• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN TINGGI DI JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN TINGGI DI JAMBI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN

MUTU TERPADU PADA PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN

TINGGI DI JAMBI

Harniza Harun Musnaini

Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jambi Kampus Pinang Masak

Jl. Raya Jambi-Bulian KM. 15 Mendalo Darat, Jambi E-mail : musnain@gmail.com

ABSTRAK

Di era Globalisasi ini pendidikan telah mendunia sebagai pendidikan formal. Pesatnya perkembangan pemasaran pendidikan ini ternyata telah mengundang beberapa negara tetangga juga ikut mempromosikan lembaga pendidikan dari Indonesia maupun negara-negara yang memberikan fasilitas beasiswa pendidikan untuk mahasiswa, dosen, staf maupun calon dosen atau calon mahasiswa. Pendidikan di Jambi memberikan kontribusi terhadap keunggulan dalam memberdayakan sumber daya manusia. Penelitian ini merupakan telaah terhadap hubungan kausalitas antar variable-variabel dependen dengan variable dependen melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini menganalisis setiap konstruk dari variable Manajemen Mutu Terpadu yang focus pada dimensi kontruk (X), komitmen pimpinan puncak. (X1). partisipasi konsumen internal (X2), dan hubungan pemasok (X3), dan desain Kurikulum (X4) yang memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan produktivitas pendidikan (Y). Penelitian ini menggunakan analisa regresi berganda, yang pengolahan data menggunakan program SPSS 16.00, teknik sampling random sampling, sebagai responden adalah Fakultas Ekonomi Universitas Jambi pada industry pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian ternyata penerapan manajemen mutu terpadu di bidang industri pendidikan di pengaruhi oleh faktor komitmen pimpinan sebesar 37%, sedangkan secara simultan faktor-faktor manajemen mutu terpadu mempunyai kontribusi sebesar 80% terhadap produktivitas industry pendidikan. Kata kunci: Manajemen Mutu Terpadu, komitmen, partisipasi, hubungan

pemasok,desain kurikulum, produktivitas pendidikan.

ABSTRACT

In this era of globalization, education has worldwide marketing development as an educational formal. Education turns out has invited several neighbors also promotes educational institutions from Indonesia and the countries that provide facilities for student scholarships, faculty, staff and faculty candidates or prospective students . Education in Jambi contributed to excellence in empowering human resources. This study is a review of causality between the dependent variables with the dependent variable through hypothesis testing. This

(2)

study analyzed each variable constructs of integrated quality management which focuses on the dimensions construct (X), top management commitment. (X1), participation of internal customers (X2), and supplier relationships (X3), and Curriculum design (X4) that contributes positively to improving the productivity of education (Y). This study uses multiple regression analysis, the data processing using SPSS 16.00, sampling random sampling technique, as the respondent is the Faculty of Economics, University of Jambi in the education industry. Based on research results were integrated quality management implementation in the field of education industry is influenced by factors of leadership commitment by 37%, while simultaneously factors of quality management has contributed for 80% of the education industry productivity.

Key words: Integrated Quality Management, comitment, participation, suplier connection, curriculum design, productivity of education

PENDAHULUAN

Di era Globalisasi ini pendidikan telah mendunia sebagai pendidikan formal.Pesatnya perkembangan pemasaran pendidikan ini ternyata telah mengundang beberapa negara tetangga juga ikut mempromosikan lembaga pendidikan dari Indonesia maupun negara-negara yang memberikan fasilitas beasiswa pendidikan untuk mahasiswa, dosen, staf maupun calon dosen atau calon mahasiswa. Pendidikan di Jambi memberikan kontribusi terhadap keunggulan dalam memberdayakan sumber daya manusia.

Saat ini pendidikan juga merupakan salah satu azas yang secara ekonomis, social budaya, politik dan hak azazi manusia dapat meningkatkan peluang kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masayarakat Jambi, karena besarnya permintaan dunia kerja lokal maupun Internasional terhadap kualitifikasi individu di lihat dari produktivitas output dari Perguruan tinggi pada. Industry pendidikan di Jambi semakin besar, sehingga perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan formal semakin ketat bersaing dan meningkatkan kinerja produktivitas pendidikan dengan harus mampu menerapakan manajemen mutu terpadu untuk menjaga kualitas produk lulusan (output) sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dunia kerja, shareholder dan stakeholder seiring dengan apa yang dikatakan Philip Kolter (1994): “Quality is our best assurance of custemer allegiance, our strongest defence against foreign competition and the only path to sustair growth and earnings”.

