PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 72 TAHUN 2019
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
SALINAN
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR T2TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang a. bahwa
untuk
melaksanakan ketentuan Pasal232
ayat(ll
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2074
tentangPemerintahan
Daerah,
telah
ditetapkan
PeraturanPemerintah
Nomor 18
Tahun
20t6
tentang
Perangkat Daerah;bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor
18Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah perludiubah
untuk
memperkuat
peran
dan
kapasitasinspektorat
Daerahagar lebih
independendan
obyektifdalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari korupsi,kolusi,
dan
nepotismeserta meningkatkan
efektivitas,profesionalisme,
dan
kinerja
pelayanan
rumah
sakitDaerah;
bahwa
berdasarkan pertimbangan
sebagaimanadimaksud dalam
huruf
a danhuruf
b,perlu
menetapkanPeraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah
Nomor 18 Tahun
2016
tentang
Perangkat Daerah;b
C
Mengingat
Menetapkan
-2-i.
Pasal5 ayat
(2) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945;2.
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2Ol4
tentangPemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
RepublikIndoncsia
Tahun
2ol4 Nomor
244, Tambahan LembaranNegara
Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimanatelah
beberapakali
diubah
terakhir
dengan
Undang-Undang Nomor 9Tahun
2ol5 tentang
Perubahan Keduaatas
Undang-UndangNomor
23
Tahun
2oI4
tentangPemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
RepublikIndonesia
Tahun 2015
Nomor58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679\;3.
Peraturan
PemerintahNomor 18
Tahun
2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5887); MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR TENTAN,.} PERANGKAT DAERAH.PERUBAHAN
18
TAHUNATAS 2016
Pasal I
Beberapa
ketentuan
dalam Peraturan PemerintahNomor
18Tahun
2076 tentang
PerangkatDaerah
(Lembaran NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
2016
Nomor
114,
TambahanLembaran Negara
Republik indonesia Nomor 5887)
dirrbah sebagai berikut:
PRESTDEN
REPUBLTK INDONESIA
-3-1 Ketentuan
ayat
(5) Pasal 11diubah,
sehingga berbunyisebagai berikut:
Pasal 1 1
(1)
Inspektorat Daerahprovinsi
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal5
ayat
(1)huruf
c
merupakanunsur
pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah'
(2)
Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin olehinspektur'
(3)
Inspektur Daerah provinsi
sebagaimana dimaksudpada
ayat
(2)
dalam
melaksanakan
tugasnyabertanggung
jawab
kepad'a
gubernur
melaluisekretaris Daerah.
(4)
Inspektorat Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu gubernur dalam membina dan mengawasi pelaksanaan UrusanPemerintahanyangmenjadikewenanganDaerahdan
Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah'
(5)
Inspektorat Daerah provinsi dalam
melaksanakantugas
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(4)menyelenggarakan fungsi:
a.
perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi Pengawasan;b.
pelaksanaan pengawasan
internal
terhadapkinerja
dan
keuangan
melalui
audit,
reviu, evaluasi, pemantarlan, dan kegiatan pengawasan lainnya;c.
pelaksanaan pengawasanuntuk
tujuan
tertentu atas penugasan dari gubernurdan/atau
Menteri;-4-2
d.
penyusunan laporan hasil pengawasan;e.
pelaksanaan
koordinasi
pencegahan tindak
pidana koruPsi;
f.
pengawasan pelaksanaan
program
reformasibirokrasi;
g.
peiaksanaan
administrasi inspektorat
Daerah provinsi; danh.
pelaksanaan
fungsi
lain
yang
diberikan
olehgubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.
Di
antara ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12
disisipkan3
(tiga) pasal,
yakni
Pasal 11A, Pasal
11El,
dan Pasal 1IC, yang berbunyi sebagai berikut:Pasal 1 1A
(1)
Inspektorat
Daerah provinsi
meiaksanakan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerahkabupaten/kota.
(2)
Pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)sebagai pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur
sebagai
wakil
Pemerintah
Pusat dalarn
rangkapembinaan
dan
pengawasan
penyeleriggaraan Pemerintahan Daerah.Pasal 1 18
Dalaln
ha1terdapat
potensi penyalahgunaan wewenangdanlatau
kerugian keuangan negaraf Daerah, inspektoratDaerah provinsi
melaksanakan
fungsi
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
t1
ayat (5)
huruf
c
tanpa menunggu penugasan dari gubernurdanlatau
Menteri.PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-5-Pasal 1 1C
(1)
Dalam
hal
pelaksanaan
fungsi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
11 ayat
(5)
huruf
b
danhurufcterdapatindikasipenyalahgunaanwewenang
clan/atau kerugian keuangan
negara/Daerah'inspekturDaerahprovinsiwajibmelaporkankepada
Menteri.
(2)
Menteri
melakukan supervisi kepada
inspektoratDaerah
provinsi
dalam menanganilaporan
indikasipenyalahgunaan
wewenang
danlatau
kerugiankeuangannegarafDaerahsebagaimanadimaksud
pada aYat (1).
(3)
Pelaksanaan supervisi sebagaimana dimaksud padaayat(2|melibatkanlembagayangmelaksanakan
tugas dan fungsi pengawasan
intern
Pemerintah'3.
Ketentuan Pasal21
diubah,
sehinggaberbunyi
sebagai berikut:Pasal 21
(1)
Pada Urusan
Pemerintahandi
bidang
kesehatan,selain
unit
pelaksanateknis dinas
Daerah provinsi sebagaimanadimaksud
dalam Pasal
19
terdapatrumah
sakit Daerah provinsi sebagaiunit
organisasibersifat khusus yang memberikan layanan
secara profesional.(2)
Sebagaiunit
organisasi bersifat khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
rumah
sakit Daerah provinsimemiliki
otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barangmilik
Daerah serta bidang kepegawaian.-6-(3)
RumahsakitDaerahprovinsidipimpinolehdirektur
rumah
sakit Daeral-r Provinsi.4
Di
antara ketentuan
Pasal 21dan
Pasal22
disisipkan6
(enarn) pa-saI,yakni
Pasai2lA,
Pasai2lB,
Pasal2lC'
pasal
2lD,
Pasal2!8,
dan
Pasal
2lF,
yang
berbunyisebagai berikut:
Pasal 2 1A
(i)
Direktur
rumah
sakit
Daerah
provinsi
dalam pengelolaan keuangan dan barangmilik
Daerah sertabidang
kepegawaian sebagaimanadimaksud
dalam Pasal2l
ayat (2) bertanggungjawab
kepada kepala dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahandi bidang kesehatan.
