BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan pada penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan menulis teks deskripsi bahasa Inggris melalui pemanfaatan media karikatur pada siswa kelas IX MTs Annur Pelopor Bandar Jaya Tahun Pelajaran 2010/2011, maka metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang menggabungkan tindakan dengan prosedur ilmiah dalam rangka memahami sambil ikut serta dalam proses perbaikan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hopkins (1992)
“Action research combines as substantive act with a research procedure, it is action disciplined by inquiry, a personal attempt at understanding while engaged in process of improvement reform”.
Pernyataan tersebut diatas menggambarkan bahwa walaupun penelitian tindakan terlibat dalam proses perbaikan tertentu, akan tetapi tujuannya sama seperti penelitian pada umumnya yaitu untuk memahami sesuatu. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Elliot (1991) bahwa : “The fundamental aim of action research is to improve rather than to produce knowledge”. Jadi menurut Elliot tujuan dasar dari penelitian tindakan adalah terutama lebih untuk
memperbaiki pengetahuan daripada menghasilkan pengetahuan. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas tidak menekankan pada penemuan pengetahuan baru, akan tetapi memperbaiki atau menyempurnakan pengetahuan yang sudah ada.
3.2 Subyek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX yaitu kelas IXa dan IXb di MTs Annur Pelopor Bandar Jaya Lampung Tengah semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah peserta didik dan karakteristiknya pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Karakteristik Siswa Kelas IXa dan IXb MTs Annur Pelopor
Kelas
Jumlah
Siswa Pekerjaan Orang Tua Pendidikan Orang Tua
Ket.
Laki Pr Petani Buruh Peda
gang SD SMP SMA Sarjana
IX a 16 16 16 11 5 18 12 2
IX b 16 15 17 9 5 17 11 2 1
Obyek dalam penelitian ini adalah menulis paragraf deskripsi dalam bahasa Inggris melalui pemanfaatan media gambar karikatur sebagai sumber belajar pada standar kompetensi mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk descriptive dan report untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Maret 2011 di MTsS Annur Pelopor Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah.
Pelaksanaan penelitian, peneliti sebagai guru dibantu 1 orang guru pendidikan Bahasa Ingris di MTs Annur Pelopor Bandar Jaya Lampung Tengah sebagai mitra yang berfungsi sebagai pengamat (observer). Guru tim bertugas memberikan checklist pada lembar pengamatan dan dan saling memberikan masukan, dalam rangka pengumpulan data selama proses berlangsung, baik dari segi kemajuan maupun kekurangan yang terjadi, serta tanggapan peserta didik tentang pembelajaran dengan menggunakan media gambar karikatur sumber belajar dan data lain yang mendukung setiap siklus.
3.4 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada hasil penilaian berikut.
a. Penilaian RPP menggunakan Instrumen Alat Penilaian Guru (APKG) 1. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran berhasil jika mengalami peningkatan nilai APKG pada setiap siklus.
b. Pada proses pelaksanaan pembelajaran, terjadi peningkatan aktivitas siswa yang aktif pada setiap siklus, dan persentase aktivitas belajar siswa berada pada rentang rata-rata kelas ≤ 70 dengan rentang kualitatif B (baik) dan dicapai oleh 70% dari jumlah siswa dimana siswa melakukan kriteria positif dalam indikator aktivitas siswa.
c. Sistem evaluasi dilengkapi dengan kisi-kisi instrumen yang mempunyai kriteria penilaian sangat baik, baik, kurang baik, buruk, dan sangat buruk. Tiap aspek memiliki rentang nilai 1-5. Penilaian hasil tulisan mahasiswa
dilakukan oleh dua orang rater dan dianalisis oleh peneliti dibantu kolaborator sehingga soal memiliki kategori baik
d. Pada hasil prestasi belajar, terjadi peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi dalam bahasa Inggris pada setiap siklus dan siklus dihentikan jika siswa mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu mendapat nilai minimal 70 dan siswa yang tuntas mencapai 70% dari jumlah siswa.
3.5 Definisi Konseptual dan Operasional
Definisi konseptual dan definisi operasional dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut
3.5.1 Definisi Konseptual
Perencanaan pembelajaran adalah proses identifikasi dan menganalisis serta merumuskan tujuan pembelajaran dengan memilih dan menentukan sumber dan strategi yang akan dilaksanakan termasuk efektifitasnya. Komponen – komponen penting yang ada dalam rencana pembelajaran meliputi: SK, KD, hasil belajar, indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan evaluasi (Trianto, 2009:214).
Pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi (guru), material (buku, papan tulis, audio), fasilitas (ruang kelas jaringan komputer), perlengkapan dan prosedur (jadwal, metode) yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sumber belajar adalah segala sesuatu atau lingkungan yang dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai tempat belajar siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang dapat berupa manusia atau bukan manusia misalnya, meliputi pesan (messages), orang (peoples), bahan (materials), alat (devices), teknik (tecniques), dan lingkungan (setting).
Proses evaluasi atau pengukuran adalah upaya untuk mengetahui berapa banyak hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang diajarkannya oleh guru. Pengertian tersebut bersifat kuantitatif, dimana tugas pengukuran berhenti pada berapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh siswa tanpa memperhatikan arti dan penafsiran mengenai banyaknya pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan fungsi evaluasi hasil pengukuran yang ada ditafsirkan berdasarkan norma dan tujuan tertentu.
Hasil belajar menurut Bloom mencakup tiga domain yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor, 1.domain kognitif berkenaan dengan kemampuan berfikir, mengingat dan pemecahan masalah; 2.domain afektif berkenaan dengan nilai, sikap, minat dan apresiasi dengan perincian: sikap menerima (receiving), memberikan respon (responding), menilai (valuing), organisasi (organization), karakterisasi (characterization); 3. domain psikomotorik berkenaan dengan ketrampilan motorik dan merangkai atau aktivitas fisik, meliputi inititory level, pre-routy level dan rountinizied level. Hasil belajar yang diperoleh siswa biasanya bervariasi sesuai tingkat kompetensi siswa dan kemampuan siswa mengembangkan kemampuannya.
3.5.2 Definisi Operasional
Rencana pembelajaran merupakan bentuk perencanaan pembelajaran yang dibuat setiap satu kali pertemuan. Dalam Rencana Pembelajaran ini memuat identitas pelajaran, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat/ bahan dan sumber pembelajaran, dan penilaian dan tindak lanjut. Rencana pembelajaran ini memudahkan guru dalam mengajar di kelas, karena materi yang akan disampaikan telah dipersiapkan sebelumnya.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris, yaitu meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan berupa sapaan oleh guru kepada siswanya sampai pada suasana kelas yang kondusif untuk dimulai pelajaran, ulasan tentang materi sebelumnya, dan ulasan sekilas tentang materi yang akan disampaikan. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti yang memuat kemampuan guru terhadap penguasaan materi dalam menjelaskan materi dan contoh karya agar bisa diterima dengan mudah oleh siswa. Hal ini merupakan bagian tersulit yang harus ditempuh oleh guru, karena guru dituntut untuk profesional dengan menggunakan metode mengajar yang variatif dan efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan terakhir adalah penutup, di mana guru memberikan simpulan pada pertemuan tersebut dan tindak lanjut kegiatan pertemuan selanjutnya.
Sumber belajar adalah segala sesuatu atau lingkungan yang dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai tempat belajar siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang dapat berupa manusia atau bukan manusia misalnya, meliputi pesan (messages), orang (peoples), bahan (materials), alat (devices), teknik (tecniques), dan lingkungan (setting) yang dapat diukur dengan seberapa banyak siswa menggunakan sumber untuk belajar.
Evaluasi atau pengukuran adalah upaya untuk mengetahui berapa banyak hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang diajarkan oleh guru. Pengertian tersebut bersifat kuantitatif, dimana tugas pengukuran berhenti pada berapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh siswa tanpa memperhatikan arti dan penafsiran mengenai banyaknya pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan fungsi evaluasi hasil pengukuran yang ada ditafsirkan berdasarkan norma dan tujuan tertentu misalnya melalui karya yang dihasilkan.
Hasil belajar adalah bentuk dari kegiatan siswa yang mencakup kemampuan berfikir, mengingat dan pemecahan masalah, nilai, sikap, minat dan apresiasi dan ketrampilan motorik dan merangkai atau aktivitas fisik sesuai tingkat kompetensi siswa dan kemampuan siswa yang dilihat dari hasil karya yang di tunjukannya.
