• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILIAN KINERJA PEGAWAI UNTUK PENENTUAN PEGAWAI BERPRESTASI DENGAN METODE PROFILE MACTHING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILIAN KINERJA PEGAWAI UNTUK PENENTUAN PEGAWAI BERPRESTASI DENGAN METODE PROFILE MACTHING"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2013, ISSN 1414-9999

http://research.pps.dinus.ac.id 1

OPTIMALISASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILIAN

KINERJA PEGAWAI UNTUK PENENTUAN PEGAWAI BERPRESTASI

DENGAN METODE PROFILE MACTHING

Dhony Harry Budyanto dan Arief Soleman

Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro

ABSTRACT

Industry sector growing rapidly in Indonesia, this sector is one of the important sectors that absorb human resources are pretty much the main implementer of industrial activities aimed at realizing the objective of a company. Today many companies are experiencing difficulties in employee assessment process in determining employee achievement for data management and analysis are still many who use a manual process, resulting in delays in obtaining company information. Decision Support System (DSS) is one solution that can be used to assist management in making decisions quickly and accurately. SPK is an analysis system that uses information technology tools in analyzing the data and process it to produce solutions to solve a problem. One method used in the DSS is Profile Matching, this method compares the standard valuation gap with competency gaps owned by an employee with a computerized system that will get a listing of employees who are competent and achievement. With this method the process of determining employee achievement by a company can be implemented quickly and precisely who will provide accurate information to the management company

Keywords: Employee Assessment, Decision Support Systems, Profile Matching

1. PENDAHULUAN a) Latar Belakang Masalah

Perkembangan perindustrian di Indonesia saat ini telah berkembang menjadi salah satu sektor penting yang turut mendukung perkembangan perekonomian bangsa. Meski pertumbuhannya terhambat karena adanya krisis perekonomian di Eropa namun pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan naik sebesar 6.4 persen dari tahun 2011. Sektor industri merupakan suatu bentuk ekonomi padat karya dimana kegiatan industri membutuhkan banyak sumber daya manusia yang saling bekerja sama dalam mewujudkan tujuan dari sebuah perusahaan. Sumber daya manusia merupakan faktor pendukung utama keberhasilan dari suatu industri, dengan sumber daya manusia yang kompeten maka suatu organisasi akan lebih mudah dalam mewujudkan tujuannya.

1. Selain faktor sumber daya manusia, faktor teknologi informasi juga berperan penting dalam perkembangan suatu industri saat ini perkembangan teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat mendukung setiap kebutuhan dunia usaha. Dengan adanya komputer sebagai alat bantu utama dalam teknologi informasi, suatu industri akan lebih mudah dalam mengelola data menjadi suatu informasi yang dibutuhkan perusahaan. Dengan informasi yang demikian, pimpinan suatu lembaga/organisasi dapat memperoleh gambaran yang komplek dan spesifik dari suatu keputusan yang akan dirumuskan. Keputusan pun akan menjadi efisien, dari aspek waktu karena data dapat diakses dengan cepat. Sehingga sumber daya manusia dan teknologi informasi merupakan asset penting yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya.

2. Bagian HRD (Human Resources Departement) merupakan bagian dalam suatu perusahaan yang bertanggung jawab dalam pemilihan,pemanfaatan maupun pengorganisasian sumber daya manusia yang sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan organisasi. Dalam suatu waktu perusahaan membutuhkan informasi mengenai beberapa pegawai yang berprestasi di

(2)

2 http://research.pps.dinus.ac.id bagiannya masing-masing untuk memberikan reward (penghargaaan) maupun dalam rangka mempromosikan pegawai tersebut pada jenjang karir tertentu. Dalam memilih pegawai yang berprestasi dengan waktu yang singkat bukan merupakan pekerjaan yang mudah bagi bagian HRD karena harus menyeleksi prestasi-prestasi yang telah dilakukan seorang satu persatu dan melibatkan ratusan bahkan ribuan data pegawai sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu proses penyeleksian pegawai berprestasi secara manual sering mengakibatkan kesalahan-kesalahan maupun subyektifitas yang terjadi dalam proses kepegawaian.

3. PT. Gane Permai Sentosa merupakan suatu perusahaan yang berkembang di Jakarta yang didirikan pada tahun 2008. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pertambangan, Sebagai salah satu perusahaan cukup besar di perusahaan mempunyai banyak sumber daya manusia yang bekerja dalam berbagai bagian. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi perusahaan yaitu bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam memilih pegawai yang berprestasi antar bagian ketika akan memberikan reward maupun promosi, bagian HRD mengolah file hardcopy dan softcopy dengan komputerisasi sehingga membutuhkan jangka waktu berminggu-minggu sehingga belum bisa memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi para pengambil keputusan terutama Manager HRD dalam menentukan pegawainya yang berprestasi. Selain itu sering terjadi kesalahan proses penilaian karena ketidaktelitian karena banyak file-file yang harus diolah dalam proses ini.

4. Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System (DSS) secara umum didefenisikan sebagai sebuah system yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi terstruktur (Turban, Efraim Aronson, Jay E, and Liang, Ting Peng, 2005). Decision Support System (DSS) atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem berbasis komputer interaktif yang membantu pengambil keputusan (manajer) memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan permasalahan yang semi/tidak terstruktur. SPK mendayagunakan resource individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk menngkatkan kualitas keputusan. Konsep mengenai SPK pertama kali diperkenalan pada tahun 1970-an oleh Michael S Scott Morton dengan istilah “Management Decision System”, beberapa perusahaan dan para ahli mulai meneliti dan mengembangkan SPK yang kemudian mereka mengkarakteristikannya sebagai sistem berbasis komputer interaktif yang membantu para pembuat keputusan dalam memanfaatkan data dan model dalam memecahkan masalah semi terstruktur. Dalam pendekatannya untuk menyelesaikan permasalahan ada beberapa metode yang dipergunakan dalam SPK, salah satunya adalah metode Profile Matching. Metode Profile

Matching merupakan salah satu metode dalam SPK yang sudah dipergunakan dalam aplikasi sistem pendukung keputusan untuk penilaian kinerja pegawai (Kusrini, 2009). Penelitian lain mengenai Sistem Pendukung keputusan dengan metode matching profile pernah dilakukan oleh Andreas Handojo dan Djoni H Setiabudi [2006] mengenai Pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan untuk proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir,Penelitian ini menghasilkan sistem pendukung keputusan dalam mengelola kenaikan jabatan pegawai dengan pendekatan metode matching profile,namun dalam penelitian ini sistem yang dihasilkan belum menyediakan adanya suatu grafik yang membandingkan proses penilaian antara pegawai satu dengan yang lain antar bagian. Sehingga dalam penelitian ini akan dibuat sebuah system pendukung keputusan penentuan pegawai berprestasi dengan tersedianya berbagai fasilitas dalam mengambil keputusan termasuk adanya grafik yang bisa dilihat oleh management dalam penentuan pegawai paling berprestasi. Melihat kondisi di atas, maka dalam penelitian ini peneliti memilih judul “OPTIMALISASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI UNTUK PENENTUAN PEGAWAI BERPRESTASI DENGAN METODE PROFILE MATCHING PADA PT. GANE PERMAI SENTOSA”.

b) Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang terjadi dalam perusahaan adalah :

(3)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2013, ISSN 1414-9999

http://research.pps.dinus.ac.id 3

1. Perusahaan kesulitan dalam menentukan pegawai berprestasi karena adannya subyektifitas dalam proses penilaian dan dalam proses pengelolaan datanya.

2. Sistem manual mengakibatkan kesalahan dalam menentukan pegawai berprestasi karena jumlah file yang diolah terlalu besar.

c) Tujuan

Tujuan penelitian merupakan langkah awal yang sangat penting sebelum memulai penelitian. Dengan adanya tujuan, langkah-langkah penelitian menjadi terarah dan jelas. Adapun penelitian ini bertujuan untuk:

1. Membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk membantu manajer HRD untuk mempromosikan atau menempatkan karyawan sesuai dengan kompetensinya pada suatu jabatan tertentu pada yayasan PT. Gane Permai Sentosa.

2. Membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan suatu database untuk membantu bagian HRD dalam mengatur profile karyawan maupun profile jabatan.

d) Manfaat

Penelitian dilakukan bertujuan untuk memberikan alternatif dalam menentukan pegawai berprestasi. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan sistem penilaian pegawai yang sekarang diterapkan.

2. Sebagai alat bantu yang dapat meminimalisasi kesalahan, memungkinkan PT.Gane Permai Sentosa mempunyai sistem pendukung keputusan,karena diharapkan sistem ini akan di implementasikan secara langsung.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System

Konsep Sistem Pendukung Keputusan Pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System (Sprague, 1982). Konsep Sistem Pendukung keputusan ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan memanfaatkan data dan model untuk mengatasi masalah yang tidak terstruktur. Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). ( Kusrini, M.Kom, 2007 ). Sedangkan menurut Robert dan Michael (1991). Sistem adalah kumpulan suatu kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan dalam interaksi yang kuat atau lemah dengan pembatas sistem yang jelas. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model-model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak terstruktur.( Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc, 2004). Ciri utama sekaligus keunggulan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen Terkomputerisasi, yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komputer dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel ( Dr. Ir. Kadarsah Suryadi dan Ir. M. Ali Ramdhani, M. T., 2000).

2.2 Optimalisasi

Optimasi berasal dari pembentukan kata Optimal = paling bagus/tinggi;tertinggi;terbagus;paling menguntungkan. Optimal a (ter) baik: tertinggi; paling menguntungkan: dengan kondisi fisik yang-- kami yakin akan menang dalam pertandingan sore nanti; kita telah bekerja secara --; Mengoptimalkan (v) menjadikan paling baik; menjadikan paling tinggi; Pengoptimalan proses cara, perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi). Optimasi berasal dari bahasa inggris optimization (n), kata benda yang berasal dari kata kerja (v) optimize. Kata kerja optimize berasal dari kata sifat (adj) optimal. Bentukan kata optimal dengan imbuhan ize akan membuat al pada optimal dipenggal sehingga hasilnya adalah optimize.

(4)

4 http://research.pps.dinus.ac.id 2.2.1 Analisa Metode Optimalisasi

Menurut Turban [4] model optimasi merupakan salah satu metode yang sesuai untuk pengambilan keputusan masalah-masalah dengan alternatif-alternatif jumlah yang relatif kecil. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif, Teknik-teknik untuk penyelesaian masalah ini antara lain dengan menggunakan tabel keputusan atau pohon keputusan, Pohon keputusan bisa digambarkan dalam proses sebagai berikut :

Sedangkan desain contoh dari tabel keputusan bisa digambarkan sebagai berikut :

Dengan metode diatas akan diketahui adanya alternatif yang paling optimal dari sistem pendukung keputusan yang akan diterapkan dalam pemilihan pegawai yang berprestasi.

2.3 Sistem Pendukung Keputusan Penilian Kinerja Pegawai Untuk Penentuan Pegawai Berprestasi Dengan Metode Profile Macthing

2.3.1 Definisi Penilaian Kinerja Pegawai

Dalam buku yang berjudul :”Manajemen Sumber Daya Manusia” (1995:327), menurut Henry Simamora kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Yang dimaksud dengan sistem penilaian kinerja ialah proses yang mengukur kinerja karyawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan adalah :

1. karakteristik situasi,

(5)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2013, ISSN 1414-9999

http://research.pps.dinus.ac.id 5

3. tujuan-tujuan penilaian kinerja,

4. sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluas 2.3.2 Definisi Prestasi Kerja

Ukuran terakhir keberhasilan dari suatu departemen personalia adalah prestasi kerja. Karena baik departemen itu sendiri maupun karyawan memerlukan umpan balik atas upayanya masing-masing, maka prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja Menurut Heidrahman dan Suad Husnan (1990:126), faktor-faktor prestasi kerja yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :

1. Kuantitas Kerja

Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.

2. Kualitas kerja

Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.

3. Keandalan

Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama

4. Inisiatif

Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan.

5. Kerajinan

Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat rutin. 6. Sikap

Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja. 7. Kehadiran

Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.

(6)

6 http://research.pps.dinus.ac.id 2.3.3 Implementasi Penilaian Pegawai Berprestasi dengan Matching profile

PENDEKATAN “MATCHING PROFILE” MASALAH

Kesulitan perusahaan dalam menentukan pegawai berprestasi dan proses penilaian yang membutuhkan waktu yang lama.

PELUANG Adanya aturan penentuan pegawai berprestasi dari HRD

PENGEMBANGAN Pengembangan OOD

Coding VB , Database Microsoft Access 2007

IMPLEMENTASI

- Pretest (hasil perhitungan sebelum menggunakan SPK) - Posttest (hasil perhitungan setelah menggunakan SPK)

PENGUJIAN

Perbedaan Pretest-Posttest

HASIL

SPK penilaian kinerja pegawai yang sesuai dengan kompetensi

kerja seorang pegawai yang telah ditetapkan perusahaan.

Pegawa i Standard Penilaian K O M P E T E GAP Pegawai Berprestasi

(7)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2013, ISSN 1414-9999

http://research.pps.dinus.ac.id 7

3 METODE PENELITIAN

3.1 Analisis dan Perancangan Sistem

1 Daftar Karyawan yang dinilai kinerjanya adalah sebagai berikut : Tabel Tabel Data Pegawai

No NIP NAMA BAGIAN JABATAN KETERANGAN

1 0454599907 Ir. Marlina S PRODUKSI STAFF -

2 0454599908 Bambang, SE KEUANGAN STAFF -

3 0454599909 Joko S, SH MARKETING STAFF -

2 Penentuan Profile Pegawai masing-masing pegawai yang akan dinilai

Penentuan profile pegawai yang didasarkan atas aspek penilaian dilakukan dengan mengaktifkan form transaksi profile pegawai dengan tampilan sebagai berikut:

Form Transaksi Penilaian SPK Matching Profile

Form diatas menghitung secara otomatis nilai dari masing-masing pegawai berdasarkan faktor penilaian yang telah ditetapkan bagian HRD.

3 Perhitungan Matching Profile dan Penentuan Rangking Pegawai Berprestasi

Setelah menghitung kompetensi pegawai berdasar aspek penilaian yang telah ditentukan maka selanjutnya akan dihitung Gap Kompetensi,Pembobotan,Perhitungan Nilai Total dan Penentuan Rangking Pegawai Berprestasi melalui form transaksi matching profile dengan tampilan sebagai berikut :

(8)

8 http://research.pps.dinus.ac.id Form Transaksi Hasil Penilaian SPK Matching Profile

Dengan melihat form transaksi diatas terutama pada bagian kolom Hasil Pemrosesan matching Profile secara otomatis akan dihitung nilai dari ke tiga pegawai diatas sehingga juga akan ditentukan perangkingan berdasarkan nilai tertinggi yang telah dicapai.

3.2 Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem merupakan tindak lanjut dari kegiatan analisa dan desain sistem. Tahap ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu :

1. Menerapkan rencana implementasi

Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi.

2. Kegiatan implementasi

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahapan implementasi ini adalah: 1. Pemilihan dan pelatihan personil.

Personil-personil yang menduduki posisi yang baru perlu dilatih untuk hal-hal yang mereka belum memahaminya. Personil disini adalah personil-personil yang akan mengoperasikan sistem, yaitu mereka yang terlibat dalam tugas dalam mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem.

2. Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak

Pemilihan tempat yang akan digunakan sebagai tempat untuk instalasi perangkat keras dan perangkat lunak harus benar-benar diperhitungkan dengan baik. Misalnya saja dari faktor bencana alam seperti banjir dan sebagainya.

3. Pengujian program.

Sebelum program diterapkan, maka program tersebut harus diuji agar bebas dari kesalahan-kesalahan baik kesalahan-kesalahan dalam bentuk logika, penulisan kode maupun kesalahan-kesalahan prosedur. 4. Konversi sistem.

Konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem baru, supaya siap mulai untuk dapat digunakan. Pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk melakukan konversi sistem adalah konversi langsung. Konversi secara langsung dilakukan dengan mengganti sistem yang lama

(9)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2013, ISSN 1414-9999

http://research.pps.dinus.ac.id 9

langsung dengan sistem yang baru. Pendekatan konversi langsung biasanya disebut juga dengan pendekatan pemotongan langsung (direct cutover). Pada pendekatan ini, sistem yang lama 3.3 Pengujian Sistem

Dengan melakukan proses penilaian pegawai berprestasi dengan SPK Matching Profile di PT. Gane Permai Sentosa ternyata sangat membantu bagian HRD terutama para pengambil keputusan karena prosesnya bisa dilakukan dengan cepat dan tepat dengan bantuan teknologi komputer yang berdasarkan metode matching profile akan menghitung secara otomatis dan melakukan perangkingan terhadap pegawai yang berprestasi. Sehingga sistem ini sangat berkontribusi terhadap proses penilaian promosi pegawai yang dilakukan oleh perusahaan

3.3.1 Pengujian dengan Parameter Waktu

Waktu merupakan salah satu faktor yang dipakai dalam menentukan efisiensi penilaian prestasi pegawai. Berikut adalah tabel perbandingan waktu penggunaan sistem penilaian lama (manual) dengan SPK sistem baru dengan mengambil sampel contoh penilaian yang dilakukan seorang kepala bagian keuangan (finance) yang memiliki 30 staff dalam lingkungan bagiannya.

SISTEM LAMA WAKTU SISTEM BARU WAKTU

Penilaian sejumlah 30 pegawai pada bagian keuangan (1 pegawai

10 menit)

300 menit (5 jam)

Penilaian sejumlah 30 pegawai pada bagian keuangan (30 pegawai lgs dinilai secara otomatis oleh SPK)

30 menit

Dengan melihat bagan diatas terlihat bahwa penilaian pegawai berprestasi dengan menggunakan SPK Matching profile lebih cepat dan efisien.

Gambar Grafik : 0 50 100 150 200 250 300 Sistem Manual SPK Waktu Penilaian Waktu Penilaian 3.3.2 Pengujian Akurasi

Proses penilaian pegawai berprestasi dengan melibatkan 30 pegawai dimana kepala bagian keuangan harus menilai selama 10 menit per pegawai dan 300 menit untuk 30 pegawai menyebabkan proses penilaian dngan sistem manual menjadi tidak akurat karena seringkali kepala bagian akan menurun konsentrasinya jika harus menilai seluruh pegawai dalam waktu 5 jam sehingga seringkali salah dalam menilai pegawai. Setelah data diolah oleh bagian HRD berikut adalah perbandingan data yang salah dengan sistem lama dan baru.

SISTEM LAMA KESALAHAN SISTEM BARU KESALAHAN

Penilaian sejumlah 30 pegawai pada bagian keuangan (1 pegawai 10

menit)

5 Dokumen

Penilaian sejumlah 30 pegawai pada bagian keuangan (30 pegawai lgs dinilai secara

otomatis oleh SPK)

(10)

10 http://research.pps.dinus.ac.id Dari data diatas terlihat bahwa SPK matching profile lebih akurat (tepat) dalam mengolah data dengan 0 kesalahan dalam proses penilaiannya.

Gambar Grafik : 0 1 2 3 4 5 Sistem Manual SPK Kesalahan Terjadi Kesalahan Terjadi 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan perancangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penilaian Pegawai maka dapat ditarik kesimpulan:

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) penilaian pegawai berprestasi pada PT. Gane Permai Sentosa bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan manajemen dalam proses penilaian pegawai.

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) promosi pegawai pada PT. Gane Permai Sentosa bisa memberikan informasi yang cepat,akurat dan benar bagi para pengambil keputusan dalam sistem penilaian pegawai.

4.2 Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap SPK Penilaian Pegawai Berprestasi Pegawai di PT. Gane Permai Sentosa maka saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :

1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) penilaian pegawai pada PT. Gane Permai Sentosa bisa dikembangkan menjadi SPK yang berbasiskan web sehingga para para pengambil keputusan bisa online dalam mengambil keputusan dimanapun mereka berada.

2. Perlunya penambahan kriteria penilaian dalam SPK Penilaian Pegawai, misalnya : penambahan syarat sertifikasi yang harus dimiliki pegawai dan penambahan beberapa aturan mengenai promosi pegawai sesuai ketentuan pemerintah Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Marimin, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Penerbit PT Grasindo, Jakarta. 2004

[2]. Kadarsah, Suryadi, dan Ramdani, M.Ali, Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana

Idealisasi dan Implementasi kosep pengambilan keputusan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002

[3]. Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi Offset, Yokyakarta. 2007 [4]. Turban, Efraim Aronson, Jay E, and Liang, Ting Peng, Decision Support System and

Intelegence Systems. 7th Edition, jilid1, Penerbit ANDI, 2005

[5]. Suryadi, K. dan Ramdhani, MA, Sistem Pendukung Keputusan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998

[6]. Handojo Andreas, Setiabudi Djoni H, Pembuatan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. PT. Krakatau Steel, Surabaya, 2003

(11)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2013, ISSN 1414-9999

http://research.pps.dinus.ac.id 11

[8]. Jumadi, Journal Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Siswa Penerima Beasiswa, Yokyakarta, 2009

[9]. Syaifulah, Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process), Jakarta, 2010

[10]. Kusrini, Journal Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Karyawan Untuk Promosi

Jabatan , Yokyakarta, 2009

[11]. Rohmat, Journal Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan

Gambar

Gambar Grafik :                                               050100150200250300 Sistem Manual SPK Waktu Penilaian Waktu Penilaian 3.3.2   Pengujian Akurasi
Gambar Grafik :  012345 Sistem Manual SPK Kesalahan Terjadi Kesalahan Terjadi 4   PENUTUP  4.1   Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

Penelitian Siswantoro (2009) dengan judul “Analisis Pengaruh Karakteristik Individu Dan Karakteristik Organisasi Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Studi Pada

Sebagai contoh Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, jumlah hitungan masa ‘iddah yaitu apabila perkawinan

Judul Skripsi : Mutu Pelayanan Akademik Dalam Memenuhi Kepuasan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Raden Intan

Berdasarkan kondisi yang dihadapi oleh mitra SOJI dalam mengolah ikan Kurisi dan Swanggi menjadi produk scallop, bakso dan sosis, maka metode yang digunakan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresif yang ditunjukkan remaja pengamen jalanan meliputi perilaku agresif menyerang fisik, bentuk perilaku agresif

1) Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara. Yang termasuk sumber data ini adalah pihak LMDH, perhutani, perangkat

Jika dibandingkan dengan ikan endemik lainnya yang tertangkap di perairan Sulawesi Selatan, ukuran pertama kali matang gonad ikan medaka lebih kecil daripada ikan