• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Romney & Steinbart (2006, p6) mendesksripsikan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebagai “A system that collect, records, stores, and processes data to produce information for decision makers”. Yang berarti sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Bodnar (2001, p1) berpendapat bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan.

Sedangkan menurut Jones and Rama (2006, p5) pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah “A subsystem of an MIS that provides accounting and financial information, as well as other information obtained in the routine processing of accounting transactions”. Yang berarti Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem atau bagian dari MIS (Management Information System) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lain yang diperoleh dari proses transaksi akuntansi secara rutin.

Berdasarkan definisi - definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan subsistem dari sistem

(2)

informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, yang bertujuan untuk mengumpulkan, mencatat, mengolah, menyimpan, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi akuntansi dan keuangan bagi pengambil keputusan.

2.1.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2003, p2), an AIS consists of five components:

a. The people who operate the system and perform various functions

b. The procedures, both manual and automated, involved in collecting, processing, and storing data about the organization’s activities

c. The data about the organization’s business process d. The software used to process the organization’s data

e. The information technology infrastructure, including computers, peripheral devices, and network communication devices.

2.1.3 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Rama dan Jones (2008, p7) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo, ada 5 kegunaan Sistem Informasi Akuntansi antara lain:

(3)

a. Membuat laporan eksternal

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan – laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan – badan pemerintah, dan yang lain contohnya: laporan keuangan dan SPT pajak. Laporan jenis ini mengikuti suatu struktur yang ditetapkan oleh organisasi – organisasi seperti Financial Accounting Standard Board – FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan AS), Securities Exchange Comission – SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS), Internal Revenue Service – IRS (Dinas Pajak AS), dan regulator lainnya.

b. Mendukung aktivitas rutin

Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan itu. Contohnya antara lain menerima pesanan langganan, mengirimkan barang dan jasa, membuat faktur penagihan pelanggan, dan menagih kas ke pelanggan. Sistem komputer mahir menagani transaksi – transaksi yang berulang, dan banyak paket piranti lunak akuntansi yang mendukung fungsi – fungsi yang rutin ini. Teknologi lain, seperti scanner untuk memindai kode produk, meningkatkan efisiensi dari proses bisnis. c. Mendukung pengambilan keputusan

Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi.

(4)

Contohnya antara lain mengetahui produk – produk yang penjualannya bagus dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian.

d. Perencanaan dan pengendalian

Sebuah sistem informasi juga diperlukan untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan yang dirancang untuk membandingkan jumlah anggaran dengan jumlah yang sebenarnya. Sebagai contoh, analisis pendapatan dan beban bisa dilakukan di tingkatan produk secara individu data historis dapat diambil dari basis data dan digunakan dalam lembar kerja atau program lain untuk meramalkan arus kas. Para perencana dapat menggunakan data minning (penggalian data dengan menggunakan piranti lunak) untuk mengungkapkan tren jangka panjang dengan hubungan data.

e. Menerapkan pengendalian internal

Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan – kebijakan, prosedur – prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset – aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan. Sebagai contoh, satu sistem informasi dapat menggunakan kata sandi (password) untuk mencegah individu lain memiliki akses ke format data entri dan laporan yang tidak diperlukan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Selain itu, format data entri dapat

(5)

dirancang untuk secara otomatis memeriksa error dan mencegah jenis tertentu dari data entri yang akan melanggar aturan – aturan yang sudah dibuat.

2.1.4 Siklus Sistem Informasi Akuntansi dalam Proses Bisnis

Menurut Rama dan Jones (2008, p22) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo, proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama yaitu sebagai berikut:

a. Siklus Pemerolehan / Pembelian (Acquisition / Purchasing Cycle) Siklus pemerolehan mengacu pada proses pembelian barang dan jasa.

b. Siklus Konversi (Corversion Cycle)

Siklus konversi mengacu pada sumber daya yang diperoleh menjadi barang – barang dan jasa.

c. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Siklus pendapatan mengacu pada proses penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan dan mengumpulkan uang kas.

2.1.5 Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Seperti yang ditunjukan Jones and Rama (2008, p165-166), mengenai siklus pendapatan dari berbagai jenis organisasi yang berbeda adalah sama dan meliputi beberapa atau semua operasi berikut ini:

a. Merespons pertanyaan pelanggan. Pertanyaan pelanggan bisa ditangani oleh tenaga penjual. Di beberapa industri (misalnya,

(6)

komputer dan peranti lunak), produk – produknya bersifat kompleks. Tenaga penjualan memainkan peran penting dalam membantu para pelanggan untuk memahami suatu produk perusahaan dan memilih produk yang sesuai untuknya.

b. Membuat perjanjian dengan para pelanggan untuk menyediakan barang dan jasa di masa yang akan datang. Contoh dari perjanjian tersebut meliputi pesanan pelanggan untuk produk atau jasa serta kontrak antara perusahaan dengan pelanggan untuk menyerahkan barang atau jasa di masa depan. Karyawan penting di dalam fungsi ini adalah petugas pencatat pesanan dan tenaga penjualan.