(2)
Pcrtanggungjawaban sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) dilaksanakanmelalui
penyampaian laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barangmilik
Daerah
serta bidang
kepegawaian
rumah
sakitDaerah provinsi. Pasal 2 18
(1)
Otonomi dalam
pengelolaan keuangandan
barangmilik
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21ayat
(21meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawabankeuangan
serta
penggunaandan penatausahaan barang
milik
Daerah'(2)
Dalam
melaksanakan
ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),direktur
rumah sakit Daerah provinsi ditetapkan selaku kuasa pengguna anggaranclan
kuasa
pengguna
barang sesuai
dengankctentuan peraturan per\rnclang-undangan' (3) Selain
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
7-(3) Selain selaku kuasa
pengguna
anggaransebagaimana dimaksud pada ayat(2),
direktur
rumahsakit Daerah
Provlnslkewenangan:
memiliki
tugas
dana.
menyusun rencana kerja dan anggaran;b.
menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;c.
menandatangani surat perintah membayar;d.
mengelola
utang
dan
piutang
Daerah
yangmenjadi tanggung jawabnYa;
e.
men1rusun dan menyampaikan laporan keuanganunit
Yang diPimPinnYa;f.
menetapkanpejabat pelaksana
teknis
kegiatandan pejabat penatausahaan keuangan; dan
g.
menetapkan pejabat
lainnya dalam
unit
yangdipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan Daerah.
(4)
Rencana
kerja
dan
anggaran
serta
dokumenpelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf
a danhuruf
b disampaikan kepadatim
anggaran Pemerintah
Daerah provinsi
melaluipejabat
pengelola keuangan
Daerah
untuk
diverifikasisesuaidenganketentuanperaturan
perundang-undangan.
(5)
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) danayat
(4)
berlaku
juga
bagi rumah
sakit
Daerahprovinsi yang
telah menerapkan
pola
pengelolaankcuangan
badan layanan
umum
Daerah
dalammenyusun rencana bisnis anggaran'
-8-Pasal 21C
(1)
Dalam
pelaksanaan
keuangan
sebagaimanadimaksuddalamPasal2lBayat(1),direkturrumah
sakitDaerahprovinsimelaksanakanbelanjasesuai
dokuinen
pelaksanaan
anggaran
sebagaimanadimaksuddalamPasal2|Bayat(3)hurufbsesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan'(2)
Direktur rumah sakit
Daerahprovinsi
sebagaimanadimaksud
pada
ayal (1) bertanggung
jawab
ataspelaksanaan anggaran pendapatan
dan
belanjarumah sakit Yang diPimPinnYa' Pasal
2lD
(1)
Dalam pertanggungjawaban keuangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal
2IB
ayat (1),direktur
rumahsakit
Daerah
provinsi
melakukan
penyusunanlaporan
pertanggungjawaban
keuangan
yangmerupakan
bagian
dari
laporan
kinerja
sestraidengan ketentuan peraturan perundang-undangan'
(21
Laporan
pertanggungjawaban
keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalamlaporan
keuangan
dinas yang
menyelenggarakanUrusan
Pemerintahan
di
bidang
kesehatan
danlaporan keuangan Pemerintah Daerah provinsi'
(3)
Tata cara dan format pcnyusunan laporan keuangan sebagaimana dimaksuc pada ayat (21 sesuai dengan ketenuran peraturan perundang' undangan'trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9
-Pasal 21E
Otonomi
dalam
bidang
kepegawaian
sebagaimanad'imaksuddalamPasal21ayat(2)dilaksanakanmelalui
ketentuan:
a.
direktur rumah
sakit
Daerah provinsi
dapatmengusulkan
pengangkatan,
pemindahan'
danpemberhentian pegawai aparatur sipil negara kepada
pejabat
yang
berwenangsesuai
dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan ;b.
direktur rumah sakit
Daerah
provinsi
memilikikewenangan
dalam
menyeienggarakan pembinaan pegawaiaparatur
sipil
negaradalam
pelaksanaantugas
dan
fungsi
dalam
jabatan
sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c.
direktur rumah sakit
Daerah provinsi
memilikikewenangan
dalam
pengelolaan
dan
pembinaanpegawai
di
lingkungan rumah
sakit Daerah
sesuaid,engan ketentuan peraturan perundang-undangan'
Pasal 2
lF
(1)
Jenis rumah sakit Daerah provinsi terdiri atas rumahsakit umum dan rumah sakit khusrrs'
(2)
Rumah
sakit
Daerah provinsi
diklasifikasikanberdasarkan
fasilitas
dan
kemampuan
pelayananrumah sakit Daerah Provinsi.
(3)
Klasifikasi rumah sakit umum Daerah provinsiterdiri
atas:
a.
rumah sakit umum Daerah provinsi kelas A;-10-b.
rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B; danc.
rumah sakit umum Daerah provinsi kelas C'(4)
Klasifikasi
rumah
sakit
khusus
Daerah
provinsiterdiri
atas:a.
rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas A; danb.
rumah sakit khusus Daerah provinsi kelas B'(5)
Jenis dan klasifikasi
rumah sakit
Daerah provinsisebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)dan
ayat (2\ menentukan besaran organisasirumah
sakit Daerah provinsi.(6)
Dalam rangka
optimalisasi peiayanan
kesehatankepada masyarakat, Pemerintah Daerah
provinsidapat
rnembentuk
rumah
sakit
umum
Daerahl<elas D setelah mendapat persetujuan Menteri'
(7) Dalam
memberikan
persetujuan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (6),
Menteri
berkoordinasidengan
menteri
yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan dan menteri yang mcnyelenggarakanUrusan
Pemerintahandi
bitiangaparatur negara.
