• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRASARANA TRANSPORTASI TERHADA id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PRASARANA TRANSPORTASI TERHADA id"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Prasarana Transportasi terhadap perkembangan kota Batam” dengan tepat waktu. Makalah ini ditulis untuk mengidentifikasi bagaimana perkembangan kota Batam dari awal pertumbuhan hingga sekarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penulisan makalah ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Morfologi Kota Ibu Winni Shafina, ST, MT.

Melalui makalah ini kami berharap dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri serta kepada pembaca mengenai bagaimana proses perencanaan pada suatu produk perencanaan di terapkan dan bagaimana pola ataupun tahapan-tahapan dari proses perencanaannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis membuka diri terhadap kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya makalah yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Surabaya, December 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

BAB II GAMBARAN UMUM ... 3

2.1 Letak Geografis Batam ... 3

2.2 Sejarah Singkat Kota Batam ... 4

2.3 Rangkuman ... 7

BAB III PEMBAHASAN ... 9

3.1 Pertumbuhan Kota ... 9

3.2 Faktor Transportasi Laut ... 9

3.3 Faktor Transportasi Darat ... 10

3.4 Faktor Transportasi Udara ... 13

3.5 Pola Bentuk Kota Batam Irregular System ... 15

BAB IV PENUTUP ... 17

4.1 Kesimpulan... 17

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Marbun (1992), Kota merupakan kawasan hunian dengan jumlah penduduk relatif besar, tempat kerja penduduk yang intensitasnya tinggi serta merupakan tempat pelayanan umum. Kegiatan manusia menjadi hal yang pentig bagi pertumbuhan kota seringkali menjadi basis perkembangan sebuah kota. Adanya berbagai kegiatan menjadi perkembangan kawasan tersebut pada masa berikutnya.

Wilayah Nusantara yang luas dan berkedudukan sebagai negara kepulauan jelas memiliki modal dasar yang kuat untuk pembangunan transportasi nasional dalam hal laut, udara dan darat yang mana menjadi aspek terpenting dalam bidang perhubungan secara lokal, regional, nasional maupun internasional. Transportasi merupakan unsur vital dalam kehidupan bangsa dan dalam memupuk kesatuan dan persatuan bangsa yang mempengaruhi juga pertumbuhan kota. Dengan tujuan untuk menwujudkan sistem distribusi nasional yang baik dan mampu dan memberikan pelayanan dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat, serta dapat menjamin peningkatan kesejahteraan rakyat dan pemerataan hasil pembangunan ke seluruh wilayah Nusantara.

Tranportasi merupakan sarana penunjang mobilitas, dimana masyarakat dapat beraktivitas menggunakan fasilitas yang mendukung. Batam yang merupakan daerah kepulauan, dimana wilayahnya yang sangat strategis untuk menghubungkan dengan pulau lainnya. Peranan berbagai transportasi di wilayah tersebut sangatlah dibutuhkan dengan berbagai potensi yang terdapat di kota tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Singkat Kota Batam ? 2. Bagaimana pertumbuhan Kota Batam ?

(5)

1.3Tujuan

1. Mengetahui sejarah singkat Kota Batam 2. Mengetahui pertumbuhan Kota Batam

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Letak Geografis Kota Batam

Kota Batam terletak di provinsi kepulauan Riau, Kota Batam mempunyai luas 3990,00 km2. Luas ini terdiri dari luas daratan dan lautan. Luas wilayah darat sebesar 1040 km2 dan luas wilayah laut sebesar 2950 km2. Kota Batam mempunyai lebih dari 400 pulau, 329 di antaranya telah bernama, termasuk di dalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan negara. Pulau besarnya adalah Pulau Batam, pulau Rempang, pulau Galang, pulau Bulan dan Pulau Galang Baru

Secara administratif Kota Batam terdiri dari 12 kecamatan dan 64 kelurahan. 12 Kecamatan yaitu; Kecamatan Sekupang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Sei Beduk, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Bengkong, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Batu Aji, Kecamatan Bulang, Kecamatan Galang dan Kecamatan Belakang Padang. Namun secara geografis Kota Batam mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di jalur pelayaran dunia internasional.

 Utara : Selat Singapura  Timur : kabupaten Bintan  Selatan : Kecamatan Senayan  Barat : Kabupaten Karimun

Sumber : Hasil analisis Agung Adji Santosa Suryahusada

(7)

2.2 Sejarah Singkat Kota Batam

Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan selat Malaka dan Selat Singapura. Tidak ada literatur yang dapat menjadi rujukan dan mana nama Batam itu diambil, yang jelas Kota Batam merupakan sebuah pulau terbesar di provinsi kepulauan Riau dan beberapa pulau lainnya yang ada di wilayah Kota Batam. Penduduk Kota Batam tersebut diperkirakan adalah orang Melayu yang dikenal dengan sebutan Orang Selat atau orang Laut. Pada abad ke-14 pulau tersebut dipenuhi penduduk yang beraktivitas diperairan atau penduduk yang menyandarkan mata pencahariannya di laut.

Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan selat Malaka. Dengan Bandar Singapura yang maju dengan pesat menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara untuk menguasai pedagang melayu dan pedangangan lainnya yang melakukan aktivitas perdagangannya secara sembunyi ke Singapura. Pada abad tersebut dikarenakan Belanda yang sudah terlanjur menguasai daerah tersebut pemerintah Inggris melakukan barter dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Kota Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan kepada pemerintah Belanda. Dimana di abad 18 ini adalah mulanya perkembangan Kota Batam. Berikut gambar Kota Batam sebelum periode pembangunan;

Secara garis besar pembangunan Batam dan sekitarnya ditetapkan dalam lima periode :

1. (1963-1969)

(8)

mendapatkan perhatian, dengan timbulnya peristiwa yang oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno mulai melirik pulau-pulau lainnya di seluruh kepulauan Riau menjadikan Pulau Batam sebagai Pangkalan Angkatan perang Republik Indonesia ( APRI ).

Setelah Soeharto diangkat menjadi presiden RI menggantikan Soekarno, menginginkan agar Pulau Batam yang menilai adalah Pulau Batam adalah kembaran dari Singapura, namun hanya saja Pulau Batam dianggap tengah tertidur oleh karena itu segera dinbangun dengan tujuan di masa mendatang kota tersebut dapat mengangkat kewibawaan Indonesia dilihat juga dari Batam yang berada di wilayah strategis, yaitu di jalur internasional. Batam yang dikembangkan sejak awal 1970-an sebagai basis dan pangkalan logistik dan operasional yang berhubungan dengan eksploitasi dan eksplorasi minyak lepas pantai untuk jangka waktu panjang, belum ada pulau lain secara relatif bisa berkembang seperti Kota Batam.

Sumber:http://jokimuchajar.blogspot.com/

(Foto kawasan pemukiman di kawasan pesisir Kota Batam tahun 1970)

2. Periode persiapan (1971-1976)

(9)

Ware House. Dan pada tahun itulah dibangun proyek Bandar udara dengan nama Hang Nadim di Pulau Batam tepatnya Batu besar.

sumber : http://www.tribunnewsBatam.com

(Foto Bandara dan sekitarnya tempo doeloe)

3. Periode konsolidasi (1976-1978)

Adalah periode konsulidasi dimana dalam periode ini dititikberatkan untuk konsuladasi dan pemeliharaan prasaran-prasaran dan aset-aset yang ada, sehubungan dengan krisis yang timbul dalam pertamina dan menganalisa landasar dasar pegembangan Batam. Dengan tim yang dibentuk Ketua Otorita Prof.Dr. Soemarlin untuk menginvestasi seluruh proyek infrastruktur yang dilakukan Pertamina di Batam. Bergerak cukup taktis, sejumlah proyek strategis mulai dikembangkan kembali seperti pembenahan pelabuhan kabil serta Batu Ampar.

Pada tahun 1975, karena adanya resesi dalam tubuh pertamina, maka terjadilah pengalihan tanggung jawab pembangunan Daerah Industri Pulau Batam dari Pertamina ketangan Pemerintah. Pada tanggal 24 November 1978 pemerintah menetapkan seluruh wilayah Pulau Batam menjadi wilayah Bonded Ware House.

4. Periode pembangunan prasarana dan penanaman modal

(1978-1998)

Yaitu periode pemantapan rencana dan lanjutan pembangunan prasaran utama dengan ketua Otorita Batam prof Dr. Ing. BJ Habibie yang diangkat berdasarkan Keppres No 194 tahun 1978. Periode ini rencana pemgembangan disesuaikan dengan rencana strategi pengembangan dan pembangunan nasional dan situasi ekonomi dunia yang sedang mengalami resesi.

(10)

Asia Pasifik.Salah satu hasil pembangunan jaringan jalan pada periode ini adalah jembatan Barelang.

Sumber:http://bobo.kidnesia.com/Bobo/B-Young-Journalist/Pengalamanku/Jembatan-Barelang-di-Batam-ku

Foto Jembatan Barelang

5. Periode pemgembangan pembangunan prasarana dan modal

lanjutan (2000 an)

Di periode ini melanjuti dari misi sebelumnya yaitu menyepurnakan pengembangan Kota Batam yang sedang berlangsung, maka periode untuk pembangunan ini difokuskan untuk kesejahteraan masyarakat dengan menjalankan program social development.

Sumber :http://www.skyscrapercity.com/showthread Foto Perkembangan Kota Batam Tahun 2000-an

2.3 Rangkuman

(11)

Prof.Dr.BJ. Habibie kepemimpinan berikutnya dipegang oleh J.E Habibie yaitu bulan maret s/d juli 1998. Periode ini dikenal dengan nama Pembangunan Prasarana dan Penanaman Modal Lanjutan. Kemudian sejak taun 1998 sampai sekarang, dibawah kepemimpinan Ismeth Abdullah dinamakan Periode dengan tingkat lanjut dengan perhatian lebih besar pada Kesejahteraan rakyat dan perbaikan iklim investasi.

Hingga saat ini, Kota Batam masih menjadi primadona bagi investor khususnya di bidang industri. Setidaknya, industri perkapalan ini mendominasi jumlah investor yang masuk ke Batam di tahun 2012. Otorita Batam ( Badan Pengusahaan Batam) mengkonfirmasi sebanyak 12 Penanam Modal Asing(PMA) menamamkan modalnya di Batam pada awal tahun 2012.

(12)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pertumbuhan Kota

Kota yang terletak di provinsi kepulauan Riau ini mempunyai posisi yang strategis karena terletak di jalur perdangangan dunia.

Awal perkembangan kota dimulai pada tahun 1968 hingga saat ini, dimana setiap tahunnya telah ditetapkan arah kebijakan pembangunannya. Namun ada faktor lain yang telah mempengaruhi sejak awal pertumbuhan kota tersebut. Pulai ini memang berkembang sejak simulainya pembangunannya berdasarkan Keppres No 74 Tahun 1971. Munculnya sejumlah kawasan industri di pulau yang letaknya hanya sekitar 20km dari Singapura, menjadikan Batam menjadi kota modern. Pada tahun 1973 penduduk pulai itu hanya 6.000 jiwa, namun tahun ini Batam dipenuhi oleh sekitar 550.000 jiwa. Batam yang awalnya pulau yang dipenuhi oleh rawa-rawa namun dipengaruhi oleh adanya faktor transportasi yang sebagai pendukung terbentuknya Kota Batam. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain; jaringan transportasi darat, transportasi laut maupun transportasi udara.

Sumber :http://aa-Batam.blogspot.com/2009/05/kawasan-industri-Batam.html

Foto perkembangan area pesisir kawasan industri Kabil, Batam

3.2 Faktor Transportasi Laut

(13)

perumahan, jaringan jalan dan berbagai bangunan fasilitas umum yang melengkapi daerah pesisir hingga mempengaruhi daerah pedalaman kota dikarenakan oleh jaringan transportasi lainnya.

Di pulau yang luasnya sekitar 415 km2 itu terdapat beberapa pelabuhan antara lain, Sekupang, Batu Ampar, Kabil dan Nongsa. Dari pelabuhan-pelabuhan ini setiap hari puluhan kapal/feri bertolak ke berbagai tempat di pulau sumatra, pulau jawa, Malaysia dan Singapura. Berikut gambar wilayah persebaran pelabuhan yang mendukung aktivitas perekonomian dan pertumbuhan kota. Setiap Pelabuhannya pun terbagi menjadi 2 fungsi; domestik rutenya ke Bintan dan pulau-pulau Riau dan Internasional rute ke Singapura dan Malaysia.

Sumber :http://kutubuku100.blogspot.com/2009_04_01_archive.html Foto perkembangan di sekitar pelabuhan 1963 – 2012 di Kabil

Sumber : http//surat-terbuka-kepada-bapak-bj-habibie-553764.html (Foto persebaran pelabuhan di Batam dan Sekitarnya)

3.3 Faktor Transportasi Darat

(14)

pembangunan Batam yang cukup banyak. Batam menjadi kota modern yang dipengaruhi juga adanya jalur transportasi yang memadai sehingga banyaknya pengunjung dari luar negeri maupun dalam negeri yang mengikut sertakan membangun Kota Batam dalam berbagai aktivitas ekonomi, pariwisata dan social.

Sumber :http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=714254

Foto setelah terbangunnya sarana jaringan jalan menuju airport tahun 1973 - 2012 Adapun beberapa contoh terbanggunya jaringan transportasi yang menyebabkan perkembangan kota;

(15)

Sumber : http://www.mappery.com/Barelang-Bridge-Map Foto Sekitar jembatan Barelang

Dari kondisi Eksisting yang telah ada, maka untuk mengembangkan Kota Batam dibuatlah rencana railway tahun 2016-2040. Railwau ini nantinya akan menjadi penghubung pulau-pulau di sekitar Kota Batam dengan Kota Batam itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini;

(16)

3.4 Faktor Transportasi Udara

Kota Batam juga mempunyai sarana transportasi udara yang dibangun pada tahun 1989 yaitu Bandar Udara Internasional Hang Nadim untuk mempermudah aksesibilitas di kota tersebut. Batam menjadi kota yang sangat modern yang dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut dimana rute penerbangannya langsung dari banyak kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Padang dan Palembang hingga ke wilayah internasional; Singapura dan Malaysia.

Adapun Perkembangan Bandar Udara InternasionalHang Nadim, sebagai Berikut :

 Bandara Udara (1 Januari 1984-31 Januari 1985)

Bandar Udara Hang Nadim mulai beroperasi pada tanggal 1 januari 1984 ditandai untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan Pacu(runway) Sepanjang 4.024 meter.

 Bandar Udara Nasional (1 Februari 1985 – 4 Januari 1990

Sebulan kemudian dibuka secara resmi pada tanggal 1 Februari 1985 dengan melayani penerbangan domestik yang melayani rute penerbangan langsung seperti : Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta (Jakarta), Bandar Udara Internasional Juanda (Surabaya), Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (Bandung), Bandar Udara Internasional Polonia (Medan), PekanBaru, Bandar Udara Tabing (Padang) dan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).

 Bandar Udara Internasional (5 Januari 1990 – 2 Januari 1995)

4-hari kemudian dibuka secara resmi pada tanggal 5 januari 1990 dengan melayani penerbangan internasional yang melayani rute penerbangan langsung seperti : Bandar Udara Internasional Senai yang diletak di johor bahru (ibu kota negara bagian Johor) dari negara Malaysia dan Bandar Udara Internasiona Changi yang diletak di Singapura.

 Dibuka Umum (3 Januari 1995 hingga Sekarang)

(17)

pada tanggal 3 Januari 1995 mulai sejak malam hari sekitar pukul 19:00 WIB. Untuk meresmikan bandara tersebut resmi melayani penerbangan bandar udara internasional yang lahir “Bandar Udara Internasional Hang Nadim” dengan melayani penerbangan internasional ditandai dengan mendaratnya 1-2 pesawat udara milik Malaysia Airlines dan 11-2 pesawat udara milik Singapore Airlines yang melandasan yang masih darurat berupa tanah yang diperusahaan penerbangan dari Malaysia dan Singapura serta anak perusahaannya Malaysia Airlines dan Singapore Airlines dibentuk. Membuka jaringan penerbangan ke Batam secara berkala.

Hal ini menimbulkan banyaknya investor asing yang datang untuk berinvestasi; membangun mall dan infrastruktur kota lainnya sesuai dengan kebutuhan Kota Batam meluas dan menjadi kota yang berkembang dan menjadi kota yang padat dan masih belum tertata.

Kondisi Airport Tahun 1974 Kondisi Tahun 1993

Kondisi airport tahun 2012

(18)

Berikut adapun tabel informasi yang menyertakan informasi bagaimana perkembangan yang terjadi setelah adanya perbaikan fasilitas kondisi airport sekitar.

3.5 Pola Bentuk Kota Batam Tidak Teratur (Irregular System)

Kota Batam yang awalnya memulai dari bagian pesisir dan mengalami perkembanga atau perubahan dari waktu ke waktu. Berbagai aktivitas sosial, ekonomi bahkan politik yang telah berkembang di kota tersebut yang mempengaruhi bentuk dan struktur Kota Batam. Kota yang dibangun sesuai kebutuhan dan tanpa perencanaan yang baik maka penggunaan lahan tersebut secara langsung akan mengakibatkan bentuk dan struktur Kota Batam yang baru dan terlihat tidak beraturan.

(19)

bangunannya. Ketidakteraturan terlihat pada pola jalannya yang melingkar-lingkar, lebarnya bervariasi, bercabang-cabang dan banyak terdapat culdesac.

(20)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setiap kota di dunia mempunyai sejarah perkembangannya masing-masing. Perkembangan kota bisa berpola menyebar dan memusat. Kota Batam yang dikenal sekarang merupakan kota yang mula-mula berkembang dari pulau kecil di sebelah barat laut Pulau Batam yaitu: Pulau Belakang Padang dan pesisir pantai Pulau Batam bagian barat dan utara. Hal ini ditandai dengan adanya pemukiman kampung nelayan yang merupakan hasil dari pemikiran-pemikiran pemimpin Badan Otorita Batam. Dalam membangun suatu kota harus memperhatikan banyak aspek, hal ini dikarenakan kepentingan Kota dan masyarakat Batam.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, C. (2012, September 3). Pengalamanku. Dipetik November 28, 2014, dari Bobo Online:

http://bobo.kidnesia.com/Bobo/B-Young-Journalist/Pengalamanku/Jembatan-Barelang-di-Batam-ku

Batam Dalam Angka 2013. (2013). Batam. Batam, B. P. (2009). Berkujung ke Batam.

Gambaran Umum Daerah Batam. (2012). Batam.

Perantau, C. S. (2013, Juli 13). Perkembangan Kota Batam Berawal dari Pulau

Belakangpadang dan Pesisir Pulau Batam . hal. 1.

Riau, E. (2009, January 24). Berwisata di Batam. hal. 1.

SAntosa, A. A. (2013). Kota Batam.

Referensi

Dokumen terkait

- Siswa dapat menyatakan sebuah besaran sehari-hari yang menggunakan bilangan negatif - Siswa dapat menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan. - Siswa dapat

3 Menurut Anda, bagaimana kepastian atau ketepatan jadwal pelayanan yang diberikan di Instalasi Rawat Jalan ini?. Sangat

Selain itu orang tua juga tidak hanya menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah namun mereka juga perlu memantau perkembangan anaknya agar mereka tidak salah

The objective of this paper is to examine foreign direct investment (FDI) impact on ASEAN-5 economic growth through its interaction with domestic absorption

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang uji aktifitas immunomodulator dan Jumlah sel leukosit dari ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus lemairei

3.2 Jaminan Syarikat Kewangan yang dikeluarkan oleh syarikat-syarikat kewangan berlesen di bawah Akta Bank dan Institusi Kewangan 1989 yang beroperasi di Malaysia;

PEMBELAJARAN IPA TERPADU PENCEMARAN LINGKUNGAN DENGAN ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI ILMIAH DAN RASA INGIN TAHU.

POLA PEMBERIAN MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA PENDERITAINFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS TANJUNG TIRAMKABUPATEN BATUBARA.