c. Menyediakan jasa atau pengiriman barang ke pelanggan. Fungsi ini sangat penting dalam proses pendapatan. Untuk jasa, karyawan pentingnya adalah para penyedia layanan. Untuk barang, petugas gudang dan pengiriman memainkan peran yang aktif.

d. Mengakui klaim atas barang dan jasa yang disediakan. Pada kejadian ini, perusahaan mengakui klaimnya terhadap pelanggan dengan mencatat piutang dan menagih pelanggan.

e. Menerima kas. Pada suatu waktu dalam siklus pendapatan, kas diperoleh dari pelanggan.

f. Menyetorkan kas ke bank. Agen yang terlibat di sini adalah kasir dan bank.

(7)

g. Menyusun laporan. Berbagai macam laporan yang mungkin dibuat untuk siklus pendapatan. Contohnya mencakup daftar pesanan, daftar pengiriman, dan daftar penerimaan kas.

2.2 Analisis dan Perancangan Sistem Berbasis Object Oriented 2.2.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p38) analisis sistem adalah“ the study of business problem domain to recommend improvements and specify the business requirements and priorities for the solution ”. Yang berarti pembelajaran dari permasalahan bisnis domain untuk merekomendasikan perbaikan dan menentukan kebutuhan bisnis dan prioritas untuk solusi. Sedangkan dalam buku karangan Jones and Rama (2006, p588) analisis sistem adalah “ The second phase of the systems development life cycle. It involves a study of the current system and proposed solution in more detail than the investigation stage. The main objective is to develop requirements for the new system ”. Yang berarti tahap kedua dari siklus pengembangan sistem. Yang melibatkan studi tentang sistem saat ini dan solusi yang diusulkan lebih terperinci dari tahap penyidikan. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan persyaratan untuk sistem baru.

Adapun pengertian menurut O’Brien (2005, p518) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, “Analisis sistem merupakan studi mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional (functional

(8)

requirement) yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi baru”.

Dari definisi - definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan tahap kedua dari siklus pengembangan sistem, yang mempelajari tentang permasalahan sistem yang ada saat ini dan merekomendasikan solusi dari permasalahan tersebut untuk mengembangkan sistem baru.

2.2.2 Pengertian Perancangan Sistem

Pengertian perancangan sistem menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p39) adalah “The specification or construction of a technical, computer-based solution for the business requirements identified in a system analysis”. Yang berarti spesifikasi atau konstruksi dari sebuah teknik, solusi berbasis komputer untuk kebutuhan bisnis yang diidentifikasikan dalam kebutuhan sistem. Sedangkan pengertian perancangan sistem menurut Bodnar & Hopwood (2010, p399), adalah ”the formulation of a blueprint for a completed system”. Yang berarti rumus dari sebuah blueprint untuk sebuah sistem yang lengkap.

Dalam bukunya O’Brien (2005, p521) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary juga menjelaskan, “perancangan sistem adalah menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Design systems terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem”.

(9)

Dari definisi - definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah perumusan solusi berbasis komputer yang di identifikasikan untuk memenuhi kebutuhan sistem.

Dalam bukunya Romney & Steinbart (2006, p742) tahap desain dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Conceptual Systems Design

In the conceptual system design phase, the developer creates a general framework for implementing user requirement and solving problems identified in the analysis phase. There are three main steps in conceptual design: evaluating design alternatives, preparing design specifications, and preparing the conceptual systems design report.

b. Physical Design

During the physical systems design phase, the company determines how the conceptual AIS design is to be implemented. Physical design translates the broad, user oriented AIS requirements of conceptual design into detailed specifications that are used to code and test the computer programs.

Physical system design phases include designing output, creating files and databases, designing input, writing computer programs, developing procedures, and building controls into the new AIS”.

(10)

2.2.3 Pengertian Object Oriented Analysis and Design

Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah metode untuk menganalisis dan merancang sistem dengan pendekatan berorientasi object menurut Mathiassen (2000, p135). Sedangkan OOAD menurut Larman (1996, p6) menjelaskan hubungan sebuah masalah utama dan solusi logis dari pandangan sebuah object.

2.2.4 Activity Diagram

Pengertian Activity Diagram menurut Jones and Rama (2006, p60), the UML activity diagram plays the rule of a “map” in understanding business processes by showing the sequence of activities in the process, yang artinya activity diagram yang berperan sebagai sebuah “peta” dalam memahami proses bisnis dengan menunjukkan urutan kegiatan dalam proses. Sedangkan pengertian activity diagram menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p428), activity diagram merupakan diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan langkah - langkah secara grafis aliran proses bisnis. Adapun pengertian menurut Marakas (2006, p419), “an activity diagram is a special type of statechart diagram”.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa activity diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan proses bisnis suatu perusahaan yang terdiri dari gambaran umum maupun detailnya.