(8)
Kctentr-raii mengenai
fasilitas
dan
kemampuanpelayanan
klasifikasi
rumah sakit
Daerah provinsi sebagaimanadimaksud
padaayat
(3),ayat
(4), danayat (6)
diatur
dalam
Peraturan Menteri
yang menyeienggarakanUrusan
Pemerintahandi
bidang kesehatan.PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-
11-5
Ketentuan
ayat (4)
Pasal
33
substansi
tetap
danpenjelasannya
diubah
sehingga penjelasan
ayat
(4)Pasal
33
sebagaimanatercantum
dalam
Penjelasan Pasal demi Pasal Angka 5 Peraturan Pemerintahini
sertaayat
(5)
Pasal
33
diubah,
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 33
(1)
Inspektorat Daerah kabupaten/kota
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf
c merupakanunsur
pengawas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.(2)
Inspektorat Daerah kabupaten/kota
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
dipimpin
oleh inspektur.(3) Inspektur
Daerah
kabupaten/kota
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (2) dalam
melaksanakantugasnya
bertanggungjawab
kepada bupati/wali
kota melalui sekretaris Daerah.
(4)
Inspektorat Daerah kabupaten/kota
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu
bupati/wali kota
dalam membina
dan
mengawasipelaksanaan
Urusan Pemerintahan
yang
menjadikewenangan
Daerah
dan
Tugas
Pembantuan oleh Perangkat Daerah.(5) Inspektorat Daerah kabupaten/kota
dalammelaksanakan
tugas
sebagaimanadimaksud
pada ayat (4) menyelenggarakan fungsi:?-.
perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;6
-t2-b.
pelaksanaan pengawasan
internal
terhadapkinerja
dan
keuangan
melalui
audit,
reviu, evaluasi, pemantalran, dan kegiatan pengawasan lainnya;c
pelaksanaan pengawasanuntuk
tujuan
tertentuatas penugasan
dari bupati/wali kota
dan lata:uubernur
sebagai
wakil
Pemerintah Pusat;d.
penyusunan laporan hasil pengawasan;e.
pelaksanaan
koordinasi
pencegahan tindak
pidana korupsi;
f.
pengawasan pelaksanaan
program
reformasibirokrasi;
g:
pelaksanaan
administrasi inspektorat
Daerahkabupaten/kota; dan
h.
pelaksanaarrfungsi
lain
yang
diberikan
olehbupati/wali
kota
terkait
dengan
tugas
dan fungsinya.Di
antara ketetttuan
Pasal33
dan
Pasal34
disisipkan2
(dua) pasal,
yakni
Pasal33A
dan
Pasal 33B,
yangberbunyl sebagai berikut:
Pasal 33A
Dalam
hal
terdapat potensi
penyalahgunaan wewenangdan/atau
kerugian keuangart negaraf Daerah, inspektoratDaerah kabupaten/kota melaksanakan
fungsi sehragaimana dimaksud dalam Pasal33 ayat
(5)huruf
ctanoa
menullggu
penugasan
clari bupati/wali
kota danT'atau gubernur sebagaiwakil
Pemerintah Pusat.PRESTDEN
REPUBLTK INDONESTA
-13-7
Pasal 33B
(1)
Dalam
hal
pelaksanaan
fungsi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
33
ayat
(5)
huruf
b
danhuruf
c terdapat indikasi penyalahgunaan wewenangdan/atau
kerugian keuangan
negataf Daerah,inspektur
Daerahkabupaten/kota
wajib melaporkan kepada gubernur sebagaiwakil
Pemerintah Pusat.(2)
Gubernur
sebagai
wakil
Pemerintah
Pusatmelakukan supervisi kepada inspektorat
Daerahkabupaten/kota
dalam menangani laporan indikasipenyalahgunaan wewenang
dan/atau
kerugiankeuangan negarafDaerah
sebagaimana dimaksudpada ayat (1).
(3)
Pelaksanaan supervisi sebagaimana dimaksud padaayat
(2)
melibatkan
lembagayang
melaksanakan tugas dan fungsi penga.,vasanintern
Pemerintah.Ketentuan
Pasal43
diubah,
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 43
(1)
Pada Urusan
Pemerintahandi
bidang
kesehatan,selain
unit
pelaksana
teknis dinas
Daerahkabupaten/kota
sebagaimana
dimaksud
dalamPasal 41,
terdapat rumah.
sakit
Daerahkabupaten/kota
sebagai
unit
organisasi
bersifatkhusus serta pusat
kesehatan masyarakat sebagaiunit
organisasi bersifat fungsional, yang memberikan layanan secara profesional.-t4-8
(2\
Sebagaiunit
organisasi bersifat khrrsus sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)
rumah
sakit
Daerahkabupaten/ kota memiliki otonomi dalam pengelolaan
keuangan
dan
barang
milik
Daerah serta
bidang kepegawaian.(3)
Rumahsakit
Daerahkabupaten/kota dipimpin
olehdirektur
rumah sakit Daerah kabupaten/kota'Ketentuan
Pasal44
diubah,
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 44
(1)
Drrekturrumah
sakit Daerahkabupaten/kota
dalam pengelolaan keuangan dan barangmilik
Daerah sertabidang
kepegawaian scl:agaimanadimaksud
dalarrr Pasal43
ayat (2) bertanggungjawab
kepacia kepala dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahandi
bidang kesehatan.(2)
Pertanggungiawaban sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) clilaksanakanmelalui
penyampaian laporan pelaksanaan pengelolaan keuanga-n dan barangrnilik
Dacrah
serta
bidang
kepegawaier.nrumah
sakit Daerah kabupaten/ kota.Di
antara ketentuan
Pasai44
dan
Pasal 45 disisipkan5
(lima) pasal, yakni Pasal44A,
Pasal 44lB-, Pasal 44C, Pasal 44D, danPasal4lE,
yang berbunyi sebagai berikut:Pasal 44A
(1)
Otonomtdalam
pengeiolaan keuangandan
barangrnilik
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43ayat
(2) meliputi
perencanaarl, pelaksanaan, dan pertangggungjawabankeuangan serta
penggunaan dan penatausahaan barangmilik
Daerah.9
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-15-(2)
Dalam
melaksanakan
ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),direktur
rumah sakit Daerahkabupaten/kota ditetapkan
selaku kuasa penggunaanggaran dan kuasa pengguna barang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan'
(3) Selain selaku kuasa
pengguna
anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat(2),direktur
rumahsakit
Daerah kabupaten/kota
memiliki
tugas
dankewenangan:
a.
menJrusun rencana kerja dan anggaran;b.
menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;c.
menandatangani surat perintah membayar;d.
mengelola
utang
dan
piutang
Daerah
yangmenjadi tanggung jawabnYa;
e.
menyusun dan menyampaikan laporan keuanganunit
yang diPimPinnYa;f.
menetapkanpejabat
pelaksanateknis
kegiatan dan pejabat penatausahaan keuangan; dang.
menetapkan pejabat
lainnya
dalam
unit
yangdipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan Daerah.
