PENGEMBANGAN KINERJA GURU GUNA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
Penilaian tentang kinerja guru semakin penting ketika lembaga akan melakukan reposisi. Artinya bagaimana lembaga harus mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan SDM guru secara optimal dan hal itu sangat diperlukan untuk memajukan mutu pendidikan. Guru memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat oleh karena itu pemerintah mengatur peningkatan kualitas tenaga pendidik atau guru secara nasional melalui Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Dalam rangka melaksanakan Undang-undang tersebut pemerintah megeluarkan peraturan PP No 19 Tahun 2004 tentang standart Nasional Pendidikan.
Kata Kunci: Kinerja Guru, Kualitas Pendidikan, Kuallitas SDM, Kebijakan Pemerintah. PENDAHULUAN
Berkembangnya suatu kualitas pendidikan tidak lepas dari peran kinerja para guru. Tanpa kinerja guru yang baik maka pencapaian kualitas pendidikan akan sulit untuk dicapai. Dalam hal ini peran pemerintah sangat diperlukan untuk peningkatan kinerja guru tersebut. Selain itu potensi kualitas pendidikan juga tidak bisa dikesampingkan, karena dua hal tersebut sangat penting untuk majunya pendidikan. Di Indonesia sendiri peran pemerintah direalisasikan dengan terbitnya undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, yang mana untuk menata kembali (meratifikasi) dunia pendidikan indonesia guna lebih mempertajam kualitas pendidikan baik pada penataan kebijakan, penataan kelembagaan dan penataan tenaga kependidikan. Dalam rangka melaksanakan Undang-undang tersebut pemerintah megeluarkan peraturan PP No 19 Tahun 2004 tentang standart Nasional Pendidikan yang mencakup standart: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Keberhasilan suatu pendidikan menurut penelitian dipengaruhi oleh faktor tenaga pendidikan (50%), kurikulum (20%), sarana dan prasaran (20%), peserta didik (10%).
PEMBAHASAN Pendidikan Indonesia
Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) (Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education) yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Sedangkan di tingkat Asia Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Dari uraian diatas bisa dikatakan pembangunan pendidikan di Indonesia masih sangat kurang hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah faktor tenaga pendidik yang masih memiliki kompetensi yang sangat kurang dalam menjalankan tugasnya sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan belum bisa tercapai.
Peran Guru dalam pendidikan Indonesia
Menurut Undang-undang sistem pendidikan Nasional (UU No. 20 tahun 2003) guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar disebut “Guru,” dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut “Dosen.” Guru adalah seorang yang digugu dan ditiru, karena dipercaya dan diyakini apa yang disampaikannya. Sebagai seorang yang digugu dan ditiru, maka guru memiliki peran yang sangat dominan bagi seorang murid. Para ahli pendidikan di seluruh dunia sepakat bahwa tugas guru ialah mendidik dan mengajar. Service-learning projects do require community relationships and planning;however, the experience can be as brief as a few days And still show significant changes in students (Reed, Jernstedt, Hawley, Reber, and dubois, 2005). Dari pernyataan itu jelas guru haruslah memberikan layanan pendidikan yang bisa mengubah pola pikir siswa dan bisa membuatnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya peran guru maka proses belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal. Oleh karena itu dalam manajemen pendididikan peranan guru dalam upaya keberhasilan pendidikan selalu ditingkatkan, kinerja atau prestasi kerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global. Kinerja atau prestasi kerja (performance) dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing organisasi dalam hal ini sekolah.
of course content (Astin & Sax, 1998; Bell et al., in press; Billig et al., 2005; Chang, 2002). Guru harus bisa memberikan sebuah service yang bagus untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan peserta didiknya.
Guru merupakan salah satu unsur utama yang terpenting dalam suatu pendidikan, selain sarana prasarana yang ada. Menurut (Daoed Yoesoef (1980)) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.
Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian bahwa manusia hidup dalam satu unit organik dalam keseluruhan integralitasnya seperti yang telah digambarkan di atas. Hal ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya dengan melalui pendidikan mampu membantu anak didik untuk mengembangkan daya berpikir atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi perbaikan hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat di mana dia hidup.Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.
Disadari atau tidak, guru telah menyumbangkan peran yang begitu besar dalam membangun bangsa ini. Melalui gurulah lahir para orang-orang besar di Negara ini yang bisa membuat perubahan begitu besar pada bangsa Indonesia hingga saat ini. Mereka mendidik dengan cinta karena cinta adalah energi terbesar yang bisa mengubah segalanya. Mereka mengajar dengan keikhlasan karena hanya dengan keikhlasan lah pekerjaan yang berat sekalipun akan terasa ringan. Tokoh besar hanya lahir di tangan guru yang besar. Sebaliknya, guru yang biasa-biasa saja juga akan melahirkan anak didik yang biasa-biasa saja.
Peran guru dalam membangun bangsa sejatinya tak akan pernah tergantikan sampai kapanpun. Sebab, ditangannyalah masa depan bumi pertiwi ini dipertaruhkan. Jika seorang guru sudah memainkan perannya seperti yang diatas, maka suatu saat nanti bangsa kita akan bisa berdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Tentu saja untuk mencapai cita-cita mulia ini tidak semudah membalikkan telapak tangan kita. Semua pihak harus saling bekerjasama dan bahu membahu untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia, “Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang.” Guru selain berperan sebagai pengajar juga merupakan pendidik dan pengajar serta pelaksana sebagian tugas administrasi sekolah karena itu sering juga dikatakan guru sebagai programmer, administrator, fasilitator, dan evaluator dalam lingkungan sekolah. Dengan peran-peran seperti itu beban tugas guru sehari-hari disamping mengajar lebih banyak tertumpuk pada hal-hal yang bersifat teknik administratif seperti memeriksa lembar kerja siswa dengan memberi catatan dan penilaian, membuat soal ulangan ujian, mengelola nilai dan mengelola absen.Service learning traditionally understood as the linkage of academic coursework with community-based service—has been supported by two complementary waves: governments’ interest in and sponsoring of civic engagement and the general public’s desire to see higher education provide more meaningful and relevant experiences and outcomes for its students (Arenas et al., 2006; Harkavy, 2006; Torney-Purta, 2002). Dalam hal tersebut guru harus bisa merubah suatu komunitas atau peserta didiknya untuk bisa berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Guru haruslah memiliki kepribadian sejati. Kepribadian sejati berhubungan dengan kepribadian yang ditunjang oleh penemuan visi, kepemimpinan dan pengelolaan diri yang baik.Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Sebagian guru di indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sbb: untuk sd yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk smp 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk sma 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk smk yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta).
Guru menjadi penopang penuh bagi pendidikan di Indonesia, Namun realita yang terjadi sekarang peran guru di Indonesia masih jauh dari sasaran yang telah ditetapkan, banyak terjadi ketidaksesuai antara rencana yang telah direncanakan dengan implementasinya dilapangan. peran guru saat ini dalam memajukan pendidikan di Indonesia digadang-gadang telah luntur ,profesi guru saat ini bukan lagi sebagai penggilan jiwa untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa, namun saat ini profesi guru sudah menjadi tujuan ekonomi yang mana seseorang yang ingin berprofesi guru sekarang lebih mengejar gaji yang tinggi apalagi saat ini di Indonesia telah ada program sertifikasi guru yang menjadi tonggak peningkatan ekonomi bagi para guru yang telah lulus mengikuti proses sertifikasi, namun kebijakan pemerintah tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas kinerja guru di Indonesia.
SMA/AMK 36,40%. Kompetensi sosial, guru SD 43,60, guru SMP 46,10, guru SMA/SMK 44,70%. Dari data tersebut menunjukkan tingkat penguasaan kompetensi para guru di Indonesia presentasenya masih sangat rendah, peningkatan tunjangan sertifikasi yang diberikan pemerintah nyatanya masih belum mampu meningkatkan kompetensi yang dimiliki guru sehingga kinerjanya pun belum maksimal. Bila pendidikan di Indonesia ingin maju salah satunya diperlukan tenaga pendidik atau guru yang profesional dan berdidikasi tinggi terhadap profesinya. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Masalah yang terjadi pada guru di Indonesia tersebut dipengaruhi oleh beberapa masalah antara lain adalah masalah kesejahteraan. Guru sekarang masih banyak yang belum sejahtera. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan antara guru yang sudah PNS dan guru yang belum PNS. Banyak guru yang tak bertambah pengetahuannya karena tak sanggup membeli buku. Mereka sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari, sehingga tidak mungkin sanggup membeli buku. Hal ini karena kecilnya penghasilan setiap bulannya. Masalah lain yang terjadi adalah guru kurang kreatifnya dalam membuat alat peraga atau media pembelajaran. Selama ini masih banyak guru yang hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. Seandainya para guru kreatif, pasti akan banyak ditemukan alat peraga dan media pada pembelajarannya. Kondisi minimnya dana justru membuat guru itu bisa kreatif memanfaatkan sumber belajar lainnya yang tidak hanya berada di dalam kelas,contohnya : pasar, museum,lapangan olahraga,sungai dan lain sebagainya. Untuk mengatasi problem diatas diperlukan kerjasama dengan semua pihak. Apabila kerjasama ini dapat terwujud, maka kualitas pendidikan akan meningkat.
