• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

No.50/08/71/Th.IX, 3 Agustus 2015

P

RODUKSI

C

ABAI

B

ESAR

,

C

ABAI

R

AWIT

,

DAN

B

AWANG

M

ERAH

T

AHUN

2014

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 5.451 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 8.486 TON DAN BAWANG MERAH SEBESAR 1.242 TON

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah. Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per bulan dalam tahun 2014. Penyajian data dikelompokkan ke dalam dua wilayah yaitu Wilayah Kepulauan (Kabupaten Kepulauan Talaud, Sangihe, dan Siau Tagulandang Biaro) dan Wilayah Daratan yang mencakup 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara (Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang

A. CABAI BESAR

 Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebanyak 5.451 ton. Dibandingkan tahun 2013, terjadi kenaikan produksi sebesar 2.625 ton (92,90 persen). Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan luas panen produktivitas sebesar 528 hektar (151,29 persen) meskipun produktivitas menurun sebesar -1,54 ton per hektar (-19,87 persen) dibandingkan tahun 2013. B. CABAI RAWIT

 Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebanyak 8.486 ton. Dibandingkan tahun 2013, terjadi kenaikan produksi sebesar 24,9 ton (0,29 persen). Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan luas panen sebesar 893 hektar (78,33 persen) meskipun produktivitasnya mengalami penurunan sebesar -3,05 ton per hektar (-42,20 persen) dibandingkan tahun 2013.

C. BAWANG MERAH

 Produksi umbi bawang merah dengan daun tahun 2014 sebanyak 1.242 ton. Dibandingkan tahun 2013, produksi menurun sebesar 112,5 ton (-8,31 persen). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar -29 hektar (-9,57 persen) meskipun produktivitas naik sebesar 0,06 ton per hektar (1,39 persen) dibandingkan tahun 2013.

(2)

Mongondow Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kota Mnado, Kota Bitung, Kota Tomohon, dan Kota Kotamobagu).

2. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA

Pengumpulan data produksi dan luas panen hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan dengan metode perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Daftar nama kecamatan yang digunakan keadaan pada bulan Desember 2013 dengan jumlah kecamatan sebanyak 167 kecamatan. Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pencatatan dan pengolahan baik di tingkat kabupaten/kota, dan provinsi maupun tingkat nasional.

3. PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar Sulawesi Utara tahun 2014 sebesar 5.451 ton (Gambar 1), mengalami peningkatan sebesar 2.625 ton (92,90 persen) dibandingkan tahun 2013. Peningkatan produksi cabai besar tahun 2014 tersebut terjadi di Daratan Sulawesi Utara sebesar 2.643 ton, sedangkan di Kepulauan Sulawesi Utara mengalami penurunan sebesar 18,2 ton.

Gambar 1

Perkembangan Produksi Cabai Besar Menurut Wilayah Daratan dan Kepulauan Sulawesi Utara, Tahun 2012 – 2014

Persentase produksi cabai besar pada tahun 2014 menurut wilayah di Daratan Sulawesi Utara sebesar 99,66 persen dan di Kepulauan Sulawesi Utara sebesar 0,34 persen. Dalam periode

94 37 900 995

2,789 2,826

19

5,432 5,451

KEPULAUAN SULAWESI UTARA DARATAN SULAWESI UTARA SULAWESI UTARA

(3)

2012–2014 (Tabel 1), produksi tertinggi di Daratan Sulawesi Utara terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 5.432 ton, sedangkan produksi tertinggi di Kepulauan Sulawesi Utara terjadi tahun 2012 sebesar 942 ton. Luas panen tertinggi di Daratan Sulawesi Utara dan Kepulauan Sulawesi Utara terjadi pada tahun 2014, yaitu seluas 857 hektar dan 20 hektar. Produktivitas tertinggi untuk Daratan Sulawesi Utara terjadi pada tahun 2013 sebesar 7,76 ton per hektar, sedangkan untuk produktivitas tertinggi di Kepulauan Sulawesi Utara pada tahun 2012 sebesar 15,4 ton per hektar.

Kenaikan produksi cabai besar pada tahun 2014 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Minahasa, Tomohon, Bolaang Mongondow, dan Kotamobagu. Sementara itu, penurunan produksi yang relatif besar terjadi di Kabupaten Minahasa Utara, Bolaang Mongondow Utara, Minahasa Selatan, Kepulauan Sangihe, Siau Tagulandang Biaro, dan Kepulauan Talaud.

Perkembangan produksi cabai besar per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 2. Pada periode tahun 2013-2014, peningkatan dan penurunan produksi (year on year) cabai besar terjadi pada setiap triwulan, yaitu triwulan I turun sebesar -91 ton (-12,55 persen), triwulan II dan triwulan III naik masing-masing sebesar 157,2 ton (14,74 persen) dan 174,3 ton (330,83 persen), dan triwulan IV turun sebesar -471 ton (-92,70 persen).

Tabel 1

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Wilayah Daratan dan Kepulauan Sulawesi Utara, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012 - 2013 2013 - 2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton)

Kepulauan Sulawesi Utara 94 37 19 -57 -60,72 -18 -49,19

Daratan Sulawesi Utara 900 2 789 5 432 1 888 209,72 2.643 94,79 Sulawesi Utara 995 2 826 5 451 1 831 184,10 2.625 92,90

Luas Panen (ha)

Kepulauan Sulawesi Utara 17 0 20 -17 -100,00 20 0,00

Daratan Sulawesi Utara 193 349 857 156 80,83 508 145,56

Sulawesi Utara 210 349 877 139 66,19 528 151,29

Produktivitas (ton/ha)

Kepulauan Sulawesi Utara 5,54 0,00 0,94 -5,54 -100,00 0,94 0,00 Daratan Sulawesi Utara 4,67 7,99 6,34 3,33 71,28 -1,65 -20,68

Sulawesi Utara 4,74 7,76 6,22 3,02 63,77 -1,54 -19,87

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

(4)

Tabel 2

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Triwulan, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 294 724 634 430 146,39 -91 -12,55 Triwulan II 296 1 067 1 224 771 260,34 157 14,74 Triwulan III 206 527 2 270 321 155,98 1 743 330,83 Triwulan IV 199 508 37 309 155,48 -471 -92,70

Luas Panen (ha)

Triwulan I 114 169 279 55 48,25 110 65,09 Triwulan II 94 230 418 136 144,68 188 81,74 Triwulan III 85 165 586 80 94,12 421 255,15 Triwulan IV 65 152 371 87 133,85 219 144,08 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 78,32 137,45 75,43 59,13 75,50 -62,02 -45,12 Triwulan II 98,72 139,19 77,81 40,47 40,99 -61,38 -44,10 Triwulan III 71,53 94,48 116,44 22,95 32,08 21,96 23,24 Triwulan IV 85,31 98,86 108,71 13,55 15,88 9,85 9,96

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

- Cabai besar terdiri dari cabai merah besar, cabai hijau besar, cabai merah keriting, dan cabai hijau keriting

Perkembangan luas panen cabai besar pada tahun 2013 dan 2014 (Gambar 2) menunjukkan peningkatan pada triwulan II dan triwulan II ke triwulan III kemudian menurun pada triwulan IV. Hal ini berbeda dengan pola luas panen pada tahun 2012 yang menunjukkan pola yang menurun dari setiap triwulan ke triwulan berikutnya.

Gambar 2

Pola Luas Panen Cabai Besar, 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 114 94 85 65 2013 169 230 165 152 2014 279 418 586 371 0 100 200 300 400 500 600 Lu as Pa n e n ( h e kta r)

(5)

4. PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit tahun 2014 (Gambar 3) sebesar 8.486 ton, mengalami kenaikan sebanyak 25 ton (0,29 persen) dibandingkan tahun 2013. Kenaikan produksi cabai rawit dari tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi di Daratan Sulawesi Utara sebesar 219 ton (2,73 persen), sedangkan di Kepulauan Sulawesi Utara mengalami penurunan sebesar -194 ton (-44,78 persen).

Persentase produksi cabai rawit tahun 2014 sebesar 97,18 persen di Daratan Sulawesi Utara dan 2,82 persen di Kepulauan Sulawesi Utara. Hal ini menunjukkan bahwa dalam periode tahun 2012–2014, Wilayah Daratan Sulawesi Utara masih menjadi sentra produksi cabai rawit di Sulawesi Utara (Tabel 3). Produksi cabai rawit tertinggi di Daratan dan Kepulauan Sulawesi Utara masing-masing terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 8.679 ton dan 977 ton. Luas panen tertinggi di Daratan dan Kepulauan di Sulawesi Utara juga terjadi pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2012 masing-masing seluas 2.231 hektar dan 308 hektar. Produktivitas tertinggi di Daratan Sulawesi Utara dan Kepulauan Sulawesi Utara terjadi pada tahun 2013 masing-masing sebesar 7,30 ton per hektar dan 10,57 ton per hektar.

Gambar 3

Perkembangan Produksi Cabai Rawit,

Menurut Wilayah Daratan dan Kepulauan Sulawesi Utara, Tahun 2012–2014

Pada tahun 2014, kenaikan produksi cabai rawit yang relatif besar terjadi di Kabupaten Minahasa, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Tenggara, dan Kabupaten Minahasa Selatan. Sementara penurunan produksi cabai rawit yang relatif besar terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow utara, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe.

977 8,679 9,656 434 8,028 8,461 239 8,247 8,486

KEPULAUAN SULAWESI UTARA DARATAN SULAWESI UTARA SULAWESI UTARA

(6)

Tabel 3

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Wilayah Daratan dan Kepulauan Sulawesi Utara, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012 - 2013 2013 - 2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton)

Kepulauan Sulawesi Utara 977 434 239 -543,5 -55,63 -194 -44,78 Daratan Sulawesi Utara 8 679 8 028 8 247 -651 -7,50 219 2,73

Sulawesi Utara 9 656 8 461 8 486 -1 195 -12,37 25 0,29

Luas Panen (ha)

Kepulauan Sulawesi Utara 308 41 229 -267 -86,69 188 458,54 Daratan Sulawesi Utara 2 231 1 099 1 804 -1 132 -50,74 705 64,15

Sulawesi Utara 2 539 1 140 2 033 -1 399 -55,10 893 78,33

Produktivitas (ton/ha)

Kepulauan Sulawesi Utara 3,17 10,57 1,05 7,40 233,32 -9,53 -90,11 Daratan Sulawesi Utara 3,89 7,30 4,57 3,41 87,77 -2,73 -37,42

Sulawesi Utara 3,80 7,22 4,17 3,42 89,90 -3,05 -42,20

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Tabel 4

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Triwulan, Tahun 2012-2014

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011−2012 2012−2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 3 632 2 934 2 262 -698 -19,21 -672 -22,90 Triwulan II 2 464 2 752 2 116 289 11,72 -636 -23,12 Triwulan III 1 730 1 733 2 356 3 0,17 623 35,94 Triwulan IV 1 830 1 041 109 -789 -43,09 -932 -89,49

Luas Panen (ha)

Triwulan I 1 455 1 320 1 535 -135 -9,28 215 16,29

Triwulan II 1 206 1 295 1 406 89 7,38 111 8,57

Triwulan III 1 018 834 1 369 -184 -18,07 535 64,15

(7)

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011−2012 2012−2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 7,47 6,69 4,40 -0,77 -10,40 -2,29 -34,25 Triwulan II 6,10 6,38 4,52 0,28 4,61 -1,85 -29,14 Triwulan III 5,09 6,23 5,17 1,13 22,29 -1,06 -17,02 Triwulan IV 6,07 5,08 4,82 -0,99 -16,38 -0,25 -5,04

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Perkembangan produksi cabai rawit per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 4. Pada periode tahun 2013-2014, penurunan produksi pada triwulan I sebesar -672 ton (-22,90 persen) dan pada triwulan II turun sebesar -636 ton (-23,12 persen). Akan tetapi, pada triwulan III mengalami peningkatan sebesar 623 ton (35,94 persen) meskipun turun lagi pada triwulan IV sebesar -932 ton (89,49 persen).

Gambar 4 menunjukkan bahwa luas panen cabai rawit selama periode 2012-2014 terjadi penurunan luas panen pada setiap triwulan. Dan penurunan cenderung tajam terjadi pada triwulan IV.

Gambar 4

Pola Luas Panen Cabai Rawit, 2012–2014

5. PRODUKSI BAWANG MERAH

Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 1.242 ton, mengalami penurunan sebanyak -113 ton (-8,31 persen) dibandingkan pada tahun 2012. Penurunan produksi tersebut disebabkan menurunnya luas panen sebesar -29 hektar (-9,57 persen). Sementara Produktivitas naik sebesar 0,062 ton per hektar (1,39 persen).

Persentase produksi bawang merah di Sulawesi Utara tahun 2014 menurut wilayah Daratan Sulawesi Utara dan Kepulauan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 96,81 persen

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 1,455 1,206 1,018 901 2013 1,320 1,295 834 613 2014 1,535 1,406 1,369 1,094 600 700 800 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 Lu as Pa n e n ( h e kta r)

(8)

dan 3,19 persen. Produksi dan luas panen tertinggi di Daratan Sulawesi Utara dicapai pada tahun 2012, dimana produksi mencapai 4.724 ton dan luas panen mencapai 593 hektar. Produksi dan luas panen tertinggi di Kepulauan Sulawesi Utara dicapai pada tahun 2012 juga, dimana produksi mencapai 577 ton dan luas panen mencapai 87 hektar. Sementara produktivitas tertinggi untuk Daratan Sulawesi Utara yaitu sebesar 7,97 ton per hektar, sedangkan Kepulauan Sulawesi Utara sebesar 6,63 ton per hektar dicapai pada tahun 2012 (Tabel 5).

Gambar 5

Perkembangan Produksi Bawang Merah

Menurut Wilayah Daratan dan Kepulauan Sulawesi Utara, Tahun 2012–2014

Kenaikan produksi bawang merah pada tahun 2014 hanya terjadi di Kabupaten Minahasa, Kota Bitung, dan Kabupaten Minahasa Utara. Sementara itu, penurunan produksi bawang merah yang relatif besar terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara.

Perkembangan produksi bawang merah per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 ditunjukkan pada Tabel 6. Pada periode 2013-2014, penurunan produksi terjadi pada triwulan I sebesar -196 ton (-34,58 persen) dan triwulan IV sebesar -74 ton (-95,09 persen), sedangkan untuk triwulan II naik sebesar 16 ton (8,06 persen). Sementara itu triwulan III nilai produksi tetap.

577 577 4.724 45 270 1.309 40 238 1.202

Kepulauan Sulawesi Utara Daratan Sulawesi Utara Sulawesi Utara

(9)

Tabel 5

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2012–2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012 - 2013 2013 - 2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton)

Kepulauan Sulawesi Utara 577 45 40 -532 -92,20 -5 -12,00

Daratan Sulawesi Utara 4 724 1 309 1 202 -3 415 -72,28 -107 -8,18

Sulawesi Utara 5 301 1 354 1 242 -3 946 -74,45 -113 -8,31

Luas Panen (ha)

Kepulauan Sulawesi Utara 87 38 8 -49 -56,32 -30 -78,95

Daratan Sulawesi Utara 593 265 266 -328 -55,31 1 0,38

Sulawesi Utara 680 303 274 -377 -55,44 -29 -9,57

Produktivitas (ton/ha)

Kepulauan Sulawesi Utara 6,63 1,18 4,95 -5,44 -82,13 3,77 318,00 Daratan Sulawesi Utara 7,97 4,94 4,52 -3,03 -37,97 -0,42 -8,52

Sulawesi Utara 7,80 4,47 4,53 -3,33 -42,66 0,06 1,39

Keterangan: Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Tabel 6

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Triwulan, Tahun 2012–2014

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011−2012 2012−2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 1 567 566 371 -1 000 -63,85 -196 -34,58 Triwulan II 1 332 197 213 -1 135 -85,19 16 8,06 Triwulan III 1 260 513 513 -747 -59,25 0 0,00 Triwulan IV 1 142 77 4 -1 065 -93,22 -74 -95,09

Luas Panen (ha)

Triwulan I 190 111 69 0 0,00 0 0,00

Triwulan II 158 43 84 -79 -41,58 -42 -37,84

Triwulan III 171 135 83 -115 -72,78 41 95,35

(10)

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011−2012 2012−2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 24,92 15,32 15,57 -9,60 -38,53 0,25 1,64 Triwulan II 25,38 13,39 7,91 -11,99 -47,24 -5,48 -40,94 Triwulan III 22,23 8,04 14,91 -14,18 -63,81 6,87 85,41 Triwulan IV 21,19 17,12 11,31 -4,07 -19,19 -5,81 -33,91

Keterangan: Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Perkembangan luas panen bawang merah sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan peningkatan pada triwulan II dan mengalami penurunan pada triwulan III dan triwulan IV. Pada tahun 2013, pola luas panen bawang merah mengalami penurunan pada triwulan II, kemudian meningkat pada triwulan III dan menurun di triwulan ke IV (Gambar 6).

Gambar 6

Pola Luas Panen Bawang Merah, Tahun 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 190 158 171 161 2013 111 43 135 14 2014 69 84 83 38 10 30 50 70 90 110 130 150 170 190 Lu as Pa n e n ( h e kta r)

(11)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044 Fax.: 0431-862204 Homepage : http://sulut.bps.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

Gambar

Gambar  4  menunjukkan  bahwa  luas  panen  cabai  rawit  selama  periode  2012-2014  terjadi  penurunan luas panen pada setiap triwulan

Referensi

Dokumen terkait

80.. memiliki kemampuan bernegosiasi dengan supplier dan pelanggan, kemampuan untuk memerintah karyawan dengan tepat.. Berdasarkan hasil jawaban narasumber, maka dapat

Oleh karena itu hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan tingkat pen- didikan formal istri/suami terhadap banyaknya tanggungan keluarga terha-

Peningkatan kadar tepung umbi porang yang digunakan sebagai pengikat dapat mempengaruhi sifat fisik dari tablet yaitu kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet yang

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa perlakuan konsentrasi gula pada sirup bonggol nanas dihasilkan yang terbaik adalah sirup bonggol nanas

Tujuan: Membuktikan efek bakterisidal dekok kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix) sebagai antibakteri pada Streptococcus pyogenes. Metode: Drop plate technique

Menurut Henry Guntur dalam “The American Collage Dictionary” dalam Liza (2009:2), bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu yang melukiskan para

Peserta didik tidak lagi menerima informasi secara pasif, akan tetapi peserta didik bisa bersifat aktif di dalam pembelajaran, karena peserta didik diberikan kebebasan

Hasil ini menunjukkan bahwa adopsi IFRS di Indonesia tidak mempunyai pengaruh pada gabungan rele- vansi nilai informasi akuntansi yaitu laba bersih dan nilai buku