(4)
Rencana
kerja
dan
anggaran
serta
dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf
a danhuruf
b disampaikan kepadatim
anggaran Pemerintah
Daerah
kabupaten/kotamelalui
pejabat pengelola keuangan Daerahuntuk
diverifikasi
sesuai
dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
-16-(5)
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) danayat
(4)
berlaku
juga
bagi rumah
sakit
Daerahkabupaten/kota
yang
telah
menerapkan
polapengelolaan keuangan badan layanan umum Daerah dalam menyusun rencana bisnis anggaran'
Pasal 44B
(1) Dalam
pelaksanaan
keuangan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 44A ayat (1),
direktur
rumahsakit Daerah kabupaten/kota melaksanakan belanja sesuai dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 44A ayat (3)huruf
b
sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan'
(21 Direktur
rumah
sakit
Daerah
kabupaten/kotasebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
bertanggungjawab atas
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit yang dipimpinnya'Pasal 44C
(1)
Dalam pertanggungjawaban keuangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 44A ayat (1),
direktur
rumahsakit Daerah
kabupaten/kota
melakukan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuanganyang merupakan bagian
dari
laporankinerja
sesuai dcngan ketentuan peraturan perundang-undangan'(2) Laporan
pertanggungjawaban
keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalamlaporan
keuangan
dinas
yang
menyelenggarakanUrusan
Pemerintahan
di
bidang
kesehatan
danlaporan keuangan Pemerintah
Daerahkabupaten/kota.
PRESIDEN
REPUBLTK TNDONESIA
-17-(3)
Tata cara dan format penyusunan laporan keuangansebagaimana
dimaksud pada
ayat (2)
dilakukansesuai
dengan
ketentuan peraturan
perundang-unCangan.Pasal 44D
Otonomi
dalam
bidang
kepegawaian
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal43
ayat (2) dilaksanakan melalui ketentuan:a.
direktur rumah sakit
Daerahkabupaten/kota
dapatmengusulkan
pengangkatan,
pemindahan,
dan pentberhentian pegawai aparatur sipil negara kepadapejabat
yang
berwenangsesuai
dengan ketentuanperaturan perundang-undangan ;
b.
direktur rumah
sakit
Daerah
kabupaten/kotamemiliki
kewenangan
dalam
menyeler',ggarakanpembinaan pegawai
aparatur
sipil
negara
dalanr pelaksanaan tugas dan fungsi dalamjabatan
sesuaidengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan; danc.
direktur rumah
sakit
Daerah
kabupaten/kotamemiliki
kewenangan
dalam
pengelolaan
danpembinaan pegawai
di
lingkungan
rumatr
sakitDaerah
sesuai
dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan. Pasal 44E
(1)
.Jeiris rumah sakitDaerah kabupaten/kota terdiri
atas rurrrah sakit umum dan runrah sakit khusus.
-18-(2)
Rumah sakit
Daerah
kabupaten/kotadiklasifikasikan berdasarkan
fasilitas
dankemampuan pelayanan
rumah sakit
Daerahkabupaten/kota.
(3)
Klasif,rkasi
rumah sakit umum
Daerahkabupaten/kota
terdiri
atas:a.
rumah sakit umum
Daerah
kabupaten/kotakelas A;
b.
rumah sakit umum
Daerah kabupaten/kota
kelas B;
c.
rumah sakit umum
Daerah kabupaten/kota
kelas C; dan
d.
rumah sakit umum
Daerah kabupaten/kota
kelas D.
(4) Klasifikasi
rumah sakit khusus
Daerahkabupaten I kota
terdiri
atas:a.
rumah sakit
khusus
Daerah
kabupaten/kotakelas A; dan
b.
rumah sakit
khusus
Daerah
kabupaten/kotakelas B.
(5)
Jenis dan
klasifikasi
rumah sakit
Daerahkabupaten/kota
sebagaimana
dimaksud
padaayat (1)
dan
ayat (21menentukan besaran organisasirurnah sakit Daerah kabupaten/ kota.
(6)
Ketentuan
mengenai
fasilitas
dan
kemampuanpelayanan
klasifikasi
rurnah sakit
Daerahkabupaten/kota
sebagaimana
dimaksud
padaayat (3) dan ayat (4)
diatur
dalam Peraturan Menteriyang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dibidang kesehatan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-19-10.
Ketentuan Pasal60
diubah,
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 60
(1)
Inspektorat Daerah provinsi tipe A terdiri atas 1 (satu)sekretariat
dan
paling
bz:.nyak5
(lima)
inspekturpembantu.
(2)
Sekretariat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)terdiri
atas 3 (tiga) subbagian.(3)
Inspektorat Daerah
provinsi
tipe
B
terdiri
atas1
(satu) sekretariat
dan
paling banyak
4
(empat)inspektur pembantu.
(4)
Sekretariat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(3)terdiri
atas 2 (dua) subbagian.(5)
Inspektorat Daerah provinsi tipe C terdiri atas 1 (satu)sekretariat
dan
paling
banyak
3
(tiga)
inspekturpembantu.
(6)
Sekretariat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(5)terdiri
atas 2 (dua) subbagian.1
1.
Di antara Pasal 65 dan Pasal 66 disisipkan2
(dua) pasal,yakni
Pasal 65A dan 658, yang berbunyi sebagai berikut:Pasal 65,4.
(1)
Rumahsakit umum
Daerahprovinsi
kelasA terdiri
atas paling banyak 4 (empat)
wakil
direktur.(2)
Wakildirektur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri
ataspaling
banyak3
(tiga) bidangdan/atau
kelcmpok jabatan fungsional.
-20-(3)
Wakildirektur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)yang melaksanakan fungsi administrasi umum terdiri
atas paling banyak 4 (empat) bagian.
(41
Bagian sebagaimanadimaksud
padaayat
(3)terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(5)
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)membawahkan
kelompok
jabatan
fungsionaldan/atau
terdiri
atas 2 (dua) seksi.(6)
Rumahsakit umum
Daerahprovinsi
kelasB terdiri
atas paling banyak 3 (tiga)
wakil
direktur.(71
Wakildirektur
sebagaimana dimaksud pada ayat (6)terdiri
atas
paling banyak
3
(tiga)
bagian/bidangdan/ atau kelompok jabatan fungsional,
(8)
Bagian sebagaimanadimaksud pada
ayat (71terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.(9)
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(7)membawahkan
kelonipok
jabatan
fungsionaldanlatau terdiri
atas paling banyak 2 (dua) seksi.(10)
Rumahsakit umum
Daerahprovinsi
kelas Cterdiri
atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 3 (tiga) bidang Can / atau tcelompok jabatan fungsional.