Peran Pemerintah dalam memperbaiki kinerja guru
Saat ini pemerintah mulai menyadari bahwa betapa strategisnya peran guru dalam mengantarkan generasi muda untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif sehingga mampu mewujudkan suatu kesejahteraan bersama. Kemajuan suatu bangsa bukan hanya dari sumber daya alam yang melimpah saja namun keunggulan daya saing dan ilmu pengetahuan dan teknologi.Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan atas suatu Negara pastinya memiliki kewenangan penuh terhadap berbagai macam kebijakan yang ada di Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan . pemerintah telah mengatur perundang-undangan yang mengatur sistem pendidikan nasional dalam undang-undang No 20 tahun 2003 yang mengatur segala aspek dalam pendidikan yang bertujuan untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional. Selain itu untuk memperjelas eksistensi guru pemerintah juga mengeluarkan undang-undang no 14 tahun 2005 yang mengatur guru dan dosen, Pendidikan di Indonesia bisa maju jika para tenaga pendidiknya mempunyai kinerja yang bagus dan bisa bekerja secara profesional, oleh karena itulah pemerintah saat ini telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menunjang dan meningkatkan kinerja para guru, diantaranya adalah dengan adanya sertifikasi guru yang mana dengan menaikkan tunjangan serta gaji pokok para guru yang telah mengikuti proses seleksi sertifikasi, selain itu pemerintah juga telah mengucurkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diperuntukkan bagi operasional sekolah sehingga para guru bisa konsentrasi untuk mengajar siswa tanpa harus pusing ikut memikirkan biaya operasional sekolah, pemerintah juga mengadakan beasiswa untuk kuliah kembali bagi guru-guru yang belum mempunyai gelar sarjana namun sudah mengabdi sebagai guru honorer di sekolah.
diluar ataupun didalam sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru , diharapkan dengan adanya pelatihan tersebut para guru memperoleh pengetahuan baru dan pengalaman sehingga dapat diterapkan saat mengajar. Pemerintah juga membentuk suatu tim yang bertugas mengawasi kinerja guru dengan cara melakukan pengawasan dan supervisi di sekolah serta memberikan saran perbaikan bagi para guru yang mempunyai kinerja kurang bagus.
Langkah untuk meningkatkan kinerja guru
Dengan masih kurangnya kualitas kinerja guru di Indonesia maka langkah peningkatannya perlu dilakukan baik oleh pemerintah maupun dari guru itu sendiri. Guru bisa mempunyai kinerja yang bagus jika guru tersebut bisa profesional dalam menjalankan tugasnya maka Untuk mencapai guru yang profesional tersebut maka Badan independen National Council for Accreditation of Teacher Education (Tilaar, 2006). Menentukan 10 syarat dari program pendidikan professional guru sebagai berikut :
1) Perkembangan dan desain kurikulum. 2) Perencanaan dan manajemen institusional
3) Evaluasi dan asessmen mengenai kemajuan belajar peserta didik. 4) Supervisi kelas dan manajemen tingkah laku peserta didik. 5) Penguasaan teknologi instruksionsl.
6) Perkembangan peserta didik dan cara belajarnya.
7) Kesulitan-kesulitan di dalam belajar (learner exceptionality) 8) Peraturan-peraturan pendidikan di sekolah.
9) Pendidikan multikultural dan globalisasi.
10) Dasar-dasar sosial, sejarah, dan filsafat pendidikan.
Kesepuluh syarat tersebut merupakan syarat utama seorang guru bisa menjadi profesional . setelah memenuhi syarat tersebut langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru di Indonesia antara lain adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan guru , memang saat ini pemerintah telah melakukan peningkatan kesejahteraan guru dengan adanya sertifikasi namun hal itu masih banyak terjadi penyimpangan dari mulai banyak oknum guru yang melakukan berbagai cara illegal untuk mendapatkan setifikasi tersebut sampai dengan tidak adanya peningkatan kinerja guru setelah mendapatkan sertifikasi malah menurut penelitian guru yang memperoleh sertifikasi cenderung menurun kinerjanya,
fungsi pengawasan dari pemerintah haruslah lebih ditingkatkan.selain hal tersebut pemerintah juga harus memperhatikan tunjangan guru antara yang didesa dan di kota seharusnya pemerataan harus dilakukan sebab Tunjangan guru yang berada di kota adalah cenderung lebih besar, sehingga lebih dapat berkonsentrasi dalam mengajar. Sebaliknya, tunjangan guru di desa adalah lebih kecil dan hal ini menyebabkan konsentrasi mengajar kurang (Husin, Z. dan
Sasongko R.N, 2003).
Dan juga pemerintah harus lebih memperhatikan nasib para guru honorer yang memiliki gaji masih jauh taraf sejahtera, mereka juga perlu diperhatikan karena bagaimanapun para guru honorer juga ikut menjadi penentu keberhasilan suatu pendidikan. Jika kesejahteraan bisa dicapai maka kinerja guru yang diharapkan akan bisa tercapai.
2. Memberikan diklat dan pelatihan yang up date tentang ilmu pengetahuan agar para guru bisa berkembang kompetensinya dan bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang saat ini sedang terjadi, sehingga dalam proses mengajar guru bisa menerapkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Melakukan pengawasan dan penilaian kinerja guru secara riil serta mensupervisi hasil kinerja guru secara menyeluruh sehingga guru bisa mengetahui tingkat kemampuannya dan senantiasa berusaha untuk melakukan peningkatan dalam kinerjanya disekolah.
