• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.2 . Kinerja Perusahaan - Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Te

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.2 . Kinerja Perusahaan - Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Te"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.2. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah kemampuan perushaan dalam menjalankan

operasionalnya . Pada penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan

menggunakan ROA . ROA adalah bentuk dari Profitabilitas untuk mengukur

kemampuan perusahaann dalam mengasilkan laba dengan mengunakan total

aktiva yang ada. Dalam penelitian ini data ROA yang digunakan diambil dari

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI periode

2011-2013 .

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalamkeseluruhan aktiva yang

dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. ROA yangnegatif disebabkan

laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal inimenunjukkan

kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu

untuk menghasilkan laba.

ROA memiliki keunggulan, diantaranya yaitu (Hakim, 2006):

1. Merupakan ukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

2. Mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.

3. Merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggungjawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.

Namun menurut Lisa (1999), selain memiliki keunggulan terdapat pula

(2)

1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat

meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.

3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.

Informasi mengenai kinerja sangat bermanfaat bagi pengguna laporan

keuangan. Bagi kelompok investor, kreditor maupun masyarakat umum

menginginkan investasi mereka yangditanamkan ke bank perlu untuk

mengetahui kinerja bank tersebut. Pengembalian atas investasimodal berguna

bagi evaluasi manajemen, analisis profitabilitas, peramalan laba, serta

perencanaan dan pengendalian. Menggunakan angka pengembalian atas

investasi modal untuk tujuan tersebutmembutuhkan pemahaman mendalam

mengenai ukuran pengembalian ini. Karena ukuranpengembalian mencakup

komponen yang berpotensi memberikan kontribusi pada pemahaman kinerja

perusahaan (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005).

Rumus yang digunakan adalah :

ROA ( Y )=

2.2.1 Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data

(3)

kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau

mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu

informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Kinerja

perusahaan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai

akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan sulit,

karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas

dari kegiatan perusahaan . Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui

outputnya maupun inputnya . Outpun adalah hasil dari kinerja karyawan ,

sedangkan input adalah hasil dari suatu keterampilan yang digunakan untuk

mendaptkan hasil tersebut.

Penggunaan laporan keuangan sebagai aspek penilaian kinerja didasarkan

atas informasi akuntansi, yang mencerminkan nilai sumber daya yang

diperoleh perusahaan dari bisnisnya dan juga yang dikorbankan oleh para

manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis perusahaan.

Kinerja perusahaan diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk mencapai

tujuan perusahaan karena setiap kegiatan tersebut memerlukan sumber daya,

maka kinerja perusahaan akan tercermin dari penggunaan sumber daya untuk

mencapai tujuan perusahaan. Pentingnya laporan keuangan sebagai informasi

dalam menilai kinerja perusahaan, mensyaratkan laporan keuangan haruslah

mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya pada kurun waktu

tertentu. Sehingga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan

akan menjadi tepat, dengan demikian pemegang saham dapat menjadikan

(4)

keputusannya sebagai pemegang saham perusahaan. Salah satu bentuk

informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan

adalah berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk perioda tertentu. Dengan

rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator keuangan

yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun

kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu.

2.3 Analisis Laporan Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis

laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan

tehnik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang

berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam

analisis bisnis (Wild, Subramanyam. 2010:4). Analisis laporan keuangan

mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam

pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

Menurut Stice, et al (2009:791) “analisis laporan keuangan adalah

mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren

dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu”. Salah satu tujuan analisis

laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi

profitabilitas dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang. Tujuan lain

dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah

perusahaan dengan maksud mengidentifikasikan letak masalah yang ada.

Menurut Kasmir (2008:66) “agar laporan keuangan menjadi lebih

(5)

dilakukan analisis laporan keuangan”. Bagi pihak pemilik dan manajemen,

tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi

keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, akan

terlihat pencapai target yang direncanakan sebelumnya.

Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi

letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja

perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat

informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu.

Dalam buku Stice, et al (2009:792) “The Accounting Principles Board

menyatakan bahwa perbandingan laporan keuangan akan menjadi paling

informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini :

1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama.

2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama.

3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.

4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan

Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan

analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat

adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.

Selain itu, pengguna hasil analisistersebut dapat dengan mudah untuk

menginterpretasikannya.

Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai

(6)

1. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu Periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya. 2. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

2.3.1 Rasio Keuangan

Rasio keuangan atau analisis rasio “merupakan salah satu alat analisis

keuangan yang populer dan banyak digunakan”(Wild, Subramanyam,

2010:40). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam

mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja

dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun-tahun sebelumnya.

Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya.

Rasio keuangan menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas.

Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi arimatika sederhana,

interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu

pada hubungan ekonomis yang penting.

Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi

yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi

area yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat

mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam

menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari

masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya,

(7)

menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren

dan ukurannya di masa depan.

2.3.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan

keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka

pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang (debt) yang mesti dibayar

dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva lancar.

Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan

adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.

Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid

bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti

utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak

mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau

tidak likuid.

Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar

seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Menurut

Simamora (2000:523) “untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu

aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu yang

(8)

Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Rasio likuiditas

menurut Simamora (2000:524) “antara lain rasio lancar, acid test ratio, putaran

piutang dagang, dan putaran persediaan. Menurut Kasmir (2008:134) “jenis

rasio likuiditas yang ada seperti current ratio, quick ratio atau acid test ratio,

cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.

Rasio yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah rasio likuiditas.

Namun tidak semua rasio likuditas yang akan diuji, hanya rasio lancar (current

ratio). Seperti yang dikemukakan Subramanyam dan Wild (2010:45) “rasio

likuiditas yang paling penting adalah rasio lancar”. Rasio lancar menurut

Kasmir (2008:134) “merupakan rasio untuk mengukur kemampuan jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan”. Rasio lancar mengukur tingkat kemampuan dan keamanan

perusahaan, yaitu ketersediaan aktiva lancar untuk menutupi kewajiban.

Menurut Stice, et al (2009:806) “rasio lancar adalah sebuah ukuran tidak

langsung atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban

yang akan datang. Rasio-rasio berdasarkan arus kas dari kegiatan operasi

memberikan indikasi langsung terhadap kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan kas yang cukup untuk memenuhi prediksi jumlah kas yang harus

dipenuhi”. Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam

(2010:44)

Current Ratio ( X1) = x100%

(9)

Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor

jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang

saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild, Subramanyam. 2010:46).

Menurut Rahardjo (2008:118) “rasio solvabilitas adalah kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka

panjangnya”. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham

dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.

Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio debt to

equity ratio. Menurut Kasmir (2008:157) “debt to equity ratio merupakan rasio

yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini membandingkan

antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Rasio ini

berfungsi mengetahui setiap modal yang dimiliki yang dijadikan untuk jaminan

utang dan memberikan petunjuk mengenai kelayakan dan risiko keuangan

perusahaan. Bagi pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan tidak

menguntungkan disebabkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas

kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi pihak pemegang

saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik.

Bagi setiap perusahaan akan berbeda rasio debt to equity rasio,tergantung

karakteristik perusahaan dan arus kasnya. Menurut Wild, Subramanyam

(2010:44) rumus untuk menghitung total utang terhadap ekuitas ( debt to equity

rasio)

(10)

3.Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur

tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau

pemanfaat asset menurut Wild, Subramanyam (2010:45) dapat dklasifikasikan

menjadi “rasio perputaran kas (cash turover), rasio perputaran piutang usaha

(account receveible turnover), rasio perputaran persediaan (inventory

turnover), rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), rasio

perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran total aset (total asset

turnover).

Rasio aktivitas yang menjadi fokus dan variabel pada penelitian ini adalah

rasio perputaran total asset (total asset turn over). Rasio ini digunakan untuk

mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk memperoleh penjualan yang

dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Wild, Subramanyam (2010:45)

Total Asset TurnOver ( X3) =

Total Aktiva (Total Assets Turnover) merupakan rasio aktivitas yang

digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan

dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi

efisien penggunaan asset Maka semakin cepat pengembalian dana dalam

bentuk kas (Abdul Halim, 2007). Total Assets Turnover sendiri merupakan

rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan

aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa

(11)

Sedangkan menurut (Weston dan Brigham, 1989), TATO merupakan rasio

pengelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua

aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang

cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus

ditingkatkan.

