• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Ekonomi Islam (1) subjek hukum ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum Ekonomi Islam (1) subjek hukum ekonomi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. HUKUM EKONOMI ISLAM DALAM AGAMA ISLAM

Indikator lain tentang kepedulian Islam terhadap persoalan ekonomi dan keuangan, ialah kenyataan yang menunjukkan bahwa di dalam al-Qur’an, yang menjadi sumber utama dan pertama hukum Islam, terdapat sejumlah ayat yang mengatur persoalan-persoalan hukum ekonomi dan keuangan (ayat al-iqtishadiyyah wa-al-maliyyah ). Menurut kesimupulan Abdul Wahhab Khallaf, paling sedikit ada 10 ayat hukum dalam al-Qur’an yang berisikan norma-norma dasar hukum ekonomi dan keuangan.

Berbeda dengan Khallaf, yang melihat ayat-ayat ekonomi semata-mata dari aspek hukumnya, Mahmud Syauqi al-Fanjari dalam konteks yang agak luas memprakirakan ayat-ayat ekonomi dan keuangan dalam al-Qur’an berjumlah 21 ayat yang secara langsung terkait erat dengan soal-soal ekonomi. Berlainan dengan Khallaf yang sama sekali tidak menunjukkan ayat-ayat mana saja yang ia maksud dengan 10 ayat al-iqtishadiyyah wa-al-maliyyah di atas, al-Fanjari secara eksplisit menyebutkan satu demi satu ke-21 ayat ekonomi yang dimaksudkannya, yaitu: al-Baqarah (2): 188, 275 dan 279; An-Nisa (4): 5 dan 32; Hud (11): 61 dan 116; Al-Isra’ (17): 27; An-Nur (24): 33; Jatsiyah (45): 13; Adz-Dzariyat (51): 19; An-Najm (53): 31; Hadid (57): 7; Al-Hasyr (59): 7; Al-Jumu`ah (62): 10; Al-Ma`arij (70): 24 dan 25; Al-Ma`un (107): 1-3.

Senafas dengan al-Qur’an, al-Hadits yang menjadi sumber hukum Islam penting kedua setelah al-Qur’an, juga membincang persoalan ekonomi dan keuangan. Di dalam buku-buku hadis yang ada, terutama buku-buku hadis hukum, selalu ditemukan kitab atau bab yang secara khusus membahas persoalan-persoalan ekonomi dan keuangan. Sebagai ilustrasi, perhatikan salah satu kitab hadis hukum yang paling masyhur dan dikenal luas oleh para akademisi di seluruh dunia Islam dan bahkan perguruan-perguruan tinggi non Islam yang mempelajari hukum Islam.

Kitab hadis yang dimaksudkan adalah Bulughul Maram min Adillatil Ahkam (Kematangan yang Diidamkan Tentang Dalil-Dalil Hukum), karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (733 – 852 H). Dalam kitab Bulugh al-Maram, yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa (di antaranya Inggris dan Indonesia) dan telah disyarah (dikomentari) oleh sejumlah pensyarah, ini terdapat kitabul-buyu` (kitab perdagangan) yang memuat 192 hadis hukum tentang ihwal ekonomi dan bisnis yang dikemas ke dalam beberapa bab. Selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Bab as-syuruth al-buyu` wa-ma nuhiya `anhu (bab tentang syarat-syarat jual-beli dan hal-hal yang terlarang dari padanya),

2. Bab al-khiyar (bab tentang hak memilih pelaku akad untuk meneruskan atau membatalkan akadnya),

(2)

4. Bab ar-rukhshah fil-`araya wa-bai`il-ushuli watstsimar (kelonggaran tentang berbagai pinjaman dan jual-beli pepohonan dan buah-buahnya),

