• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL STRATEGIC PLANNER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL STRATEGIC PLANNER"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

STRATEGIC PLANNER

Skema sertifikasi Strategic Planner merupakan skema sertifikasi okupasi yang dikembangkan oleh Komite Skema Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas inisiatif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Skema ini disusun berdasarkan Peta Okupasi Nasional Bidang Komunikasi Nomor : 70/KOMINFO/BLSDM/KS01.07/4/2018, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 109 Tahun 2010 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Komunikasi dan Informatika Sub Sektor Teknologi dan Informatika Bidang Desain Grafis Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Bidang Kewirausahaan Industri, dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 389 Tahun 2013 tantang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis, Golongan Pokok Kegiatan Kantor Pusat dan Konsultasi Manajemen, Golongan Konsultasi Manajemen, Sub Golongan Konsultasi Manajemen Area Kerja Pemasaran. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi lulusan Sarjana dan sebagai acuan bagi LSP dan asesor kompetensi dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi Strategic Planner.

2019

Dilarang mereproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Direktur LSP UMY.

(2)

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

STRATEGIC PLANNER

Nomor Dokumen : 003/FISIPOL/LSP.UMY/2019 Nomor Salinan : 0

Status Distribusi :

Terkendali Tak Terkendali

(3)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

I. LATAR BELAKANG 2

II. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI 3

III. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMA SERTIFIKASI 3

IV. ACUAN NORMATIF 4

V. PAKET/KEMASAN KOMPETENSI 5

VI. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI 5

VII. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 5

7.1 Hak Pemohon dan Peserta Sertifikasi 5

7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat 6

VIII. BIAYA SERTIFIKASI 6

IX. PROSES SERTIFIKASI 6

9.1 ProsesPendaftaran 6

9.2 Proses Asesmen 7

9.3 Proses Uji Kompetensi 7

9.4 Keputusan Sertifikasi 8

9.5 Pembekuan dan PencabutanSertifikat 9

9.6 Pemeliharaan Sertifikat 9

9.7 Proses Sertifikasi Ulang 9

9.8 Penggunaan Sertifikat 9

(4)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

I. LATAR BELAKANG

Strategic planner memiliki peranan penting dalam komunikasi pemasaran merek.

Mereka seringkali dianggap sebagai penentu landasan dan arah komunikasi merek. Untuk itu

Strategic Planner menggali keunggulan merek, mendengarkan, mengidentifikasi kebutuhan

konsumen, menyediakan solusi sebagai pesan, mengurangi kompleksitas penyampaian pesan, menciptakan nilai, dan menyediakan strategi komunikasi yang berkelanjutan. Dalam banyak kondisi, strategic planner dituntut untuk bersikap fleksibel, peka terhadap tren, bekerja sama dengan pihak dan berusaha meningkatkan loyalitas konsumen.

Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Bab II Pasal 44 menyatakan:

(1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

(2) Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. (3) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan

sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan tertentu.

Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 25 Ayat (5) menyatakan bahwa mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh:

a. Ijazah, bagi lulusan program diploma, program sarjana, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan;

b. Sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi;

c. Sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya;

d. Gelar; dan

e. Surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

Permenristekdikti Nomor 59 Tahun 2018 Pasal 13 ayat (2) menyatakan bahwa sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

Skema ini disusun berdasarkan Peta Okupasi Nasional Bidang Komunikasi Nomor : 70/KOMINFO/BLSDM/KS01.07/4/2018, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 109 Tahun 2010 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Komunikasi dan Informatika Sub Sektor Teknologi dan Informatika Bidang Desain Grafis Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Keputusan

(5)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Bidang Kewirausahaan Industri, dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 389 Tahun 2013 tantang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis, Golongan Pokok Kegiatan Kantor Pusat dan Konsultasi Manajemen, Golongan Konsultasi Manajemen, Sub Golongan Konsultasi Manajemen Area Kerja Pemasaran

Pada masa kini, terjadi perluasan cakupan kegiatan, tidak hanya pada periklanan saja, tetapi juga aktivitas elemen promosi lainnya, atau bergeser menjadi spesialis di industri komunikasi pemasaran, seperti creative boutique, media specialist, experimental marketing

agency, interactive marketing agency, brand activation agency, word-of-mouth marketing agency, dan sejenisnya. Singkat kata terjadi pergeseran dari kegiatan yang semula lebih

bersifat taktis menjadi kegiatan strategis, yang semula lebih ke sektoral, menjadi kegiatan komunikasi pemasaran yang terintegrasi (Integrated Marketing Communications).

