• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. Pendahuluan. India juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sehingga India mengalami. peningkatan perekonomian dasa warsa terakhir ini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. Pendahuluan. India juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sehingga India mengalami. peningkatan perekonomian dasa warsa terakhir ini."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pada abad ke-21 ini India telah mengubah citra negaranya menjadi negara industri baru. India mulai bergerak menuju negara industri baru yang sangat menjanjikan pada tahun 2020. Pergerakan laju investasi asing mulai berkembang pada tahun 2000 hingga 2012 mencapai 179.025 juta dolar AS. Selain itu, export India dari sektor jasa mencapai 11,94 milyar dolar AS (IBEF : 2012). Investasi India juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sehingga India mengalami peningkatan perekonomian dasa warsa terakhir ini. Bahkan India mampu bersaing dengan Cina sebagai pesaing di Asia. Peningkatan ekonomi India juga menjadi pemicu India bersama negara-negara berkembang lainnya membentuk organisasi BRIC.

Globalisasi membawa pengaruh India untuk tetap bersaing dengan negara-negara lain untuk menjadi yang terbaik. Negara berkembang yang semakin kokoh perekonomiannya dapat dilihat dari kemajuan teknologi yang diterapkan. India adalah negara berkembang yang sudah memiliki teknologi maju yang tidak kalah dengan negara maju. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa industri di India yang telah menggunakan mesin canggih untuk memproduksi. Produksi India sendiri sudah tergolong produksi berat yang lebih condong menggunakan

(2)

2

teknologi. Indusri otomotif, farmasi, dan software merupakan beberapa contoh produk India yang menggunakan teknologi tinggi. Software India juga berkembang sangat pesat dari segi kualitas dan kuantitas produk.

Software India merupakan bagian produk unggulan untuk India sendiri. Produk tersebut berkembang sangat pesat sejak perusahaan-perusahaan software didirikan di daerah Delhi dan Bangalore. Pusat industri software India yaitu Bangalore merupakan simbol India yang disebut sebagai “Silicon Valley” India (Millar : 2000). Beberapa perusahaan software besar India berada di Bangalore. Perusahaan-perusahaan software India berkembang sangat pesat. Produk-produk mereka diekspor ke pasar global Amerika. Bahkan beberapa perusahaan tersebut telah menjalankan bisnisnya ke luar negeri. Oleh karena itu akan sangat menarik tulisan ini akan membahas strategi-strategi perusahaan software India bisa melakukan bisnis di luar India.

B. Rumusan Masalah

Software menjadi produk yang mengalami perkembangan yang sangat pesat di India. Pangsa pasar global terhadap software India juga tinggi. Hal ini tidak lepas dari perusahaan-perusahaan lokal software India yang berhasil mengembangkan usahanya. Sehingga pada penelitian ini mengangkat pertanyaan apa kebijakan pemerintah India dalam memperjuangkan perusahaan software India menjadi perusahaan multinasional ? Dan apa strategi perusahaan software lokal menjadi perusahaan multinasional ?

(3)

3 C. Landasan Konseptual

Kemunculan perusahaan multinasional baru atau sering disebut dengan EMNCs (Emerging Multinational Corporations) selalu menjadi perhatian oleh pemerintah, pelaku bisnis, dan stakeholder perusahaan di dalam masyarakat global. Definisi EMNCs sendiri yaitu perusahaan internasional yang berasal dari pasar berkembang yang beroperasi atau melakukan kegiatan offshore di negara lain dengan mengandalkan FDI keluar untuk berkembang melakukan added value dan dilakukan pengawasan secara efektif (Luo dan Tung : 2007). Mereka muncul sebagai kekuatan baru yang mampu bersaing untuk meningkatkan perekonomian dunia. Perusahaan multinasional di dalam pasar berkembang selalu dianggap sebagai latecomer oleh perusahaan pendahulunya. Tetapi latecomer ini akan berupaya menjadi perusahaan yang bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas manajemen hingga brand di pasar global. Bahkan perusahaan multinasional baru menyumbangkan setengah dari semua aktivitas global dalam hal perdagangan dunia dan investasi (Ramamurti dan Singh : 2009 p.42).

