• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI YANG DIPERCEPAT (EXPEDITED SITE ASSESMENT/ESA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI YANG DIPERCEPAT (EXPEDITED SITE ASSESMENT/ESA)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PEMULIHAN

LAHAN

TERKONTAMINASI YANG

DIPERCEPAT

(EXPEDITED SITE

ASSESMENT/ESA)

(2)

Langkah 1 :

Penelusuran Data Eksisting Lokasi Lahan

Terkontaminasi

Data umum penelusuran data eksisting lokasi :

-

Data geologi/hidrogeologi lokasi;

-

Data sifat dan tingkat kontaminasi;

-

Data Jalur migrasi dan sebaran paparan

(3)

Langkah 2 :

Kajian Data dan Informasi Lahan

Terkontaminasi

Review informasi yang ada harus mencakup:

Riwayat penggunaan lahan dan kondisi saat ini;

Potensi sumber kontaminasi,

Potensi jalur migrasi dan reseptor, dan

Kondisi geologi dan hidrogeologi.

Jika lahan terkontaminasi masuk dalam kategori

RBCA (Risk Based Corrective Action) atau

bagian dari sanksi, perlu dievaluasi potensi

penggunaan lahan di masa yang akan datang.

(4)

Langkah 3 :

Pengembangan Modeling Awal

Pemulihan

Berdasarkan hasil kajian data dan informasi awal lahan terkontaminasi, tim verifikasi membuat modeling awal pemulihan.

Modeling awal disusun dilengkapi peta lokasi lahan terkontaminasi dan dibuat rencana titik-titik pengambilan sampel awal dan analisa kondisi awal di lapangan yang dibutuhkan, mencakup:

 kondisi geologi dan hidrogeologi;

 dugaan sumber kegiatan yang menyebabkan lahan terkontaminasi; dan  potensi jalur migrasi, reseptor, dan kendala sampling (misalnya, utilitas,

(5)

Langkah 4:

Desain Pengumpulan Data dan Analisa

Program

Berdasarkan modeling awal pemulihan, Tim verifikasi

melakukan pengumpulan data untuk membuat analisa

program.

Tim verifikasi dapat melakukan penyesuaian terhadap

modeling awal pemulihan sesuai dengan perkembangan

kondisi di lapangan. Misalnya : perubahan titik dan jumlah

sampel, perubahan kedalaman sampel dll.

Data dan analisis hasil modeling awal pemulihan untuk

mengidentifikasi hal-hal seperti : alat sampling yang

diperlukan, metode analisa, sumber kegiatan yang

mengkontaminasi, batas-batas lahan terkontaminasi dan

perkiraan sebaran kontaminan.

(6)

Modeling awal pemulihan menggunakan metode geofisika

permukaan untuk dapat memberikan informasi awal

tentang :

Lokasi penimbunan,

Data geologi dan kondisi hidrogeologi,

dan produk sisa.

Informasi awal ini diperlukan untuk pembuatan rencana

pengambilan sampel di lahan terkontaminasi.

Metode geofisika permukaan umum antara lain:

Ground Penetrating Radar,

Elektromagnetik, dan

(7)

Metode survei soil-dapat dipakai untuk memperoleh data jumlah lahan terkontaminasi dengan cepat. Metode ini dapat memberikan informasi :

 Posisi lokasi lahan yangdapat membantu memfokuskan kegiatan

pengambilan sampel yang lebih tepat.

 Informasi yang diperoleh dalam survei ini juga dapat membantu dalam

desain teknologi remediasi seperti ekstraksi uap tanah.

 Untuk identifikasi lahan terkontaminasi, setidaknya ada satu jenis media

– tanah, gas di dalam tanah, atau air tanah yang harus disampel.

 Pemilihan alat sampling yang tepat tergantung terutama pada:  Kondisi lokasi,

 Kedalaman sampel,  Geologi lokal,

 Ketersediaan alat , da  Anggaran/biaya.

(8)

Berdasarkan hasil modeling awal pemulihan terhadap lahan terkontaminasi maka dapat ditentukan metode analisa yang tepat untuk identifikasi lahan terkontaminasi. Penentuan metode analisa pemulihan ini mempertimbangkan beberapa faktor antara lain :

 Jenis kontaminan;  Kualitas data,

 Kemudahan penggunaannya,  Biaya,

 Ketersediaan alat, dan

 Kecepatan penyediaan data.

Beberapa metode dan peralatan analisis yang umum digunakan dalam identifikasi lahan terkontaminasi :

 Tes immunoassay kit,  Tes kolorimetri kit, dan

(9)

PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Pengumpulan data dan analisis program dilakukan secara intensif, Jangka pendek, dan investigasi lapangan. Program dan model pemulihan awal disempurnakan berdasarkan kondisi

pengukuran dan pengamatan on-site. Untuk memastikan bahwa pengukuran akurat, tim verifikasi harus memeriksa data lapangan yang dihasilkan, dengan mengembangkan kontrol kualitas (QC) terhadap metode yang digunakan.

QC :

- kalibrasi instrumen, sampel kosong, dan sampel kontrol. - memeriksa data dengan hasil membandingkan dari metode

analisis yang berbeda (misalnya, GC lapangan dengan

immunoassay test kit) atau dengan membandingkan hasil dari media lain.

- Proses validasi penting bagi pengembangan modeling awal

pemulihan karena membantu untuk menyelesaikan data yang anomali.

(10)

Evaluasi Data dan Pemilihan

Modeling

Faktor kunci dari ESA adalah evaluasi secara berkala dan

perbaikan dari modeling awal pemulihan.

Penyempurnaan modeling awal pemulihan dilakukan

melalui pengukuran langsung dan meminimalkan varians.

Modeling awal pemulihan dari ESA dianggap berhasil

apabila :

Modeling cocok dengan kondisi geologi /hidrogeologi

setempat;

Modeling cocok dengan data yang telah dikumpulkan;

dan

Dapat digunakan untuk memprediksi kondisi di bawah

(11)

PERTIMBANGAN TINDAKAN

PEMULIHAN DARURAT

Manfaat dari Kajian Pemulihan lahan

terkontaminasi yang dipercepat (ESA):

-

dapat segera diputuskan tindakan

pemulihan darurat secara cepat dan

akurat;

-

langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan

segera setelah ESA selesai dilakukan;

-

Mengidentifikasi lokasi dan jumlah

kontaminan yang dapat mempengaruhi

(12)

KAJIAN PEMULIHAN REGULAR/KONVENSIONAL

(CSA)

VS

KAJIAN PERCEPATAN PEMULIHAN (ESA)

Langkah 1: Tujuan Pemulihan (ESA Dan CSA)

 Penentuan daerah sumber, ciri situs geologi / hidrogeologi, dan

menggambarkan tingkat kontaminasi di tanah dan air tanah.

 Penentuan jalur migrasi utama dan paparan juga agar dapat segera diambil

tindakan pencegahan.

Langkah 2: Review informasi eksisting Lahan Terkontaminasi (ESA Dan CSA)

 Review latar belakang lahan terkontaminasi.

Di CSA, review informasi yang telah ada berdasarkan dari hasil monitoring sumur pantau yang digunakan untuk menentukan lokasi lahan terkontaminasi. Di ESA, review informasi yang telah ada dikumpulkan dalam rangka untuk

mengembangkan model awal pemulihan dari kondisi lokasi lahan terkontaminasi yang kemudian diplot pada peta dan digunakan untuk memandu penyelidikan lebih lanjut.

(13)

Langkah 3: Pengembangan Modeling Awal Pemulihan Lahan (ESA Dan CSA)

Berdasarkan penelaahan data regional dan situs yang ada, peneliti

mengembangkan modeling awal lahan terkontaminasi berdasarkan data situs geologi, hidrogeologi, sifat dan tingkat kontaminasi, jalur migrasi kontaminan, dan titik paparan.

Untuk CSA, menggunakan informasi ini untuk menentukan titik sumur pantau, penentuan kedalam pemboran dan analisa data yang ada di lahan terkontaminasi.

Untuk ESA, memasukkan informasi ini ke peta lahan terkontaminasi untuk mennyusun hipotesis berdasarkan data geologi, hidrogeologi, dan tingkat kontaminasi. Penentuan titik lokasi sampel dipilih untuk menguji hipotesis ini dan mengevaluasi apabila ada anomali data.

(14)

Langkah 4: Pengumpulan Data Desain Dan Program Analisis (CSA)

 Pengambilan sampel di lahan terkontaminasi

Pengambilan sampel di lahan terkontaminasi berupa pengambilan sampel tanah (menggunakan augher atau peralatan lain yang dipilih) dan

pengambilan sampel air tanah (minimal 3 titik) untuk dilakukan analisa. Untuk screening awal di lokasi lahan terkontaminasi dapat menggunakan alat analisa portabel seperti Flame Ionization Detector (FID) sebelum dilakukan pengambilan sampel untuk dianalisa sampel di laboratorium (off site).

 Semua data terkait pengambilan sampel perlu dicatat seperti :

ketebalan/kedalaman, jenis tanah, porisitas, struktur tanah, stratigrafi, heterogenitas, kadar air, dan lokasi pengambilan sampel tanah

terkontaminasi).

 Sampel tanah akan dianalisis parameter BTEX dan TPH, sedangkan sampel

(15)

Langkah 5: Kegiatan lapangan pemulihan secara

konvensional (CSA)

Pembuatan sumur monitoring di lokasi lahan terkontaminasi

(2 down gradien dan 1 di upgradien) untuk pengambilan

sampel air tanah.

Pengambilan sampel tanah awal dari masing titik dan

dianalisa di laboratorium untuk mendeteksi ada tidaknya

kontaminasi.

Pembahasan hasil analisa sampel yang telah diperoleh

dengan ahli (ahli tanah, ahli geologi, dll) sesuai kebutuhan

analisis.

(16)

 Langkah 4: Pengumpulan Data dan Analisis Program (ESA)  Pengambilan sampel.

Pengambilan sampel tanah dan sampel air tanah langsung dilakukan sesuai dengan titik sampeling dari modeling awal yang telah dibuat.