Meskipun terjadi perubahan dan perluasan kegiatan, baik dalam pengembangan kreatif maupun penetrasi media, secara mendasar perusahaan periklanan tetap mengacu pada kegiatan utama dalam industri komunikasi pemasaran atau periklanan, yakni pada bidang pengembangan pesan (creative department) dan penetrasi media (media department), dengan memanfaatkan berbagai elemen komunikasi pemasaran. Adapun untuk pengelolaan inti dan penetrasi pesan yang dikenal sebagai bidang kreatif (creative department), terjadi penambahan aktivitas yang lebih berorientasi pada pengembangan strategi yang dikenal sebagai bidang Strategic Planner, bahkan bidang ini menjadi bidang atau departemen baru di industri komunikasi pemasaran atau periklanan. Dengan skema sertifikasi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi pemangku kepentingan.

II. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI 2.1 Ruang Lingkup: Strategic Planner

2.2 Lingkup Pengguna Sertifikasi: Full Service Advertising Agency, In House

Advertising Agency, Brand Consultant, Graphic Boutique, Marketing Consultant

dan bidang lainnya yang membutuhkan kompetensi Strategic Planner III. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMASERTIFIKASI

3.1 Memastikan kompetensi Strategic Planner sehingga kompeten dan mampu menjalankan tugasnya dengan profesional.

3.2 Menjadi acuan bagi LSP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Asesor Kompetensi untuk melakukan asesmen.

(6)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

IV. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-Undang

Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

4.3 Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

4.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4.6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

4.7 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar, dan Tatacara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi.

4.8 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.

4.9 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Tatacara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

4.10 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep.109/MEN/VI/2010 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Komunikasi dan Informatika Sub Sektor Teknologi dan Informatika Bidang Desain Grafis.

4.11 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 389 Tahun 2013 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis, Golongan Pokok Kegiatan Kantor Pusat dan Konsultasi Manajemen, Golongan Konsultasi Manajemen, Sub Golongan Konsultasi Manajemen Area Kerja Pemasaran. 4.12 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 53

Tahun 2014 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis Bidang Kewirausahaan Industri. 4.13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.21/MEN/X/2007

(7)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

4.14 Peta Okupasi Nasional bidang komunikasi 2008 Nomor: 70/KOMINFO/BLSDM/KS.01.07/4/2018

4.15 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1 / BNSP / III / 2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi.

4.16 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 2 / BNSP / VIII / 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

V. PAKET/KEMASAN KOMPETENSI

5.1 Jenis kemasan : Okupasi Nasional 5.2 Skemasertifikasi : Strategic Planner 5.3 Rincian Unit Kompetensi

No Kode Unit Judul Unit

1 M.741000.024.01 Melakukan Riset Kualitatif

2 M.702090.009.01 Melakukan atau mensupervisi Riset brand kompetitor

3 M.702090.010.01 Pemahaman data Riset Konsumen (kualitatif dan kuantitatif)

4 TIK.DG01.010.01 Pembuatan Brief Kreatif

5 TIK.DG02.009.01 Memastikan hasil kreatif sesuai brief

VI. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1 Mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Studi llmu Komunikasi

6.2 Telah lulus mata kuliah Strategi Taktik Iklan, Strategi Picthing Iklan, Riset Iklan, Metode Penelitan Komunikasi 1 dan Metode Penelitian Komunikasi 2.

VII. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1 Hak Pemohon dan Peserta Sertifikasi

7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi.

7.1.2. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi.

7.1.3. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat nasional.

(8)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

7.1.4. Memperoleh jaminan kerahasiaan terhadap proses sertifikasi. 7.1.5. Memperoleh hak banding terhadap keputusan sertifikasi. 7.1.6. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.

7.1.7. Menggunakan sertifikat yang diperoleh untuk promosi diri sebagai Strategic

Planner

7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1. Melaksanakan keprofesian sebagai Strategic Planner

7.2.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen.

7.2.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan.

7.2.4. Menjamin terpeliharanya kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi

7.2.5. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan.

7.2.6. Membayar biaya sertifikasi.

VIII. BIAYA SERTIFIKASI

8.1 Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana lainnya.

8.2 Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor asesor, penggandaan materi, biaya akomodasi dan transport asesor yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen Rp. 500.000.

IX. PROSES SERTIFIKASI 9.1 Proses Pendaftaran

9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen (Skema Sertifikasi Strategic

Planner) ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi,

penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat.