5. Bab as-salam wal-qardhi war-rahni (bab tentang jual-beli salam, pinjam-meminjam dan gadai),

6. Bab at-taflis wa-al-hajr (bab tentang pailit dan penahanan harta seseorang),

7. Bab as-shuluh (bab tentang perdamaian),

8. Bab al-hawalah wad-dhaman (bab tentang pemindahan hutang dan tanggungan/jaminan pembayaran hutang),

9. Bab as-syirkah wal-wakalah (bab tentang Persekutuan dan perwakilan),

10.Bab al-iqrar (bab tentang – pernyataan – pengakuan),

11.Bab al-`ariyah (bab tentang pinjaman),

12.Bab al-ghashb (bab tentang mengganggu hak orang lain),

13.Bab as-syuf`ah (bab tentang hak pilihan untuk membeli harta yang dimiliki secara bersekutu),

14.Bab al-qiradh (bab tentang peminjaman modal kepada orang lain dengan motif bagi untung antara pemilik modal dan yang menggunakan modal),

15.Bab al-masaqah wal-ijarah (bab tentang pemeliharaan kebun dan upah atau gaji),

16.tanah tidak bertuan),

17.Bab al-waqf (bab tentang wakaf),

18.Bab al-hibah, wa-al-`umra, wa-ar-ruqba (bab tentang hibah, umra dan penjaga upahan),

19.Bab al-luqathah bab tentang luqatah),

20.Bab al-fara’idh (bab tentang kewarisan),

21.Bab al-washaya (bab tentang wasiat),

22.Bab al-wadi`ah (bab tentang penitipan),

(3)

Islam merupakan sistem yang adil dan seksama serta berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya kepada satu kalumpok saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat. Ciri-ciri penting sistem ekonomi Islam tersebut digambarkan dalam ayat Al-Qur’an Surah Al-Hasyr: 7: “Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara golongan kaya saja di kalangan kamu“.

B. Eksistensi Hukum Ekonomi Islam di Indonesia dan berbagai Negara (5Negara)

1. Indonesia

Secara konseptual, prinsip Syariah diyakini ideal sebagai cara berpikir yang bersifat komprehensif dan universal . Hal ini terlihat dari filosofi dasar yang membedakan antara aktivitas ekonomi konvensional dan syariah. Aktivitas ekonomi konvensional mendudukkan uang sebagai komoditi, bukan alat tukar. Sebaliknya, transaksi-transaksi keuangan konvensional didasarkan pada aksi ingin cepat mendatangkan keuntungan, sehingga akhirnya menyebabkan terjadinya bubble economic yang pada akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan yang tidak hanya berdampak negatif terhadap sektor finansial tetapi juga merambat ke sektor riil. Implementasi sistem ekonomi konvensional yang menempatkan uang sebagai komoditi inilah yang menjadi salah satu penyebab timbulnya krisis global.

Indonesia sudah mengenal prinsip syariah ini dalam aktivitas perbankan sejak tahun 1992 dengan munculnya Bank Muamalat Indonesia, namun demikian gaungnya belum nyaring terdengar. Beberapa tahun belakangan ini, gaung tersebut mulai bergema keras, dan puncaknya ditandai dengan munculnya Undang –Undang No : 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan. Sebelumnya, telah diterbitkan Undang-Undang no : 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara, dan diterbitkannya Sukuk sebagai surat berharga. Di samping

perbankan syariah, Pasar Modal sudah terlebih dahulu memperkenalkan

Reksadana Syariah dan Jakarta Islamic Indeks, yang secara parsial diatur dalam keputusan

Pemahaman terhadap ekonomi syariah masih ditafsirkan secara beragam, namun secara umum ekonomi syariah ini bersumber dari ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi yang mandiri, jadi bukan merupakan ekonomi liberal, komunis, sosialis maupun sistem ekonomi campuran. Prinsip syariah yang berupa

(4)

membolehkan semua kecuali ada larangannya. Oleh karena itu, dalam prinsip syariah, yang harus dihindari adalah larangan-larangan yang tidak boleh ada dalam hubungan antar manusia. . selanjutnya larangan tersebut meliputi : Riba; maysir, gharar, haram dan zalim

