• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Sains (Variabel Terikat) 1. Pengertian Kemampuan

Menuru Milman Yusdi (2009) Kemampuan adalah kesanggupan,

kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.

Menurut Akhmat Suderaajat (2014) Kemampuan adalah kecakapan yang dimiliki setiap individu dalam melakukan suatu tindakan, kecakapan tersebut berbeda-beda dan mempengaruhi potensi yang ada di dalam diri individu.

Menurut Robbin (2014) Kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan

Berdasarkan pengertian diatas menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah potensi individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan beragam tugas.

2. Pengertian Sains

Menurut Juwita (dalam Dwi Yulianti, 2010:42) mengemukakan sains adalah produk dan proses. Sebagai produk, sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik dan alami.

Menurut James Conant (Holton dan Roller: 1958) mengemukakan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang

(2)

berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan dicoba lebih lanjut.

Senada dengan Conant (Ali Nugraha,2005:3) mengemukakan sains sebagai pengertian sains sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas pengematan, percobaan-percobaan terhadap gejala alam berupa makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (isi alam semesta yang lebih terbatas, khususnya tentang manusia dan sifat-sifatnya).

Menurut Neuman (dalam Dwi Yulianti, 2010:18) mengemukakan Sains adalah produk dan proses, sebagai produk sains adalah sebatang tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai fisik alami. Sebagai proses sains yang mencakup menelusuri, mengamati dan melakukan percobaan, sangatlah penting agar siswa Taman Kanak-Kanak berpartisipasi ke dalam proses ilmiah, karena keterampilan yang mereka dapat dibawa ke perkembangan lainnya dan akan bermanfaat selama hidupnya.

Berdasarkan pengertian diatas menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa Sains adalah suatu sistem untuk mempelajari alam semesta melalui observasi.

3. Tujuan Pendidikan Sains

Memiliki peran sangat penting bagi anak untuk mengembangkan kepekaan dan kepedulian anak pada lingkungan sekitar. Membantu anak mencapai kebutuhan (baik sekarang maupun yang akan datang) sesuai kondisi lingkungan-ekologi, ekonomi-sosial dan kebutuhan-kebutuhan

(3)

sebagai akibat dari perubahan perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni).

Sumanji (dalam Ali Nugraha, 2005:27) mengemukakan tujuan pendidikan sains adalah untuk mengembangakan individu agar melek terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamentalnya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains hendaklah ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didiik terhadap dunia di mana mereka hidup.

Menurut Abruscato ( dalam Ali Nugraha, 2005:8) mengemukakan tujuan pendidikan sains sejalan dengan kurikulum sekolah yakni mengembangkan anak secara utuh baik aspek domain kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor anak.

Menurut Dwi Yulianti (2010:26) mengemukakan dengan menguasai metode pembelajaran sains, diharapkan tujuan pendidikan di Taman Kanak-Kanak yaitu untuk mengembangkan kemampuan fisik, kognisi, bahasa, sosial-emosi, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama dapat tercapai secara terpadu dan optimal.

Berdasarkan tujuan pendidikan sains diatas menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan sains agar perkembangan anak berkembang secara baik dan anak mampu memecahkan masalah yang dihadapinya

(4)

4. Manfaat Kemampuan Sains

Pembelajaran sains memfokuskan pada pemberian pengalaman secara langsung dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep, prinsip, fakta sains, temuan saintis, maka siswa perlu dibantu dalam mengembangkan sejumlah kemampuan ilmiah untuk memahami gejala alam, menggunakan alat, bahan, melakukan percobaan atau eksperimen, pengajuan pertanyaan, merumuskan hipotesa, menyimpulkan dan mengkomunikasikan temuan dengan bahasa yang sesuai dengan keperluan.

Menurut Suyanto (dalam dwi Yulianti 2010:26) mengemukakan pengenalan sains untuk siswa Taman Kanak-Kanak Dan Raudhatul Athfal dilakukan untuk mengembangkan kemampuan sebagai berikut:

a. Eksplorasi dan investigasi yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek dan fenomena alam.

b. Mengembangkan keterampilan proses sains dasar, seperti melakukan pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan dan sebagainya.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan kegiatan inkuiri atau pertemuan.

d. Memahami pengetahuan tentang benda, baik ciri, struktur, maumpun fungsinya.

