• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN & SARAN. 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN & SARAN. 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman jenis makrozoobentos di mata air Baumata, Kabupaten Kupang terdiri atas 3 kelas, 6 famili, dan 12 spesies yaitu Kelas Gastropoda yang terdiri dari famili Thiaridae dengan spesies Brotia

testudinaria, Brotia costula, Thiara scabra, Melanoides punctata, Melanoides requentii dan Tarebia granifera. Famili Lymnaecidae dengan

spesies Lymnae columella, famili Ampullariidae dengan spesies Pomacea

canaliculata dan famili Viviparidae dengan spesies Viviparous javanicus.

Kelas Bivalvia dengan famili Corbiculidae dengan spesiesnya Corbicula

javanica dan Corbicula moltkiana. Kelas Malacostraca dengan famili

Parathelphusidae serta spesiesnya Parathelphusa. Nilai indeks keanekaragaman makrozoobentos yaitu pada plot I (2,336), plot II (2,39), dan plot III (2,18).

2. Kelimpahan jenis makrozoobentos yang terdapat di mata air Baumata, Kabupaten Kupang dengan nilai kelimpahan tertinggi yaitu spesies

Melanoides requentii yang merupakan spesies dari kelas Gastropoda. Dan

kelimpahan terendah yaitu Parathelphusa convexa

3. Kualitas air di mata air Baumata, Kabupaten Kupang berdasarkan kriteria kualitas air menurut Sastrawijaya (2000) dengan nilai rata-rata indeks

(2)

keanekaragaman yang diperoleh H’=2,30 adalah tidak tercemar karena nilai H’>2.

B. Saran

1. Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian mengenai makrozoobentos sebagai bioindikator kualitas air dengan mengukur semua faktor lingkungan, baik fisik maupun kimia perairan. 2. Mengingat mata air Baumata merupakan salah satu sumber air yang

terdapat di Kota Kupang, maka diharapkan pemerintah bekerjasama dengan masyarakat agar lebih menerapkan aturan kebersihan dan penataan lingkungan yang baik di sekitar mata air sehingga dapat meningkatkan estetika lingkungan dan sekaligus akan berpengaruh terhadap kualitas perairan di mata air Baumata yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat sebagai bahan baku air minum dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arthana.2014.Studi Kualitas Air Beberapa Mata Air di Sekitar Bedugul, Bali.Bali. Alaerts, G dan Santika, S. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Anggoro,F.S. 990. Identifikasi Makroozoobenthos. http://www.pkukmweb.ukm.

Diakses 15 september 2016

Asry,A., Yunasfi, dan Harahap, Z. A. (2014).Komunitas Makrozoobentos Sebabai

Bioindikator Kualitas Perairan Kecamatan Labu Kabupaten Deli Serdang. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Barnes, R. S. K. and R. N. Hughes. 1994. An Introduction to Marine Ecology 3rd

Edition. London: Blackwell Science Ltd

Brower J. Jerold, Z., Von Ende, C. 1990. Field and Third Edition. W.M.C. Brown Publisers, USA.

Cole, G.A. 1983. Buku Teks Limnologi. Dewan Bahasa Dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur. Hlm 73-78.

Darojah,Yuyun.2005. Keanekaragaman Jenis Mangrove Di Ekosistem Perairann

Rawapening Kabupaten Semarang.

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHalc4.dir/doc.p df

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: PT. Kanisius Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta Heri Rizky. 2007. Indikator Biologis. Tangerang : PT. TKCM

Hutchison, G. E. 1993. A. Treatise on limnology (Zoobenthons). Vol IV. New York: Jhon Wiley And Sons Inc. P. 153.

Ihlas. (2001). Struktur Komunitas Makrozoobentos pada Ekosistem Hutan

Mangrove di Pulau Sarapa Kecamatan Liukang Tupabiring Kabupaten Pangkap Sulawesi Selatan, Aqua marine.

(4)

Jembojemri. 2011. Studi Tentang Sarana Perlindungan Mata Air (PMA) dan

Kualitas Bakteriologis Air di Mata Air Baumata Kabupaten Kupang Tahun 2011. Kupang.

Koesbiono. 1987. Dasar - Dasar Ekologi Umum. Sekolah Pascasarjana Program Studi Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Krebs, C.J. 1985. Ecology : The Experimental Analysis of Distribution and

Abundance. Third Edition. New York: Harper and Row Publisher Inc.

Krebs.C. J. 1985. Experimental Analysis of Distribubution of Abudance Third edition. Harper & Row Publisher, New York. hal. 186-187

Lailli, C.M & T.R. Parsons.1993. Biological Oceanography an Introduction. Pergamon Press. New York

Mahida, U.N. 1992. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta: Rajawali Press.

Marpaung , A.A. (2013). Keanekaragaman Makrozoobentos di Ekosistem

Mangrove Silvofisbery Dan Mangrove Alami Kawasan Ekowisata Pantai Boe Kecamatan Galeseong Kabupaten Tukalan. Makasar: Universitas

Hasanuddin Makasar.

Marsaulina, L. 1994. Keberadaan dan Keanekaragaman Makrozoobentos di

Sungai Semayang Kecamatan Sunggal. Karya Tulis. Lembaga Penelitian

USU, Medan.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI Pres, Jakarta.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh Eidman dan Bengen. P. T. Gramedia. Jakarta.

Nybakken, J.W. 1998. Marine biology: An ecological approach. Fourth edition. USA: Addison-Wesley Educational Publishers Inc.

Odum, E.P. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Alih Bahasa: Samingan, T. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Odum, E.P. Dasar-dasar Ekologi. Dialihbahasakan oleh Tjahjono Samingan 1993. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

(5)

Payne, A.I. 1986. The Ecology Of Tropical Lakes and Rivers. John Wiley & Sons New York.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Pratiwi, N, Krisanti, Nursiyamah, I. Maryanto, R. Ubaidillah, & W. A. Noerdjito. 2004. Panduan Pengukuran Kualitas Air Sungai. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Purnomo, K.1989. Struktur & Komunitas Makrozoobentos dalam Kaitan

Pemantauan Dampak Aktivitas Manusia di Daerah Sungai Ciko

Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.Tesis. States. Second Edition. A.

Willey Interscience Publ. John Willey and Sons, New York. Pennak, R.W. 1989.Fresh Water Invertebrates Of United

Rini, D.A. 2007.Mengenal Makroinvertebrztz Bentos.Warta Konversi Lahan Basah.

Sahri, A. Budiman, W. Andriyana, N.2000. Keragaman Makrozoobentos Pada

Berbagai Substrat Buatan di Sungai Ciglagah Cilacap. Jurnal Biosfera 15.

ISSN:0853-1625

Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.Biologi Universitra Sumatra Utara. Medan

Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Silviawaty, 1996. Komunitas Hewan Bentos di Sungai Air Bemban Desa

Kertadewa Kecamatan Dempo Selatan Kabupaten Lahat dan

pengajarannya di SMU. Skripsi. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya

Sinaga, T. 2009. Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Indikator kualitas Perairan Danau Toba Balige Kabupaten Toba Samosir. Tesis.

Sinambela , M. 1994. Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Indikator

Kualitas Sungai Babura. Tesis. Institut Pertanian Bogor

Soegianto, A.199.Ekologi Kwantitatif Metode Analisis Populasi Komunitas. Surabaya:Usaha Nasional

Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(6)

Suriawiria, U.1996. Air Dalam Kehidupan & Lingkungan yang Sehat. Edisi I. Bandung.

Tarigan, L. C. 2009. Studi Keanekaragaman Makrozoobentos di Danau Lau

Kawar Desa Kutan Agung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.

Skripsi. Medan: USU

Walker, K. F. 1981. Ecology of Freshwater Mussles in The River Murray. Series Australia. Water Resources Council Technical Paper No. 63.

Wardana, W.A . 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset.

Yogyakarta. WHO. 2004. Guidelines for Drinking-Water Quality. Third Edition. Volume 1 : Recomentadtion. Geneva.

Wargadinata, E.L. 1995.Makrozoobentos Sebagai Indikator Ekologi Sungai

Percut. Tesis. Medan

Welch, S. 1984. Limnology. New York: Mc Graw Hill Book Company. WHO.2004. Guidelines for Drinking-Water Quality. Third Edition. Susanto

(2000) Volume 1 : Recomentadtion. Geneva Ngabekti (2004). Wilhm, J.L. 1975. Biological indicator of pollution. Di dalam: B.A.Whitton.

Editor. River Ecology. Blackwell Scientific Publications, Oxford:p.375 402.

Zahidin, M. (2008). Kajian Kuaitas Air di Muara Sungai Pekalongan Ditinjau

Dari Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos Dan Indeks Saprobitas Plankton.

(7)

Lampiran 1.

1. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos di Mata Air Baumata, Kabupaten Kupang.

Indeks keanekaragaman makrozoobentos dihitung dengan menggunakan indeks Shannon Wiener (Koesoebiono, 1987) dengan rumus:

No Spesies

Plot I Plot II Plot III

Jmlh Pi Pi Ln Pi jmlh Pi Pi Ln Pi Jmlh Pi Pi Ln Pi 1 Brotia testudinaria 9 0,121 0,25555 6 0,086 0,21099 7 0,111 0,244 2 Brotia costula 8 0,108 0,24037 6 0,086 0,21099 7 0,111 0,244 3 Thiara scabra 5 0,067 0,18111 5 0,072 0,18944 6 0,095 0,2236 4 Melanoides punctata 7 0,094 0,22226 8 0,115 0,24872 7 0,111 0,244 5 Melanoides requentii 10 0,135 0,27033 8 0,115 0,24872 7 0,111 0,244 6 Tarebia granifera 6 0,081 0,20358 9 0,13 0,26523 9 0,142 0,2772 7 Lymnaea columella 8 0,108 0,24037 6 0,086 0,21099 5 0,079 0,2005 8 Pomacea canaliculata 7 0,094 0,22226 6 0,086 0,21099 8 0,126 0,261 9 Viviparous javanicus 7 0,094 0,22226 6 0,086 0,21099 7 0,111 0,244 10 Corbicula javanica 5 0,067 0,18111 5 0,072 0,18944 0 0 0 11 Corbicula moltkiana 2 0,027 0,09752 3 0,043 0,1353 0 0 0 12 Parathelphusa convexa 0 0 0 1 0,014 0,05976 0 0 0 74 0,996 2,33671 69 0,991 2,39158 63 0,997 2,1823

(8)

Lampiran 2.

2. Perhitungan Kelimpahan Jenis Makrozoobentos di Mata Air Baumata, Kabupaten Kupang.

a. Jumlah Individu

Tabel. Jumlah individu spesies makrozoobentos di mata air Baumata, Kabupaten Kupang

No Spesies

Jumlah Individu

Total

Plot I Plot II Plot II

1 Brotia testudinaria 9 6 7 22 2 Brotia costula 8 6 7 21 3 Thiara scabra 5 5 6 16 4 Melanoides punctata 7 8 7 22 5 Melanoides requentii 10 8 7 25 6 Tarebia granifera 6 9 9 24 7 Lymnaea columella 8 6 5 19 8 Pomacea canaliculata 7 6 8 21 9 Viviparous javanicus 7 6 7 20 10 Corbicula javanica 5 5 0 10 11 Corbicula moltkiana 2 3 0 5 12 Parathelphusa convexa 0 1 0 1 Jumlah 74 69 63 206

(9)

50 b. Kelimpahan jenis makrozoobentos

Kelimpahan makrozoobentos dihitung dengan menggunakan rumus Welch (1984), yaitu:

Tabel. Perhitungan kelimpahan jenis spesies makrozoobentos di mata air Baumata, Kabupaten Kupang.

No Jenis spesies Kelimpahan

1 Brotia testudinaria 7,33 2 Brotia costula 7 3 Thiara scabra 5,33 4 Melanoides punctata 7,33 5 Melanoides requentii 8,33 6 Tarebia granifera 7 Lymnaea columella 6,33 8 Pomacea canaliculata 7 9 Viviparous javanicus 10 Corbicula javanica 5 11 Corbicula moltkiana 2,5 12 Parathelphusa convexa

(10)

51 Lampiran 3. Perhitungan nilai kecepatan arus

No Plot V

1 I =8,3 cm/dtk

2 II =10 cm/dtk

(11)

52

Lampiran 3. Gambar Spesies Makrozoobentos yang Ditemukan di Mata Air Baumata, Kabupaten Kupang

Brotia costula Thiara scabra

Brotia testudinaria Melanoides punctata

(12)

53

Pomacea canaliculata Lymnaea columella

Viviparous javanicus Corbicula javanica

Corbicula moltkiana

(13)

54 Lampiran 4. Foto Pengambilan Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi perpustakaan sekarang ini sangatlah penting untuk sekolah, instansi maupun pihak lainnya, dengan menggunakan sistem informasi perpustakaan, proses peminjaman,

Dapat menjadi sumber ilmu tambahan untuk berbagai pihak misalnya Aparatur penegak hukum seperti Polisi, Hakim, dan Jaksa yang mengawal jalannya penyelesaian kasus-kasus

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menentukan arahan pengembangan komoditas apel melalui konsep agroindustri di Kecamatan Bumiaji Kota Batu agar dapat

Lantikan tenaga pakar daripada organisasi atau universiti dari dalam atau luar negara bagi mendapatkan kepakaran dan pengalaman yang akan dapat memberi faedah

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna

Analisis, Anava, dan DMRT Kadar Protein Non Flaky Crackers dengan Substitusi Tepung Sukun dan Tepung Ikan Teri Nasi. Tabel

Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat menerima beban, osteofot mungkin dapat memperbaiki perubahan-perubahan awal tulang rawan sendi pada osteoartritis, akan tetapi