Edward Deming (1972) sangat menyadari bahwa ia telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Katanya : “Quality is not determined on the shop floor but in the executive suite”. Pada 1950, beliau diundang oleh, “The Union to Japanese Scientists and Engineers (JUSE)” untuk memberikan ceramah tentang mutu. Pendekatan Deming dapat disimpulkan sebagai berikut :

Quality is primarily the result of senior management actions and not the results of actions taken by workers.

(3)

The system of work that determines how work is performed and only managers can create system.

Only manager can allocate resources, provide training to workers, select the equipment and tools that worekers use, and provide the plant and environment necessary to achieve quality.

Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what product or service will be solved.

Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemen mutu terpadu.

Menurut Cassio seperti yang dikutip oleh Hadari Nawawi (2005 : 127), ia memberi pengertian bahwa “Manajemen Mutu Terpadu, a philosophy and set of guiding principles that represent the foundation of a continuosly improving organization, include seven broad components :

1. A focus on the customer or user of a product or service, ensuring the customer’s need an expectations are satisfied consistenly.

2. Active leadership from executives to establish quality as a fundamental value to be incorporated into a company’s managemen philosophy.

3. Quality concept (e.g. statistical process control or computer assisted design, engineering, and manufacturing) that are thoroughly integrated throughout all activities of or a company.

4. A corporate culture, established and reinforced by top executives, that involves all employees in contributing to quality improvement. 5. A focus on employee involvement, teamwork, and training at all

levels in order to strengthen employee commitment to continous quality improvement.

6. An approach to problem solving that is base on continously gathering, evaluating, and acting on facts and data is a systematic manner.

7. Recognition of supliers as full partners in quality management process.

SNI 19-8402-1996 mendefinisikan manajemen mutu terpadu sebagai suatu pendekatan manajemen dari suatu organisasi yang dipusatkan pada masalah mutu, didasarkan pada partisipasi seluruh anggotanya dan bertujuan mencapai keberhasilan dalam jangka-panjang melalui kepuasan pelanggan dan bermanfaat bagi seluruh anggota organisasi dan masyarakat. Lebih lanjut dapat kita lihat, banyak terdapat konsep yang menjelaskan tentang manajemen mutu terpadu. Setiap pakar dibidang manajemen mutu memiliki konsep tersendiri tentang manajemen mutu terpadu. Namun pada intinya konsep manajemen mutu terpadu bertujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Beberapa prinsip dasar yang berkaitan dengan konsep manajemen mutu terpadu diantaranya adalah :

1. Mutu merupakan tanggung jawab dari setiap orang

2. Melakukan dengan benar pada saat pertama kali dan pada setiap saat (do it right at the first and every time)

(4)

4. Keseimbangan antara pengembangan sistem (proses), kebudayan (manusia) dan kemampuan (perusahaan) yang ada harus dicapai 5. Pengendalian terhadap proses

6. Peningkatan mutu secara terus menerus melalui kosep “plan-do-check-action=PDCA”

7. Bench marking

8. Penggunaan statistical process control.

Penerapan manajemen mutu terpadu dalam suatu orgainsasi melibatkan empat fase yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu :

Fase pertama: Menciptakan dan membangkitkan kesadaran terhadap pentingnya budaya mutu dalam perusahaan kepada seluruh lapisan dalam organisasi

perusahaan.

Fase kedua: Memberikan pendidikan dan pelatihan, mengembangkan tim yang akan menjadi dinamisator dan fasilitator pemasyarakatan budaya mutu dan peningkatan mutu secara terus menerus. Membentuk ifrastruktur yang diperlukan Fase ketiga: Melaksanakan peningkatan secara terus menerus melalui metoda

PDCA (plan-do-check-action).

Fase keempat: Peningkatan terus menerus melalui “Bench Marking” bagi semua proses bisnis yang ada, serta perencanakan produk dan jasa-jasa yang baru dan inovatif, untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada dan yang akan datang. Apabila tujuan organisasi manajemen mutu hanya memperhatikan tahap yang pertama dan kedua saja, organisasi tersebut dianggap hanya mencakup Jaminan Mutu saja.