 Analisis lapangan.

Pengujian sampel dilakukan di lapangan dengan menggunakan laboratorium bergerak (mobile laboratorium) yang

terakreditasi dan metode pengujian yang telah disetujui/terkareditasi.

Sampel tanah dianalisis BTEX dan TPH sedangkan sampel air tanah dianalisis BTEX.

(17)

Screening Tanah Terkontaminasi

Untuk screening sampel tanah, semua sampel

tanah di lapangan diukur kandungan total volatil

organik (TOVs) melalui pengukuran udara ambien

menggunakan FID dengan sensitivitas yang tinggi.

Sampel tanah yang menunjukkan hasil yang

signifikas akan dianalisis oleh laboratorium

bergerak

Sampling air tanah

Sampel air tanah akan dikumpulkan dan dianalisis

di laboratorium bergerak di setiap lokasi

(18)

 Identifikasi Sifat Fisik Lahan Terkontaminasi

Dilakukan pengambilan sampel tanah dengan pengeboran inti dan dicatat dan direkam ahli geologi dalam log/catatan yang mendata : ketebalan, jenis tahan, porositas, struktur, stratigrafi, heterogenitas, kadar air dan lokasi. Sampel tanah dianalisa di laboratorium untuk parameter : Total karbon organik (TOC), bulk density, dan kadar air.

Selain itu juga dilakukan kajian aliran akuifier, pengkuran konduktifitas hidrolik tanah, pH tanah.

Sampel air tanah juga akan dikirim ke laboratorium untuk analisis indikator biodegradasi (NO3, SO4, Fe, Mn2 +, CH4, dan CO2). Parameter ini akan membantu mengevaluasi potensi migrasi kontaminan dan biodegradasi.

(19)

Perbandingan Kajian Pemulihan Lahan Terkontaminasi

Regular/Konvensional (CSA) dan Kajian Pemulihan yang dipercepat (ESA) :

 ESA memerlukan biaya yang lebih signifikan dibandingkan dengan

CSA. Namun demikian CSA baru penyelidikan awal dan akan membutuhkan tindak lanjut verifikasi lapangan.

 ESA menghasilkan satu laporan kepada regulator dan pemilik

fasilitas untuk membuat keputusan korektif dan tindakan yang efektif.

 CSA memberikan informasi yang cukup akurat untuk membuat

keputusan tindakan korektif. Jumlah sumur dan analisis akan mengurangi biaya secara signifikan dari ESA.

(20)

Keuntungan utama dari ESA adalah kajian pemulihan lebih cepat

dilakukan dengan informasi yang akurat tentang tingkat kontaminasi dan jalur migrasi sehingga keputusan perbaikan yang efektif dapat dilakukan dalam satu mobilisai. Meskipun biaya awal dari ESA sering lebih tinggi dari CSA, tetapi biaya akhir ini sering jauh lebih rendah.

Biaya yang lebih rendah ini disebabkan :

 Karakterisasi lahan terkontaminasi sudah dilakukan secara

menyeluruh;

 Penentuan sumur pantau lebih optimal dan permanen.

 Langkah-langkah tindakan korektif yang efektif dapat dioptimalkan

(Misalnya, meningkat lokasi titik sparging udara dan sumur tanah ekstraksi uap);

 Pengurangan biaya administrasi tulisan dan laporan; dan  Mengurangi sampling dan analisis yang tidak perlu.

Referensi

Dokumen terkait

Gelombang pemicuan UPWM unipolar untuk pemicuan voltage-source inverter (VSI) tiga fasa diperoleh dengan membandingkan sinyal segitiga (sinyal carrier) dengan tiga

Metode ini digunakan penulis untuk mencari data yang ada, dengan cara datang langsung ke objek atau lokasi penelitian dengan memperhatikan dan mencatat segala

Peneliti melakukan observasi pendahuluan pada hari Kamis, 05 Januari 2017 di kelas VIIB SMP NU 1 Wonosegoro. Tujuan diadakannya oservasi awal ini adalah untuk mengetahui

30) tanpa mengalami teubus tegangan, dibiarkan dalam bak air yang sau' atau direndam dalam bak air laj.n pada suhu dan laua waktu sebagaimana. dicantumkan dalam

Sistem penerapan campus service system pelayanan secara in site dan off site dalam mendukung kegiatan iLearning Education (iDU) pada perguruan tinggi ini diharapkan nantinya

pe$erjaan en#an $ompeten. *tanar Kompetensi ijelas$an oleh Kriteria ,nj!$ Kerja. Pelatihan $lasi$al aalah pelatihan -an# isampai$an oleh seoran# pelatih. Ke#iatan)$e#iatan

Evaluasi Kesesuaian Lahan Agroforestri Evaluasi kesesuaian lahan untuk jenis tanaman yang penggunaan lahannya berbentuk agrisilvikultur diperoleh hasil tingkat

Adapun tujuan khususnya adalah: (1) Mengetahui karakteristik keluarga TKW; (2) Mengidentifikasi dukungan sosial, fungsi pengasuhan, interaksi dalam keluarga, kualitas perkawinan,