Politik hukum Indonesia yang mengarah pada sebanyak-banyaknya kodifikasi parsial dan sistem ekonomi yang terbuka, serta hukum ekonomi yang bersifat netral (tidak sensitif), menyebabkan bidang hukum ekonomi mudah menyerap sistem-sistem hukum yang berlaku di negara lain sepanjang tidak bertentangan dengan filosofi bangsa Indonesia

Di sisi lain, eksistensi sistem perbankan dan keuangan Islam (Islamic syariah), sebagai tuntutan global terkini, mengharuskan Indonesia melakukan reformasi di bidang hukum ekonomi. Berbagai undang-Undang seperti Undang-Undang No : 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Undang-Undang No : 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara, peraturan Bapepam-LK yang mengatur tentang Indeks Syariah, Pereaturan Menteri Keuangan Tentang Asuransi Syariah, penerbitan sukuk, Reksadana syariah, merupakan bentuk antisipasi terhadap perkembangan aktivitas ekonomi dengan sistem syariah di Indonesia. Eksistensi Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam ranah hukum positif Indonesia mengubah peta regulasi hukum Ekonomi Indonesia.

Berdasarkan fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa di bidang hukum ekonomi, hukum positif yang mengatur aktivitas ekonomi terjadi dualisme hukum, yakni berlaku lebih dari satu sistem hukum, yakni hukum Barat atau hukum yang berasal baik dari civil law syatem maupun common law system , dan hukum Islam (prinsip syariah).

2. Inggris

Inggris adalah negara Barat pertama yang menerapkan sistem ekonomi Islam ini, kenyataannya data-data menunjukkan bahwa Inggris telah memberikan layanan keuangan Islam selama 20 tahun dan telah berkontribusi besar untuk menjadi pusat penyediaan keuangan Islam di negara-negara Barat. Dukungan kebijakan pemerintah dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Financial Services Authority (FSA) telah membuat situasi semakin kondusif bagi investor dalam negeri maupun luar negeri untuk mendorong bank-bank Islam beroperasi di Inggris.

Selain itu, berbagai tuntutan (menanggulangi financial exclusion) dan dukungan dari berbagai organisasi non-profit muslim seperti Muslim Council of British, Islamic Sharia Council, dan Islamic Finance Council serta kebijakan pemerintah mampu bersinergis dalam membentuk kerangka ekonomi Islam yang kuat di Inggris. Artinya, ada titik temu antara kepentingan kaum muslim minoritas di Inggris yang tereksklusi secara finansial (sebelum 2004) akibat tidak adanya produk perbankan yang sesuai dengan azas-azas Islam, dengan kebijakan pemerintah yang mendukung berdirinya bank Islam pertama di tanah Eropa, yakni IBB.

Pembentukan kerangka fiskal dan peraturan yang memungkinkan ekonomi Islam memasuki Inggris sejak tahun 2004 oleh FSA telah menghasilkan dua

(5)

hukum Islam. Dengan kebijakan pemerintah Inggris yang akomodatif terhadap keuangan Islam, data menunjukkan bahwa kekuatan utama keuangan Islam di Inggris adalah: 1) Sejak 2008, London menawarkan pasar sekunder sukuk senilai 5 miliar US$, 2) Didukung oleh pajak dan regulasi yang kondusif (revisi dan penyesuaian UU Keuangan 2003, 2004, 2005, 2007, dan 2008), 3)

Permintaan pasar telah mendorong pertumbuhan produk-produk inovatif seperti produk Islam di sektor properti (Islamic home financing), 4) Islamic Bank of Britain, yang berkantor pusat di Birmingham telah menyebarluaskan pangsa pasar hingga ke Midlands, Manchester, dan Wales

Secara global, permintaan layanan ekonomi Islam diperkirakan telah tumbuh lebih dari tiga kali lipat selama dekade terakhir, dari sekitar 150 miliar US$ pada pertengahan 1990-an menjadi 500 miliar US$ pada tahun 2006. Hingga tahun 2006, jumlah sukuk meningkat empat kali lipat menjadi 24 miliar US$, dana ekuitas dan investasi lainnya juga meningkat empat kali lipat menjadi 14 miliar US$, dan asuransi takaful dua kali lipat menjadi 3 miliar US$.Dengan semua faktor tersebut, potensi pertumbuhan jasa keuangan berbasis Islam di Inggris menjadi semakin masif.