Dalam bukunya Jones and Rama (2006, p61), activity diagram dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu:

(11)

a. Overview Activity Diagram

Menurut Jones and Rama (2006, p61), overview activity diagram is: presents a high level view of the business process by document the key events, the sequence of these event, and the information flows among this event, yang berarti menggambarkan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan peristiwa - peristiwa yang sesuai dengan urutan peristiwanya.

b. Detailed Activity Diagram

Jones and Rama (2006, p61), mendefinisikan detailed activity diagram is similiar to a map of a city or town. It provides a more detailed representation of a activites associated with one or two events shown on the overview diagram, yang berarti diagram yang menyediakan penyajian yang lengkap dari aktivitas - aktivitas yang dihubungkan dengan satu atau dua peristiwa yang ditunjukkan pada overview activity diagram.

2.2.5 Workflow Table

Jones and Rama (2006, p73) menyatakan bahwa workflow table adalah tabel dua kolom yang mengidentifikasikan actor dan kegiatan - kegiatan dalam proses. Sedangkan menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p69) workflow table adalah aliran dari transaksi yang melalui proses bisnis untuk menjamin pengecekan dan otorisasi yang

(12)

diimplementasikan. Dalam bukunya Whitten dan Bentley (2007, p54) juga menjelaskan, workflow adalah “the flow transactions throught business processes to ensure appropriate checks and approvals are implemented”.

Dari definisi di atas, disimpulkan bahwa workflow table adalah suatu tabel yang menggambarkan transaksi dari suatu proses bisnis yang berisi actor dan aktivitas yang dilakukan.

2.2.6 UML (Unified Modelling Language)

Jones and Rama (2008, p78) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo mendefinisikan UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan sistem informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek”. Sedangkan menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p408) adalah sekumpulan rangkaian model yang digunakan untuk menspesifikasikan atau menggambarkan sistem sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek.

Adapun pengertian UML menurut Whitten dan Bentley (2007, p371), UML (Unified Modelling Language) adalah “a set of modelling conventions that is used to specify or describe a software system in terms of objects”. Berdasarkan journal of object technology (Vol. 8, No. 2, March – april 2009), dijelaskan mengenai UML (Unified Modelling Language) yaitu, “UML (Unified Modeling Language) is a language for

(13)

specifying, visualizing and constructing the artifacts of software systems. UML has become a standard for object-oriented modeling. Its graphical notation makes it easy to understand, in particular during the first phases of the development process”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan pengertian UML adalah model bahasa yang digunakan untuk menggambarkan sistem informasi yang berkaitan dengan objek yang digunakan untuk mendokumentasikan suatu bisnis, serta dapat menjelaskan dokumen apa yang dipakai.

2.2.7 UML Class Diagram

Pengertian class menurut Bennet, McRobb dan Farmer (2006, p649), adalah “a descriptor for a collection of object that are logically similar in terms of their behavior and the structure of their data”. Sedangkan menurut Marakas (2006, p408), “the class of an object is a generalized description we create to describe objects that are similar in nature or share many of the same characteristics”. Dari definisi – definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa class digunakan untuk mendeskripsikan semua objek dan event yang ada serta sesuai dengan struktur yang ada.

Mathiassen (2000, p92), mengartikan attribute is a descriptive property of a class or an event, yang artinya sebuah sifat dari suatu class atau event. Sedangkan menurut Haigh Andrew (2001, p21) attributes adalah “a characteristic of an object that has value within the context of

(14)

the system”. Yang berarti karakteristik dari sebuah objek yang memiliki nilai dalam sistem. Dalam buku Jones and Rama (2006, p181) “Attributes is the smallest units of data that can have meaning to a user. The column in a relational database that are equivalent to fields in a file”. Yang berarti unit terkecil dari data yang memiliki arti. Kolom dalam hubungan database harus sama dengan field dalam file. Berdasarkan definisi - definisi di atas, maka dapat disimpulkan pengertian atribut adalah unit terkecil dari data yang digunakan untuk menjelaskan class atau event.

Mathiassen (2000, p51), memberi pengertian event sebagai suatu kejadian instant yang melibatkan suatu object atau lebih. Adapun menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p349), event adalah unit kerja logika yang harus diselesaikan secara keseluruhan. Event terkadang disebut juga transaksi. Dalam bukunya, Marakas (2006, p135) menuliskan, event adalah “the transaction from one state to another occurs as the result of some phenomenon or stimulus reffered to as an event”. Dari definisi - definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa event adalah aktivitas - aktivitas yang terjadi dalam suatu rangkaian sistem yang berjalan dalam perusahaan.

Marakas (2006, p416) dalam bukunya menjelaskan, “the class diagram provides a static structure of all the classes that exist within the system”. Sedangkan Bennet, McRobb, dan Farmer (2006, p649) menjelaskan, “class diagram a UML structure diagram that shows classes with their attributes and operations, together with the associations between classes”. Berdasarkan journal of object technology

(15)

(Vol. 8, No. 2, March – april 2009) menjelaskan, “UML class diagrams express the static structure of a system, in terms of classes and relationships between classes. Classes are essentially organized through aggregation, inheritance or association relationships”. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa UML class diagram digunakan untuk menghubungkan antara satu class dengan class lain.

2.2.8 Use Case Diagram

Berdasarkan Jones and Rama (2006, p228) Use Case Diagram diartikan sebagai berikut, use case diagram is a list of use case that occur in an application and that indicate the actor responsible for each use case, yang artinya presentasi grafik yang dapat menyediakan daftar use case yang terdapat dalam suatu aplikasi. Sedangkan menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p271), mengartikan “Use case diagram is a diagram that depict the interactions between the system and external system and users.”, yang artinya use case diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interkasi antara sistem dan sistem eksternal dan pengguna.

Adapun definisi Use Case Diagram menurut Hoffer, George, and Valacich (2006, p226), “use case diagram is a picture showing system behavior along with the key actors that interact with the system”. Yang artinya Use case merupakan gambar yang menunjukkan perilaku sistem bersama aktor-aktor yang berinteraksi dengan sistem. Berdasarkan journal of object technology (Vol. 8, No. 2, March – april 2009)

(16)

menjelaskan, “UML use case diagrams describe, in the form of action and reaction, the system’s behaviour from the user’s point of view. They allow defining the system’s limits and the relationships between the system and the environment. The use case diagrams represent use cases, actors and the relationships between the use cases and the actors”.

Berdasarkan definisi – definisi di atas, maka dapat disimpulkan pengertian use case diagram adalah suatu atau diagram yang menggambarkan sistem yang dilakukan antara pengguna dengan sistem yang ada.

2.2.9 Navigation Diagram

Berdasarkan Mathiassen (2000, p344), “Navigation Diagram is a special kind of statechart diagram that focuses only the overall dinamics of the user interface. The diagram shows the participating windows and the transitions between them. The navigation diagram is not found in UML”.

2.2.10 Rancangan Database

Connolly (2002, p14), dalam bukunya mendefinisikan “Database is a shared collection of logically related data, and a description of this data, designed to meet the informations needs of an organtization”, yang artinya database adalah kumpulan dari logika data yang saling berhubungan yang digunakan bersama-sama, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi pada organisasi. Sedangkan Jones and Rama (2006,

(17)

p156), mengartikan “Database is comprehensive collection of related data”, yang artinya database adalah kumpulan data - data yang berkaitan. Selain itu Ramakrishnan dan Gehrke (2003, p27) menyatakan, “database design tools: design tools are available from RDBMS vendors as well as third – party vendors”.

Berdasarkan definisi – definisi di atas, maka dapat disimpulkan pengertian database adalah kumpulan elemen data yang saling berhubungan.

Jenis - jenis database :

a. Database Operasional menyimpan data terinci yang dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis dan operasi dari suatu perusahaan.

b. Database Terdisitribusi ini dapat bertempat dalam server jaringan di world wide web, di intranet dan ekstranet perusahaan, atau di jaringan perusahaan lain.

c. Database External tersedia secara gratis dari berbagai layanan komersial online dan dengan atau tanpa biaya dari banyak sumber di world wide web.

Menurut Connolly (2002, p281-282), ada tiga tahapan rancangan database yaitu:

a. Conceptual Database Design

Proses untuk membangun satu model dari keterangan yang dipergunakan pada satu perusahaan, tidak terkait dari semua bahan pertimbangan fisik.

(18)

b. Logical Database Design

Proses untuk membangun satu model dari keterangan yang dipergunakan pada satu perusahaan berlandaskan satu model data spesifik, tetapi tidak terikat dari DBMS tertentu dan bahan pertimbangan fisik lain.

c. Physical Database Desgin

Proses untuk menghasilkan satu uraian tentang implementasi dari database pada tempat penyimpanan kedua, ini mendeskripsikan hubungan dasar, data organisasi, dan tolak ukur yang dipergunakan untuk mencapai akses efisien data dan apapun batasan integritas berhubungan dan ukuran jaminan keamanan.

2.2.11 Rancangan Formulir

Jones and Rama (2006, p288), mengartikan “Form is a formatted document containing blank fields that users can fill in with data. When the form is displayed on a computer screen, the data entered in the blank fields are saved to one or more tables”, yang artinya formulir adalah dokumen yang terformat yang berisikan field kosong yang dapat diisi data oleh pengguna. Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p75), “Formulir adalah dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi”.

Manfaat formulir menurut Mulyadi (2001, p78) adalah untuk: a. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis

(19)

b. Merekam data transaksi bisnis perusahaan.

c. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan.

d. Menampikan informasi pokok dari satu orang lain di dalam organisasi yang sama atau ke organisasi lain.