Menurt Dimyati dan Mudjiono (2000) dalam mengemukakan manfaat keterampilan proses sains yaitu:

(5)

a. Ilmu pengetahuan siswa dapat berkembang dengan pendekatan keterampilan sains.

b. Pembelajaran melalui keterampilan proses akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan. c. Keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses

dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Siswa memperoleh ilmu pengetahua dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

Menurut Leeper (dalam Ali Nugroho, 2005:28) mengemukakan bahwa manfaat kemampuan sains:

a. Pengembangan pembelajaran sains ditujukan agar anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal.

b. Pengembangan pembelajaran sains anak usia ditujukan agar anak-anak memiliki sikap ilmiah.

c. Pengembangan pembelajaran sains anak usia dini ditujukan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah

d. Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.

(6)

B. Metode Eksperimen Daya Kapilaritas (Variabel Bebas) 1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.

Menurut Supriyati (dalam Winda gunarti, dkk, 2008: 11.4) metode eksperimen adalah metode mengajar dan melakukan percobaan, lalu mengamati proses dan hasil percobaan. Kegiatan ini cukup efektif karena dapat membantu anak mencari/menemukan jawaban, dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Contohnya, mencampur warna , menimbang berat badan, menanam biji-bijian.

Schoenherr (1996) berpendapat metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat di aplikasikan dalam kehidupanya.

(7)

Menurut Pasaribu, (1986) metode eksperimen banyak dihubungkan dengan metode pemecahan masalah antara lain dengan menggunakan laboratorium dan pada umumnya berkenaan dengan pembelajaran science. Akan tetapi pengertian laboratorium dan pada umumnya berkenaan dengan pembelajaran science. Akan tetapi pengertian laboratorium tak perlu dibatasi dengan sebuah ruang kelas yang khusus. Sekolah modern memandang seluruh alam sekitar sekolah sebagai sebuah laboratorium. Kegiatan eksperimen dapat pula dilakukan di taman kanak-kanak.

Berdasarkan pengertian metode eksperimen diatas dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya.

2. Tujuan Metode Eksperimen

Winda Gunarti, dkk (2008: 11.6) mengemukakan Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak adalah sebagai berikut:

a. Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu.

b. Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu.

c. Membuktikan tentang kebenaran sesuatu

Suhardjono (2009:56) menyebutkan bahwa penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang akibat

(8)

dari adanya treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan dari dua variabel atau lebih.

Nazir(1988:75) tujuan metode penelitian eksperimen adalah untuk meneliti ada tidaknya hubungan kualitas (sebab akibat) dan berapa besar sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.

3. Pengertian Daya Kapilaritas

Menurut Sri Lestari, dkk ( 2006: 100) daya kapilaritas adalah kemampuan untuk meresap melalui celah-celah kecil.

Menurut Eka Purjiyanta, dkk (2006:138) daya kapilaritas gejala turun atau naiknya zat cair dalam pembuluh yang sempit, jika pembuluh yang kedua ujungnya terbuka itu dimasukan tegak lurus ke dalam bak yang berizi zat cair. Pembuluh yang sempit disebut pipa rambut atau pipa kapiler.

Menurut Agus Sutanto, dkk (2013:230) daya kapilaritas adalah gejala turun naiknya zat cair dalam pembuluh yang sempit, jika pembuluh yang kedua ujungnya terbuka itu dimasukan tegak lurus ke dalam bak yang berizi zat cair. Pembuluh yang sempit disebut pipa rambut atau pipa kapiler.

Berdasarkan pendapat diatas dari beberapa ahli pengertian daya kapilaritas dapat disimpulkan bahwa daya kapilaritas adalah naik turunnya zat melalui celah-celah kecil atau pipa kapiler.

(9)

4. Media yang di gunakan dalam Penelitian

Media yang digunakan dalam penelitian eksperimen daya

kapilaritas pencampuran warna untuk meningkatkan kemampuan sains anak adalah dengan menggunakan tisue dan pewarna makanan

C. Kegiatan Eksperimen Daya Kapilaritas Pencampuran warna 1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan eksperimen daya kapilaritas pencampuran warna yaitu Tisue, Pewarna makanan, air, dan gelas plastik/cup.