9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan bukti :

9.1.3. Copy Kartu Tanda Mahasiswa

9.1.4. Bukti telah menyelesaikan mata kuliah sesuai dengan persyaratan 6.1 9.1.5. Pas foto terbaru 4x6 sebanyak 2 lembar background warna merah

(9)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

9.1.6. Peserta mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung.

9.1.7. Peserta menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.

9.1.8. LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa peserta sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

9.2 Proses Asesmen

9.2.1. Asesmen skema sertifikasi Strategic Planner direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.

9.2.2. LSP UMY menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen.

9.2.3. Asesor melakukan verifikasi persyaratan skema menggunakan perangkat asesmen dan mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.

9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.

9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan.

9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut uji kompetensi.

9.3 Proses Uji Kompetensi

9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi yang dapat dilakukan dengan menggunakan metoda praktik, tertulis, lisan yang andal dan objektif serta konsisten. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.

(10)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan melalui verifikasi LSP

9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian skema sertifikasi

Strategic Planner diverifikasi dan dikalibrasi.

9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji kompetensi dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM 9.3.5. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM

direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.3.6. Asesor melaporkan dan menyampaikan rekomendasi hasil uji kompetensi kepada LSP.

9.4 Keputusan Sertifikasi

9.4.1. LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses uji kompetensi mencukupi untuk:

a. mengambil keputusan sertifikasi;

b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor melalui proses uji kompetensi. Personil pelaksanaan uji kompetensi tidak ikut serta dalam membuat keputusan sertifikasi.

9.4.3. Personil LSP UMY yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman dalam proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.

9.4.4. LSP UMY melakukan sidang pleno untuk memverifikasi berkas sertifikasi dan menetapkan status kompetensi yang dibuat dalam berita acara, untuk proses penerbitan sertifikat kompetensi.

9.4.5. LSP UMY menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun.

9.4.6. LSP menerbitkan sertifikat kompetensi Strategic Planner kepada semua yang berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat berlogo Garuda Pancasila yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun

(11)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

9.4.7. Sertifikat diserahkan setelah seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.5 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1. LSP UMY akan melakukan pembekuan sertifikat jika seorang pemegang sertifikat:

a. Melanggar ketentuan pemegang sertifikat; b. melanggar ketentuan disiplin peserta didik;

c. menyalahgunakan kewenangan yang telah diberikan; d. mencemarkan nama baik LSP UMY.

9.5.2. LSP UMY Akan melakukan pencabutan sertifikat apabila tidak

mengindahkan peringatan yang telah diberikan dalam penyalahgunaan sertifikat.

9.6 Pemeliharaan Sertifikat

LSP UMY tidak melakukan Pemeliharaan terhadap Sertifikat Kompetensi

9.7 Proses Sertifikasi Ulang

LSP UMY tidak melakukan proses sertifikasi ulang dan disarankan untuk sertifikasi ulang melalui LSP P3 yang relevan.

9.8 Penggunaan Sertifikat

Pemegang sertifikat harus menandatangani persetujuan untuk : 9.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan

9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan

9.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP UMY dan tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah

9.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP UMY yang menerbitkannya.

9.9 Banding

9.9.1. LSP UMY menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding.

(12)

SKEMA SERTIFIKASI

STRATEGIC PLANNER

9.9.2. LSP UMY menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.

9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.9.4. LSP UMY memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanggal 9 November 1945 sekitar pukul 11.00 Gubernur Soerjo memerintah kepada Pak Dirman, Roeslan Abdul ghani, dan seorang Kundan untuk mendatangi Jenderal

Tentukan gaya sentripetal yang bekerja pada sebuah benda bermassa 1 kg yang sedang bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari lintasan sebesar 2 m dan kecepatan 3

Asuransi Kendaraan Bermotor adalah suatu jaminan yang memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian / kerusakan / kehilangan atas kendaraan bermotor, yang disebabkan

Jika dikombinasikan aspek-aspek ini meliputi suatu rentang dari wellness yang dapat mengaktualisasikan diri, dan memberikan penilaian positif terhadap diri sendiri dan

Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir, mengurangi akibat yang ditimbulkan ketika banjir terjadi, menggambarkan potensi risikonya,

1) Guru menyampaikan topik materi “Mendeskripsikan logo atau lambang” yang akan dipelajari secara garis besar. 2) Guru memberikan pengarahan mengenai kegiatan yang akan

[r]

Sebagaimana pernyataan yang telah diuraikan dalam latar belakang penelitian bahwa minat baca dan motivasi belajar memiliki hubungan dengan keterampilan menulis