4. Membentuk mental guru , dalam arti menanamkan kembali paradigma bahwa guru adalah profesi mulia yang mempunyai tujuan utama untuk mencerdaskan para peserta didiknya tanpa pandang bulu dan bisa mentransformasi ilmu pengetahuan kepada siswa sehingga mampu menjadi manusia yang cerdas. Mental itu saat ini sudah mulai luntur maka perlu ditanamkan kembali dalam setiap pribadi para guru sehingga dalam menjalankan tugasnya guru tidak selalu berfikir tentang materi namun secara ikhlas karena panggilan jiwa. Pendidikan di Indonesia memerlukan guru yang menghayati tugasnya (Hansen,1995).
5. Lebih memperketat proses rekrutmen guru baru, proses ini harus dilaksanakan secara jujur dan transparan dengan menggunakan standart kualifikasi yang telah ditetapkan. Standart kualifikasi tersebut tidak dapat di tawar-tawar dn juga memberikan kesempatan untuk guru yang sudah berpengalaman untuk ikut dalam penilaian proses rekrutman tetrsebut.
limitations of both technology and our own understandings of learning. However, if online teacher professional development is truly to have an impact on teaching and learning then we, as a field, must be willing to wrestle with these questions. (Barnett, M. (2006).
Hal-hal tersebut jika diterapkan dengan baik maka peningkatan kinerja guru yang diharapkan bisa tercapai dengan baik dan membawa keberhasilan dalam pendidikan. Namun sebenarnya para guru untuk meningkatkan kinerjanya memerlukan hal-hal sebagai berikut. Ada delapan hal yang diinginkan oleh guru agar kinerjanya bisa meningkat secara alami yaitu adanya rasa aman dan hidup layak,kondisi kerja yang diinginkan,rasa keikutsertaan,perlakuan yang wajar dan jujur,rasa mampu,pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, ikut bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah, kesempatan mengembangkan self respect (Bafadal I, 2003).
KESIMPULAN
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Guru benar-benar di tuntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan kinerja tinggi maka tingkat sumber daya manusia di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit meningkatkan terutama para generasi muda Indonesia. Sehingga terciptalah bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Guru memikul tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan.di samping itu dia harus membuat pinter anak muridnya secara akal, (mengasah kecerdesan IQ).
Keberhasilan pendidikan sebagian besar di tentukan oleh kinerja guru. Baik kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru dalam di siplin tugas.
Saat ini kinerja guru di Indonesia masih banyak mengalami kekurangan terutama dalam kompetensi dan kemampuannya dalam mengajar ,hal inilah yang secara tidak langsung sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Guru sebagai penopang utama pendidikan seharusnya sudah harus bisa menjadi profesional dan memiliki kompetensi yang bagus agar dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan di negeri ini sudah sepantasnya mengatur segala kebijakan yang bisa meningkatkan kinerja guru tersebut ,dengan adanya peraturan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan pemerintah sudah memiliki senjata yang ampuh untuk menggerakkan para guru agar bisa lebih profesional dan meningkatkan kinerjanya. Khususnya pemerintah daerah setempat dengan menganggarkan sebagaian anggaran Daerah untuk menunjang berkembangnya pendidikan.
Kinerja lebih berkonotasi pada sejauh mana seseorang melakukan aktifitas baik yang berkenaan dengan tugas dan kewajiban yang sesuai dengan tingkat kompetensi yang dikuasainya atau dengan kata lain kinerja sebagai perilaku lebih banyak dimotori dan koordinasikan oleh sejumlah pengetahuan maupun informasi yang dikuasai seseorang dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan tuntutan tugasnya.
kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi
Barnett, M. (2006). Using a web-based professional development system to support pre-service teachers in examining authentic classroom practice. Journal of Technology and Teacher Education, 14(4), 701-729. Diunduh dari http://infotrac.galegroup.com/web. Pada 15 Juni 2012.
Butin, W.(2006) . Introduction Future Directions for Service Learning in Higher Education .International Journal of Teaching and Learning in Higher Education Volume 18, Number 1, 1-4 . Diunduh dari http://www.isetl.org/ijtlhe/. Pada tanggal 18 juni 2012.
Berle, David (2006). Incremental Integration: A Successful Service-Learning Strategy . International Journal of Teaching and Learning in Higher Education 2006, Volume 18, Number 1, 43-48 .Diunduh dari http://www.isetl.org/ijtlhe/. Pada tanggal 18 juni 2012.
Nur, Hamzah (2009). Pendidik dan Tenaga Pendidikan . Jurnal MEDTEK Volume 1, Nomor 2. Diunduh dari http://www.jurnalskripsi.net/pdf/evaluasi-kinerja-tenaga-pengajar. pada tanggal 13 juni 2012. Markasid (2009). Kebijakan Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidikan. Jurnal Kependidikan Volume 1, Nomor
1. Diunduh dari http://www.jurnalskripsi.net/pdf/. pada tanggal 13 juni 2012.
http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/17/peran-kinerja-guru-dalameningkatkan-kwalitas-pendidikan-ditinjau-dari-input-proses-dan-output/. Diunduh pada tanggal 17 juni 2012.
Diposkan oleh my profile wawan di 18.44
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.
