• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Rekonsiliasi Fiskal & Pajak Tangguhan PSAK 46_Final_2012_rev1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi Rekonsiliasi Fiskal & Pajak Tangguhan PSAK 46_Final_2012_rev1"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

REKONSILIASI & KOREKSI FISKAL

Serta

PSAK 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK

PENGHASILAN & PAJAK TANGGUHAN

(2)

Topik Bahasan Sesuai SAP

1. Beberapa Perbedaan Perlakuan antara Komersial vs Fiskal 2. Perbedaan Waktu dan Permanen (Timing & Permanent

Diferrence) antara Komersial vs Fiskal

3. Rekonsiliasi Fiskal

(3)

Agenda/Topik Bahasan

1. Kuis

2. Rekonsiliasi dan Koreksi Fiskal

3. Definisi PSAK 46 dan Pajak Tangguhan 4. Konsep Dasar Akuntansi Pajak Tangguhan 5. Identifikasi DTA/DTL dan DTI/DTE

6. Contoh Perhitungan DTA dari Penyusutan Aktiva Tetap dan Lain-Lain

(4)

KUIS

1. Jelaskan dasar filosofi timbulnya

rekonsiliasi dan apa yang dimaksud

dengan rekonsiliasi fiskal & koreksi

fiskal?

2. Jelaskan jenis koreksi fiskal untuk

tujuan perhitungan pajak terhutang dan

juga untuk tujuan penerapan PSAK 46

(perhitungan pajak tangguhan) dan

bagaimana hubungan koreksi fiskal

dengan pajak tangguhan?

(5)

LABA KOMERSIAL

PPh Badan = Laba Fiskal X Tarif Pajak

LABA FISKAL REKONSILIASI

FISKAL (Koreksi Fiskal Positif &

Negatif)

(6)

Rekonsiliasi atau Koreksi Fiskal

Ketentuan perpajakan mengatur bahwa setiap WP

(khususnya badan) wajib menghitung dan membayar

pajaknya yang terhutang berdasarkan ketentuan

perpajakan. Pada umumnya WP menyusun LK

berdasarkan PSAK, sehingga untuk menghasilkan LK

agar sesuai ketentuan pajak (LK Fiskal) dan berapa

jumlah pajak terhutang dapat dihitung/ ditentukan,

maka perlu dilakukan proses penyesuaian LK

Komersial) agar sesuai dengan ketentuan

perpajakan. Proses penyesuaian inil disebut

Rekonsiliasi Fiskal yang akan menghasilkan

Laba atau Penghasilan Kena Pajak sebagai Dasar

Perhitungan PPh Badan

(7)

Identification of DTA/DTL dan DTI/DTE

P/L Acc. Rekonsiliasi P/L

Komersial Fiskal Fiskal

Positive Fiscal Negative

Correction Correction Correction

Permanent Temporary Permanent Temporary Difference Difference P/L Difference Difference

Fiscal

X 25% X 25%

Deferred Tax Income Deferred Tax Expense

Menghitung & membukukan Pajak Tangguhan artinya mengakui

pengaruh perhitungan pajak di masa yang akan datang (future tax benefit) yang disebabkan Temporary Difference

(8)

Dalam menentukan dan atau mengakui

penghasilan/pendapatan) & biaya/beban

antara AK vs AP (UU PPH) terdapat

persamaan/perbedaan konsep/metode

penentuan/pengakuan, perbedaan

pengakuan masa manfaat dll. Perbedaan

tersebut menimbulkan terjadinya

perbedaan pengakuan biaya yang sifatnya

bisa sebagai beda tetap (permanent

difference/PD) dan atau sebagai beda waktu

atau perbedaan temporer (

temporary

(9)

Prinsip Dasar Memahamsi PSAK 46

1. Harus memahami pengertian Laba Akuntansi

dan Laba Fiskal (Penghasilan Kena Pajak).

