• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian - Penggunaan Obat-Obatan di Kalangan Rumahtangga Lingkungan (III) Kecamatan Medan Baru Pringgan Pada Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian - Penggunaan Obat-Obatan di Kalangan Rumahtangga Lingkungan (III) Kecamatan Medan Baru Pringgan Pada Tahun 2013"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian Penggunaan Obat-obatan di Rumahtangga Lingkungan (111) kecamatan Medan Baru Pringgan pada Tahun 2013.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Masyarakat + Keluhan

1) TUJUAN PENGGUNAAN

2) JENIS OBAT

3) CARA

PENGGUNAAN

4) PENGETAHUAN

(2)

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Obat-obatan

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk mengobat penyakit, merawat gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit luka.

3.2.2. Rumah tangga

Rumah tangga yaitu seluruh urusan keluarga untuk hidup bersama, dikerjakan bersama di bawah pimpinan seseorang yang ditetapkan, menurut tradisi. (Ordinary Household) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur.

3.3. Cara Ukur

Cara ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah melalui wawancara.

3.4. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis kuesioner yang terdiri atas 10 pertanyaan,

3.5. Hasil Pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil pengukuran adalah tujuan penggunaan obat-obat di kalangan rumah tangga bagi tujuan apa.

3.6. Skala Pengukuran

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Manakala penelitian jenis analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelaso antara fenomena atau antara faktor dengan faktor efek. Menurut Soekidjo (2010) maka jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif dengan desain penelitian adalah “cross-sectional” untuk meneliti Penggunaan Obat-obatan di Rumahtangga Lingkungan (III) kecamatan Medan Baru Pringgan pada Tahun 2013.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan Pringgan Lingkungan (III), Medan Baru dari bulan September hingga November 2013.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

(4)

1) Kriteri Inklusi:

a) Responden yang mampu berkomunikasi dengan baik. b) Responden yang mampu membaca dan menulis.

c) Responden yang pernah mengkonsumsi obat atau pernah mempunyai pengalaman membeli obat.

Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% sehingga untuk Zα^2 = 1,96. Nilai P yang ditetapkan adalah 0,5 karena peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan P=0,5 mempunyai nilai Q paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Ketepatan absolut yang diinginkan adalah sebesar 10%.

𝒏=𝒛𝜶²𝑷𝑸

(5)

Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : kepada responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 15 pertanyaan.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data dari setiap responden akan dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti, dengan cara editing, coding, classification dan tabulation. Kemudian, data diolah dengan menggunakan

(6)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada bulan September tahun 2011 hingga November 2011. Pengambilan data telah dilakukan di daerah Pringgan di kalangan Rumahtangga Lingkungan (111) Kecamatan Medan Baru. Proses pengambilan data untuk penelitian telah dilakukan dengan menggunakan instrument kuisioner yang telah diisi oleh 100 orang rumahtangga. Data kuisioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

(7)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini responden yang terpilih adalah sebanyak 100 orang rumahtangga yang berusia antara 25-60 tahun. Dari keseluruhan responden, responden diamati adalah berdasarkan umur dan tingkat pendidikan. Karakteristik responden pada penelitian ini dijabarkan seperti berikut.

Tabel 5.1 Penggunaan Obat-obatan

Penggunaan Obat- Frekuensi (n) Persentase (%) obatan

Ya 100 100 JUMLAH 100 100

Dari tabel 5.1didapati 100% responden yang menggunakan Obat-obatan. Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%) Laki-laki 25 25 Perempuan 75 75 JUMLAH 100 100

(8)

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur.

Umur (tahun) Frekuensi(n) Persentase (%)

25-35 tahun 17 17

36-45 tahun 29 29

46-55 tahun 40 40

56-60 tahun 14 14

JUMLAH 100 100

Dari tabel 5.3 diatas didapati frekuensi tertinggi rumahatangga adalah kelompok umur 46-55 tahun 40% diikuti kelompok umur 36-45 tahun 29%. Frekuensi terendah rumahtangga adalah kelompok umur 56-60 tahun 14% Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan. Pekerjaan Frekuensi(n) Persentase (%) Pegawai negeri 20 20

Pegawai swasta 18 18

Pensiunan 10 10

Tidak bekerja 7 7

Wiraswasta 45 45

(9)

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan.

Pekerjaan Frekuensi(n) Persentase (%)

SLTP 52 52

SLTA 15 15

Akedemi 20 20

P.T 13 13

JUMLAH 100 100

5.1.3 Hasil Analisis Data 5.1.3.1 Analisa Data Varibel Pengetahuan Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variable pengetahuan tentang penggunaan obat-obatan. Tabel 5.6 Tindakan Responden Bila Sakit. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%) a) Mengobati Sendiri 75 75

b) Berobat Sama Dokter 25 25

JUMLAH 100 100

(10)

Tabel 5.7 Apa Yang Dimaksudkan Dengan Pengobatan Sendiri.

Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%) a) Upaya pengobatan untuk

mengatasi keluhan sakit yang

dilakukan oleh masyarakat 69 69

untuk mengatasi keluhan sakit yand dialami. b) Penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengurangi gejala riwayat nasihat 30 30

dokter. c) Tidak tahu 1 1

JUMLAH 100 100

Berdasarkan tabel 5.7 responden yang menjawab a) adalah sebanyak 69% diikuti b) 30% dan c) 1%. Tabel 5.8 Alasan Responden Melakukan Pengobatan Sendiri. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%) a) Biaya Lebih Murah 68 68

b) Lebih Cepat 24 24

c) Alasan Sakit Ringan 8 8

JUMLAH 100 100

(11)

Tabel 5.9 Apakah Responden Mengetahui Tentang Penggolongan Obat.

Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)

a) Tahu 8 8

b) Tidak Tahu 92 92 JUMLAH 100 100

Berdasarkan tabel 5.9 responden yang menjawab a) 8% dan menjawab b) 92%. Tabel 5.10 Dari Mana Responden Mengetahui Tentang Penggolongan Obat. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%) a) Teman 17 17

b) Apotek 80 80 c) Lain-lain 3 3 JUMLAH 100 100

Berdasarkan tabel 5.10 responden yang menjawab a) 17% diikuti b) 80% dan c) 3%.

Tabel 5.11 Keluhan Yang Responden Obati Sendiri.

Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)

a) Batuk 18 18

b) Demam 73 73 c) Pilek 9 9 JUMLAH 100 100

(12)

Tabel 5.12 Obat Yang Dikonsumsi Untuk Penyakit Yang Responden Derita Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)

a) Obat Batuk 17 17

b) Obat Demam 73 73 c) Obat Pilek 9 9 JUMLAH 100 100

Berdasarkan tabel 5.12 responden yang menjawab a) 74%, b) 9% dan c) 17%.

Tabel 5.13 Tindakan Responden Apabila Obat Yang Dikonsumsi Telah Habis Namun Penyakit Belum Sembuh.

Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%) a) Membeli kembali obat yang

sebelumnya dikonsumsi 16 16 b) Mengganti dengan obat yang

yang lebih sesuai 31 31

c) Konsultasi dengan dokter 53 53 JUMLAH 100 100

(13)

Tabel 5.14 Tindakan Responden Apabila Penyakit Yang Diderita Telah Sembuh. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)

a) Tidak lagi diminum, disimpan untuk digunakan

kembali 92 92

b) Tidak lagi diminum, dan

dibuang 4 4 c) Meminum sampai habis 4 4 JUMLAH 100 100

Berdasarkan tabel 5.14 responden yang menjawab a) 92%, b) 4% dan c) 4%.

Tabel 5.15 Apakah Responden Mengetahui Aturan Obat Yang Diberikan. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%) a) Tahu 96 96

b) Tidak Tahu 4 4 JUMLAH 100 100

(14)

Tabel 5.16 Dari Mana Responden Mengetahui Aturan Obat.

Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)

a) Praktek Dokter 78 78

b) Apotek 22 22 JUMLAH 100 100

Berdasarkan tabel 5.16 responden yang menjawab a) 78% dan b) 22%.

Tabel 5.17 Apakah Responden Mematuhi Aturan Pemakaian Obat.

Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%) a) Iya 53 53

b) Tidak 47 47 JUMLAH 100 100

(15)

Tabel 5.18 Apakah Responden Mengetahui Masa Kadaluarsa Obat Yang Dikonsumsi. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)

a) Tahu 16 16 b) Tidak Tahu 84 84 JUMLAH 100 100

Berdasarkan tabel 5.18 responden yang menjawab a) 16% dan b) 84%.

Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Nama Obat Yang Digunakan

Nama Obat Frekuensi (n) Persentase (%)

Parasetamol 60 60

Aspirin 16 16

Sanmol 10 10

Bromhexine 7 7

Fenilpropolamin 7 7

Total 100 100

Dari tabel 5.19 dapat disimpulkan 60% rumahtangga menggunakan Panadol diikuti 16% menggunakan Aspirin, Sanmol 10% Bromhexine 7% dan 7% lagi menggunakan

Fenilpropolamin. 5.3 Pembahasan

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk mengobati

(16)

obat-obatan masih terjangkau, tidak tersedia, tidak aman dan tidak layak digunakan. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia tidak memiliki akses rutin terhadap obat-obatan esensial. Jika tersedia, obat-obatan yang sering digunakan secara tidak benar: sekitar 50% dari semua obat yang diresepkan, dibagikan atau dijual secara tidak tepat, sedangkan 50% dari pasien gagal untuk mengambil obat mereka secara tepat.

Menurut (Kathleen 2011) di seluruh dunia, diperkirakan bahwa lebih dari setengah dari semua obat yang diresepkan, dibagikan atau dijual tidak tepat . Selain itu, telah diperkirakan bahwa setengah dari semua pasien gagal untuk mengambil obat mereka seperti yang ditentukan atau dispensasi. Penggunaan irrasional bisa dalam berbagai lain bentuk, misalnya, polifarmasi, kegagalan untuk meresepkan sesuai dengan pedoman klinis dan pengobatan sendiri tidak tepat.

5.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tabel Demography

Dari tabel 5.2 dapat dilihat kebanyakkan reponden terdiri dari perempuan( 75% ) dari laki-laki ( 25% ) ini karena ibu-ibu yang biasa menguruskan rumah manakala laki-laki berkerja. Dari tabel 5.3 dapat dilihat responden tertinggi rumahtangga adalah dari kelompok 46-55 tahun ( 40% ) dan terendah adalah dari kelompok 56-60 tahun

( 14% ). Dari tabel 5.4 dapat dilihat wiraswasta merupakan frekuensi pekerjaan tertinggi ( 45% ) dan yang terendah tidak bekerja ( 7% ). Dari tabel 5.5 dapat dilihat distribusi responden tertinggi berdasarkan pendidikan adalah dari SLTP ( 52% ) dan terendah adalah P.T ( 13% ), hasil ini mempengaruhi hasil kuensioner rumahtangga dari pendidikan tertinggi memberikan hasil yang baik.

5.3.2 Hasil Analisa Data Kuensioner

Dari penelitan yang dilakukan tindakan responden apabila sakit sebanyak ( 75% ) mengobati sendiri dan ( 25% ) berobat sama dokter. Konsep sehat dan sakit dalam pandangan orang

(17)

Hal ini kerena responden melakukan pengobatan sendiri dapat dilihat dari tabel 5.8 alasan responden melakukan pengobatan sendiri biaya lebih murah ( 68% ). Pengobatan sendiri merupakan upaya pengobatan yang mengacu pada kemampuan sendiri, tanpa petunjuk dokter atau tenaga medis, untuk mengatasi sakit atau keluhan penyakit ringan dengan menggunakan obat-obat yang di rumah atau membeli langsung ke toko obat atau apotek.Keberhasilannya akan mengurangi beban pusat-pusat pelayanan kesehatan, biaya yang dikeluarkan relative murah. Responden memahami dengan pengobatan sendiri adalah upaya pengobatan untuk mengatasi keluhan sakit yang dialami ( 69% ) penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengurangi gelaja riwayat nasihat dokter ( 30% ) dan tidak tahu

( 1% ) Dalam sistem penyelenggaran kesehatan, pengobatan sendiri menjadi utama dan terbesar yang dilakukan masyarakat. Menurut World Health Oraganization

( WHO ) swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat, baik obat modern maupun obat tradisional oleh seorang untuk mengobati penyakit yang dikenali sendiri. Responden yang tahu tentang penggolongan obat ( 8% ) dan yang menjawab tidak tahu ( 92% ) dan dari tabel 5.10 dari mana responden mengetahui tentang penggolongan obat kebanyakkan dari apotek ( 80% ) . Hal ini dapat dilihat menurut Badan Pom RI ( 2009 ) sebelum menggunakan obat masyarakat harus mampu memilih obat yang akan digunakan dengan mempertimbangkan efek samping,

kontraindikasi dan interaksi obat yang mungkin timbul. Perlunya masyarakat sebagai konsumen obat untuk mengetahui informasi penting yang ada pada setiap kemasan atau label obat. Menurut Anonim, ( 2007 ) Masyarakat lebih memilih apotek untuk mendapatkan informasi tentang obat-obat yang digunkan.

Keluhan yang responden dapat mengobati sendiri dengan menjawab

(18)

Dari tabel 5.13 tindakan responden apabila obat yang dikonsumi telah habis namun keluhan belum sembuh membeli kembali obat yang sebelumnya dikonsumi

( 16% ) mengganti dengan obat yang lebih sesuai ( 31% ) dan konsultasi dokter

( 53% ) Perlunya informasi yang benar tentang obat dari pelayan kesehatan agar tidak terjadi penyalahgunaan obat. Tindakan responden apabila penyakit yang diderita telah sembuh tidak lagi diminum, disimpan untuk digunakan kembali ( 92% ), tidak lagi diminum, dan dibuang ( 4% ), meminum sampai habis ( 4% ). Obat-obat yang diberi tanda harus diminum sampai habis biasanya adalah antibiotika seperti amoksilin, ampisilin, kloramfenikol dan eritromisin. Obat antibiotika ini bekerja membunuh kuman karena itu diberikan untuk mengobati penyakit infeksi seperti radang saluran pernapasan, radang lambung, dan lain-lain. Jika dipakai tidak sesuai dosis semestinya, maka penyakit tidak akan sembuh dan dapat menimbulkan resistensi antibiotika. Itu sebabnya jika diberikan antibiotika pasien harus meminum sampai habis agar dosis yang sudah diperhitungkan dapat terpenuhi. Obat-obat yang diberi tanda jika perlu biasanya obat-obat yang Selain itu, responden mengetahui aturan pemakaian obat responden yang praktek dokter ( 78% ) apotek ( 22% ). Disinilah peran serta dokter sangat dibutuhkan sebagai pemberi informasi yang benar tentang obat agar tidak terjadi penyalahgunaan obat-obatan. Dari penelitian yang dilakukan responden yang mematuhi aturan pemakaian obat adalah ( 53% ) dan tidak ( 47% ) menurut Kulinegara ( 2008 ) masyarakat kini lebih prihatin tentang aturan pemakaian obat-obatan, ini kerena obat dapat menyembuh keluhan yang dialami Responden mengetahui masa kadaluarsa obat yang dikonsumi yang menjawab tahu ( 16% ) dan tidak tahu ( 84% ), masyarakat

(19)

Daripada total responden saya didapati Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi pelbagai keluhan yang dihadapi. Parasetamol digunakan banyak untuk demam,sakit kepala,sakit gigi dan sakit otot.Demikian juga shankar et al (2003) yang mendapatkan bahwa parasetamol dan golongan analgetika lainnya memiliki persentase terbanyak digunakan dalam pengobatan sendiri di Nepal. Kemudian diikuti Aspirin sebanyak ( 16% ). Asprin biasanya digunkan untuk

(20)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Penggunaan Obat-obatan di Kalangan Rumahtangga Lingkungan (111) Kecamatan Medan Baru Pringgan Pada Tahun 2013, dapat disimpulkan bahawa :

1. Sebahagian dari rumahtangga mengobati sendiri apabila sakit. 2. Obat demam yang paling banyak digunakan adalah obat demam.

3. Responden kebanyakan tidak mengetahui cara penggunaan obat secar benar.

4. Kebanyakan rumahtangga tidak mengetahui masa kadaluarsa obat yang dikonsumsi. 5. Kebanyakan rumahtangga melakukan pengobatan sendiri kerana biaya lebih murah.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapati pada penelitian ini, maka dikemukan beberapa saran seperti berikut :

1. Disarankan agar para dokter dan tenaga medis lebih menjelaskan perihal obat dan penggunaan.

2. Penyuluhan obat dan kadaluarsa obat harus diberikan kepada rumahtangga melaui penyuluhan kepala kamling dan ( DKK )

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.2   Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Tabel 5.4   Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Tabel 5.5   Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan.
+7

Referensi

Dokumen terkait