Muhammad Suparman9 Desember 2014 06.34
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
pengajar
membutuhkan lowongan sebagai staf pengajar didaerah jombang
my kenangan
Mengenai Saya
my profile wawan
i just want to be the best people tha before Lihat profil lengkapku
ujian cpns 2012 dilaksanakan 8 september
mimi Suatu strategi di pilih dari semakain banyak alternative yang telah di analisis dan d...
makalah tanggung jawab bab ini akan dibahas konsep nilai waktu dari uang ( ti...
konsep kurikulum KTSP
PENGUMUMAN ATURAN AKUN INDIVIDU PTK Assalammualaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera,
Kepada seluruh PTK Kemenag
Sesuai dengan surat edaran dari Dirjen Pendis nomor DJ.I/PP.00.6/3541/2015 tanggal 25
September 2015 perihal Penggunaan Sistem Pendataan Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada binas Direktorat Pendidikan Madrasah.
Berkenaan dengan hal tersebut, akan dilakukan pembenahan aplikasi SIMPATIKA menyesuaikan dengan aturan baru yang diberlakukan di lingkungan Kemenag dalam 2 (dua) minggu ke depan. Sebagai tahap awal untuk mendukung kemandirian individu PTK pada Layanan SIMPATIKA diberlakukan aturan sebagai berikut:
1. Bagi akun individu Pendidik (Guru) yang diaktifkan tugas tambahan resmi sebagai Kepala Madrasah/Sekolah oleh Admin Ka.Kemenag Kab/Kota otomatis mendapatkan hak akses sebagai Admin Sekolah.
2. Kepala Madrasah/Sekolah dapat mencetak ulang (reset) akun login para PTK di lingkup madrasah/sekolah yang dipimpinnya.
3. Bagi akun individu lain yang mendapatkan peran sebagai Admin/Operator Madrasah (diluar sebagai Kepala Sekolah) dinonaktifkan hak aksesnya oleh sistem secara otomatis. Hak akses dimaksud dapat diaktifkan kembali (atas ijin) oleh Kepala Sekolah
menggunakan akun institusi resmi yang diterbitkan/dicetak ulang oleh Admin Ka.Kemenag Kab/Kota.
4. Bagi Kepala Madrasah/Sekolah naungan Kemenag berkewajiban untuk meminta cetak ulang akun insitusi madrasah/sekolah yang dipimpinnya ke Admin Ka. Kemenag Kab/Kota masing-masing.
Semoga PTK Kemenag selalu bersemangat untuk menjadi lebih unggul dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang tepat guna dan bermanfaat bagi Dunia Pendidikan Indonesia.
Prosedur Pemutakhiran Data PTK
Berikut adalah ilustrasi alur prosedur yang dijalankan oleh PTK (Pendidik & Tenaga Kependidikan) dan Petugas (Admin / Operator).
Prosedur untuk PTK Lama
Prosedur untuk PTK yang terdaftar di pencarian NUPTK di situs ini.
VerVal PTK Lv 1 - Pengambilan & Penyerahan Formulir
VerVal PTK Lv 2 - Pengisian Formulir Online
Prosedur untuk PTK Baru
Prosedur untuk PTK yang TIDAK TERDAFTAR di pencarian NUPTK di situs ini.
Registrasi PTK Baru Lv 1
Registrasi PTK Baru Lv 2 - Pengisian Formulir Online
Pengajuan NUPTK Baru
Prosedur untuk Petugas
Prosedur untuk Administrator / Opertator yang ditunjuk BPSDMPK-PMP.
Penerimaan FORMULIR A02 / A03 / A04
Penerimaan FORMULIR A01
Penerimaan FORMULIR A05 / A06
Penerimaan PAKTA S07a / S07b / S07c (Pakta Integritas PTK)
Penerimaan SURAT S06a / S06b / S06c / S06d / S06e (Pengajuan NUPTK Baru)
Penerimaan Berkas Ajuan NUPTK Baru
Prosedur untuk Mutasi & Non Aktif PTK
Prosedur untuk pindah datang dan keluar PTK yang sudah Bintang 4.
Pengajuan Mutasi Madrasah/Sekolah Induk PTK (SM01)
Penerimaan Pengajuan Mutasi Madrasah/Sekolah Induk (SM02/SM03)
Prosedur untuk Non Aktif PTK yang sudah Bintang 4.
Pengajuan Penonaktifan PTK (SM04)
Penerimaan Pengajuan Penonaktifan PTK (SM05)
Prosedur untuk Non Aktif PTK Khusus.
PENGAJUAN NON AKTIF PTK SERTIFIKASI DOSEN
Prosedur untuk Perubahan Data Rinci PTK.
PENGAJUAN PERUBAHAN DATA RINCI PTK
Prosedur untuk Pengajuan Pimpinan Madrasah/Sekolah dan Pengawas.