2. Harus memahami Rekonsiliasi Fiskal, Koreksi

Positif dan Negatif

3. Konsep Beda Tetap (Permanent Difference)

dan Beda Waktu (Timing Difference)

(10)

Laporan L/R

Komersial Analisis Rekons. Fiskal

Laporan L/R Fiskal Kor. + Kor - Pendapatan Beban Laba/Rugi Akuntansi Komersial Penghasilan OBYEK Pajak selain PPh Final Penghasilan OBYEK PPh Final

Penghasilan Bukan OBYEK PPh

Beban yang dapat

dikurangkan (Deductible Expense / DE)

Beban yang tidak dapat dikurangkan (Non- Deductible Expense) √ - - √ - Penghasilan Kena Pajak (Laba Fiskal) - X X - - - - - - X

(11)

Laba Akuntansi vs Laba Fiskal

Contoh Perhitungan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal, diasumsikan tidak ada koreksi fiskal sama sekali dan beban usaha hanya terdiri dari biaya penyusutan aktiva tetap

Keterangan

2006

2007

2008

2009

2010

Total

Pendapatan

1,000,000

1,100,000

1,200,000

1,300,000

1,400,000

6,000,000

Beban Usaha (Asumsi hanya biya penyusutan

saja)

(800,000)

(800,000)

(800,000)

(800,000)

-

(3,200,000)

Laba Akuntansi = Laba Fiskal (Penghasilan

Kena Pajak)

200,000

300,000

400,000

500,000

1,400,000

2,800,000

Beban PPh - Tahun Berjalan

(30%, 28% di 2009, 25% 2010)

60,000

90,000

120,000

140,000

350,000

760,000

Laba Akuntansi Setelah Pajak = Laba Fiskal

Setelah Pajak

140,000

210,000

280,000

360,000

1,050,000

2,040,000

(Dalam Rupiah)

Asumsi Biaya Penyusutan Per tahun Rp800.000 dan metode penyusutan menggunakan metode garis lurus

Nilai perolehan aktiva tetap Rp.3.200.000

(12)

Laba Akuntansi

Maka Laporan Laba Rugi Fiskal adalah tetap seperti yang dihitung di atas, sedangkan Laporan Laba Rugi Komersial berubah menjadi sebagai berikut

Keterangan

2006

2007

2008

2009

2010

Total

Pendapatan

1,000,000

1,100,000

1,200,000

1,300,000

1,400,000

6,000,000

Beban Usaha (Asumsi hanya biya penyusutan

saja)

(640,000)

(640,000)

(640,000)

(640,000)

(640,000)

(3,200,000)

Laba Akuntansi

360,000

460,000

560,000

660,000

760,000

2,800,000

Beban PPh - Akuntansi

(30%, 28% di 2009, 25% 2010)

108,000

138,000

168,000

184,800

190,000

788,800

Laba Akuntansi Setelah Pajak Akuntansi

252,000

322,000

392,000

475,200

570,000

2,011,200

(13)

Laba Akuntansi

J urnal P encatatan B eban P ajak untuk tahun 2006

D r: B eban P P h - T ahun B erjalan 60,000 D r: B eban P ajak T ang g uhan 48,000

C r: H utang P P h 60,000 C r: K ewajiban P ajak T ang g uhan (D T L ) 48,000

J urnal P encatatan B eban P ajak untuk tahun 2007

D r: B eban P P h - T ahun B erjalan 90,000 D r: B eban P ajak T ang g uhan 48,000

C r: H utang P P h 90,000 C r: K ewajiban P ajak T ang g uhan (D T L ) 48,000

J urnal P encatatan B eban P ajak untuk tahun 2008

D r: B eban P P h - T ahun B erjalan 120,000 D r: B eban P ajak T ang g uhan 48,000

C r: H utang P P h 120,000 C r: K ewajiban P ajak T ang g uhan (D T L ) 48,000

J urnal P encatatan B eban P ajak untuk tahun 2009

D r: B eban P P h - T ahun B erjalan 140,000 D r: B eban P ajak T ang g uhan 35,200

C r: H utang P P h 140,000 C r: K ewajiban P ajak T ang g uhan (D T L ) 35,200

J urnal P encatatan B eban P ajak untuk tahun 2010

D r: B eban P P h - T ahun B erjalan 350,000 D r: K ewajiban P ajak T ang g uhan 179,200

