• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan radio yang kinerjanya dipengaruhi oleh karakteristik penyiar itu sendiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perusahaan radio yang kinerjanya dipengaruhi oleh karakteristik penyiar itu sendiri"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Profesi sebagai penyiar radio di Indonesia merupakan sumber daya di perusahaan radio yang kinerjanya dipengaruhi oleh karakteristik penyiar itu sendiri (individu), suasana kerja dan karakteristik pekerjaanya (”Broadcast Surgery” Hard Rock Radio Bali). Penyiar radio dalam perspektif bisnis, adalah produser, dan pendengarnya adalah konsumen. Saiful Bakhtiar (2006) mengemukakan bahwa dalam industri radio, penyiar radio menjadi salah satu yang langsung berinteraksi dengan pendengar dan juga menjadi brand image stasiun radio, sehingga pada dasarnya penyiar radio harus dapat mengetahui, memahami, dan melaksanakan visi dan misi dari radio mana dia bekerja. Radio siaran, dituntut agar selalu menyajikan yang terbaik bagi pendengarnya. Hal ini kembali lagi kepada penyiar radio yang bertugas sebagai perantara informasi yang hendak disampaikan. Informasi itu bermacam-macam, mulai dari informasi berita, musik, lifestyle, dan sebagainya. Jadi, yang memegang peranan dalam peningkatan produktivitas radio adalah para penyiar radio.

Orang-orang yang terlibat didalam suatu komunitas radio, memiliki suatu ‘status‘ yang cukup berarti dalam pendistribusian informasi lifestyle ke kalangan masyarakat. Baik penyiar ataupun pendengarnya yang menurut beberapa teori, motif mereka ikut terlibat di dalam komunitas tersebut adalah untuk mendapatkan nilai peran dan status. Tujuannya adalah untuk dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka, sehingga terbentuklah suatu image atau citra atau karateristik

(2)

individu yang berbeda dari orang-orang yang terlibat di dalam komunitas radio. Namun anehnya sebagian besar dari penyiar radio maupun pendengarnya saling mengikat diri secara sukarela, dan semuanya adalah demi mendapatkan nilai peran (karakteristik) dan status tersebut. Adapun jumlah penyiar radio yang bersegmentasi pendengar anak muda di Denpasar, tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Proporsi Penyiar Radio Remaja Menurut Latar Belakang Pendidikan

Radio SMA Mahasiswa Total

01. Cassanova FM 9 8 17 02. CDBS FM 6 8 14 03. Hardrock Radio 8 11 19 04. OZ Radio 3 3 6 05. Kuta Radio 11 8 19 06. Phoenix FM 6 8 14 07. Elkoga Radio 6 8 14 08. Radio Plus - - - 09. BC FM 3 5 8 Total 52 59 111

Sumber : data primer diolah, 2007

Penyiar adalah profesi yang dilakukan di tengah waktu luang (part time), karena sebagian besar penyiar radio ini masih menekuni profesi sebagai pelajar dan mahasiswa. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1, dimana kesemua penyiar tersebut masih atau sedang mengenyam pendidikan, padahal secara empiris pekerjaan (job description) sebagai penyiar radio harus dikerjakan oleh orang yang memang pekerja. Namun mereka adalah pekerja yang profesional karena direkrut melalui proses seleksi ketat disertai pelatihan dan aturan kerja yang disiplin. Hal Ini didasari karena kinerja penyiar radio merupakan ujung tombak dari sebuah radio, yang lebih banyak berinteraksi dengan pendengar. Semakin baik kinerja penyiar yang dimiliki sebuah radio, semakin baik kinerja radio tersebut ditelinga pendengarnya. Oleh karena itu pada umumnya sebuah radio sangat memperhatikan

(3)

kinerja dari penyiarnya dan hal tersebut sangat menarik untuk diteliti. Menurut Cushway (dalam Apramana 2001), kinerja adalah suatu proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu. Selanjutnya, kinerja merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Agar dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik, seseorang harus memiliki kemampuan dan kemauan.

Penyiar (producers) atau biasa disebut sebagai DJ (Disk Jockey), adalah seseorang yang berfungsi sebagai penghantar, perangkai, serta pengatur lagu-lagu didalam acara yang bersifat dinamis, sambung menyambung, susul menyusul dan tidak terputus (terhenti / dead air ), dari awal acara hingga akhir (”Broadcast Surgery” Hard Rock Radio Bali, 2006).

Seorang penyiar radio haruslah memiliki kemampuan yang cukup dalam hal berbicara. Yang dimaksud berbicara dalam hal ini adalah bukan sekedar berbicara, namun lebih fokus kepada penyampaian informasi agar mudah diterima oleh pendengar, dan mampu untuk menyenangkan serta menghibur orang lain. Selain memiliki kemampuan berbicara, penyiar haruslah memiliki kecerdasan, berpikir taktis, luwes, strategis, memiliki wawasan yang luas, berselera humor yang tinggi, siap menghibur, dan selalu mau belajar (Tata Danamiharja, 2005). Kesemua kriteria penyiar tersebut harus dimiliki oleh setiap penyiar, karena dalam hal penyampaian informasi kepada para pendengar harus mudah dimengerti dan gampang diterima.

(4)

Adapun karakteristik seorang penyiar secara umum adalah ( Broadcast Surgery, Hard Rock Radio Bali, 2006 ) :

1. the low profile DJ, yaitu tipe penyiar yang jarang bicara, kalaupun berbicara, isinya adalah sedikit cerita / latar belakang mengenai sebuah lagu sebelum diputar, informasi mengenai waktu, cuaca atau station ID,yang dibawakan dengan singkat. Penyiar dengan tipe seperti ini ada pada radio yang menempatkan musik sebagai primadona siaran, sehingga penyiar dilarang mengganggu musik yang sedang disajikan.

2. the specialist DJ, sangat ahli dalam jenis musik tertentu, mampu memberikan ulasan yang bagus mengenai jenis musik yang dikuasainya, dengan menyisipkan humor, gosip dan cerita-cerita ringan seputar artis yang dibawakannya. Dengan demikian pendengar dapat menikmati musik yang diputar sambil memperoleh informasi yang berharga.

3. the personality DJ, mampu mengendalikan lagu-lagu sambil memberikan informasi spontan diantara lagu-lagu sambil memberikan informasi spontan diantara lagu dengan cara penyampaian sesuai dengan kepribadiannya (bersahabat, berwawasan, memiliki taste, dan mampu menghibur) serta tidak meniru atau berusaha menjadi orang lain.

Karakteristik penyiar yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dari pendengar (consumer). Semakin baik karakteristik yang dimiliki oleh penyiar, maka semakin nyaman pendengar, dan akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja terhadap penyiar tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja penyiar yang bersangkutan

(5)

Dengan mengutamakan citra ataupun image kepada pendengarnya, maka radio siaran dalam penyampaian informasi, hiburan, dan informasi-informasi lain yang bersangkutan, haruslah tepat, jelas dan akurat. Seorang penyiar yang memiliki kinerja yang tinggi terhadap penyampaian informasi secara jelas, akurat, dan tepat adalah sangat dibutuhkan, baik itu demi kinerja kerjanya, maupun kinerja kerja perusahaannya.

Kinerja seorang penyiar dalam melakukan pekerjaannya dipengaruhi juga oleh suasana kerjanya. Faktor suasana kerja dapat berpengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan, sehingga setiap perusaha-usahaan mengusaha-usahakan sedemikian rupa agar lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif. Seperti yang dikemukakan oleh Ahyari (1999) bahwa faktor yang menentukan suasana kerja di dalam perusahaan adalah suatu hal yang disebut dengan kondisi kerja. Kondisi suasana kerja yang menyenangkan dapat mencakup tempat kerja dan fasilitas-fasilitas bantu yang mempercepat serta mempermudah segala aktivitas mereka. Seorang penyiar mengharapkan suasana kerja yang baik tidak bising dan tidak membosankan. Bila kondisi kerja yang ada tidak seperti yang diharapkan, maka hal ini akan berpengaruh besar terhadap kinerja penyiar radio.

Seorang karyawan suatu organisasi harus menyesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang dimilikinya. Begitu pula dengan seorang penyiar, dimana mereka dalam meningkatkan kinerja kerjanya, dipengaruhi juga oleh karakteristik pekerjaanya. Jika karakteristik pekerjaannya telah mamuaskan mereka secara intrinsik, maka mereka akan lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaannya, sehingga berujung pada peningkatan kinerja kerja mereka.

(6)

Radio sebagai salah satu media informasi dan komunikasi yang populer di Indonesia mempunyai peran khusus dan penting dalam menjalakan fungsi pers sebagai media kontroling, hiburan dan informasi bagi masyarakat luas. Adanya kebutuhan akan informasi yang akurat, cepat, aktual, dan terpercaya di kalangan masyarakat merupakan tantangan khusus bagi Radio siaran untuk menanggapi dan merespon kebutuhan konsumen. Hal ini juga tidak terlepas dari tugas radio siaran sebagai media entertainment bagi pendengarnya, tanpa harus kehilangan fungsi informatifnya. Radio siaran yang unggul dan kompetitif adalah radio siaran yang dapat menjawab setiap tantangan warna, trend dari pasar yang akan disasarnya, artinya setiap radio siaran haruslah dapat mengikuti perkembangan jaman dan selera dari pendengarnya tanpa terlepas dari citra ataupun image yang ingin ditinggalkanya kepada para pendengarnya.

Indonesia dengan konfigurasi stasiun radio, mulai dari RRI, radio Pemda dan radio siaran swasta yang tersebar di seluruh tanah air, hampir tidak satupun dari 4028 kecamatan di 314 kabupaten/kotamadya yang luput dari jangkauan sinyal (M. Alwi Dahlan, 1999). Berdasarkan data dari KPI (Komite Penyiaran Indonesia) untuk daerah Bali, saat ini telah terdapat 60 stasiun radio swasta dan pemerintah, terlebih lagi pada tahun 2005 di kota Denpasar terdapat 32 unit stasiun radio yang telah memiliki izin (BPS, Susenas Modul 2005). Data mengenai jumlah radio di Bali selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Semakin banyaknya stasiun radio yang beroperasi di Indonesia baik itu yang berizin maupun tidak, akan mampu menimbulkan suatu persaingan yang ketat antara stasiun-stasiun radio tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2

(7)

Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Radio di Indonesia dari Tahun 1989-2007 Tahun Jumlah radio (unit)

1989-1991 451 1992-1994 552 1995-1996 647 1997-1998 734 1999 769 2000-2001 779 2002 795 2003-2004 825 2005-2006 846 Sumber: http://www.radioprssni.com

Berbagai macam program acara yang mampu menarik minat pendengar, akan semakin ditingkatkan. Untuk meningkatkan produktivitas radio dalam suatu persaingan yang ketat, maka dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kinerja kerja yang tinggi, khususnya para penyiar.

Tabel 1.3 Kinerja Industri Media Radio Bali

Pertumbuhan Pencapaian RADEX (Radio Advertising Expenditure) Tahun persen dari

RADEX Total Rupiah 2000 3,3 persen 57.000.000.000,00 2001 3,3 persen 41.000.000.000,00 2002 3,5 persen 58.000.000.000,00 2003 3,9 persen 59.000.000.000,00 2004 5,3 persen 60.000.000.000,00 Sumber: PPPI, Media Scene, Seminar Cakram

Dari data kinerja industri media radio tersebut, dapat diketahui bahwa dari tahun 2003 sampai dengan 2004, jumlah nilai iklan yang dihabiskan pada industri radio di Bali adalah mencapai Rp.60.000.000.000,00. hal ini membuktikan bahwa

(8)

kinerja media Radio di Bali adalah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan kinerja media Radio di Bali, yang sebagian besar dipengaruhi oleh media-media Radio di luar Bali.

Seperti yang diungkapkan oleh Mudiartha Utama (2001), bahwa sumber daya manusia merupakan asset atau harta yang paling berharga dan penting dalam suatu organisasi ataupun perusahaan, karena keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh unsur manusia. Keseluruhan konsep tersebut menjadi latar belakang penelitian ini dalam hal menentukan pokok permasalahan yang terjadi.

1.2 Pokok Masalah Penelitian

Semakin banyaknya stasiun radio yang beroperasi di Denpasar dan semakin meningkatnya pertumbuhan iklan disetiap media Radio, menyebabkan semakin tinggi pula tingkat persaingan yang terjadi, dan membuktikan kinerja media Radio yang semakin meningkat. Hal itu menyebabkan masing-masing stasiun radio yang ada akan meningkatkan kinerja perusahaanya, yang ditujukan kepada peningkatan kinerja pekerjaan penyiarnya. Semua itu dikarenakan penyiar radio adalah tenaga kerja yang berinteraksi langsung dengan pendengar sebagai konsumen. Sehingga kinerja penyiar yang tinggi akan mampu meningkatkan produktivitas kerja perusahaan. Penyiar merupakan pekerjaan yang berhubungan erat dengan dunia entertainment dan penyiar adalah pembentuk image, baik image dari perusahaan, maupun penyiar itu sendiri di dalam masyarakat. Mampu atau tidaknya seorang penyiar membentuk image yang baik di dalam masyarakat, dapat dilihat dan diteliti dari beberapa faktor antara lain melalui karakteristik individu, suasana kerja, serta karakteristik dari pekerjaan sebagai penyiar itu sendiri yang mempengaruhi tingkat

(9)

kinerja mereka. Sesuai dengan pernyataan Gitosudarmo dan mulyono (2001), untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, maka kinerja kerja karyawan mesti ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan sinkronisasi yang tercermin dalam karakteristik individu dengan karakteristik suasana kerja, maupun dengan karkateristik pekerjaan. Seperti yang dikatakan oleh Gibson dkk (1997), yang mempengaruhi pencapaian kinerja seseorang meliputi variabel individu, organisasional dan psikologis. Sedangkan dalam Mangkunegara, 2004, faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Menurut Porter dan Miles (dalam Winardi, 2000) motivasi kerja dan kinerja merupakan suatu system yang meliputi tiga faktor yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik suasana kerja.

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraiakan tersebut, maka pokok permasalahan yang dapat disimpulkan adalah :

1. Apakah karakteristik individu, suasana kerja, dan karakteristik pekerjaan berpengaruh simultan terhadap kinerja penyiar radio swasta di Denpasar? 2. Apakah karakteristik individu, suasana kerja, dan karakteristik pekerjaan

berpengaruh parsial dan positif terhadap kinerja penyiar radio swasta di Denpasar?.

3. Apakah diantara karakterisrik individu, suasana kerja, dan karakteristik pekerjaan ada yang berpengaruh dominan dan positif terhadap kinerja penyiar radio swasta di Denpasar?.

(10)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu, suasana kerja dan karakteristik pekerjaan secara serempak dan positif terhadap kinerja penyiar radio swasta di Denpasar.

2. Untuk menganalisis pengaruh signifikan secara parsial dan positif dari karakteristik individu, suasana kerja dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja penyiar radio swasta di Denpasar.

3. Untuk mengetahui pengaruh dominan diantara karakteristik individu, suasana kerja, dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja penyiar radio swasta di Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perguruan tinggi, radio swasta dan kalangan remaja yang ingin menekuni radio, diantaranya adalah :

1. Bagi perguruan tinggi akan dapat memberi sumbangan terhadap implikasi teori motivasi

2. Bagi radio swasta dapat memberikan masukan tentang karakteristik individu, suasana kerja, dan karakteristik pekerjaan yang mempengaruhi kinerja penyiar 3. Bagi para remaja dapat mengetahui motif seseorang untuk terlibat dalam dunia

(11)

1.5 Sistematika Penyajian

Untuk memberikan gambaran pada skripsi ini, selanjutnya akan diuraikan sistematika penyajian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat tentang teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang meliputi : konsep kinerja, konsep karakteristik individu, konsep suasana kerja, konsep karakteristik pekerjaan, dan penelitian sebelumnya.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang karekteristik responden penelitian dan pembahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan akhir dari penelitian yang menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran.

Gambar

Tabel 1.1 Proporsi Penyiar Radio Remaja Menurut Latar Belakang  Pendidikan
Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Radio di Indonesia dari Tahun 1989-2007  Tahun  Jumlah radio (unit)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk, Investasi, Tingkat Upah, dan Inflasi di Indonesia secara bersama - sama memberikan

Sebuah piston bebas gesekan digunakan untuk memberikan tekanan konstan sebesar 400 kPa di dalam sebuah silinder berisi uap yang awalnya berada pada 200 ℃ dngan.. volume 2

per tanaman dan bobot per polong ber- korelasi positif-sangat nyata dan memiliki nilai pengaruh langsung positif serta besar- nya hampir sama maka perbaikan sifat

Sebaliknya, kita perlu lebih berhati- hati pada seorang anak dengan pola defekasi kurang dari 3 kali sehari tetapi dengan konsistensi tinja yang cair, karena keadaan seperti ini

(1) Penetapan atau putusan Hakim tersebut hanya didasarkan atas alasan bahwa surat dakwaan tidak sah atau tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal

Ketiga nilai filosofis tersebut, antara lain : Nilai penampilan (appeareance), nilai isi (content), dan nilai pengungkapan (presentation). Selain mengandung nilai

Dilihat dari mechanical property serat pelepah pisang semakin banyak jumlah helai serat pada komposit maka nilai kekuatn tarik semaikn tinggi hal ini menyebabkan

Keberhasilan pengembangan kedelai tidak hanya ditentukan oleh penerapan teknologi budi daya tetapi juga bergantung kepada kebijakan yang mendukung yang mencakup