningkatkan kualitas dan

(16)

16

kuantitas produknya agar kebutuhan dalam negeri dan permintaan luar negeri dapat terpenuhi.

Indonesia bukanlah satu-satunya negara penghasil biji kakao di asia, Philipina dan Singapura juga merupakan penghasil biji kakao di asia dan kedua negara tersebut juga merupakan kompetitor bagi Indonesia daalam hal ekspor – impor biji kakao. Disamping itu negara Philipina dan Singapura juga sudah melakukan ekspor biji kakao sejak tahun 2000 dan hal tersebut dapat dilihat pada data di Grafik1.5 dan Grafik1.6 sebagai berikut.

Grafik 1.5 Perkembangan Ekspor Biji Kakao Negara Philipina Tahun 2000-2015.

Sumber : Comtrade.un.org., 2016

Berdasarkan Grafik 1.5 dapat kita lihat perkembangan rata – rata ekspor biji kakao negara Philipina yaitu sebesar 0,011 % dan pada tahun 2002 adalah merupakan nilai tertinggi perkembangan ekspor biji kakao negara Philipina. Selain negara Philipina, negara Singapura juga memiliki perkembangan ekspor biji kakao yang cukup signifikan. Singapura berpotensi besar menjadi pengekspor

(17)

17

biji kakao terbesar di masa depan mengingat kemajuan pesat perkembangan negaraSingapura yang sangat besar dan perkembangan industri hilir kakao Singapura yang semakin berkembang. Perkembangan ekspor Biji Kakao Singapura dapat dilihat pada Grafik1.6 sebagai berikut.

Grafik 1.6 Perkembangan Ekspor Biji Kakao Negara Singapura Tahun 2000 – 2015.

Sumber : Comtrade.un.org., 2016

Berdasarkan Grafik1.6 perkembangan ekspor Biji Kakao Singapura terlihat mengalami laju fluktuasi yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan banyaknya industri cokelat yang mengolah biji kakao menjadi cokelat sebagai sarana oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke negara Singapura.

Disamping itu dalam pasar dunia terlihat juga persentase ekspor biji kakao Indonesia yang cukup signifikan, Amerika mengimpor sebanyak 42% dibandingkan Belanda dan Jerman maka dari itu Amerika menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia.

(18)

18

Diagram 1.7 Persentase Ekspor Biji Kakao Indonesia Ke Negara-Negara Besar Tahun 2014

Sumber :Comtrade.un.org, (data diolah)

Dapat dilihat pada diagram 1.7 menunjukan bahwa Amerika Serikat lebih unggul sebagai pengimpor biji kakao dibandingkan negara Belanda dan Jerman yang masing masing hanya sebesar 30 persen dan 28 persen pertahunnya. Produk biji kakao di Amerika Serikat banyak diolah menjadi cokelat batangan dan ada juga yang dijadikan cokelat cair sebagai minuman.

(19)

19 1.2. Rumusan Masalah

Untuk memberikan pedoman arah penelitian dari analisis data yang dikumpulkan, maka perlu adanya perumusan masalah yang jelas berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana daya saing ekspor biji kakao Indonesia diantara ekspor yang dilakukan oleh Negara Philipina dan Negara Singapura?

2. Apakah luas lahan, kurs dollar Amerika dan Indeks Harga Perdagangan Besar secara simultan berpengaruh terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015?

3. Bagaimanakah pengaruh luas lahan, kurs dollar Amerika dan Indeks Harga Perdagangan Besar secara parsial terhadap ekspor biji kakao Indonesia 2000-2015?

4. Variabel manakah diantara luas lahan, kurs dollar Amerika dan Indeks Harga Perdagangan Besar yang berpengaruh dominan terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berdasarkan pokok bahasan di atas adalah :

1. Untuk mengetahui daya saing ekspor biji kakao Indonesia diantara ekspor yang dilakukan oleh Negara Philipina dan Negara Singapura

(20)

20

2. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, kurs dollar Amerika dan Indeks Harga Perdagangan Besar secara simultan terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015.

3. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, kurs dollar Amerika dan Indeks Harga Perdagangan Besar secara parsial terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015.

4. Untuk mengetahui variabel dominan diantara luas lahan, kurs dollar Amerika dan Indeks Harga Perdagangan Besar terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang diterima selama perkuliahan pada kondisi yang sesungguhnya, khususnya yang terkait, Luas Lahan Pertanian Kakao Indonesia, Kurs Dollar Amerika dan Indeks Harga Perdagangan Besar terhadap ekspor biji kakao Indonesia tahun 2000-2015.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah Indonesia dalam mengambil kebijakan dalam bidang perdagangan internasional khususnya yang terkait dengan ekspor Biji Kakao.

(21)

21 1.5 Sistematika Penulisan

Dalam tulisan ini sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian.

Bab II Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan yang dibahas dalam laporan ini yaitu mengenaikonsep perdagangan internasional, konsep ekspor, kurs valuta asing, hubungan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap volume ekspor dan teori dan konsep daya saing.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai objek penelitian, jenis data, metode penelitian serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab IV Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini membahas mengenai simpulan yang diperoleh dari penyusunan laporan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh.

Gambar

Grafik 1.2. Perkembangan Luas Lahan Pertanian Kakao Indonesi                      Tahun 2000-2015
Grafik  1.3.  Perkembangan  Nilai  Tukar  Kurs  Dollar  Amerika  Tahun  2000  -  2015
Grafik 1.4. Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia     Tahun 2000 – 2015
Grafik 1.5 Perkembangan Ekspor Biji Kakao Negara Philipina Tahun 2000- 2000-2015.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam diploma yang dikeluarkan oleh pemerintah Prancis untuk menilai kemampuan bahasa Prancis seseorang yaitu DELF (Diplôme d’Etude de Langue Française) dan DALF

Perasaan berkewajiban dipandang tidak semata merupakan bentuk dampak secara langsung dari iklim kerja dalam organisasi, tetapi sebagaimana penelitian terdahulu yang

Dalam pemikiran Driyarkara ini, dapat dilihat bahwa persona memiliki hubungan yang terjalin antar satu persona dengan persona yang lain yang didasarkan oleh

Kemudahan Mendapat Nilai 10 10 Berdasarkan NKT terbesar pada tiap atribut hasil analisis konjoin yang disajikan pada Tabel 5, dapat ditarik kesimpulan bahwa kombinasi taraf

Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan, dimana kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan

Jawaban dari pertanyaan panduan tersebut disampaikan secara lisan dan direkam. Peneliti kemudian membuat transkrip rekaman suara. Transkrip tersebut merupakan narasi yang

Dengan demikian, tidak heran bahwa faktor desain termasuk dalam salah satu faktor yang membentuk keputusan membeli produk BlackBerry pada mahasiswa Universitas

Bagaimana sebenarnya kaitan antara komputer dengan sistem informasi?.. Untuk menjawab hal ini marilah terlebih dahulu kita lihat pengertian dari komputer dan informasi itu.