C r: H utang P P h 350,000 C r: B eban P ajak T ang g uhan 179,200 (K arena di tahun 2010 perbedaan s udah nol, maka pajak tang g uhan jug a harus nol atau dihapus

(14)

Laba Akuntansi

Laba Fiskal atau PKP yang sebenarnya 200,000 300,000 400,000 500,000 1,400,000 2,800,000 Beban PPh Menurut Fiskal Tahun Berjalan 60,000 90,000 120,000 140,000 350,000 760,000 S elisih Beban PPh Akuntansi vs Fiskal 48,000 48,000 48,000 44,800 (160,000) 28,800 S elisih ini disebut sebagai Pajak Tangguhan 48,000 48,000 48,000 44,800 (160,000) 28,800 Total Beban PPh Berjalan + Ditangguhkan 108,000 138,000 168,000 184,800 190,000 788,800 Harga Perolehan Aktiva 3,200,000 3,200,000 3,200,000 3,200,000 3,200,000 3,200,000 Akumulasi Penyusutan Akuntansi (640,000) (1,280,000) (1,920,000) (2,560,000) (3,200,000)

Nilai Buku S ecara Akuntansi Komersial 2,560,000 1,920,000 1,280,000 640,000

-Harga Perolehan Aktiva 3,200,000 3,200,000 3,200,000 3,200,000 3,200,000 -Akumulasi Penyusutan Fiskal (800,000) (1,600,000) (2,400,000) (3,200,000) (3,200,000)

Nilai Buku S ecara Fiskal 2,400,000 1,600,000 800,000 - - -Perbedaan Nilai Buku Akt vs Fiskal 160,000 320,000 480,000 640,000

-Perbedaan Nilai Buku x tarif pajak 48,000 96,000 144,000 179,200

-Mengakibatkan terjadinya DTL DTL DTL DTL DTL menjdi 0

Nilai Buku Akt > Nilai Buku Fiskal DTL karena mengakibatkan penambahan penghasilan kena pajak di masa mendatang

Nilai Buku Akt < Nilai Buku Fiskal DTA karena dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak di masa mendatang

Beban Penyusutan versi Akuntansi (640,000) (640,000) (640,000) (640,000) (640,000) (3,200,000) Beban Penyusutan versi Fiskal (800,000) (800,000) (800,000) (800,000) - (3,200,000) S elisih 160,000 160,000 160,000 160,000 (640,000)

-J enis koreksi Koreksi - Koreksi - Koreksi - Koreksi - Koreksi +

(15)

Koreksi Fiskal

Koreksi Fiskal Positif

Adalah penyesuaian terhadap penghasilan neto komersial dalam rangka menghitung Penghasilan Kena Pajak yang bersifat menambah penghasilan dan/atau mengurangi biaya-biaya komersial.

1

Contoh :

a. Beban tidak diakui pajak (non deductible expenses) seperti

kenikamatan dalam bentuk natura

b. Pembentukan cadangan yang tidak dapat diakui secara fiskal, misanya

cadangan biaya aktiva produktif selain kredit (penyertaan,

penempatan, surat berharga, tagihan akseptasi dll), cadangan bonus/insentif/THR, cadangan legal.

 BTK Tunjangan rekreasi, BTK Tunjangan club membership, BTK

perawatan kesehatan rawat inap, BTK general check up, BTK bantuan uang duka

 Biaya sewa rumah dinas untuk karyawan, biaya pembinaan mental

(16)

Koreksi Fiskal

Koreksi Fiskal Negatif

Adalah penyesuaian terhadap penghasilan neto komersial dalam rangka menghitung Penghasilan Kena Pajak yang bersifat mengurangi penghasilan dan/atau menambah biaya-biaya komersial.

2

Contoh :

a. Penghasilan bukan obyek Pajak Penghasilan. Misalnya dividen/bagian laba anak perusahaan dimana share >25%

b. Pendapatan yang telah dikenakan pemotongan pajak yang bersifat final, misalnya pendapatan dari persewaan tanah/bangunan dan pendapatan dari penjualan tanah/bangunan/properti terbengkalai milik bank dan AYDA

(17)

Beda Tetap (Permanent Difference)

Perbedaan yang timbul karena ketentuan perpajakan mengatur berbeda dengan ketetentuan akuntansi.

Ciri dari perbedaan tetap yaitu dalam jangka panjang, perbedaan antara nilai basis akuntansi dengan nilai basis pajak tidak pernah bertemu (semakin melebar).

1

Contoh :

a. Beban tidak diakui pajak (non deductible expenses) seperti

kenikamatan dalam bentuk natura

b. Pendapatan yang bukan obyek PPh seperti dividen/bagian laba anak

perusahaan dimana share >25%

 BTK Tunjangan rekreasi, BTK Tunjangan clum membership, BTK

perawatan kesehatan rawat inap, BTK general check up, BTK bantuan uang duka

 Biaya sewa rumah dinas, biaya pembinaan mental dan jasmani,

(18)

Beda Waktu (Timing Difference)/Perbedaaj Temporer (TD)

Perbedaan waktu yaitu perbedaan basis nilai akuntansi dengan basis nilai pajak karena metode yg digunakan atau perbedaan antara “Accounting Base” yaitu nilai buku/nilai tercatat aset & kewajiban menurut akuntansi dengan ”Tax Base” yaitu nilai buku fiskal yang digunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak (rugi fiskal) yg dilaporkan SPT-PPh badan. Ciri dari perbedaan waktu yaitu suatu saat dalam jangka panjang, perbedaan nilai buku akuntansi dengan pajak akan mencapai titik temu (reverse)

2

Contoh :

a. Perbedaan metode dan umur ekonomis dalam perhitungan beban penyusutan aktiva tetap.

b. Accrual basis vs realisasi basis, seperti cadangan biaya legal, cadangan biaya bonus/insentif/THR dan cadangan biaya aktiva produktif selain kredit (penyertaan, penempatan, surat berharga, tagihan akseptasi dll).

c. SGU dengan hak opsi

d. Penyisihan kerugian piutang, Penyisihan potongan penjualan dll

e. Penggabungan, peleburan, pemekaran berdasarkan nilai buku dan harga pasar dll.

f. Rugi fiskal yang belum habis dikompensasi diperhitungkan pada DTA

(19)

Dengan adanya perbedaan yang bersifat

sementara (

temporary diffrence/TD

) antara

akuntansi pajak dengan akuntansi komersial,

maka pengaruh perhitungan pajak di masa

yang akan datang (

future tax benefit

) yang

disebabkan TD tersebut harus diakui sebagai

“aktiva pajak tangguhan (

deferred tax assets

atau

DTA)” atau “kewajiban pajak tangguhan

(

deferred tax liability

atau

DTL)”. Idealnya

PSAK No. 46 tentang pajak tangguhan ini

diterapkan sejak perusahaan berdiri, sehingga

pengaruh beda waktu terhadap DTA atau DTL

bisa NIHIL.

(20)

KOREKSI ATAU PENYESUAIAN FISKAL

 Perbedaan Prinsip dan Metode antara menurut Fiskal dan Komersial. Contoh:Penyusutan, Metode Penilaian, Penyusutan, Amortisasi Beban Ditangguhkan, Penyisihan atau Cadangan Piutang, Purna Jual,

Persediaan Usang, Kerugian Sengketa Hukum, Nilai Surat Berharga dan Persediaan berdasarkan Mark to Mark. Dalam prinsip perpajakan dikenal konsep biaya dan penghasilan yaitu, Deductible Expense

(Biaya yang dapat dikurangkan) dan Non Deductible Expense (Biaya yang tidak dapat dikurangkan), Taxable Income dan Non Taxable Income.

 Menurut pajak (Pasal 6 ayat 1 UU PPh) tidak semua biaya dapat dikurangkan/diakui sebagai biaya, biaya yang dapat dikurangkan

hanya biaya yang memenuhi 3M (dapat/nagih/melihara penghasilan)

 Penghasilan yang bukan merupakan objek PPh (Non Taxable)

menurut Pajak tidak dapat diakui sebagai penghasilan secara fiskal, sedangkan menurut komersial dapat diakui sebagai penghasilan

contoh: dividen yang diterima dari penyertaan perseroan di DN yang merupakan inter corporate divident.