Beberapa aktiva harus dijual, atau gabungan dari langkah-langkah

tersebut harus segera dilakukan. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama

beberapa periode menunjukkan suatu trend yang cenderung meningkat,

memberikan gambaran bahwa semakin efisien penggunaan aktiva sehingga

meningkat (Sawir, 2001). Sedangkan TATO dipengaruhi oleh besar kecilnya

penjualan dan total aktiva, baik lancar maupun aktiva tetap. Karena itu, TATO

dapat diperbesar dengan menambah aktiva pada satu sisi dan pada sisi lain

diusahakan agar penjualan dapat meningkat relatif lebih besar dari peningkatan

aktiva atau dengan mengurangi penjualan disertai dengan pengurangan relatif

terhadap aktiva, (Pieter Leunupun, 2003)

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat

efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan

kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk

menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan

mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan

(12)

Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan

menjadi 4 yaitu :

1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a. Gross Profit margin

b. Net Profit Margin

2. Return On Investment (ROI) 3. Laba Per Lembar Saham 4. Return On Equity (ROE)

2.4. Size

Size adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar

saham, dan lain-lain. . Rumus ukuran perusahaan sebagai berikut:

Size ( X4) = Total Aset

Size merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap manajemen

laba perusahaan. Perusahaan besar cenderung bertindak hati-hati dalam

melakukan pengelolaan perusahaan dan cenderung melakukan pengelolaan laba

secara efisien. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat

sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan,

sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat

(Nuryaman, 2008:7).

Pada dasarnya menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty (2005: 138)

ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu : “perusahaan besar,

perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Penentuan ukuran perusahaan ini

didasarkan kepada total asset perusahaan”. Menurut Suwito dan Herawaty (2005:

138) yang mengambil pendapat Moses (1987) menemukan bukti bahwa :

(13)

pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan

yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subyek

pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat

umum/general public)”.

2.4.1 Indikator Size

Salah satu Size kemampuan perusahaan dalam kinerja keuangan yang

maksimal dapat dilihat dari rasio-rasio yang menunjukkan perkembangan atau

kemunduran dari operasional normal perusahaan tersebut, hal ini dapat dilihat

salah satunya dari rasio pertumbuhan, dimana rasio pertumbuhan menunjukkan

ukuran kenaikan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan yang dapat

dilihat dari perbandingan tahun sebelum dan sesudah maupun sedang berjalan

untuk beberapa pos akuntansi keuangan perusahaan.

Dalam rasio pertumbuhan ini akan dihitung seberapa jauh pertumbuhan dari

beberapa pos penting dalam laporan keuangan. Variabel ini diukur dengan

rata-rata jumlah nilai kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan . Skala pengukuran

yang digunakan adalah skala rasio.

Size bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal

dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang

memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah

mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah

positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif

(14)

lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang

kecil .

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Penelitti (Tahun

Penelitian)

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Ade Afrina Pulungan (2010)

Variabel Independen Current ratio, debt to equity ratio, Total asset trun over , gross frofit . Variabel Dependen Perubahan Laba

Secara simultan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Gross

Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Pengujian secara parsial Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Gross Profit

Totall Asset Turn Over Return On Invesment

Variabeln dependent Kinerja perusahaan

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio

Totall Asset Turn Over berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dan Return On Invesment berpengeruh negative terhadap kinerja sebesar 0,000%). Sementara secara simultan (CR, DER, TAT, dan NPM) terbukti signifikan berpengaruh terhadap ROE perusahaan manufaktur di BEI pada level kurang dari 5% yaitu

(15)

Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap ROE sebesar

No Penelitti (Tahun Penelitian)

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

97,9% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square sebesar 97,9%, sedangkan sisanya 2,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

3. M. Rofiq

Sunarko ( 2012)

Variabel Independen current ratio, debt to total assets,

variable secara parsial

berpengaruh secara signifikan kecuali variable

current ratio yang tidak

berpengaruh secara regresi tepat (fit) untuk memprediksi pengaruh sales gross profit sales leverage ratio

Variabel dependen pertumbuhan laba

Secara simultan operating income to sales, gross profit sales leverage ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Pengujian secara parsial

(16)

profit sales, leverage ratio

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

5. Uliva Dewi Ardiatmi (2013)

Variabel independen Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Firm Size, dan Debt Ratio

Variabel dependen: ROE, (X3) Total Asset

Turnover tidak berpengaruh terhadap ROE. (X4) SIZE perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE dan (X5) Debt Ratio tidak Berpengaruh terhadap ROE. Return on Equity dapat dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 53,8

Srimindarti (2009) melukan penelitian mengenai Pengaruh Current Ratio ,

Total Assets TurnOver dan Return on Invesment terhadap Kinerja Perusahaan

Pada Insdustri Food and Beverages yang terdapat di BEJ . Variebel Independen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio , Total Assets

TurnOver dan Return on Invesment. Variabel Dependen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan . Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisa pengaruh current rasio, total assets turnover, dan return on

(17)

Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Metode penyampelan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Analisis regresi digunakan untuk

menguji pengaruh current rasio, total assets turnover, dan return on investment

terhadap kinerja yang diproksi dengan laba setelah pajak. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa current rasio dan assets turnover memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja. Sedangkan return on investment tidak memiliki

pengaruh terhadap kinerja.

