23 3.1 Analisis Masalah
Dalam proses produksi terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi
hasil keluaran produksi. Ada 4 faktor yang saling berhubungan satu dengan yang
lain, keempat faktor ini saling tergantung dan tidak bisa berjalan sendiri. Keempat
faktor ini terdiri dari manusia, mesin, metode dan material. Pengawasan dari
keempat faktor tersebut tetap harus dilakukan agar hasil keluaran produksi dapat
sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Namun tentu saja pengawasan yang
dilakukan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan prosesnya.
Penulis yang bekerja di departemen engineering bertanggung jawab untuk
memastikan kondisi mesin selalu dalam kondisi baik. Namun terkadang timbul
masalah dengan mesin-mesin yang dipakai, saat masalah ini timbul maka tindakan
cepat diperlukan agar masalah cepat terselesaikan dan tidak mengganggu keluaran
produksi.
Untuk memantau kondisi mesin agar tetap dalam kondisi baik ada
beberapa solusi yang mungkin diterapkan, namun tentunya tiap solusi mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing, diantaranya adalah:
1. Menugaskan seorang teknisi untuk setiap hari memantau kondisi
sebuah line produksi.
Kelebihannya: kondisi mesin terus terkontrol.
Kekurangannya: dibutuhkan banyak teknisi, tentunya berpengaruh
2. Mengajarkan operator produksi agar dapat memperbaiki mesinnya saat
terjadi masalah.
Kelebihan: masalah cepat terselesaikan dan tidak perlu banyak teknisi.
Kekurangan: sumber daya manusia seorang operator produksi tidak
memenuhi kualifikasi untuk dapat memperbaiki mesin.
3. Membuat sebuah sistem panggilan agar operator produksi dapat
memanggil teknisi apabila terjadi masalah pada mesin produksi.
Kelebihan: teknisi dapat dengan mudah mengetahui jika terjadi
masalah pada suatu line produksi.
Kekurangan: diperlukan sebuah sistem yang dapat mengakomodir
kebutuhan pengguna, baik operator produksi maupun teknisi.
Dari beberapa solusi di atas, penulis mengambil solusi ketiga yaitu
membuat sebuah sistem panggilan karena solusi ini dapat langsung
diimplementasikan dengan tidak memerlukan penambahan sumber daya manusia
serta dapat digunakan untuk melakukan analisa masalah yang telah terjadi.
Tabel 3.1 Proses pada sistem panggilan
Input Proses Output
Saklar panggil hidup Membaca status
panggilan Tampilan line produksi yang bermasalah
Catatan perbaikan
masalah Menyimpan data
Laporan mengenai masalah yang terjadi, perbaikan yang dilakukan dan jumlah waktu
yang dibutuhkan
Kondisi tertentu Pencarian data
Laporan mengenai masalah yang terjadi, perbaikan yang dilakukan dan jumlah waktu
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Sebelum melakukan perancangan sistem panggilan maka penulis terlebih
dahulu menganalisa akan kebutuhan dasar sistem. Kebutuhan dasar sistem ini juga
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, yaitu antara lain:
1. Operator produksi harus dapat memanggil teknisi.
2. Teknisi harus dapat memonitoring status dari kondisi line produksi.
3. Teknisi harus dapat memasukan data tambahan (melengkapi data yang
sudah ada).
4. Teknisi dan supervisor harus dapat melihat data yang ada.
5. Supervisor harus dapat mengubah pengaturan untuk disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.
3.3 Perancangan dan Pemodelan Sistem
Pada subbab ini penulis akan melakukan perancangan dan pemodelan
sistem. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perancangan yang lebih detail
nantinya. Secara umum gambaran dari sistem panggilan yang akan dibuat dapat
dilihat pada Gambar 3.1. Operator produksi memanggil teknisi dengan menekan
saklar panggil yang telah disediakan. Apabila saklar panggil ditekan maka layar
monitoring yang terdapat di ruangan teknisi akan menampilkan line produksi yang
memanggil. Berdasarkan status panggilan tersebut maka teknisi dapat langsung
menuju line produksi yang memanggil. Saklar panggil di line produksi juga
dilengkapi lampu strobo agar teknisi dapat tetap melihat status panggilan saat
Gambar 3.1 Skema sistem panggilan
Rangkaian dari saklar panggil yang terdapat pada line produksi dapat
dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini. Terlihat bahwa saklar panggil mempunyai
dua fungsi yaitu untuk menyalakan lampu strobo dan juga mengirim masukan ke
port paralel.
Pada subbab-subbab berikutnya akan dijelaskan dengan rinci mengenai
perancangan apilkasi, meliputi pemodelan dengan activity diagram, sequence
diagram dan use case diagram sesuai dengan kebutuhan penggunaan aplikasi
yang akan dibuat.
3.3.1 Use Case Diagram
Untuk dapat melihat interaksi yang akan dilakukan pengguna dengan
sistem maka sebelum memulai penyusunan program dilakukan pemodelan
terhadap sistem dan pengguna terlebih dulu. Proses pemodelan ini adalah
penggambaran sistem secara nyata kedalam bentuk simbol-simbol yang memiliki
aktor sebagai obyek. Namun sebelum dapat menggambarkan diagramnya maka
terlebih dulu kita harus mengetahui aktifitas pengguna terhadap sistem. Pada
sistem panggilan yang akan dibuat terdapat beberapa aktifitas yang terjadi antara
pengguna dan sistem, yaitu:
1. Dengan aplikasi panggilan ini operator produksi dapat memanggil teknisi.
2. Pada aplikasi panggilan terdapat display dimana teknisi dapat melihat
status panggilan.
3. Aplikasi panggilan dapat menyimpan data yang berhubungan dengan
panggilan yang terjadi.
4. Teknisi dan supervisor dapat melihat dan mencetak laporan yang ada.
5. Supervisor dapat merubah pengaturan aplikasi untuk disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.
Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan inilah maka penulis menggambarkan
terlihat interaksi antara pengguna dengan aplikasi yang akan dibuat. Gambar 3.3
menggambarkan diagram use case dari sistem panggilan yang akan dibangun.
Gambar 3.3 Use case sistem panggilan
Sebagai tambahan penjelasan dari use case diagram pada Gambar 3.3,
pada tabel 3.1 di bawah ini penulis tambahkan kebutuhan-kebutuhan pengguna
(aktor) dari sistem panggilan.
Tabel 3.2 Kebutuhan aktor pada sistem panggilan
No Kebutuhan Aktor Use case
1 Operator produksi menggunakan saklar untuk memanggil teknisi
Operator
produksi Panggil teknisi
2
Setelah masalah selesai, teknisi
memasukkan data tambahan yang berguna untuk analisa masalah
Teknisi Masukkan data
3 Data yang ada dapat dilihat dan dicetak Teknisi,
Supervisor Cetak laporan
4 Supervisor dapat merubah pengaturan
3.3.2 Activity Diagram
Activity diagram dapat menunjukkan konteks use case, dengan kata lain
bagaimana sebuah use case berjalan. Activity diagram dapat menunjukkan logika
prosedural, proses bisnis dan jalur kerja. Pada dasarnya activity diagram adalah
sama seperti flowchart (diagram alir), namun activity diagram mempunyai
kelebihan karena dapat menggambarkan aktifitas secara paralel.
Ada beberapa aktifitas yang dilakukan pengguna pada sistem panggilan
yang nantinya dapat digambarkan dengan activity diagram, yaitu:
1. Aktifitas operator produksi saat memanggil teknisi.
Aktifitas ini dimulai saat masalah terjadi hingga selesainya masalah.
Aktifitas seorang operator produksi saat terjadi masalah hingga selesai
adalah sebagai berikut:
a. Saat terjadi masalah pada mesin produksi, operator produksi
menghidupkan saklar panggil.
b. Operator menjelaskan masalah yang terjadi pada teknisi yang datang.
c. Operator mematikan saklar panggil ketika teknisi telah selesai
memperbaiki masalah pada mesin.
2. Aktifitas teknisi saat menangani panggilan.
Aktifitas teknisi dimulai saat adanya panggilan dari operator produksi
hingga terselesaikannya masalah. Aktifitas dari seorang teknisi saat terjadi
masalah adalah sebagai berikut:
a. Teknisi menerima panggilan dari operator yang disampaikan oleh
b. Teknisi menuju lokasi panggilan berasal.
c. Teknisi memperbaiki permasalahan pada mesin.
d. Ketika masalah terselesaikan, teknisi kembali ke ruangannya.
e. Teknisi memasukkan data-data mengenai masalah yang terjadi dan
penanganan yang dilakukan.
3. Aktifitas supervisor saat melakukan pengaturan.
Aktifitas ini dimulai saat supervisor hendak melakukan pengaturan pada
aplikasi hingga selesai. Tahapan-tahapan aktifitasnya adalah sebagai
berikut:
a. Supervisor memilih menu pengaturan yang ada pada form utama.
b. Supervisor memasukkan kata sandi pada form login.
c. Jika kata sandi sesuai maka supervisor akan melihat form setting.
d. Supervisor melakukan perubahan-perubahan yang diinginkan.
e. Supervisor menyimpan data perubahan.
Activity diagram di bawah ini (Gambar 3.5) menunjukkan tahapan dan
aktifitas supervisor saat melakukan pengaturan aplikasi.
3.3.3 Sequence Diagram
Sebuah Sequence diagram, secara khusus, menjabarkan behavior sebuah
skenario tunggal. Diagram tersebut menunjukkan sejumlah objek contoh dan
pesan-pesan yang melewati objek-objek ini di dalam use case. (Fowler 81)
Gambar 3.6 menampilkan sequence diagram saat teknisi hendak
memasukkan data. Dari diagram terlihat bahwa teknisi harus mencari waktu
kejadian terlebih dulu, setelah hasil pencarian ditampilkan barulah teknisi bisa
memasukkan (melengkapi) data-data yang kurang. Yaitu data-data yang tidak
dapat masuk ke dalam basis data secara otomatis tetapi harus dimasukkan secara
manual oleh teknisi, diantaranya adalah data hasil analisa penyebab masalah,
action yang dilakukan untuk memperbaiki masalah, kategori masalah, hasil
perbaikan dan teknisi yang menangani panggilan.
Sedangkan Gambar 3.7 menampilkan sequence diagram saat supervisor
hendak melakukan pengaturan. Supervisor dapat masuk ke form setting dari menu
yang ada pada form utama, namun sebelum form setting terlihat akan ditampilkan
form password yang meminta supervisor untuk memasukkan kata sandi. Apabila
kata sandi sesuai maka barulah form setting ditampilkan. Penggunaan kata sandi
ini diperlukan untuk membatasi pengguna yang dapat melakukan pengaturan
aplikasi, karena aplikasi ini akan digunakan juga oleh teknisi.
Gambar 3.7 Sequence diagram supervisor melakukan pengaturan
3.4 Perancangan Basis Data
Sebelum membuat sebuah basis data untuk menyimpan data yang
digunakan pada aplikasi, penulis terlebih dulu akan membuat perancangannya.
Subbab ini akan berisi perancangan basis data yang nantinya akan digunakan pada
Penulis menggunakan basis data Microsoft Access (Version 7.0 MDB)
yang dapat diakses secara langsung melalui menu Visual Data Manager dari
aplikasi Visual Basic.
Penulis menggunakan tiga entity pada basis data ini, yaitu:
1. tblTeknisi, dengan atribut sebagai berikut:
Field Tipe Panjang Key Keterangan
nik_tek Text 7 PK Nomor induk teknisi
nama_tek Text 10 - Nama teknisi
Tlp_tek Text 12 - Nomor telephone
2. tblPanggilan, dengan atribut sebagai berikut:
Field Tipe Panjang Key Keterangan
kode Text 15 PK Kode panggilan
nik_tek Text 7 FK Nomor induk teknisi
dt Integer 2 - Down time yang terjadi
mesin Text 10 - Mesin yang bermasalah
kategori Text 18 - Kategori masalah
cause Text 7 - Penyebab masalah
error Text 20 - Kode error
action Text 50 - Action dari teknisi
result Text 10 - Hasil perbaikan teknisi
3. tblLine, dengan atribut sebagai berikut:
Field Tipe Panjang Key Keterangan
kd_line Text 2 PK Kode line produksi
nm_line Text 10 - Nama line
nik_tek Text 7 FK Teknisi
Untuk menggambarkan hubungan dari atribut-atribut diatas, di bawah ini
penulis sertakan diagramnya dalam bentuk diagram ER. Entity relational diagram
digunakan untuk menggambarkan komponen-komponen himpunan entitas dan
himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang
merepresentasikan fakta dari ’dunia nyata’ yang yang kita tinjau.