 Penghasilan yang dipotong PPh Final tidak dapat diakui sebagai penghasilan menurut Fiskal, sedangkan menurut komersial dapat diakui sebagai penghasilan.

(21)

Contoh Biaya yang tidak dapat dikurangkan (Non Deductible)

Hibah, bantuan dan sumbangan, kecuali

sumbanangan tertentu yang diatur sesuai PMK.

Pajak Penghasilan, kecuali yang di grossed up.

Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan

kepada pihak-pihak tertentu dan juga pihak terkait

(related party).

Biaya atau pengeluaran untuk kepentingan pribadi

wajib pajak dan orang yang menjadi tanggungannya.

Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan

firma yang modalnya tidak terbagi atas saham.

Sanksi perpajakan.

(22)

Beda tetap (permanen difference) :

Akuntansi

Pajak Penghasilan

a. Penghasilan

a. Bukan objek

pajak

b. Bukan penghasilan

b. Objek PPh

c. Penghasilan

c. Dikenakan

Final

d. Biaya

d. Bukan biaya

e. Bukan biaya

e. Biaya

(23)

k. Perhitungan Pajak Tangguhan adalah perhitungan aset

dan kewajiban pajak tangguhan yang diakui berdasarkan

konsekuensi pajak pendapatan yang timbul dimasa yang

akan datang (

recognition based on

“ the future income tax

consequences” ) yang timbul karena perbedaan dasar

penilaian aset dan kewajiban antara menurut perhitungan

akuntansi dan pajak/fiskal.

l.

Akuntansi Untuk Pajak Tangguhan diatur dalam Statement of

Financial Accounting Standard /SFAS or PSAK No.46 related

to Accounting or Income Tax, issued or legalised the National

Committee of the Indonesian Institute of Accountants sold to

the public) and since January 1, 2001 for other enterprises

(non public company).

(24)

a. Income Tax is the tax calculated based on the tax regulations and imposed on the taxable income of the enterprise

b. Final income tax is income tax which is final in nature, i.e. subsequent to settlement of the enterprise’s tax obligations and the income subject to the final income tax is not combined with other income subject to the non-final income tax. This type of tax may be imposed on certain types of income, transactions or business activities.

c. Accounting profit is net profit or loss for a period before deducting tax expense .

d. Taxable profit (tax loss) is the profit (loss) for a period, determined in accordance with the rules established by the taxation authorities, upon which income taxes are payable (recoverable).

e. Tax expense (tax income) is the aggregate amount included in the determination of net profit or loss for the period in respect of current tax and deferred tax .

(25)

f. Current tax is the amount of income taxes payable (recoverable) in respect of the taxable profit (tax loss) for a period .

g. Deferred tax liabilities are the amounts of income taxes payable in future periods in respect of taxable temporary differences .

h. Deferred tax assets are the amounts of income taxes recoverable in future periods in respect of:

a) deductible temporary differences; and b) the carry forward of unused tax losses.

j. Temporary differences are differences between the carrying amount of an asset or liability in the balance sheet and its tax base. Temporary differences may be either:

a) taxable temporary differences, which are temporary differences that will result in taxable amounts in determining taxable profit (tax loss) of future periods when the carrying amount of the asset or liability is recovered or settled; or

b) deductible temporary differences, which are temporary differences that will result in amounts that are deductible in determining taxable profit (tax loss) of future periods when the carrying amount of the asset or liability is recovered or settled.

(26)

Konsep Dasar Akuntansi Pajak Tangguhan (Fundamental Concept of Accounting for Deferred Tax)

Accounting for Deferred Tax Method use balance sheet approach.

- non deductible expense such as benefit in the form in kind and fringe benefit

- Non taxable income such as Dividends or portion of profits received or earning from subsidiaries which share ownership > 25% (Income Tax Laws year 2000 Article 4 (3) f)

1. Method

2. The Difference of Accounting and Tax A. Permanent Difference

The Difference born because the tax laws regulated difference with Accounting rules.

(27)

Permanent Difference characteristic; in a long term, the value difference between Accounting basis and Tax basis will never be match.

- Fixed Assets Depreciation Method

- Accrual Basis Vs Realization Basis, for examples; provision of legal expense, provision of HR expense, provision of Productive Asset Expense, etc.