2. Langkah-langkah Kegiatan Eksperimen Pencampuran Warna

Adapun prosedur langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen daya kapilaritan pencampuran warna.

a. Kegiatan pertama

Peneliti akan melakukukan percakapan kepada peserta didik tentang sifat-sifat air (Air dapat meresap melalui celah-celah kecil,air dapat berubah wujud, air dapat mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, air memiliki berat, air menempati ruang). Peneliti menjelaskan tentang daya kapilaritas yaitu dengan bercakap-cakap siapa yang sudah pernah bermain tisue yang diletakan pada air?

Peneliti menjelaskan peralatan yang diperlu disiapkan, diantarannya: 1. Kebutuhan bahan seperti air dan pewarna makanan.

(10)

b. Kegiatan kedua

Peneliti membagi anak menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 anak dan ada yang 6 anak. Peneliti mendemonstrasikan kegiatan, setelah anak paham anak diberi kesempatan mengambil tiga gelas plastik/ cup lalu gelas plastik/ cup diletakan secara berurutan 1, 2, 3. Anak diminta memasukan pewarna yang sudah dicampur air pada gelas plastik/cup no 1 dan 3 dan gelas plastik/cup no 2 dibiarkan kosong. Anak meletakan ujung tisue pada gelas plastik/cup yang terisi air pada gelas plastik/cup sedangakan ujung tisue diletakan pada gelas plastik/cup yang kosong. Anak mengamati apa kegiatan yang sedang dilakukan.

3. Kegiatan Ketiga

Anak menceritakan dengan bahasa mereka tentang alat dan bahan yang digunakan dan menyebutkan fungsinya, serta menceritakan langkah-langkah yang dilakukan dan hasil yang diperoleh.

D. Penilaian Hasil Belajar

1. Pedoman Evaluasi/ Pedoman Penilaian

a. Pengertian pedoman penilaian

Penilaian ditentukan seiring dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi ketika pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung, guru dapat melaksanakan penilaian. Dalam melaksanakan penilaian sehari-hari guru menilai kemampuan peserta didik sesuai dengan kegiatan yang diprogramkan dalam rencana kegiatan harian (RKH).

(11)

Menurut Weeden,at all, 2002; Boot: 1996; Nitko; 1996; Mardapi; 2004) (dalam Harun Rasyid,2012:7) mengemukakan Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja siswa, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan.

Menurut Nitko & Brookhat (2007:2) mengemukakan evaluasi adalah suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa.

Menurut Mardapi (dalam Harun Rasyid, 2012:3) mengemukakan evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya.

Menurut Ralph Tyler (dalam Anita Yus, 2005:29) mengemukakan penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.

Berdasarkan pendapat diatas dari beberapa ahli pengertian penilaian dapat disimpulkan bahwa proses pengumpulan data agar peneliti mengetahui sejauh mana pembelajaran sudah tercapai.

2. Tujuan Evaluasi/Pedoman Penilaian

Menurut Kellough dan Kellough (Swearingen, 2006) mengemukakan tujuan penilaian adalah untuk:

a. Membantu belajar siswa.

(12)

c. Menilai efektifitas strategi pengajaran.

d. Menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum. e. Menilai dan meningkatkan efektifitas pengajaran.

f. Menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan g. Komunikasi dan melibatkan orang tua.

Menurut Weeden, at all (dalam Harun Rasyid, 2012:7) mengemukakan tujuan penilaian dalam empat hal yaitu:

a. Dignostik (untuk mengidentifikasi kinerja siswa). b. Formatif (untuk membantu belajar siswa).

c. Sumatif (untuk review, transfer, dan sertifikasi).

d. Evaluatif (untuk melihat bagaimana kinerja guru atau institusi)

Menurut Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak (2010: 6) mengemukakan tujuan penilaian adalah untuk mengetahui dan menindaklanjuti pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai peserta didik selama mengikuti pendidikan di TK.

Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

a. Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada tingkat pencapaian perkembangan, serta indikator yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan

b. Penilaian dilakukan secara integratif dengan kegiatan pembelajaran. Artinya guru tidak secara khusus melaksanakan penilaian, teteapi menyatu dengan aktifitas pembelajaran dan kegiatan bermain langsung.

(13)

Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru mengacu pada indikator standar tingkat yang pencapaian perkembangan yang merupakan penjabaaran dari capaian perkembangan dan potensi perkembangan peserta didik, yang akan dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam kegiatan rencana harian (RKH)

c. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut: 1. Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada

kolom penilaian di rencana kegiatan harian (RKH).

