• Tidak ada hasil yang ditemukan

SENI DALAM RITUAL TAMBAK KUBUR SUKU TALANG MAMAK DI DESA TALANG SUNGAI LIMAU KECAMATAN RAKIT KULIM KABUPATEN INDRAGIRI HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SENI DALAM RITUAL TAMBAK KUBUR SUKU TALANG MAMAK DI DESA TALANG SUNGAI LIMAU KECAMATAN RAKIT KULIM KABUPATEN INDRAGIRI HULU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SENI DALAM RITUAL TAMBAK KUBURSUKU TALANG MAMAK DI DESA TALANG SUNGAI LIMAU KECAMATAN

RAKIT KULIM KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Yahyar Erawati Tiara Sofyan Ningsih

Yahyarerawati24@gmail.com

ABSTRACK

Ritual Arts in Kubur Tambak in Sungai Limau Talang District of Indragiri Hulu Raft Kulim. As a matter of knowing the process of implementation Kubur Tambak Ritual and art elements contained in Kubur Tambak ritual. The method used is descriptive method qualitative data analysis bedasarkan interactive. Descriptive method of analysis bedasarkan interactive qualitative data is the research conducted by direct approach towards the object under study. The explanation was the reason for your own research. The theory used in this research is the theory. Implementation Ritual Pond tomb there are some aspects which include: 1) the execution time Ritual should be the selected time, 2) the place of ritual is elected, 3) the person elected as a support in the implementation of ritual, 4) ritual led by people elected, 5) offerings and usnur-art elements contained in Kubur Tambak Ritual is a literary art (spell) and art

Keyword: Ritual Tambak Kubur, Suku Talang Mamak, Funerals

A. PENDAHULUAN

Suparlan (1984:458), mengatakan bahwa masyarakat Provinsi Riau sebenarnya terdiri atas sejumlah suku bangsa dan golongan etnik yang hidup berdampingan dan masing-masing mempertahankan identitas sosial budayanya, tetapi masing-masing saling berhubungan, berbaur dan saling mempengaruhi secara kebudayaan dalam suasana umum lokal yang keseluruhan berada dibawah naungan sistem nilai Nasional melalui sistem Pemerintahan Tingkat Provinsi. Golongan-golongan suku bangsa dan etnik Provinsi Riau adalah Melayu, Cina,Arab, Hindustan, Minangkabau, Jawa, Batak, kelompok-kelompok masyarakat suku terpencil (Suku Hutan, Suku Laut, Suku Akit, Suku Talang, Suku Bonai) dan

pendatang-pendatang lainnya yang berasal dari suku bangsa di Indonesia. Masyarakat Provinsi Riau mempunyai golongan dan suku yang beraneka ragam dari yang beragam tersebut masing-masing saling berkaitan.

(2)

untuk menolong seperti dalam membantu pengobatan, rumah tangga aman dan sebagainya, tetapi dapat juga untuk mencelakakan.

Pada Suku Talang Mamak di Pedalaman Indragiri Hulu Provinsi Riau. Kesenian pada Suku Talang Mamak ini masih kental dengan tradisi adat seperti: Rentak Bulian, Balai Terbang, Balai Panjang dan Mahligai yang merupakan tarian upacara pengobatan yang sampai saat sekarang ini masih mereka percayai dan bersifat sakral. Secara kualitas masyarakat Talang Mamak mengenal kesenian, bukan hanya untuk dijadikan hiburan semata tetapi mempunyai sangkut paut dengan kepercayaan yang bersifat ritual, yaitu hubungan antara manusia dan penguasa di alam gaib. Begitu pula dengan Ritual Tambak Kubur Yang berada di Desa Talang Sungai Limau Kecamatan Rakit Kulim.