PENGAJUAN KEPALA MADRASAH/SEKOLAH
PENGAJUAN PENGAWAS
PENGAKTIFAN PTK sebagai KEPALA MADRASAH/SEKOLAH/ PENGAWAS
Prosedur untuk PTK Lama
Alur ini menggambarkan prosedur awal yang dijalani oleh PTK, dalam pengambilan Formulir
Contoh Formulir A01
Contoh Formulir A03
Contoh Formulir A04
PTK mengisi dan melengkapi berkas prasyarat yang tercantum dalam formulir.
Setelah Formulir diserahkan dan diperiksa oleh Petugas, PTK mendapatkan Tanda Bukti VerVal lv.1
Contoh Surat S02b
Tanda Bukti VerVal lv.1 untuk PTK
Contoh Surat S02a
Tanda Bukti VerVal lv.1 untuk Pengawas Madrasah/Sekolah
kembali ke atas - [ ↑ ]
PTK mengisi Formulir Data Rinci secara online pada situs http://kemenag.siap.id/.
Akun untuk login dan mengakses formulir online tersebut tertera didalam Tanda Bukti VerVal Lv.1.
Setelah formulir lengkap, PTK mencetak Surat Pengajuan VerVal Lv.2 ( S03a / S03b ) untuk diserahkan ke petugas yang tertera di surat. Kemudian PTK akan menerima Tanda Bukti VerVal Lv.2 ( S04a / S04b ) dan Pakta Integritas.
Pakta Integritas ( S07a / S07b / S07c ) harus ditanda-tangani PTK dan Kepala Instansi PTK, untuk diserahkan ke Admin Dinas Pendidikan.
Dari Admin Dinas Pendidikan, PTK akan mendapatkan Tanda Bukti Penerimaan Pakta Integritas ( S08a )
kembali ke atas - [ ↑ ]
Prosedur untuk PTK Baru
Alur ini dijalani oleh PTK yang TIDAK TERDAFTAR di daftar pencarian NUPTK. Dimulai dengan mengunduh formulir dibawah ini.
Formulir A05
Untuk registrasi PTK Reguler baru
Formulir A06
Kemudian dilanjutkan dengan PTK mengisi dan melengkapi berkas prasyarat yang tercantum dalam formulir.
Setelah Formulir diserahkan dan diperiksa oleh Petugas, PTK mendapatkan Tanda Bukti Registrasi Lv.1 ( S02c / S02d )
kembali ke atas - [ ↑ ]
PTK mengisi Formulir Data Rinci secara online pada situs http://kemenag.siap.id/.
Akun untuk login dan mengakses formulir online tersebut tertera didalam Tanda Bukti VerVal Lv.1.
Setelah formulir lengkap, PTK mencetak Surat Pengajuan VerVal Lv.2 ( S03c / S03d ) untuk diserahkan ke petugas yang tertera di surat. Kemudian PTK akan menerima Tanda Bukti VerVal Lv.2 ( S05a / S05b ) dan Pakta Integritas.
Pakta Integritas ( S07a / S07b / S07c ) harus ditanda-tangani PTK dan Kepala Instansi PTK, untuk diserahkan ke Admin Dinas Pendidikan.
Dari Admin Dinas Pendidikan, PTK akan mendapatkan Tanda Bukti Penerimaan Pakta Integritas ( S08b )
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh PTK yang memenuhi syarat dan berhak mengajukan NUPTK.
PTK mencetak Surat Pengajuan NUPTK Baru ( S06a / S06b / S06c / S06d / S06e / S06f ) untuk diserahkan ke Admin Dinas Pendidikan yang menaungi PTK. Kemudian PTK akan menerima Tanda Terima Pengajuan NUPTK Baru ( S09 ).
Selanjutnya PTK memantau STATUS AJUAN melalui dasbornya. kembali ke atas - [ ↑ ]
Prosedur untuk Petugas
Prosedur untuk Petugas
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Dinas Pendidikan setelah menerima Formulir A02 / A03 / A04 dari PTK.
Contoh Formulir A02
Contoh Formulir A04
Petugas mencari data PTK menggunakan Kode Formulir yang tertera di bagian atas formulir.
Setelah data PTK di-verval, petugas memberikan Formulir A01 untuk PTK yang menyerahkan Formulir A02 / A03,
sedangkan untuk PTK yang menyerahkan Formulir A04, petugas memberikan Tanda Bukti VerVal lv.1 untuk Pengawas Madrasah/Sekolah ( S02a )
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Madrasah/Sekolah setelah menerima Formulir A01 dari PTK.
Petugas mencari data PTK menggunakan Kode Formulir yang tertera di bagian atas formulir.
Setelah formulir diverifikasi & validasi, petugas memberikan Tanda Bukti VerVal lv.1 ( S02b ) kepada PTK, dan mengarsip berkas yang diserahkan PTK.
Jika data PTK tidak ditemukan dalam sistem, maka petugas memberikan Formulir A02 kepada PTK.
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Madrasah/Sekolah maupun di lokasi Dinas Pendidikan, setelah menerima Formulir A05 / A06 dari PTK.
Contoh Formulir A05
Setelah memeriksa kelengkapan formulir yang diserahkan PTK, Petugas memasukan data isian formulir kedalam SIMPATIKA.