2. Anak yang belum berkembang (BB) perkembangan sesuai dengan indikator seperti diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda satu bintang ( )

3. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda dua bintang ( )

4. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH mendapat tanda tiga bintang ( )

5. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat bintang

( )

Catatan: Penggunaan tanda bintang merupakan simbol untuk menunjukan tingkat pencapaian perkembangan peserta didik dan hanya menjadi catatan guru.

(14)

d. Hasil catatan penilaian yang ada dalam rencana kegiatan harian (RKH) dirangkum dan dipindahkan ke dalam rekap bulanan pencapaian penilaian perkembangan peserta didik berupa narasi singkat.

e. Rekapan hasil penelitian perkembangan anak, yang dirangkum pada bulanan, menjadi referensi untuk menyusun laporan perkembangan anak dalam satu semester, yang dibuat secara deskriptif.

Cara pencatatan hasil penilaian harian menurut Samsudin (2007:68) dilaksanakan sebagai berikut:

a. Catatan hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian di satuan kegiatan harian (SKH)

b. Apa anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas sesalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan (○) c. Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam SKH atau

dalam melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat/cepat/lengkap/benar, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh ( ● )

3. Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar

Dalam pedoman penilaian TK oleh Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD tahun 2010, teknik penilaian hasil belajar sebagai berikut:

(15)

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secra langsung dan alamiah untuk mendapatkan data informasi tentang perkembangan anak dalam berbagai situasi atau kegiatan yang dilakukan.

b. Catatan anekdot

Catatan anekdot pada dasarnya merupakan bagian dari teknik observasi. Catatan anekdot lebih memfokuskan pada catatan tentang sikap dan perilaku anak yang terjadi secara khusus atau peristiwa yang terjadi secara insidental/tiba-tiba.

c. Percakapan

Percakapan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tebtang pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal

d. Penugasan

Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok.

e. Unjuk kerja (Performance)

Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik setelah melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati.

f. Hasil karya

Hasil karya adalah hasil kerja peserta didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Hasil

(16)

karya anak dapat dipajangkan dalam bentuk mandiri atau bentuk pameran karya anak yang disajikan secara bersama-sama.

g. Pengembangan Perangkat Penilaian Sendiri

Seorang guru dimungkinkan untuk mengembangkan perangkat evaluasi atau asesmen sendiri, sesuai dengan kebutuhan.

h. Penggunaan instrumen standar

Disamping instrumen yang dikembangkan oleh guru, instrumen lain yang juga dapat digunakan, khususnya dalam kegiatan asesmen dan untuk kasus-kasus yang perlu penanganan khusus, adalah instrumen-instrumen yang tersetandar, seperti instrumen-instrumen untuk mendektesi tumbuh kembang anak, instrumen untuk mendeteksi tingkat kecerdasan atau kematangan anak. Pengembangan instrumen ini umumnya melibatkan pihak yang lain yang ahli di bidangnya.

i. Portofolio

Portofolio pada hakekatnya merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan atau catatan-catatan guru tentang berbagai aspek perkembangan anak dalam kurun waktu tertentu, misalnya dalam kurun waktu satu semester atau satu tahun.

4. Indikator Hasil Belajar

Menurut Mujiono dan Dimyati (2013:4) hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil

(17)

belajar siswa tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampakk pengiring.

Menurut Aqib (2009:56) hasil belajar merupakan kemampuan anak didik yang diharapkan dalam menguasai sebagian atau selruh kompetensi yang dimaksud. Hasil belajar juga merupakan hasil kegiatan setelah anak didik mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu

Djamarah (2000:25) Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksankan yang pada puncaknya di akhiri dengan suatu evaluasi.

Berdasarkan pendapat diatas dari beberapa ahli pengertian indikator hasil belajar adalah proses pembelajaran yang melihat pencapaian hasil belajar peserta didik.

