• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha

Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu “entrepende” yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba (trying). Kata “entrepende” diartikan juga sebagai “di antara pengambil” (between taker) atau “perantara” (go-between).

Menurut Frinces (2011:8) dalam Bahasa Indonesia yang sederhana wirausaha dapat dimaknai sebagai sebuah kemampuan (an ability) yang di dalamnya termasuk dalam artian ‘usaha (effort), aktivitas, aksi, tindakan dan lain sebagainya untuk menyelesaikan suatu tugas (task).

Menurut Hendro (2011:61) setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu :

1. Kemampuan ( hubungannya dengan IQ dan skill ), dalam membaca peluang, dalam berinovasi, dalam mengelola, dan dalam menjual.

2. Keberanian ( hubungannya deng an EQ dan mental ), dalam mengatasi rasa ketakutannya, dalam mengendalikan resiko, dan untuk keluar dari zona kenyamanan.

3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri), keuletan, pantang menyerah, teguh akan keyakinan, dan kekuatan akan pikiran bahwa anda

(2)

4. Kreatifitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan pengalaman / experiences).

Beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan sebagai jalan hidupnya yaitu :

1. Faktor indivudual/personal : yang dimaksud ialah pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa baik dari lingkungan ataupun keluarga.

2. Suasana kerja : lingkungan pada tempat seseorang bekerja 3. Tingkat pendidikan

4. Kepribadian (personality) 5. Prestasi pendidikan 6. Dorongan keluarga 7. Lingkungan dan pergaulan

8. Ingin lebih di hargai atau self-esteem 9. Keterpaksaan dan keadaan

Menurut Suryana (2010:54) secara umum karakteristik seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

a. Memiliki motivasi untuk berprestasi b. Berorientasi ke masa depan

c. Tanggap dan kreatif dalam menghadapi perubahan d. Memiliki jaringan usaha

(3)

Penjelasan lebih rinci karakteristik wirausaha dijelaskan pada gambar 2.1.1 :

Sumber : Suryana (2010:54)

Gambar 2.1.1 Karakteristik Wirausaha KARAKTER WIRAUSAHA Berorientasi ke Masa Depan Visioner Berpikir positif pengetahuan Motivasi Berprestasi Pekerja Keras Pantang Menyerah Semangat Komitmen Memiliki Jaringan Usaha Jaringan Kerja Banyak Teman Kerja Sama   Berjiwa Kepemimpinan Keberanian Bertindak Tim yang baik Berjiwa besar

Berani mengambil resiko

Having mentor Terbuka

Tanggap & Kreatif Menghadapi Perubahan Berpikir Kritis Menyenangkan Proaktif Kreatif Inovatif Efisien Produktif

(4)

Menurut Frinces (2011:25) di antara sekian banyak kontribusi wirausaha tersebut adalah fungsinya sebagai :

a. Penciptaan lapangan usaha b. Penciptaan lapangan pekerjaan

c. Salah satu penggerak utama dan terpenting kegiatan ekonomi d. Pembayar pajak terbanyak dan terbesar negara

e. Pendorong dan pelaku perubahan dan inovasi f. Pencipta keunggulan dan daya saing

g. Pembuat harapan rakyat untuk hidup baik dan makmur h. Pencipta dan pendorong kemandirian individu dan bangsa 2.1.2 Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) menurut Hendro (2011:30) adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada didalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup anda di masa mendatang. Kewirausahaan itu adalah:

1. Ilmu Pengetahuan ( Knowledge )

Kewirausahaan itu adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba di lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkannya.

(5)

2. Kepribadian atau Sikap

Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap positif, kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan tidak mudah puas diri.

3. Filosofi

Kewirausahaan bisa digolongkan dalam sebuah filosofi hidup atau landasan hidup dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.

4. Skill atau Keterampilan

Karena kewirausahaan adalah penggabungan dua konsep penting dari pengetahuan dan pengalaman yang dirasakan serta dilakukan melalui jatuh bangun untuk menjadi terampil dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan roda bisnis.

5. Seni atau Art

Dalam menemukan ide, inspirasi, dan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi, visualisasi, dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan logika.

6. Profesi

Menjadi wirausahawan juga merupakan sebuah profesi, sebuah pilihan hidup yang harus dilakukan secara.

7. Naluri

Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses.

(6)

8. Mimpi seseorang

Menjadi wirausahawan juga dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan cita-cita yang terpendam sejak ia masih remaja atau dewasa.

9. Pilihan hidup seseorang

Menjadi wirausaha agar mampu menghidupi keluarganya sudah menjadi pilihan hidup bagi setiap orang.

Menurut Zimmerer (2008:26) bahwa terdapat keragaman budaya dalam membentuk struktur kewirausahaan, antara lain :

1. Wirausahawan muda, adalah wirausaha yang banyak didominasi oleh generasi muda yang memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka yaitu mereka yang berumur awal 20-an tahun.

2. Wirausahawan wanita, banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor–faktor antara lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi keluarga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

3. Wirausahawan minoritas yaitu kaum minoritas di negara kita Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga Negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari–hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga

(7)

berniat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin maju, dan arena mereka membentuk organisasi minoritas di kota–kota tertentu.

4. Wirausahawan imigran yaitu kaum pedagang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non formal yang dimulai dari berdagang kecil–kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.

5. Wirausahawan paruh waktu yaitu orang yang memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja paruh waktu tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor bermaksud mengembangkan hobinya untuk berdagang atau mengembangkan hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya mendapat keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi, dan berhenti menjadi pegawai dan beralih bisnis yang merupakan hobinya.

6. Bisnis rumahan, sekarang bisnis rumahan lebih beragam, para wirausahawan rumahan yang modern lebih cenderung menjalankan perusahaan-perusahaan jasa atau perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi dengan tingkat keberhasilan bisnis rumahan cukup tinggi.

7. Bisnis keluarga, bisnis yang pengendalian keuangannya dilakukan oleh satu atau lebih anggota keluarga. Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis cabang dan usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dahulu oleh Bapak

(8)

setelah usaha Bapak ini maju dibuka cabang baru dan di kelola Ibu. Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda.

8. Wirasutri, adalah sepasang suami-istri wirausahawan yang bekerja bersama sebagai rekan kerja dalam bisnis mereka. Wirasutri di buat dengan cara menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing–masing orang. Orang–orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi tertentu dari bisnis–bisnis yang sudah ada.

9. Wirausahawan sosial, adalah wirausaha yang menggunakan berbagai keahlian mereka tidak hanya untuk membuat bisnis menjadi menguntungkan, tetapi juga untuk mencapai tujuan sosial dan lingkungan bagi kebaikan bersama.

2.1.3 Wanita

Menurut definisi dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan, perempuan adalah manusia yang mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui. Sedangkan wanita adalah seorang perempuan yang sudah dewasa. Asal kata wanita adalah “Vani” ataupun “Vanita” dalam bahasa sansekerta sama dengan “desire” yaitu keinginan.

Menurut Rachmawati (2011:38) Wanita mengandung makna sesuatu yang diinginkan atau yang dipuji. Terdapat beberapa kelebihan dari wanita yaitu :

(9)

2. Lebih menggunakan perasaan dalam melakukan pekerjaan 3. Lebih teliti

4. Lebih hemat dalam mengelola uang dengan baik

5. Lebih mampu mengerjakan banyak hal sekaligus (multitasking) 2.1.4 Wanita Pengusaha (Woman Entrepreneur)

Wanita pengusaha (woman entrepreneur) menurut Rachmawati (2011:10) berasal dari kata woman dan entrepreneur. Maksudnya adalah wanita yang menjalankan bisnis atau berwirausaha namun tetap tidak meninggalkan perannya sebagai ibu rumah tangga. Berbagai bisnis dapat dijalankan oleh wanita dari rumah, mendapatkan penghasilan tambahan tanpa mengurangi waktu berkumpul dengan keluarga.

Menjadi seorang wanita pengusaha bukanlah hal yang mudah karena wanita dituntut untuk menjalankan usahanya tanpa meninggalkan perannya dalam rumah tangga. Berbeda dengan zama dahulu, kini wanita bukan cuma berperan sebagai ibu rumah tangga saja dan bukan lagi kaum yang berada di bawah dominasi para pria. Kini konsep persamaan gender telah bisa diterima masyarakat, bahwa pria dan wanita setara.

Pada umumnya orang terdorong untuk membuka usaha sendiri karena terbukanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, terpenuhinya minat dan keinginan pribadi, terbukanya kesempatan menjadi “boss”, dan adanya kebebasan dalam manajemen.

Menurut Alma (2011:44) ada beberapa faktor yang menunjang berkembangnya wanita di dalam bidang usaha, yaitu :

(10)

1. Naluri kewanitaan yang berkerja lebih cermat, pandai mengamati masa depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga dapat diterapkan dalam kehidupan usaha

2. Mendidik anggota keluarga agar berhasil di kemudian hari, dapat dikembangkan dalam personel manajemen perusahaan

3. Faktor adat istiadat, dimana wanita memegang peranan dalam mengatur ekonomi rumah tangga seperti di Bali dan Sumatera Barat

4. Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam, membuat kue, aneka masakan, kosmetika, mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi tsb

5. Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karir, menjadi pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.

Beberapa alasan mengapa wanita mulai berwirausaha menurut Ardiyanto (2012:1) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengisi waktu luang atau mempunyai kebebasan mengatur waktu. 2. Menambah penghasilan.

3. Menyalurkan hobi.

4. Menutupi biaya kebutuhan rumah tangga dan anak. 5. Sebagai single fighter.

(11)

2.1.5 Memulai Usaha

Menurut Hendro (2011:212) sebelum memutuskan untuk memulai usaha, penting untuk mengetahui strategi brilian untuk memulai usaha, yaitu :

1) . Kuasai dan cintai usaha anda, yakni melihat bahwa dasar-dasar usaha anda harus mengacu pada : pekerjaan yang anda kuasai, keahlian yang benar-benar anda kuasai, hobi anda, pengalaman anda, pengetahuan yang anda miliki, maupun kebiasaan yang sudah sering anda lakukan dan kuasai.

2) . Pentingnya menentukan strategi dan cara untuk memulai usaha anda, yakni: 1. The Buffer route

Bila anda memulai usaha dengan modal uang yang pas-pasan, bisa memulai dengan cara mencari orang yang bisa menjadi buffer founder (pendiri utama) sebagai donatur usaha anda. Mencari buffer person (donatur atau penyandang dana dan mentor) bisa dari keluarga, teman, saudara atau orang yang dikenal baik oleh anda dan sebelumnya anda harus memaparkan business plan-nya (rencana bisnis).

2. The Spin-off route

Bila anda seorang yang berlatar belakang seorang penjual, pemasar, bagian pembelian, engineering, atau apapun jenisnya. Anda bisa melakukan cara pelepasan perlahan-lahan untuk memulai sebuah usaha baru.

3. The Moonlighting route

Anda bisa benar-benar mengembangkan usaha dari awal tanpa mengganggu pekerjaan anda saat ini sebagai professional (yang penting jenis bisnisnya tidak

(12)

mengganggu jam kerja anda). Dengan kata lain, bisa membentuk the business team skill (BTS) untuk memulai usaha.

3) . Memasuki dunia usaha. Ada 3 cara untuk memasuki dunia usaha menurut Suryana (2008:100) yang dapat dilakukan bagi para pengusaha, yakni :

1. Merintis Usaha Baru

Membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang si pemilik sendiri.

2. Membeli Perusahaan Orang Lain

Membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi yang sudah ada.

3. Kerjasama Manajemen (franchising)

Kerjasama antara si pengusaha (franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).

Setiap wanita memiliki peluang yang sama untuk menjadi pengusaha. Siapapun wanita itu, apapun tingkat pendidikannya, pengalaman bekerjanya, dan prestasi yang pernah diraihnya, setiap wanita memiliki kesempatan untuk sukses di dunia bisnis, hanya tergantung bagaimana untuk memulai usaha tersebut.

Beberapa kiat-kiat yang mudah untuk para wanita yang ingin memulai usaha menurut Rachmawati (2011:76) sebagai berikut :

(13)

1. Mengenal karakteristik bisnis sendiri

Sebelum menentukan jenis bisnis yang akan digeluti, ada baiknya tiap wanita mengetahui karakteristiknya sendiri. Ada 4 tipe karakteristik yaitu tipe pembicara (explosive), tipe pengorganisasi (prefectionis), populer (populerity), pemimpin (leader).

2. Menganalisis diri sendiri dengan menggunakan analisis SWOT

Ada baiknya mengukur diri sendiri dengan analisis SWOT yaitu Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), Ancaman (Treat) 3. Lakukanlah riset tentang pasar

Pentingnya melakukan riset pasar ini agar para calon wirausaha wanita mengenal bagaimana pelanggan (costumer insight), persaingan (competition), pesaingnya (competitor), perubahan yang terjadi pada pelanggan persaingan dan pesaingnya, dan juga pesaing yang tidak terlihat. Gunakanlah analisis 5W 1H (who, what, when, where, why, how) sebelum memasuki pasar.

4. Menyusun prinsip dan strategi untuk memasuki pasar

Langkah selanjutnya adalah mengetahui prinsip memasuki pasar kemudian mengatur strategi-strateginya. Prinsip memasuki pasar ada 3 yaitu jangan masuki pasar yang tidak bertahan lama, jadilah yang pertama datang dan sukses, jadilah penonton, pengamat, peniru, modifikator dan tingkatkan. Selanjutnya adalah strategi mencari modal usaha. Modal usaha yang dimaksud adalah modal keberanian untuk memulai, dan modal uang.

(14)

2.1.6 Memulai Usaha Pakaian Wanita

Memilih baju wanita sebagai peluang bisnis merupakan pilihan yang sangat tepat bagi para wirausaha wanita. Karena bisnis di bidang busana terutama wanita memiliki trend yang berputar sangat pesat. Selain prospek bisnisnya yang terus berkembang, dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar, juga karena sebenarnya wanita itu memiliki sifat yang lebih konsumtif dibandingkan para lelaki.

Beberapa kiat sukses memulai usaha dagang pakaian menurut Rachmawati (2011:159) sebagai berikut :

1. Buatlah produk atau model busana dengan ide-ide kreatif yang dapat di terima oleh pasar. Sesuaikan dengan minat pasar yang sedang trend saat ini, tetapi jangan lupa memberikan ciri khusus pada produk. Sehingga dapat memberikan citra tersendiri dimata konsumen.

2. Bila tidak ingin memproduksi baju sendiri maka jadilah reseller busana. Menjadi reseller maka harus rajin mengikuti perkembangan seputar busana modis yang sesuai umur dan carilah pasar atau produsen yang sesuai dengan usaha tersebut dengan persyaratan yang tidak membebani kedua belah pihak.

3. Selain kualitas produk, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah membatasi jumlah barang tersebut sehingga tidak terlihat pasaran di mata konsumen.

4. Mencoba konsep one stop shopping pada produk yang dijual sehingga tidak hanya menjual baju saja, tetapi ada juga produk lain seperti sepatu, tas ataupun perlengkapan fesyen dalam jumlah yang tidak banyak.

(15)

5. Melakukan promosi dengan memberikan diskon khusus bagi pelanggan atau memasang iklan di media massa dengan menggunakan jasa para model untuk mengenalkan produk tersebut.

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha

Menurut Anoraga (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pengusaha (woman entrepreneur) dalam memulai usaha adalah sebagai berikut :

1. Faktor Kemandirian

Kemandirian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri. Keterkaitan faktor kemandirian terhadap wanita pengusaha adalah dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung dari orang lain. 2. Faktor Modal

Modal yang dimaksud adalah kekayaan yang dimiliki saat ini berupa uang, kendaraan, rumah, emas, peralatan atau apa saja yang dapat digunakan sebagai modal dalam memulai usaha. Keterkaitan faktor modal terhadap wanita pengusaha adalah dengan menggunakan kekayaan yang ada untuk dijadikan modal awal memulai usaha.

3. Faktor Emosional

Emosional adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Wanita pada umumnya lebih mudah mengendalikan emosionalnya daripada kaum laki-laki. Keterkaitan faktor emosional terhadap wanita pengusaha adalah dengan mampu

(16)

mengendalikan emosionalnya akan bepengaruh baik terhadap pengambilan keputusan dalam mengelola usahanya.

4. Faktor Pendidikan

Pendidikan adalah tempat dimana seseorang mendapatkan pengetahuan-pengetahuan umum untuk mengembangkan bakat dirinya sendiri. Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karier. Keterkaitan faktor pendidikan terhadap wanita pengusaha adalah dengan adanya pengetahuan seputar dunia usaha secara umum maka dapat membantu para wanita pengusaha tersebut untuk memulai dan mengelola usahanya semaksimal mungkin serta mampu mengubah suatu resiko menjadi suatu peluang bagi usahanya.

2.1.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian penulis yang dilakukan oleh Riska Savitri (2010) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Wanita Untuk Berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Tembung) “ pada tahun 2010, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat empat faktor yang dapat memotivasi wanita memilih untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor tersebut Faktor Kemandirian, Faktor Modal, Faktor Emosional, Faktor Pendidikan. Faktor Kemandirian merupakan faktor yang paling dominan yang memotivasi wanita memilih berwirausaha.

Dini Adlina Wandani (2009) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Women Entrepreneur Dalam Mendirikan Usaha Salon di Jalan

(17)

Gaperta “ pada tahun 2009, dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada tiga alasan yang mempengaruhi Women Entrepreneur dalam memulai usahanya yaitu: alasan keluarga, alasan yang di sengaja, alasan pemaksa. Dari ketiga alasan tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan yang di sengaja merupakan alasan utama yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha salon di jalan Gaperta.

Tulus Tambunan (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Wanita Pengusaha Di UMKM Di Indonesia : Motivasi Dan Kendala “ pada tahun 2012, dari paper tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa motivasi utama wanita pengusaha menjalankan usaha sendiri di UMKM adalah : (1) ingin mandiri; (2) ingin mengembangkan hobi/ keterampilan/keahlian/aktualisasi diri; (3) sulit mendapatkan pekerjaan; (4) menambah pendapatan keluarga/ menolong suami; (5) karena ada kesempatan/peluang; (6) meneruskan usaha keluarga; (7) sudah cita-cita/mimpi sejak kecil; dan (8) ingin jadi orang kaya/terkenal. Dalam hal permodalan, dalam survei, mayoritas dari responden menggunakan modal dari tabungan sendiri dalam hal membiayai usaha mereka. Dalam survei, masalah utama yang paling banyak disebut adalah kesulitan dalam pemasaran karena berbagai hal, bisa karena kurangnya konsumen karena lokasi yang kurang strategis atau karena persaingan yang sangat ketat dari produk-produk impor; bisa karena sulitnya mendapatkan lokasi pemasaran; atau alasan-alasan lainnya. Di peringkat kedua adalah keterbatasan modal.

(18)

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menurut Kuncoro (2009:52) adalah pondasi utama sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, yang mana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur.

Sebagai wanita pengusaha dan seorang ibu rumah tangga harus bisa membagi waktu antara usaha dengan keluarga. Kemandirian adalah modal awal bagi wanita yang berwirausaha dimana lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri dan tidak ketergantungan kepada orang lain dalam memulai dan mengelola usahanya. Modal berikutnya adalah kekayaan yang dimiliki wanita pengusaha tersebut baik berupa uang, ataupun peralatan yang bisa digunakan sebagai salah satu pendorong berjalannya suatu usaha.

Bukan hanya itu, suatu usaha mampu berjalan dengan baik juga dipengaruhi oleh emosional dari si pemilik usaha. Seorang wirausaha sangat dituntut untuk mampu mengendalikan emosionalnya sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan demi kelangsungan hidup perusahaannya. Namun faktor kemandirian, modal, dan emosional ini tidak akan mampu berpengaruh baik terhadap proses berjalannya usaha tanpa diiringi latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh seorang wanita pengusaha. Dengan adanya latar belakang pendidikan tersebut, maka lebih mudah bagi para wanita untuk menjalankan tahap awal dalam memulai usahanya.

(19)

Oleh karena itu, dalam kerangka penelitian ini dikemukakan bahwa variabel yang akan diteliti adalah faktor kemandirian ( X1), faktor modal (X2), faktor emosional (X3), faktor pendidikan (X4) sebagai variabel yang mempengaruhi dan wanita pengusaha (Y) sebagai variabel yang dipengaruhi. Dari penjelasan diatas dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

 

Sumber : Anoraga (2004), Alma (2011)

Gambar 2.2 Kerangka konseptual

2.3 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2008:93) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Faktor Kemandirian (X1)

Faktor Modal (X2)

Wanita Pengusaha (Y)

Faktor Pendidikan (X4) Faktor Emosional (X3)

(20)

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita adalah faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, faktor pendidikan.

Gambar

Gambar 2.1.1 Karakteristik Wirausaha  KARAKTER WIRAUSAHA  Berorientasi ke Masa Depan Visioner Berpikir positif pengetahuan Motivasi Berprestasi Pekerja Keras Pantang Menyerah Semangat Komitmen Memiliki Jaringan Usaha Jaringan Kerja Banyak Teman Kerja Sama
Gambar 2.2  Kerangka konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Maka pada sistem dual fuel bahan bakar solar masih dibutuhkan untuk digunakan sebagai pematik karena bahan bakar solar dapat terbakar pada kondisi kompresi ruang bakar

dibuat untuk digunakan dalam pembelajaran belum mengintegrasikan nilai-nilai karakter secara optimal dan belum dipersiapkan dengan baik, mulai dari perencanaan

Teknik Pembelajaran Round Table merupakan proses pembelajaran Meja Bundar yang dilakukan dengan membagi kelas dalam beberapa kelompok beranggotakan empat orang

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga sampai saat ini masih memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

1) Menilai organisasi dan diri manajemen atas pekerjaan dalam domain pribadi. Hal ini harus sering dikelola dengan dasar gender dalam menilai pekerjaan pria atau

yang belum konsisten terhadap masing variabel pada penelitian terdahulu, maka penelitian ini kembali menguji pengaruh struktur modal yang diukur dengan Debt to Assets

Berdasarkan dari pengumpulan data bahwa hasil penelitian ini penulis menemukan fungsi Konselor belum berjalan sesuai dengan teori-teori yang ada dalam Bimbingan dan

Verifikasi perilaku daya berkecambah benih pepaya selama penyimpanan secara deskriptif menunjukkan adanya kesesuaian data hasil aktual dan dugaan (Gambar 2). Dari