(11)
Ragian sebagaimana dimaksud pada ayat (10)terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
()2)
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(10)membawahkan
kelompok
jabatan
fungsionaldan/atau terdiri
atas paling banyak 2 (dua) seksi.(13)
Rumahsakit umum
Daerah provinsi kelasD
terdiriatas 1 (satu) subbagian tata usaha dan 2 (dua) seksi.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-21
-Pasal 658
(1)
Rumahsakit khusus
Daerah provinsi kelas Aterdiri
atas paling banyak 3 (tiga)
wakil
direktur.(2)
Wakildirektur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri
atas
paling banyak
3
(tiga)
bagian/bidangdan/ atau kelompok jabatan fungsional.
(3)
Bagian sebagaimanadimaksud pada
ayat (2)terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(41
Bidang
sebagaimana
dinraksud
pada
ayat
(21nrembawahkan
kelompok
jabatan
fungsionaldanlatau terdiri
atas paling banyak 2 (dua) seksi.(5)
Rumahsakit
khusus Daerah provinsi kelas Bterdiri
atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 2 (dua) bidang dan/ atau kelompok jabatan fungsional.
(6)
Bagian sebagaimanadimaksud
padaayat
(5)terdiri
atas paling banyak 2 (dua) subbagian.
(7)
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(5);nembawahkan
kelompok
jabatan
fungsionaldanlatau terdiri
atas paling banyak 2 (dua) seksi.12.
Ketentuan Pasal 79diubah,
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 79
(1)
Inspektorat Daerah kabupaten/kota
tipe
A
terdiri
ata.s 1 (satu) sekretariat
dan paling
banyak5
(lima)inspektur pembantu.
(2)
Sekretariat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)terdiri
atas 3 (tiga) subbagian.-22-(3)
Inspektorat Daerah kabupaten/kota
tipe
B
terdiri
atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak
4
(empat)inspektur pembantu.
(4)
Sekretariat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(3)terdiri
atas 2 (dua) subbagian.(5)
Inspektorat Daerah kabupaten/kota
tipe
C
terdiri
atas 1
(satu) sekretariatdan paling
banyak3
(tiga)inspektur pembantu.
(6)
Sekretariat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(5)terdiri
atas 2 (dua) subbagian.13.
Di antara Pasal 84 dan pasal 85 disisipkan2
(dua) pasal,yakni
Pasal 84Adan
pasal848, yang berbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 84A
(1)
R,mah
sakitumum
Daerahkabupaten/kota
kelas Aterdiri
atas paling banyak 4 (empat) wakil direktur.(2)
Wakildirektur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri
ataspaling
banyak3
(tiga) bidang clan/ataukelompok jabatan fungsional.
(3)
Wakildirektur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melaksanakan fungsi administrasi nmumterdiri
atas paling banyak 4 (empat) bagian.(4)
Ba,gian sebagaimanadimaksud
paclaayat
(3)terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.(5)
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)membawahkan
kelompok
jabatan
fungsionaidan/atau terdiri
atas 2 (dua) seksi.PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-(6)
Rumah sakitumum
Daerahkabupaten/kota
kelas Bterdiri
atas paling banyak 3 (tiga) wakil direktur.(7)
Wakildirektur
sebagaimana dimaksud pada ayat (6)terdiri
atas
paling banyak
3
(tiga)
bagian/bidangdan/atau
kelompok jabatan fungsional.(8)
Bagian sebagaimanadimaksud pada
ayat (7)terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(9)
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(T)membawahkan
kelompok
jabatan
fungsionaldan/atau terdiri
atas paling banyak 2 (dua) seksi.(10)
Rumah sakitumum
Daerah kabupatenT'kota kelas Cterdiri
atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 3 (tiga) hidangdan/atau
kelompokjabatan
fungsional.(11)
Bagian sebagaimana dimaksud paCa ayat (10)terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(12)
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada ayat
(10)membawahkan
kelompok
jabatan
furrgsionaldan/atau terdiri
atas paling banyak 2 (dua) seksi.(13)
Rumah sakit umum Daerahkabupaten/kota
kelas Dterdiri atas
1
(satu) subbagian
tata
usaha
dan2 (dua) seksi.
Pasal 84B
(1
Rumah sakit khusus Daerahkabupatenlkota
kelas Aterdiri
atas paling banyak 3 (tiga)wakil
direktur.(21
Wakildirektur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri
atas paling
banyak
3
(tiga)
bagian/bidangdan/ atau kelompok jabatan fungsional.
-24-(3)
Bagian sebagaimanadimaksud pada
ayat (21 terdiriatas paling banyak 3 (tiga) subbagian.
(41
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)membawahkan
kelompok
jabatan
fungsionaldan/atau terdiri
atas paling banyak 2 (dua) seksi.(5)
Rumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas Bterdiri
atas 1 (satu) bagian dan paling banyak 2 (dua)bidang
danlatau
kelompok jabatan fungsional.(6)
Bagian sebagaimanadimaksud
padaayat
(5)terdiri
atas paling banyak 2 (dua) subbagian.
(7)
Bidang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(5)membawahkan
kelompok
jabatan
fungsionaldan/atau terdiri
atas paling banyak 2 (dua) seksi.\4.
Ketentuan ayat (2) sampai ciengan ayat (6) Pasal94 diubah dan ayat (9) Pasal 94 dihapus, sehingga berbunyi sebagaiberilrut:
Pasal 94
(i)
Sekretaris Daerah
provinsi
merupakan
jabataneselon I.b atau jabatan pimpinan tinggi madya.
(2)
Sekretaris DPRD provinsi, inspektur Daerah provinsi,asisten sekretaris Daerah
provinsi,
kepala
dirrasDaerah
provinsi,
kepala
badan
Daerah
provinsi.staf
ahli
grrbernur, dan direktr-rrrumah
sakit umumDeerah
provinsi
kelas
A
merupakan
jabataneselon II.a atau jabatan pimpinan tinggi pratama.
