• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2015"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 21 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA KERJA

PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)

TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2014

(2)
(3)

TANGGAL 27 Mei 2015

DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI ……….. i

DAFTAR GAMBAR ………. iii

DAFTAR TABEL ……….. iv

DAFTAR GRAFIK ……… vi

DAFTAR USULAN KEGIATAN TAHUN 2015……… vii

BAB I PENDAHULUAN Bab I - 1

1.1 LATAR BELAKANG ……….. Bab I - 1

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN ……….. Bab I - 3

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN ……… Bab I - 5

1.4 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD ……… Bab I - 13

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN ……… Bab I - 15

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

Bab II - 1

2.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ……… Bab II - 1

2.1.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ……… Bab II - 1

2.1.1.1 ASPEK GEOGRAFI ……… Bab II - 1

2.1.1.1.1 KARAKTERISTIK LOKASI DAN WILAYAH ………..

Bab II - 1 2.1.1.1.2 POTENSI PENGEMBANGAN Bab II - 11 2.1.1.2 ASPEK DEMOGRAFI ………. Bab II - 13 2.1.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT …... Bab II - 16

2.1.2.1 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)……….

Bab II - 16 2.1.2.2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO (PDRB) ……… Bab II - 26

2.1.3 ASPEK PELAYANAN UMUM ………. Bab II - 29

FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB …. Bab II - 29

2.1.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH ……… Bab II - 57 2.1.4.1 FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI

DAERAH ...

Bab II - 57 2.1.4.2 FOKUS IKLIM BERINVESTASI………… Bab II - 66

(4)

KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI RPJMD ...

2.3 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH ………. Bab II - 89

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab III - 1

3.1 ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH ………. Bab III - 1 3.1.1 KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 2011

DAN PERKIRAAN TAHUN 2014 ...

Bab III - 1 3.1.2 TANTANGAN DAN PROSPEK

PEREKONOMIAN DAERAH TAHUN 2014 DAN TAHUN 2015 ...

Bab III - 4

3.2 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ……… Bab III - 6 3.2.1 PROYEKSI KEUANGAN DAERAH DAN

KERANGKA PENDANAAN ………..

Bab III - 6 3.2.2 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH …… Bab III - 8

3.2.2.1 ARAH KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH……….

Bab III - 8 3.2.2.2 ARAH KEBIJAKAN BELANJA

DAERAH ………

Bab III - 9 3.2.2.3 ARAH KEBIJAKAN PEMBIAYAAN

DAERAH……….

Bab III - 11

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Bab IV - 1

4.1 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN ……… Bab IV - 1

4.2 PRIORITAS DAN PEMBANGUNAN ……….. Bab IV - 2

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS

DAERAH ... Bab V - 1

BAB VI PENUTUP ………. Bab VI - 1

(5)

TABEL HALAMAN 2.1 Jumlah Desa dan Kelurahan Tiap Kecamatan Th. 2015.. Bab II - 2 2.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan ... Bab II - 3 2.3 Luas Lahan berdasarkan Ketinggian Dari Permukaan

Laut ... Bab II - 4 2.4 Kemiringan Lahan ... Bab II - 5 2.5 Struktur dan Karakteristik Tanah ... Bab II - 6 2.6 Jenis Jaringan Irigasi, Panjang Saluran dan Areal Sawah

Irigasi ... Bab II - 7 2.7 Target dan Realisasi Kondisi Irigasi Tahun 2013 & 2014 Bab II - 8 2.8 Sungai Besar di Kabupaten Mojokerto ……… Bab II - 8 2.9 Daftar Panjang Sungai di Kabupaten Mojokerto …………. Bab II - 9 2.10 Jumlah Penduduk Tahun 2012-2014 ………. Bab II - 13 2.11 Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto Menurut Jenis

Kelamin Per Kecamatan Tahun 2014 ………. Bab II - 14 2.12 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun

2013 ………..……….. Bab II - 15

2.13 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mojokerto …. Bab II - 16 2.14 Status / Indikator Kinerja Pembangunan Bidang

Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 - 2014 ….. Bab II - 18 2.15 Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2012-2014……….. Bab II - 22 2.16 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2012 – 2014 ….….. Bab II - 22 2.17 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 – 2013 ... Bab II - 24 2.18 Lowongan Kerja, Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga

Kerja ………. Bab II - 25

2.19 PDRB Tahun 2011 – 2013 ……… Bab II - 26

2.20 Sumbangan Tiap Sektor Tahun 2011 – 2013 ………. Bab II - 27 2.21 Pendapatan Regional Per Kapita Tahun 2011 – 2013 ... Bab II - 28 2.22 Rasio Jumlah Guru Terhadap Jumlah Murid ………. Bab II - 30 2.23 Rasio Jumlah Kelas Terhadap Murid ……….. Bab II - 31 2.24 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah

Sakit per Kecamatan ……… Bab II - 32

2.25 Jumlah Tenaga Medis, Paramedis dan Kunjungan ke

Puskesmas ……… Bab II - 33

2.26 Jumlah Penduduk yang memanfaatkan RSUD dan

Puskesmas ……… Bab II - 34

2.27 Kondisi Jalan Aspal Kabupaten Mojokerto (Km) …………. Bab II - 35 2.28 Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan Kabupaten

Mojokerto ……….. ………….. Bab II - 37

2.29 Jumlah LPJU Kabupaten Mojokerto ……… Bab II - 38 2.30 Luas Irigasi Teknis Tahun 2011 – 2013 ……… Bab II - 39

2.31 Penataan Ruang ……… Bab II - 40

2.32 Perkembangan Jumlah Koperasi ……….. Bab II - 44 2.33 Perkembangan Jumlah Koperasi Aktif ………. Bab II - 45

2.34 Perkembangan Usaha Kecil ……… Bab II - 46

(6)

2.36 Jumlah Produk Hukum ……… Bab II 49

2.37 Jumlah Keluarga Miskin ………. Bab II - 50

2.38 Jumlah PMKS yang dibantu ……….. Bab II - 53 2.39 Jumlah Perpustakaan dan Pengunjung ……… Bab II - 54

2.40 Jumlah Buku Perpustakaan ……… Bab II - 55

2.41 Jumlah Judul Buku Perpustakaan ……… Bab II - 56 2.42 Data Industri Tahun 2012 - 2014 ……… Bab II - 57 2.43 Luas Tanam Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2012-2014

(Ha) ……… Bab II - 60

2.44 Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2012-2014 (Ha) ………

Bab II - 61 2.45 Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2012-2014

(Kw/Ha) ……… Bab II - 61

2.46 Produksi Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2012-2014 (Ton)

………. Bab II - 62

2.47 Produksi Daging dan Telur ………. Bab II - 63 2.48 Keamanan dan Ketertiban Umum Tahun 2012 – 2014 … Bab II - 67 2.49 Evaluasi Hasil Pelaksanaan Perencanaan Daerah sampai

dengan Tahun Berjalan Kabupaten Mojokerto ………. Bab II - 68 2.50 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah ……….. Bab II - 94 2.51 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan

Nasional/Provinsi dan Lingkungan Eksternal Lainnya …. Bab II - 106 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 – 2013 ..……… Bab III - 1

3.2 PDRB Tahun 2011 – 2013 ……… Bab III - 3

3.3 Sumbangan Tiap Sektor Tahun 2011 – 2013 ………. Bab III - 3 3.4 Pendapatan Regional Per Kapita Tahun 2011 – 2013 ... Bab III - 4 3.5 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2013 s.d Tahun 2017 ………. Bab III - 7 3.6 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten

Mojokerto Tahun 2013 s.d Tahun 2017 ………. Bab III - 10 3.7 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah

Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 s.d Tahun 2017 …… Bab III - 11 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan

……… Bab IV - 1

4.2 Prioritas Pembangunan Daerah ………... Bab IV - 2 4.3 Penjelasan Program Pembangunan Daerah ………. Bab IV - 15 5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah

Program Kegiatan SKPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 ……….

Bab. V - 2

(7)

-GRAFIK HALAMAN 2.1 Tren Peningkatan Jumlah Penduduk ………. Bab II - 13

2.2 Indeks Pembangunan Manusia ………. Bab II - 17

2.3 Status / Indikator Kinerja Pembangunan Bidang

Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 - 2014 ….. Bab II - 21 2.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2012 - 2014 …….. Bab II - 23 2.5 Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2012 - 2014 ……… Bab II - 23 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 – 2014 .………. Bab II - 24 2.7 Lowongan Kerja, Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga

Kerja ………..

Bab II - 26

2.8 Tren Kenaikan PDRB ……… Bab II - 27

2.9 Komposisi Sumbangan Sektor PDRB Tahun 2013 …….. Bab II - 28 2.10 Tren Peningkatan Pendapatan Regional Per Kapita ... Bab II - 29 2.11 Perkembangan Kondisi Jalan Kabupaten Mojokerto ……. Bab II - 36 2.12 Perkembangan Jenis, Jumlah dan Panjang Jembatan

Kabupaten Mojokerto ………..

Bab II - 37 2.13 Perkembangan Jumlah LPJU Kabupaten Mojokerto ……. Bab II - 38 2.14 Perkembangan Luas Irigasi Teknis ……….. Bab II - 39 2.15 Perkembangan Jumlah Koperasi……….. Bab II - 45 2.16 Perkembangan Jumlah Koperasi Aktif ………. Bab II - 46 2.17 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil ……… Bab II - 47 2.18 Perkembangan Jumlah Usaha Menengah ………. Bab II - 48

2.19 Jumlah Keluarga Miskin ……… Bab II - 50

2.20 Jumlah PMKS yang dibantu ……….. Bab II - 53 2.21 Jumlah Pengunjung Perpustakaan ………. Bab II - 55

2.22 Jumlah Buku Perpustakaan ………. Bab II - 56

2.23 Luas Tanam Pertanian Tanaman Pangan Tahun

2012-2014 ……… Bab II - 61

2.24 Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan Tahun

2012-2014 ……….. Bab II - 62

2.25 Produktivitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2012-2014 (Kw/Ha)

………..

Bab II - 63 2.26 Produksi Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2012-2014

(Ton) ……….. Bab II - 65

2.27 Perkembangan Produksi Daging dan Telur ……….. Bab II - 66

(8)

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto dan mengacu pada RPJMD Provinsi dan RPJM Nasional.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 adalah dokumen perencanaan tahunan daerah yang merupakan rencana pembangunan tahun pertama dalam masa transisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto Tahun 2016–2020 dan juga periodisasi ke tiga dalam tahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Mojokerto Tahun 2005–2025. Pada periode Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020, kebijakan pembangunan yang diamanatkan dalam RPJPD adalah : ditujukan untuk lebih “Memantapkan Pembangunan Kabupaten Mojokerto secara Menyeluruh dan Terpadu dengan Menekankan kepada Percepatan, Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia”.

RKPD Kabupaten Mojokerto penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada tahun sebelumnya dan mengakomodasikan, mempertimbangkan berbagai Kebijakan Provinsi dan Nasional serta penjaringan aspirasi secara bertahap melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang secara partisipatif dilakukan mulai dari Tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Forum SKPD yang selanjutnya diformulasikan melalui Musrenbang Kabupaten Mojokerto. Jadi RKPD disusun dengan berdasarkan pola kombinasi pendekatan secara terpadu yaitu

(9)

pendekatan secara teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom up, dan top down process.

Perencanaan adalah suatu proses untuk menetukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan Pembangunan Daerah menuntut pertimbangan secara seksama, sistematis dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Rencana Pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Timur. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.

Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RKPD memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Program Prioritas Pembangunan Daerah dan Rencana Kerja, Pendanaan dan Prakiraan maju dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pembangunan yang mempunyai dampak besar terhadap pencapaian sasaran pembangunan sesuai dengan, Kebijakan dan Program Pembangunan dengan sasaran yang terukur;

2. Pembangunan yang sifatnya mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan;

3. Pembangunan yang realistis untuk dilaksanakan sesuai kemampuan anggaran pemerintah daerah;

4. Pembangunan didasarkan pada skala prioritas, bertahap dan konsisten secara terpadu;

5. Pembangunan yang terintegrasi dengan Pembangunan Nasional dan Pembangunan Pemerintah Provinsi.

Pembangunan daerah harus mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat, mewujudkan ekonomi kerakyatan,

(10)

meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta dapat mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, transparansi dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Dalam melaksanakan pembangunan daerah perlu diaplikasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai landasan operasional pelaksanaan pembangunan di daerah setiap tahunnya.

Dengan demikian RKPD merupakan pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang didahului dengan pembuatan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang disepakati oleh Kepala Daerah dan DPRD.

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Dasar Hukum Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(11)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1 Seri E);

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 15 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Mojokerto Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2008 Nomor 15);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto Tahun 2012-2032.

(12)

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Penyusunan RKPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 yang merupakan rencana pembangunan tahun pertama dalam masa transisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020, mengacu pada RPJPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2005-2025, RPJMN dan RPJMD Propinsi Jawa Timur. RKPD juga disusun dengan tetap memperhatikan hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, situasi dan kondisi yang berkembang, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor, antar wilayah dan penjaringan aspirasi secara bertahap melalui musrenbang desa/kelurahan, forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten. Selain itu dokumen perencanaan lain juga diperhatikan khususnya RTRW Kabupaten Mojokerto. RPJPD dan RTRW Kabupaten Mojokerto dijabarkan sebagai berikut:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Mojokerto Tahun 2005 - 2025.

Untuk mencapai sasaran pokok RPJPD Kabupaten Mojokerto secara bertahap, pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam RPJM Daerah.

Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Setiap sasaran pokok dalam 6 (enam) misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing-masing-masing misi dapat dijabarkan menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan.

Berdasarkan pelaksanaan dan pencapaian hasil pembangunan serta sebagai wujud keberlanjutan RPJPD, maka

(13)

pada RPJMD ke-3 (2016-2020) ini ditujukan untuk memantapkan pembangunan Kabupaten Mojokerto secara menyeluruh dan terpadu dengan menekankan kepada percepatan, pemerataan pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kondisi perekonomian Kabupaten Mojokerto yang semakin maju dan kompetitif yang ditandai dengan kuatnya struktur ekonomi daerah yang berbasis pada sektor industri, jasa, pariwisata, koperasi, usaha mikro, usaha kecil dan menengah yang didukung oleh sektor pertanian yang handal akan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat berkembang lebih cepat. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin mantap yang diwujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan secara bijak.

Kesejahteraan masyarakat terus membaik tercermin dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perkembangan ini juga didorong oleh menguatnya pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi serta meningkatnya kualitas sumber daya manusia.

2. RTRW Kabupaten Mojokerto.

RTRW disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Mojokerto dan menjadi pedoman untuk :

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar sektor

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah daerah/atau masyarakat

f. Penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

g. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten

(14)

Tujuan penataan ruang adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Mojokerto sebagai basis tanaman pangan regional, industri, perdagangan dan jasa, serta pariwisata yang berdaya saing dan memperhatikan keberlanjutan terhadap lingkungan hidup serta pemerataan pembangunan.

Untuk itu perlu adanya kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah di Kabupaten Mojokerto yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan.

Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi:

1. Mengembangkan pusat agropolitan untuk mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan;

2. Mengoptimalkan fungsi kawasan pertanian;

3. Menekan pengurangan luasan lahan sawah beririgasi teknis;

4. Mempertahankan luasan kawasan pertanian secara ketat serta meningkatkan produktivitas lahan pertanian; dan 5. Reklamasi bekas tambang batuan.

b. Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri, Perdagangan dan Jasa serta Kegiatan Pariwisata yang mendukung sektor pertanian.

Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Mengembangkan pariwisata religi, alam, dan buatan;

2. Mengendalikan perkembangan industri dengan titik berat pada industri pendukung dan pengolahan hasil pertanian; 3. Memantapkan peran dan meningkatkan kegiatan

perdagangan tradisional dengan membatasi pertumbuhan pasar modern hanya dipusat ibu kota kecamatan;

4. Menyelaraskan kegiatan perdagangan tradisional dan modern; dan

5. Mengendalikan perkembangan kegiatan di sekitar kawasan perdagangan dan jasa.

(15)

c. Kebijakan Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan secara berimbang antara Wilayah Utara dan Selatan.

Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Memantapkan, meningkatkan, dan mengendalikan perkembangan kegiatan di wilayah Selatan;

2. Meningkatkan kegiatan di wilayah utara dan mengembangkan potensi yang belum berkembang optimal; 3. Mengembangkan sistem pusat kegiatan secara hirarkis

melalui penentuan PKLp, PPK, dan PPL, terintegrasi dengan PKL yang sudah ditentukan dalam RTRW provinsi;

4. Memantapkan fungsi pusat kegiatan dan menetapkan wilayah pelayanan sesuai potensi, permasalahan, dan prospeknya; dan

5. Mengembangkan sarana sosial ekonomi sesuai standar pelayanan minimal dan fungsi pusat kegiatan.

d. Kebijakan Pelaksanaan Mitigasi dan Pengembangan Manajemen risiko pada Kawasan Rawan Bencana.

Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Menetapkan zona bahaya dan zona aman pada kawasan rawan bencana letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan kekeringan;

2. Mengembangkan sistem pencegahan dan kesiapsiagaan sesuai sifat dan jenis bencana, serta karakteristik wilayah; 3. Mengembangkan sistem mitigasi bencana baik struktural

maupun non struktural dalam penanganan bencana; dan 4. Meningkatkan sistem penanganan darurat bencana dan

(16)

e. Kebijakan Pengembangan Interkoneksi Prasarana dan Sarana Lokal terhadap Prasarana dan Sarana Nasional, Regional, dan Lokal untuk mendukung Potensi Wilayah. Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Meningkatkan sistem transportasi yang menghubungkan wilayah Utara dan Selatan;

2. Mengembangkan sistem transportasi terpadu antara transportasi jalan dan kereta api;

3. Menata sistem transportasi yang meningkatkan kemudahan keterhubungan antara transportasi lokal dengan simpul-simpul transportasi regional, nasional, dan internasional;

4. Mengembangkan sistem transportasi yang menjangkau tiap bagian wilayah dan yang menghubungkan kawasan perdesaan-perkotaan;

5. Mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan barang dari dan ke sentra produksi dan pusat pemasaran; 6. Mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan

barang dari dan ke pusat pemasaran dan wilayah pelayanannya;

7. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan bagi distribusi hasil pertanian dan sektor lainnya;

8. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan pencapaian menuju dan dari daerah tujuan wisata;

9. Menetapkan jalan sesuai dengan fungsi, kapasitas, dan tingkat pelayanannya;

10. Mengembangkan prasarana transportasi kereta api untuk keperluan penyelenggaraan pergerakan komuter;

11. Memanfaatkan kembali akses jalur kereta api yang sudah mati; dan

(17)

f. Kebijakan Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Jaringan Prasarana Telekomunikasi, Energi, dan Sumber Daya Air yang dapat mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat, serta pelestarian lingkungan.

Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Meningkatkan ketersediaan energi listrik dan pemerataan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal;

2. Meningkatkan pelayanan telekomunikasi kepada masyarakat, dengan prioritas pelayanan pada wilayah yang memiliki potensi tumbuhnya kegiatan ekonomi baru, dan wilayah yang secara geografis rendah aksesibilitasnya; 3. Menjaga keseimbangan ketersediaan air dengan optimasi

penggunaan air baku irigasi, air minum, serta memelihara daerah air sungai;

4. Mengendalikan pencemaran terkait dengan perlindungan mutu air tanah dan udara;

5. Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan SPAM bukan jaringan perpipaan di perkotaan dan perdesaan;

6. Mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan;

7. Mengembangkan, meningkatkan dan menangani sanitasi lingkungan untuk permukiman dengan sanitasi individual dan/atau sistem komunal di wilayah perkotaan dan perdesaan;

8. Mengembangkan, meningkatkan dan menangani sistem pengolahan limbah khususnya industri kecil dan rumah tangga; dan

9. Melakukan pembangunan sistem drainase yang terpadu dengan pembangunan prasarana lainnya.

(18)

g. Kebijakan Pemulihan Kawasan Lindung yang telah beralih fungsi dan pencegahan meluasnya alih fungsi kawasan lindung.

Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Meningkatkan luasan kawasan hutan lindung; 2. Mengendalikan fungsi hutan lindung;

3. Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung setempat; 4. Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa

mengabaikan fungsi perlindungan melalui kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan;

5. Mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung;

6. Mengembangkan program pengelolaan hutan bersama masyarakat dengan konsep berkelanjutan;

7. Meningkatkan kerja sama antarwilayah dalam pengelolaan kawasan hutan lindung;

8. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung;

9. Meningkatkan kawasan RTH perkotaan;

10. Mengembangkan hutan rakyat lestari sebagai penyangga fungsi kawasan lindung dan hutan kawasan;

11. Meningkatkan peran serta petani sekitar hutan melalui wadah LMDH dalam pelestarian sumber daya alam; dan 12. Mencegah degradasi sumber daya alam pada kawasan

lindung dan hutan kawasan.

h. Kebijakan Pengembangan dan Peningkatan Fungsi Kawasan Budi Daya untuk mendukung perekonomian wilayah sesuai daya dukung lingkungan.

Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Mempertahankan dan mengendalikan perubahan fungsi lahan sawah beririgasi teknis sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan;

(19)

2. Meningkatkan produktivitas, diversifikasi tanaman, pengolahan hasil pertanian dan perikanan;

3. Mengembangkan sistem pemasaran hasil pertanian sampai ekspor;

4. Mengembangkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan;

5. Mengembangkan kegiatan industri terutama diarahkan pada industri pendukung pertanian dan perikanan yang ramah lingkungan;

6. Mengembangkan dan meningkatan kegiatan pariwisata alam, buatan, dan sejarah secara terintegrasi; dan

7. Mengembangkan permukiman yang nyaman, aman, dan seimbang serta mempertimbangkan daya dukung lingkungan.

i. Kebijakan Penentuan Kawasan Strategis yang mendukung pengembangan sektor ekonomi potensial, pengembangan wilayah Utara, dan daya dukung lingkungan hidup. Dan Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Mendorong pengembangan sentra ekonomi agropolitan di wilayah selatan serta perdagangan dan jasa di wilayah tengah;

2. Mendorong pengembangan kawasan industri dan permukiman di wilayah utara;

3. Mendorong pengembangan pariwisata terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan kawasan bersejarah dan potensi alam;

4. Mendorong pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat di daerah sulit air dan kekeringan;

6. Mengendalikan kegiatan pertambangan batuan; dan 7. Mengendalikan kualitas lingkungan hidup.

(20)

j. Kebijakan Peningkatan Fungsi Kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara.

Kebijakan/arah tindakannya dilakukan dengan strategi Penataan Ruang meliputi :

1. Mendukung kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan negara;

2. Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara;

3. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional dengan kawasan budi daya terbangun; dan

4. Membantu memelihara dan menjaga aset-aset Pertahanan/TNI.

Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dengan perencanaan pembangunan provinsi dan nasional.

RKPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 menjadi acuan bagi daerah dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam proses penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2016. RKPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 juga menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam penyempurnaan Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2016.

1.4 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD

Penyusunan RKPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2016, disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(21)

1.3 Hubungan Antar Dokumen 1.4 Sistematika Dokumen RKPD 1.5 Maksud dan Tujuan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.3.1 Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah

2.3.2 Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraaan Tahun 2016

3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun 2017

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah 3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah 3.2.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

(22)

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

4.2. Prioritas dan Pembangunan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI PENUTUP

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Penyusunan RKPD Kabupaten Mojokerto adalah : 1. Memberikan arah pembangunan dalam jangka 1 (satu) tahun

2. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan di Kabupaten Mojokerto

3. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada tahun anggaran

Sedangkan tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Mojokerto adalah :

1. Sebagai acuan bagi Daerah dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam proses penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2016;

2. Menjadi acuan bagi seluruh SKPD Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD);

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan (planning), penganggaran (budgetting), pelaksanaan (executing), serta pengendalian dan evaluasi (Monitoring and evaluating) pembangunan yang terukur;

4. Menyelaraskan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Mojokerto dengan arah, kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan daerah Provinsi maupun Pusat.

(23)

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1 Aspek Geografi

Kondisi Geografis Daerah

Luas dan Batas Wilayah

Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, dimana luas wilayah seluruhnya adalah 97.546,97Ha atau sekitar 2,09% dari luas Provinsi Jawa Timur.

Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Mojokertodari tahun ke tahun terhitung dinamis, artinya selalu mengalami peralihan fungsi, misalnya lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi lahan pemukiman, pekarangan, bangunan dan lahan industri serta sebagian lagi dialihkan menjadi jalan.

Kabupaten Mojokerto memiliki batas-batas administratif sebagai berikut :

- Sebelah Utara - Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik - Sebelah Timur - Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan - Sebelah Selatan - Kota Batu dan Kabupaten Malang

- Sebelah Barat - Kabupaten Jombang

- Sedangkan ditengah-tengah terdapat wilayah Kota Mojokerto. 2.1.1.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis posisi wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 11120’13” s/d 11140’47” Bujur Timur dan antara 718’35” s/d 747” Lintang Selatan yang merupakan bagian integral dalam wilayah Provinsi Jawa Timur.

Secara administratif Kabupaten Mojokerto masuk Wilayah Kerja Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Bojonegoro, sedangkan secara spatial Tata Ruang Jawa Timur adalah masuk dalam

(24)

kawasan pengembangan “Gerbang Kertosusila”. Kabupaten Mojokerto terdiri atas 18 Kecamatan, 299 Desa dan 5 Kelurahan dengan perincian berikut ini :

Tabel 2.1

Jumlah Desa dan Kelurahan tiap Kecamatan Tahun 2015

No. Kecamatan Jumlah

Kelurahan Desa 1. Trowulan - 16 2. Sooko - 15 3. Puri - 16 4. Bangsal - 17 5. Mojoanyar - 12 6. Gedeg - 14 7. Kemlagi - 20 8. Dawarblandong - 18 9. Jetis - 16 10. Mojosari 5 14 11. Ngoro - 19 12. Pungging - 19 13. Kutorejo - 17 14. Dlanggu - 16 15. Jatirejo - 19 16. Gondang - 18 17. Pacet - 20 18. Trawas - 13 Jumlah 5 299

(25)

Topografi

Berdasarkan struktur tanahnya, wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung ditengah-tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan dengan karakter tanah yang subur dan produktif untuk pengembangan sektor pertanian/perkebunan/kehutanan, yaitu meliputi Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran sedang, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur yang bergelombang dengan karakter tanah yang cenderung kering dan kurang subur.

Tabel 2.2

Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan No. Kecamatan Tinggi Rata-Ratadari Permukaan

Laut (m) Luas Daerah*) (Km2) 1. Jatirejo 140 8.510,99 2. Gondang 240 11.337,42 3. Pacet 470 9.832,02 4. Trawas 600 6.594,29 5. Ngoro 120 6.902,95 6. Pungging 100 4.476,28 7. Kutorejo 170 4.629,53 8. Mojosari 100 3.044,38 9. Bangsal 60 2.373,70 10. Mojoanyar 54 2.479,67 11. Dlanggu 120 3.736,10 12. Puri 70 3.781,25 13. Trowulan 60 4.647,14 14. Sooko 64 2.497,32 15. Gedeg 36 2.662,46 16. Kemlagi 52 5.848,19 17. Jetis 60 6.065,33 18. Dawarblandong 75 8.127,95 Kab. Mojokerto 84 97.546,97

Sumber data :BPS Kabupaten Mojokerto, Tahun 2015 )* tanpa Hutan Negara

(26)

Sekitar 30%a dari keseluruhan wilayah Kabupaten Mojokerto, tingkat kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat, sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran sedang dengan tingkat kemiringan kurang dari 15 derajat.

Pada umumnya tingkat

ketinggian wilayah di Kabupaten Mojokerto rata-rata berada kurang dari 500 meter diatas permukaan

laut, dan secara spesifik hanya Kecamatan Trawas yang merupakan daerah terluas yang memiliki daerah dengan ketinggian lebih dari 600 meter diatas permukaan laut.

Ketinggian Lahan

Berdasarkan ketinggian lahan, wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 15 sampai dengan di atas 500 meter dari permukaan laut. Ketinggian lahan dari permukaan laut merupakan salah satu faktor yang menentukan jenis peruntukannya, oleh karena itu ketinggian lahan merupakan salah satu penentu dalam memetakan dan kemudian menetapkan wilayah tanah usaha. Adapun luas daerah Kabupaten Mojokerto berdasarkan ketinggian tempat adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3

Luas Lahan Berdasarkan Ketinggian

Sumber Data : BPS Kabupaten Mojokerto, Tahun 2015 No. Ketinggian Tempat

(meter) Luas Ha % 1. 2. 0 – 500 500 – 1000 90.952,68 6.594,29 93,24 6,76 Total 97.546,97 100,00

(27)

Kemiringan Lahan

Kabupaten Mojokerto mempunyai bentang kemiringan lahan yang bervariasi, yang terdiri dari :

1) Daerah landai dan bergelombang meliputi  48,78 % dari luas wilayah;

2) Daerah berbukit dengan kemiringan sampai 150 meliputi 22,63% dari luas wilayah;

3) Daerah pegunungan dengan kemiringan antara 150 – 400 meliputi 8,69% dari luas wilayah;

4) Daerah pegunungan dengan kemiringan lebih dari 400 meliputi 19,90% dari luas wilayah.

Berdasarkan kemiringan tanah, luas tanah di wilayah Kabupaten Mojokerto terbagi menjadi 4 (empat) kelompok kemiringan,

yaitu : Tabel 2.4

Kemiringan Lahan

No. Kemiringan Luas

Ha % 1. 2. 3. 4. 0 0 – 2 0 2 0 – 15 0 15 0 – 40 0 Di atas 40 0 47.591,30 22.072,00 8.474,00 19.409,67 48,78 22,63 8,69 19,90 Total 97.546,97 100,00

Sumber Data : BPN Kabupaten Mojokerto, Tahun 2015

 Ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut, merupakan

daerah datar dan sedikit sekali daerah yang bergelombang dengan penggunaan lahan usaha pertanian/persawahan, meliputi hampir seluruh kecamatan;

 Ketinggian 500 – 1000 meter dari permukaan laut, merupakan

daerah yang relatif bergelombang dan berbukit. Daerah ini juga merupakan daerah persawahan dan tegal, dan yang termasuk dalam ketinggian ini hanya Kecamatan Trawas.

(28)

Geologi

a. Struktur dan Karakteristik

Tanah di wilayah Kabupaten Mojokerto ditinjau dari struktur geologi, unsur batuan pembentuk serta luasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5

Struktur dan Karakteristik Tanah

No. Batuan Pembentuk (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Hasil Gunung berapi tak teruraikan Hasil Gunung berapi kwarter muda Hasil Gunung berapi kwarter tua Aluvium, facies gunung berapi Aluvium

Pleistosen, facies sedimen

Pleistosen, facies gunung berapi

1,80 3,13 4,28 84,52 4,02 1,44 0,81 Total 100,00

Sumber data :BPN Kabupaten Mojokerto, Tahun 2015

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar batuan pembentuk yang mempengaruhi struktur dan karakter tanah merupakan endapan aluvium, secara umum kondisi tersebut merupakan lahan subur atau potensial bagi kegiatan usaha pertanian, serta jenis batuan pembentuk tersebut akan memberikan berbagai macam bahan dan berbagai macam jenis tanah.

b. Tekstur tanah

Tekstur tanah di Wilayah Kabupaten Mojokerto digolongkan menjadi 2 (dua)macam, yaitu :

1) Tekstur Halus, tekstur tanah yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Mojokerto yaitu seluas 26.405,4 Ha atau 27,24% dari luas wilayah keseluruhan yang tersebar merata kecuali Kecamatan Dlanggu, Gondang, Pacet, Kutorejo, Mojosari dan Trawas;

(29)

2) Tekstur Sedang, seluas 70.530,6 Ha atau 72,76% dari luas wilayah Kabupaten Mojokerto, yang tersebar merata kecuali Kecamatan Gedeg dan Kemlagi.

Hidrologi

Pola tata air sangat ditentukan oleh besarnya curah hujan, jumlah mata air atau sumber air dan pola aliran sungai serta bendungan. Jumlah mata air mencapai 161 buah, dari jumlah tersebut yang berfungsi sebanyak 153 mata air. Debit air tersebut rata-rata maksimum 19,42 liter/detik dan debit rata-rata minimum 7,60 liter/detik. Mata air tersebut sebagian besar sebarannya terdapat di wilayah Kabupaten Mojokerto bagian selatan.

Kondisi tersebut menimbulkan konsekwensi logis pada jenis jaringan irigasi panjang saluran serta pemanfaatannya untuk areal persawahan. Disamping itu kondisi irigasi yang ada di Kabupaten Mojokerto secara umum dapat dipantau dari data yang tersaji pada tabel berikut ini :

Tabel 2.6

Jenis Jaringan Irigasi Panjang Saluran dan Areal Sawah Irigasi

Daerah Irigasi (DI) Tahun 2013 Tahun 2014 Jumlah DI Panjang Saluran (m) Areal Luas Sawah Irigasi (Ha) Jumlah DI Panjang Saluran (m) Areal Luas Sawah Irigasi (Ha) Teknis 374 273.883 298.21 373 273.883 295.08 Semi Teknis - - - -Sederhana - - - -Jumlah 374 273.883 298.21 373 273.883 295.08

(30)

Tabel 2.7

Target dan Realisasi Kondisi Irigasi Tahun 2013 dan 2014

Kondisi Tahun 2013 Tahun 2014

Target (m) Realisasi (m) % Target Realisasi (m) %

Baik 505.093 90.916 18 2.463,89 2.463,89 100

Sedang 157.841 12.627 8 - -

-Rusak 44.198 28.726 65 - -

-Jumlah 707.129 132.269 91 2.463,89 2.463,89 100

Sumber data : Dinas PU Pengairan Kabupaten Mojokerto, Tahun 2015

Selain itu, Kabupaten Mojokerto mempunyai sungai natural sebanyak 61 buah yang sudah mempunyai nama, disamping masih banyak juga saluran tersier maupun kuarter yang belum memiliki nama. Sungai besar yang melewati wilayah Kabupaten Mojokerto diantaranya adalah Sungai Brantas dengan debit air  10.031 liter/detik dan Sungai Marmoyo dengan debit  262 liter/detik. Sungai-sungai besar yang ada di Wilayah Kabupaten Mojokerto selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.8

Sungai Besar di Kabupaten Mojokerto

No. Nama

Sungai Hulu Muara

1. Sungai Brantas

Kabupaten Jombang

Kecamatan Sooko, Jetis, Ngoro

2. Kali Porong Kabupaten Mojokerto Kecamatan Mojoanyar, Bangsal, Mojosari, Pungging, Ngoro 3. Kali Surabaya Kabupaten

Mojokerto Kecamatan Jetis

(31)

Tabel 2.9

Daftar Panjang Sungai di Kabupaten Mojokerto

No. Nama Sungai Panjang

Sungai (Km) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. Sungai Sadar Sungai Cemporat Sungai Kintelan Sungai Gayaman Sungai Bangsal Sungai Judeg Sungai Bangsal II Sungai Tekuk

Sungai Sumber Ngrayung Sungai Sumber Glogok Sungai Sumber Wonosari SungaiSumber Kembar Sungai Sumber Wonodadi Sungai Gembolo

Sungai Cumpleng Sungai Made

Sungai Bulu Kidul Sungai Jubel

Sungai Sumber Pasinan Sungai Sumber Kali Urip Sungai Kanigoro

Sungai Sumber Pandokan Sungai Janjing

Sungai Jurang Jero Sungai Sumber Towo Sungai Kukuhan Sungai Porong

Sungai Curah Klengkeng Sungai Curah Panggul Sungai Kletak Sungai Dlundung 22,202 5,500 13,182 3,622 13,125 12,500 5,555 14,433 6,056 8,906 2,506 6,345 7,445 31,631 14,982 12,414 3,480 12,595 9,666 3,708 4,000 2,500 14,378 3,258 7,775 4,025 28,290 10,120 4,350 1,744 5,085

(32)

32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. Sungai Brantas Sungai Brangkal Sungai Jurang Cetot Sungai Coban

Sungai Buteh Sungai Manting

Sungai Sumber Winong Sungai Landean 19,550 14,890 33,625 11,400 2,900 13,050 15,000 13,700 40. Sungai Klarah 6,250 41. Sungai Galuh 13,117 42. Sungai Klopo 6,074 43. Sungai Pikatan 22,319 44. Sungai Kromong 14,240 45. Sungai Surabaya/Mas 7,500 46. Sungai Marmoyo 20,450 47. Sungai Asin 5,100 48. Sungai Kwangen 7,200

49. Sungai Kedung Saro 13,350

50. Sungai Sidoringin 4,900

51. Sungai Gedeg 4,000

52. Sungai Wonoayu 10,350

53. Sungai Kedung Sumur 6,650

54. Sungai Sumber Waru 5,700

55. Sungai Polaman 2,300

56. Sungai Curah Ngoro 2,500

57. Sungai Curah Jedong 2,500

58. Sungai Curah Lapangan 2,950

59. Sungai Landak 2.250

60. Sungai Landak II 2,450

61. Sungai Curah Wates 3,225

(33)

2.1.1.1.2 Potensi Pengembangan 1. Industri

Kabupaten Mojokerto dilihat dari posisi geografis merupakan wilayah yang potensi untuk pengembangan industri disebabkan :

a. Kemudahan akses tranportasi ekport import karena berdekatan dengan akses tranportasi Udara (Bandara Udara Juanda) dan Laut (Pelabuhan Tanjung Perak) serta akses darat yaitu adanya pembangunan Tol Sumo (Surabaya – Mojokerto) dan persiapan pembangunan Tol Moker (Mojokerto - Kertosono).

b. Penyediaan kawasan peruntukan industri yang cukup luas dan mudah terjangkau antara lain :

- Kawasan industri di Kecamatan Ngoro ± 500 ha;

- Kawasan industri di Kecamatan Jetis, Kecamatan Kemlagi dan Kecamatan Dawarblandong ± 10.000 ha; - Kawasan industri di Kecamatan Mojoanyar ± 500 ha. c. Penyediaan kawasan peruntukan industri di luar kawasan

industri tersebar di kecamatan lainnya. 2. Infrastuktur

Dalam menunjang pengembangan kawasan industri di Kabupaten Mojokerto perlu didukung dengan fasilitas penunjangnya utamanya berupa pengembangan infrastruktur jalan dan jembatan terutama yang menghubungkan akses pada kawasan industri. Selain itu pembangunan jalan juga difokuskan pada akses menuju daerah wisata sehingga dapat mengembangkan serta meningkatkan pariwisata Kabupaten Mojokerto dan pembangunan jalan lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. 3. Pendidikan

Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan oleh industri-industri yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto melakukan pembangunan SDM dengan melalui penyediaan Sarana Prasarana pendidikan dengan menitikberatkan pada

(34)

pengembangan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. Pemerintah Kabupaten Mojokerto antara lain dengan membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di beberapa lokasi kecamatan sesuai dengan kebutuhan tenaga yang dibutuhkan oleh industri yang ada diwilayah Kabupaten Mojokerto.

4. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam pembangunan manusia, karena itu Pemerintah Kabupaten Mojokerto menitikberatkan pula dalam pengembangan di bidang kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, direncanakan Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto menambah pelayanannya dengan fasilitas rawat inap yang perlu didukung dengan fasilitas penunjang rawat inapnya baik sarana prasarana maupun paramedis.

5. Pariwisata

Kabupaten Mojokerto memiliki potensi pariwisata yang apabila dikelola dengan benar dapat menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah pada Kabupaten Mojokerto cukup besar. Potensi tersebut antara lain obyek wisata Petirtaan Jolotundo Trawas, Air Terjun Coban Canggu, Air Terjun Dlundung Trawas, Wana Wisata dan Kolam Air Panas Padusan Pacet, dan Ekowisata Waduk Tanjungan Kemlagi. Pemerintah Kabupaten Mojokerto berencana untuk meningkatkan sarana dan prasarana pada semua obyek wisata yang ada untuk menjamin kenyamanan pengunjung, sehingga dapat menarik lebih banyak lagi wisatawan untuk datang ke obyek-obyek wisata tersebut.

(35)

2.1.1.2 Demografi a. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 sebanyak 1.186.497 jiwa yang terdiri dari laki-laki 597.463 jiwa dan perempuan 589.034 jiwa. Dari data yang ada, pertumbuhan penduduk rata-rata dalam 3 tahun terakhir mencapai 4,00%. Jumlah penduduk dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 2.10

Jumlah Penduduk Tahun 2012 - 2014

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Jumlah Penduduk 1.143.747 1.162.630 1.186.497

Laki 575.435 585.135 597.463

Perempuan 568.312 577.495 589.034

Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, Tahun 2015

Dari tabel tersebut dapat digambarkan tren peningkatan jumlah penduduk sebagaimana grafik berikut :

Grafik 2.1

(36)

Perkembangan penduduk Kebupaten Mojokerto laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Berikut data jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto menurut jenis kelamin untuk tiap kecamatan.

Tabel 2.11

Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2014

No. Kecamatan Laki-laki PerempuanJenis Kelamin JumlahPenduduk

1. Jatirejo 23.267 22.685 45.952 2. Gondang 22.987 22.732 45.719 3. Pacet 30.761 30.580 61.341 4. Trawas 16.065 16.071 32.136 5. Ngoro 42.507 42.644 82.151 6. Pungging 40.343 39.871 80.214 7. Kutorejo 34.401 33.516 67.917 8. Mojosari 42.136 41.152 83.288 9. Dlanggu 30.156 29.897 80.053 10. Bangsal 27.677 26.981 54.658 11. Puri 40.922 40.309 81.231 12. Trowulan 41.086 40.157 81.243 13. Sooko 40.794 39.993 80.787 14. Gedeg 31.858 31.471 83.329 15. Kemlagi 31.952 31.939 83.891 16. Jetis 45.995 44.759 90.754 17. Dawarblandong 27.554 27.936 55.490 18. Mojoanyar 27.002 26.341 53.343 Jumlah 597.463 589.034 1.186.497

(37)

b. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto yang cukup besar, di satu sisi merupakan modal dasar pembangunan yang cukup potensial, namun disisi lain juga mengandung permasalahan yang cukup krusial apabila pertumbuhannya tidak dikendalikan. Salah satu langkah antisipasi untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang begitu cepat adalah menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih berpartisipasi secara aktif dalam peningkatan dan pemantapan program Keluarga Berencana (KB) yang lebih intensif. Persentase pertumbuhan penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 adalah sebesar 2,05% per tahun.

c. Mata Pencaharian

Berdasarkan struktur mata pencaharian maka penduduk Kabupaten Mojokerto didominasi pekerja dibidang Industri yang pada Tahun 2013 mencapai jumlah 149.714 jiwa, diikuti dengan penduduk bermata pencaharian dibidang perdagangan, rumah makan/restoran/warung/catering dan jasa akomodasi (hotel dan penginapan lainnya) berjumlah 118.884 jiwa, dan selanjutnya penduduk bermata pencaharian pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan yang pada Tahun 2013 mencapai jumlah 107.862 jiwa. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto menurut struktur mata pencaharian adalah sebagai berikut:

Tabel 2.12

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2013

No. Mata Pencaharian Tahun 2013 Satuan

1. Pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan 107.862 Orang 2. Industri 149.714 Orang 3. Konstruksi 34.200 Orang 4. Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi

(38)

5. Transportasi, pergudangan dan komunikasi

25.321 Orang

6. Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan, jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan

84.591 Orang

7. Pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air minum

1.021 Orang

Jumlah 521.593 Orang

Sumber Data : BPS Kabupaten Mojokerto, Tahun 2015 2.1.2 Aspek Kesejahteraan

Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat secara umum dapat didekati melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

2.1.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pada dasarnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Indeks (HDI) mencakup 3 (tiga) komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu aturan yang merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut berkaitan dengan harapan hidup (longevity), pendidikan (knowledge) dan standar hidup layak (decent living).

IPM mengukur pencapaian rata-rata suatu wilayah dalam 3 (tiga) dimensi dasar pembangunan manusia :

a) Hidup sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran

b) Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga)

c) Standar kehidupan yang layak dengan GDP (Gross Domestic Product) / Produk Domestik Bruto per Kapita dalam paritas kekuatan beli/paritas daya beli (purchasing power parity)

(39)

Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berkisar antara 0 – 100, menurut Skala Internasional IPM yang bergolong Tinggi adalah lebih dari 80, skala IPM Menengah Atas adalah 66,00–79,99; Skala Menengah Bawah antara 50,00 – 65,99; sedangkan Indeks Pembangunan Manusia Skala Rendah adalah kurang dari 50,00. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir IPM Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut :

Tabel 2.13

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mojokerto

Keterangan 2011 2012 2013

1. Indeks Kesehatan 75,70 76,07 76,88

2. Indeks Pendidikan 80,14 80,43 81,24

3. Indeks Daya Beli 65,82 66,76 67,65

IPM 73,89 74,42 75,26

Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, Tahun 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa IPM Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan yang pada Tahun 2013 mencapai angka 75,26. IPM tersebut pada konteks regional Jawa Timur ternyata masih diatas rata-rata IPM Jawa Timur.

Selanjutnya tren peningkatan IPM Kabupaten Mojokerto dapat digambarkan sebagaimana grafik berikut :

Grafik 2.2

Indeks Pembangunan Manusia

2011 2012 2013

(40)

Beberapa urusan yang terkait dengan IPM dapat disampaikan sebagai berikut :

a) Status Pembangunan Bidang Kesehatan

Faktor kesehatan menjadi satu dari tiga indikator penting penunjang pembangunan manusia karena tingkat produktifitas manusia bisa tergali optimal bila kondisi kesehatan tubuhnya maksimal. Status pembangunan bidang kesehatan dapat diwakili dengan indikator Angka Kematian Bayi, Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Lahir Mati, Angka Kematian Balita dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan. Indikator tersebut dalam 3 tahun terakhir adalah sebagaimana berikut :

Tabel 2.14

Status / Indikator Kinerja Pembangunan Bidang Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 – 2014

No. U R A I A N Satuan 2012 2013 2014 1. Angka Kematian bayi Promil 10,95 7,85 7,68 2. Angka Harapan Hidup Tahun 70,42 70,64 71,13 3. Angka Kematian Ibu Melahirkan Per 100.000 KH 116,89 133,95 90,68 4. Angka Lahir Mati Promil 5,81 4,06 3,55 5. Angka Kematian Balita Promil 10,95 8,83 2,30 6. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Persen 86,57 87,99 88,29

(41)

Dari tabel tersebut dapat diketahui hal-hal sebagai berikut : 1) Angka Kematian Bayi.

Angka Kematian Bayi / AKB (0 – 1 tahun) pada tahun 2014 sebesar 7,68 per 1.000 kelahiran hidup, angka tersebut lebih rendah apabila dibandingkan tahun 2013, sebagaimana terlihat pada tabel 2.14 bahwa pada tahun 2013 AKB mencapai 7,85 per 1.000 kelahiran hidup, jumlah bayi yang meninggal pada tahun 2014 sebanyak 127 bayi. Dari total 127 kematian bayi, penyebab terbesar atau 34,85% disebabkan karena asfiksia, disusul kasus lainnya yaitu kongenital, infeksi, pnuemonia, diare dan lain-lain.

Bila dilihat dari umur kematian bayi, terbanyak ada pada usia 0 – 7 hari yaitu sebesar 78,79 %, 8 – 28 hari sebesar 12,12% dan 29 hari – 1 tahun sebesar 9,09%.

2) Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup (AHH) sangat berkaitan erat dengan keberhasilan pembangunan sosial ekonomi suatu wilayah. Semakin tinggi AHH mengindikasikan pembangunan sosial ekonomi di wilayah tersebut semakin maju. Dari tabel 2.14 dapat diketahui Angka Harapan hidup meningkat pada setiap tahunnya hingga mencapai angka 71.13 pada Tahun 2014.

3) Angka Kematian Ibu Melahirkan

Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) pada tahun 2014 sebesar 90,68 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus kematian 15 orang, angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013, dimana pada tahun 2013 AKI sebesar 133,95 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus kematian 22 orang. Secara umum penyebab kematian ibu melahirkan karena faktor usia resiko tinggi. Dari 15 kasus kematian ibu, 8 kejadian terjadi pada ibu karena pada saat peristiwa kehamilan, dan 7 kejadian pada saat masa nifas. Realisasi angka kematian ibu melahirkan selama 3 tahun mengalami fluktuasi. Untuk tahun 2013 angka KIB mencapai 133,95 per 100.000

(42)

kelahiran hidup. Angka tersebut merupakan angka KIB tertinggi selama 3 (tiga) tahun terakhir, sebagaimana pada tabel 2.14.

4) Angka Lahir Mati

Dalam 3 tahun terakhir Angka Lahir Mati menunjukkan angka yang relatif kecil dan menunjukkan tren yang menurun. Pada Tahun 2014 angka kematian umum tercatat 3,55 promil. Hal ini menggambarkan perkembangan derajat kesehatan masyarakat ataupun sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan, sebagaimana pada tabel 2.14.

5) Angka Kematian Balita (AKBa)

Angka kematian balita menunjukkan tren yang menurun dalam kurun waktu 3 tahun dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Angka kematian neonatal (AKN) merupakan penyumbang terbesar AKBa, ini mengakibatkan kematian neonatal semakin besar dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan seluruh kematian balita, sebagaimana pada tabel 2.14.

6) Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan

Tenaga persalinan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Persalinan tersebut menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. Pada 3 tahun terakhir persalinan yang ditolong tenaga medis mengalami peningkatan, sebagaimana pada tabel 2.14.

Dari Status/Indikator Kinerja Pembangunan Bidang Kesehatan tersebut maka tren perkembangannya dapat dilihat pada grafik berikut :

(43)

Grafik 2.3

b) Status Pembangunan Bidang Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan determinan yang sangat urgen dalam penentuan tingkat kualitas hidup manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik pula kualitas sumber daya yang dimilikinya.

Pemerataan kesempatan memperoleh akses pendidikan, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan serta peningkatan peranan kelembagaan dan kepedulian masyarakat dalam

(44)

pelaksanaan pendidikan Tahun 2014, cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada indikator berikut :

Tabel 2.15

Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2012 – 2014

No. Indikator Tahun2012 Tahun2013 Tahun2014

1. APM SD/ MI 99,83 99,85 99,85

2. APM SLTP/MTS 94,60 94,64 95,30

3. APM SLTA/MA/SMK 71,30 71,50 72,00

Sumber :Dinas Pendidikan Kab. Mojokerto, Tahun 2015

Demikian juga untuk APM tahun 2014 jenjang SD/MI tidak mengalami perubahan dari tahun 2013 sebesar 99,85, jenjang SMP/MTs meningkat sebesar 95,30 dari tahun 2013 sebesar 94,64, dan jenjang SMA/SMK/MA juga meningkat sebesar 72,00 dari tahun 2013 sebesar 71,50. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih tergolong tinggi. Meskipun tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan adalah tinggi, tetapi masih harus terus ditingkatkan.

