AGAMA ISLAM
\
DIMAS TRIYUDANTO NIM : 1601121119
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
AGAMA (ISLAM) DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
A. Definisi Agama
Agama bisa dilihat dari segi bahasa (etimologi) dan istilah (terminologi). Agama dari segi bahasa dikenal dengan kata din (bahasa Arab) dan religion (bahasa Inggris). Harun Nasution mengemukakan masalah agama sebagai
1. Pengakuan adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. 2. Pengakuan adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan terhadap sumber di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan manusia.
4. Kepercayaan pada kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu. 5. Sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang berasal dari kekuatan gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang muncul dari perasaan lemah terhadap kekuatan misterius yang terdapat di alam sekitar manusia.
8. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui rasul.
Unsur-unsur yang menjadi karakteristik agama 1. Unsur kepercayaan terhadap kekuatan gaib.
2. Unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat bergantung pada hubungan baik dengan kekuatan gaib.
3. Unsur respon yang bersifat emosional dari manusia. 4. Unsur adanya yang kudus dan suci.
Agama merupakan ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terdapat dalam kitab suci yang turun temurun serta diwariskan dari generasi ke generasi untuk pedoman guna mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Islam sebagai agama yang berasal dari Tuhan (samawi) mengakui adanya kekuatan gaib (Tuhan, Allah), malaikat, akhirat, rasul, kitab, dan lain sebagainya. Islam hadir sebagai agama yang mengakui adanya kehidupan dunia dan akhirat dengan memberikan tuntunan berdasarkan al-Quran dan sunnah.
B. Agama dan Perkembangannya
Dalam perkembangannya agama ada yang bersifat primitif serta ada pula yang berada sesudah masa primitif. Agama primitif bisa disebutkan seperti dinamisme (keyakinan adanya kekuatan gaib pada benda-benda tertentu) dan animisme (keyakinan adanya kekuatan gaib (roh) pada benda-benda bernyawa maupun tak bernyawa).Politeisme (kepercayaan terhadap dewa-dewa) dan honotisme (keyakinan adanya satu Tuhan untuk satu bangsa). Dalam perkembangannya pula muncul agama yang bersifat monotesime (agama yang esa atau tauhid) yang bersifat universal.
Islam merupakan agama yang bersifat monotesime artinya mengakui keesan Tuhan. Tidak ada tuhan selain Allah. Itulah kata kunci dari keesaan Tuhan dalam Islam. Dikenal pula dengan istilah tauhid.
C. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Manusia membutuhkan agama setidaknya karena 3 alasan
1. Fitrah manusia yang cenderung untuk beragam dan mengenal Tuhannya. 2. Kelemahan serta kekurangan yang dimiliki manusia.
3. Tantangan yang dihadapi oleh manusia baik dari dalam maupun dari luar.
Meskipun dunia sekarang telah jauh berkembang dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta hadirnya teknologi yang canggih. Perkembangan IPTEK tersebut meskipun memudahkan kehidupan manusia, namun peran dan fungsi agama (Islam) tetap dibutuhkan sebagai inspirasi, motivasi, filter, dan panduan bagi manusia dalam kehidupannya.
D. Peran Agama bagi Kehidupan Manusia
Apakah agama sekarang ini memang dibutuhkan? Lantas bagaimana perannya? Agama yang merupakan “bagian dari hidup manusia” tetap mendapat perhatian yang besar dewasa ini. Kehadiran agama dibutuhkan sebagai salah satu kekuatan hidup manusia.Agama memiliki peran yang penting bagi manusia, di antaranya
1. Agama mampu mengangkat derajat umat manusia menjadi lebih baik. 2. Agama membawa misi perdamaian dan persatuan.
3. Agama (Islam) mengajarkan umatnya untuk sadar akan keseimbangan dunia dan akhirat.
E. Penelitian (Studi) Agama
Apakah agama bisa dijadikan objek penelitian? Baik itu agama hasil budaya manusia (agama ardi) maupun agama yang berasal dari Tuhan (agama samawi) bisa diteliti. Hanya saja perbedaannya pada agama ardi penelitian bisa dilakukan sepenuhnya yang meliputi ajaran dan doktrinnya maupun praktek pengamalannya.Nah, pada agama samawi penelitian bisa dilakukan pada isi dari bentuk pengamalan agama itu sendiri.
METODOLOGI STUDI ISLAM
A. Pengertian Metodologi Studi Islam
Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa geliat studi Islam begitu marak. Tak hanya dilakukan oleh orang-orang Islam sendiri (insider), namun juga oleh orang-orang di luar Islam (outsider).
Studi atau kajian Islam pun tak hanya dilakukan di negara-negara Timur yang mayoritas dihuni oleh masyarakat muslim, namun juga di negara-negara Barat yang penduduknya bukan muslim. Bahkan kajian Islam di Barat pun semakin berkembang. Tak heran jika banyak orang muslim harus ke negara Barat untuk mengkaji Islam.
Di Barat kajian atau studi Islam dikenal dengan sebutan Islamic Studies yakni usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan Islam. Sementara di dunia Timur studi Islam dikenal dengan istilah Dirasah Islamiyah.
Metodologi merupakan suatu pembahasan konsep teoritis berbagai metode yang terkait dalam suatu sistem pengetahuan.Studi Islam merupakan sebuah usaha untuk mempelajari Islam secara mendalam dengan segala seluk beluk yang berhubungan dengan agama Islam. Studi Islam mempunyai tujuan yang jelas dan terarah.
Metodologi studi Islam merupakan cara yang dilakukan untuk melakukan pengkajian ilmu-ilmu keislaman secara komprehensif. Bisa pula dikatakan bahwa Metodologi Studi Islam sebagai suatu ilmu cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam rangka untuk memahami, mengkaji, dan mendalami ajaran-ajaran Islam secara komprehensif.
Terdapat tiga kategori pengetahuan Islam yaitu studi Islam, sains Islam, dan pengetahuan agama.
1. Studi Islam adalah pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktikkan dalam sejarah dan kehidupan manusia.
2. Sains Islam adalah berbagai pengetahuan modern yang dibangun atas arahan nilai-nilai Islami. Misalnya kedokteran.
3. Pengetahuan agama adalah pengetahuan yang sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaran Allah dan rasul secara murni tanpa dipengaruhi sejarah. Misalnya akidah.
B. Tujuan Studi Islam
Muhaimin mengemukakan arah dan tujuan studi Islam sebagai berikut.
1. Mempelajari secara mendalam hakikat dari agama Islam, bagaimana posisi dan hubungannya dengan agama-agama yang lain dalam kehidupan manusia.
2. Mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang original serta bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan sepanjang sejarahnya.
3. Mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran Islam yang abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
4. Mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran islam dana bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Karakteristik studi Islam yang selama ini dikembangkan di perguruan tinggi tidak bersifat konvensional tetapi memadukan antara studi Islam yang terdapat di kalangan umat Islam, yang bersifat subjektif-doktriner, dan kalangan luar Islam yang bersifat objektif-ilmiah.
C. Urgensi (Manfaat) dan Kegunaan Studi Islam
Urgensi dari studi Islam itu bisa dipahami dari ulasan berikut ini.
1. Dapat mengetahui dorongan orang-orang Eropa (Barat) dalam mengkaji Islam
2. Merubah pemahaman keagamaan umat Islam dari pemahaman yang eksklusif (tertutup) menju ke pemahaman yang inklusif (terbuka).
3. Studi Islam diharapkan dapat melahirkan suatu komunitas yang mampu melakukan perbaikan secara intern.
Pandangan lain tentang urgensi studi Islam adalah,
1. Umat Islam berada dalam kondisi problematik
Dengan memahami Islam melalui metodologi atau pendekatan yang tepat, objektif, rasional, studi Islam diharapkan dapat memberikan solusi dari masalah dari kondisi problematik tersebut.
Islam harus bisa menawarkan nilai, norma atau aturan hidup yang manusiawi dan universal pada dunia dan diharapkan bisa memberikan alternatif pemecahan terhadap masalah problematis umat manusia.
Sementara kegunaan studi atau mempelajari islam adalah membantu seseorang dalam mengembangkan keilmuan yang dimilikinya dan mengadakan pemahaman keislaman yang utuh dan komprehensif.
D. Ruang Lingkup dan Objek Studi Islam
Islam dalam kajian keilmuan (penelitian) dapat dilihat dari 2 (dua) sisi yaitu sebagai wahyu dan sebagai produk sejarah. Sebagai wahyu Islam merupakan pedoman hidup untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang diturunkan dan disampaikan melalui Nabi Muhammad.Sedangkan sebagai produk sejarah Islam dipandang sebagai gejala manusiawi yang melahirkan budaya (keberagamaan).
Untuk memantapkan studi Islam ini, perlu dipahami juga pemetaan ajaran Islam kepadabeberapa kategori, misalnya dua wilayah, yaitu yang absolut-mutlak (sakral) dan Nisbiyzhanniy(profan). Islam sebagai
the original text bersifat mutlak dan absolut, sedangkanIslam yang berupa hasil pemikiran dan praktek umat Islam bersifat relatif-temporal,berubah sesuai dengan perubahan konteks zaman dan konteks sosial.
Dengan demikian,yang menjadi obyek studi Islam semua hal yang membicarakan tentang Islam, mulai darilevel wahyu (nash), hasil pemikiran ulama hingga level praktek yang dilakukan masyarakatMuslim. Perbedaan-perbedaan studi Islam ini meniscayakan adanya perbedaan dalammenentukan pendekatan dan metode yang digunakan.
Jauh sebelum wacana di atas, Harun Nasution telah merancang objek kajian Islam yangmembaginya menjadi beberapa aspek, melalui dua buah bukunya yang berjudul IslamDitinjau dari Berbagai Aspeknya, Dalam perkembangan berikutnya Studi Islam diarahkanpada delapan bidang sesuai dengan pengakuan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI) pada tahun 1982 yakni meliputi: (1) Sumber ajaran yakni Alquran dan Hadits, (2)Pemikiran Dasar Islam, yang meliputi Kalam, Falsafat dan tasawuf, (3) Fikih dan PranataSosial, (4) Sejarah Kebudayaan Islam, (5) Dakwah, (6) Pendidikan Islam, (7) Bahasa dan Sastra Arab, (8) Pembaharuan Pemikiran dalam Islam. Khusus nomor delapan sejak tahun1997 direkomendasikan oleh kelompok pakar untuk dimasukan kedalam setiap bidangdari nomor 1 hingga nomor 7.
Sebagai objek studi Islam (maupun agama/kepercayaan lain) bisa diteliti melalui 5 (lima) gejala yaitu
1. Naskah dan simbol.
2. Penganut dan pemimpin agama.
3. Ritus-ritus, lembaga-lembaga, dan ibadat. 4. Alat-alat.
5. Organisasi keagamaan.
Untuk kerangka dasar penelitiannya 1. Latar belakang masalah.
2. Studi kepustakaan. 3. Landasan teori.