Ritual Tambak Kuburini yang berkembang di masyarakat adat suku Talang Mamak di Desa Talang Sungai Limau Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu sudah ada semenjak suku Talang Mamak menghuni hutan-hutan di Kabupaten Indragiri Hulu yang diperkirakan pada abad ke-13 M. Dalam pelaksanaanya, Ritual Tambak Kubur ini hanya boleh digelar saat seseorang meninggal dunia. Masyarakat Talang Mamak memiliki kepercayaan bahawa manusia itu tidak mati melainkan hanya kehilangan kesadaran sementara karena mereka meyakini adanya dunia yang abadi setelah kematian. Mereka menyebutnya alam arwah leluruh dan di alam ini mereka akan hidup abadi.

Upacara ini relatif membutuhkan dana besar, sehingga

memerlukan waktu minimal dua atau tiga bulan setelah seseorang meninggal dunia. Jika dana sudah terkumpul dan dianggap cukup untuk menambak kubur, maka pada hari yang telah ditentukan biasanya hari yang di anggap suci adalah hari Rabu. Pada hari pertama para ahli waris dan handai taulan berkumpul dirumah duka. Para ahli waris termasuk yang hadir meratap tangis sehingga keheningan terpecahkan. Bagi para ahli waris beserta handai taulannya ratap tangis wajib dilakukan sampai kekuburan karena ini merupakan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat Talang Mamak sedangkan yang bukan termasuk kerabatnya tidak perlu sampai disana tetapi cukup di rumah duka saja.

(3)

disembelih kemudian darahnya disiramkan ke kuburan (di atasnya). Menurut Muhar selaku Batin Ritual Tambak Kubur Ini dilaksanakan selama-lamanya yaitu seminggu dan secepat-cepatnya 2 hari semalam. Ritual Tambak Kubur ini dilaksanakan di rumah ahli waris atau sanak saudara dan dilanjutkan dikuburan. Sebelum upacara digelar, ada beberapa syarat atau sesajian yang harus di siapkan yaitu: penampak, bunga-bunga, layang-layang, anting-anting, jantung pandan, gading-gading,birai pintu, bidai,burung anggang, burung cawai, atap rumbia, tingkalang (sirih, pinang, tembakau, gambir, kapur), kain putih, kain bercorak danberas.

Jika yang meninggal seorang Batin maka masyarakat Talang Mamak memiliki kepercayaan bahwa seorang Batin saat meninggal lansung menjadi arwah nenek moyang yang bisa mendatangkan kebaikan. Waktu melaksanakan Tambak Kubur tidak boleh lewat dari 12 hari, karena akan mendatangkan musibah bagi kampung. Dalam pelaksanaanya, Ritual Tambak Kuburini dibantu oleh Batin dan Bintara yang memakai properti dikepalanya. Properti tersebut berupa ikat kepala (ditar). Ritual ini dibantu oleh Waris (Wali), Anak Bapak, Ketuha Kampung (Kepala Desa), Manti (Pemangku Adat).

Menambak kubur bagi masyarakat talang mamak adalah sesuatu yang mesti dilakukan karena dengan melakukan itu sang Arwah akan berada di sisi Sang Penciptanya. Dalam hal ini adalah dunia yang abadi, orang yang telah meninggal menurut keyakinan masyarakat Suku Talang Mamak mereka akan hidup kembali di dunia yang baru atau

disebut juga dengan Arwah Leluhur. Ini artinya jika tidak dilakukanmaka sang Arwah akan bergentayangan.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian (UU Hamidy, 2003:23) adalah alat untuk memecahkan permasalahan yang hendak diteliti. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif interaktif yaitu yang menggambarkan hasil metode ini guna mengingat hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan dikalangan masyarakat luas dan ilmu pendidikan. Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yaitu penelitian perlu mengamati, meninjau dan mengumpulkan informasi kemudian mengumpulkan serta menggambarkan secara tepat.