Selesai memasukan data, petugas memberikan Tanda Bukti Registrasi lv.1 ( S02c / S02d ) kepada PTK, dan mengarsip berkas yang diserahkan PTK.
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Madrasah/Sekolah maupun di lokasi Dinas
Petugas mencari data PTK di Layanan SIMPATIKA berdasar NUPTK / PegID yang tertera di surat.
Setelah melakukan verifikasi dan validasi hasil isian PTK, petugas memberikan cetak Tanda Bukti VerVal Lv. 2 ( S04a / S04b / S04c / S04d ) dan Pakta Integritas ( S07a / S07b / S07c ) kepada PTK.
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Dinas Pendidikan, setelah menerima Pakta Integritas ( S07a / S07b / S07c ) dari PTK.
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Dinas Pendidikan, setelah menerima Surat Pengajuan NUPTK Baru ( S06a / S06b / S06c / S06d / S06e / S06f ) dari PTK.
Setelah memeriksa kelengkapan Surat Pengajuan NUPTK Baru yang diserahkan PTK, petugas mencari data PTK menggunakan Kode Ajuan yang tertera di badan surat
kemudian mencetak Tanda Terima Pengajuan NUPTK Baru ( S09 ) dan menyerahkannya kepada PTK, dan mengarsip berkas yang diserahkan PTK kedalam map.
Petugas mencetak Surat Pengantar Ajuan ( S10a / S10b / S10c / S10d / S10e / S10f ) dan menyerahkannya ke LPMP setempat, beserta dengan map berkas ajuan PTK.
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Petugas LPMP, setelah menerima MAP Berkas Pengajuan NUPTK Baru ( berisi surat S06a / S06b / S06c / S06d / S06e / S06f ) kiriman dari Admin Dinas Pedidikan Kota/Kab.
untuk melakukan pemeriksaan data & berkas ajuan.
Jika Pengajuan DISETUJUI, petugas mencetak Tanda Bukti Penerbitan NUPTK ( S11 ) yang ditanda-tangani Kepala LPMP, dan diserahkan ke PTK.
kembali ke atas - [ ↑ ]
PTK mengisi data perpindahan mutasi secara online di situs kemenag.siap.id
Setelah isian data lengkap, PTK mencetak Surat Pengajuan Mutasi Madrasah/Sekolah Induk (SM01) untuk diserahkan ke petugas yang tertera di surat dengan dilengkapi lampiran yang tertera di surat.
Dari Admin Dinas Pendidikan/ Mapenda, PTK akan mendapatkan Surat Tanda Bukti Mutasi Madrasah/Sekolah Induk (SM03) jika Madrasah/Sekolah tujuan masih berada dalam satu naungan kementerian dan dalam wilayah satu Kota/Kabupaten
Jika PTK mutasi ke Madrasah/Sekolah tujuan antar naungan kementerian dan diluar wilayah satu Kota/Kabupaten, maka akan mendapatkan Surat Pengantar Pengajuan Mutasi Madrasah/Sekolah Induk (SM02) untuk diserahkan ke Admin Dinas Pendidikan/ Mapenda yang menaungi
Madrasah/Sekolah tujuan mutasi untuk diproses dan diterbitkan Surat Tanda Bukti Mutasi Madrasah/Sekolah Induk (SM03) .
Keterangan : Untuk mutasi PTK dari Madrasah/Sekolah Swasta ke Madrasah/Sekolah Negeri WAJIB melampirkan SK Bupati/Walikota. Jika tidak melampirkan, maka status NUPTK PTK bersangkutan akan dinon-aktifkan.
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Dinas Pendidikan/ Mapenda setelah menerima Surat SM01 / SM02 dari PTK.
Contoh Surat Surat Pengantar Pengajuan Mutasi Madrasah/Sekolah Induk
(SM02)
Petugas mencari data PTK menggunakan Kode Formulir yang tertera di bagian badan surat.
Setelah surat diverifikasi & validasi, petugas memberikan Surat Tanda Bukti Mutasi
Madrasah/Sekolah Induk (SM03) kepada PTK, dan mengarsip berkas yang diserahkan PTK. Keterangan : Untuk mutasi PTK dari Madrasah/Sekolah Swasta ke Madrasah/Sekolah Negeri WAJIB melampirkan SK Bupati/Walikota. Jika tidak melampirkan, maka status NUPTK PTK bersangkutan akan dinon-aktifkan.
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Madrasah/Sekolah maupun di lokasi Dinas Pendidikan yang ingin menonaktifkan PTK dikarenakan PTK tersebut Pensiun, Meninggal Dunia,
Petugas Madrasah/Sekolah mengajukan Non-Aktif PTK dengan login pada
http://kemenag.siap.id/ dan mencetak surat :
o SM04a untuk PTK Guru dan Pegawai
o SM04b untuk PTK Kepala Madrasah/Sekolah
Petugas Madrasah/Sekolah membawa surat pengajuan non-aktif PTK disertai
syarat dokumen pendukung ke Petugas Dinas Pendidikan
Petugas Dinas Pendidikan melakukan pemeriksaan berkas dan menyetujui
non-aktif PTK
Petugas Dinas Pendidikan mencetak Surat Tanda Bukti Penonaktifan PTK
(SM05)
Untuk Non-Aktif PTK Pengawas Madrasah/Sekolah langsung dinon-aktifkan oleh Petugas Dinas Pendidikan.
