• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KAREKTERISTIK FISIK DAN MEKANIK BAHAN BAKAR BRIKET CAMPURAN SERBUK KAYU DAN LATEKS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI KAREKTERISTIK FISIK DAN MEKANIK BAHAN BAKAR BRIKET CAMPURAN SERBUK KAYU DAN LATEKS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KAREKTERISTIK FISIK DAN MEKANIK BAHAN BAKAR BRIKET CAMPURAN SERBUK KAYU DAN LATEKS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

Sunaryo 1 , Abrar Ridwan 2, Anang Prasetyo3

Teknik Mesin ,Fakultas teknik ,Universitas Muhammadiyah Riau Kubang raya, Pekanbaru, Riau

Email : sunaryo@umri.ac.id ABSTRAK

Berdasarkan data Buku Outlook Energi Indonesia Pada tahun 2012 pangsa terbesar penggunaan energi adalah sektor industri sebesar (34,8%) diikuti oleh sektor rumah tangga yang masih mengandalkan minyak dan gas elpiji sebesar (30,7%), transportasi (28,8%), komersial (3,3%), dan lainnya (2,4%). Kebutuhan energi di Indonesia di penuhi dengan bahan bakar minyak bumi, total konsumsi BBM meningkat dari 315 juta SBM pada tahun 2000 menjadi 398 juta SBM pada tahun 2012 atau meningkat rata-rata 1,9% per tahun. sedangkan cadangan Minyak Bumi di Indonesia hanya tersisa sebesar 3,74 miliar barel dan Gas Bumi sebesar 103,35 TCF. Karet merupakan komoditi unggulan Provinsi Riau di luar Migas. jumlah lahan perkebunan Karet di Riau pada tahun 2003 sebesar (499.165) Hektare (Ha).. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil dan hasil ini akan menegaskan kedudukan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang diteliti. . Berdasarkan perbandingan standar pembuatan briket dengan hasil pengujian di setiap eksperimen dalam penelitian ini, didapatkan bahwa kriteria hasil pengujian terbaik yang memenuhi standar pengujian nilai kalor, kadar abu, stability, dan drop test. Diantaranya adalah pada eksperimen pertama, dimana hasil dari kreteria pengujian memenuhi standar nilai kalor yaitu sebesar 6300.5 cal/gr, dan hasil ini di dukung dengan kadar abu yaitu sebesar 0.39 %. Dan pada pengujian sifat mekanik yang terdiri dari pengujian (stability dan drop test) memenuhi standar dimana stability mengalami stabil pada hari ke 6 dan pada pengujian drop test tidak ada partikel dari briket yang mengalami pengurangan pada saat pengujian drop test.

Kata kunci : Briket, Lateks, nilai kalor

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Energi adalah komponen utama dalam seluruh kegiatan makhluk hidup yang ada di bumi, sumber energi yang utama bagi manusia adalah sumber daya alam yang berasal dari fosil karbon. Berdasarkan data Buku Outlook Energi Indonesia Pada tahun 2012 pangsa terbesar penggunaan energi adalah sektor industri sebesar (34,8%) diikuti oleh sektor rumah tangga yang masih mengandalkan minyak dan gas elpiji sebesar (30,7%), transportasi (28,8%), komersial (3,3%), dan lainnya (2,4%). Kebutuhan energi di Indonesia di penuhi dengan bahan bakar minyak bumi, total konsumsi BBM meningkat dari 315 juta SBM pada tahun 2000 menjadi 398 juta SBM pada tahun 2012 atau meningkat rata-rata 1,9% per tahun. sedangkan cadangan Minyak Bumi di Indonesia hanya tersisa sebesar 3,74 miliar barel dan Gas Bumi sebesar 103,35 TCF.

Ketergantungan energi di Indonesia kepada bahan bakar minyak dan gas sangat tinggi, akibatnya ketika Pemerintah Pusat memutuskan kebijakan untuk menaikan harga BBM dan gas baru-baru ini, berdampak sangat berat dirasakan oleh seluruh rakyat khususnya masyarakat menengah kebawah, Terlepas dari itu upaya mengembangkan energi alternatif sangat diperlukan. Dan alternatif energi yang mulai di kembangkan adalah energi dari limbah biomassa yang dapat menjadi salah satu pilihan sumber energi alternatif bahan bakar, sebab biomassa ini sangat mudah ditemukan dari aktivitas pertanian, kehutanan, perkebunan di berbagai daerah khususnya di Indonesia.

Riau adalah salah satu penghasil Karet terbesar di Indonesia sedangkan Indonesia sebagai negara yang memiliki perkebunan Karet terluas di Dunia yang mencapai 4.974.382 Hektare (Ha).

(2)

Tetapi produktivitas karet lokal masih kalah dibanding produksi di Malaysia dan Thailand. Produksi dalam negeri baru mencapai 1 ton, kalah dengan Malaysia sudah memproduksi 1,3 ton, Thailand 1,9 ton per hectare Kementrian Perindustrian Republik Indonesia 2002 , Karet merupakan komoditi unggulan Provinsi Riau di luar Migas. jumlah lahan perkebunan Karet di Riau pada tahun 2003 sebesar (499.165) Hektare (Ha). Mengamati potensi limbah industri pengolahan kayu berdasarkan perbandingan output dan input serta mengacu hasil penelitian Ai Nuraeni, 2001. Tentang industry kayu lapis mencapai 69.59 % dan hasil penelitian Dina Setyawati, 2003. industri pengergajian sebesar 50.8 % dari bahan baku yang diolah. Berdasarkan data tersebut menujukkan bahwa potensi limbah kayu cukup besar, karena hanya sebagian saja kayu yang di eksploitasi, yang dapat di gunakan secara maksimal dan selebihnya berupa limbah kayu, menurut Irhan Febijanto, 2007 jumlah limbah kayu yang di hasilkan di indonisia setiap tahun mencapai 8.345.932 Ton/tahun dan apabila hal ini di biarkan begitu saja tanpa ada pemanfaatan yang optimal di khawatirkan limbah kayu tersebut dapat mencemari lingkungan sekitarnya. untuk mencegah hal tersebut dilakukan penelitian terhadap sumber yang ada, Seperti halnya dilakukan pengujian untuk mengetahui korelasi-korelasi yang ada pada lateks dan limbah kayu yang dapat di sesuaikan dengan terapan pada biomassa. Biomassa secara umum lebih dikenal sebagai bahan kering material organik atau bahan yang tersisa setelah suatu tanaman atau material organik dihilangkan kadar airnya (dikeringkan). Material organik hidup seperti manusia, tumbuhan, hewan dan kotorannya, umumnya mengandung 80 – 90% air, namun setelah kering sekitar 6 % kandungan air lembabnya akan mengandung senyawa hidrokarbon yang sangat tinggi. Karena ketersedian limbah yang sangat banyak menyebabkan timbulnya permasalahan limbah biomassa tidak termanfaatkan secara optimal. Berawal dari itu dimungkinkan bahwa biomassa dapat digunakan untuk potensi energi alternatif karena senyawa hidrokarbon merupakan hal terpenting dalam suatu bahan bakar. Salah satu sifat yang sangat penting dari suatu energi alternatif bahan bakar adalah nilai kalor, dimana pengujian ini di lakukan dengan menggunakan Kalorimetri Bomb.

Dari beberapa masalah yang timbul, maka untuk lebih memfokuskan penelitian mengambil batasan masalah yaitu memfokuskan nilai kalor bahan bakar briket dengan variasi komposisi pada serbuk kayu dan lateks sebagai bahan pembuat briket, dimana serbuk kayu sebagai bahan utama, dan lateks sebagai bahan perekat briket, pemilihan kedua bahan ini dikarenakan mudah mendapatkan bahan baku, khususnya di Provinsi Riau karena luasnya perkebuanan karet, dan banyaknya jumlah industri pengolahan kayu yang memudahkan melakukan penelitian :Serbuk kayu yang di gunakan adalah limbah yang di hasilkan industry dari pengergajian (saw mill), Penelitian hanya pada Nilai Kalor, Kadar Abu, Stability, Drop Test, dan Densitas sebagai bahan bakar briket dengan variasi campuran serbuk kayu dan lateks dengan menggunakan calorimeter bomb, Tidak menguji dampak nilai hasil pembakaran dari bahan lateks.

