• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas non permanen yang mengalami perkembangan adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas non permanen yang mengalami perkembangan adalah"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 iii

KATA PENGANTAR

Salah satu bentuk mobilitas non permanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya. Keberadaan penglaju atau komuter akan memberikan dampak pada pembangunan di daerah asal maupun daerah tujuan komuter. Untuk itu, perlu dikembangkan perangkat data dan sistem pemantauan yang mampu berperan sebagai masukan bagi penyusunan kebijakan mobilitas penduduk. Salah satu usaha untuk membangun perangkat data dan sistem pemantauan yang tepat adalah dengan dilakukannya survei komuter. Survei Komuter Jabodetabek 2014 adalah survei komuter terlengkap pertama yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik.

Survei Komuter Jabodetabek 2014 akan dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di wlayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Komuter Jabodetabek 2014 terdiri dari kerangka sampel blok sensus dan kerangka sampel rumah tangga. Alokasi sampel blok sensus dan rumah tangga dirancang untuk setiap strata di setiap kabupaten/kota terpilih, sehingga level penyajian dapat mewakili kabupaten/kota

Dalam kegiatan Survei komuter Jabodetabek 2014, disusun beberapa buku pedoman, yaitu (1) Pedoman Pencacahan, (2) Pedoman Pengawasan, (3) Pedoman Teknis BPS Kabupaten/Kota, dan (4) Pedoman Penyelenggaraan. Buku Pedoman disusun agar segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan survei komuter dapat berjalan secara terarah, terkoordinasi, efektif, dan efisien

Buku pedoman ini merupakan panduan dalam melaksanakan tugas bagi pengawas Survei Komuter Jabodetabek 2014. Oleh karena itu kepada seluruh pihak terkait diharapkan agar dengan sungguh-sungguh memahami dan mengikuti petunjuk serta aturan yang dimuat dalam pedoman ini.

Selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan-Nya kepada kita semua.

Jakarta, Maret 2014 Tim Penyusun

(3)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan... 2

1.3 Ruang Lingkup ... 2

1.4 Data yang Dikumpulkan ... 3

1.5 Jenis Dokumen yang Digunakan ... 3

1.6 Jadwal Kegiatan ... 3

1.7 Arus Dokumen ... 4

BAB II ORGANISASI LAPANGAN ... 7

2.1 Petugas Lapangan ... 7

2.1.1 Tugas dan Kewajiban Pencacah ... 7

2.1.2 Tugas dan Kewajiban Pengawas ... 8

2.2 Prosedur Pelaksanaan Lapangan... 8

2.2.1 Persiapan Lapangan ... 8

2.2.2 Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih ... 10

BAB III METODOLOGI DAN PEMILIHAN SAMPEL ... 11

3.1 Cakupan Wilayah ... 11

3.2 Metode Sampling ... 11

3.3 Alokasi Sampel ... 14

3.4 Prosedur Pemilihan Sampel Rumah Tangga ... 15

3.5 Tata Cara Pengisian Daftar KOMUTER14-DSRT ... 17

BAB IV PEMERIKSAAN ISIAN KUESIONER 4.1 Umum... 19

4.2 Blok I. Keterangan tempat ... 19

4.3 Blok II. Ringkasan ... 19

(4)

vi Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014

4.5 Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga ... 20

4.6 Blok V. Keterangan Rumah Tangga ... 21

4.7 Blok VI. Keterangan Umum Komuter ... 22

4.8 Blok VII. Keterangan Khusus Komuter Bekerja ... 24

4.9 Blok VIII. Keterangan Khusus Komuter Sekolah ... 24

4.10 Blok IX. Keterangan Khusus Komuter Kursus ... 24

LAMPIRAN Lampiran 1. Contoh Pengisian Daftar KOMUTER14-P ... 25

Lampiran 2. Contoh Pengisian Daftar KOMUTER14-DSRT ... 33

Lampiran 3. Contoh Pengisian Daftar KOMUTER14-C... 35

Lampiran 4. Kode Provinsi dan Kabupaten/Kota 2013 ... 47

(5)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tempat kegiatan utama berbeda secara administratif dengan tempat tinggal merupakan fenomena yang sudah lazim dewasa ini. Mahal dan sempitnya wilayah permukiman di Jakarta membuat penduduk yang mempunyai aktivitas di Jakarta memilih tinggal di kota-kota sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, atau Bekasi. Mereka melakukan perjalanan setiap hari pergi dan pulang menuju dan dari tempat kegiatan, yang dikenal dengan istilah mobilitas ulang-alik atau kalau orang Jawa mengenal dengan istilah nglaju1. Para pelakunya biasa disebut sebagai komuter.

Keberadaan para pelaku mobilitas ulang-alik bisa memberikan dampak positif bagi pusat kota, yaitu mengurangi kepadatan penduduk kota besar serta semakin berkembangnya daerah pinggiran sebagai tempat tinggal para komuter. Namun demikian, dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya komuter juga tidak sedikit. Setiap pagi hari jalan-jalan yang menjadi pintu masuk kota Jakarta dipadati oleh kendaraan baik yang beroda empat atau roda dua. Kendaraan-kendaraan yang berasal dari wilayah penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi akan kembali memadati jalan pada sore atau malam hari untuk kembali ke rumah. Fenomena kepadatan arus kendaraan di jalan raya juga tidak berbeda dengan penumpang yang rela berdesakan di gerbong kereta yang akan membawa mereka ke tempat kerja atau ke tempat sekolah. Bahkan bus Transjakarta yang rutenya melintasi jalan-jalan dalam kota Jakarta juga dipadati penumpang.

Persoalan pergerakan penduduk di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), selain memiliki dampak ekonomi juga memiliki dampak sosial baik pada daerah tujuan maupun daerah asal komuter. Oleh karena itu, keterkaitan antara wilayah dan penduduk ini membutuhkan penanganan secara menyeluruh, tidak lagi secara parsial mengingat kawasan Jabodetabek memiliki administratif pemerintahan yang berbeda. Kemudahan kepemilikan kendaraan, ketersediaan berbagai jenis transportasi, dan sarana jalan yang baik sampai ke pelosok memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan melintasi wilayah administratif. Kemajuan di bidang transportasi terbukti sangat mempengaruhi peningkatan pergerakan penduduk yang setiap harinya melakukan perjalanan pergi dan pulang. Aktivitas komuter yang begitu besar menimbulkan

1 Ulang alik/nglaju/ngadugdag/pp/commuting merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan orang-orang yang melakukan perjalanan pergi dan pulang pada hari yang sama. Pergerakan ini merupakan bagian dari mobilitas

nonpermanen karena tidak dipenuhinya aspek perubahan tempat tinggal.

BAB

(6)

2 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 permasalahan, di antaranya kemacetan lalu lintas, polusi udara dan suara yang berdampak pada meningkatnya ketidaknyamanan masyarakat.

Mobilitas komuter sudah ada sejak adanya perbedaan biaya hidup dan tingkat upah antar wilayah dimana penduduk melakukan adaptasi terhadap pilihan bermigrasi2 atau tidak. Kompromi

yang dilakukan menyebabkan penduduk tidak berpindah tempat tinggal tetapi melakukan kegiatan di luar wilayah tempat tinggalnya. Fenomena komuter yang terdapat pada kawasan Jabodetabek juga terjadi pada kota-kota besar lainnya di Indonesia. Hal ini disebabkan pola pembangunan dan pertumbuhan kota Jakarta menjadi contoh untuk pengembangan kota-kota besar lainnya sehingga ini dapat terjadi pula pada kota-kota besar lainnya.

Keberadaan komuter akan memberikan dampak pada pembangunan di daerah asal maupun daerah tujuan komuter. Penyediaan fasilitas sosial dan umum seperti: fasilitas pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lain-lain diperlukan untuk mendukung keberadaan komuter pada daerah asal. Sementara untuk daerah tujuan komuter, perlu penyediaan fasilitas sosial dan umum terutama yang berkaitan dengan transportasi perkotaan dengan mempertimbangkan jumlah komuter yang datang dan jumlah penduduk pada kota tersebut.

Survei komuter di Jabodetabek dikembangkan untuk dapat menghasilkan perangkat data dan sistem pemantauan yang mampu berperan sebagai masukan bagi penyusunan kebijakan mobilitas penduduk dan pengembangan pembangunan daerah asal dan tujuan komuter. Survei komuter 2014 dilaksanakan di Jabodetabek karena wilayah ini merupakan wilayah dengan jumlah komuter terbesar di Indonesia.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan Survei Komuter Jabodetabek 2014 adalah: 1. Mengetahui jumlah dan pola komuter di Jabodetabek.

2. Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik komuter di Jabodetabek.

3. Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik rumah tangga komuter di Jabodetabek.