C. PEMBAHASAN PENELITIAN Menurut Saharan, Tambak Kubur adalah suatu ritual yang dilakukan masyarakat Talang Mamak sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Ritual Tambak Kubur merupakan upacara yang ada sejak lama dan masih dipertahankan oleh masyarakat Talang Mamak. Kemampuan bertahannya Ritual ini tentu saja terkait dengan masih fungsionalnya Ritual ini bagi masyarakat Talang Mamak. Ritual ini

mampu menahan lajunya

perkembangan dan perubahan zaman. Meskipun pada saat sekarang masyarakat Talang Mamak telah bersentuhan dengan masyarakat lain,

(4)

kekuatan magis (supranatural), baik itu di pohon, di air, di udara dan di tanah. Masing-masing itu memiliki kekuatan dan daya magis yang berbeda satu sama lain. Masyarakat pedalaman sangat meyakini akan hal ini. Kekuatan inilah yang mereka ambil dan sehingga mereka memanggil kekuatan sebagai sesuatu yang mampu dan dapat menolong mereka. Kekuatan ini dipandang suatu ritual khusus agar masyarakat dapat memanfaatkan kekuatan ini untuk kebaikan kehidupan mereka.

Tambak Kubur sebagai suatu ritual yang telah mentradisi pada masyarakat Talang Mamak berkaitan erat dengan mewujudkan keharmonisan kehidupan manusia dengan alam (terutama alam gaib) dan makhluk lainnya, baik untuk kepentingan masyarakat luas maupun kepentingan pribadi, masyarakat Talang Mamak meyakini bahwa berbagai persoalan kehidupan yang mereka hadapi sebagai akibat dari ketidak harmonisan hubungan tersebut.

Menurut Saharan selaku Budayawan yang peduli tentang Masyarakat Talang Mamak (Wawancara, 15 Agusutus 2015), keyakinan masyarakat Talang Mamak Ritual Tambak Kubur, menambak kubur bagi mereka adalah satu hal yang wajib dilakukan karena dengan melakukan itu Sang Arwah akan bergentayangan. Orang yang meninggal dunia harus dido’akan dan dilayakkan tempatnya agar arwahnya tenang dan aman di sisi Sang Pencipta dan ini akan dilaksanakan karena masyarakat Talang Mamak meyakini ini sebagai bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta dan ini sudah bagian dari adat yang selalu dipelihara oleh Talang Mamak, selain

itu Ritual ini berkaitan dengan kebudayaan.

Prosedur pelaksanaan Ritual Tambak Kubur ini, harus berpegang kepada aturan adat istiadat: Berjenjang naik, bertangga turun. Seluruh perangkat adat, kecuali ada halangan harus ikut serta dalam acara ini. Upacara RitualTambak Kuburini terletak pada masyarakat Talang Mamak yang berdomisili di daerah kebatinan Talang Sungai Limau Kecamatan Rakit Kulim. Dalam pelaksanaannya, Ritual Tambak Kubur ini hanya boleh digelar saat seseorang meninggal dunia.

Pelaksanaan Ritual Tambak Kubur Suku Talang Mamak di Desa Talang Sungai Limau Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu

Ritual Tambak Kubur yang dijumpai yaitu meninggal diakibatkan sakit tiga bangsa (demam berdarah). Orang yang meninggal yaitu masyarakat biasa, namun cara pelaksanaan Ritual Tambak Kuburnya tidak perlu membutuhkan waktu

berbulan-bulan untuk

(5)

pelaksanaan yang sama dengan Batin. Yang membedakan Kuburan Batin dan Kuburuan meninggal Tiga Bangsa adalah bahan tambak, kuburan Batin terbuat dari kayu kemeyan atau gaharu sedangkan untuk golongan Tiga Bangsa terbuat dari kayu lempung”.

Untuk membahas

permasalahan Ritual Tambak Kubur di Desa Talang Sungai Limau Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu, menggunakan teori Soedarsono. Menurut Soedarsono (2002:126), Ritual dalam kegiatan di Indonesia banyak berkembang dikalangan masyarakat yang dalam tata kehidupan masih mengacu pada nilai-nilai budaya agraris. Seni ritual memiliki ciri khas yaitu:

Tempat Terpilih dan Kadang-kadang Dianggap Sakral Dalam Ritual Tambak Kubur.