planning acting observing acting planning observing acting planning observing 3.6 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode PTK yang digunakan dalam peneltian ini mengikuti konsep penelitian tindakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart seperti dalam (Sukidin, 2008: 49). Dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, secara operasional langkah-langkah pembelajaran berkaitan dengan media gambar karikatur sebagai sumber belajar menulis paragraf deskripsi dalam bahasa Inggris yang diimplementasikan dengan PTK, dapat disajikan pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Konsep penelitian tindakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart
3.6.1 Perencanaan
Perencanaan tindakan yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini diawali dengan menemukan kesulitan siswa yang dapat diketahui dari angket pengungkap pengalaman siswa belajar bahasa Inggris selama duduk di kelas IX. Bentuk tindakan yang telah dilakukan adalah pembelajaran Bahasa Inggris pada kompetensi dasar menulis (writing) paragaf deskripsi dengan memanfaatkan media gambar karikatur sebagai sumber belajar. Dalam tahap ini telah dikembangkan rancangan dalam bentuk skenario kegiatan pembelajaran yakni
Siklus I reflecting Siklus II reflecting Siklus III reflecting
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dirancang sebanyak satu RPP untuk dua kali pertemuan dan tiga siklus.
3.6.2 Tindakan dan Observasi
Dari perencanaan yang diungkapkan di atas, maka hasilnya diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah oleh guru. Untuk memperoleh gambaran kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan maka dalam proses pembelajaran dilakukan observasi (pengamatan) oleh guru lain (teman sejawat) terutama berkaitan dengan proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi oleh siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris. Observasi dilaksanakan selama penelitian berlangsung.
Pengamatan terhadap proses pembelajaran dilakukan sebagai berikut:
1) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung observer melakukan pengamatan terhadap siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan berkaitan dengan keterampilan proses pada standar kompetensi menulis paragraf deskripsi melalui pemanfaatan media gambar karikatur. (lihat lampiran 3)
2) Pada akhir pembelajaran atau diakhir siklus pada pertemuan 2 guru memberikan tes tertulis dalam bentuk soal essay untuk mengetahui pemahaman siswa
3.6.3 Refleksi
Berdasarkan implementasi tindakan dan pengamatan dilakukan analisis sehingga dapat diidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar pada standar kompetensi menulis paragraf deskripsi dalam bahasa Inggris. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memperbaiki rancangan pembelajaran Bahasa Inggris pada siklus berikutnya.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) RPP Instrumen ini digunakan untuk operasional langkah-langkah pembelajaran pada kompetensi dasar menulis paragraf deskripsi dalam bahasa Inggris dengan menggunakan media gambar karikatur. (lihat lampiran 2) 2) Lembar Observasi Proses Pembelajaran
3) Penilaian proses pembelajaran dapat digunakan dengan cara menggunakan lembar pengamatan (lembar observasi). Lembar observasi dikembangkan oleh guru, disesuaikan dengan materi pembelajaran sesuai dengan ciri khas bidang studi dan taraf kemampuan berpikir siswa. (lihat lampiran 3)
4) Soal Tertulis untuk Hasil Belajar
Untuk memperoleh data yang diinginkan maka peneliti menggunakan tes. Menurut Margono (2007: 170), tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes mengarang paragraf deskripsi dengan topik yang ditentukan oleh peneliti. Skala penilaian dilakukan dengan membuat skor dari hasil karangan siswa dengan menggunakan media gambar karikatur. Skala penilaian menggunakan model penilaian tugas menulis dengan skala 0-100. Untuk lebih jelasnya indikator dan skor penilaian dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Tes Kemampuan Mengarang Deskripsi
No Indikator Deskripsi Penilaian Skor Skor Maksimal 1 Isi Karangan
Deskripsi
Karangan yang ditulis sangat memperlihatkan dan menggambarkan hasil pengamatan tentang objek, menimbulkan imajinasi sehingga pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri tentang objek yang disampaikan.
Karangan yang ditulis memperlihatkan dan menggambarkan hasil pengamatan tentang objek, menimbulkan imajinasi sehingga pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri tentang objek yang disampaikan.
Karangan yang ditulis cukup memperlihatkan dan menggambarkan hasil pengamatan tentang objek, menimbulkan imajinasi sehingga pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri tentang objek yang disampaikan.
5
4
3
Karangan yang ditulis kurang memperlihatkan dan menggambarkan hasil pengamatan tentang objek, menimbulkan imajinasi sehingga pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri tentang objek yang disampaikan.
Karangan yang ditulis tidak memperlihatkan dan
menggambarkan hasil pengamatan tentang objek, menimbulkan imajinasi sehingga pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri tentang objek yang disampaikan.