4. Mengetahui berbagai permasalahan terkait aktivitas komuter seperti transportasi, keluhan kesehatan, dan lain-lain.

1.3 Ruang Lingkup

Survei Komuter Jabodetabek 2014 ini mencakup 13.120 rumah tangga pada 1.312 Blok Sensus (BS) terpilih yang tersebar di kawasan Jabodetabek.

(7)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 3 1.4 Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dari Survei Komuter Jabodetabek 2014 ini antara lain:

a. Keterangan anggota rumah tangga yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan keterangan aktivitas di luar kabupaten/kota.

b. Keterangan rumah tangga antara lain mencakup penguasaan tempat tinggal, alasan utama memilih tempat tinggal sekarang, jenis atap, dinding, dan lantai, sumber penerangan, bahan bakar untuk memasak, sumber air minum, fasilitas sanitasi, penguasaan barang-barang rumah tangga, akses internet, pengeluaran rumah tangga dan sumber penghasilan terbesar rumah tangga.

c. Keterangan umum komuter antara lain mencakup keterangan migrasi, alasan utama pindah ke tempat tinggal sekarang, jenis kegiatan komuter, lokasi kegiatan, jarak dan waktu tempuh, moda transportasi yang digunakan, transportasi, keluhan kesehatan, pengalaman buruk di perjalanan, dan lain sebagainya.

d. Keterangan khusus untuk komuter bekerja, komuter sekolah dan komuter yang melakukan kegiatan kursus.

1.5 Jenis Dokumen yang Digunakan

Jenis dokumen yang digunakan dalam Survei Komuter Jabodetabek 2014 ini adalah: a. Salinan Sketsa peta SP2010-WB

b. Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (KOMUTER14-P) c. Daftar Sampel Rumah Tangga (KOMUTER14-DSRT) d. Daftar Pencacahan Rumah Tangga (KOMUTER14-C)

e. Buku Pedoman Pencacahan Survei Komuter Jabodetabek 2014 f. Buku Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014

g. Buku Pedoman Teknis BPS Kabupaten/Kota Survei Komuter Jabodetabek 2014 1.6 Jadwal Kegiatan

Jadwal pelaksanaan seluruh kegiatan Survei Komuter di Jabodetabek Tahun 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 1.1:

(8)

4 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Survei Komuter Jabodetabek 2014

No Kegiatan Jadwal

(1) (2) (3)

1. Penyusunan Metodologi Januari 2014

2. Penyusunan Kuesioner dan Buku Pedoman Januari-Februari 2014

3. Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Maret 2014

4. Rekruitmen Petugas Februari 2014

5. Pelatihan Petugas April 2014

6. Pencacahan Mei 2014

7. Pengawasan Mei 2014

8. Penyusunan Program Pengolahan dan Tabulasi Mei-Juni 2014

9. Pengolahan Data Juni-Juli 2014

10. Penyusunan Publikasi Agustus-Oktober 2014

11. Penggandaan Publikasi November 2014

1.7. Arus Dokumen

Arus dokumen Survei Komuter Jabodetabek 2014 tergambar pada Skema 1. Skema 1. Arus Dokumen dari Pusat-Petugas-Pusat

Keterangan : tulisan tebal menandakan daftar sudah ada isian

- Salinan Peta SP2010-WB - KOMUTER14-P - KOMUTER14-DSRT (2 set) - KOMUTER14-C - KOMUTER14-DSRT (1 set) - KOMUTER14-C Petugas Pengawas/Pencacah BPS KAB/KOTA BPS RI - Salinan Peta SP2010-WB - KOMUTER14-P (Printed) - KOMUTER14-DSRT (2 set) - KOMUTER14-C - Pedoman Pencacahan - Pedoman Pengawasan - KOMUTER14-P (Printed) - DSBS - KOMUTER14-DSRT (2 set) - KOMUTER14-C - Pedoman pencacahan - Pedoman Pengawasan - Pedoman Teknis BPS Kabupaten/Kota

(9)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 5 Penjelasan:

Peta blok sensus hasil SP 2010 (SP2010-WB) disiapkan oleh BPS Kabupaten/Kota (yang di-print dari peta blok sensus digital).

 KOMUTER14-DSRT dibuat 2 rangkap, satu dikirim ke pusat, satu lagi disimpan di BPS Kabupaten/Kota.

 Dokumen yang dikirimkan adalah daftar yang sudah diisi dari lapangan, dan disusun masing-masing blok sensus dimana susunan yang paling atas adalah Daftar KOMUTER14-DSRT.

(10)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 7

ORGANISASI LAPANGAN

2.1 Petugas Lapangan

Petugas lapangan Survei Komuter Jabodetabek 2014 terdiri dari Pencacah dan Pengawas. Pencacah adalah staf BPS Kabupaten/Kota atau KSK atau Mitra yang ditunjuk, yang telah mengikuti pelatihan Survei Komuter Jabodetabek 2014 dan dinyatakan layak bertugas berdasarkan hasil pelatihan. Sementara Pengawas adalah staf BPS Kabupaten/Kota atau KSK yang ditunjuk, yang telah mengikuti pelatihan Survei Komuter Jabodetabek 2014 dan dinyatakan layak bertugas berdasarkan hasil pelatihan.

2.1.1 Tugas dan Kewajiban Pencacah

Tugas dan kewajiban Pencacah adalah sebagai berikut:

1. Mengikuti pelatihan petugas lapangan Survei Komuter Jabodetabek 2014 dan memahami materi pencacahan.

2. Melakukan pemutakhiran bangunan dan rumah tangga dengan daftar KOMUTER14-P (bagi Pencacah yang ditunjuk).

3. Mengenali wilayah tugas dan menelusuri rumah tangga sampel bersama-sama dengan Pengawas dengan berpedoman pada salinan peta BS pada peta SP2010-WB.

4. Menerima daftar sampel rumah tangga (KOMUTER14-DSRT) yang telah terisi identitas rumah tangga sampel yang menjadi tanggung jawabnya yang harus dikunjungi untuk pencacahan rumah tangga sampel.

5. Melakukan wawancara terhadap responden pada rumah tangga sampel dengan Daftar KOMUTER14-C.

6. Menjalin kerjasama yang baik dengan semua responden.

7. Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai atau belum lengkap. 8. Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan

bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar.

BAB

(11)

8 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 9. Mendiskusikan kesulitan yang ditemui dengan Pengawas kemudian bersama-sama

mencari solusinya.

10. Membetulkan isian Daftar KOMUTER14-C yang dinyatakan salah oleh Pengawas. 11. Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan kepada Pengawas.

12. Melakukan semua tugas tersebut sesuai jadwal yang telah ditentukan, sesuai tata cara yang diperoleh dari pelatihan, sesuai dengan buku pedoman, serta mengikuti instruksi Pengawas.

2.1.2 Tugas dan Kewajiban Pengawas

Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan lapangan serta mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi, maka harus dilaksanakan pengawasan lapangan. Tugas pokok dalam pengawasan lapangan ini meliputi pengawasan pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan hasil-hasilnya.

Secara umum rangkaian tugas Pengawas adalah sebagai berikut: 1. Membantu BPS Kabupaten/Kota dalam pengerahan petugas.

2. Mengikuti pelatihan bersama-sama dengan Pencacah dan memahami materi pencacahan dan materi pengawasan/pemeriksaan.

3. Membagi tugas pada Pencacah dalam wilayah kerjanya. 4. Mengatur pembagian dokumen kepada Pencacah.

5. Melakukan pengawasan kegiatan pencacahan di lapangan.

6. Melakukan penarikan sampel dan menyalin ke Daftar KOMUTER14-DSRT.

7. Menyerahkan Daftar KOMUTER14-DSRT kepada Pencacah dan mengerahkan Pencacah untuk mendata rumah tangga sampel.

8. Bertanggung jawab terhadap penyelesaian pencacahan di lapangan.

9. Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui Pencacah di lapangan. 10. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dokumen, memeriksa kewajaran dan

konsistensi isian, serta melakukan koreksi dan memberitahukan kesalahan yang dilakukan Pencacah.

11. Melakukan tugas sesuai jadwal yang ditentukan. 2.2 Prosedur Pelaksanaan Lapangan

2.2.1 Persiapan Lapangan

Berikut adalah hal-hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan lapangan, yaitu: 1. Penyiapan dokumen dan perlengkapan

2. Pencarian informasi tentang situasi dan kondisi wilayah tugas 3. Koordinasi dan komunikasi dengan pejabat wilayah tugas

(12)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 9 4. Pengenalan wilayah tugas

Penyiapan dokumen dan perlengkapan

Periksa dokumen, bahan, dan perlengkapan yang akan dibawa ke lapangan meliputi: a. Salinan peta SP2010-WB

b. Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (KOMUTER14-P) c. Daftar Sampel Rumah Tangga (KOMUTER14-DSRT) d. Daftar Pencacahan Rumah Tangga (KOMUTER14-C)

e. Buku Pedoman Pencacahan Survei Komuter Jabodetabek 2014 f. Buku Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 g. ATK (pensil, rautan dan penghapus) untuk Pencacah

h. Surat tugas atau surat pengantar

Pencarian Informasi Situasi dan Kondisi Wilayah Tugas

Hal ini penting dilakukan karena situasi dan kondisi lapangan dapat mempengaruhi jadwal dan kelancaran pelaksanaan lapangan. Beberapa informasi yang perlu dikumpulkan antara lain terkait:

1. Letak geografis wilayah tugas. Hal ini penting diketahui untuk merencanakan wilayah tugas mana yang perlu lebih dulu didatangi, dan wilayah tugas mana yang akan didatangi berikutnya.