Sesuai dengan pedoman perkembangan program pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK) tahun 2010 untuk tingkat pencapaian perkembangan kognitif sebagai berikut:

Tabel II. 1 Indikator Hasil Belajar

NO Lingkup Perkembangan Tingkat pencapaian Perkembangan Indikator 1 Kognitif Pengetahuan Umum dan sains Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi -Menunjukan dan mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan fungsi -Mengelompokan benda dengan berbagai cara

(18)

peralatan kebersihan,dll -Menyebutkan dan menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua buah benda

Menunjukan aktivitas yang bersifat

eksploratif dan menyelidiki (seperti:apa yang terjadi ketika air di tumpahkan)

-Mencoba dan

menceritakan tentang apa yang terjadi jika warna dicampur, proses pertumbunhan tanaman, balon ditiup lalu

dilepaskan, benda-benda dimasukan ke dalam benda air (terapung, melayang, tenggelam), benda-benda dijatuhkan (gravitasi), benda-benda didekatkan dengan magnit, mebgamati benda dengan kaca pembesar, macam-macam rasa, mencium macam-macam bau, mendengar macam-macam bunyi. Menyusun

perencanaan kegiatan yang akan digunakan

Membuat perencanaan kegiatan yang akan dilakukan anak

Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak,air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah -Mengungkapkan sebab akibat misal: mengapa sakit gigi? Mengapa kita lapar?dll

-Mengungkapkan asal mula terjadinya sesuatu

(19)

Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti ayo kita bermain pura-pura seperti burung)

-Mengajak teman untuk bermain -Bermain peran

-mengekspresikan

gerakan sesuai dengan syair lagu atau cerita -Mengekspresikan

geraakan dengan iringan musik/lagu

Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehhari-hari

-Mengerjakan“maze” (mencari jejak) yang lebih kompleks (3-4jalan)

-Menyusun kepingan puzlle menjadi bentuk utuh (lebih dari 8 kepingan) -Menunjukan kejanggalan suatu gambar -mampu mengambil keputusan secara sederhana

Dalam penelitian ini, peneliti memodifikasi indikator keberhasilan kemampuan kognitif dalam bidang sains agar sesuai denngan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam kegiatan eksperimen daya pencampuran warna. Berikut ini adalah tingkat pencampaian perkembangan yang telah dibuat oleh peneliti dengan memacu pada kurikulum Taman Kanak-kanak (TK) tahun 2010:

(20)

Tabel II. 2 Indikator Kemampuan Sains

NO

Indikator yang diharapkan

(Kemampuan sains melalui kegiatan daya kapilaritas pencampuran warna)

1 2 3

4

Anak dapat menyebutkan 3 alat yang digunakan dalam kegiatan.

Anak mampu menceritakan hasil percobaan pencampuran warna. (merah+kuning = orange, merah+biru = ungu, kuning+biru= hijau) Anak mampu mengungkapkan sebab akibat dari percobaan eksperimen daya kapilaritas pencampuran warna menggunakan media tisue dan pewarna makanan

Anak mampu memecahkan masalah sederhana dalam kegiatan eksperimen daya kapilaritas pencampuran warna..

E. Kerangka Berfikir

Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan kelas, maka perlu disusun kerangka berfikir yang merupakan landasan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Bagan kerangka berfikir adalah sebagai berikut :

(21)

BAGAN KERANGKA BERFIKIR

Nhjj

Catatan : Bila refleksi hasil siklus II ternyata belum maksimal maka perlu dilakukan tindak lanjut.

Kondisi Awal

-Minat belajar rendah

-Siswa tidak aktif -Kemampuan sains rendah Dilakukan upaya perbaikan dengan PTK Siklus 1 melalui kegiatan eksperimen daya kapilaritas dengan media bunga

dan pewarna makanan 3x pertemuan. -Siswa lebih aktif

-Kemampuan sains mulai meningkat tetapi tetapi belum meningkat. Kondisi sudah meningkat, ada perbaikan tetapi belum optimal Siklus II 3X Pertemuan

-Siswa sudah aktif -Hasil belajar meningkat -Ketrampilan kemampuan sains meningkat Terjadi perbaikan yang optimal, dalam kemampuan sains penelitian berhasil

(22)

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu: 1. Melakukan perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tetang apa, mengapa, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, penelitian terlebih dahulu merencanakan yang akan dilaksanakan:

a. Peneliti menyiapkan rencana kegiatan harian (RKH)

b. Peneliti menyiapkan langkah-langkah dan kegiatan yang akan dilakukan guru.

c. Peniliti membuat kesepakatan dengan obsever untuk menentukan fokus observasi dari kriteria yang akan di gunakan.