2
1
2 Penggunaan Bahasa
Pada saat menulis karangan sangat mampu
menggunakan kalimat efektif, tidak terdapat kesalahan pemakaian tanda baca dan Diksi yang digunakan sangat tepat. Pada saat menulis karangan mampu menggunakan kalimat efektif, terdapat 1-5 kesalahan pemakaian
pemakaian tanda baca dan Diksi yang digunakan tepat. Pada saat menulis karangan cukup mampu
menggunakan kalimat efektif, terdapat 6-10 kesalahan pemakaian pemakaian tanda baca dan Diksi yang digunakan cukup tepat.
5
4
3
Pada saat menulis karangan kurang mampu
menggunakan kalimat efektif, terdapat 11-15 kesalahan pemakaian pemakaian tanda baca dan Diksi yang digunakan kurang tepat.
Pada saat menulis karangan tidak mampu menggunakan kalimat efektif, terdapat >16 kesalahan pemakaian
pemakaian tanda baca dan Diksi yang digunakan tidak tepat.
2
1
3 Penataan Gagasan
Pendapat atau gagasan yang digunakan sangat runtut, sangat mampu meletakkan kalimat utama dalam karangan, pokok-pokok pikiran diungkapkan dan dikembangkan sangat jelas, tema sangat
menggambarkan isi karangan, hubungan antar bagian kohesif.
Pendapat atau gagasan yang digunakan runtut, mampu meletakkan kalimat utama dalam karangan, pokok-pokok pikiran diungkapkan dan dikembangkan dapat jelas, tema dapat
menggambarkan isi karangan, hubungan antar bagian kohesif.
Pendapat atau gagasan yang digunakan cukup runtut, cukup mampu meletakkan kalimat utama dalam karangan, pokok-pokok pikiran diungkapkan dan
5
4
3
dikembangkan cukup jelas, tema cukp dapat
menggambarkan isi karangan, hubungan antar bagian cukup kohesif. Pendapat atau gagasan yang digunakan kurang runtut, kurang mampu meletakkan kalimat utama dalam karangan, pokok-pokok pikiran kurang diungkapkan dan dikembangkan sangat jelas, tema kurang dapat menggambarkan isi karangan, hubungan antar bagian kurang kohesif. Pendapat atau gagasan yang digunakan tidak runtut, tidak mampu meletakkan kalimat utama dalam karangan, pokok-pokok pikiran tidak diungkapkan dan dikembangkan sangat jelas, tema tidak dapat menggambarkan isi karangan, hubungan antar bagian tidak kohesif.
2
1
(Nurgiantoro, 2001: 399)
3.8 Teknik Analisis Data 1. Analisis RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diukur dengan lembar RPP yaitu APKG 1. Setiap komponen dinilai dengan skala 1-5. Wardani (2007:43) menginterpretasikan kualitas RPP sebagai berikut:
Nilai Keterangan 4,1 – 5 Sangat Baik 3,1 – 4 Baik 2,1 – 3 Cukup 1,1 – 2 Kurang 1 Sangat Kurang
2. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi siswa. Arikunto (2000:57) mengklasifikasikan aktivitas sebagai berikut:
Aktivitas Belajar Siswa Tingkat Keaktifan
81% - 100% Sangat Baik 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang 0% - 20% Sangat Kurang 3. Sistem Evaluasi
Pengumpulan data dilakukan melalui kemampuan melalui tes menulis. Penilaian hasil akhir tulisan mahasiswa dengan memperhatikan tiga aspek, yakni: isi karangan deskripsi, penggunaan bahasa, penataan gagasan yang mempunyai kriteria penilaian sangat baik, baik, kurang baik, buruk, dan sangat buruk. Tiap aspek memiliki rentang nilai 1-5. Hasil tulisan siswa dinilai oleh dua orang rater.
4. Hasil Belajar Siswa
Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskripsi yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan mengetahui peningkatan kemampuan mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis tes prestasi hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa yang
diperoleh dari tiap siklus. Nilai hasil tes terhadap tulisan siswa dapat dihitung menggunakan rumus :
Jumlah skor diperoleh
Nilai Rata-rata = x 100%
Jumlah skor maksimal (Nurgiantoro, 2001: 399)
Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 dinyatakan mengalami kesulitan belajar sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih atau sama dengan 70 dinyatakan telah tuntas belajar. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus:
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Kriteria (%) = x 100% Jumlah seluruh siswa
Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu Persentase Tingkat Kemampuan
86% - 100% 68% - 85% 48% - 67% 34 - 47% 0% - 34% Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal (Nurgiantoro, 2001: 399)