Penelitian mengenai nilai bahan bakar briket ini bertujuaan untuk: mengetahui nilai kalor bahan bakar briket dengan 9 (Sembilan) variasi komposisi campuran serbuk kayu dan lateks, sebagai bahan bakar alternative. Beerap manfaat dari penelitian ini adalah : Sebagai bahan bakar alternative bahan bakar briket, Hasil dari penelitian dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut, Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi pihak pihak yang berhubungan dengan teknologi tepat guna briket, Sebagai bahan penulisan sekripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Riau.

METODE PENELITIAN Bagan Alur Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil dan hasil ini akan menegaskan kedudukan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang diteliti. Dalam proses melakukan penelitian kita harus mampu memecahkan suatu masalah atau persoalan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan berkualitas, diperluakan kerangka pikiran dan suatu metode

(3)

perencanaan yang matang, secara sistematis, serasi, dan mampu mendukung satu dengan yang lainya, sehingga masalah dan hasil yang di inginkan dapat terarah seperti yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan, dan haraapan dari penelitian ini.

Lokasi pelaksanaan

Demi tercapainya hasil yang di inginkan maka proses penelitian ini di lakukan di laboratorium Teknik Mesin dan laboratorium kimia Universitas Riau (UR) sebagai tempat melakukan pengujian kadar abu, dan di Laboratorium Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Riau sebagai tempat melakukan pengujian nilai calor pada bahan dengan menggunakan calorimeter bomb c200, sedangkan bahan serbuk kayu di ambila dari tempat pengergajian yang ada di sekitar kota pekan baru sedangkan pengambilan lateks berasal dari salah satu petani perkebunan karet.

Waktu pelaksanaan

Dalam proses penlitian ini waktu yang digunakan di mulai di bulan November 2015 dengan mengawali proses perencanaan, dan proses penelitian hingga februari 2016.

Bahan

Bahan yang akan di gunakan dalam penelitian ini menggunakan bahan biomassa yang ada di sekitar kota pekan baru yaitu

1. Bahan baku yang di gunakan dalam penelitian untuk membuat briket adalah limbah kayu yang dihasilkan dari industri pengergajian.

Gambar.1 Limbah kayu dari industri penggergajian

2. Lateks yang berfungsi sebagai perekat bahan utama dari briket.

Semua bahan serbuk kayu sebelum dilakukan penelitian akan terlebih dahulu di keringkan dan dihaluskan menjadi serbuk yang lebih halus dan di saring menjadi pertikel kecil yang seragam. sedangkan bahan lateks akan di bersihkan dari kotoran dan di jaga agar tetap tidak membeku.

Alat

Peralatan dalam proses penelitian ini sebagian besar memanfaatkan alat iji yang ada di universitas muhammadiyah riau (UMRI), laboratorium kimia Universitas Riau (UR), dan Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Riau Diantaranya yaitu:

(4)

1. Cetakan briket, memiliki ukuran 1 cm dan tinggi 9,5 cm.

2. Mesin blender berfungsi sebagai penghalus serbuk kayu yang di hasilkan dari mesin gergaji.

3. Penyaring memiliki fungsi agar serbuk kayu memiliki ukuran yang seragam. Yaitu mesh 60

4. Pisau sebagai bahan perlengkap alat pemotong.

5. Baskon atau wadah digunakan sebagai tempat bahan yang akan di uji. 6. Sendok sebagai pengaduk pada saat pencampuran bahan.

7. Timbangan yang berfungsi untuk menetukan berat dari bahan uji yang akan natinya dilakukan pengujian. dengan ketelitian 0.02 gr 8. Label yang di gunakan untuk memberi nama pada bahan

9. Alat tulis yang di gunakan untuk pencatatan data.

10. Calorimeter bomb yang memiliki fungsi sebagai alat ukur nilai kalor yang di hasilka oleh bahan bakar briket.

11. Oven yang di gunakan untuk menghilangkan kadar air dan sebagainya.

12. Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 dan Meteran sebagai alat ukur penelitian ini.

Prosedur Penelitian.

Proses bahan baku sebelum menjadi briket.

a. Bahan baku di ambil dari industry pengergajian kayu yaitu berbentuk limbah serbuk kayu

Gambar 2 Limbah Serbuk kayu b. Serbuk Kayu di bersihkan dari kotoran yang tercampur. c. Serbuk kayu dikeringkan dengan sinar matahari

Gambar 3. Pengeringan serbuk kayu

(5)

e. Bahan kayu ini selanjutnya akan disaring agar memiliki ukuran yang sama dengan menggunakan saringan mesh 60.

Gambar 4. Serbuk kayu yang sudah di saring

f. Jika serbuk kayu sudah kering dilakukan penimbangan dengan komposisi pencampuaran bahan seperti yang tercantum pada table 3.1. dengan bahan lateks.

g. Di lakukan peroses pengepresan pada bahan menjadi briket. Proses pembuatan briket

1. Pembuatan menggunakan metode cetak pres dengan ukuran cetakan berdiameter 1 cm dan tinggi 9,5cm

2. Serbuk kayu yang udah disaring di campur denagn lateks.

3. Pencampur bahan serbuk kayu dengan lateks dengan variasi pencampuran seperti pada tabel berikut dimana (S) sebagai symbol serbuk kayu sedangkan (L) sebagai bahan lateks dengan komposisi campuran menggunakan persentase berat (%).

4.

Tabel 1. Variasi pencampuran bahan briket persentasi berat. Eksperimen Serbuk kayu (S) (%) Lateks (L) (%)

1 50 50 2 55 45 3 60 40 4 65 35 5 70 30 6 75 25 7 80 20 8 85 15 9 90 10

5. Masukkan bahan yang setelah tercampur rata kedalam cetakan dengan jumlah berat 1 gram dan siap di cetak

6. Pembebanan di tahan dengan alat penekan yaitu 12.7 kg

7. Penahan dilakukan selama kurang lebih 300 detik di keluarkan dari cetakan. 8. Kemudian melakukan pengujian sifat mekanis (drop test dan stability). Prosedur pengujian briket.

1. Nilai Kalor

(6)

Gambar .5. Calorimeter Bomb c200

Cara pengujian nilai kalor mengikuti metode ASTM Standar D5865-07a. Penentuan nilai kalor dengan cara menimbang bahan baku seberat 1 gram, lalu sample dimasukkan kedalam ecomposition vessel (bomb). setelah Sample dimasukkan ecomposition vessel di tutup dan di isi dengan oksigen dengan tekanan 30 bar dengan menggunakan oxygen station.

Gambar 6. Oxygen Station Pengisian Oksigen

Kemudian bomb dimasukkan ke dalam kalorimeter yang telah di isi air sebanyak 2 liter. setelah itu ditutup calorimeter bomb dengan penutupnya. Dihidupkan pengaduk air selama kurang lebih 5 menit sebelum penyala dilakukan, tahap pertama pengukuran temperatur air awal, lalau dinyalakan pematik api untuk memulai proses, dan di saat itu juga maka akan mulai proses pengukuran secara continiu setelah mencapai waktu 20 menit maka akan didapatkan hasil di unit akan tampil (result) menandakan proses ini selesai dan hasil bisa di lihat.

2. Pengujian Drop Test

Pengujian Mula-mula spesimen ditimbang menggunakan timbangan untuk menentukan berat awal, Kemudian briket dijatuhkan pada ketinggian 1,8 meter dengan permukaan landasan harus rata dan halus. Setelah dijatuhkan, spesimen ditimbang ulang untuk mengetahui berat yang hilang dari briket. Setelah mengetahui seberapa prosentase yang hilang. Kita dapat mengetahui kekuatan spesimen terhadap benturan, Apabila partikel yang hilang terlalu banyak, berarti specimen yang dibuat tidak tahan terhadap benturan. Pengujian drop test menggunakan metode ASTM D 440-86 R02. Tujuan dari pengujian ini drop test untuk mengetahui ketahana briket terhadap benturan. Yang bermanfaat pada saat penyimpanan di gudang maupun pendistribusian briket ke konsumen sebelum briket di gunakan.

3. Pengujian Stability

Pengujian (Stability) berdasarkan metode Ndiema, 2002. Alat yang digunakan dalam pengujian (stability) adalah jangka sorong. Pengujian ini dilakukan pada saat awal briket

(7)

keluar dari cetakan sampai waktu selama 10 hari. Pada saat briket keluar dari cetakan, diukur diameter dan tinggi dari briket. Kemudian diukur kembali secara bertahap dari hari ke hari sampai hari ke 10. Dari pengukuran briket selama 10 hari, dapat terlihat terjadinya perubahan bentuk dan ukurandari briket.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sampai mana perubahan bentuk dan ukuran yang terjadi, dan sampai ukuran berapa briket tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran (stabil). Apabila briket terjadi perubahan bentuk dan ukuran secara terus-menerus, maka briket tersebut dapat dikatakan gagal.

4. Kadar Abu

Pengujian kadar abu menggunakan metode AOAC Official method, 2009. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah furnace, krus porselin dan timbangan digital. Penentuan kadar abu dilakukan untuk setiap perlakuan pada setiap kali ulangan. Prosedur pengujian kadar abu dilakukan dengan mengambil spesimen yang akan diuji dan menimbangnya sebagai berat awal. Spesimen tersebut kemudian ditempatkan didalam krus porselin yang telah diketahui bobot keringnya. Cawan yang telah berisi spesimen tersebut dipanaskan di dalam oven bersuhu 750°C hingga 850°C selama 4 jam sampai beratnya konstan. Kemudian cawan diangkat dengan menggunakan penjepit dan didinginkan kedalam desikator selama 30 menit dan kemudian ditimbang. Perhitungan kadar abu dihitung menggunakan metode AOAC Official method, 2009.

5. Pengujian Volatile Matter

Pengujian volatile matter menggunakan metode ASTM D 1762-84. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah furnace, krus porselin dan timbangan digital. Penentuan volatile matter dilakukan untuk setiap perlakuan pada setiap kali ulangan.

Prosedur pengujian volatile matter dilakukan dengan mengambil spesimen yang akan diuji dan menimbangnya sebagai berat awal. Spesimen tersebut kemudian ditempatkan didalam cawan porselin yang telah diketahui bobot keringnya. Cawan yang telah berisi specimen tersebut dipanaskan di dalam oven bersuhu 950°C selama 3 jam sampai beratnya konstan. Kemudian cawan diangkat dengan menggunakan penjepit dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan kemudian ditimbang. Perhitungan volatile matter dihitung menggunakan metode ASTM D 1762-84.

6. Pengujian Densitas

Pengujian densitas awal setelah briket keluar dari cetakan (initial density) dan Pengujian dilakukan menurut standar ASAE S269.4 DEC 96 menggunakan metode pengukuran langsung dengan alat jangka sorong (caliper). Prosedur pengujiannya yaitu :

1. Mengukur spesimen (diameter dan panjang) pada awal keluar dari cetakan dengan menggunakan jangka sorong untuk menghitung volumenya.

2. Menimbang spesimen dan dicatat sebagai masa.

3. Menghitung densitas dengan membagi masa spesimen dengan volumenya. 4. Pengujian dilakukan paling sedikit 3 spesimen kemudian dirata rata. 5. Dimana massa di bagi dengan volume briket.

7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan eksperimen. Pengujian bahan bakar briket di tentukan dengan variasi pencampuran Bahan baku serbuk kayu dan lateks yang terlihat pada table 3.1 untuk mengahasilkan kualitas briket yang baik. Pengambilan data dalam eksperimen ini dilakukan dengan cara pengujian beberapa sampel.

(8)

Pengujian sampel penelitian meliputi: Sifat fisik, nilai kalor dan Sifat kekuatan mekanik pada briket yaitu (drop test) dan (stability) Pengambilan data uji menggunakan lembar table eksperimen untuk mempermudah dalam pengolahan hasil pengujian.

8. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dengan berbagai sumber yaitu dokumentasi, observasi dan penelitian langsung Data yang diperoleh merupakan data yang bersifat kuantitatif yang masih berupa angka-angka. Data tersebut menjelaskan tentang perbandingan sifat fisik, kimia dan mekanik dengan variasi pencampuaran bahan serbuk kayu dan lateks, kemudian data dipaparkan melalui tabel dan digambarkan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dibaca dan dimengerti.

Tabel .2. Perencanaan jumlah sampel dan berat

No Jenis pengujian Jumlah sampel Berat sampel (gr)

01 Nilai kalor 3 1

02 Kadar abu 3 1

03 Drop test 3 1

04 Stability 3 1

05 Denitas 3 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil beberapa pengujian yang telah dilakukan diantaranya yaitu uji fisik (nilai kalor), uji kimia (kadar abu) dan uji mekanik (stability dan drop test), sesuai pada tujuan dari penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh variasi pencampuran serbuk kayu dengan lateks sebagai briket terhadap mutu yang di hasilkan, Maka dalam bab ini akan dilakukan pembahasan guna untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada setiap pengujian yang dapat diambil kesimpulan sebagai hasil dari penelitian yang sudah dilakukan.

Tabel 3. Perbandingan antara standar pengujian dengan hasil pengujian

Berdasarkan perbandingan standar pembuatan briket dengan hasil pengujian di setiap eksperimen dalam penelitian ini, didapatkan bahwa kriteria hasil pengujian terbaik yang memenuhi standar pengujian nilai kalor, kadar abu, stability, dan drop test. Diantaranya adalah pada eksperimen pertama, dimana hasil dari kreteria pengujian memenuhi standar nilai kalor yaitu sebesar 6300.5 cal/gr, dan hasil ini di dukung dengan kadar abu yaitu sebesar 0.39 %. Dan pada pengujian sifat mekanik yang terdiri dari pengujian (stability dan drop test) memenuhi standar dimana stability

(9)

mengalami stabil pada hari ke 6 dan pada pengujian drop test tidak ada partikel dari briket yang mengalami pengurangan pada saat pengujian drop test.

Berdasarkan hasil yag di peroleh Pembahasan karakteristik pada hasil pengujian nilai kalor, didapatkan bahwa kandungan nilai kalor pada bahan briket rata-rata sebesar 5543 cal/gram, yang berarti pada setiap 1 gram dari bahan baku tersebut apabila dibakar akan menghasilkan kalor sebesar 5543 kalori. Kandungan nilai kalor ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai kalor briket kayu sengon pada penelitian Moch. Ervando Among Satmoko 2013 sebesar 4250,6 cal/gr, Jika dibandingkan dengan standar 4 negara diantaranya Jepang (6000 kal/gr – 7000 kal/gr), Inggris (7300 kal/gr), Amerika (6500 kal/gr) dan Indonesia (5000 kal/gr). rata-rata nilai kalor memenuhi standar Negara Indonesia sedangkan nilai kalor pada eksperimen pertama dengan nilai kalor 6300.5 cal/gr dan exsperimen ke dua dengan niali kalor 6160.2 cal/gr memenuhi standar Negara Indonesia dan Negara Jepang sedangkan pada eksperimen ke tiga sampai ke delapan hanya memenuhi standar Negara Indonesia. untuk standar Negara Inggris dan Amerika dari hasil penelitian ini, tidak mencapai standar Negara tersebut, Hasil pengujian lain yaitu pada hasil pengujian kadar abu, berdasarkan pengujian kadar abu yang telah dilakukan, kandungan kadar abu pada bahan baku serbuk kayu dan lateks sangat sedikit, Perhitungan pengujian kadar abu didapatkan bahwa kandungan kadar abu pada bahan baku rata-rata sebesar 2.437 %. Kandungan kadar abu ini lebih tinggi dibandingkan dengan kadar abu kayu sengon pada penelitian Moch. Ervando Among Satmoko 2013) sebesar . 1,593 % Jika dibandingkan dengan standar 4 negara, kadar abu yang dihasilkan memenuhi standar Jepang (3 % - 6 %), Inggris (8 % - 10 %), Amerika (18 %) dan Indonesia (8 %). Begitu juga dengan kadar abu yang tertinggi yaitu pada penelitian ini sebesar 5.50 % masih dapat memenuhi standar 4 nigara ini. Abu merupakan bagian yang tersisa dari proses pembakaran yang sudah tidak memiliki unsur karbon lagi. Unsur utama abu adalah silika dan memiliki pengaruh kurang baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan, karena kandungan abu yang tinggi dapat menurunkan nilai kalor dan menghalangi proses pembakaran .