Gambar 3.8 ERD pada aplikasi panggilan
3.5 Perancangan Tampilan Antar Muka
Setelah tahap perancangan kebutuhan sistem dilakukan maka langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikan hasil rancangan tersebut kedalam sistem
yang akan dibuat. Agar hasil aplikasi dapat sesuai dengan kebutuhan maka
terlebih dahulu dilakukan perancangan tampilan antar muka yang akan dibahas
lebih lanjut pada Subbab 3.5 ini.
Pada form ini akan ditampilkan line produksi yang mengalami masalah,
berdasarkan tombol panggilan yang ditekan. Pada form ini juga akan
ditampilkan jumlah panggilan dan waktu yang terpakai dari semua
panggilan yang terjadi. Form ini berfungsi sebagai display yang akan
selalu dilihat oleh teknisi. Perancangan tampilannya dapat dilihat pada
Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Rancangan tampilan monitoring
Ada kemungkinan dimana terdapat dua line produksi atau lebih
yang memanggil teknisi pada waktu bersamaan, untuk mengantisipasi hal
tersebut penulis merancang tampilan nama line yang ada pada form ini
agar bisa berganti-ganti pada jeda waktu yang telah ditentukan agar dapat
menampilkan semua line produksi yang sedang memanggil. Semua line
akan menambahkan sebuah timer pada form ini yang akan mengambil isi
dari list tersebut secara berurut untuk ditampilkan pada form. Untuk
memperjelas rancangan tersebut, berikut ini penulis sertakan algoritma
yang digunakan.
2. Rancangan tampilan input data
Pada form ini pengguna dapat memasukkan data sebagai pelengkap data
yang sebelumnya sudah masuk secara otomatis. Proses pemasukkan data
tidak harus dilakukan, namun lebih baik dilakukan agar laporan menjadi
lengkap dan analisa data dapat dilakukan dengan tepat. Data-data yang Algoritma AntriTampilan
DEKLARASI:
N : integer DEFINISI:
N ← 1
Procedure Timer (input L : List) DEKLARASI: {tidak ada} DEFINISI: if Panjang(L) >= 1 then Write List(N) if N = Panjang(L) then N ← 1 else N ← N + 1 endif endif end procedure end algoritma
dimasukkan adalah data yang menyangkut jenis permasalahan dan
perbaikan yang telah dilakukan serta analisa sebab permasalahan.
Gambar 3.10 Rancangan tampilan input data
3. Rancangan tampilan lihat data
Pada form ini pengguna dapat melihat data yang ada. Pengguna juga dapat
mencetak data yang diinginkan. Pada rancangan lihat data disediakan
pilihan agar pengguna dapat mencari data sesuai keinginannya. Pilihan
yang disediakan yaitu pencarian data berdasarkan kategori, sebab, mesin,
kode error, teknisi, maupun gabungan dari beberapa atau keseluruhan
pilihan tersebut. Pengguna juga dapat mencetak hasil pencarian data yang
Gambar 3.11 Rancangan tampilan lihat data
4. Rancangan tampilan login
Form ini diperlukan untuk membatasi pengguna yang dapat melakukan
perubahan pengaturan. Form ini akan tampil saat pengguna hendak
melakukan pengaturan saja.
5. Rancangan tampilan pengaturan
Pada form ini pengguna dapat melakukan pengaturan-pengaturan yang
diperlukan agar aplikasi dapat disesuikan dengan keinginan pengguna.
Gambar 3.13 Rancangan tampilan pengaturan
Pengaturan yang dapat dirubah adalah:
a. Warna tampilan dari aplikasi.
b. Indikator suara jika ada panggilan dapat diatur hidup atau mati.
c. File suara yang akan digunakan dan perulangannya.
d. Nama dari masukan port paralel.
e. Data teknisi
3.6 Perancangan Flowchart Aplikasi
Sama seperti activity diagram, flowchart atau diagram alir digunakan
untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, dan jalur kerja. Pada
yang dapat dilihat pada Gambar 3.14. Dari diagram alir ini dapat terlihat alur kerja
dari aplikasi panggilan yang akan dibuat mulai dari inisialisasi sampai selesainya
program. Diagram alir ini juga menunjukkan pemilihan menu oleh pengguna.