Agar sistem manajemen mutu menjadi efektif diperlukan adanya:

1. Partisipasi aktif dan komitmen sepenuhnya dari seluruh lapisan organisasi perusahaan.

2. Komunikasi yang terbuka mulai dari lapisan bawah hingga pimpinan. Penerapan sistem yang efektif dan handal adalah sangat penting bagi mutu produk dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari TQM (manajemen mutu terpadu) dalam aktivitas dan budaya organisasi perusahaan. Sistem ini dapat dipergunakan sebagai :

1. Sarana untuk menentukan dan mengendalikan keragaman mutu produk atau jasa.

2. Sarana untuk merencanakan pencapaian kebutuhan dan harapan pelanggan.

3. Sistem terdokumentasi dimana setiap orang bekerja.

4. Struktur untuk pengumpulan dan pencatatan fakta dan data. 5. Sarana untuk mengendalikan proses

6. Sarana untuk mengkonsolidasikan perbaikan.

Penerapan manajemen mutu terpadu dapat disamakan dengan menginstalasi sebuah peralatan baru yaitu diharapkan adanya suatu pengembalian investasi yang melampaui biaya peralatan. Penerapan manajemen mutu terpadu akan memberikan keuntungan baik yang bersifat finansial maupun keuntungan dari segi organisasional. Beberapa keuntungan organisasional yang diperoleh diantaranya adalah :

(5)

2. Pengurangan pekerjaan ulang dan keterlambatan 3. Pengurangan resiko kehilangan produksi atau produk

4. Meningkatkan kinerja internal perusahaan melalui peningkatan motivasi dan moral karyawan, meningkatkan kemauan belajar, peningkatan

komunikasi, kerjasama, proses kerja yang stabil, dan terpliharanya standar kerja.

5. Memperbaiki tingkat keamanan

6. Peningkatan mutu pelayanan pelanggan dan kesan profesional perusahaan. Sementara itu, keuntungan finansial dapat diperoleh melalui :

1. Pengurangan dalam pemborosan 2. Pengurangan pekerjaan ulang

3. Proses yang lebih hemat waktu dan biaya 4. Peningkatan pengendalian finansial 5. Proses analisis biaya yang lebih mudah

Untuk memudahkan pemahaman, maka pengertian TQM dapat dikemukakan sebagai berikut:

"Total Quality Managemen merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.

Berdasarkan definisi-defini tentang TQM seperti di atas, Goetsch dan Davis mengungkapkan sepuluh unsur utama (karakteristik) total quality management, sebagai berikut:

1. Fokus Pada Pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.

2. Obsesi Terhadap Kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut.

3. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

4. Komitmen jangka Panjang

TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka

(6)

panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

5. Kerja sama Team (Teamwork)

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Setiap poduk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang sudah ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.

7. Pendidikan dan Pelatihan

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar, yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.

8. Kebebasan Yang Terkendali

Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan "rasa memiliki" dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.

9. Kesatuan Tujuan

Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Namun hal ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh berarti. Dengan demikian penelitian ini mengekplorasi faktor-faktor yang mempengarui

(7)

Manajemen Mutu Terpadu untuk meningkatkan produktivitas industry pendidikan di Jambi.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang bisa ditarik adalah:

1. Variable Manajemen Mutu Terpadu yang terdiri dari komitmen pimpinan puncak, partisipasi konsumen, hubungan pemasok, dan desain kurikulum memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan produktifitas pendidikan (Y).

2. Faktor Komitmen pimpinan merupakan faktor dominan yang mempunyai kontribusi positif signifikan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan di Jambi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan telaah terhadap hubungan kausalitas antar variable-variabel dependen dengan variable dependen melalui pengujian hipotesis yang telah ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, sehingga penelitian ini di katergorikan dalam explanatory research. Penelitian ini menganalisis setiap variabel dari manajemen mutu terpadu yang focus pada dimensi kontruk (X) yang meliputi komitmen pimpinan puncak. (X1), partisipasi konsumen internal (X2). Hubungan pemasok. (X3), dan desain kurikulum (X4) yang memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan produktivitas pendidikan (Y).

Obyek dan sampel penelitian

Obyek penelitian industri pendidikan di kota Jambi, unit analisis adalah civitas akademis yang berwenang dan bertanggungjawab dalam penjamin mutu fakultas ekonomi universitas Jambi. Sampel penelitian adalah dekan, kepala bagian, perusahaan yang berkerja sama dengan perguruan tinggi .