Berdasarkan pengujian stability yang telah dilakukan, terlihat persentase stabilityketinggian briket tertinggi terdapat pada eksperimen ke 7 sebesar 13.7 % sedangkan pada eksperimen ke delapan tidak dapat dilakukan pengujian lagi pada hari ke enam dan begitu jugak pada eksperimen ke Sembilan yaitu pada hari ke lima hal ini dikarenakan briket mengalami kerusakan menjadi beberapa bagian, dari dinyatakan gagal, sedangkan persentase perubahan stability-ketinggian briket terendah terdapat pada eksperimen pertama sebesar 2.70 %. Hal ini disusul dengan eksperimen kedua hingga ke enam yang selalu meningkat.

Sedangkan Persentase perubahan stability-diameter tertinggi terdapat pada eksperimen ke tujuh sebesar 2,46 %, dan persentase perubahan stability-diameter terendah terdapat pada eksperimen pertama sebesar 0.33 %. pada eksperimen ke delapan dan sembilan tidak jauh berbeda dengan hasil uji stability ketinggian yaitu tidak dapat dilakukan pengujian lagi pada hari ke enam dan begitu jugak pada eksperimen ke Sembilan yaitu pada hari ke lima hal ini dikarenakan briket mengalami kerusakan menjadi beberapa bagian dan pada kedua eksperimen ini sudah dapat dinyatakan gagal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian stability-ketinggian dan stability-diameter terbaik terdapat pada eksperimen pertama dikarenakan lateks sebagai perekat mampu mengikat serbuk kayu denagn baik, sehingga mengikat partikel briket lebih kuat. Hal ini juga di dukung dari Hasil pengujian drop test, persentase terkecil terdapat pada eksperimen pertama hingga eksperimen ke enam dimana tidak ada partikel yang lepas dari briket pada saat proses pengujian drop test, sedangkan pengujian Drop test terbesar terdapat pada eksperimen ke sembialan sebesar 49.12 %. Dan 41.38 % pada eksperimen ke delapan hal ini di karenakan pada saat pengujian drop test kedua sampel ini mengalami pengurangan partikel dan patah di bagian ketingian briket , sedangkan persentase kehilangan partikel yang terjadi pada eksperimen ke tujuh sebesar 2.29 %. dari hasil ini maka eksperimen pertama hingga ke tujuh pada pengujian drop test dengan hasil yang baik. Dari hasil drop test menunjukkan semakin besar jumlah perekat lateks, membuat ikatan antar partikel briket semakin kuat.

(10)

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh variasi pencampuran serbuk kayu dengan lateks terhadap karakteristik briket yang terdiri dari (nilai kalor, kadar abu, stability dan drop test), diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian nilai kalor pada exsperimen pertama hingga kedelapan memenuhi standar Negara Indonesia (SNI 1-6235-2000) dimana nilai kalor minimal 5000 cal/gr.

2. Penambahan jumlah lateks pada briket berpengaruh terhadap pengujian nilai kalor, Stability dan Drop test.

3. Pengujian kadar abu pada setiap exsperimen sudah memenuhi kreteria standar nasional Indonesia (SNI 1-6235-2000) dan tiga Negara lainya yaitu Jepang, Inggris, dan Amerika. Hal ini disebabkan kandungan abu tertinggi pada penelitian ini sebesar 5.50 %

4. Bahan lateks memiliki fungsinya sebagai perekat pada briket dengan baik hal ini di tunjukkan oleh hasil dari pengujian drop test dimana pada ekperimen pertama hingga ke enem tidak ada partikel yang lepas dari briket. Selain dari itu lateks juga memiliki fungsi meningkatkan nilai kalor pada briket.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

AI nuraeni, Proses produksi dan identifikasi limbah industry pengolahan kayu lapis serta kemungkinan pemanfaatanya di PT. kampari wood industries riau , institute pertanian bogor 2001.

American Society for Testing and Materials. 2002. Standard Test Method of Drop Shatter Test for Coal. ASTM International. West Conshohocken, United States. standar ASTM D 440-86 R02 American Society for volatile metter ASTM internasional united states, standar ASTM D 176284. ASAE S269.4 Dec 96, 1998, Cubes, Pellet,Crumbles - Definitions and Methods for Determining

Density, Durability, and MoistureContent, ASAE tandards.

Badan Peneliti dan Pengembangan Kehutanan. 1994. Pedoman Teknis,Pembuatan Briket Arang. Departemen Kehutanan. Bogor.

Badan standart nasional sni 1-6235-2000 mutu Briket arang kayu.

Buku Outlook Energi Indonesia 2014 (OEI 2014) Pengembangan Energi untuk

Mendukung Program Substitusi Bbm, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Indonesia Cut fatimah

zuhra ,ssi, msi ,karya ilmiah karet, sumatra utara 2006.

Dewi Alimah, Kayu Sebagai Sumber Energ, Gramedia, Jakarta, 1987. Dina Setyawati, komposit serbuk kayu plastik daur ulang teknologi

alternative pemanfaatan limbah kayu dan plastic,Universitas Riau2003. Dinas perkebunaan provinsi riau , luas perkebunan karet di setiap kabupaten

kota -2003

Gunawan Pasaribu, Bonifasius Sipayung & Gustan Pari ANALISIS KOMPONEN KIMIA EMPAT JENIS KAYU ASAL SUMATERA 2005

Handi supriadi, peranan tanaman karet dalam mitigasi perubahan iklim, balaipeneliti tanaman industri dan penyegar, sukabumi, 15 februari 2012.

Irhan Febijanto, potensi biomasa indonesia sebagai bahan bakar pengganti energi fosil, Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, BPPT, Jakarta agustus 2007.

Ir. Mu’tasim Billah, MS BAHAN BAKAR ALTERNATIF PADAT (BBAP) SERBUK GERGAJI KAYU, hak penerbitan pada UPN Press 2009

Jurnal Chemika Maryono, Sudding Dan Rahmawati Pembuatan Dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa ditinjau dari kadar kanji 2013

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia 2002, Potensi Perkebunan Karet Di Indonesia,

http://www.kemenperin.go.id/artikel/7341/Produktivitas-Karet-Nasional-Kalah-dariMalaysia-dan-Thailand di akses (02-03-2016).

Lapporan Penelitian Dpp Tahun Anggaran 2013 konversi limbah serbuk gergaji kayu akasia (acacia mangium willd) ke briket arang dan arang aktif , laboratoritum energi biomassa bagian teknologi hasil hutan fakultas kehutanan universitas gadjah mada 2013.

Moch. Ervando among satmoko, pengaruh variasi temperatur cetakan terhadap karakteristik briket kayu sengon pada tekanan kompaksi 6000 psig.

Gambar

Gambar 3.   Pengeringan  serbuk kayu
Tabel 1. Variasi pencampuran bahan briket persentasi berat.
Tabel  3. Perbandingan antara standar pengujian dengan hasil pengujian

Referensi

Dokumen terkait

Karya ini merupakan tanggapan dari kegelisahan pengkarya terhadap tokoh Subali dimana dalam tradisi pedalangan tokoh Subali sering dipandang sebagai tokoh

Adapun alasan peneliti mengambil judul ini karena usaha dagang warung bebek sinjay termasuk usaha yang perkembangannya cukup pesat bila dibandingkan dengan usaha

Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa tata kelola dapat mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Objek penelitian

Songon i ma nian nang roha mi Sonang nai molo rap hita nadua Uli denggan sude nang rohakki Dang jadi sirang be ra hita nadua Sai gabe ma sahat tu saur matua Sonang nai molo

Kegiatan aplikatif ini bertujuan untuk membuat Peta Tematik Persebaran Perumahan di Kecamatan Banguntapan skala 1 : 10000 yang berisi informasi spasial berupa

Kami menawarkan harga yang lebih murah pada tahun ini dan menawarkan tempoh 1 bulan bagi pemiutang untuk menarik minat para stokis dan pengedar utama terhadap produk HISB.. Produk

Potensi wisata yang dimiliki oleh berbagai desa yang tercakup dalam DAS Pekerisan sangat besar, khususnya dalam sektor wisata heritage, agrowisata, dan