Pelaksanaan tempat biasanya sebelum acara dimulai masyarakat Talang Mamak berkumpul untuk bermusyawarah di rumah duka. Selanjutnya Ritual Tambak Kubur dilaksanakan di kuburan, masyarakat Talang Mamak terletak jauh dari rumah penduduk, di dataran tinggi dan ditengah hutan. Masyarakat Talang Mamak menuju kuburan dengan berjalan kaki. Masyarakat Talang Mamak tidak memiliki perkuburan pada umumnya. Masyarakat Talang Mamak akan menguburkan orang meninggal di tanah-tanah milik keluarga atau bahkan tanah nenek moyang mereka terdahulu. Setiap orang yang

meninggal berbeda tempat menguburkannya tergantung dimana tanah yang milik mereka, masyarakat Talang Mamak tidak akan mau

menguburkan kerabat atau saudaranya ditempat yang bukan milik mereka. Jadi tidak heran jika kuburan masyarakat Talang Mamak berada jauh di tengah hutan, dan dari perumahan penduduk. Kuburan masyarakat Talang Mamak harus berada di dataran tinggi, dikarena agar terlindung dari banjir, mudah dilihat dari kejauhan dan menurut kepercayaan masyarakat Talang Mamak semakin tinggi satu kuburan maka semakin dekat dengan langit dan semakin dekat dengan alam leluhur, si mati akan dengan mudah melihat Sanak saudara serta kerabatnya dari atas sana

Gambar 1

Tempat Pelaksanaan Ritual

Diperlukan Pemilihan Hari Serta Saat Yang Terpilih Yang Biasanya Juga Dianggap Sakral Dalam Ritual Tambak Kubur.

(6)

karena di hari Rabu ini pintu surga akan

Diperlukan Permainan Yang Terpilih, Biasanya Mereka Yang Dianggap Suci atau Yang Telah Membersihkan Diri Secara Spiritual Dalam Ritual Tambak Kubur.

Permainan yang terpilih di lapangan yaitu permainan judi adat dan sabung ayam. Permainan ini tidak hanya di ikuti oleh masyarakat Desa Talang Sungai Limau tetapi diikuti oleh masyarakat Talang Mamak dari berbagai daerah.Judi adat masyarakat Talang Mamak biasanya menggunakan kartu remi dan dadu,

sedangkan sabung ayam

menggunakan ayam Bangkok. Sabung ayam disini juga menggunakan uang sebagai taruhan, jumlah ayam sangat banyak yaitu sekitar 200 ekor tergantung banyak saudara dan kerabat si mati. Ayam-ayam yang mati akan di jadikan lauk untuk makan bersama sedangkan ayam yang hidup akan diperlihara oleh kerabat si mati. Permainan ini karena didalam adat dan kebiasaan mereka jika tidak berjudi dan sabung ayam maka adat mereka tidak berdiri, itulah sebabnya setiap masyarakat Talang Mamak melakukan suatu perhelatan atau begawai harus melibatkan judi adat dan sabung ayam. Ayam disini banyak fungsi oleh masyarakat Talang Mamak itu sendiri, seperti yang kita ketahui hal-hal yang berhubungan dengan magic pembersihan dirinya melalui darah ayam selain itu ayam juga menjadi kosumsi utama dalam acara masyarakat Talang Mamak dilihat dari biaya dan harganya yang relatif murah dari kambing, sapi dan kerbau.

Gambar 2 Sabung ayam

Orang Yang Terpilih Sebagai Pendukung Pelaksanaan Dalam Ritual Tambak Kubur

Tambak Kubur ini di pimpin oleh seorang Batin dan dibantu oleh seorang Bintara, hal ini dilakukan karena Batin merupakan panutan ilmu spiritual yang tinggi. Batin merupakan orang yang penting dalam Ritual ini karena Batin mampu berkomunikasi lansung dengan mahluk-mahluk halus yang nantinya dapat membantu dalam proses Ritual. Orang yang terpilih dalam pelaksanaan Ritual Tambak Kubur yaitu Muhar Selaku Batin, Bapak Gading selaku Kepala Desa, Bapak Girno selaku Wakil Kepala Desa, Bapak Larisan selaku Manti, Rancaan sebagai Anak Bapak, Akasan sebagai Perangkat Desa dan Tuwik sebagai Pemangku Adat dan masyarakat Talang Mamak setempat.

Gambar 3

(7)

Diperlukan Seperangkat Sesaji yang Kadang-kadang Sangat Banyak Jenis dan Macamnya Dalam Ritual Tambak Kubur.

Sesaji diartikan sebagai persembahan sajian dalam upacara keagamaan yang dilakukan secara simbolis dengan tujuan berkomunikasi dengan kekuatan gaib”. Sesaji yang diperlukan antara lain:

1) Persirihan

Persirihan terbuat dari rotan dan daun pandan yang digunakan untuk tempat pinang, sirih, tembakau, kapur dan gambir. Persirihan merupakan satu hal yang sangat penting dalam Ritual Tambak Kubur karena persirihan berfungsi sebagai persembahan untuk Batin, Bintara dan Pemangku Adat yang lainnya dan sebagai tanda memulai ritual

Gambar 4: Persirihan

2) Kain Putih

Kain putih diberikan oleh Batin kepada pihak keluarga simati, yang memberikan Batin lansung dan dikembalikan kepada Batin kembali saat menambak kubur. Kemudian Batin atau Bintara akan memberikan kain putih kepada keluarga si mati, kain putih ini akan di gunakan untuk pembatas Tambak yang paling atas. Kain putih adalah pemberian Batin

atau Bintara kepada si mati tidak boleh dari yang lain ataupun diwakilkan. Kain putih ini merupakan cerminan hati sang Batin yang dianggap suci

Gambar 5 . Kain Putih

3) Kain Bercorak

Kain bercorak diberikan kepada oleh keluarga simati kepada Batin dan dikumpulkan ditengah rumah pada saat malam sebelum Ritual Tambak Kubur dilakukan.kain bercorak merupakan kain pemberian oleh keluarga atau kerabat si mati kepada almarhum. Kain bercorak digunakan pada pembatas tingkat Tambak, banyak kain bercorak yaitu sebanyak 4 helai.

Gambar 6, Kain Bercorak

4) Beras

(8)

jumlah beras tergantung dari kedalaman tingkat Tambak, semakin dalam Tambaksemakin banyak beras yang digunakan. Beras diletakkan paling karena tingkat yang paling atas merupakan puncak pembersihan bagi almarhum dan merupakan bekal yang dikirimkan untuk almarhum.

Diperlukan Busana yang khas dalam Ritual Tambak Kubur.

Batin sebagai pemimpin dalam Ritual Tambak Kubur memakai baju batik bewarna coklat, celana panjang bewarna biru, kain pinggan bewarna merah dan menggunakan tutup kepala (peci) sedangkan Bintara selaku orang yang membantu Batin dalam Ritual Tambak Kubur memakai baju batik, celana panjang

berwarna hijau dan pengikat kepala bewarna putih (ditar).

Selanjutnya masyarakat Talang Mamak hanya memakai pakian sehari-hari seperti baju kaos dan celana.

