• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol dan Pupuk Kalium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol dan Pupuk Kalium"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Kacang tanah termasuk ke dalam devisi Spematophyta,

subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, ordo Rosales,

famili Papilionaceae, genus Arachis, species Arachis hypogaea L. (Suprapto, 2000)

Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak

lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai akar-akar yang

bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Akar-akar ini dapat mati

dan dapat juga menjadi akar yang permanen/tetap. Bila menjadi akar tetap, maka

akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan. Kadang-kadang polongnya

mempunyai alat pengisap seperti bulu akar yang dapat menyerap makanan

(Suprapto, 2000).

Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku-buku, dan tipe

pertumbuhannya tegak. Panjang batang tanaman bertipe tegak antara 60 cm – 70

cm. Ukuran batang dibedakan atas tiga macam yaitu : besar, sedang dan kecil.

Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan

(Tim Pelepas Varietas Kacang Tanah, 2009).

Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas anak daun

dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan

cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Daun mulai gugur pada kahir masa

pertumbuhan dan dimulai dari bagian bawah. Selain berhubungan dengan umur,

(2)

Bunga kacang tanah berwarna kuning dan terbuka di malam hari,

melakukan penyerbukan di pagi hari dan layu pada sore hari yang sama. Bunga

tumbuh di sepanjang cabang dan setiap node dapat menghasilkan beberapa

bunga. Umumnya hanya sekitar 15 - 20 persen dari bunga berhasil menghasilkan

sebuah polong. Kekeringan dan suhu lebih dari 35°C akan mengurangi jumlah

bunga yang dihasilkan (Department of Primary Industries and Fisheries, 2007).

Kacang tanag berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi

pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah

yang disebut ginofora yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula

ujung ginofora yang runcing mengarah keatas. Setelah tumbuh, ginofora tersebut

mengarah kebawah dan selanjutnya masuk kedalam tanah. Pada waktu ginofora

menembus tanah, peranan hujan sangat membantu. Setelah terbentuk polong,

pertumbuhan memanjang ginofora akan terhenti. Panjang ginofora dapat

mencapai 18 cm. Ginofora yang terbentuk dicabang bagian atas tidak masuk

kedalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong (Suprapto, 2000).

Kulit biji kacang tanah berwarna putih, fles, coklat, merah muda, merah,

ungu dan ungu tua tergantung varietasnya. Struktur kulit polong bervariasi antara

halus, sedang sampai dengan kasar. Jenis atau varietas kacang tanah yang berkulit

kasar memiliki kecenderungan tahan terhadap hama penggerek kacang

(3)

Syarat Tumbuh Iklim

Di Indonesia pada umumnya kacang tanah ditanam di daerah dataran

rendah. Tanaman kacang tanah cocok ditanam di dataran yang berketinggian

dibawah 500 meter di atas permukaan laut (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Kacang tanah relatif toleran kekeringan dan membutuhkan sekitar minimal

400 mm curah hujan selama masa pertumbuhan. Untuk pertumbuhan optimal

dibutuhkan curah hujan tahunan 750 - 1250 mm. Suhu merupakan faktor

pembatas utama untuk hasil kacang tanah, untuk perkecambahan dibutuhkan

kisaran suhu 15 - 450 C. Selama masa pertumbuhan, dibutuhkan suhu dengan

rata-rata 22-270 C. Cuaca kering diperlukan untuk pematangan dan panen

(http://www.newgmc.com/gmc_docs, 2014).

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, seperti tanah, temperatur, sinar matahari, hujan, kecepatan angin dan

faktor-faktor iklim lainnya. Di daerah yang memiliki musim kemarau panjang

(kurang curah hujannya), kacang tanah memerlukan pengairan, terutama pada fase

perkecambahan, pembuahan, dan pengisian polong. Di daerah yang curah

hujannya tinggi, penyerapan zat hara dari dalam tanah, panen, pengolahan hasil,

dan serangan cendawan merupakan masalah (Suprapto, 2000).

Benih kacang tanah membutuhkan air yang cukup banyak selama

perkecambahan. Untuk perkecambahan optimum, diperlukan tanah dengan

kelembaban 35 – 40%. Benih harus ditanam ketika tingkat kelembaban yang

(4)

Pertumbuhan perkecambahan yang baik membantu tanaman muda untuk melawan

penyakit (http://www.newgmc.com/gmc_docs, 2014).

Tanah

Kacang tanah tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan yang

cukup mengandung unsur hara (Ca, N, P dan K). Tanaman ini menghendaki lahan

yang gembur agar perkembangan perakarannya berjalan baik, ginoforanya mudah

masuk ke dalam tanah untuk membentuk polong, dan pemanenannya mudah

(tidak banyak polong yang hilang atau tertinggal di dalam tanah). Sebaiknya pH

tanahnya antara 5,0 – 6,3. Pada tanah yang sangat asam efisiensi bakteri dalam

mengikat N dari udara akan berkurang. Sedangkan pada tanah yang terlalu basa,

unsur haranya kurang tersedia (Suprapto, 2000).

Kacang tanah tumbuh terbaik di tanah yang gembur, bertekstur longar dan

juga tersedia kalsium, kalium dan fosfor. Tanah harus baik aerasinya dan

mengandung bahan organik. Tanah liat berat yang cenderung memiliki permukaan

keras tidak cocok karena polong akan sulit terbentuk. Kacang tumbuh baik di

tanah sedikit asam dengan pH 6,0-6,5 tetapi dengan pH 5,5-7,0 masih bisa

tumbuh. Tanah salin tidak cocok untuk kacang tanah karena kacang memiliki

garam yang sangat rendah (http://www.newgmc.com/gmc_docs, 2014).

Persyaratan mengenai tanah yang cocok bagi tumbuhnya kacang tidaklah

istimewa. Syarat yang terpenting bahwa keadaan tanah tidak terlalu kurus dan

padat. Kondisi tanah yang mutlak diperlukan adalah tanah yang gembur. Tanah

yang gembur ini mempermudah ketika masa penanaman, pemeliharaan tanaman,

dan pasca panen berlangsung. Akibat tanah yang gembur memberikan

(5)

ginofora untuk menembus tanah, dan mempermudah proses pembentukan polong

(Tim Bina Karya Tani, 2009).

Paclobutrazol

Paclobutrazol merupakan zat penghambat tumbuh yang potensial menekan

pertumbuhan vegetatif yaitu menghambat pemanjangan batang sehingga dapat

memperpendek tanaman dan merangsang pembungaan serta meningkatkan

kualitas buah (ICI, 1990).

Salah satu fungsi paclobutrazol adalah menghambat perpanjangan batang,

jadi dengan adanya paclobutrazol bisa menyebabkan tanaman kacang tanah jadi

pendek, sehingga memudahkan ginoform masuk kedalam tanah dan berkembang

menjadi polong (Rullist, 2008).

Cathey (1964) mendefinisikan zat penghambat tumbuh (retardan) adalah

suatu tipe senyawa organik yang mampu menghambat pemanjangan batang,

meningkatkan warna hijau daun dan secara tidak langsung mempengaruhi

pembungaan, menghambat pembelahan dan pemanjangan sel sub apical tanpa

menyebabkan pertumbuhan menjadi abnormal. Paclobutrazol merupakan salah

satu zat penghambat tumbuh yang memiliki rumus empirik C13H20Cl H3O

dengan rumus kimia (2RS,

3RS)-1-4Chlorophenil-4,4dimethyl-2-(1H1-1,2,4,triazol-1-y1)pentantriol.

Zat penghambat paclobutrazol ini dapat diserap tanaman melalui tanah,

jaringan, akar, batang kemudian diangkut oleh xylem menuju titik tumbuh.

Senyawa ini aktif mencapai meristem sub apikal, menghambat produksi Giberelin

yang menyebabkan penurunan laju pembelahan sel. Dengan terjadinya penurunan

(6)

langsung akan menyebabkan pemindahan asimilat ke pertumbuhan reproduktif

yang dibutuhkan untuk membentuk, bunga, buah, dan perkembangan buah.

Paclobutrazol bersifat menghambat produksi giberelin pada oksidasi ent-kareunic

menjadi senyawa asam ent-kaurenoic dalam biosintesis giberelin

(Khalil dan Rahman, 1995).

Penelitian Rullist (2008) memperlihatkan bahwa pada kacang tanah terjadi

interaksi diantara waktu pemberian dengan konsentrasi paclobutrazol yaitu

terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah ruas, bobot kering berangkasan

pertanaman dan kecepatan berkecambah. Untuk pengamatan panjang ruas

tanaman tidak ada interaksi namun perlakuan waktu pemberian umur 5 hari

dengan konsentrasi paclobutrazol 150 ppm memberikan hasil yang lebih baik.

Sedangkan hasil penelitian Kusumawati dkk (2010) diketahui bahwa konsentrasi paclobutrazol 200 ppm memberikan hasil paling baik terhadap bobot

polong, produktivitas dan indeks panen pada kacang tanah. Aplikasi konsentrasi

paclobutrazol 200 ppm pada kacang tanah cenderung meningkatkan source

(assimilat) berupa karbohidrat terlarut dan menurunkan nitrogen total pada batang

pada umur 10 MST.

Hasil penelitian Kusumawati (2010) diketahui bahwa penggunaan varietas

kacang tanah pada penelitian ini terlihat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman. Data pada peubah pertumbuhan yang diamati memperlihatkan

pola pertumbuhan tanaman yang berbeda antar varietas Sima dan Kelinci.

Sedangkan waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh terhadap produksi

kacang tanah, sedangkan konsentrasi paclobutrazol dapat menghambat tinggi

(7)

jumlah dan bobot biji pertanaman, jumlah dan bobot total polong per tanaman,

indeks panen dan dapat meningkatkan produktivitas polong mencapai 15%.

Hasil penelitian Mas’udah (2008) diketahui bahwa jumlah polong berisi

pada tanaman kacang tanah dengan perlakuan konsentrasi paclobutrazol 100 ppm

menurunkan produksi polong hingga 10 %. Diduga konsentrasi paclobutrazol

yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk dapat mengalihkan

asimilat ke pertumbuhan reproduktif dari pada pertumbuhan vegetatif. Selain itu,

paclobutrazol yang diaplikasikan melalui daun hanya berpengaruh pada saat

induksi bunga. Pemberian paclobutrazol melalui daun memang lebih mudah,

praktis, dan cepat tetapi jangka waktu pengaruhnya terhadap tanaman hanya

sebentar, butuh beberapa kali penyemprotan untuk mempertahankan tingkat

penghambatan yang dikehendaki.

Penelitian Mandang dkk (1998) menunjukkan bahwa penggunaan paclobutrazol (500 ppm) yang meningkatkan pertumbuhan (jumlah cabang)

terutama pada varietas willis tidak diimbangi oleh biji yang dihasilkan. Hal ini

disebabkan karena cabang yang dihasilkan tidak produktif. Hal lain diduga karena

konsentrasi paclobutrazol yang diberikan terlalu tinggi sehingga tinggi tanaman

nyata sekali berkurang. Keadaan tersebut jelas terlihat dilapangan bahwa tanaman

menjadi pendek walaupun penampilannya lebih tegar dan lebih tahan kering

dibanding yang tanpa paclobutrazol.

Menurut penelitian Ramlafatma dkk (1999) perlakuan paclobutrazol nyata menurunkan jumlah daun pada tanaman bunga matahari, namun pengaruhnya

sama untuk semua konsentrasi yang diberikan (0, 125 ppm, 250 ppm, 500 ppm

(8)

diameter batang, pengaruh paclobutrazol nyata meningkatkan diameter batang

dengan semakin tinggi taraf dosis paclobutrazol yang diaplikasikan, hal ini

berpengaruh pula terhadap persentase kerebahan tanaman. Semakin tinggi dosis

paclobutrazol, persentase kerebahan tanaman semakin kecil.

Pengunaan zat-zat yang bersifat penghambat pertumbuhan dapat

merangsang pembungaan. Zat penghambat pertumbuhan seperti paclobutrazol

daminozide, cycocel dan morphactin dapat mengiduksi pembungaan tetapi tidak

memacu perkembangan dan pemunculan bunga. Kombinasi perlakuan zat

penghambat tumbuh dengan zat pemecah dormansi (BA, KNO3 dan ethephon)

diharapkan dapat memacu pemunculan bunga beberapa pohon buah-buahan tropik

(Lizawati, 2008).

Pemberian zat penghambat tumbuh pada tanaman memiliki pengaruh yang

bervariasi bergantung pada lingkungan dan spesies tanaman. Pengaruh zat

penghambat tumbuh pada pembungaan merupakan pengaruh sekunder, sedangkan

pengaruh primernya adalah penekanan pertumbuhan vegetatif. Pemberian zat

penghambat tumbuh secara langsung menginduksi pembungaan karena

perimbangan fase vegetatif dan generatif (pertumbuhan vegetatif dihambat dan

hasil fotosintesis dialokasikan untuk pembentukan kuncup bunga). Namun

demikian kadang-kadang dalam konsentrasi yang sangat tinggi zat penghambat

tumbuh bahkan dapat menghambat pembungaan (Rullist, 2008).

Pupuk Kalium

Unsur K merupakan unsur hara makro kedua setelah N yang paling

banyak diserap tanaman (Hanafiah, 2009). Kadar Kalium total di dalam tanah

(9)

tanah, tetapi kalium yang tersedia di dalam tanah cukup rendah

(Damanik dkk, 2011).

Pemupukan hara nitrogen dan fosfor dalam jumlah besar turut

memperbesar serapan kalium dari dalam tanah. Kehilangan kalium dapat

disebabkan karena adanya serapan tanaman (immobilisasi), K-terfiksasi akibat

terjerap oleh ruang dalam koloid-koloid dan pelindian (Hanafiah, 2009) ditambah

lagi pencucian dan erosi menyebabkan kehilangan kalium semakin besar

(Damanik dkk, 2011)

Menurut Haridi dan Zulhidiani, (2009) walaupun kalium lebih banyak

berperan dalam pembentukan biji (Haridi dan Zulhidiani.,2009;Rosmarkam dan

Yuwono.,2002), akan tetapi karena kalium berperan penting dalam proses

fotosintesa, maka hasil fotosintesa (fotosintat) selain disimpan dalam biji juga

disalurkan ke organ-organ lain seperti pada bagian polong biji (Haridi dan

Zulhidiani, 2009) selain itu fungsi kalium adalah membentuk dan mengangkut

karbohidrat, mengatur pergerakan stomata, memperkuat tegaknya batang, biji

tanaman menjadi lebih berisi dan padat, meningkatkan kualitas buah, menjadi

tahan terhadap hama dan penyakit, dan untuk perkembangan akar tanaman

(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Jumlah polong isi dan jumlah polong hampa dipengaruhi secara nyata oleh

pemupukan kalium. Hal ini karena kalium berperan penting dalam pembentukan

buah pada jenis kacang-kacangan. Kekurangan kalium akan menyebabkan

gagalnya pengisian polong kacang tanah atau terbentuknya polong hampa

(10)

Tanaman yang kekurangan Kalium memperlihatkan gejala lemahnya

batang tanaman sehingga tanaman mudah roboh. Turgor tanaman berkurang sel

menjadi lemah; daun tanaman menjadi kering, ujung daun berwarna coklat atau

adanya noda-noda berwarna coklat (nekrosis). Kalau kekurangan Kalium

berlangsung terus, maka nekrosis ini menjadi jaringan yang kering dan mati,

kemudian lepas dan daun menjadi berlubang (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Persediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena pengambilan

kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi tanah. Biasanya

tanaman menyerap kalium lebih banyak daripada unsur hara lain, kecuali

nitrogen. Beberapa jenis tanaman khususnya rumput-rumputan dan

kacang-kacangan akan terus menyerap kalium di atas kebutuhan normal. Sering terjadi

pada pemupukan kalium dengan dosis tinggi. Jika hal ini dibiarkan, pemupukan

kalium tidak lagi ekonomis (Novizan, 2002).

Jenis tanaman-tanaman yang banyak menyerap hara K dalam jumlah yang

besar akan cepat menurunkan Kalium tersedia di dalam tanah, hal ini akan

meningkatkan kebutuhan K di dalam tanah. Panenan yang menyangkut seluruh

bagian tanaman seperti buah, biji dan biomas, akan banyak menguras K dari

dalam tanah, karena sebagian besar tanaman mengandung K sampai 3% atas dasar

(11)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat yang berlokasi di Jalan

Pasar 1 Tanjung Sari, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan

laut, mulai bulan Mei sampai Oktober 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah

varietas Banteng sebagai objek pengamatan, paclobutrazol (250 SC) dan pupuk

KCl sebagai perlakuan, pupuk urea dan SP-36 sebagai pupuk dasar, dan fungisida

Mankozeb 80 WP sebagai pengendali penyakit.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk

membersihkan lahan dari gulma dan sampah, gembor untuk menyiram tanaman,

meteran untuk mengukur luas lahan, handsprayer sebagai alat aplikasi

paclobutrazol dan pestisida, dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial

dengan 2 faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Konsentrasi Paclobutrazol yang terdiri dari 4 taraf :

P0 = 0 ppm

P1 = 75 ppm

P2 = 150 ppm

(12)

Faktor II: Dosis Pupuk Kalium (K) yang terdiri dari 4 taraf:

K0 = 0 gr /tanaman (0 kg/ha)

K1 = 0,15 gr /tanaman (25 kg/ha)

K2 = 0,3 gr /tanaman (50 kg/ha)

K3 = 0,45 gr/tanaman (75 kg/ha)

Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan yaitu:

P0K0 P1K0 P2K0 P3K0

P0K1 P1K1 P2K1 P3K1

P0K2 P1K2 P2K2 P3K2

P0K3 P1K3 P2K3 P3K3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 48 plot

Ukuran plot : 200 cm x 150 cm

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar blok : 50 cm

Jarak tanam : 30 x 20 cm

Jumlah tanaman per plot : 42 tanaman

Jumlah sampel per plot : 5 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 2016 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya : 240 tanaman

Model Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier

sebagai berikut:

(13)

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi perlakuan

paclobutrazol pada taraf ke-j dan pupuk kalium pada taraf ke-k

µ = Nilai tengah perlakuan

ρi = Pengaruh blok pada taraf ke-i

αj = Pengaruh pemberian paclobutrazol pada taraf ke-j

βk = Pengaruh pupuk kalium pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi kedua perlakuan

∑ijk = Pengaruh galat pada blok ke-I yang mendapat perlakuan

paclobutrazol pada taraf ke-j dan pupuk kalium pada taraf ke-k

Jika perlakuan berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda

rataan antar taraf perlakuan pada taraf uji 5 % menurut uji jarak berganda Duncan

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian dilakukan dengan dua cara, yaitu pengujian sistem ( white boxdan black box ) dan pengujian metode AG yang digunakan untuk memproses penjadwalan perawat pada

(5) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling tinggi sejumlah pagu dana cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan

Perjuangan paling bermakna selama saya kuliah di IPB University yaitu ketika saya sebagai mahasiswa yang pulang-pergi dari rumah di Depok ke kampus.. Hal ini memaksa saya

Hasil wawancara dan observasi ditemukan tidak adanya kebijakan, panduan dan SPO pengisian rekam medis, kesadaran dokter untuk mengisi rekam medis kurang, tidak adanya

Karena topik pembahasan dalam penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana suatu program pemerintah menjadi acuan dalam peningkatan pendapatan asli desa (PAD)

d. Keseharian hidup anak-anak pedalaman Papua digambarkan tidak lepas dari peran militer. Film merepresentasikan anak-anak pedalaman Papua yang berteman baik dengan

Pemberian bahan tambahan pakan berupa konsentrat terhadap hijauan pada rusa timor berpengaruh lebih positif terhadap panjang tubuh, tinggi tubuh, panjang radius,

Inti dari pengalaman subjektif istri yang menikah dengan proses taaruf pada penelitian ini adalah adanya sikap religiusitas yang dimiliki oleh ketiga