Menurut Jones and Rama (2006, p262-264), menyatakan tipe input formulir terdiri dari:

a. Single – record entry form

Sebuah formulir yang digunakan untuk memasukkan, menghapus atau memodifikasi data pada record tunggal dalam suatu table.

b. Tabular entry form

Sebuah formulir yang menampilkan tabel untuk menambahkan beberapa record dalam suatu table.

c. Multi – table entry form

Sebuah formulir yang digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi record dalam dua atau lebih file yang berhubungan, biasanya sebuah main form dan sub form.

2.2.12 Rancangan Layar

Pengertian rancangan layar menurut Britton dan Doake (2003, p268), adalah suatu tampilan yang berhubungan dengan dunia luar. Sedangkan menurut Mathiassen (2000, p151), interface adalah fasilitas yang menyediakan sebuah model dan fungsi dari sistem untuk actor.

(20)

Adapun menurut buku Valacich, George, dan Hoffer (2004, p451), rancangan layar adalah “point of contact where a system meets its environment or where subsystems meet each other”.

Dari definisi – definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian rancangan layar atau interface adalah suatu tampilan untuk memudahkan actor berhubungan dengan sistem.

Menurut Jones and Rama (2008, p335) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo, elemen rancangan layar meliputi:

a. Text Boxes

Digunakan untuk memasukkan informasi yang akan ditambahkan ke table atau untuk menampilkan informasi yang diambil dari sebuah table.

b. Labels

Membantu user untuk mengetahui informasi apa yang dibutuhkan untuk dimasukkan.

c. Look Up Feature

Umumnya dimasukkan ke dalam text boxes yang digunakan untuk memasukkan foreign key.

d. Command Button

Digunakan untuk melakukan sebuah action. e. Radio Button

Memungkinkan user untuk memilih salah satu dari beberapa pilihan yang disediakan.

(21)

f. Check Boxes

Memungkinkan user untuk memilih lebih dari satu pilihan dari beberapa pilihan yang disediakan.

2.2.13 Rancangan Laporan

Dalam buku karangan Jones and Rama (2006, p201), “a report is a formatted and organized presentation of data”, yang berarti laporan adalah presenstasi data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik. Adapun menurut Mulyadi (2001, p5), laporan adalah informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi dan berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.

Menurut Jones and Rama (2006, p214-215), the report design template have 4 subset element such as :

a. Label boxes and text box

Dua elemen penting dari segala laporan adalah label dan data. Dalam Microsoft Access, elemen – elemen ini ditunjukkan oleh label boxes dan text boxes.

b. Grouping attribute

Laporan yang berkelompok, dikelompokkan oleh sesuatu. c. Group header

Group header dapat digunakan untuk menyajikan informasi yang umum pada kelompok.

(22)

d. Group detail

Transaksi yang terjadi pada kelompok didaftarkan di dalam kelompok secara rinci dan lengkap.

e. Group footer

Group footer juga dapat digunakan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam laporan yang berkelompok.

2.3 Sistem Informasi Penjualan Tunai

Menurut La Midjan (2001, p170), penjualan secara tunai yaitu penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan, dapat pula terjadi pembayaran selama 1 bulan juga dianggap kontan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p202), dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai. Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

(23)

2.3.1 Dokumen yang Digunakan

Dokumen – dokumen penjualan menurut La Midjan (2001,p183) antara lain sebagai berikut:

a. Order Penjualan Barang (Sales Order)

Merupakan penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan untuk memproses langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.

b. Nota Penjualan Barang

Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.

c. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)

Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap slip.

d. Faktur Penjualan (Invoice)

Adalah dokumen yang menunjukkan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan yang menunjukkan informasi kuantitas, harga, dan jumlah tagihannya.

e. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip) f. Jurnal Penjualan (Sales Journal)

Sedangkan dokumen – dokumen yang terkait dengan siklus pendapatan menurut Wilkinson (2000, p419) adalah:

(24)

a. Customer order

Setiap permintaan pembelian yang berasal dari konsumen atau sebuah form yang disiapkan oleh karyawan penjualan.

b. Sales order

Form resmi berangkap yang disiapkan dari dokumen customer order.

c. Order acknowledgment

Biasanya sebuah copy dari sales order dikirimkan kepada konsumen untuk mengetahui apakah barang yang dikirim sudah diterima.

d. Picking list

Setiap copy dari sales order atau dokumen terpisah yang dikirimkan ke gudang untuk digunakan dalam pengambilan barang pesanan konsumen dari dalam penyimpanan.

e. Packing slip

Copy dari sales order atau picking list yang disertakan dengan barang ketika barang tersebut dikemas dan dikirim.

f. Billing of lading

Dokumen pengiriman yang diserahkan kepada agen pengiriman sebagai acuan untuk mengirimkan barang kepada pelanggan.