Gambar 7

Unsur-unsur Seni Ritual Tambak Kubur

a. Seni Sastra (mantra) dalam Ritual Tambak Kubur

Mantra yang biasanya Batin gunakan dalam Ritual Tambak Kubur adalah sebagai berikut:

Tapung, tapung jati Datang amas berkati-kati Tapungko tapung tawar Datang kidu jangan penawar

Tapungko, tapung duduk Duduk tagilung-gilung di batu Bahu tapak timpang naga luka

Baksina talang jungkat Dapat padi mandi urai Jadi patik dang setia Jadi batin penunggu dusun Makan sirih saudara berjunjung

Makan pinang saudara berjumlai Kepala dibalah keladi jangan seolah-olah

Nang olah nagkan lagi jangan kudar berakit

Ketimun berotali undur penyakit

Timbun tambah beras padi hati-hati batang setawar

Ketiga batang dingin nan bisa jadi tawar

Nan hangat jadi dingin

Berjajik di batu kaki gunung di batu gadang

Terbang kurung sangkar marapatih Hempaskan ka buku buluh

Lopas luput pancung air

Lopas dari “gung tujuh”pendar air panjang nyawa

Bumi ibu langit bapak Air saudara kayu daka Ambun angin saudara nyawa Rasi tanah balik ketanah

Rasi air balik ke air Goundarusa gaundarusi Tebus salah tumbuh di lambah Kalau berdosa di puji

Kalau bersalah disambah

(9)

b. Seni Rupa dalam Ritual Tambak Kubur

Didalam Ritual Tambak Kubur semua atribut yang digunakan adalah merupakan gambaran bekal bagi si Mati dan terdapat unsur seni rupa, yaitu Birai pintu, burung anggang, burung cawai, bunga-bunga, gading-gading, layang-layang, anting-anting, jantung pandan, balai terbang dan bidai.

1) urung Anggang dan cawai

Urung Anggang menyerupai burung anggang dengan prosep pembuatannya menggunakan alat ukir seperti parang dan pisau raut, burung anggang ini terbuat dari kayu lempung. Burung anggang keyakinan masyarakat Talang Mamak adalah sebagai kendaraan Arwah bagi si mati untuk mencapai nirwana atau alam leluhur, karena burung anggang ini adalah burung yang setia maka perecayaan masyarakat Talang Mamak burung cawai (arwah si mati) akan sampai pada tujuannya yaitu arwah leluhur

Gambar 8. Burung Anggang

2) Bunga-bunga

Bunga-bunga terbuat dari kayu dengan panjang lebih kurang 25 cm, bewarna putih, ujung bagian kayu atas dikikis (serut) menyerupai ayam

bagian ekornya.Yang dipasangkan dengan cara ditancapkan pada penampak, banyak jumlah Bunga -bunga yang digunakan tergantung kemampuan yang melaksanakan Ritual Tambak Kubur .

Gambar 9Bunga-Bunga

3) Gading-gading

Gading - gading adalah sebagai penjaga si mati. Gading-gading memiliki warna hitam pada semua bagian dan simbol - simbol yang digunakan pada gading - gading yaitu simbol-simbol jagad raya diantaranya yaitu simbol bintang dan matahari.Masyarakat Talang Mamak berkeyakinan bahwa simbol jagad raya tersebut memiliki kekuatan untuk melindungi, karena pada dasarnya yang tinggi akan melindungi dan mengayomi yang dibawah .

(10)

4) Layang-layang

Layang - layang terbuat dari kayu yang telah ditipiskan dan dibentuk menyerupai layang-layang pada umumnya dan telah diberi Bangka (simbol-simbol bewarna putih). Simbol-simbol yang sering digunakan masyarakat Talang Mamak biasanya simbol-simbol jagad raya, seperti misalnya: Bulan, Bintang dan matahari. Layang - layang dipasangkan menggantung pada sisi kanan dan kiri balai terbang sebelah atas, banyak layang-layang disini tidak ada batasannya tergantung kemampuan dan keinginan dari yang melaksanakan ritual tersebut.