d. Peneliti menyiapkan lembar observasi. e. Peneliti menyediakan media/alat peraga. 2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan kelas ini peneliti kegiatan pembembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus ( I ) dan siklus kedua ( II ). Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 5 jam pelajaran yaitu: 5 x 30 menit. Waktu tersebut terbagi dalam empat bagian kegiatan meliputi kegiatan awal ( 30 menit) kegitan inti (60 menit), istirahat (30 menit) kegiatan akhir ( 30 menit ). 3. Melakukan pengamatan

Pada tahap ini pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi. Di samping menggunakan metode

(23)

tanya jawab secara langsung kepada peserta didik untuk mengetahui kemampuan sains anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Melakukan refleksi

Tahapan ini merupakan bentuk proses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan (Observer). Istilah refleksi berasal dari bahasa inggris reflection, yang berarti pemantulan. Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan observasi. Pada kegiatan refleksi pengamat membeberkan segala hal yang berkaitan dengan jalannya tindakan pada pertemuan yang telah dilaksanakan.

Belajar merupakan proses interaksi antara siswa sebagai subjek peserta didik dengan guru sebagai pengajar dalam hal keterampilan proses sains peserta didik kelompok B RA Diponegoro Ponjen sejauh ini perkembangannya masih kurang optimal. Pada pembelajaran monoton dan kurang menarik minat siswa. Guru kurang memberikan kegiatan melalui kegiatan eksperimen dan guru lebih banyak menggunakan LKA saat pembelajaran. Untuk itu peneliti mencoba untuk memecahkan permasalahan ini dengan meningkatkan kemapuan sains melalui metode eksperimen daya kapilaritas dengan menggunakan media bunga dan pewarna makanan.

Dengan pembelajaran melalui eksperimen diharapkan peserta didik mampu menuangkan ide-ide kreatif yang penuh imajinasi menjadi sebuah karya, peserta didik dapat mengkolaborasi ide yang dicontohkan guru dengan ide peserta didik. Anak mampu memiliki kemampuan, keuletan dan kesabaran untuk melatih konsentrasinya. Untuk meningkatkan kemampuan

(24)

sains dengan metode eksperimen daya kapilaritas menggunakan media bunga dan pewarna makanan, peserta didik dapat memanfaatkan ide kreatif dan imajinasi serta mengekspresikan diri dalam karya. Sehingga dengan eksperimen peneliti berasumsi bahwa kemampuan sains peserta didik kelompok B RA Diponegoro Ponjen tahun ajaran 2015-2016 dapat meningkat.

F. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran melalui metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains peserta didik kelompok B RA Diponegoro Ponjen Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga.

Gambar

Tabel II. 1 Indikator Hasil Belajar  NO  Lingkup  Perkembangan  Tingkat  pencapaian Perkembangan  Indikator  1  Kognitif  Pengetahuan Umum  dan sains  Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi   -Menunjukan dan  mencari sebanyak-banyaknya benda  berdasar
Tabel II. 2 Indikator Kemampuan Sains

Referensi

Dokumen terkait

Kusta adalah penyakit yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (mikobakterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh

Tingkat pertama ini dalam pembelajaran menulis bahasa Arab bertujuan untuk memperbaiki kemampuan pembelajar dalam menulis huruf dan kata bahasa Arab. Kemahiran menulis

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas (current ratio) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap profitabilitas (net profit margin) pada bank BUMN yang

Hitunglah besar gaya tarik maksimum yang diijinkan pada baut ukuran M 20 dan M 36, jika diasumsikan baut tidak mempunyai gaya awal dan tegangan tarik ijin bahan baut

Kegiatan usahatani sawi biaya yang nyata dikeluarkan oleh para responden di Kelurahan Landasan Ulin Utara adalah meliputi penggunaan biaya penyusutan alat, biaya

Teknologi produksi biogas dengan reaktor CoLAR dapat mengolah air limbah dalam jumlah yang sangat besar dan menghasilkan biogas yang berdaya guna tinggi. Biogas yang dihasilkan

Hasil analisis dinamik respon spektrum berdasarkan Applied Technology Council-40 (ATC-40), level kinerja struktur gedung baik arah X maupun arah Y termasuk dalam kategori level

Pemberian asam sitrat pada broiler dengan level protein pakan rendah (19%) dapat meningkatkan ketahanan tubuh yang ditandai dengan peningkatan titer antibodi (Das