(25)

g. Shipping notice

Sebuah copy dari sales order atau dokumen pengiriman terpisah yang berguna sebagai bukti bahwa barang telah dikirim.

h. Sales invoice

Dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan yang menunjukan jumlah nilai penjualan.

i. Remittance advice

Dokumen yang menunjukkan jumlah nilai yang diterima dari konsumen.

j. Deposit slip

Dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank k. Back order

Dokumen yang disiapkan ketika kuantitas barang tidak tersedia untuk memenuhi sales order.

l. Credit memo

Dokumen yang mengijinkan kredit kepada konsumen untuk penjualan kredit

m. Credit application

Formulir yang disediakan ketika konsumen baru mengajukan kredit, menunjukan data rinci terkait dengan kondisi keuangan dan tingkat pendapatan pengaplikasian

(26)

Form yang digunakan untuk mendeskripsikan panggilan yang dilakukan oleh bagian penjualan kepada customer dan untuk mengindikasikan hasil dari panggilan tersebut.

o. Deliquent notice

Peringatan yang dikirimkan kepada konsumen yang kreditnya sudah melebih jatug tempo.

p. Write-off notice

Dokumen yang diarsipkan oleh manajer kredit ketika terdapat kemungkinan tidak tertagih suatu piutang.

q. Cash register receipt

Formulir yang digunakan oleh pedagang untuk menunjukan jumlah uang yang diterima

2.3.2 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Informasi Penjualan

Berdasarkan buku Jones & Rama (2006, p42-43) unit yang terkait dalam sistem informasi akuntansi meliputi:

1. Agen eksternal

Agen eksternal adalah orang-orang atau unit organisasi yang berada di luar perusahaan. Contohnya meliputi pelanggan, pemasok, dan bank.

2. Agen internal

Agen internal adalah orang-orang atau unit organisasi yang bertanggung jawab atas berbagai kejadian di dalam suatu proses bisnis. Contohnya meliputi karyawan yang di perusahaan seperti

(27)

bagian penjualan, bagian penagihan, bagian melayani. Sistem informasi akuntansi sering kali menelusuri informasi mengenai agen internal yang bertanggung jawab untuk kejadian di dalam proses bisnis

Menurut Mulyadi (2001, p462), fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

a. Fungsi Penjualan b. Fungsi Kas c. Fungsi Gudang d. Fungsi Pengiriman e. Fungsi Akuntansi

2.3.3 Prosedur Penjualan Tunai

Berdasarkan buku Jones & Rama (2006, p168-169) prosedur penjualan dalam siklus pendapatan meliputi:

1. Menerima Pesanan

Petugas pencatat pesanan memasukan data pesanan ke dalam komputer. Sistem komputer memeriksa apakah pesanan adalah dari pelanggan yang sudah ada. Jika pesanan adalah dari pelanggan baru, petugas membuat record pelanggan di Tabel Pelanggan di dalam sistem komputer.

(28)

2. Mengambil Barang

Karyawan gudang menggunakan slip pengambilan untuk mencari barang – barang yang akan diambil, selain produk dan jumlah, slip pengambilan mengidentifikasi lokasi gudang agar memudahkan karyawan gudang untuk mengumpulkan pesanan. 3. Mengirimkan Barang

Setelah menerima barang dan slip pengambilan dari gudan, petugas pengiriman merekonsilasikan slip pengambilan dengan slip pengepakan dan memperbarui slip pengepakan apabila ada perubahan yang ditunjukan di slip pengambilan. Kemudian petugas membuat konosemen dan melampirkannya ke paket serta memasukan data pengiriman ke dalam sistem komputer.

4. Menagih Pelanggan

Pada akhir hari, petugas piutang usaha menelaah slip pengepakan dan konosemen yang diberikan oleh pengirim serta membandingkannya dengan record pengiriman yang ditampilkan di komputer.

5. Menerima Kas

Pelanggan menerima faktur atau rekening pelanggan dengan menyobek potongan faktur yang memasukan Pelanggan# maupun jumlah faktur yang belum di bayar.

(29)

Petugas piutang usaha mengirimkan ke setiap pelanggan kredit untuk pembayaran dengan mencatat penerimaan kas di sistem komputer.

7. Menyetorkan Kas

Pada akhir hari, kasir menjumlahkan cek – cek dan membandingkan total tersebut dengan daftar nota pengiriman uang. Petugas menggunakan sistem untuk mulai mencatat setoran. 8. Merekonsilasi Kas

Setiap hari, kontroler membandingkan jumlah pada slip setoran dengan jumlah pada jurnal penerimaan kas.

Menurut Mulyadi (2001, p469-470), prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut:

a. Prosedur Order Penjualan b. Prosedur Penerimaan Kas c. Prosedur Penyerahan Barang

d. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai e. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank f. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

(30)

2.3.4 Sistem File

Dalam buku Jones & Rama (2006, p41-43) yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo. Dua jenis penting dari file data adalah file induk dan file transaksi. Adapun penjelasan dari file data, antara lain :

1. File Induk

File induk mempunyai ciri-ciri berikut :

a. File induk menyimpan data yang relatif permanen mengenai agen-agen eksternal, agen-agen internal, atau barang dan jasa. Contohnya mencakup file persediaan (barang dan jasa), file pelanggan (agen-agen eksternal) dan file karyawan (agen-agen internal).