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-25-(3)
Kepaia
biro
sekretariat Daerah provinsi, direktur
rumah sakit khusus
Daerah
provinsi kelas
A,direktur
rumah sakit umum Daerah provinsi kelas B,clan
wakil
direktur
rumah sakit umum
Daerahprovinsi kelas A merupakan
jabatan
eselonII.b
atau jaba,-an pimpinan tinggi pratama.(4)
Sekretaris inspektorat Daerah provinsi,
inspekturpembantu, sekretaris
dinas
Daerah
provinsi,sekretaris badarr Daerah
provinsi,
kepala
badanpenghubung Daerah provinsi, kepaia bagian, kepala bidang,
direktur
rumah sakitumum
Daerah provinsikelasC,direkturrumahsakitkhususDaerah
provinsi kelas
B, wakil direktur rumah sakit
umumDaerah provinsi kelas
B, dan wakil direktur
rumahsakitkhususDaerahprovinsikelasAmerupakan
jabatan eselon
IIi.a
atau jabatan administrator'(5)KepalacabangdinasDaerahprovinsikelasA,kepala
unitpelaksa.rateknisdinasdanbadanDaerah
provinsi kelas
A, direktur
rumah sakit umum DaerahprovinsikelasD,kepaiabagiandankepaiabidang
padarumahsakitumumDaerahprovinsikelasA,
l<elas B, clan kelas C serta kepala bagian dan kepala
bidang pada rumah
sakit
khusus
Daerah provinsikcias A dan kelas
B
merupakatt.jabatan eselonIiI.b
atau jabatan administrator.
(6)
Kepala subbagian, kepala seksi, kepala cabang dinas Daerah provirrsi kelas B, kepalaunit
pelaksana teknisdinas dan badan
Daerahprovinsi kelas
B,
kepalasubbagian pada
lumah
sakit
Daerah Provinsi, dankepala seksi pada
rumah sakit
Daerah
Provinsi,merupalcan
jabatan
eselon
IV'a
atau
jabatanPengawas'
-26-(7)
Kepala subbagian pada cabang dinas Daerah provinsikelas
B dan
kepala subbagian padaunit
pelaksanateknis dinas
dan
badan Daerah provinsi kelas
B,serta
kepala subbagian
pada satuan
pendidikanprovinsi merupakan jabatan eselon IV.b atau jabatan pengawas.
(8)
Kepalaunit
pelaksanateknis
Daerah provinsi yangberbentuk satuan pendidikan merupakan
jabatan fungsionalguru
sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
(9)
Dihapus.15.
Ketentuan ayat (2) sampai dengan ayat (5) Pasai 95 diubahdan ayat (8) Pasal 95 dihapus, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 95
(i)
Sekretaris
Daerah
kabupaten/kota
merupakanjabatan
eseionII.a
atau
jabatan
pimpinan
tinggi pratama.(21
Sekretaris DPRDkabupaten/kota, inspektur
Daerahkabupaten/kota,
asisten
sekretaris
Daerahkabupaten/kota, kepala dinas
Daerah kabupaten/kota, kepala badan Daerah
kabupaten/kota,
staf ahlibupati/wali
kota, direktur rumah sakit
umunr Daerahkabupaten/kota kelas
A
dan kelas
B,
dandirektur rumah sakit khusus
Daerahkabupaten/kota
kelas
A
merupakan
jabataneselon II.b atau jabatan pimpinan tinggi pratama. (3) Sekretaris
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-27
-(3)
Sekretaris
inspektorat Daerah
kabupaten/kota,inspektur
pembantu, sekretaris
dinas
Daerah kabupatenfkota,
sekretaris
badan
Daerahkabupatenfkota,
kepala bagian, camat,
direktur
rumah sakit umum Daerah kabupaten/kota kelas C,
direktur rumah sakit khusus
Daerahkabupaten/kota
kelas B,wakil direktur rumah
sakitumum
Daerahkabupaten/kota
kelas A dan kelas B,dan
wakil direktur rumah
sakit
khusus
Daerahkabupatenlkota
kelas
A
merupakan
jabataneselon III.a atau jabatan administrator.
(41
Kepala bidang pada
dinas
dan
badan,
sekretaris kecamatan, dandirektur rumah
sakit umum Daerahkabupaten/kota
kelasD,
kepala bagiandan
kepalabidang
pada rumah sakit umum
Daerahkabupaten/kota
kelasA,
kelasB, dan
kelas C, danrumah sakit khusus Daerah kabupaten/kota kelas A
dan
kelas
B
merupakanjabatan
eselonIII.b
atauj abatan admi nistrator.
(5)
Lurah, kepala
subbagianpada sekretariat
Daerah,sekretariat DPRD, inspektorat,
dinas
dan
badan Daerah kabupatenf kota, kepala seksi pada dinas danbadan
Daerah
kabupatcn/kota,
kepala
unit
pelaksanateknis
pada dinas,
dan
badan
Daerahkabupaten/kota
kelas
A,
sekretaris
kecamatantipe B, kepala seksi pada
kecamatan,kepala
subbagian
pada rumah
sakit
Daerahkabupaten/
kota, darr kepala seksi pada rumah sakitDaerah
kabupaten/kota merupakan
jabataneselon IV.a atau jabatan pengawas.
-28-(6)
Kepalaunit
pelaksana teknis pada dinas dan badandaerah
kabupaten/kota kelas
B,
kepala
subbagian padaunit
pelaksana teknis dinas dan badan kelas A,kepala
subbagian
pada
kecamatan,
sekretariskelurahan
dan
kepala
seksi pada
kelurahanmerupakan
jabatan
eselon
IV.b
atau
jabatanpengawas.
(7) Kepala unit pelaksana teknis
Daerahkabupaten/kota
yang berbentuk satuan pendidikandijabat
olehjabatan fungsional
guru
atau
pamongbelajar
sesuai
dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(8)
Dihapus.(9)
Kepalaunit
pelaksana teknis yang berbentuk ptrsatkesehatan masyarakat
dijabat oleh
pejabatfungsional
tenaga kesehatanyang diberikan
tugas tambahan.16. Di
antara
ketentuan Pasal99 dan
Pasal 100 disisipkan2
(dua) pasal,
yakni
Pasal99A
dan
Pasal g9B,
yangberbunyi sebagai berikut:
Pasal 99A
(1)
Menleri melakukan supervisi dalam proses pengisianjabatan inspektur Daerah dan
inspektur
pembantu.PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-29-(2)
Panitia
seleksi pengisianjabatan inspektur
Daerahditetapkan oleh kepala Daerah
setelahdikonsultasikan kepada Menteri.
(3)
Dalam
pelaksanaan
supervisi
dan
konsultasisebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)dan
ayat (2),Menteri melibatkan menteri yang menvelenggarakan
Urusan Pemerintahan
di
bidang aparatur negara dan Komisi Aparatur Sipil Negara.Pasal 99B
(1)
Cubernur
sebelum melaksanakan
pemberhentian atau mutasi inspektur Daerah provinsi dan inspekturpembantu
Daerah
provinsi terlebih
dahulu berkonsultasi secaratertulis
kepada Menr.eri.(2\ Bupati/wali kota sebelum
melaksanakanpemberhentian
atau
mutasi inspektur
Daerahkabupaten/kota
dan
inspektur
pembantu
Daerah kabupaten I kotaterlebih dahulu berkonsultasi secaratertulis
kepadagubernur
sebagaiwakil
pemerintahPusat.
17.
Di
antara ketentuan Pasal 121dan pasal
122 disisipkan 1 (satu) pasal,yakni
Pasail2lL,
yangberbunyi
sebagaiberikut:
-30-Pasal
l2lP'
(1)
Pada saat Peraturan Pemerintahini
mulai
berlaku,direktur rumah sakit
Daerah tetap
melaksanakantugasnyasampaidengandilakukannyapenyesuaian
status
jabatan direktur rumah sakit
Daerah sesuaidengan ketentuan Pasal
94
ayat (21, ayat (3), ayat (4),dan ayat
(5)serta
Pasal95
ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) Peraturan Pemerintahini'
(2)
Penyesuaianstatus
jabatan
direktur
rumah
sakitDaerah
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(i)
diselesaikan
paling lambat
1 (satu)tahun
terhitung sejak Peraturan Pemerintahini
mulai berlaku'18.
Di
ar-rta.ra ketentuan Pasal 123 dan Pasal 124 disisipkan1 (satu) pasal,
yakni
Pasal 123A, yangberbunyi
sebagai berikr-rt:Pasal 123A
Rumah
sakit
Daerah
yang telah
dibentuk
sebelumPeraturan Pemerintah
ini
mulai
berlaku
dan
belummenerapkan
pola
pengelolaan keuangan badan layananumum
Daerah
wajib
menerapkan
pola
pengelolaankeuangan
badan layanan
ulnum
Daerah paling
lambat1
(satu)tahun terhitung
sejak Peraturan Pemerintahini
mulai
berlaku.Pasal
Ii
Peraturan
Pemerintah
ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
3l
-Agar
setiap orang
mengetahuinya,
memerintahkanpengundangan
Peraturan Pemerintah
ini
denganpenempatannya
dalam
Lembaran Negara
Republik Indonesia.Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Oktober 2Ol9
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 15 Oktober 2Ol9
PLT. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
trd
TJAHJO KUMOLO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OI9 NOMOR 187
Salinan sesuai dengan aslinYa KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ti
Bidang Hukum dan g-undangan,anna Djaman
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
I.
UMUMBerdasarkan
Pasal
232
ayat
(1)
Undang-Undang
Nomor
23Tahun
2Ol4
tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah telah menetapkanPeraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun
2016 tentang Perangkat Daerahyang
antara lain
mengatur inspektorat Daerahdan rumah sakit
Daerah.Dalam perkembangannya, pengaturan inspektorat Daerah belum mampu
mendukung terwujudnya
penyelenggaraan PemerintahanDaerah
yangbersih
dan bebas
dari
korupsi, kolusi, dan
nepotismedan
pengaturanrumah
sakit
Daerah
belum
mampu
mendukung
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.Inspektorat Daerah dalam pelaksanaan tugasnya membantu kepala
Daerah
dalam
membina
dan
mengawasi pelaksanaan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuanoleh
Perangkat Daerah,belum mampu
independendan
objektif untuk
mewujudkan
penyelenggaraan PemerintahanDaerah
yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, yangdibuktikan
dengan masihtingginya
angka
tindak
pidana korupsi
di
lingkungan
Pemerintahan Daerah.PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-Rumah
sakit
Daerah
sebagai
salah
satu
fasilitas
pelayanankesehatan
yang
mempunyai karakteristik
dan
organisasiyang
sangatkompleks, memerlukan kebijakan
khusus untuk
mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pengaturanrumah sakit
Daerahdalam Peraturan
PemerintahNomor
18Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah belum mampu menjamin terwujudnya tata kelola rumah sakit dantata
kelolaklinis
yang bersifat otonom dalam pengelolaan keuangan dan barangmilik
Daerah serta bidang kepegawaian, sehingga dalam praktiknyamemberi
dampak
pada
penurunan
mutu
layanan
kesehatan
yangdiberikan kepada masyarakat
Berdasarkan pertimbangan
di
atas,
Peraturan Pemerintah ini
ditujukan
untuk
memperkuatperan dan kapasitas irrspektorat
Daerahagar
lebih
independen
dan
objektif daiam rangka
mewujudkanPemerintahan Daerah
yang bersih dan
bebas darikorupsi, kolusi,
dannepotisme.
Dalam
Peraturan
Pemeritrtah
diatur
penguatan
fungsiinspektorat
Daerah, penugasaninspektorat
Daerahdalam
hal
terlapat
potensi
penyalahgunaan wewenang
danlatau
kslu.gian
keuangannegara/Daerah, pelaporan
hasil pengawasan
inspektorat Daerah
yang terdapat poten si penyala hgunaan wewenan g dan I atau kerugian keuangannegara/Daerah kepada
Menteri dan gubernur
sebagaiwakil
PemerintahPusat
dan
supervisi
pelaporan
yang
rrrelibatkan lembaga
yangmelaksanakan
tugas
dan
fungsi
pengawasan
intern
Pemerintah,penambahan
inspektur
pembantu,
peran
Pemerintah
Pusat
dalarnpengisian
jabatan
inspektur
Daerah
dan
inspektur
pembantu
serta mekanisme konsultasi daiarn pemberhentian dan mutasi inspektur Daerah dan inspektr-rr pembantu.-3-Dalam rangka meningkatkan
kinerja
layananrumah sakit
Daerah,Peraturan
Pemerintahini
mengatur
rumah sakit
Daerah
sebagaiunit
organisasr
bersifat khusus
yang memberikan layanan secara profesionalmelalui pemberian otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang
milik
Daerah
serta
bidang
kepegawaian.Namun sesuai dengan
ketentuanmengenai pengelolaan dan tata kerja Perangkat Daerah yang
diatur
dalamUndang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, daiam melaksanakan otonomi tersebutdirektur rumah
sakit Daerah tetapbertanggung
jawab
kepada
dinas yang
menlrslsnggarakan
UrusanPemerintahan
di
bidang
kesehatan
melalui
perryampaian
laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barangmilik
Daerah serta bidang kepegawaianrrmah sakit
Daerah.Peratr-rran Pemerintah mengatur
rumah sakit
Daerahdipimpin
olehdirektur,
sehingga perludiatur
mengenai bataswaktu
penyesLlaian statusjabatan
direktur rumah sakit
Daerah
yang
berdasarkan
ketentuan sebelumnya dilaksanakan oleh pejabat fungsional dokteratau
dokter gigiyang
diberikan
tugas tambahan. Selainitu,
dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan optimalisasi layanan kesehatan,rumah sakit
Daerah yang belum menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umumDaerah diwajibkan
untuk
menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layananumum
Daerah.II.
PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1I
Ayat (1) Cukup jelasAyat(2)...
PRESTDEN REPUBLIK TNDONESIA
-4-Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukrlp jelas. Avat (4)Yang
dimaksud
dengan "membinadan
menga',vasipelaksanaan
Urusan
Pemerintahan"
adalah membina dan mengawasi Perangkat Daerah provinsi dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan.Ayat (5) Crrkup jelas. Angka 2 Pasal 11A Cukup jelas. Pasal I 18 Culrup je1as. Pasal 1
lC
Cr.rkup jeias. Angka 3 Pasal 21 Cukup jelas. Angka 4 Pasal 2 1A Cukup jelas Pasal 2 18-5-Pasal 21B Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat- (2)
Yang dimaksud
dengan
"peraturan
perundang-undangan" adalah peraturan perundang-undanganmengenai pengelolaan
keuangan
Daerah
danperaturan
perundang-undangan mengenai barangmilik
Daerah. Ayat (3)Huruf
aRencana kerja dan anggaran merupakan bagian
yang
tidak
terpisahkandari
rencana kerja dan anggaran dinas yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan.Huruf
bDokumen pelaksanaan anggaran
merupakanbagian
yang
tidak
terpisahkan
dari
dokumenpelaksanaan
anggaran dinas
Yangmenyelenggarakan
Urusan
Pemerintahan
di bidang kesehatan.Huruf
cYang dimaksud dengan "menandatangani surat
perintah membayar" adalah
menandatanganisurat perintah membayar-uang persediaan (UP),
surat perintah
membayar-ganti
uangpersediaan (GU),
surat
perintah
membayar-tambahan
uang
persediaan (TU), Can
surat perintah rnembayar-langsung (LS) .PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-6-Huruf
dYang
dimaksud
dengan "mengelolautang
danpiutang
Daerah
yang
menjadi
tanggungjawabnya"
adalah
sebagai
akibat
yangditimbulkan
clari
pelaksanaan
dokumen pelaksanaan anggaran.Huruf
e Cukup jelas.Huruf f
Cukup jelas.Huruf
g Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 21C Cukup jelas. Pasal 21D Cukup jelas. Pasal2lE
Cukup jelas. Pasal 2 1F Cukup jelas.Angkas...
-7
Angka 5 Pasal 33 AYat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. AYat (a)Yang
dimaksud
dengan "membinadan
mengawasipeiaksanaan
Urusan
Pemerintahan"
adalahrnembina
dan
mengawasi Perangkat
Daerahkabupaten/kota
dalam
pelaksanaan
Urusan Pemerintahan. Ayat (5) Cukup jelas. Angka 6 Pasal 33A Cukup jelas. Pasal 33B Cukup jelas. Angka 7 Pasal 43 CuI:up.jcias. Angka 8PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
-8-Angka 8 Pasal 44 Cukup jelas. Angka 9 Pasai 44A Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)Huruf
aRencana kerja Can anggaran merupakan llagian
yang
tidak lsrpisahkan dari
rencana kerla dan anggaran dinas yang menyelenggarakan Urr:san Pemerintahan di bidang kesehatan.Huruf
bDokumen pelaksanaan anggaran
merupakanbagian
yang
tidak
terpisahkan
dari
dokumenpelaksanaan
anggaran dinas
Yangmenyelenggarakan
Urusan
Pemerintahan
dibidang kesehatan.
Huruf
cYang dimaksud dengan "menandatangani surat
perintah membayar" adalah
menandatangani surat perintah membayar-uang persediaan (UP),surat perintah
membayar-ganti
uangpersediaan (GU),
surat
perintah
membayar-tambahan Llang persediaan (TU),
dan
surat perintah membayar-langsung (LS).-9
-Huruf
d Pelaksanaan anggaranHuruf
e CukuP jelas.Huruf f
CukuP jeias.Huruf
g CukuP jelas. Ayat (a) CukuP jelas. Avat (5) CukuP jelas' Pasal 44B Cukup jelas. Pasal 44C CukuP jelas. Pasal 44I) Cukup jelas. Pasal 44E Cukup jelas.Yang
dimaksud
dengan "mengelolautang
danpiutang
Daerah
yang
menjadi
tanggungjawabnya"
adalah
sebagai
akibat
yangditimbulkan
dari
pelaksanaan
dokumenPRESIDEN REPUBLTK INDONESIA
10-Angka 10 Pasal 60 Cukup jelas. Angka 1 1 Pasal 65A Cukrrp jelas. Pasal 658 Cukup jelas. Angka 1'2 Pasal 79 Cukup jelas. Angka 13 Pasal 84A Cukup jelas. Pasal 84B Cuktrp jelas. Angka 14 Pasal 9+ Crikup jelas. Angka 15 Pasal 95 Cukup jelas. Angkalb
-
11-Angka 16 Pasal 99A Cukup jelas. Pasal 99B Cukup jelas. Angka 17 Pasall2lL
Cukup jelas. Angka 18 Pasall23A
Cukup jelas. Pasal II Cukup jelas.KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
---Jl. Medan Merdeka Utara No. 7 Jakarta Pusat 10110
Telp. (021)3450038