Aktor-aktor lain di luar kemunculan EMNCs juga menjadi fokus penelitian ini. Hal ini karena pengaruh aktor luar membuat lingkungan dari EMNCs bisa medukung kemajuan EMNCs. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan teori Resource Dependence Theory (Pfefer, Salancik : 2003,pp.20-35). Teori ini menjelaskan bahwa suatu organisasi tidak lepas dari faktor luar dari lingkungan organisasi tersebut berada. Lingkungan di sini bisa berupa fenomena sosial, budaya, dan politik yang dapat mempengaruhi perkembangan organisasi.

(4)

4

Organisasi bisa bertahan hidup karena dukungan faktor dari luar. Pengaruh politik terhadap suatu organisasi bisa menggambarkan fenomena hubungan perusahaan dengan pemerintah. Perusahaan menganggap pemerintah sebagai hak miliknya untuk bisa membantu dan menjembatani operasi bisnis sesuai dengan aturan main yang legal. Sehingga, legal framework pemerintah dijadikan sebagai sumber kekuatan perusahaan untuk berkembang. Bentuk legal framework dari pemerintah bisa berupa subsidi, aturan-aturan perundangan yang mudah, dan informasi pengembangan usaha. Sehingga, hubungan pemerintah dan perusahaan pada pengembangan EMNCs menjadi faktor utama di dalam pengembangan operasional bisnis perusahaan.

Fungsi pemerintah juga memiliki beberapa fungsi diantaranya buffering dan bridging. Buffering berarti suatu organisasi akan mengamankan diri dari situasi di luar tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan bridging berarti sikap perusahaan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan luar dan mematuhi segala aturan legal framework dari pemerintah. Peran pemerintah di dalam aktivitas campur tangan di MNCs bisa bridging dan buffering. Subsidi pemerintah yang melindungi kepentingan suatu perusahaan dari ancaman pemerintah lain berarti pemerintah melakukan buffering. Dan bridging terlihat pada usaha pemerintah memberikan suatu legal framework kepada perusahaan dan perusahaan harus mematuhi aturan tersebut. Bridging dan buffering berjalan secara independen di dalam subsidi pemerintah (Blumentritt : 2003).

Suatu perusahaan juga harus terintegrasi dengan non-market strategy (Baron : 1998,p.3-4). Hal yang dimaksud di sini adalah perusahaan dapat

(5)

5

berkompetisi di pasar dengan bantuan pihak non-market strategy. Non-market strategy yang dimaksud berupa lingkungan yang mendorong kemajuan perusahaan yaitu pemerintah. Bagian ini menitikberatkan pada membangun koalisis, lobbiying, dan ketentuan informasi. Dan pemerintah memiliki banyak political interest di dalam kepentingan perusahaan. Sehingga aturan main pemerintah yang kondusif untuk bisnis dapat meningkatkan persaingan pasar yang lebih kompetitif. Pihak perusahaan juga menginginkan lingkungan bisnis yang memiliki peraturan kodusif untuk berkembang.

Strategi EMNCs untuk bersaing di pasar global juga dapat dianalisis dengan konsep springboard (Luo dan Tung : 2007). Springbord merupakan strategi EMNCs menggunakan investasi keluar untuk mendapatkan strategi aset secara efektif yang dapat digunakan untuk persaingan global dari perusahaan lain dengan menghindari hambatan yang ada di host country yang bersifat institusi dan hambatan di pasar. Konsep ini menjelaskan bahwa persaingan di pasar lokal juga harus diperhatikan dan dikembangkan. Sehingga konsep ini seperti ada aktivitas berulang dari perusahaan lokal untuk berkembang di tingkat pasar lokal juga. Hal ini telah sesuai dengan capability dynamic theory (Kogut and Zander, 1992; Teece et al., 1997). Ekspansi pasar dilakukan dengan beberapa alasan berikut ini. Pertama, EMNCs melakukan gerakan springboard untuk menggantikan kerugian di kompetisi pasar domestik. Kedua,EMNCs melakukan springboard untuk melawan balik persaingan global. Ketiga, EMNCs melakukan springboard dengan berinvestasi keluar sebagai jalan baru untuk menembus hambatan perdagangan. Keempat, EMNCs dapat menaikkan status institusi domestik dan

(6)

6

hambatan bisnis domestik menjadi berkurang. Kelima, EMNCs melakukan springboard untuk mendapatkan dukungan pemerintah lokal yang sedang mengalami new emerging market. Keenam, EMNCs melakukan springboard untuk mengeksploitasi persaingan profit pada pasar berkembang di negara lain. Dan terakhir, EMNCs melakukan springboard untuk mengatasi perusahaan sebagai latecomer (Luo dan Tung : 2007) .

Beberapa alasan mengenai EMNCs ,melakukan konsep springboard dapat diringkas menjadi ”pencarian asset dan pencarian kesempatan” (Luo dan Tung : 2007, p.487). Pencari aset dapat berupa kemajuan dan pembaharuan teknologi, pendistribusian pengetahuan dari industri maju melalui kerjasama, fasilitas penelitian dan pengembangan, mendapatkan tenaga kerja yang mahir, penguatan brand, selera konsumen,perluasan jaringan keluar, keahlian menejerial, dan

sumber daya alam. Sedangkan pencarian kesempatan bagi EMNCs

mengembangkan operasinya keluar dapat mendapatkan bantuan pemerintah dari negara penerima dan negara asal. Mereka juga dapat mengetahui pangsa pasar di negara penerima. Selain itu, hal tersebut merupakan jalan yang tepat untuk jalan pintas menghindari tarif dan kuota dalam perdagangan internasional.

Mathews (2002) memaparkan konsep strategi untuk EMNCs untuk bersaing sebagai late comer. Konsep strategi tersebut adalah linkage, leverage, dan learning. Berdasarkan penjelasan Mathews, linkage diartikan sebagai usaha EMNCs mengembangkan kapasitasnya di dunia bisnis internasional dengan mengedepankan hubungan jaringan antarperusahaan. Hubungan antarperusahaan menjadi penting untuk mengembangkan bisnisnya ke ranah internasional. EMNCs

(7)

7

akan mendapatkan sumber daya, informasi, pengetahuan, dan akses pasar dari perusahaan pendahulu. Leverage diartikan sebagai usaha pengembangan kapasitas kedalam untuk EMNCs. Pengembangan kedalam yang dilakukan oleh EMNCs didapat karena mereka melakukan leverage. Sehingga mereka dapat mempelajari praktek-praktek bisnis yang dilakukan perusahaan pendahulu sebagai modal awal EMNCs beroperasi kedalam pasar global. Sedangkan learning merupakan aktivitas yang berulang dari leverage dan linkage untuk menguatkan kapasitas EMNCs baik usaha kedalam maupun keluar. (Mathews : 2002, p. 116-120)

Konsep-konsep diatas telah sesuai dengan strategi perusahaan software lokal India menerapkan strategi-strateginya. Bahkan perusahaan software India bisa bersaing di pasar global. Kerjasama internasional atau sering disebut dengan join venture perusahaan software lokal dengan perusahaan software besar asing membawa mereka memiliki pangsa pasar khusus di negara besar seperi AS, Eropa, dan beberapa wilayah Asia. Mereka juga telah memiliki brand ternama di pangsa pasar mereka. Kegiatan akuisisi yang merupakan strategi dari EMNCs telah membuktikan kekuatan perusahaan lokal dari pasar berkembang mendapatkan posisi kuat di pasar global.

D. Gagasan Utama

Peran Pemerintah India memiliki kontribusi yang besar dalam mengembangkan perusahaan-perusahaan software lokal India. Kebijakan pemerintah India menerapkan ekonomi terbuka membuat perusahaan-perusahaan software India memiliki daya saing di pasar domestik dan global. Pemerintah

(8)

8

India juga ikut membangun iklim bisnis India menjadi kompetitif. Hal ini terlihat pada usaha pemerintah India membangun kawasan-kawasan industri software di India yang terletak di Bangalore, Hyderabad, Delhi, dan Kalkuta. Kebijakan pemerintah India telah sesuai dengan Resource Dependence Theory (Pfefer, Salancik : 2003,pp.20-35) di mana perusahaan software India masih membutuhkan kebijakan pemerintah India untuk bisa bersaing di pasar global. Perusahaan software lokal India mampu bersaing di pasar global menjadi EMNCs. Mereka menerapkan pola strategi berdasarkan konsep springboard untuk bersaing di pasar global. Perusahaan software India melakukan investasi keluar untuk menghindari hambatan pasar dan bersifat institusi. Bukti tersebut dilakukan perusahaan software lokal India membangun jaringan dengan perusahaan software asing. Kerjasama perusahaan software India dan perusahaan software asing memberikan keuntungan yang berarti bagi perusahaan software India. Perusahaan software India mampu memanfaatkan peluang di pasar global. Mereka dapat membangun brand perusahaan software India dikenal oleh kliennya. Pemanfaatan kerjasama tersebut juga memberikan manfaat pada perusahaan software India bisa meng-upgrade technology.

E. Metode Penelitian

Penulisan yang membahas tentang strategi perusahaan software India menjadi perusahaan multinasional baru ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari berbagai

(9)

9

literatur. Penulis menggunakan referensi buku yang memuat tentang data-data strategi perusahaan software lokal India. Referensi tersebut digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini dan membuktikan gagasan utama. Data-data tersebut diperoleh dari buku, jurnal online, dan data-data badan organisasi di India yang memuat tentang perusahaan lokal sofrware India seperti, MITI, NASSCOM, IISc, IITs. Data-data tersebut diolah dengan analisis untuk menarik kesimpulan dari kasus strategi perusahaan software lokal India.

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi empat bagian. Bab I merupakan pendahuluan, bab ini menjelaskan mengenai latar belakang kemajuan perusahaan software India. Bab ini juga memuat rumusan masalah penelitian, konsep leapfrogging dengan didukung oleh konsep linkage, leverage, learning, springboard gagasan utama, serta metode penelitian yang digunakan oleh penulis.

Bab II merupakan pembahasan bagian pertama. Bab ini menjelaskan kebijakan pemerintah India yang mendukung perusahaan-perusahaan software India menjadi EMNCS. Kebijakan tersebut dilihat dari perkembangan industri software India pada tahun 2000-2005. Sehingga bab ini lebih menganalisa konsep resource dependance theory membantu perkembangan industri software India.

Bab III akan menganalisa strategi perusahaan lokal software India di pasar global dengan pendekatan strategi springboard. Strategi-strategi tersebut akan dilihat dari perusahaan software lokal India mengembangkan kapasitasnya dengan kerjasama perusahaan asing melalui joint venture bahkan sampai akuisisi.

(10)

10

Pembahasan ini juga masih melihat peran pemerintah menstimulusasikan kebijakan yang mendorong persaingan produksi perusahaan software lokal di tingkat global. Hal ini karena di dalam konsep springboard masih ada campur tangan pemerintah berkerjasama dengan perusahaan lokal menjadi EMNCs.

Bab IV merupakan bagian penutup dari penulisan ini. Bagian ini berisi tentang rangkuman dan analisa dari pembahasan strategi perusahaan lokal software India sebagai EMNCs. Bagian ini juga melihat peluang negara berkembang lain bisa mencontoh India mengembangkan perusahaan IT-nya ke pasar global sebagai EMNCs.

Referensi

Dokumen terkait

Cara Flash Oppo A11w (JOY 3) Via Flashtool – Kebanyakan tutorial jika tujuan awal flashing anda untuk memperbaiki kerusakan Hp lupa link nya jadi silahkan cari sendiri sudah banyak

“ Pemerintah Daerah diwajibkan mengalokasikan pemanfaatan 1 % (Satu Perseratus) dari APBD Tahun 2009 untuk Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota guna mendukung peran

Evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan pada pasien TB dilakukan setiap satu tahun sekali dalam rapat penyusunan program kerja Tim TB DOTS. Memonitoring

Atas dasar audit yng dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan suatu  pendapat mengenai apakah laporan keungan tersebut menyajikan

Dibutuhkaa sebuah aaalisa terseadiii yaag bertujuan untuk mencari volume maksimal (di mana Q/C = 1 ) yang dapat ditampung oleh jalan Kertajaya, dengan asumst

Kasus PD3I yang diketemukan di Kabupaten Klungkung pada tahun 2016 adalah kasus suspek campak sebanyak 19 kasus yang terdapat di Puskesmas Banjarangkan I, Klungkung I, Klungkung

Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa tahapan yang harus dilakukan secara berurutan guna mencapai hasil yang maksimal seperti studi literatur,

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh biaya minimum dengan membuat suatu perencanaan pada proses distribusi material apabila ada beberapa lokasi sumber dan