Sebanyak 10 bank Islam global seperti Al-Baraka Bank (Bahrain) dan ABC International Bank (Arab Saudi) yang beroperasi di Inggris telah mendirikan kantor cabang untuk menyediakan produk maupun layanan ekonomi Islam di Inggris. Meskipun begitu, penulis menduga bahwa penerapan ekonomi Islam ini sarat dengan kepentingan ekonomi politik Inggris di bidang SWF, FDI, maupun petrodollar terhadap negara-negara GCC (Gulf Cooperation Council) yang kaya akan minyak bumi, bukan hanya upaya Inggris mencari sistem ekonomi alternatif atau pun menyediakan produk finansial terhadap kaum minoritas muslim Inggris.

Singapura

Perkembangan ekonomi Islam di Singapura ditandai dengan peluncuran sukuk Singapura yang pertama kali. Program keuangan Islam itu sebenarnya telah direncanakan sejak lama dan ditujukan untuk mempromosikan perbankan Islam sekaligus menjadikan Singapura sebagai titik jaringan keuangan Islam baru di wilayah Asia.

Pemerintah Singapura berusaha meyakinkan dunia atau pengusaha bahwa Sukuk yang dijalankan Singapura berdasarkan struktur Al-Ijarah dan telah dikaji secara mendalam dan seksama oleh para ulama terkenal. Dalam hal ini merujuk pada Bank Islam Asia dan Standrad Chartered Bank untuk mendapatkan aturan main sebagai pedoman agar perbankan berjalan dengan prinsip-prinsip Syariah. Program bernilai total 134 juta dolar (setara lebih dari 1,5 triliun rupiah dengan kurs 1 dolar = Rp. 11.730), memungkinkan bank central menerbitkan ikatan transaksi Islami jika ada invenstor yang menginginkan. Singapura sendiri yang memiliki mata di pasar minyak Timur Tengah kini mau tak mau juga mengalami peningkatan tuntutan terhadap investasi beretika syariah

Tapi Singapura sendiri mengakui mereka akan menghadapi tantangan besar dari tetangga terdekat, Malaysia yang sudah menjadi titik pusat jaringan keuangan dan perbankan Islami. Keuangan Islami memang telah menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat dalam industri keuangan global.

(6)

Krisis Finansial yang melanda dunia belakangan ini telah banyak mengguncang bank-bank konvensional, baik itu bank-bank dari negara maju maupun bank-bank dari negara berkembang. Hal ini tentunya sangat meresahkan semua pihak, terutama ahli ekonomi yang mengkhawatirkan nasib perekonomian negaranya.

Di tengah bank-bank konvensional yang banyak terpuruk, bank syariah yang menganut sistem ekonomi syariah tetap jaya berdiri dan memancarkan cahayanya. Hal ini disebabkan dari keunggulan sistem ekonomi syariah yang tidak menggunakan instumen derivatif seperti sistem bank konvensional. Ekonomi syariah memberlakukan perjanjian yang pasti, artinya jika suatu perjanjian jual beli tidak transparan dan tidak pasti maka perjanjian tersebut tidak berlaku. Oleh sebab itu, ekonomi syariah jauh dari ketidakpastian. Jika terkena risiko, maka keuangan syariah akan berbagi risiko tersebut. Sedangkan pada bank konvensional, nasabah dan bank membagi risiko dari segala investasi sesuai dengan peraturan yang telah disetujui. Nilai-nilai Islam yang melarang transaksi perbankan syariah dari hal-hal berbau ribawi, maksiat, perjudian dan ketidakpastian menjadi keunggulan perbankan syariah.