B. Temporary Difference

Temporary difference is the difference of the basis value in Accounting Vs Tax, in respect of Accounting method . Examples :

Temporary difference characteristic; one time in a long term, the value difference between Accounting Basis and Tax Basis will be match (reverse).

Konsep Dasar Akuntansi Pajak Tangguhan (Fundamental Concept of Accounting for Deferred Tax)

(28)

• Temporary difference of asset value basis (rights to obtain benefit), whereas the fiscal treatment is recognized by taxation as deductible in calculating earnings before tax for the next period.

• Fiscal loss which not yet compensated.

Temporary Difference of liabilities value basis, whereas the fiscal treatment can be imposed (as tax object) in calculating next period earnings before tax (example: Mark to Market Marketable Securities deferred income).

C. Temporary differences can results: a. Deferred Tax Asset (DTA):

b. Deferred Tax Liabilities (DTL):

Konsep Dasar Akuntansi Pajak Tangguhan (Fundamental Concept of Accounting for Deferred Tax)

(29)

a. Deferred tax assets and liabilities should be measured at the applied tax rates in the period when the asset is realized or the liability is settled.

b. Deferred tax assets and liabilities should not be discounted.

c. The carrying amount of a deferred tax asset should be reviewed at each balance sheet date. An enterprise should reduce the carrying amount of a deferred tax asset to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow the benefit of part or all of that deferred tax asset to be utilized. Any such reduction should be reversed to the extent that it becomes probable that sufficient taxable profit would be available 3. Measurement:

Konsep Dasar Akuntansi Pajak Tangguhan (Fundamental Concept of Accounting for Deferred Tax)

(30)

a. Current Tax: Tax Expense based on the calculation of Tax Return

b. Deferred Tax: Deferred Tax Expense (Income)

a. Deferred Tax Assets and Liabilities prepared as net/offset amount in the balance sheet, if in a same Tax Office.

b. Deferred Tax Assets and Liabilities prepared separately, if Deferred Tax Assets and Liabilities in a different Tax Office.

4. Tax Expense:

5. Preparation in Balance Sheet

Konsep Dasar Akuntansi Pajak Tangguhan (Fundamental Concept of Accounting for Deferred Tax)

(31)

c. Deferred Tax Asset prepared separately with restitution corporate tax

d. Deferred Tax Liabilities prepared separately with corporate tax payable

a. The main components of tax expense (income): - Current Tax and Adjusments

- The amount of deferred tax expense (income) relating to the origination and reversal of temporary differences changes in tax rates or the imposition of new taxes.

- The amount of the benefit arising from a previously unrecognized tax loss or temporary difference of a prior period that is used to reduce current and deferred tax expense.

6. Disclosure

Konsep Dasar Akuntansi Pajak Tangguhan (Fundamental Concept of Accounting for Deferred Tax)

(32)

- Deferred tax expense arising from the write-down, or reversal of a previous write-down, of a deferred tax asset.

b. The Amount of Current Tax and Deferred Tax

c. The relationship tax expense/income and Accounting profit:

- Tax expense/income reconciliation with accounting profit times tax rate

- The average effective tax rate reconciliation is the tax expense (income) divided by the accounting profit.

Konsep Dasar Akuntansi Pajak Tangguhan (Fundamental Concept of Accounting for Deferred Tax)

(33)

Identification of DTA/DTL dan DTI/DTE

1. Balance Sheet Approach

a. Asset Post, if (Net Book Value = Book Value) NBV Accounting < NBV Fiscal, generate Deferred Tax Asset.

b. Asset Post, if NBV Accounting > NBV Fiscal, generate Deferred Tax Liabilities

c. Liabilities Post, if NBV Accounting > NBV Fiscal, generate Deferred Tax Assets

d. Liabilities Post, if NBV Accounting < NBV Fiscal, generate Deferred Tax Liabilities

e. Deferred Tax is calculated by applied Article 17 Income Tax Law (30%) multiply with the difference of NBV Accounting and Fiscal

(34)

3. Identification of DTA/DTL dan DTI/DTE

a. DTA & DTL calculation with balance sheet approach, mostly could be reconciled from fiscal temporary difference sight in profit & Loss by identify whether such fiscal correction is positive or negative.

Fiscal Correction Account Type Profit/Exp Comparation

DTI/DTE generated

Positive Correction Income

Accounting < Tax

Deferred Tax Income

Expense

Accounting > Tax

Deferred Tax Income

Negative Correction Income

Accounting > Tax

Deferred Tax Expense

Expense

Accounting < Tax

Deferred Tax Expense

f. Comparing DTA or DTL Balance with DTA or DTL previous year balance

(35)

3. Identification of DTA/DTL dan DTI/DTE

b. Deferred Tax is calculated by applied Article 17 Income Tax Law (30%) multiply with the difference with the above step.

c. Identify DTA/DTL pursuant to DTA/DTL previous year balance.

3. Accounting Journals:

Conditions Journal of DTA/DTL Journal of DTI/DTE

DTA balance decrease DTA credited DTE debited DTA balance increase DTA debited DTI credited DTL balance decrease menurunDTL debited DTI credited DTL Balance increase DTL credited DTE debited

(36)

3. Identification of DTA/DTL dan DTI/DTE

4. Types of temporary fiscal correction which effect to Bank Mandiri deferred tax such as:

a. Fixed Assets Depreciation

b. Difference of Allowance for Bad Debt calculation between Accounting and Tax

c. Loan Write Off which has not been or will be transferred to the court or the State Auction and Receivership Agency (BUPLN)

d. allowance for possible losses on placement, investment, marketable securities, commitments and contingencies and its forex gain/loss except for loan

e. allowance for non productive assets: AYDA, Abandoned Property

f. Provision for legal and Provision for Human Resource

(37)

Latihan

Terdapat item biaya dan pendapatan dalam tabel

berikut ini menurut Komersial dan Fiskal.

Tentukan mana yang merupakan koreksi positif

dan negatif , perbedaan waktu dan permanen?

Mana yang menimbulkan pajak tangguhan?

(38)

N o.

Keterangan Menurut Komersial

Menurut Fiskal Perbedaan/Ko reksi a. Biaya penyusutan aset

tetap selain kendaraan dinas direksi

5.000.000 6.000.000 1.000.000

b. Biaya piutang tak tertagih 7.000.000 3.000.000 4.000.000

c. Biaya penyusutan aset tetap SGU

4.000.000 0 4.000.000

d. Biaya pesangon dan bonus (didalamnya terdapat sebesar Rp.6 jt merupakan penyisihan atau cadangan)

20.0000.000 14.000.000 6.000.000

e. Biaya penghapusan persediaan using (menurut Komersial sudah diakui tahun sebelumnya sebagai biaya)

(39)

No.

Keterangan Menurut Komersial Menurut Fiskal Perbedaan/Koreksi

f. Biaya penyisihan atas ganti rugi sengketa hukum (legal case) (realisasi tahun berjalan sebesar Rp.3 jt)

13.000.000 3.000.000 10.000.000

g. Biaya promosi (tidak ada daftar nominatif)

2.000.000 - 2.000.000

h. Penghasilan yang telah dipotong PPh final

4.000.000 - 4.000.000

i. Biaya penyusutan kendaraan dinas direksi

5.000.000 2.500.000 2.500.000

j. Biaya sumbangan panti asuhan

1.000.000 - 1.000.000

k. Biaya sumbangan beras kepada pegawai

1.500.000 - 1.500.000

l. Biaya rekreasi karyawan 3.000.000 - 3.000.000 m. Pendapata sewa gedung 4.000.000 - 4.000.000 n. Biaya Iuran Wajib Dana

Pensiun

(40)

4. Sample of DTA Calculation of Fixed Assets Depreciation

Sample: Deferred Tax Assets Calculation on Fixed Assets Depreciation

FA Inventory acquired in year 1998, Acq Cost = 1000, Accounting usefull life = 5 years & Tax = 8 years.

Balance Sheet Analysist

Years (million Rp)

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Accounting Basis Value

Acquisition Cost 1000 1000 1000 1000 1000 a

Acc. Depreciation 200 400 600 800 1000 b

Accounting Book Value 800 600 400 200 0 c = a - b (to B/S)

TaxBasis Value

Acquisition Cost 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 d

Acc. Depreciation 125 250 375 500 625 750 875 1000 e

Tax Book value 875 750 625 500 375 250 125 0 f = d - e

Temporary Difference 75 150 225 300 375 250 125 0 g = f - c

Income Tax rate 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% h

Deferred Tax Assets 18,75 37,5 56,25 75 93,75 62,5 31,25 0 i =g x h

(41)

4. Sample of DTA Calculation of Fixed Assets Depreciation

Profit & Loss analysist

Years (million Rp)

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Accounting Basis Value

Depreciation Expense 200 200 200 200 200

Accounting Depreciation 200 200 200 200 200 a

Expense

Tax Basis Value

Depreciation Expense 125 125 125 125 125 125 125 125

Tax 125 125 125 125 125 125 125 125 b

Expense

Temporary Difference 75 75 75 75 75 (125) (125) (125) c = a - b

Income Tax Tariff 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% d

Deferred Tax 18,8 18,8 18,8 18,8 18,8 (31,3) (31,3) (31,3) e = c x d Income/(expense)

(42)

4. Sample of DTA Calculation of Fixed Assets Depreciation

PT X

FISCAL PROFIT AND LOSS CALCULATION (31 Desember 1998 -2005)

Years (million Rp)

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Earning Before Tax 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 a

Fiscal Correction

Temporary Difference 75 75 75 75 75 (125) (125) (125)b

Fiscal Profit ( Loss ) 1.075 1.075 1.075 1.075 1.075 875 875 875 c = a + b

Tax Tariff 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% d

Current Tax Expense 268,8 268,8 268,8 268,8 268,8 218,8 218,8 218,8 e = c x d

Deferred Tax Income/(Expense)

22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 (37,5) (37,5) (37,5)f

Net Tax Expense 246,3 246,3 246,3 246,3 246,3 256,3 256,3 256,3 g = e - f

Earning After Tax 754 754 754 754 754 744 744 744 h = a - g

Tax Payable 268,8 268,8 268,8 268,8 268,8 218,8 218,8 218,8 i = e

(43)

Jurnal Pengakuan Pajak Tangguhan

Keterangan Tahun 2010 Biaya 2010 Tahun 2011 Biaya 2011 Tahun 2012 Biaya 2012 Accounting Basis Value: Depreciation Expenses

200 200 400 200 600 200 Tax Basis Value: Depreciation Expenses

125 125 250 125 375 125 Selisih 75 75 75 Tari Pajak 0,25 0,25 0,25 Pajak Tangguhan 18,75 18,75 18,75

(44)

Kredit Pajak

Pajak dibayar dimuka yang dapat dikredit sebagai pengurang

PPh Badan Tahunan adalah

1. PPh Pasa 24 yaitu pajak yang dibayar di luar negeri oleh

Kantor Cabang (BUT) Perusahaan Indonesia yang Kantor

Pusatnya berkedudukan dan berbadan hukum Indonesia

2. PPh Pasal 25

3. PPh Pasal 23 yang dipotong oleh pihak lain

(45)
(46)

Referensi

Dokumen terkait

melupakan password untuk login , maka user dapat menekan tombol bantuan untuk beralih ke form bantuan untuk memasukan username dan jawaban dari pertanyaan yang sudah

Untuk mendapatkan nilai kekerasan yang sama dengan nilai yang dimiliki oleh 1,5% agar pada media komersial, maka dilakukan percobaan dengan mengukur kadar karaginan hasil ekstraksi

 Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki

!engan alat ukur ini perusahaan mampu menilai karakteristik dari calon !engan alat ukur ini perusahaan mampu menilai karakteristik dari calon karya&#34;an apakah cocok dan sesuai

Hasil desalting minyak mentah dan dewatering oleh proses bersatu ultrasonik-listrik dibandingkan dengan proses listrik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.. 0,72% setelah

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan

Selain Archaster typicus di pulau mandangin juga ditemukan spesies bintang laut Echinaster luzonicus , akan tetapi jumlah dari spesies tersebut yang ditemukan Pada saat