Hasil pengujian statistika

Uji validitas dan reliabilitas dimensi konstruk penelitian

Tabel. 1 Hasil Uji validitas dan reliabilitas dimensi konstruk penelitian

Variable Dimensi Konstruk Outer Loading t-statistic Kesimpulan (t-sta >1,96 Construct Reliability Kesimpulan MANAJEMEN MUTU TERPADU practice (X) X1 Komitmen pimpinan puncak 0,833 16,648 Valid MANAJEMEN MUTU TERPADU practice (X)0,847 Reliable X2.Partisipasikonsumen 0,807 18,410 Valid

X3. Hubungan pemasok 0,586 4,661 Valid X4. Desain Kurikulum 0,700 5,605 Valid Produktivitas

pendidikan(Y)

produktivitas pendidikan (Y)0,856

Reliable

(8)

Table 1 di atas menunjukkan tingkat validasi dan reliabilitas bahwa seluruh dimensi konstruk variable penelitian adalah valid > nilai t statistic dan reabiltas variable di atas 0,7. Maka kebenaran dan kehandalan dari setiap dimensi konstruk dapat dipergunakan untuk mengukur peningkatan produktivitas pada industry pendidikan di kota Jambi. Dilihat dari outer loading Manajemen Mutu Terpadu practice paling besar dibentuk oleh dimensi konstruk komitmen pimpinan puncak (X1) sebesar 0,843 dan produktivitas industry pendidikan yang mempunyai hubungan yang besar yaitu dimensi konstruk profitabilitas (Y1) sebesar 0,833.

Uji Linearitas

Analisis uju asumsi lineritas pada variabei bebas dan variable terikat dilakukan dengan metode Curve Fit, dihitung dengan software SPSS, yang menguji seluruh model yang digunakan sebagai dasar pengujian signifikan dengan prinsip Parsimon dan hasil pengujian menunjukkan semua hubungan antar variable linier signifikan. Sebagaimana disajikan dalam tabel 2 dibawah ini: Tabel 2. Hasil Penguji An Asumsi Linearitas Variabel Penelitian Variable Bebas (X) Variabel Terikat

(Y)

Hasil pengujian

Keputusan MANAJEMEN MUTU TERPADU

practice (X) Produktivitas pendidikan (Y) α= 0,05 Linier signifikan X1. Komitmen pimpinan puncak Liniar signisfikan X2. Partisipasi konsumen Linier signifikan

X3. Hubungan pemasok Liniar

signisfikan

X4. Desain Kurikulum Linier

signifikan Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian (2009)

Dari table 2: menunjukkan bahwa dengan melihat hubungan antar variabel independen terhadap variabel dependen terbukti dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa ada hubungan yang signifikan antar variabel sehingga penelitian ini dapat membeikan kontribusi positif dalam penerapan manajemen mutu terpadu dalam meningkatkan produktivitas pendidikan di fakultas ekonomi universitas Jambi. UJi Hipotesis

Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Variable Bebas (X) Variabel Terikat

(Y)

Koefisien t-sta > 1,96

Keputusan MANAJEMEN MUTU TERPADU

Practice

Produktivitas Pendidikan

X1. Komitmen Pimpinan puncak 0,368 2,672 signisfikan

X2. Partisipasi Konsumen 0,361 2,062 signifikan

X3. Hubungan Pemasok 0,182 2,967 signifikan

X4. Desain Kurikulum 0,351 2,606 signifikan

(9)

Dari table 3: penerapan manajemen mutu terpadu menunjukkan bahwa variabel komitmen pimpinanan puncak dalam hal ini adala Dekan fakultas ekonomi sangat besar pengaruhnya untuk melaksanakan manajemen mutu terpadu untuk meningkatkan produkstifitas pendidikan di fakultas ekonomi, karena tanpa komitmen pimpinan puncak atau dekan maka penerapan mananajemen mutu terpadu tiadak akan terlaksana dengan baik atau sukses.

Tabel 4. Koefisien Determinan (R2) VAriabel R 2 Square Multiple Correlation Keputusan MANAJEMEN MUTU TERPADU Practice

0,853 78,4% dimensi konstruk variable bebas memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya produktivitas industry pendidikan di Jambi. Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian (2009)

Dari table 4 : menunjukkan bahwa secara statistic semua variabel penelitian dalam konstruk penerapan manajemen mutu terpadu secara bersama-sama memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan produkstifitas pendidikan khususnya di fakultas ekonomi universitas jambi. Penerapan manajemen mutu terpadu dari proses penerimaan mahasiswa baru samapi output lulusan sudah mampu dikategorikan dalam konsep mutu, dan secara bersama-sama variabel manajemen mutu terpadu terbukti signifikan terhadap produktivitas pendidikan pada fakultas ekonomi universitas jambi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Manajemen mutu terpadu secara komprehensif pada fakultas ekonomi universitas Jambi selama ini selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik buat pelanggan yang telah mempercayainya ataupun pelanggan-pelanggan baru, mereka terus focus terhadap kepuasan yang akan diterima pelanggan internal dan eksternal yaitu mahasiswa dan perusahaan atau industry yang memerlukan lulusan yang memiliki kredibilitas dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan mereka karena yang menentukan kualitas produk yaitu para pelanggan yang telang menggunakan produk tersebut. Fakultas EKonomi Universitas Jambi telah menetapkan kualitas yang terbaik buat para pelangganya sehingga Fakultas EKonomi Universitas Jambi bisa memberikan kualitas yang lebih dariyang telah di tetapkan.

Dalam melakukan kegiatanya sehari-hari Fakultas EKonomi Universitas Jambi tetap selalu memperhatikan kinerja dari para karyawanya yaitu melakukan pendekatan ilmiah yang terjadi dalam kegiatanya agar karyawan lebih nyaman untuk bekerja dan memiliki motivasi untuk apa ia bekerja, pendekatan tidah hanya berguna untuk karyawan namun juga sangat berguna buat perusahaan untuk kedepanya karena setiap manager harus bisa memikirkan kemajuan jangka

(10)

panjangya perusahaannya tersebut sehingga dapat berjalan secara optimal, selain itu Fakultas EKonomi Universitas Jambi terus menjaga kestabilan produktifitasnya dengan cara menjaga hubungan dengan para karyawan dan terutama sekali Fakultas EKonomi Universitas Jambi harus menjaga hubungan dengan pihak penerbangan karena apabila hubungan tidak baik maka proses pengiriman barang akan terganggu.

Setiap perusahaan akan selalu berfikir untuk memajukan usahanya yaitu dengan cara seperti yang di lakukan Fakultas Ekonomi Universitas Jambi disini mereka terus mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang terjadi seperti salah mengirimkan barang,kerusakan,dan proses pengiriman yang terjadi, masalah inilah yang terus-menerus diperbaiki oleh Fakultas Ekonomi Universitas Jambi agar kualitas jasa yang di berikan meningkat. Dalam menjaga mutu atau kualitas pelayanan Fakultas Ekonomi Universitas Jambi telah di dukung oleh karyawan-karyawan yang handal dan berpendidikan sehingga mutu pelayanan tetap terjaga sebagaimana mestinya.

Dari hasil analisis pada hipotesis Manajemen Mutu Terpadu practice sebesar 85,3%, yaitu. X1.Komitmen pimpinan. X2. Partisipasi konsumen. X3. Hubungan pemasok. X4. Desain Kurikulum dapat di terima dan secara bersama-sama memberikan kontribusi positif terhadap produktivitas pendidikan di Jambi dan signifikan secara statistic terhadap produktivitas pendidikan pada fakults ekonomi Universitas Jambi yang terbukti dalam hasil analisis data disajikan pada table 3 dan table 4.

1. Komitmen pimpinan puncak (X1)

Hasil analisis Komitmen pimpinan puncak sebesar 0,368 dengan nilai t-statisti 2,672 artinya, dalam menerapkan manajemen mutu terpadu Manajemen Mutu Terpadu yang berkelanjutan dalam industry pendidikan terbukti secara korelasional yang kuat dan positf untuk meningkatkan produktivitas sebesar 0,368, artinya setiap pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu harus didukung kuat oleh komitmitmen pimpinan puncak. Komitmen puncak dalam perencanaan. Pengorganisasian, penerapan dan control untuk mengaplikasikan Manajemen Mutu Terpadu dalam semua aspek, seperti baik dari teknologi proses, penggunaan infrastruktur dan peningkatan desain pendidikan sesuai dengan permintaan pasar kerja dan tuntutan globalisasi dunia pendidikan yang memiliki standarisasi yang jelas dalam produktivitas sumber daya manusia yang memiliki kredibilitas dan kompentensi yang di butuhkan setiap internal konsumen dan eksternal konsumen. Komitmen pimpinan mempunyai kontribusi yang sangat kuat, dalam hal ini komitmen Dekan fakultas Ekonomi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengelolaan manajemen pendidikan di fakultas ekonomi harus kuat dan konsisten sesaui dengan visi dan misi Fakultas Ekonomi yang akan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing didunia kerja dan mampu menjadi enterprenuer yang memberikan peluang kerja bagi masayarakat dilingkungannya.

Dalam menunjang implementasi manajemen mutu terpadu komitmen pimpinan tecermin dari keputusan dan kebijakan dalam membuat program kerja staf dan tenaga pengajar yang berorientasi pada perbaikan system pengajaran, perbaikan kurikulum dan sinergisnya kerjasama antara staf administrasi dengan

(11)

dosen. Seperti dalam manajemen pembuatan jadwal perkuliah, pemrumusan dan penjadwalan perkuliahan tidak hanya menlibatkan dosen sebagai pengajar akan tetapi juga melibatkan staf administrasi dalam alokasi waktu dan pembagian ruangan kelas untuk setiap pertemuan perkuliahaan. Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemen mutu terpadu.

2. Partisipasi konsumen internal (X2)

Dari hasil analisis partisipasi konsumen internal mempunyai kontribusi sebesar 0,351 dan nilai t-statistik 2,606 artinya Dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan konsumen internal yaitu para mahasiswa, dosen dan staf pada fakultas ekonomi Universitas Jambi, dengan adanya evaluasi pembelajaran, system pembelajaran yang menjadi informasi yang akan mempermudah manajemen atau team penjamin mutu dan akademik dalam membuat keputusan dalam perencanaan, pengorganisasian untuk menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang berkelanjutan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan fakultas ekonomi Universiatas Jambi yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan nasional dan global.

Keterlibatan konsumen internal dengan menanpung dan merealisasikan partisipasi konsumen internal yaitu para pegawai yang ada dalam setiap departemen seperti bagian kemahasiswaan atau BAAK yang bersentuhan langsung dengan konsumen ekternal yaitu mahasisawa, dengan adanya informasi dari konsumen internal akan memberikan suatu sinergis dalam perencanaan, pengorganisasi dan pengawasan dalam inplementasi manajemen mutu terpadu di perguruan tinggi khususnya penerapan manajemen mutu terpadu pada fakultas ekonomi Universitas Jambi sekarang dan lebih disempurnakan dimasa yang akan datang dalam mengantisipasi perubahan permintaan pasar dan daya saing Fakultas Ekonomi dengan fakultas lain dalam memberikan pelayanan pendidikan yang memiliki mutu yang baik serta mampu menyerap aspirasi dari konsumen internal. 3 Hubungan dengan pemasok (X3)

Dari hasil analisis hubungan dengan pemasok mempunyai kontribusi positif tidak signifikan sebesar 0,182 dengan nilai t-statistik sebesar 2,967 terhadap kinerja menunjukkan bahwa dimensi konstruk X3 terbukti, yaitu hubungan dengan pemasok (share holder dan stakeholder) positif signifikan terhadap meningkatnya produktivitas pendidikan di Jambi. Artinya semakin baik hubungan industry pendidikan dengan pemasok dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas pendidikan di Jambi.

Selaian itu jumlah pemasok yang cukup banyak dan ketersediaan produk yang beragam, telah menciptakan persaingan yang cukup ketat, sehingga pembeli tidak lagi terpaku pada satu pemasok saja. Pemasok harus dapat bertahan dengan meningkatkan keunggulan daya saingnya. Salah satunya adalah dengan memperhatikan mutu produk yang dipasok, sebagai salah satu persyaratan yang diminta oleh pembeli. Untuk memberikan mutu yang terbaik kepada pelanggannya, maka pemasok melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap semua produk yang akan dijual. Biasanya pemeriksaan dan pengujian ini hanya

(12)

dilakukan pada akhir proses saja, yaitu terhadap produk akhir yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan dan pengujian ini adalah hanya dengan memisahkan produk yang layak jual dan produk yang jelek atau tidak dapat dijual, tanpa bisa mengetahui penyebabnya produk yang jelek serta bagaimana cara pencegahannya. Proses ini dikenal sebagai pemeriksaan produk akhir (end product testing). Adanya kebutuhan untuk memberikan jaminan agar mutu yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan, sehingga tidak lagi diperoleh produk yang jelek, telah melahirkan suatu konsep pengendalian mutu (quality control). Pengendalian mutu dipandang oleh banyak orang sebagai dasar dari gerakan Manajemen Mutu dewasa ini. Kebutuhan masyarakat akan mutu terus berkembang, bahkan di era globalisasi ini pasar tidak hanya puas dengan mutu produk yang baik, tetapi juga menuntut adanya konsistensi dari mutu yang diberikan. Tuntutan ini kemudian melahirkan konsep Jaminan Mutu (quality assurance) dan Sistem Manajemen Mutu (quality management system) serta Manajemen Mutu Terpadu (total quality management).

Hubungan dengan pemasok dalam kontek dunia pendidikan adalah sekoloah menengah atas negeri yang berada di seluruh kabupaten provinsi jambi, kerjasama ini dengan pemasok dalam hal iini adalah dengan menawarkan peluang untuk siswa yang memiliki prestasi untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan system PMDK dan JAlur khusus. Selain itu Fakultas ekonomi juga mempunyai hubungan yang cukup baik dengan perusahaan-perusahaan atau industry yang memiliki kerja sama dengan fakultas ekonomi seperti perbankan, industry perkebunan kelapa sawit, dinas pajak Jambi, perhubungan, dan industry manufaktur dimana setiap perusahaan atau pemasok ini memberikan training atau materi kuliah yang berhubungan dengan industry tersebut seperti materi perpajakan, maka ada trainer atau pemateri dari dinas pajak Jambi sebagai narasumber dan itu masuk dalam kurikulum matakuliah yang bersangkutan dari setiap program studi di setiap jurusan yang ada di fakultas ekonomi.

4. Desain kurikulum (X4)

Dari hasil analisis Desain Kurikulum memberikan kontribusi positif signifikan sebesar 0,351 dengan nilai t-statistik sebesar 2,606 untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, khususnya di fakultas ekonomi universitas Jambi. Ada hubungan yang erat antara mutu produk (barang dan jasa), kepuasan pelanggan, dan manfaat pendidikan. Makin tinggi mutu suatu produk, makin tinggi pula kepuasan pelanggan dan pada waktu yang bersamaan akan mendukung produktivitas yang tinggi dengan biaya rendah. Oleh karena itu program perbaikan mutu bertujuan menaikkan produktifitas pendidikan yang standarisasi nasional ataupun global.

Dari penelitian membuktikan ada hubungan yang kuat antara Manajemen Mutu Terpadu dengan produktivitas pendidikan yang memberikan keluaran alumni yang mempunyai kredibilitas dan kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja dan kebutuhan akademik dalam meningkatkan mutu sumberdaya manusia secara umum dari aspek pendidikan formal di tingkat perguruan tinggi di Jambi.

Faktor desain kurikulum merupakan faktor penting dalam memberikan dukungan untuk tercapainya penerapan Manajemen Mutu Terpadu di fakultas

(13)

ekonomi Universitas Jambi, karena kurikulum meliputi input (dosen, mata kuliah) proses (system pembelajaran, sarana dalam proses pembelajaran) sehingga menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan perkembangan dunia kerja dan dunia pendidikan.

Desain kurikulum dari setiap jurusan manajemen, akuntansi dan ilmu ekonomi pembangunan dibuat sinergis dan mendukung visi dan misi Fakultas Ekonomi serta visi dan misi dari setiap jurusan, perencanaan, pengorganisasi kurikulum dilakukan setiap semesteran dan evaluasi dilakukan si setiap 2 tahun sekali atau sesaui dengan permintaan pasar dunia industry serta keputusan DIKTI. Seperti saat ini di Jurusan manajemen dan akutansi ada mata kuliah enterprenuership, sedangkan di jurusanmanajemen untuk enterprenueship akan di buat program studi kewirausahaan dengan tujuan bahwa lulusan dari fakultas ekonomi mampu membuat suatu peluang usaha yang berbasis ilmu pengetahuan dan kesusaian perkembanngan pasar saat ini dan mendatang.

Dalam manajemen mutu terpadu dari aspek desain produk yang berhubungan dengan lulusan di fakultas ekonomi yang terdiri dari tiga jurusan yaitu manajemen, akuntansi dan ilmu ekonomi pembangunan rata-rata alumni lulus tidak lebih dari empat tahun pendidikan strata satu (S1), peneyerapan alumni juga di manfaatkan oleh perbankan, industry kelapa sawit, dan semua aspek industry di provinsi Jambi. Fakultas Ekonomi menghasilkan output lulusan yang memiliki keahlian soft skill seperti penguasaan komputerisasi dalam hal ini penguasaan program computer yang minta oleh dunia kerja, disamping itu pula lulusan fakultas ekonomi juga dibentuk moralitas dan intelektualitas yang mampu bersaing dengan lulusan fakultas lain ataupun universitas lain.

SIMPULAN

1. Penerapan manajemen mutu terpadu yang berkelanjutan dalam praktek manajemen keseluruhan dan penerapan manajemen mutu terpadu dari input, proses dan output di industry pendidikan akan meningkatkan produktifitas pendidikan di fakultas ekonomi universitas jambi sebesar 80%, hal ini akan memberikan kemampuan yang besar untuk keluaran akademik yang mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia dan standar akademik dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia indonesia.

2. Komitmen Pimpinan Puncak Untuk Melakukan Manajemen Mutu Terpadu dalam perencanaan klasifikasi dan standarisasi mutu terpadu, system pembelajaran dan perencanaan dalam meningkatkan mutu terpadu di fakulatas ekonomi secara sinergis antara input,proses dan output searah dengan standarisasi pendidikan perguruan tinggi nasional dan Internasional sesuai dengan visi dan misi fakultas ekonomi yang ingin memngeluarkan alumni yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

(14)

3. Partisipasi konsumen internal sangat memberikan masukan dalam memperbaiki dan penerapan manajemen mutu terpadu di fakultas ekonomi melalu evaluasi dati team penjamin mutu fakultas sehingga dapat meningkatkan produktifitas pendidikan di fakultas ekonomi universitas jambi secara menyeluruh dan berkelanjutan.

4. Desain Kurikulum pendidikan yang dibuat berdasarkan dengan kebutuhan share holder dan stakeholder, standarisasi perguruan tinggi nasional dan internasional serta kemampuan dari sumberdaya yang ada dalam lingkungan fakutas ekonomi universitas jambi, merupakan pengembangan dari motif pendidikan asli Jambi.

DAFTAR PUSTAKA

Daryono Soebagiyo 1 M. Wahyudi .2008. Analisis Kompetensi Produk Unggulan Daerah Padapendidikan Tulis Dan Cap Solo Di Dati Ii Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember 2008, Hal. 184 – 197. Surakarta.

Dinas Perindag Provinsi Jambi Dan Dekranasda Provinsi Jambi. 2011. Industri Pendidikan Jambi. Kamis, 27 Januari 2011.

Gumilang, 2007. Pertumbuhan Seni Pendidikan Tradisional Jambi . Jambi. Hadari Nawawi .2005. Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta Ida Mariyanti, Bsc. Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian (PF-PP), Dinas Perindustrian

Irma Tambunan. 2009. Ketika Pendidikan Jambi Mengalami “Booming”. Jambi Kompas 1 April 2011 Industri Pendidikan Jambi Kian Menyusut

Gambar

Tabel 2. Hasil Penguji An Asumsi Linearitas Variabel Penelitian  Variable Bebas  (X)  Variabel  Terikat
Tabel 4. Koefisien Determinan (R 2 )  VAriabel  R  2  Square  Multiple  Correlation  Keputusan  MANAJEMEN  MUTU  TERPADU  Practice

Referensi

Dokumen terkait

Memahami Smart City dan Teknologi untuk Kota yang

Ikan kutuk merupakan salah satu jenis ikan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk penyembuhan luka terutama luka pasca operasi, luka bakar dan setelah

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan gambaran tingkat kepuasan pasien jampersal terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari lima dimensi servqual (reliability,

2.Amplifer berfungsi untuk meningkatkan besarnya suatu sinyal input.Semakin besar faktor penguatannya,maka sinyal input yang dihasilkan akan semakin besar. 3.Besar arus pada basis(I

Penerapan Model Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Dalam Peningkatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Tentang Menulis Puisi Bebas Pada Siswa

hubungan aktivitas sedentari dengan lingkar pinggang dan indeks.. massa tubuh pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa itsar adalah sikap dan tingkah laku utama yang mampu dilakukan oleh manusia yang telah mampu dan tidak hanya bersimpati dan berempati terhadap

Adapun permasalahan esensial yang dialami Koperasi “Lumbung Uwuh Makmur” adalah manajemen usaha yang belum dikelola dengan baik, mengingat Koperasi ini baru berdiri