2. Ketersediaan transportasi ke lokasi pencacahan. Untuk mengantisipasi apabila ada lokasi pencacahan yang membutuhkan biaya dan waktu khusus.

3. Profil masyarakat pada wilayah yang akan dituju untuk menerapkan teknik wawancara yang tepat digunakan.

Koordinasi dan Komunikasi dengan Pejabat Wilayah Tugas

Sebelum mulai bertugas, koordinasi dan komunikasi dengan pejabat di wilayah tugas (termasuk Ketua RT/RW atau Lurah/Kepala Desa/Kepala Dusun) harus tetap dilakukan. Setiap petugas mendapat surat pengantar atau surat tugas yang diperlihatkan sebagai tanda bukti kepada pejabat setempat maupun responden bahwa mereka adalah petugas survei. Kemahiran dalam berkomunikasi dengan pejabat setempat akan membantu untuk diterima masyarakat dengan baik. Pengenalan Wilayah Tugas

Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh Pencacah dan Pengawas sebelum melakukan pencacahan adalah mengenali lokasi wilayah tugas. Adanya salinan Peta SP2010-WB akan sangat membantu Pencacah dan Pengawas untuk menentukan arah, jarak dan letak suatu wilayah tugas. Dalam beberapa kasus, beberapa salinan peta tidak sesuai dengan fakta lapangan. Untuk itu,

(13)

10 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 Pengawas harus berkoordinasi dengan BPS Kabupaten/Kota untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

2.2.2 Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih

Pelaksanaan pencacahan rumah tangga dilakukan oleh Pencacah berdasarkan identitas rumah tangga sampel pada daftar KOMUTER14-DSRT, dengan cara:

1. Mengidentifikasi alamat setempat seperti RT, RW, Dusun, Nama Jalan atau Gang sesuai isian pada Blok IV Kolom (6) Daftar KOMUTER14-DSRT.

2. Jika rumah tangga yang terdapat dalam Daftar KOMUTER14-DSRT tidak ditemukan, maka segera melaporkannya kepada Pengawas.

(14)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 11

METODOLOGI

DAN PEMILIHAN SAMPEL

Upaya untuk memperoleh data mengenai penduduk yang setiap harinya melakukan perjalanan melintasi kabupaten/kota menjadi tujuan dari kegiatan survei ini. Penduduk yang dimaksud menggunakan konsep de jure, yaitu setiap orang adalah penduduk dari suatu wilayah dimana dia biasanya tinggal atau dimana dia bertempat tinggal1 "tetap". Konsep “biasanya tinggal”

merujuk waktu selama 6 bulan sudah bertempat tinggal disana atau belum sampai 6 bulan tetapi sudah berniat tinggal.

Keterangan-keterangan mengenai karakteristik anggota rumah tangga dan karakteristik rumah tangga akan diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang tinggal dalam rumah tangga terutama anggota rumah tangga yang merupakan komuter. Penggunaan kuesioner oleh Pencacah2 akan mengarahkan responden untuk dapat menjawab secara sistematis

pertanyaan-pertanyaan yang tersedia dan mempermudah Pencacah dalam mencatat jawaban yang diberikan oleh responden.

3.1 Cakupan Wilayah

Survei Komuter Jabodetabek 2014 mencakup 13.120 rumah tangga sampel yang diperoleh dari 1.312 blok sensus (BS) yang tersebar di wilayah Jabodetabek yang terdiri dari tiga belas kabupaten/kota yaitu Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Utara, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi.

3.2 Metode Sampling Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Komuter Jabodetabek 2014 terdiri dari kerangka sampel blok sensus dan kerangka sampel rumah tangga, dengan definisi sebagai berikut:

1. Kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus di masing-masing kabupaten/kota terpilih survei komuter di setiap strata kecamatan.

1 Berbeda dengan konsep de facto yang menyatakan seseorang dianggap menjadi penduduk suatu wilayah di tempat dimana dia ditemui.

2 Diterjemahkan dari kata interviewer (English) yang berarti Pencacah.

BAB

(15)

12 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 2. Kerangka sampel rumah tangga adalah daftar seluruh rumah tangga hasil

pemutakhiran di setiap blok sensus terpilih. Stratifikasi Kecamatan

Stratifikasi kecamatan dibuat dengan tujuan agar sebaran sampel lebih representatif terhadap sebaran penduduk komuter berdasarkan kecamatan. Kecamatan dijadikan dasar stratifikasi agar sampel secara operasional lebih terkontrol. Variabel yang dijadikan dasar stratifikasi adalah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja hasil Sensus Penduduk 2010 dan dievaluasi berdasarkan hasil SUPAS dan Sakernas. Asumsi yang digunakan adalah semakin besar jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja maka jumlah komuter (termasuk komuter pekerja) juga semakin besar. Stratifikasi dibedakan menurut strata rendah, sedang, tinggi. Penentuan stratifikasi menggunakan metode kumulatif akar proporsi penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja.

Design Sampling

Rancangan pemilihan sampel adalah Two Stages Sampling, sebagai berikut:

Stage 1 : Sejumlah blok sensus per strata dipilih dengan PPS sistematik sampling dengan size

jumlah penduduk 15 tahun ke atas yg bekerja

Stage 2 : Sejumlah 10 rumah tangga di setiap blok sensus dipilih dengan sistematik sampling,

setelah dilakukan pemutakhiran Relative Standard Error (RSE)

Perkiraan nilai relative standard error (rse) untuk setiap besaran sampel dihitung berdasarkan perkiraan proporsi penduduk komuter 15 tahun ke atas yang bekerja

Design Weight

Berdasarkan rancangan pengambilan sampel diatas dapat ditentukan rancangan penimbangnya, sebagai berikut:

Sampel blok sensus :

n

dipilih secara PPS sistematik dari populasi blok sensus setiap strata di

kabupaten/kota sehingga fraksi sampling blok sensus ke-i per strata adalah:

h hi h N i hi hi h hi

Z

Z

n

Z

Z

n

f

h

1

Jumlah sampel ruta blok sensus adalah 10, sehingga fraksi sampling rumah tangga ke-j terpilih:

hi hi hi i hj

M

M

m

f

10

|

(16)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 13

Overall sampling fraction untuk rumah tangga ke-j blok sensus ke-i, di setiap kabupaten per strata:

hi h hi h i hj hi hij

M

Z

Z

n

f

f

f

.

|

10

Sehingga design weight per kabupaten/kota untuk setiap strata adalah :

10

1

hi hi h h hij hij

M

Z

n

Z

f

w

dimana : hij

w

: weight rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, strata - h

h

Z

: banyaknya penduduk 15 plus yang bekerja di suatu kabupaten, strata - h

hi

Z

: banyaknya penduduk 15 plus yg bekerja pada blok sensus ke-i, strata - h

hi

M

: banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran blok sensus ke-i, strata - h

h

n

: banyaknya sampel blok sensus pada strata - h

Estimator

Misalkan

y

ij dan

x

ij masing-masing merupakan nilai karakteristik Y dan X rumah tangga

terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i, maka estimasi total karakteristik Y, X, dan rasio R serta varians rasio dirumuskan sebagai berikut:

a. Estimasi total nilai karakteristik X :



  

l h n i m j hij hij

x

W

X

1 1 1

ˆ

b. Estimasi total nilai karakteristik Y :

  

l h n i m j hij hij

y

W

Y

1 1 1

∑∑

ˆ

c. Estimasi rasio dan varians rasio:

∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

= = = = = = = =

=

=

=

n 1 i m 1 j ij n 1 i m 1 j ij n 1 i m 1 j ij ij n 1 i m 1 j ij ij

x

y

x

W

y

W

X

ˆ

R

ˆ

( ̂) ̂ [ (∑ ̂ ̂ )] ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂

(17)

14 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 Dengan:

: jumlah blok sensus terpilih

̂ : estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus ke-i ̂ : estimasi total karakteristik X dalam blok sensus ke-i : fraksi penarikan sampel blok sensus

3.3 Alokasi Sampel

Alokasi sampel blok sensus dan rumah tangga dirancang untuk setiap strata di setiap kabupaten/kota terpilih, sehingga level penyajian dapat mewakili kabupaten/kota. Alokasi sampel dirancang sedemikian rupa sehingga keterwakilan sampel dapat merefleksikan kondisi populasi untuk setiap strata.

Tabel 2.1 Tabel Alokasi Sampel Survei Komuter Jabodetabek 2014

No. Wilayah Sampel Kecamatan Jumlah Sampel BS Jumlah Sampel Ruta Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Kawasan Jakarta

Kota Jakarta Selatan 10 104 1.040

Kota Jakarta Timur 10 112 1.120

Kota Jakarta Pusat 8 80 800

Kota Jakarta Barat 8 104 1.040

Kota Jakarta Utara 6 96 960

2. Kawasan Bogor Kabupaten Bogor 40 124 1.240 Kota Bogor 6 76 760 3. Kawasan Depok Kota Depok 11 100 1.000 4. Kawasan Tangerang Kabupaten Tangerang 29 108 1.080 Kota Tangerang 13 100 1.000

Kota Tangerang Selatan 7 88 880

5. Kawasan Bekasi

Kabupaten Bekasi 23 112 1.120

Kota Bekasi 12 108 1.080

(18)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 15 3.4 Prosedur Pemilihan Sampel Rumah Tangga

Sampel rumah tangga dipilih secara manual di setiap BPS Kabupaten/kota, dan dilakukan oleh Pengawas. Pemilihan sampel rumah tangga dilaksanakan setelah dilakukan pemutakhiran rumah tangga pada setiap blok sensus terpilih.

Seperti sudah diterangkan di atas, penentuan wilayah kerja atau blok sensus dilakukan di BPS. Pengawas mengidentifikasi blok sensus terpilih tersebut dan mengunjungi wilayah tersebut untuk melakukan sosialisasi kepada tokoh-tokoh masyarakat yang disegani dan dihormati masyarakat setempat. Hal ini perlu agar pelaksanaan survei di daerah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Setelah identifikasi lokasi berdasarkan sketsa peta blok sensus, lalu petugas melakukan kegiatan penelusuran lokasi, yaitu mengenali batas-batas wilayah dengan mengelilingi wilayah tersebut. Selanjutnya melakukan pemutakhiran seluruh rumah tangga/bangunan yang ada di blok sensus berdasarkan daftar pre printed dengan menggunakan Daftar KOMUTER14-P. Penelusuran wilayah dan pemutakhiran rumah tangga ditujukan untuk mengetahui populasi penduduk dan rumah tangga pada blok sensus terpilih sekaligus melakukan pemutakhiran rumah tangga dan keterangan dalam sketsa peta blok sensus.

Pemilihan Sampel Rumah Tangga

Pemilihan sampel dilakukan oleh Pengawas dengan menggunakan Daftar KOMUTER14-P seperti pada lampiran. Pemilihan sampel rumah tangga yaitu memilih 10 rumah tangga secara sistematik dari hasil listing, dengan cara sebagai berikut:

1. Beri nomor urut pada Kolom (8) dimulai dari nomor urut 1 (satu) sampai dengan terakhir. Rumah tangga yang diberi nomor urut adalah rumah tangga yang eligible yaitu Kolom (7) berkode 1,2,3,4. Jika pemberian nomor untuk seluruh rumah tangga di Kolom (8) halaman pertama selesai, lanjutkan dengan pemberian nomor berikutnya pada halaman berikutnya.

2. Hitung interval sampel (I) untuk pemilihan sampel rumah tangga dengan formula:

3. Angka Random (AR) sudah ditentukan untuk setiap blok sensus. Nilai Angka Random dibangkitkan dari distribusi Uniform (0,1) dan sudah tercetak pada daftar sampel blok sensus (DSBS). Selanjutnya AR digunakan untuk penentuan angka random pertama selanjutnya sebagai sampel rumah tangga terpilih pertama. Formula yang digunakan:

(19)

16 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 R1 = AR × I

Catatan : Jika R1< 1 maka R1 = 1

4. Selanjutnya penentuan sampel rumah tangga terpilih kedua, ketiga, ...,dst ditentukan dengan sistematik sampling, dengan rumusan:

Rn = R1 +(n-1) I

Lakukan pembulatan setelah seluruh penghitungan selesai, misalnya diperoleh R2=26,40 dibulatkan menjadi 26.

5. Lingkari nomor urut pada Kolom (8) yang sama dengan nilai angka random (Rn). Lingkari juga nomor urut bangunan fisik, dan bangunan sensus yang terdapat di Kolom (2), dan (3).

Contoh:

Dari hasil listing pada suatu blok sensus diketahui jumlah rumah tangga adalah 53. Sehingga nilai interval adalah I = 53/10 = 5,3. Dari DSBS diketahui angka random adalah 0,94. Maka nilai random pertama adalah :

R1 = 0,94 × 5,3 = 4,92, selanjutnya :

R2 = 4,92 + 5,3 = 10,22

R3 = 4,92 + (2*5,3) = 15,52 dst

Setelah sampel ke-sepuluh sudah dihitung, maka lakukan pembulatan: R1 = 4,92 ≈ 5

R2 = 10,22 ≈ 10

R3 = 15,52 ≈ 16, dst

Sehingga rumah tangga yang terpilih untuk pencacahan adalah rumah tangga dengan Kolom (8) yang mempunyai nomor urut 5, 10, 16, ....

Bila pada akhirnya dari seluruh rumah tangga yang terpilih (10 rumah tangga) dan tercantum dalam daftar sampel rumah tangga terpilih (KOMUTER14-DSRT) tetap ada yang tidak bisa ditemukan atau pindah atau menolak untuk diwawancarai, maka sampel rumah tangga tersebut tidak boleh diganti. Sampel rumah tangga tersebut dianggap nonrespon. Penentuan sampel

(20)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 17 nonrespon harus diberi penjelasan penyebabnya. Pengawas terlebih dahulu mengecek informasi tersebut kepada Pencacah. Pencacah hanya melaporkan dan menunggu keputusan dari Pengawas. 3.5 Tata Cara Pengisian Daftar KOMUTER14-DSRT

Daftar KOMUTER14-DSRT (seperti pada Lampiran 2) digunakan oleh Pencacah untuk mengunjungi rumah tangga terpilih. Daftar KOMUTER14-DSRT diisi oleh Pengawas berdasarkan pemilihan rumah tangga hasil pemutakhiran (contoh Daftar KOMUTER14-P yang terisi terdapat pada Lampiran 1). Daftar KOMUTER14-DSRT dibuat sebanyak 2 set, satu dikirim ke BPS Pusat dan satu lagi untuk BPS Kabupaten/Kota.

Daftar KOMUTER14-DSRT terdiri dari:

a. Rincian 101 s.d. 107 Blok I: Keterangan Tempat. Isian Rincian 101 s.d. 107 harus sama dengan Rincian 101 s.d. 107 Blok I Daftar KOMUTER14-P.

b. Blok II. Rekapitulasi Rumah tangga: Blok ini berguna untuk mencatat banyaknya rumah tangga yang memenuhi syarat hasil pemutakhiran Daftar KOMUTER14-P. c. Rincian 301 s.d. 305 Blok III: Keterangan Pemilihan Sampel. Blok III berisi nama dan

NIP pemilih sampel (Pengawas), jabatan, tanggal pemilihan sampel, tanda tangan pemilih sampel serta nama Pencacah.

d. Kolom (1) s.d. (7) Blok IV: Keterangan Rumah Tangga Terpilih.

 Kolom (2): Kolom ini menyalin nomor SLS dari Kolom (1) Blok V Daftar KOMUTER14-P,

 Kolom (3), (4), dan (6) menyalin dari Kolom (2), (3), dan (6) Blok V Daftar KOMUTER14-P.

 Kolom (5): Nama Kepala Rumah Tangga. Kolom ini berasal dari Kolom (5) Blok V Daftar KOMUTER14-P.

 Kolom (7): Hasil Pencacahan. Diisi oleh Pencacah setelah selesai wawancara. Apabila berhasil diwawancarai tuliskan Kode 1, jika pindah keluar blok sensus tuliskan Kode 2, jika tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan tuliskan Kode 3, dan jika rumah tangga menolak diwawancarai tuliskan Kode 4.

e. Blok V. Catatan: Blok ini berguna untuk mencatat keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

(21)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 19

PEMERIKSAAN ISIAN KUESIONER

4.1. Umum

Periksa terlebih dahulu kelengkapan dokumen KOMUTER14-C yang sudah diterima dari lapangan. Jumlah dokumen KOMUTER14-C dalam satu blok sensus harus sama dengan banyaknya rumah tangga terpilih yang tercantum pada Daftar KOMUTER14-DSRT, yaitu sebanyak 10 rumah tangga. Jika ada rumah tangga yang tidak bisa ditemukan atau pindah atau menolak untuk diwawancarai, setelah didatangi beberapa kali, maka sampel responden tersebut tidak boleh diganti. Sampel responden tersebut dianggap nonrespon.

Pemeriksaan isian dokumen KOMUTER14-C sebaiknya dilakukan pada saat pengawasan pencacahan di lapangan. Apabila ditemukan kesalahan pengisian, Pengawas dapat segera mengembalikan dokumen kepada Pencacah untuk ditanyakan ulang kepada responden.

4.2. Blok I. Keterangan Tempat

1. Periksa P. 101 s.d. 107: nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi daerah, nomor blok sensus, dan nomor kode sampel harus sama dengan isian Blok I, KOMUTER14-DSRT.

2. Periksa P. 108: nomor urut rumah tangga sampel harus sesuai dengan yang tercantum di Kolom (1) Blok IV Daftar KOMUTER14-DSRT, yaitu mulai dari nomor 1 s.d. 10 untuk setiap blok sensus terpilih.

3. Periksa P.109: nama kepala rumah tangga harus sama dengan nama yang tercantum di Kolom (5) Blok IV Daftar KOMUTER14-DSRT dan harus sama dengan Baris pertama Kolom (2) Blok IV Daftar KOMUTER14-C. Jika namanya berbeda, periksa Blok Catatan, apakah ada keterangan/penjelasan mengenai hal tersebut, misalnya kepala rumah tangga yang tercatat di Daftar KOMUTER14-DSRT sudah meninggal/pindah, dan sebagainya.

4. Periksa P.110: Alamat lengkap (nama jalan, gang, RT/RW/dusun) harus terisi. 4.3. Blok II. Ringkasan

Blok ini merupakan ringkasan dari isian Daftar KOMUTER14-C dan diisi oleh Pencacah setelah semua blok selesai diisi seluruhnya. Perhatikan jika ada lembar/daftar tambahan.

BAB

(22)

20 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 1. Periksa isian P.201: banyaknya anggota rumah tangga (ART).

Harus sesuai dengan banyaknya baris yang terisi pada Blok IV (Keterangan Anggota Rumah tangga).

2. Periksa isian P.202: Banyaknya ART komuter.

Isian pada pertanyaan ini harus sama dengan banyaknya tanda “√” pada Kolom (12) Blok IV.

3. Periksa isian P.203: Banyaknya ART komuter bekerja.

Harus sama dengan banyaknya tanda “√” pada Blok IV Kolom (12) dan Kolom (9) berisi Kode 1.

4. Periksa isian P.204: Banyaknya ART komuter sekolah.

Harus sama dengan banyaknya tanda “√” pada Blok IV Kolom (12) dan Kolom (9) berisi Kode 2.

5. Periksa isian P.205: Banyaknya ART komuter kursus.

Harus sama dengan banyaknya tanda “√” pada Blok IV Kolom (12) dan Kolom (9) berisi Kode 3.

4.4. Blok III. Keterangan Petugas

Periksa isian keterangan petugas yang tertulis pada Blok III. NIP/NMS, jabatan petugas, tanggal dan bulan pencacahan dan pemeriksaan, tanda tangan, serta nama Pencacah dan Pengawas harus diisi dengan lengkap.

4.5. Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga

1. Periksa isian Kolom (2). Nama anggota rumah tangga pada Kolom (2) urutannya harus dimulai dengan nama kepala rumah tangga, istri/suami, anak yang belum menikah, anak yang telah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah, anggota rumah tangga selain anak yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Anggota rumah tangga lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari orang tua/mertua, famili lain, pembantu/sopir/tukang kebun, dan lainnya (sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga).

2. Periksa hubungan antara Kolom (3) s.d. Kolom (7).

a. Seorang kepala rumah tangga harus berumur 10 tahun ke atas.

(23)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 21 b. Seorang istri/suami/menantu harus berumur 10 tahun ke atas dan berstatus

kawin.

Jika Kolom (3) berkode 2 (istri/suami) atau berkode 4 (menantu), maka isian Kolom (5) harus ≥ 10, dan Kolom (6) harus berkode 2 (kawin).

c. Orang tua/mertua dari seorang kepala rumah tangga harus berumur 20 tahun ke atas.

Jika Kolom (3) berkode 6 (orang tua/mertua), maka isian Kolom (5) ≥ 20. 3. Periksa isian Kolom (8) s.d. Kolom (12).

Kolom (8) s.d. Kolom (12) terisi jika anggota rumah tangga berumur 5 tahun atau lebih . Jika Kolom (8) berkode 2 semua, maka Kolom (9) s.d. Kolom (12) harus kosong.

Periksa isian Kolom (10), pastikan bahwa kategori kabupaten/kota sudah dicoret salah satu dan kode sudah sesuai dengan lampiran kode wilayah.

Jika Kolom (11) berkode 1 maka Kolom (12) harus berisi tanda “√”. 4.6. Blok V. Keterangan Rumah Tangga

Blok ini memuat keterangan lengkap mengenai karakteristik rumah tangga.

1. Pertanyaan Blok V harus terisi, baik untuk rumah tangga yang ada ART komuter maupun tidak.

2. Perlu diperhatikan apabila ada pilihan jawaban “Lainnya” dilingkari, maka harus ada isian pada tempat yang disediakan. Jika tidak ada isiannya, konfirmasikan ke Pencacah. 3. Pada P.502a minimal ada satu jawaban “Ya” yang dilingkari.

4. Kode jawaban yang dilingkari pada P.502b mengacu pada jawaban “Ya” di P.502a. Jika tidak sesuai konfirmasikan dengan Pencacah.

5. Pada P.509a, apabila yang dilingkari Kode 01, 02, 03, 09, 10 atau 11, maka langsung ke P.510.

6. Pada P.511, jika yang dilingkari Kode 4, maka langsung ke P.511c.

7. Pada P.512, setiap rincian jawaban harus ada kode (“Ya” atau “Tidak”) yang dilingkari. 8. Pada P.515b isikan kode lapangan usaha yang sesuai dengan jawaban responden. Kode

lapangan usaha dapat dilihat pada pilihan jawaban P.701.

Khusus penerima pendapatan, seperti pensiunan, purnawirawan, penerima transfer, isikan Kode 20.

(24)

22 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 Contoh:

Isian pada P.515a Kode Lapangan Usaha

1. Bekerja di tempat budidaya lele

2. Berdagang pakaian secara eceran di Pasar Jatinegara

3. Perawat di Rumah Sakit Budi Asih Jakarta

4. Pegawai TU di Kementerian Pertanian

5. Supir di toko bangunan

6. Satpam di Hotel Ibis Mangga Dua

7. Penjahit di pabrik konveksi “Lalu Lalang Tex” Pulo Gadung

8. Juru kamera di Kompas-TV

9. Buruh bangunan proyek MRT Jakarta

10. Purnawirawan TNI 04 11 17 18 11 12 08 14 10 20

9. P.516 merupakan pertanyaan saringan yang menentukan apakah wawancara akan berlanjut atau selesai. Jika ada ART komuter maka wawancara pada rumah tangga tersebut akan berlanjut atau sebaliknya. Periksa kembali Blok IV Kolom (12), apabila ada tanda “√” maka Blok VI dan seterusnya harus ada isian. Demikian sebaliknya, apabila pada Kolom (12) Blok IV tidak ada tanda “√”, maka Blok VI dan seterusnya harus kosong, karena wawancara selesai.

4.7. Blok VI. Keterangan Umum Komuter

Banyaknya halaman Blok VI yang terisi harus sama dengan banyaknya ART yang tertulis pada Blok IV yang Kolom (12) bertanda “√”. Nama dan nomor urut ART pada blok ini harus sama dengan nama dan nomor urut ART pada Kolom (1) dan Kolom (2) Blok IV.

Blok VI disediakan hanya untuk 3 (tiga) orang ART komuter. Jika ternyata ART komuter lebih dari 3 orang, maka harus ada Daftar KOMUTER14-C tambahan. Pastikan sudah ada tulisan “bersambung” pada Daftar KOMUTER14-C yang pertama, dan “sambungan” pada Daftar KOMUTER14-C tambahan. Pastikan juga isian Blok I (Keterangan Tempat) pada Daftar KOMUTER14-C tambahan sudah sama dengan Daftar KOMUTER14-C yang pertama.

1. Pastikan nama dan nomor urut ART sudah sesuai dengan nomor dan nama ART di Blok IV yang Kolom (12) bertanda cek “√”.

Pastikan juga bahwa pemberi informasi merupakan salah satu dari ART yang terdapat pada Blok IV.

Blok VI ditanyakan kepada seluruh komuter

atau P.411 berisi tanda “√”

(25)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 23 2. Isian pada P.601a dan P.601b harus konsisten. Isian pada P.601b harus sama dengan

isian Blok IV Kolom (5). Apabila berbeda, perbaiki Kolom (5) Blok IV sesuai dengan isian P.601b.

3. Pada isian P.602, 604, dan 607, pastikan kabupaten/kota sudah dicoret salah satu dan isikan kode provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan lampiran kode wilayah (Lampiran 4 dan Lampiran 5).

Contoh pengisian kode:

4. Apabila P.602, P.604 atau P.607 berisi negara lain, maka isikan Kode “40” pada kotak yang tersedia untuk provinsi, dan kode negara yang sesuai pada kotak

kabupaten/kota.

Contoh pengisian P.602, jika berisi luar negeri:

5. Apabila P.603 berkode 2 maka P.604 s.d. P.607 harus kosong. 6. Apabila P.606 berisi 5 atau lebih, maka P.607 harus kosong. 7. Pastikan isian P.608 harus sama dengan isian Blok IV Kolom (9).

8. P.609 s.d. P.627 merujuk pada P.608. Pastikan kabupaten/kota pada P.609 sudah dicoret salah satu, dan isikan kode yang sesuai. Apabila isian P.609 sama dengan isian P.101 dan P.102 pastikan P.610 dan seterusnya kosong.

9. Isian P.609 harus sama dengan Blok IV Kolom (10). Jika berbeda perbaiki Kolom (10). 10. Pada P.612, pastikan sudah ada kode ”Ya” yang dilingkari.

11. Apabila isian P.613 berkode 1, maka P.614 dan P.615 harus kosong. 12. P.614a minimal ada satu jawaban yang dilingkari.

(26)

24 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 13. Kode jawaban P.614b mengacu pada jawaban P.614a yang dilingkari. Jika tidak sesuai

konfirmasikan ke Pencacah.

14. Apabila isian P.614b berkode 02, 04, 06, 09 s.d. 16, maka P.614c harus kosong. 15. Apabila isian P.616 berkode 1, maka P.617 s.d. P.619 harus kosong.

16. Perlu diingat bahwa isian P.620 adalah biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan pergi dan pulang (PP), apabila tidak wajar tanyakan ke Pencacah.

17. Apabila isian P.621 berkode “Tidak” semua, maka P.622 harus kosong. 4.8. Blok VII. Keterangan Khusus Komuter Bekerja

Pertanyaan-pertanyaan pada Blok VII ditanyakan kepada responden komuter yang bekerja (P.608 berkode 1). Pastikan Blok VIII dan Blok IX kosong.

Perlu diingat bahwa penghasilan yang dicatat pada P.703 adalah penghasilan ART yang diperoleh dari bekerja secara komuter. Periksa kewajaran isiannya.

Periksa apakah nama dan nomor urut komuter yang terdapat pada awal Blok VI sama dengan nama dan nomor urut pada P.515a. Jika sama, maka isian P.515b dan P.515c harus sesuai dengan isian P.701 dan P.702. Apabila isian P.515b dan P.515c berbeda dengan isian P.701 dan P.702, maka perbaiki isian P.515b dan P.515c.

4.9. Blok VIII. Keterangan Khusus Komuter Sekolah

Pertanyaan-pertanyaan pada Blok VIII ditanyakan kepada responden komuter yang sekolah (P.608 berkode 2). Pastikan Blok VII dan Blok IX kosong.

4.10. Blok IX. Keterangan Khusus Komuter Kursus

Pertanyaan-pertanyaan pada Blok IX ditanyakan kepada responden komuter yang kursus (P.608 berkode 3). Pastikan Blok VII dan Blok VIII kosong.

(27)
(28)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 25

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 33

(37)
(38)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 35

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 47

Lampiran 4

KODE PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA 2013

Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota

11 00 Aceh 12 00 Sumatera Utara

11 01 Simeulue 12 22 Labuhan Batu Selatan

11 02 Aceh Singkil 12 23 Labuhan Batu Utara

11 03 Aceh Selatan 12 24 Nias Utara

11 04 Aceh Tenggara 12 25 Nias Barat

11 05 Aceh Timur 12 71 Kota Sibolga

11 06 Aceh Tengah 12 72 Kota Tanjung Balai

11 07 Aceh Barat 12 73 Kota Pematang Siantar

11 08 Aceh Besar 12 74 Kota Tebing Tinggi

11 09 Pidie 12 75 Kota Medan

11 10 Bireuen 12 76 Kota Binjai

11 11 Aceh Utara 12 77 Kota Padang Sidempuan

11 12 Aceh Barat Daya 12 78 Kota Gunung Sitoli

11 13 Gayo Lues 13 00 Sumatera Barat

11 14 Aceh Tamiang 13 01 Kepulauan Mentawai

11 15 Nagan Raya 13 02 Pesisir Selatan

11 16 Aceh Jaya 13 03 Solok

11 17 Bener Meriah 13 04 Sawahlunto/Sijunjung

11 18 Pidie Jaya 13 05 Tanah Datar

11 71 Kota Banda Aceh 13 06 Padang Pariaman

11 72 Kota Sabang 13 07 Agam

11 73 Kota Langsa 13 08 Lima Puluh Koto

11 74 Kota Lhokseumawe 13 09 Pasaman

11 75 Kota Subulussalam 13 10 Solok Selatan

12 00 Sumatera Utara 13 11 Dharmasraya

12 01 Nias 13 12 Pasaman Barat

12 02 Mandailing Natal 13 71 Kota Padang

12 03 Tapanuli Selatan 13 72 Kota Solok

12 04 Tapanuli Tengah 13 73 Kota Sawahlunto

12 05 Tapanuli Utara 13 74 Kota Padang Panjang

12 06 Toba Samosir 13 75 Kota Bukit Tinggi

12 07 Labuhan Batu 13 76 Kota Payakumbuh

12 08 Asahan 13 77 Kota Pariaman

12 09 Simalungun 14 00 Riau

12 10 Dairi 14 01 Kuantan Singigi

12 11 Karo 14 02 Indragiri Hulu

12 12 Deli Serdang 14 03 Indragiri Hilir

12 13 Langkat 14 04 Pelalawan

12 14 Nias Selatan 14 05 Siak

12 15 Humbang Hasundutan 14 06 Kampar

12 16 Pakpak Bharat 14 07 Rokan Hulu

12 17 Samosir 14 08 Bengkalis

12 18 Serdang Bedagai 14 09 Rokan Hilir

12 19 Batu Bara 14 10 Kepulauan Meranti

12 20 Padang Lawas Utara 14 71 Kota Pekan Baru

12 21 Padang Lawas 14 73 Kota Dumai

Kode

(51)

48 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014

Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota

15 00 Jambi 18 00 Lampung

15 01 Kerinci 18 06 Lampung Utara

15 02 Merangin 18 07 Way Kanan

15 03 Sarolangun 18 08 Tulang Bawang

15 04 Batang Hari 18 09 Pesawaran

15 05 Muaro Jambi 18 10 Pringsewu

15 06 Tanjung Jabung Timur 18 11 Mesuji

15 07 Tanjung Jabung Barat 18 12 Tulang Bawang Barat

15 08 Tebo 18 13 Pesisir Barat

15 09 Bungo 18 71 Kota Bandar Lampung

15 71 Kota Jambi 18 72 Kota Metro

15 72 Kota Sungai Penuh 19 00 Kep. Bangka Belitung

16 00 Sumatera Selatan 19 01 Bangka

16 01 Ogan Komering Ulu 19 02 Belitung

16 02 Ogan Komering Ilir 19 03 Bangka Barat

16 03 Muara Enim 19 04 Bangka Tengah

16 04 Lahat 19 05 Bangka Selatan

16 05 Musi Rawas 19 06 Belitung Timur

16 06 Musi Banyuasin 19 71 Kota Pangkal Pinang

16 07 Banyuasin 21 00 Kep. Riau

16 08 Ogan Komering Ulu Selatan 21 01 Karimun

16 09 Ogan Komering Ulu Timur 21 02 Bintan

16 10 Ogan Ilir 21 03 Natuna

16 11 Empat Lawang 21 04 Lingga

16 12 Penukal Abab Lematang Ilir 21 05 Kepulauan Anambas

16 71 Kota Palembang 21 71 Kota Batam

16 72 Kota Prabumulih 21 72 Kota Tanjung Pinang

16 73 Kota Pagar Alam 31 00 DKI Jakarta

16 74 Kota Lubuk Linggau 31 01 Kepulauan Seribu

17 00 Bengkulu 31 71 Kodya Jakarta Selatan

17 01 Bengkulu Selatan 31 72 Kodya Jakarta Timur

17 02 Rejang Lebong 31 73 Kodya Jakarta Pusat

17 03 Bengkulu Utara 31 74 Kodya Jakarta Barat

17 04 Kaur 31 75 Kodya Jakarta Utara

17 05 Seluma 32 00 Jawa Barat

17 06 Mukomuko 32 01 Bogor

17 07 Lebong 32 02 Sukabumi

17 08 Kepahiang 32 03 Cianjur

17 09 Bengkulu Tengah 32 04 Bandung

17 71 Kota Bengkulu 32 05 Garut

18 00 Lampung 32 06 Tasikmalaya

18 01 Lampung Barat 32 07 Ciamis

18 02 Tanggamus 32 08 Kuningan

18 03 Lampung Selatan 32 09 Cirebon

18 04 Lampung Timur 32 10 Majalengka

18 05 Lampung Tengah 32 11 Sumedang

Kode Kode

(52)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 49

Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota

32 00 Jawa Barat 33 00 Jawa Tengah

32 12 Indramayu 33 28 Tegal

32 13 Subang 33 29 Brebes

32 14 Purwakarta 33 71 Kota Magelang

32 15 Karawang 33 72 Kota Surakarta

32 16 Bekasi 33 73 Kota Salatiga

32 17 Bandung Barat 33 74 Kota Semarang

32 18 Pangandaran 33 75 Kota Pekalongan

32 71 Kota Bogor 33 76 Kota Tegal

32 72 Kota Sukabumi 34 00 DI Yogyakarta

32 73 Kota Bandung 34 01 Kulon Progo

32 74 Kota Cirebon 34 02 Bantul

32 75 Kota Bekasi 34 03 Gunung Kidul

32 76 Kota Depok 34 04 Sleman

32 77 Kota Cimahi 34 71 Kota Yogyakarta

32 78 Kota Tasikmalaya 35 00 Jawa Timur

32 79 Kota Banjar 35 01 Pacitan

33 00 Jawa Tengah 35 02 Ponorogo

33 01 Cilacap 35 03 Trenggalek 33 02 Banyumas 35 04 Tulungagung 33 03 Purbalingga 35 05 Blitar 33 04 Banjarnegara 35 06 Kediri 33 05 Kebumen 35 07 Malang 33 06 Purworejo 35 08 Lumajang 33 07 Wonosobo 35 09 Jember 33 08 Magelang 35 10 Banyuwangi 33 09 Boyolali 35 11 Bondowoso 33 10 Klaten 35 12 Situbondo 33 11 Sukoharjo 35 13 Probolinggo 33 12 Wonogiri 35 14 Pasuruan 33 13 Karanganyar 35 15 Sidoarjo 33 14 Sragen 35 16 Mojokerto 33 15 Grobogan 35 17 Jombang 33 16 Blora 35 18 Nganjuk 33 17 Rembang 35 19 Madiun 33 18 Pati 35 20 Magetan 33 19 Kudus 35 21 Ngawi 33 20 Jepara 35 22 Bojonegoro 33 21 Demak 35 23 Tuban 33 22 Semarang 35 24 Lamongan 33 23 Temanggung 35 25 Gresik 33 24 Kendal 35 26 Bangkalan 33 25 Batang 35 27 Sampang 33 26 Pekalongan 35 28 Pamekasan 33 27 Pemalang 35 29 Sumenep Provinsi, Kabupaten/Kota Kode Kode Provinsi, Kabupaten/Kota

(53)

50 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014

Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota

35 00 Jawa Timur 53 00 Nusa Tenggara Timur

35 71 Kota Kediri 53 05 Timor Tengah Utara

35 72 Kota Blitar 53 06 Belu

35 73 Kota Malang 53 07 Alor

35 74 Kota Probolinggo 53 08 Lembata

35 75 Kota Pasuruan 53 09 Flores Timur

35 76 Kota Mojokerto 53 10 Sikka

35 77 Kota Madiun 53 11 Ende

35 78 Kota Surabaya 53 12 Ngada

35 79 Kota Batu 53 13 Manggarai

36 00 Banten 53 14 Rote Ndao

36 01 Pandeglang 53 15 Manggarai Barat

36 02 Lebak 53 16 Sumba Tengah

36 03 Tangerang 53 17 Sumba Barat Daya

36 04 Serang 53 18 Nagekeo

36 71 Kota Tangerang 53 19 Manggarai Timur

36 72 Kota Cilegon 53 20 Sabu Raijua

36 73 Kota Serang 53 21 Malaka

36 74 Kota Tangerang Selatan 53 71 Kota Kupang

51 00 Bali 61 00 Kalimantan Barat

51 01 Jembrana 61 01 Sambas 51 02 Tabanan 61 02 Bengkayang 51 03 Badung 61 03 Landak 51 04 Gianyar 61 04 Pontianak 51 05 Klungkung 61 05 Sanggau 51 06 Bangli 61 06 Ketapang

51 07 Karang Asem 61 07 Sintang

51 08 Buleleng 61 08 Kapuas Hulu

51 71 Kota Denpasar 61 09 Sekadau

52 00 Nusa Tenggara Barat 61 10 Melawi

52 01 Lombok Barat 61 11 Kayong Utara

52 02 Lombok Tengah 61 12 Kubu Raya

52 03 Lombok Timur 61 71 Kota Pontianak

52 04 Sumbawa 61 72 Kota Singkawang

52 05 Dompu 62 00 Kalimantan Tengah

52 06 Bima 62 01 Kotawaringin Barat

52 07 Sumbawa Barat 62 02 Kotawaringin Timur

52 08 Lombok Utara 62 03 Kapuas

52 71 Kota Mataram 62 04 Barito Selatan

52 72 Kota Bima 62 05 Barito Utara

53 00 Nusa Tenggara Timur 62 06 Sukamara

53 01 Sumba Barat 62 07 Lamandau

53 02 Sumba Timur 62 08 Seruyan

53 03 Kupang 62 09 Katingan

53 04 Timor Tengah Selatan 62 10 Pulang Pisau

Provinsi, Kabupaten/Kota Kode Provinsi, Kabupaten/Kota

(54)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 51

Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota

62 00 Kalimantan Tengah 71 00 Sulawesi Utara

62 11 Gunung Mas 71 09 Minahasa Tenggara

62 12 Barito Timur 71 10 Bolaang Mongondow Selatan

62 13 Murung Raya 71 11 Bolaang Mongondow Timur

62 71 Kota Palangka Raya 71 71 Kota Manado

63 00 Kalimantan Selatan 71 72 Kota Bitung

63 01 Tanah Laut 71 73 Kota Tomohon

63 02 Kota Baru 71 74 Kota Kotamobagu

63 03 Banjar 72 00 Sulawesi Tengah

63 04 Barito Kuala 72 01 Banggai Kepulauan

63 05 Tapin 72 02 Banggai

63 06 Hulu Sungai Selatan 72 03 Morowali

63 07 Hulu Sungai Tengah 72 04 Poso

63 08 Hulu Sungai Utara 72 05 Donggala

63 09 Tabalong 72 06 Toli Toli

63 10 Tanah Bumbu 72 07 Buol

63 11 Balangan 72 08 Parigi Moutong

63 71 Kota Banjarmasin 72 09 Tojo Una-Una

63 72 Kota Banjar Baru 72 10 Sigi

64 00 Kalimantan Timur 72 71 Kota Palu

64 01 Pasir 73 00 Sulawesi Selatan

64 02 Kutai Barat 73 01 Selayar

64 03 Kutai Kartanegara 73 02 Bulukumba

64 04 Kutai Timur 73 03 Bantaeng

64 05 Berau 73 04 Jeneponto

64 09 Penajam Paser Utara 73 05 Takalar

64 11 Mahakam Ulu 73 06 Gowa

64 71 Kota Balikpapan 73 07 Sinjai

64 72 Kota Samarinda 73 08 Maros

64 74 Kota Bontang 73 09 Pangkajene Kepulauan

65 00 Kalimantan Utara 73 10 Barru

65 01 Malinau 73 11 Bone

65 02 Bulungan 73 12 Soppeng

65 03 Nunukan 73 13 Wajo

65 04 Tana Tidung 73 14 Sidenreng Rappang

65 71 Kota Tarakan 73 15 Pinrang

71 00 Sulawesi Utara 73 16 Enrekang

71 01 Bolaang Mongondow 73 17 Luwu

71 02 Minahasa 73 18 Tana Toraja

71 03 Kep. Sangihe 73 22 Luwu Utara

71 04 Kep. Talaud 73 25 Luwu Timur

71 05 Minahasa Selatan 73 26 Toraja Utara

71 06 Minahasa Utara 73 71 Kota Makassar

71 07 Bolaang Mongondow Utara 73 72 Kota Pare Pare

71 08 Kep. Siau Tagolandang 73 73 Kota Palopo

Kode

Provinsi, Kabupaten/Kota Provinsi, Kabupaten/Kota

(55)

52 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014

Prov Kab/Kota Prov Kab/Kota

74 00 Sulawesi Tenggara 82 00 Maluku Utara

74 01 Buton 82 08 Pulau Taliabu

74 02 Muna 82 71 Kota Ternate

74 03 Konawe 82 72 Kota Tidore Kepulauan

74 04 Kolaka 91 00 Papua Barat

74 05 Konawe Selatan 91 01 Fakfak

74 06 Bombana 91 02 Kaimana

74 07 Wakatobi 91 03 Teluk Wondama

74 08 Kolaka Utara 91 04 Teluk Bintuni

74 09 Buton Utara 91 05 Manokwari

74 10 Konawe Utara 91 06 Sorong Selatan

74 11 Kolaka Timur 91 07 Sorong

74 71 Kota Kendari 91 08 Raja Ampat

74 72 Kota Baubau 91 09 Tambraw

75 00 Gorontalo 91 10 Maybrat

75 01 Boalemo 91 71 Kota Sorong

75 02 Gorontalo 94 00 Papua

75 03 Pohuwato 94 01 Merauke

75 04 Bone Bolango 94 02 Jayawijaya

75 05 Gorontalo Utara 94 03 Jayapura

75 71 Kota Gorontalo 94 04 Nabire

76 00 Sulawesi Barat 94 08 Yapen Waropen

76 01 Majene 94 09 Biak Numfor

76 02 Polewali Mandar 94 10 Paniai

76 03 Mamasa 94 11 Puncak Jaya

76 04 Mamuju 94 12 Mimika

76 05 Mamuju Utara 94 13 Boven Digoel

81 00 Maluku 94 14 Mappi

81 01 Maluku Tenggara Barat 94 15 Asmat

81 02 Maluku Tenggara 94 16 Yahukimo

81 03 Maluku Tengah 94 17 Pegunungan Bintang

81 04 Buru 94 18 Tolikara

81 05 Kepulauan Aru 94 19 Sarmi

81 06 Seram Bagian Barat 94 20 Keerom

81 07 Seram Bagian Timur 94 26 Waropen

81 08 Maluku Barat Daya 94 27 Supiori

81 09 Buru Selatan 94 28 Mamberamo Raya

81 71 Kota Ambon 94 29 Nduga

81 72 Kota Tual 94 30 Lanny Jaya

82 00 Maluku Utara 94 31 Mamberamo Tengah

82 01 Halmahera Barat 94 32 Yalimo

82 02 Halmahera Tengah 94 33 Puncak

82 03 Kepulauan Sula 94 34 Dogiyai

82 04 Halmahera Selatan 94 35 Intan Jaya

82 05 Halmahera Utara 94 36 Deiyai

82 06 Halmahera Timur 94 71 Kota Jayapura

82 07 Pulau Morotai

Kode

Provinsi, Kabupaten/Kota Provinsi, Kabupaten/Kota

(56)

Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014 53

Lampiran 5

KODE NEGARA

NAMA NEGARA KODE NAMA NEGARA KODE

Afganistan 4024 Finlandia 4050

Afrika Selatan 4040 Gabon 4037

Albania 4053 Gambia 4042

Aljazair 4039 Georgia 4053

Amerika Serikat 4033 Ghana 4042

Andora 4053 Gibraltar 4053

Angola 4037 Greenland 4035

Anguilla 4030 Grenada 4030

Antigua dan Barbuda 4030 Guadelupe 4030

Arab Saudi 4008 Guatemala 4031

Argentina 4032 Guinea 4042

Armenia 4024 Guinea Bissau 4042

Aruba 4030 Guinea Ekuatorial 4037

Australia 4025 Guyana 4032 Austria 4050 Haiti 4030 Azerbaijan 4024 Honduras 4031 Bahama 4030 Hongaria 4050 Bahrain 4009 Hongkong 4018 Barbados 4030 India/Pakistan/Bangladesh 4019 Belanda 4043 Inggris 4045 Belarusia 4053 Irak 4017 Belgia 4044 Iran 4017 Belize 4031 Irlandia 4050 Benin 4042 Islandia 4053 Bermuda 4035 Israel 4017 Bhutan 4024 Italia 4046 Bolivia 4032 Jamaika 4030

Bosnia Herzegovina 4053 Jepang 4020

Bostwana 4041 Jerman 4047

Brasil 4032 Kamboja 4007

Brunei Darussalam 4001 Kamerun 4037

Bulgaria 4053 Kanada 4034

Burkina Faso 4042 Kazakhstan 4024

Burundi 4036 Kenya 4036

Cekoslovakia 4050 Kepulauan Faroe 4053

Chad 4037 Kepulauan Marshall 4029

Chili 4032 Kepulauan Solomon 4029

Cina 4021 Kiribati 4029

Denmark 4050 Kolombia 4032

Djibouti 4036 Komoro 4036

Dominika 4030 Kongo 4037

Ekuador 4031 Korea Selatan 4022

Ekuador 4032 Korea Utara 4024

El Savador 4031 Kosta Rika 4031

Eritrea 4036 Kroasia 4053

Estonia 4050 Kuba 4030

Ethiopia 4036 Kuwait 4010

Fiji 4027 Kyrgyzstan 4024

(57)

54 Pedoman Pengawasan Survei Komuter Jabodetabek 2014

NAMA NEGARA KODE NAMA NEGARA KODE

Latvia 4050 Rusia 4053 Lebanon 4017 Rwanda 4036 Lesotho 4041 Samoa 4029 Liberia 4042 San Marino 4053 Libya 4039 Selandia Baru 4026 Liechtenstein 4053 Senegal 4042 Lithuania 4050 Serbia & Montenegro (ex-Yugoslavia) 4053 Luxemburg 4050 Sierra Leone 4042 Macedonia 4053 Singapura 4004 Madagaskar 4036 Siprus 4050 Maladewa 4024 Slovakia 4050 Malawi 4036 Slovenia 4050 Malaysia 4003 Somalia 4036 Mali 4042 Spanyol 4049 Malta 4050 Sri Langka 4024 Maroko 4039 Sudan 4039 Mauntania 4042 Suriah 4013 Mauritius 4036 Suriname 4032 Meksiko 4031 Swaziland 4041 Mesir 4038 Swedia 4050 Mikronesia 4029 Swiss 4051 Moldova 4053 Tahta Suci Vatican 4053 Monaco 4053 Taiwan 4023 Mongolia 4024 Tajikistan 4024 Mozambiq 4036 Tanjung Verde 4042 Myanmar 4007 Tanzania 4036 Namibia 4041 Thailand 4005 Nauru 4029 Timor Leste 4006 Nepal 4024 Togo - Lome 4042 Niger 4042 Tonga 4029 Nigeria 4042 Trinidad dan Tobago 4030 Nikaragua 4031 Tukrmenistan 4024 Norwegia 4053 Tunisia 4039 Oman 4011 Turki 4052 Palau 4029 Tuvalu 4029 Palestina 4017 Uganda 4036 Panama 4031 Ukraina 4053 Pantai Gading 4042 Uni Emirat Arab 4014 Papua Nugini 4028 Uruguay 4032 Paraguay 4032 Uzbekistan 4024 Perancis 4048 Vanuatu 4029 Peru 4032 Venezuela 4032 Polandia 4050 Vietnam 4007 Portugal 4050 Yaman 4015 Puerto Riko 4030 Yordania 4016 Qatar 4012 Yunani 4050 Republik Afrika Tengah 4037 Zambia 4036 Republik Dominika 4030 Zimbabwe 4036 Rumania 4053

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Alokasi Sampel Survei Komuter Jabodetabek 2014

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya bagi para Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang merasa tidak puas atas pemberitahuan ini, dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik kepada Pokja Pengadaan

Sedangkan inkubator bisnis adalah lembaga yang bergerak dalam bidang penyediaan fasilitas dan pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi usaha kecil

Kemampuan apa yang kamu kuasai sekarang? Apakah kamu sudah dapat memahami isi iklan dengan baik? Apakah kamu sudah dapat membedakan fakta dan opini dalam iklan dengan baik? Tentu

Terdapat 5 tombol dalam form ini, yaitu tambah untuk menambahkan data perpindahan baru, edit untuk merubah data yang sudah ada jika ada kesalahan, hapus untuk menghapus

Swasembada pangan umumnya merupakan capaian peningkatan ketersediaan pangan dengan wilayah nasional, sedangkan ketahanan pangan lebih mengutamakan akses setiap individu

Pada pasal 84 ayat (3) berbunyi” Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) diatas berlaku kembali sesudah istri nusyus.” Ini menjadi penegas bahwa gugurnya

Tiga haplotipe lain hasil sitaan Jakarta tersebar di dua clade yaitu dua haplotipe membentuk clade dengan sampel berasal dari Sukabumi, Jawa Barat (alam) dan satu

Dari hasil penelitian yang terperinci dalam butir-butir kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa dalam novel Madogiwa no Totto-chan memberikan suatu pelajaran penting, yaitu