Gambar 11 Layang-layang

5) Anting-anting dan jantung pandan

Anting - anting menggambarkan kesenangan dari arwah si mati dan bentuk kekeyaaan bagi si mati. Jantung Pandan merupakan pengharapan masyarakat Talang Mamak terhadap si mati agar si mati dapat menyesuaikan diri dan bermanfaat di alam yang baru (alam arwah leluhur) dan berguna serta bisa membantu orang yang membutuhkan kelak di alam leluhur. Jantung pandan ini bewarna hitam dan bermotif warna putih, adapun simbol yang terdapat pada jantung pandan ini adalah simbol Bulan dan Bintang yang bewarna putih melambangkan

kesucian dan bermakna mengayomi dan melindungi.

Gambar 1Anting-anting

Gambar 13 Jantung Pandan

6) Balai terbang dan bidai

Balai terbang sebagai gambaran perwujudan serta rumah bagi si mati, tempat untuk menjamu dan mediasi untuk pertemuan arwah leluhur dan balai terbang . Bidai hanya saja bidai dipasang pada sisi bawah atap balai sama fungsinya dengan penampak terbang dengan motif seperti pucuk rebung

Gambar 14 Balai Terbang

(11)

Dalam pelaksanaan Ritual Tambak Kubur ada beberapa aspek yang meliputi diantaranya yaitu: 1) Waktu pelaksanaan Ritual Tambak Kubur diselenggarakan harus merupakan tempat terpilih, 2) Tempat pelaksanaan Ritual Tambak Kubur merupakan tempat terpilih, 3) Diperlukan permainan yang terpilih, 4) Orang terpilih sebagai pendukung dalam pelaksanaan Ritual Tambak Kubur, 5) Ritual Tambak Kuburharus dipimpin oleh orang terpilih, 6) Sesaji. Adapun unsur-unsur seni dalam Ritual Tambak Kubur yaitu: Seni Sastra (mantra) yaitu menyanyikan mantra yang diyakini. Seni Rupa menggunakan Balai Terbang. Dalam pelaksanaan Ritual Tambak Kubur ini bisa dilakukan dirumah ahli waris ataupun kerabat Almarhum pada waktu siang dan malam hari, siang dilakukan di kuburan dan malam hari di rumah duka, waktu pelaksanaan pada siang hari biasanya di mulai 09:00 sampai dengan selesai dan malam harinya dimulai 20:00 sampai dengan selesai selama-lamanya 7 hari 7 malam dan sesingkat-singkatnya 2 hari satu malam dan Ritual Tambak Kuburini

Dipimpin oleh seorang Batin dan dibantu oleh orang yang mengerti dengan Ritual ini yang disebut Bintara.

D. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta

Djamaris, Erwar. 1993. Mengenali Khazanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai

Pustaka.

Hadi, Sumadiyo. 2005. Sosiologi Tari. Pustaka.Yogyakarta. Hamidy UU, 2006. Jagad Melayu

dalam Lintasan Budaya Di Riau. Pekanbaru, Bilik Kreatif Press.

__________, 1983.Pendidikan Formal Seni Tari. Jakarta. PB Balai Pustaka.

__________, 1991.Masyarakat Terasing Daerah Riau Di Gerbang Abad XXI. Zarwah.Pekanbaru.

Isjoni, 2002.Orang Melayu.UNRI Press.Pekanbaru.

Iskandar. 2008. Metedologi Penelitian Pendidikan dan Sosial ( Kualitatif dan Kuantitatif ). Jambi: Balai Pustaka.

______, 2012. Budaya Pengobatan Masyarakat Talang Mamak Di Kabupaten Indragiri Hulu.Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Parawisata.Rengat. Soedarsono, 1977.Metode Penelitian.

Alfabeta. Bandung.

_________, 2002.Tarian-tarian Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

(12)

Sudarmaji.1993. Sejarah Seni Rupa Modern Indonesia. Jakarta. Sinar Harapan.

Suparlan, Parsudi. 1995. Orang Sakai Di Riau. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Gambar

Gambar 2Permainan yang terpilih di Sabung ayam
Gambar 6, Kain Bercorak
Gambar 9Bunga-Bunga
Gambar 14 Balai Terbang

Referensi

Dokumen terkait