b. File induk tidak menyediakan perincian mengenai transaksi-transaksi individual.

c. Data yang disimpan dapat memiliki karakteristik sebagai data acuan maupun data ringkasan. Data acuan merupakan data deskriptif yang relatif permanen dan tidak dipengaruhi oleh transaksi, sebagai contoh di dalam file pelanggan tedapat nama pelanggan dan semua file induk berisi data acuan. Sedangkan data ringkasan diubah ketika kejadian, seperti pesanan dan pengiriman yang terjadi. 2. File Transaksi

Jenis file data kedua yang juga penting adalah file transaksi. File transaksi mempunyai ciri-ciri berikut :

(31)

a. File transaksi menyimpan data tentang kejadian. Contoh-contoh kejadian dari siklus pendapatan meliputi pesanan, pengiriman dan penagihan kas.

b. File transaksi biasanya mencakup suatu field untuk tanggal transaksi.

c. File transaksi mencakup informasi kuantitas dan harga. Kuantitas mengacu pada kuantitas barang atau jasa yang berhubungan dengan kejadian sebagai contoh kuantitas barang yang dipesan.

Menurut Boockholdt (2001,p334-337), “All accounting systems use master files. A master file is the computer readable equivalent of a ledger in a manual systems.”

Reference and balance data in master files

Example Reference data Balance data

General ledger master file Account number Account

description

Account balance

Inventory master file Item number Item description Reorder point Order quantity

Quantity on hand Quantity on order

(32)

“Transaction files batch processing systems use transaction files. In these systems clerk, accumulate source documents – each represented one accounting transaction of a certain type – into batches prior to processing.”

Data in typical transaction file records

Example Data field Type

Journal voucher transaction file

Account number Date

Debit or credit code Description Amount Source number Reference Reference Reference Reference Balance Reference Name and address

Credit limit

Vendor master file Vendor number

Name and address Discount policy

Yea- to-date purchases

Payroll master file Employee number

Name and address Personal data Deduction code Witholding code Year-to-date earnings and witholding amount

(33)

Payroll transaction file Employee number Reguler hours Overtime hours Vacation time Sick time Reference Balance Balance Balance Balance Sales order transaction file Customer number Salaes person number

Purchase order number Item number Quantity Price Reference Reference Reference Reference Balance Reference

2.3.5 Sistem Pengendalian Internal

Menurut COSO (Romney, 2003, p196) Internal control as the process because implemented by the board of directors, management, and those under their direction to provide reasonable assurance that control objectives are achieved with regard to the following :

1. Effectiveness and efficiency of operations 2. Reliability of financial reporting

(34)

Sedangkan menurut COSO (Rama dan Jones, 2008, p133) mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling berkaitan :

1. Lingkungan pengendalian 2. Penentuan resiko

3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi 5. Pengawasan

Dalam bukunya, Wing Wahyu Winarno (2006, p11) menyatakan komponen pengendalian internal menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations) ada lima, yaitu:

a. Control environment atau lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang ada di dalam organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian intern yang baik. Beberapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian intern adalah:

• Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai etika (Commitment to integrity and ethical values). • Filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya

operasional yang dipakai oleh manajemen (Manajement’s philosophy and operating style).

(35)

• Komite Audit untuk Dewan Direksi (The audit committee of the board of directors).

• Metode pembagian tugas dan tanggung jawab (Methods of assigning authority and responsibility).

• Kebijakan dan praktik yang menyangkut sumber daya manusia (Human resources policies and practices). • Pengaruh dari luar (External influences).

b. Control activities atau kegiatan pengendalian

Kegiatan pengawasan merupakan berbagai proses dan upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menegakkan pengawasan atau pengendalian operasi perusahaan. COSO mengidentifikasi setidak-tidaknya ada lima hal yang dapat diterapan oleh perusahaan, yaitu:

• Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan (Proper authorization of transactions and activities).

• Pembagian tugas dan tanggung jawab (Segregation of duties).

• Rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik (Design and use of adequate documents and records).

• Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan (Adequate safeguards of assets and records).

(36)

• Pemeriksaan independen terhadap kinerja perusahaan (Independent checks on performance).

c. Risk assessment atau pemahaman risiko

Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi berbagai risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan memahami risiko, manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan, sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian yang besar. Ada tiga kelompok risiko yang dihadapi perusahaan, yaitu:

• Risiko strategis, yaitu mengerjakan sesuatu dengan cara yang salah (misalnya: harusnya dikerjakan dengan komputer ternyata dikerjakan secara manual).

• Risiko finansial, yaitu risiko menghadapi kerugian keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena uang hilang, dihambur-hamburkan, atau dicuri.

• Risiko informasi, yaitu menghasilkan informasi yang tidak relevan, atau informasi yang keliru, atau bahkan sistem informasinya tidak dapat dipercaya.

d. Information and communication atau informasi dan komunikasi Perancang sistem informasi perusahaan dan manajemen puncak harus mengetahui hal-hal di bawah ini:

(37)

• Bagaimana transaksi diawali

• Bagaimana data dicatat ke dalam formulir yang siap di-input ke sistem komputer atau langsung dikonversi ke sistem komputer.

• Bagaimana file data di baca di organisasi dan diperbaharui isinya

• Bagaimana data diproses agar menjadi informasi dan informasi diproses lagi menjadi informasi yang lebih berguna bagi pembuat keputusan

• Bagaimana informasi yang baik dilakukan • Bagaimana transaksi berhasil

e. Monitoring atau pemantauan

Pemantauan adalah kegiatan untuk mengikuti jalannya sistem informasi akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat diambil tindakan segera. Berbagai bentuk pemantaun di dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan salah satu atau semua proses berikut ini:

• Supervisi yang efektif (effective supervision) yaitu manajemen yang lebih atas mengawasi manajemen dan karyawan di bawahnya.

• Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) yaitu perusahaan menerapkan suatu system akuntansi yang dapat digunakan untuk menilai kinerja

(38)

masing-masing manajer, masing-masing departemen, dan masing-masing proses yang dijalankan oleh perusahaan.

• Audit internal (internal auditing) yaitu pengauditan yang dilakukan oleh auditor di dalam perusahaan.

2.3.6 Laporan yang Dihasilkan

Dalam buku Wilkinson (2000, p436-442) Laporan dari sistem penjualan dibutuhkan untuk menganalisis operasional perusahaan dan menbantu keputusan perencanaan dan pengendalian perusahaan. Laporan tersebut berikut ini :

1. Operational Listings and Reports a. The Montly Statement

Berisi daftar transaksi penjualan untuk setiap pelanggan. Laporan ini dibuat berdasarkan informasi piutang dagang, tagihan penjualan, dan penerimaan kas dari pelanggan.

b. The Open Orders Report

Berisi pesanan jumlah penjualan yang belum dikirmkan seluruhnya dan ditagih.

c. The Sales Invoice Register

Berisi daftar seluruh tagihan penjualan, diurutkan berdasarkan nomor dokumen sales invoice.

(39)

d. The Shipping Register

Berisi daftar seluruh pengiriman, diurutkan berdasarkan tanggal pengiriman

e. The Cash Receipt Journal

Berisi daftar jumlah yang diterima, diurutkan berdasarkan kronologis.

f. The Credit Memo Register

Berisi daftar seluruh retur penjualan, diurutkan berdasarkan nomor credit memo.

g. Scheduled Managerial Reports

h. The Accounts Receivable Aging Schedule

Laporan yang dibuat berdasarkan informasi yang dipakai untuk membuat monthly statement, dan berisi data mengenai saldo piutang setiap pelanggan.

i. Reports On Critical Factors

Berisi informasi mengenai kinerja perusahaan, seperti rata-rata jumlah pemesanan pelanggan dan presentase pengiriman barang tepat waktu.

j. Sales Analyses

Berisi kinerja keuangan relatif untuk setiap salesperson, daerah penjualan, lini produk, dan pelanggan.

k. Cash Flow Statement

Berisi sumber penerimaan kas, penggunaan kas untuk operasional, dan penggunaan khusus lainnya selama periode

(40)

akuntansi. Informasi dalam laporan ini digunakan sebagai untuk membuat dasar untuk membuat perencanaan kas (cash forecasting) dan penganggaran (budgeting).

2. Demand Managerial Reports a. Demand report

Laporan yang digunakan unuk untuk mengelola keputusan dan pengendalian.

Menurut Mulyadi (2001, p462-463), informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.

b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.

d. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu.

Referensi

Dokumen terkait

A. Judul Peta Judul peta memuat informasi yang ada di peta, karena itu judul peta merupakan hal pertama yang dilihat oleh pembaca. Judul peta berguna untuk menggambarkan isi dan

Tidak hanya masyarakat dan Pemerintah Indonesia saja, melainkan juga masyarakat internasional, regional dan berbagai organisasi-organisasi kemanusiaan turut terkejut dengan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Konstruksi Bangunan dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.Penelitian dikemas dalam dua

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini akan menggunakan beberapa teori dalam mengungkapkan bentuk dan makna ornamen yang terdapat pada benda-benda

Manfaat kegiatan KKN PPM di Desa Penyabangan adalah agar warga dapat meningkatkan kesejahteraan dan juga meningkatkan potensi-potensi yang ada di Desa

Pada bab sebelumnya penulis sudah membahas data - data yang didapat dari lapangan serta menganalisannya mengenai pengaruh etnosentrisme terhadap pertukaran

"perdebatan atau konflik yang terjadi didalam organisasi itu adalah wajar, dan terkadang konflik tersebut mempercepat pendewasaan dari organisasi tersebut".

a. Berbagai penyakit virus, paling sering menyebabkan leukopenia dan neutropenia pada anak. Beberapa contoh yaitu infeksi hepatitis, mononukleosis, virus sitomegalo,