Meliala (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan

Pertumbuhan Rasio Laporan Keuangan Dengan Prediksi Pertumbuhan Laba pada

Perusahaan-Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI. Variabel independen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Operating Income to Sales, Gross

Profit Sales, Leverage Ratio. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Pertumbuhan Laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

secara simultan Operating Income to Sales, Gross Profit Sales, Leverage Ratio

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan

secara parsial Operating Income to Sales berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Gross Profit Sales dan Leverage Ratio tidak berpengaruh

secara signifikan.

Sunarko ( 2012) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Rasio keuangan

(18)

mempengaruhi Kinerja Perusahaan. Obyeknya perusahaan manufaktur kelompok

tekstil yang listed di BEI selama tahun 2004 – 2009. Rasio keuangan meliputi

current ratio, debt to total assets, sedangkankinerja keuangan perusahaan diukur

dari laba sebelum pajak, dengan alasan untuk menghindari pengaruh penggunaan

tarif pajak yang berbeda antar periodeyang dianalisis. Alat analisis yang

digunakan adalah analisis regresi berganda,Uji t, Uji F, dan R2. Hasil Penelitian

menyatakan dari keempat variable secara parsial berpengaruh secara signifikan

kecuali variable current ratio yang tidak berpengaruh secara signifikan. Variabel

yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap kinerja perusahaan adalah

ukuran perusahaan. Berdasarkanpengujian model, hasilnya menunjukkan bahwa

model regresi tepat (fit) untukmemprediksi pengaruh variable independen

terhadap variable dependennya.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori

dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah

tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara

variable-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variable terikat.

Varibel Independent dalam kerangka konseptual adalah current ratio ( X1)

, debt to equity ratio ( X2 ) , total asser turn over ( X3 ) dan size ( X4 ) .

Sedangkan pada varibel dependent kerangka konseptual terdiri dari kinerja

(19)

Variabel Independent Variabel Dependent

Kerangka konseptual diatas menjelelaskan hubungan simultan maupun

parsial antara masing – masing variabel independen dan dependen . Penjelasan

dari gambar diatas adalah sebagai berikut :

1. .Hubungan Current Ratio( X1) terhadap Kinerja Perusahaan ( Y )

Current Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio

yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu

perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam Current Ratio

(X1)

(20)

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang akan

ditanggung pemegang saham juga semakin kecil .

Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi

ketidakpastian bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang

menganggur (idle cash) sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas

perusahaan, akibatnya ROA juga semakin kecil. Dengan demikian diduga

semakin besar nilai CR maka semakin kecil ROA

H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan .

2. .Hubungan Debt to Equity Ratio ( X2 ) terhadap kinerja perusahaan ( Y)

Kebijakan pendanaan yang tercemin dari debt equity ratio ( DER)

sangat mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh perusahaan. Ang

(1997) menyatakan bahwa semakin tinggi DER akan mempengaruhi

besarnya laba (return on asset) yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya

hutang yang tercermin dalam biaya pinjaman lebih besar daripada biaya

modal sendiri, maka rata-rata biaya modal (weighted average cost of

capital) akan semakin besar sehingga return on asset (ROA) akan semakin

kecil, demikian sebaliknya (Brigham, 1983)

Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar kepercayaan dari

pihak luar, hal ini sangat memungkinkan meningkatkan kinerja

perusahaan, karena dengan modal yang besar maka kesempatan untuk

(21)

terhadap ROA adalah positif. Hal tersebut didukung oleh pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para

manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan,

kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan terakhir

(Brigham dan Houston, 2001).