Perancis saat ini juga akan mengembangkan ekononomi syariah. Hadirnya sejumlah investor dari negara-negara Teluk dan Qatar Islamic Bank (QIB) menandai dimulainya investasi bank syariah di negeri ini. Bank-bank tersebut diantaranya ialah Qatar Islamic Bank, Kuwait Finance House dan Al Baraka Islamic Bank of Bahrain. Hal ini juga tidak terlepas dari peran pemerintah Perancis yang sangat menyetujui bahkan bersedia untuk membuat penyesuaian peraturan hukum untuk perbankan syariah.

3. Amerika

Krisis keuangan yang terjadi tahun ini dan bermula di Amerika Serikat mengakibatkan serta mempengaruhi semua keadaan ekonomi negara-negara didunia khususnya bursa saham dan dunia perbankan, tanpa terkecuali negara kita Indonesia juga mengalami dampaknya walaupun belum sampai memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian negara kita.

(7)

Krisis yang terjadi di Amerika sebagaimana diberitakan berawal dari krisis kredit property. Hutang kredit property yang semakin melebar sedangkan para kreditur tidak mampu untuk membayar dan menyicil hutangnya kembali yang berakibat bank dan institusi keuangan bangkrut dan kolaps, Setelah mengetahui keunggulan dari Bank Syariah juga mulai melirik prinsip kerja dari sistem keuangan Islam ini. Penerapan prinsip syariah ini diterapkan di sebuah bank kecil di Michigan, AS bernama University Islamic Financial. University Islamic Financial memiliki dua tipe pembiayaan, yaitu penjualan dengan cicilan dan sewa. Upah yang didapat dari pembiayaan tersebut sebanding dengan pembayaran bunga pada pinjaman tradisional.

C. PROFIL LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

1. Eksistensi Pasar Modal Syariah di Indonesia

Sampai tahun 1970, sejumlah besar masyarakat muslim tidak dapat terlibat dalam investasi pasar modal. Hal ini disebabkan karena larangan Islam pada aktivitas-aktivitas bisnis tertentu. Untuk memenuhi kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah, maka di sejumlah bursa Efek dunia telah disusun indeks yang secara khusus terdiri dari komponen saham-saham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.

Di Indonesia, perkembangan instrumen syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya Reksa Dana syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Dana Reksa Invesment Management(DIM) meluncurkan jakarta islamic index(JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah. Penentuan kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah DIM.

(8)

Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam.

Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah.

Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Invesment Management. Sedangkan untuk menetapkan saham-saham yang akan masuk dalam perhitungan JII dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut:

 Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).

 Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%.

 Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

 Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

3. Fatwa tentang Pasar Modal syariah Fatwa DSN-MUI

DSN-MUI sebagai dewan yang dibentuk oleh MUI mempunyai tugas dan wewenang antara lain mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan dan produk dan jasa keuangan. Sampai dengan saat ini, DSN-MUI telah mengeluarkan fatwa terkait industri keuangan syariah termasuk fatwa tentang pasar modal syariah, sebagai berikut:

1. Fatwa Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011 Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek

2. Fatwa Nomor: 76/DSN-MUI/VI/2010 SBSN Ijarah Asset To Be Leased

3. Fatwa Nomor: 72/DSN-MUI/VI/2008 Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back

(9)

5. Fatwa Nomor: 70/DSN-MUI/VI/2008 Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara

6. Fatwa Nomor: 69/DSN-MUI/VI/2008 Surat Berharga Syariah Negara

7. Fatwa Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 Waran Syariah

8. Fatwa Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Syariah (HMETD Syariah)

9. Fatwa Nomor: 59/DSN-MUI/V/2007 Obligasi Syariah Mudharabah Konversi

10.Fatwa Nomor: 50/DSN-MUI/III/2006 Akad Mudharabah Musytarakah

11.Fatwa Nomor: 41/DSN-MUI/III/2004 Obligasi Syariah Ijarah

12.Fatwa Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal

13.Fatwa Nomor: 33/DSN-MUI/IX/2002 Obligasi Syariah Mudharabah

14.Fatwa Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Obligasi Syariah

15.Fatwa Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah

16.Fatwa Nomor: 11/DSN-MUI/IV/2000 Kafalah

17.Fatwa Nomor: 10/DSN-MUI/IV/2000 Wakalah

18.Fatwa Nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Ijarah

19.Fatwa Nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Musyarakah

20.Fatwa Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Mudharabah (Qiradh)