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Petugas di lokasi Dinas Pendidikan setelah menerima Surat SM04a / SM04b dari Petugas Madrasah/Sekolah. Dan juga oleh Petugas di lokasi LPMP setelah menerima Surat SM04c dari Petugas Dinas Pendidikan.
Petugas memeriksa kelengkapan berkas pengajuan non-aktif, jika sudah sesuai petugas mencari data PTK menggunakan PegID atau NUPTK untuk melakukan persetujuan non-aktif PTK. Petugas mencetak Surat Tanda Bukti Penonaktifan PTK (SM05)
kembali ke atas - [ ↑ ]
ALUR 16 – PENGAJUAN NON AKTIF PTK SERTIFIKASI DOSEN
PTK datang ke Petugas Dinas Pendidikan dengan membawa berkas pendukung bukti sebagai dosen.
Petugas Dinas login ke kemenag.siap.id dan melakukan non aktif PTK tersebut
PTK mendapatkan surat SM05 sebagai tanda bukti non-aktif. kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh PTK yang ingin mengubah data rincinya dikarenakan adanya perbaikan atau pembaharuan data.
PTK login ke http://kemenag.siap.id/ dan melakukan perubahan data rincinya.
PTK menyerahkan Surat Pengajuan Perubahan Data Rinci ke Admin Dinas Pendidikan/Mapenda disertai dengan dokumen pendukung terkait data perubahan tersebut.
Admin Dinas Pendidikan/Mapenda melakukan pemeriksaan dan menyetujui permohonan Perubahan Data Rinci, kemudian mencetak Surat Tanda Bukti Persetujuan Perubahan Data PTK (S13).
kembali ke atas - [ ↑ ]
ALUR 18 – PENGAJUAN KEPALA MADRASAH/SEKOLAH
Alur ini dijalani oleh PTK yang ingin mengubah data rincinya dikarenakan adanya pengangkatan sebagai Kepala Madrasah/Sekolah.
PTK menyerahkan Surat Pengajuan Jabatan Kepala Madrasah/Sekolah (A09) ke Admin Dinas Pendidikan/Mapenda disertai dengan dokumen pendukung terkait data perubahan tersebut. Admin Dinas Pendidikan/Mapenda melakukan pemeriksaan dan melakukan pengaktifan jabatan Kepala Madrasah/Sekolah terhadap PTK tersebut, kemudian mencetak Surat Tanda Pengaktifan Kepala Madrasah/Sekolah (S18a) untuk diberikan ke PTK dan (S18b) untuk Arsip Dinas. kembali ke atas - [ ↑ ]
ALUR 19 – PENGAJUAN PENGAWAS
Alur ini dijalani oleh PTK yang ingin mengubah data rincinya dikarenakan adanya pengangkatan sebagai Pengawas.
PTK menyerahkan Surat Pengajuan Jabatan Pengawas (A10) ke Admin Dinas
Pendidikan/Mapenda disertai dengan dokumen pendukung terkait data perubahan tersebut. Admin Dinas Pendidikan/Mapenda melakukan pemeriksaan dan melakukan pengaktifan jabatan Pengawas terhadap PTK tersebut, kemudian mencetak Surat Tanda Pengaktifan Pengawas (S19a) untuk diberikan ke PTK dan (S19b) untuk Arsip Dinas .
kembali ke atas - [ ↑ ]
Alur ini dijalani oleh Admin Dinas / Mapenda Kota/ Kabupaten yang menerima pengajuan Kepala Madrasah/Sekolah (formulir A09) / Pengawas (formulir A10) dari PTK.
Admin Dinas login ke SIMPATIKA dan menuju menu Direktori PTK > Daftar
Kepala Madrasah/Sekolah.
Memilih Madrasah/Sekolah tujuan dan melakukan pilih/edit untuk
mengangkat Kepala Madrasah/Sekolah
Memasukkan NUPTK/PegID PTK yang mengajukan Kepala Madrasah/Sekolah
Cetak tanda bukti pengaktifan Kepala Madrasah/Sekolah (S18a dan S18b)
Mengaktifkan Pengawas Madrasah/Sekolah :
Admin Dinas login ke SIMPATIKA dan menuju menu Direktori PTK > Daftar
Pengawas Madrasah/Sekolah.
Memasukkan NUPTK/PegID PTK yang mengajukan Pengawas
Madrasah/Sekolah
Cetak tanda bukti pengaktifan Pengawas Madrasah/Sekolah (S19a dan S19b)
Menyerahkan Tanda Bukti S18a atau S19a kepada PTK yang mengajukan, serta mengarsip S18b dan S19b.