H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

3. Hubungan Total Asser Turn Over ( X3 ) terhadap Kinerja Perusahaan ( Y ) .

Total Asset Turn Over merupakan salah satu rasio aktivitas.Ang

(1997:50) menyatakan bahwa“TATO menunjukkan efisiensi penggunaan

seluruh aktiva (total assets) perusahaan untuk menunjang penjualan (sale)”

.Hanafi dan Halim (2009:16) menyatakan bahwa :

“Perputaran total aset mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari total investasi tertentu.Rasio ini juga biasa diartikan sebagai kemampuan perusahaan mengelola aktiva berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Rasio ini mengukur aktivitas pengguanaan aktiva (asset) perusahaan”

Hanafi dan Halim (2009:81) menyatakan bahwa :

“ Rasio Total Asset Turnover yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang baik dan sebaliknya”.Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggitingkat penjualan maka semakin efektif perusahaan tersebut dalam mengelola aktivanya (asset) sehingga menunjukanTotal Asset Turnoveryang tinggi dan dapat menghasilkan laba yang tinggi pula

.Semakin besar TATO menunjukkan perusahaan efisien dalam

menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan

(22)

aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan

bersihnya,maka pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba yang

didapat besar ”

Ini didukung oleh Ou (1990) dan Asyik dan Sulist (2000) yang

dalam penelitiannya menunjukkan bahwa TATO berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan laba.

H3 : Total Asset Turn Over berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

4. Hubungan Size ( X4 ) terhadap Kinerja Perusahaan ( Y ) .

Miyajima et al (2003) menunjukkan pengaruh dari size terhadap

kinerja perusahaan (ROA) sangat kuat. Perusahaan besar dengan akses

pasar yang lebih baik seharusnya mempunyai aktivitas operasional yang

lebih luas sehingga mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan

keuntungan yang besar yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan,

sehingga antara ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan memiliki

hubungan yang positif .

Ekawati (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Level of

growth and accounting profitability in corporate value creation strategy

,” meneliti tentang kemampuan rasio-rasio keuangan dalam memprediksi

ROA, dimana Size berhubungan positif dengan ROA. Hasil penelitian

Ekawati (2003) didukung oleh penelitian Bardosa dan Louri (2003) yang

juga menunjukkan hasil bahwa size berpengaruh positif terhadap ROA.

Sehingga Sizediprediksikan mempunyai hubungan positif dengan ROA.

(23)

2.7 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telah

teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian

yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban

sementara dari penelitian yang akan dilakukan”.

H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan

manufaktur

H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada

perusahaan manufaktur

H3 : Total Asset Turnover berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada

perusahaan manufaktur

H4 : Size berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan

manufaktur

H5 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Size

berpengaruh signifikan maupun parsial terhadap kinerjaperusahaan pada

perusahaan manufaktur

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada 127 sampel perusahaan manufaktur yang

(24)

2.8Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

No Variabel Definisi Sakala Rumus

1. Current Ratio

Perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar

Rasio

2. Debt Equity Ratio

Perbandingan antara harga pokop penjualan yang terjadi dengan persediaan

Rasio

3. Total Asset Turn Over

Perbandingan anatar penjualan terhadap total asset

Rasio

4. Size Logaritma natural dari total asset

Rasio Size = Log Total Asset

5. Retrun On Asset

Rasio antara earning after tax terhadap total asset

Referensi

Dokumen terkait

2 Pertemuan dengan warga dan karang taruna disertai presentasi Program Kerja mahasiswa KKN di Balai Desa Legoksari.. 3 Membantu persiapan Acara Camp Ceria HUT ke-3 Base Camp

Dengan mensubtitusi nilai gain single patch 2.97 dB, dan gain capaian 7,619dB dimana N adalah jumlah elemen, maka yang harus disusun untuk mendapatkan gain sesuai

Provide an edit summary when you change the page Mark the edit as minor if changes are not significant Mark edits as patrolled.. Look for Recent Changes before you Change

Expert Tip – if you frequently use the same reports, you can avoid the need to keep using the Select report Dialog Box and the Select output settings Dialog Box by creating

bimbingan karier, dan evaluasi pelaksanaan bimbingan karier, Masalah- masalah pengembangan karier di SMKN 2 Malang adalah bersumber dari dalam diri siswa dan dari

Penelitian ini berjudul „‟Raden Ajeng Kardinah (1881-1970) Peranannya dalam Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tegal. Kardinah, 3) untuk mengetahui peran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan pergaulan yang meliputi: sekolah, keluarga dan masyarakat dengan sikap dan perilaku seks bebas

Oleh karena itu direncanakan desain Jembatan THP Kenjeran yang baru menggunakan struktur jembatan bentang panjang menggunakan struktur box girder segmental pratekan