4. Regulasi terkait Pasar Modal Syariah

Terdapat 3 (tiga) Peraturan Bapepam & LK yang mengatur tentang efek syariah sejak tahun 2006, yaitu:

1. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah

2. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal

3. Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah

Terdapat 1 Undang-Undang yang mengatur tentang SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) yaitu:

1. UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

(10)

Dalam perkembangannya, antara fatwa dan regulasi ini sudah terakomodasi dengan baik, karena dengan dikeluarkannya fatwa-fatwa DSN-MUI yang mengatur mengenai pasar modal Syariah, maka Bapepam sebgai pihak regulator dalam pasar modal di Indonesia juga mengeluarkan beberapa peraturan-peraturan yang menjadikan fatwa DSN-MUI sebagai landasan untuk menetapkan regulasi terkait pasar modal di Indonesia.Sampai pada Perkembangan pasar modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara, dimana tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

D. Materi apa yang ada atau yang ditambahkan dalam muatan Hukum Ekonomi Islam

Menurut saya, materi yang perlu ditambahkan dalam Hukum Ekonomi Islam, antara lain:

1. Bank Syariah (Lembaga Keuangan Syariah) 2. Zakat dan Wakaf

3. Kelembagaan Regulator di Ekonomi Syariah (DSN MUI) 4. Penyelesaian Perselisihan Syariah

E. Sistem Pengajaran yang efektif pada Hukum Ekonomi Islam

Menurut saya sistemnya menggunakan system “Presentasi dan Simulasi”, karena dengan menggunakan kedua system tersebut, kontal visual pada waktu terjadi Simulasi akan terus diingat .Berbeda dengan apabila tidak ada dilakukan “Simulasi” , maka menurut saya akan setelah keluar dari perkuliahan hilanglah pelajaran yang telah diajarkan para dosen. Disini saya menuntut adanya simulasi / praktek dalam Hukum Ekonomi Islam.

(11)

HUKUM EKONOMI ISLAM

(12)

OLEH:

ALI ZAENAL ABIDIN 11010111130425

14 JULI 2014

PROGRAM SARJANA STRATA 1

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Algoritma Penjadwalan Mata Kuliah Algoritma yang dihasilkan dari penelitian ini merupakan perancangan dari Algoritma Beam Search untuk jadwal mata kuliah, dimana

Hasil Fatwa DSN MUI yang kini berbentuk kompilasi hukum ekonomi Syariah yang didalamnya terdapat pula aturan tentang perusahaan pembiayaan. Dalam kegiatan bisnis,

Apa interpretasi dari pemeriksaan orofaringeal : tonsil : T4/T4, mukosa hiperemis, kripte melebar +/+, detritus +/+ dan pada faring ditemukan mukosa hiperemis dan terdapat granul

Analisa penulis menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara asuransi syariah produk fatwa DSN-MUI dengan hukum perjanjian kontemporer Musthafa Ahmad Az-

Maka dari itu alangkah baiknya apabila kita mempelajari lebih lanjut mengenai peralatan dalam pemboran khusunya peralatan pompa lumpur pada rig #15.3 N110-M2 yang mempunyai

Fatwa-fatwa DSN-MUI bersifat mengikat bank Syariah karena UU Perbankan Syariah mengharuskan bank Syariah mengikuti prinsip-prinsip Syariah yang difatwakan oleh

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan penurunan ulang se- cara lengkap mengenai Persamaan Medan Einstein dengan pe- nambahan konstanta kosmologi, Metrik Friedmann Lemaitre

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah