• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

57 - Volume 3, No. 1, Februari 2014

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK

TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP KINERJA STAF LEMBAGA SWADAYA

MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH UTARA

Fazarwati1, Nasir Aziz2, Syafruddin Chan3

1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract : The objective of this study is to find out whether physical and non physical work

environment influenced to work motivation as well how the impact on staff performance of local NGOs in North Aceh District. This study implemented in 16 local NGOs of North Aceh District with the total population is 130 staff. The analytical method used is a path analysis model, validity test, reliability, and hypothesis test. The result of study showed that partially and simultaneously physical and non physical work environment have a significant effect on work motivation. Moreover, Physical and non physical work environment through work motivation partially and simultaneously have a significant effect on staff performance. Furthermore, physical and non physical work environment have a significant effect on staff performance and work motivation either directly or indirectly influenced on staff performance. This study showed that if a local NGO in North Aceh District want to improve staff performance, then the thing to do is give a full attention to physical and non physical work environment as well as work motivation.

Keyword: Physical work environment, non physical work environment, work motivation and

staff performance

Abstrak; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh terhadap motivasi kerja serta bagaimana dampaknya terhadap kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini dilaksanakan di 16 (enam belas) Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara, dengan jumlah populasi penelitian ini adalah keseluruhan staf yang berjumlah 130 orang, dan sampel yang digunakan adalah semua jumlah populasi. Metode analisis yang digunakan adalah model analisi jalur (path analisis), uji validitas, reliabilitas dan uji Hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja. Lingkungan kerja fisik dan non fisik melalui motivasi kerja secara parsial dan simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja staf. Lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja staf serta motivasi kerja berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja staf. Penelitian ini menunjukkan bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara jika ingin meningkatkan kinerja staf, maka hal yang harus dilakukan adalah memberikan perhatian penuh terhadap lingkungan kerja fisik dan non fisik serta motivasi kerja.

(2)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 58 PENDAHULUAN

Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai sebuah organisasi khususnya sebagai organisasi non laba atau non profit tidak jauh berbeda dengan ormas atau organisasi lainnya. Sebagai sebuah organsasi maka yang diharapkan adalah bagaimana organisasi tersebut dapat mengoptimalisasikan kinerja staf secara efektif dan efesien, untuk mencapai tujuan tersebut maka organisasi perlu dikelola dengan baik, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperhatikan lingkungan kerja, baik lingkungan kerja fisik maupun non fisik serta motivasi kerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat.

Motivasi merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kinerja sehingga tercapainya tujuan dari organisasi tersebut. Faktor lain yang penting juga untuk dapat menghasilkan kinerja dan motivasi yang tinggi adalah dengan memperhatikan pentingnya lingkungan kerja.

Dalam hal ini Lembaga Swadaya Masyarakat harus memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik, baik lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.

Lingkungan kerja fisik merupakan lingkungan kerja staf yang berada di kantor yang berupa peralatan dan perlengkapan yang di miliki oleh lembaga sesuai dengan standarnya dalam bekerja. Lingkungan kerja Non fisik meliputi keramahan sikap karyawan, sikap saling menghargai ketika berbeda pendapat, dan lain sebagainya adalah syarat

wajib untuk terus membina kualitas pemikiran karyawan yang akhirnya bisa membina kinerja secara terus menerus yang dapat memotivasi para staf untuk dapat meningkatkan kinerja.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan. Masih banyak ditemukan permasalahan seperti Kinerja Staf belum menunjukkan hasil yang baik dan tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai, motivasi kerja staf masih rendah. Masih dijumpai Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara kurang maksimal memperhatikan tentang lingkungan kerja fisik dan non fisik.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Kinerja

Menurut Cormick dan Tiffin dalam Sutrysno (2010:172), mengemukakan kinerja adalah kuantitas, kualitas, dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas. Kuantitas adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kualitas adalah bagaimana seseorang dalam menjalankan tugasnya, yaitu mengenai banyaknya kesalahan yang dibuat, kedisiplinan dan ketepatan. Waktu kerja adalah mengenai jumlah absen yang dilakukan, keterlambatan, dan lamanya masa kerja dalam tahun yang telah dijalani

Wirawan (2001:13) menyebutkan "kinerja sering juga disebut dengan kinetika kerja atau performence". Kinerja juga merupakan suatu fungsi dari hasil atau apa yang dicapai seorang karyawan dan kompetisi yang dapat menjelaskan bagaimana karyawan dapat

(3)

59 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 mencapai hasil tersebut

Motivasi Kerja

Menurut Hasibuan (2008:92) motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti

"dorongan atau daya penggerak". Motivasi ini

hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

Selanjutnya Robbin (2006:198) mendefenisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Pada dasarnya apabila sebuah organisasi atau perusahaan ingin meraih kinerja yang optimal sesuai dengan target yang telah di tentukan maka perusahaan haruslah memberikan motivasi pada karyawan agar karyawan mau dan rela mencurahkan tenaga dan pikiran yang dimiliki demi pekerjaan yang dikerjakan.

Menurut Mangkunegara (2005:61) bahwa motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal

Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:21) Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung.

Selanjutnya Ahmad Tohari (2002:136) Lingkungan kerja fisik walaupun di yakini bukanlah faktor utama dalam meningkatkan produktivitas karyawan, namun faktor lingkungan kerja fisik merupakan variabel yang perlu diperhitungkan oleh para pakar manajemen dalam pengaruhnya untuk meningkatkan produktivitas”.

Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sadarmayanti (2001:31) Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

Sementara Nitisemito (2000:171) mengungkapkan bahwa instansi hendaknya dapat menciptakan kondisi kerja yang mendukung kerjasama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di sebuah instansi.

Hipotesis

Hipotesis penelitian ini sebagai berikut: HA1: Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja

non terhadap motivasi kerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat baik secara simultan

(4)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 60 maupun persial.fisik diduga terdapat

pengaruh

HA2: Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja

non fisik melalui motivasi kerja staf diduga terdapat pengaruh terhadap kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat baik secara simultan maupun persial.

HA3: Lingkungan kerja fisik dan lingkungan

kerja non fisik diduga terdapat pengaruh terhadap kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat

HA4: Motivasi kerja staf diduga terdapat

pengaruh terhadap kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung

METODE PENELITIAN

Lokasi Dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 16 Lembaga Swadaya Masyarakat diwilayah Kabupaten Aceh Utara, terdaftar di Kesbangpolinmas Kabupaten Aceh Utara, dan Anggota Forum Komunikasi Masyarakat Sipil (FKMS) Aceh Utara. penelitian adalah mengenai pengaruh lingkungan Fisik dan Non Fisik terhadap motivasi serta dampaknya terhadap kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara.

Populasi dan Sampel

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 130 orang staf Di 16 Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara.

Pengambilan Sampel dalam Penelitian ini adalah semua jumlah populasi dalam hal ini

adalah sebanyak 130 orang staf di 16 Lembaga Swadaya Masyarakat diwilayah kabupaten Aceh Utara, terdaftar di Kesbangpolinmas Kabupaten Aceh Utara, dan Anggota Forum Komunikasi Masyarakat Sipil (FKMS) Aceh Utara

Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel yang diukur, yaitu:

1. Lingkungan kerja fisik (X1) yaitu semua

keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi staf baik secara langsung maupun secara tidak langsung

2. Lingkungan kerja non fisik (X2) yaitu semua

keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesame rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan

3. Motivasi kerja (Y) adalah dorongan atau semangat kerja yang bersumber dari dalam diri untuk melakukan suatu perkajaan dengan sebaik-baiknya agar menghasilkan kinerja yang lebih baik

4. kinerja staf (Z) yaitu prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

HASIL PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Hipotesis 1

Berdasarkan hasil analisis jalur hipotesis pertama, menunjukkan bahwa hipotesis pertama

(5)

61 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 dalam penelitian ini diterima, karena hasil nilai koefisien lingkungan kerja fisik (X1) dan

Lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap

motivasi kerja (Y) secara parsial dan simultan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja (Y). Pengaruh Lingkungan kerja fisik (X1) adalah sebesar 0.478 atau 47,8%,

lingkungan kerja non fisik (X2) sebesar 0.386

atau 38,6%, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,816 atau 81,6%, dan nilai koefesien determinasi sebesar 0,666 atau 66,6 %. sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel Lingkungan kerja fisik (X1) dan Lingkungan

kerja non fisik (X2).

a. Pengujian Pengaruh Variabel Secara Simultan

Untuk mengetahui Pengaruh simultan maka digunakan uji F, dimana nilai F hitung

diperoleh sebesar 126,706; β = 0,000, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,000) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Lingkungan kerja fisik (X1)

dan lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap

motivasi kerja (Y) secara bersama-sama adalah positif dan signifikan. Artinya apabila lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik baik maka motivasi kerja staf juga akan baik.

b. Pengujian Pengaruh Variabel Secara Parsial

Hasil pengujian analisis jalur menujukkan bahwa :

1. Nilai koefisien jalur Lingkungan kerja fisik (X1) adalah sebesar 0,478 dengan β = 0,000.

Pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05

maka nilai β 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pengaruh lingkungan kerja fisik (X1)

terhadap motivasi kerja (Y) adalah positif dan signifikan.

2. Sedangkan nilai koefisien jalur lingkungan kerja non fisik (X2) adalah sebesar 0,386

dengan β = 0,000, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,000) < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa, pengaruh lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap

motivasi kerja (Y) adalah positif dan signifikan.

Hasil Pengujian Hipotesis 2

Berdasarkan hasil analisis jalur 2 menunjukkan bahwa hipotesis kedua penelitian ini diterima, karena nilai koefisien X1, X2,

melalui Y terhadap Z secara simultan dan parsial berpengaruh secara signifikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara simultan dan parsial Lingkungan kerja fisik (X1), dan lingkungan kerja non fisik (X2)

melalui motivasi kerja (Y) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja staf (Z) LSM Di Kabupaten Aceh Utara. Pengaruh lingkungan kerja fisik (X1) terhadap variabel kinerja staf

(Z) melalui motivasi kerja (Y) adalah sebesar 0.485 atau 48,5%, total lingkungan kerja non fisik (X2) melalui motivasi kerja (Y) terhadap

variabel kinerja (Z) adalah sebesar 0,474 atau 47,4%. dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,696 atau 69,6%, dan nilai koefesien determinasi sebesar 0,484 atau 48,4 %. sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel

(6)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 62 Lingkungan kerja fisik (X1). Lingkungan kerja

non fisik (X2). Dan Motivasi kerja (Y)

a. Pengujian Pengaruh Variabel Simultan Uji F digunakan untuk menguji pengaruh simultan dimana nilai Fhitung diperoleh sebesar

39,429 ; β = 0,000, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,000) < 0,05 sehingga lingkungan kerja fisik (X1),

lingkungan kerja non fisik (X2), melalui

motivasi kerja (Y) terhadap kinerja staf (Z) LSM Di Kabupaten Aceh Utara secara simultan adalah berpengaruh secara positif dan signifikan.

b. Pengujian Pengaruh Variabel Secara Parsial

Berdasarkan analisis jalur menunjukkan bahwa :

1. Nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik (X1) diperoleh sebesar 0,485 dengan β =

0,000. Pada tingkat signifikansi α=5% atau 0,05 maka nilai β 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengaruh lingkungan kerja fisik (X1) melalui motivasi

kerja (Y) terhadap kinerja (Z) LSM Di Kabupaten Aceh Utara positif dan signifikan. Dengan demikian lingkungan kerja fisik melalui motivasi kerja sangat mempengaruhi kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara.

2. Sedangkan nilai koefisien jalur lingkungan Kerja non fisik (X2) adalah sebesar 0,474

dengan β = 0,000, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,000) < 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengaruh lingkungan kerja non fisik (X2)

melalui motivasi kerja (Y) terhadap kinerja staf (Z) LSM Di Kabupaten Aceh Utara adalah positif dan signifikan. Dengan demikian lingkungan kerja non fisik melalui motivasi mempengaruhi kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara.

3. Selanjutnya nilai koefisien jalur motivasi kerja (Y) adalah sebesar -0,280 dengan β = 0,013, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,013) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengaruh motivasi kerja (Y) terhadap kinerja staf (Z) LSM Di Kabupaten Aceh Utara adalah negatif dan signifikan. Di lihat dari nilai koefesien jalur dan nilai thitung

menunjukkan bahwa tingkat motivasi kerja berpengaruh secara signifikan namun belum optimal terhadap kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara, karena itu motivasi kerja harus penting diperhatikan dan ditingkatkan agar kinerja staf menjadi optimal.