Tabel 2.16

Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2012 - 2014

No Indikator Tahun2012 Tahun2013 Tahun2014

1 PAUD - 82,50 82,50

2 APK SD/MI 104,94 105,21 105,21

3 APK SLTP/MTs 97,02 97,30 97,30

4 APK SLTA/MA/SMK 75,03 75,20 76

Sumber :Dinas Pendidikan Kab. Mojokerto, Tahun 2015

Dari tabel 2.16 tampak bahwa terdapat sedikit kenaikan APK tahun 2014 pada jenjang SMA/SMK/MA sebesar 76 dari tahun 2013 sebesar 75,20, sedangkan pada jenjang lainnya tetap tidak ada perubahan dari tahun 2013, sehingga tingkat kesadaran

(45)

masyarakat akan pentingnya pendidikan adalah tinggi dan masih harus terus ditingkatkan.

Tren peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada berbagai jenjang dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 2.4

Partisipasi Murni (APM) Tahun 2012 – 2014

Grafik 2.5

Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2012 – 2014

c) Status pembangunan Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan Seringkali angka pertumbuhan ekonomi dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan pada suatu wilayah. Semakin tinggi

(46)

angka pertumbuhan ekonomi maka dimaknai semakin berhasil pemerintahan dalam melaksanakan program-program pembangunan. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi identik dengan sebuah prestasi. Tapi pada hakikatnya tidak demikian, pembangunan ekonomi yang berkualitas yang harus menjadi tujuan utama dan tidak hanya tinggi secara kuantitas.

Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari perkembangan PDRB atas dasar harga konstan. Sehingga angka pertumbuhan tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga, atau dapat diartikan riil disebabkan oleh kenaikan atau penurunan produksi (output) dari seluruh sektor ekonomi.

Tabel 2.17

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 - 2013

Tahun 2011 2012 2013

Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,03 7,21 6,92

Sumber Data :BPS Kabupaten Mojokerto, Tahun 2014 Grafik 2.6

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Grafik di atas memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto terus membaik selama beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto tahun 2011 mencapai 7,03 persen, melebihi angka pertumbuhan ekonomi nasional. Selama tahun 2012 perekonomian Kabupaten

(47)

Mojokerto cukup stabil sehingga mampu tumbuh sebesar 7,21 persen. Hal ini dapat terjadi akibat kebijakan pemerintah daerah di bidang investasi, pengembangan infrastruktur, serta regulasi di bidang ekonomi lainnya. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto kembali melambat mencapai 6,92 persen. Penurunan output beberapa sektor ekonomi akibat dari gejolak ekonomi global dan faktor internal disinyalir sebagai penyebab melambatnya pertumbuhan tersebut. Namun Kabupaten Mojokerto termasuk satu dari sekian banyak wilayah di Jawa Timur yang pertumbuhan ekonominya di atas angka pertumbuhan Jawa Timur, sebuah capaian yang menggembirakan, tetapi masih harus tetap melakukan pembenahan di beberapa aspek pada masa mendatang.

Ketenagakerjaan

Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk

meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.

Dari aspek lowongan kerja, pencari kerja dan penempatan tenaga kerja dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.18

Lowongan Kerja, Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja

No URAIAN Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 1. Lowongan kerja 1.789 4.043 4.100

2. Pencari kerja terdaftar 2.496 3.906 4,256

3. Penempatan tenaga kerja 1.590 3.389 3.618

(48)

Grafik 2.7

Lowongan Kerja, Pencari Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah lowongan kerja, pencari kerja terdaftar dan penempatan tenaga kerja dari Tahun 2012 hingga Tahun 2014 mengalami kenaikan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan lapangan / pasar kerja yang ada di Kabupaten Mojokerto maupun pada wilayah Regional Jawa Timur.

2.1.2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Sejak Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013, PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan setiap tahunnya. Demikian juga PDRB atas dasar harga berlaku juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.19

PDRB Tahun 2011 – 2013

Tahun Produk Domestik Regional Bruto (Jutaan) Harga Konstan Harga Berlaku

2011 8.457.102,89 20.763.894,94

2012*) 9.066.494,89 23.639.285,94

2013**) 9.693.791,99 26.931.526,59

Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, Tahun 2014 Catatan : *) Angka Diperbaiki

(49)

Tren Peningkatan PDRB dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 2.8

Tren Kenaikan PDRB

Sumbangan tiap sektor PDRB secara terperinci adalah sebagai berikut:

Tabel 2.20

Sumbangan Tiap Sektor Tahun 2011 - 2013

Sektor 2011*) 2012*) 2013**)

1. Industri Pengolahan 35,27 35,04 34,89

2. Perdagangan, Hotel dan Restoran 28,38 28,52 28,74

3. Pertanian 19,52 19,53 19,30

4. Jasa-jasa 8,24 8,13 8,06

5. Pengangkutan dan Komunikasi 2,78 2,82 2,84

6. Bangunan 1,81 1,86 1,93

7. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 1,88 2,02 2,17

8. Pertambangan dan Penggalian 1,28 1,28 1,28

9. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,84 0,80 0,80

Total 100% 100% 100%

Sumber data : BPS Kabupaten Mojokerto, Per Januari 2013 Catatan : *) Angka Diperbaiki

**) Angka Sementara

Secara umum sumbangan sektor PDRB yang paling dominan adalah dari sektor industri pengolahan yang pada Tahun 2013 mencapai angka 34,89 % selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan,

Gambar

TABEL HALAMAN 2.1 Jumlah Desa dan Kelurahan Tiap Kecamatan Th. 2015.. Bab  II - 2 2.2 Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan ...............
GRAFIK HALAMAN 2.1 Tren Peningkatan Jumlah Penduduk ………………………. Bab  II - 13 2.2 Indeks Pembangunan Manusia ………………………………
Tabel 2.31 Penataan Ruang

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai yang dijelaskan dalam teori deduktif, kutipan ceramah K.H Abul Hidayat Saerodjie diatas di awali dengan gagasan utama lalu di ikuti dengan keterangan penunjang,. penyimpulan

pelepasan hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahkan pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) atau yang lebih kenal dengan

Faktor tenaga kerja sebagai salah satu penghasil output yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dalam penelitian di Jawa Tengah pada 35 Kabupaten/Kota faktor

Paprika adalah salah satu bahan alami yang bagus untuk facial wajah Anda, dengan membuat masker dari olahan paprika Anda bisa memutihkan wajah Anda, dimana masker paprika

Islam datang membawa ajaran yang egaliter, persamaan, dan tanpa ada diskriminasi antara jenis kelamin yang berbeda sehingga laki-laki tidak lebih tinggi dari perempuan.. 1

Melihat dari keempat subfokus yang dijelaskan diatas tentunya menjadi dasar dari fokus yang akan peneliti lakukan dalam pengembangan penelitian ini, adapun

Kualitas akses yang baik (kecepatan & kemudahan akses, sambungan yang lancar, besarnya bandwidth) Atribut Pelayanan yang baik (Keramahan petugas, kesigapan petugas

Untuk menjadikan rumah sakit yang bersih maka harus memenuhi kriteria- kriteria dengan melakukan upaya penyelenggaraan kebersihan lingkungan rumah sakit, maka dibutuhkan