Hasil Pengujian Hipotesis 3

Berdasarkan Hasil hipotesis analisis jalur 3 menunjukkan bahwa hipotesis ini diterima, karena berdasarkan pengujian koefisien jalur hipotesis 3 nilai koefisien lingkungan kerja fisik (X1) dan Lingkungan kerja non fisik (X2)

terhadap Kinerja staf (Z) secara simultan dan parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja staf (Z). Dengan demikian lingkungan

(7)

63 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 kerja fisik (X1), lingkungan kerja non fisik (X2)

berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap kinerja staf (Z) Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara. Pengaruh Lingkungan kerja fisik (X1) terhadap

kinerja staf (Z) adalah sebesar 0.351 atau 35.1%. Pengaruh lingkungan kerja non fisik (X2)

terhadap kinerja staf (Z) sebesar 0.366 atau 36,6%, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,677 atau 67,7%, dan nilai koefesien determinasi sebesar 0,458 atau 45,8 %. Selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel Lingkungan kerja fisik (X1) dan

Lingkungan kerja non fisik (X2).

a. Pengujian Pengaruh Variabel Secara Simultan

Untuk mengetahui pengaruh simultan maka dilakukan uji F. nilai Fhitung yang diperoleh

sebesar 53,678; β = 0,001, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,001) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Lingkungan kerja fisik (X1)

dan lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap

kinerja staf (Z) secara bersama-sama adalah berpengaruh positif dan signifikan.

b. Pengujian Pengaruh Variabel Secara Parsial

Hasil pengujian berdasarkan analisis jalur menunjukkan bahwa:

1. Nilai koefisien jalur lingkungan kerja fisik (X1) adalah sebesar 0,351 dengan β

= 0,001. Pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,001) < 0,05 sehingga, pengaruh lingkungan kerja

fisik (X1) terhadap kinerja staf (Z) adalah

positif dan berpengaruh secara signifikan. 2. Selanjutnya nilai koefisien jalur

lingkungan kerja non fisik (X2) memiliki

sebesar 0,366 dengan β = 0,001, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,001) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa, lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap kinerja staf

(Z) adalah berpengaruh positif dan signifikan.

Hasil Pengujian Hipotesis 4

Berdasarkan Hasil analisis jalur 4 menunjukkan bahwa hipotesis 4 penelitian ini diterima, karena berdasarkan pengujian koefisien jalur struktur 4 nilai koefisien kinerja staf (Z) LSM Di Kabupaten Aceh Utara secara statistik signifikan. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung motivasi kerja (Y) berpengaruh signifikan terhadap kinerja staf (Z) Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara. Pengaruh motivasi kerja (Y) terhadap kinerja staf (Z) Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara adalah sebesar 0.458 atau 45,8%, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,458 atau 45,8%, dan nilai koefisien determinasi adalah 0.210 atau sebesar 21,0% dan sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel motivasi karja(Y). Dengan demikian hasil temuan analisis ini memberikan informasi, bahwa baik secara langsung maupun tidak langsung motivasi kerja (Y) berpengaruh terhadap kinerja staf (Z) Lembaga Swadaya

(8)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 64 Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara.

Hasil pengujian berdasarkan analisis jalur 4 menujukan bahwa motivasi kerja (Y) terhadap kinerja staf (Z) Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara adalah memiliki koefisien jalur sebesar 0,487 dengan β = 0,000, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,000) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa, secara langsung maupun tidak langsung motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini dapat penulis nyatakan sebagai berikut :

1. Bahwa hasil dari penelitian menunjukkan Lingkungan kerja fisik (X1) dan Lingkungan

kerja non fisik (X2). berpengaruh signifikan

terhadap motivasi kerja (Y) staf Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara. Besarnya pengaruh Lingkungan kerja fisik (X1) terhadap motivasi kerja (Y) adalah

sebesar 0.478 atau 47,8%, lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap motivasi kerja (Y)

sebesar 0.386 atau 38,6%, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,816 atau 81,6%, dan koefesien determinasi sebesar 0,666 atau 66,6 % .

2. Bahwa lingkungan kerja fisik (X1), dan

lingkungan kerja non fisik (X2) melalui

motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja staf (Z) staf Lembaga Swadaya

Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara Besaran total pengaruh lingkungan kerja fisik (X1) terhadap variabel kinerja staf (Z)

melalui motivasi kerja (Y) adalah sebesar 0.485 atau 48,5%, total lingkungan kerja non fisik (X2) melalui motivasi kerja (Y)

terhadap variabel kinerja (Z) adalah sebesar 0,474 atau 47,4%. dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,696 atau 69,6%, dan koefesien determinasi sebesar 0,484 atau 48,4 % .

3. Terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan

kerja non fisik (X2) terhadap kinerja.

Besarnya pengaruh lingkungan kerja fisik (X1) terhadap kinerja staf (Z) adalah sebesar

0.351 atau 35.1%; lingkungan kerja non fisik (X2) terhadap kinerja staf (Z) sebesar

0.366 atau 36,6%, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,677 atau 67,7%, dan nilai koefesien determinasi sebesar 0,458 atau sebesar 45,8 %.

4. Secara langsung maupun tidak langsung, motivasi kerja (Y) terdapat pengaruh terhadap kinerja staf (Z) LSM Di Kabupaten Aceh Utara baik. Besarnya pengaruh motivasi kerja (Y) terhadap kinerja staf (Z) Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara baik secara langsung maupun tidak langsung adalah sebesar 0.458 atau 45,8%, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,458 atau 45,8%, dan nilai koefesien determinasi sebesar 0,210 atau 21 %

(9)

65 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 Saran

Beberapa saran diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Untuk dapat meningkatkan kinerja staf LSM Di Kabupaten Aceh Utara, maka Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara harus secara optimal dan proposional memperhatikan lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik, Karena lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja staf.

2. Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara perlu melakukan pembenahan terhadap lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. sehingga dapat memotivasi kerja staf dan akan berdampak baik terhadap peningkatan kinerja staf Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara. Karena lingkungan kerja fisik dan non fisik melalui motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja staf.

3. Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kabupaten Aceh Utara harus dapat memotivasi kerja staf dengan memperhatikan kebutuhan, sikap dan kemampuan yang dimiliki staf untuk menghasilkan kinerja yang baik, karena motivasi kerja berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Hasibuan, Malayu S.P, 2008, Organisasi dan Motivasi: Dasar Pening-katan Produktifitas, Cetakan Keenam, Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2005, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung. PT. Refika Aditama.

Nitisemito, Alex S, 2000, Manajemen Personalia: Manajemen Sum-ber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Robbin, P. Stephen, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi bahasa Indonesia,Jakarta Prenhallindo. Sedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan

Produktivitas Kerja, Bandung; Bandar Maju.

Sutrisno Edy, 2011, Budaya Organisasi, Jakarta. Prenada Media Group.

Tohari, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandug: CV. Mandar Maju.

Wirawan, 2001, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi, dan Penelitian, Jakarta. Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika komponen-komponen dalam variabel budaya organisasi berdiri sendiri- sendiri dalam rangka untuk mencari hu- bungan dengan variabel kepuasan kerja, serta untuk

Jika ada karyawan bagian divisi produksi PT “X” di kota Cikampek yang tidak mengerti pekerjaannya, karyawan tersebut bertanya kepada supervisornya maupun kepada karyawan

16 Semangat kerjasama di antara rekan-rekan kerja saya 17 Kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya 18 Cara saya diberitahu apabila saya bekerja dengan baik 19

bahwa training dan pendidikan yang diberikan sering kali kurang merata (hanya orang- orang tertentu saja berdasarkan kedekatan dengan atasan). Selain itu 13,33 % karyawan merasa

Menjadi penanggung jawab dalam pembuatan tinjauan kepustakaan (review); 2. Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan Topik Kali 0,540

Dokumen Mutu ini berisi tentang jaminan pengendalian HPIK/ HPI tertentu pada media pembawa yang masuk dan didistribusikan pada IKI yang telah ditetapkan dan

Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis strategi komunikasi pemasaran terpadu yang telah dilakukan GPFIF untuk menumbuhkan respon positif melaksanakan

Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan