• Tidak ada hasil yang ditemukan

I'JAZ AL-QUR'AN DITINJAU DAR! USLUB ISTI'ARAH TESIS. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I'JAZ AL-QUR'AN DITINJAU DAR! USLUB ISTI'ARAH TESIS. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister. Oleh:"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

an-Nisa, dan Surat al-Ma'idah)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister dalamBidang Stndi Bahasa dan Sastra Arab

Oleh:

H.

Deden Hidayat

NIM.01.2.00.1.06.01.0042

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008/1429

(2)

Tesis dengan judul "I'JAZ AL-QUR'AN DITINJAU DARI USL(JB ISTI'ARAH"(Kajian Balaghah pada Surat al-Baqarah, Ali 'Imran, an-Nisa, dan Surat al-Ma'idah) yang ditulis oleh H. Deden Hidayat dengan NIM.01.2.00.1.06.01.0042, telah disetujui oleh pembimbing untuk dibawa ke siding ujian Tesis.

~maThibRaya,MA

"HII~Nopember 2007)

Pembimbing II,

i~ALv1J

Dr.H. A. WahibMu'thi

(Tanggw:30Nopember200

n

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(3)

Tesis dengan judul "I'JAZ AL-QUR'AN DITINJAU DARI USLlm ISTI'ARAH"(Kajian Balaghah pada Surat al-Baqarah, Ali 'Imran, an-Nisa, dan Surat al-Ma'idah) yang ditulis oleh H. Deden Hidayat dengan NIM. 01.2.00.1.06.01.0042, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan permintaan tim penguji.

Tim Penguji:

d Thib Raya, MA

~7- ~.

Penguji III,

Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA (Tanggal: \

7--/10 /

~o3

Penguji II, Dr. H. A. Wahib Mu'th,i (Tangga1:

I

"f

I

0 fa

I

;:w0

If

Dr. Ahmad Dardiri, MA (Tangga1:

17/0/,/-z..o0:8

• YusufRahman, MA (Tanggal:

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(4)

Yang bertandatangan di bawah ini: Nama

Nomor Indnk Mahasiswa Konsentrasi

Alamat

= H. Deden Hidayat = 01.2.00.1.06.01.0042

= Bahasa dan Sastra Arab

= Jalan Suplier1/28 Perum Rancaekek Kencana BlokVRT.05/RW. 18 Kabupaten Bandung

Dengan iill menyatakan bahwa Tesis yang beIjudul "I'JAZ AL-QUR'

AN

DITINJAU DAR! USLUB ISTI'ARAH (Kajian Balaghah pada Surat

al-Baqarah, Ali 'Imran, an-Nisa', dan Surat al-Ma'idah)"adalah hasil tulisan sendiri, kecuali sebagiannya merupakan kutipan dari pendapat orang lain. Demikian, surat pemyataan iill dibuat dengan sesungguhnya.

Bandung, 27 Nopember 2007

(5)

Salah satu seni pengungkapan makna dalam bentuk gambaran imajinatif yang dikemukakan pada sebabagian ayat-ayat AI-Qur'1in adalab menggunakan gaya babasa isti'arah (metafora). AI-Qur'1in banyak menggunakan gaya babasa

isti 'arah, sehingga waJaupun sering dibicarakan dan ditulis, tetap saja kurang

dipabami, karena selain berbabasa Arab juga banyak menggunakan metafora. Oleh karena itu AI-Qur'1in selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, sehingga dari satu teks Al-Qur' an mengbasilkan sekian banyak interpretasi dan ilmu pengetabuan. Usliib ayat-ayat dalam surat al-Baqarab, Ali 'Imr1in, an-Nisa, dan surat al-M1i'idab akan diteliti untuk mengungkap kemukjizatannya. Salab satu bentuk kemukjizatan babasa AI-Qur'an adalab ungkapan yang mengandung metafora dan efek yang ditimbulkan dari struktur babasa yang digunakan oleh AI-Qur'1in.

Tujuan penelitian ini adalab: 1) untuk mengetahui jenis ungkapan uslfib

isti'iirah yang terdapat dalam surat al-Baqarab, Ali 'Imr1in, dan surat an-Nisa; dan

2) untuk mengetabui efek i'jaz AI-Qur'an yang ditimbulkan dari usZUb isti'arah dalam surat al-Baqarab, Ali 'Imr1in, an-Nisa, dan surat al-Ma'idab.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif analisis, yaitu menguraikan, menganalisis, mengkategorisasikan, dan mengklasifIkasikan ayat-ayat yang mengandung isti'arah dalam surat al-Baqarab, Ali 'Imriin, an-Nisii dan surat al-Mii'idab serta efek yang ditimbulkannya. Sedangkan pendekata11 penelitian

iniadalab pendekatan ilmu al-Baliighab (retorika), lebih tepatnya yaitu ilmu Bayan untuk mengungkap usliib isti'iirab sebagai salab satu kemukjizatannya Al-Qur'1in ditinjaudaristruktur usliib babasa dan sastranya.

Hasil penelitian yang ditemukan adalab sebagai berikut:

1. Ke'ijiizan bentuk atau ragam pengungkapan isti'arah dari perspektiftharjayni-nya dalam surat al-Baqarah mencakup isti'arah makniyyah dan tashriihiyyah; dan dari perspektifI musta 'ar-nya mencakup isti 'arah taba'iyyah dan ashliyyah; begitu juga jenis isti'iirab dalam surat Ali 'Imran surat an-Nisa, dan

surat al-Mii'idab.

2. Sedangkan efek (tujuan) isti'arah dalam babasa Al-Qur'an terutama dalam surat al"Baqarab, Ali 'Imriin, an-Nisa, dan surat al-Mii'idab adalab: a) dalam surat al-Baqarab untuk mubiilagbab, menampakkan yang masih samar; b) dalam surat Ali 'Imr1in untuk memberikan kesan sangat, menampakkan yang masih samar; menje1askall yang tampak tetapi belum begitu jelas; menjadikan yang tidak kelihata11 menjadi ke1ihata11; c) dalam surat an-Nisii mengandung efek memberikan kesan sangat; menjelaskan yang tampak tetapi belum begitu je1as; di samping juga untuk menjadikan yang tidak kelihatan menjadi kelihatan; dan d) dalam surat al-Ma'idah mencakup mubalaghah, menjadikan yang tidak kelihatan menjadi ke1ihatan, dan menampakan yang samar (izhhiir al-khafY).

(6)

i~I L. I p ) .,},."""'11 y)"-I

</' ;;.,;

Ty4J1 ul;'11 ~ fr.'"

'J

:c..lh.:-ll ..,..,JL-

'.Ii

i f

~

Jr.J

f}01 i.lTy4JI

'J

y)"-\,IIIJ.,,, ...IJ, ij)lJI i f ) "fr.'"

'J

y)"-\,II U... f}01 i.lTy4J1

J.a>'

LS>" ~ (,,?"'Iy i f i.l,.",..L,]1 4; i U~ J..l..,a..5' f}01 i.lTy4JI) .... c.A,J\;) ~

' ?

~J

,All 'Jr'

'J

f}01 0Ty4JI y)"-I Y' ~IIJ.",Cyoi>y) .u, r=- '1 0},...) u1~ lp

iJ'J

"j6A J.J"P i f 'J.J"P <.>.? J,WI 4; i

f r

,..Lilli,Jr') .WI 'Jr') i.l1J""" JT 'Jr')

." ;\; L.) 'JL.:;..,'11 y)..-i

'J

'fr.'" <$y.UI 'j~! J.J"Pi f

i.l1J""" JT 'Jr') ,.;.,.\1 ' J r

'J

'JL.:;..,',II y)..-I tly! ....rv (\ :Y' ~I IJ.", 0..u.

' J r

'J

'JL.:;..,'11 y)..-i 4:>-L; i f f}01 i.lTy4J1 j~! J[;I ....rv (Y \'.!JLlI 'Jr') .WI 'Jr')

.'.!JLlI 'Jr') .WI'Jr') i.l1J""" JT 'Jr') ,.;.,.\1 ul;'11 ~)

J#-)

c..? Y') i.l~I

J#-

& Y' ~I IJ.",

0

i~1 ~I) J>..lll L.i .'.!JLll'Jr' ) .WI'Jr' ) i.l1J""" JT ' J r ) ,All ' J r

'J ,},.;....

'11

r4"

~l ;;.,;Ty4J1 y)"-I <$.? ...t>. 4A..,a., i.lWI ~) :c.l>- 4A..,a., :iP)\,.I1 ~

J>'..Lo

~ ~I IJ.",

'J

i.lh.:-ll .<),,\,11) <$jJJl y)"-\,II ~ i f i.lTy4JIj~! t l) i f

c.r>

'JL.:;..,'11

:c}.

LS

</'

~I IJ.", ~) 'JL.:;..,'1I) ~I 'JL.:;..,'11

J.<-

<$,;;.i ~I "",)oJ1 ~ i f '}",.,...'11 y)..-i

0

j~)'1 .'

J!a.;Lp)'l,) .:lJ.,o\,l1 ,},"""'11) ' ••..\1 ,},"""'11

J.<-

<$y;. ~I Jt.::...J.1 ~ i f ) ~~I

\'.!JLlI ' J r ) .WI' J r ) 01J""" JT' J r ) ,All,J r

'J ,)•

.:...'11 tlyi d!;

.WI 'Jr') 01~ JT 'Jr') ,All 'Jr') :c.l>- 4A..,a., f}0\ i.lTy4JI

'J

'JL.:;..,'11 ,J.",)

.r

;Wt.,ll

.101

(y 1,';"'\1 'Jr' <,'1 ~I J41!) ;Wt.,ll

.101

(! :Y' ...t>. 4A..,a., '.!JLlI 'Jr')

.b! (c \iJ1~JT'Jr'

0

t;

r

J..r'.

~L.

J=-)

Jhl, ~ -",,\kI1 C.L.a;l) ~I J411J

;Wt.,ll

.101 (,

I.WI 'Jr' <,'1 l,Jr

J..r'.

~L.

J=-)

Jhl, ~ -",,\kI1 C.L.a;1J ;Wt.,ll .'.!JLlI' J r <,'1 ~I J41l) LJr J..r'.~L.

J=-)

(7)

(chapters) AI-Baqarah, Ali ImrllD, an-Nisa, and al-Maidah

The using of the isti'arah (metaphor) literary style has become one of the arts of revealing the meaning ini an maginative fonn on several verses of Al-Qur'an. AI-Qur'an intensely uses such metaphoric style. Although it is often discussed and researched, yet, it is quite hard to understand. Nevertheless, AI-Qur' an always attracts people to recite, learn, comprehend and do the research on it, since even a text may bear several interpretation and knowledge. This study is conducted to investigateI'jaz (the miracle) of AI-Qur'an by researching the uslub (style) of verses in surahs (chapters) Baqarah, Ali lmran, an-Nisa, and al-Maidah. One of the miracles of Qur' anic language is the metaphoric expressions and their effects of its language structure.

This study is conducted: I)to investigate the kind of phrases/ expressions of uslub isti'arahcontented in surahs (chapters) al-Baqarah, Ali lmran, an-Nisa, and al-Maidah; and, 2) to find out the effects of their I'jaz emerged from the uslub isti 'arahused in surahs (chapters) al-Baqarah, Ali Inml11, an-Nisa, and al-Maidah.

This study employs the descriptive analysis method. Since, it describes, analyzes, categorizes, and classifies the metaphoric verses and their effects in surahs (chapters) a1-Baqarah, Ali Imran, an-Nisil, and a1-Maidah, this is also known as the content-analysis method. AJ-Balaghah(the rhetoric) is used as the approach of the study, especially the science ofBayan, to find out the uslub isti 'arahas one the miracles of Al-Qur'an viewed from its language structure and literature.

The research findings are as follows:

1. The miracle ofisti 'arahform of expressions from the perspective ofthaifayni in surah a1-Baqarah are Isti 'arah makniyyah and tashrihiyyah; and from the perspective of musta 'ar are isti 'arah tabaiyah and ashliyyah; and so, the findings are similar in surahs a1-Baqarah, Ali lmran, an-Nisa, and al-Maidah. 2. The effects (implications) of isti'arah in Al-Qur'an language, especially in

surahs al-Baqarah, Ali Imran, an-Nis!!, and al-Milidah are: a) in al-Baqarah, to express a very deep impressions (mubtilaghah) and to show the vague/ indistinct things; b) in surah Ali Imran, to express a very deep impressions, show the vague thing, clarifY the ambiguous, and personifY the non-person; c) in surah an-Nisil, to express a very deep impressions, clarifY the ambiguous and personifY the nonperson; and, d) in surah al-Milidah are mubiilaghah, to personifY the non-person, and show the vague things (izhhtir al-khafy).

(8)

Puji dan syukur hanya dipanjatkan kepadaAllah Subhanahu wa Ta'iila atas

petunjuk dan rido-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul:

I'jaz Al-Qur'an dalam Surat al-Baqarah,

'Ali

Imran, an-Nisa, dan surat

al-Ma'idah Ditirijau dari Uslub Isti 'arah. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat guna menyelesaikan studi Strata Dua (S.2) dan untuk memperoleh gelar Magister (MA), Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab pada Program PascasaIjana Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

Kendala, kesulitan, dan rintangan bayak sekali yang dihadapi, namun penulis selalu berupaya semaksimal mungkin dan berkat adanya dorongan serta bantual1 dari berbagai pihak, akhimya tesis ini dapat terselesaikan.

Berkat dorongan dan bantuan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besamya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri (DIN) Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra selaku Direktur Sekolah PascasaIjana Universitas Islam Negeri (DIN) SyarifHidayatullah Jakarta;

3. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA dan Dr. H. A. Wahib Mu'thi sebagai pembimbing yang telah bersedia mengorbankan pikiran dan waktunya serta banyak membantu penulis dalam proses penyelesaian tesis ini;

4. Bapak-bapak Dosen Sekolah PascasaIjana yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan staf administrasi Sekolah PascasaIjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membantu kepada penulis, semoga iImu yang diterima penulis dapat bermanfaat di dunia dan akhirat nanti. Amin;

5. Orang Tua (al-marhUm wa marhiimah), Abi (Drs. K.H. Hafizh Utsman), dan Umi (Hj. Ratu Siti Hasanah) yang telah banyak memberikan bantuan dan perhatiannya, semoga menjadi amal shalehdisisi Allah SWT;

(9)

8. Sebagai pamungkas, penulis memanjatkan do'a semoga semua orang yang telah membantu penulisan tesis ini selalu mendapat lidha, pahala, dan ampunan Allah Pengauasa alam ini. Amin.

Bandung, 12Juni2008 Penulis,

(10)

Huruf Arab Nama HUrufLatin Nama

• Huruf laitin tidak

\ Alif dilaJ11banltkl1l1 tidak dilambangkan

y ba b be u ta t te Q sa ts te dan es {. jim J je ha (dengan titik di

C

ha

h

bawah)

t

kha kh kadanha ~ dal d de ~ zal dz de danzet J ra r er J zai z zet U" sin s es • syin sy es dan ye U" ~ sad sh es danha ~ dad db de dan h J, 13 th te danha j; za zh zetdan ha

p-

,am

.

,

kama terbalik di atas

~

gain gh gedanha

J

fa f ef

J

qaf q ki

(11)

0

nun n en

.) wau w we

ft> ha h ha

,;. hamzah , apostrof

i.f

ya ya ye

A. Vokal Tunggal B.Vokal Rangkap

Tanda Nama Huruf Nama latin

- -

Fatrah a a

-

Kasrah i i

Dammah

- u u

Tanda Nama Huruf Nama &huruf latin

,,-

Fathah&ya ai a&i

J - fathah& wau au a&u

contoh:

u:,.-

U';.

c.

Maddah (Tanda Panjang)

, ,

~

, ,

IjJ~

Ju

ii i

a

D. Kata Sandang dalam Bahasa Arab(JI)

Contoh

ar-rajul .p.-)I

asy-syams ~I

lls-Sllyyidah 6..L,..J1

(12)

PERSETUJUAN PEMBIMBlNG i

PENGESAHAN ii

PERNYATAAN iii

ABSTRAK '" ., , iii

KATA PENGANTAR vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ix

DAFTAR lSI xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah I

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah II

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 11

D. Tinjauan Pustaka 12

E. Kerangka Berpikir 14

F. Metode dan Langkah Penelitian 16

G. Sistematika Penulisan 19

BAB II USLUB ISTI'ARAH

A. Isti'llrah dalam IImu Baliighah 20

I. Pengertian Isti'iirah 20

2. Rukun Isti'iirah 30

3. Jenis Isti'iirah 32

4. Efek yang Ditimbulkan dari Struktur Isti'iirah 35

B. Isti'iirah dalam AI-Qur'1in 36

BAB III KONSEPI'

JAz

AL-QuRAN

A. Pengertian 'Ijaz 48

B. Pengertian 'Ijaz AI-Qur'1in 50

(13)

C. Isti'arah da1am Surat an-Nisil 113

D. IsH' arah da1am Surat aJ-Mil' idah 122

E. Efek yang Ditimbu1kan dari Struktur Isti'arah da1am Bahasa

A1-Qur'an 129

1. Efek Isti'arah dalam Surat al-Baqarah 129

2. Efek IsH'arah da1am Surat Ali 'Iruran 139

3. Efek Isti'arah dalam Surat an-Nisil 147

4. Efek Isti'arah dalam Surat a1-Mil'idah 150

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 154

B. Saran-Saran 157

DAFTAR PUSTAKA 158

LAMPIRAN 162

(14)

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sistem lambang arbitrerl yang dipergtmakan suatu

masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasi diri.2 Menurut Ahmad

al-Hasyimy,3 bahasa adalah kata-kata yang ditmgkapkan oleh suatu kaum untuk menyampaikan keinginannya. Bahasa juga dapat diartikan sebagai media komunikasi, media lUltuk menyampaikan gagasan, pikiran, keinginan, dan tujuan penutur kepada orang lain atau suatu bangsa dengan bangsa lainnya.

Menurut Naja Ibrahim Muhan1ll1ad,4 bahasa Arab adalah bahasa yang saat

ini digtmakan oleh bangsa-bangsa arab atau penduduk semenanjtmg Arabia dari Teluk Persia sampai laut Atlantik(min al-Khalij ita al-Muhith), yang mana dalam sejaralmya, dialek Quraisy yang dipergtmakan oleh kaum bangsawan Quraisy, sebagai kabilah Nabi Muhan1ll1ad saw, sangat berpengaruh dan dominan dalam perkembangan bahasa itu.

Bahasa Arab juga sebagai bahasa kaum muslimin, sejak terbitnya fajar Islam dan dengan bahasa inilah AI-Qur'an diturtmkan sebagai tmdang-tmdang dasar dan pedoman hidup (wtry of life) kaum muslimin, dan merupakan ballasa yang dipergtmakan oleh Nabi dan Rasul penutup. Bahasa Arab adalah bahasa yang paling tua yang masih hidup di dunia tanpa mengalami perubahan yang

'Arbitrer artinya manasuka alau sewenang-wenang. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka, 2005), bal. 64.

(15)

.~-berarti selama empat belas abad lal1lanya ballkan menjadi media kebudayaan dunia Islam dunia di Timur dan di Barat.5

Pada saat bahasa dan sastra Arab berada dalam puncak kejayaan dan kegemiIangan pada empat belas abad yang lalu, maka AI-Qur'iin itu diturunkan. Pada masa itu banyak sekali terdapat ahIi-ahli sastra dan aWi-ahli pidato yang pandaidanhebat lagi masyhur.

AI-Qur'iin adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dengan bahasa Arab, yang mengandung petunjuk bagi umat manusia dan l1lenjadi pegangan hidup bagi mereka yang ingin l1lendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. AI-Qur'iin juga sebagai mu Jizat terbesar yang diberikan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw, yang memiliki keistimewaan-keistimewaan yang diakui oleh kawan dan lawan, baik ditinjau dari segi bahasanya maupun dari segi kandungarmya.

Kemukjizatan Al-Qur'iin teIah terbukti sejak awaI turunnya dengan tidak ada seorangpun dari orang Arab maupun non Arab yang mampu menandinginya, padahal mereka memiIiki tingkatfashiihahdan baliighah yang sangat tinggi. Hal ini diakui oIeh salah seorang satrawan yang terkenal hebat dan masyhur pada masa itu, yaitu Abu al-Walid bin al-Mugirah, setelall ia mendengar firman Allah swt dalam surat FushiIat yang dibacakan Iangsung oleh Rasul saw dihadaparmya, ia berkata: "Aku beIum pernah mendengar kata-kata yang seindah ini, itu bukanlah sya'ir, bukan sihir, dan bukan pula kata-kata aWi tenung. Sesunggulmya Al-Qur'iin itu ibarat pohon yang daUll11ya rindang, akamya terhujam ke dalam

(16)

tanah, susunan katanya manis, indah dan enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia, ia tidak ada yang dapat menandinginya.6

Untuk melihat aspek kemukjizatan AI-Qur'an, para ulama berbeda pendapat, di antara mereka ada yang berpendapat bahwa ijlizAI-Qur'an terdapat pada kefashihan Iqfazh-Ia!azh-nya,sistem dan susunannya yang indah, kandungan maknanya yang jelas, karena redaksi dan gaya bahasa AI-Qur'an sangat tinggi, dan tidak ada yang menandinginya. Ulama lain memandang bahwa i}iiz AI-Qur'lin terdapat pada kandungannya yang memberitakan tentang hal-hal yang terjadi pada masa lalu sejak proses penciptaan makhluk.

Sebagian yang lain berpendapat bahwa kemuIgizatan AI-Qur'an terdapat pada pengaruhnya yang kuat di dalam hati pata pendengar melalui bacaan yang menyejukkan, lafadznya singkat, maknanya luas, dan isinya banyak mengandung berbagai Hmu pengetahuan.

Ulama lain mengatakan bahwaijiizAI-Qur 'linitu terletak pada banyaknya keistimewaan-keistimewaan yang tampak dan keindahan yang mengagumkan yang terkandung di dalam AI-Qur'an, baik dalam pendahuluan, tujuan,

rnunasabah,dan penutup setiap surat.

Dari beberapa pendapat di atas, pendapat yang disebutkan terakhir tampaknYa lebih mencakup dan menyeluruh. Karena melihat mukjizat yang terkandung di dalam AI-Qur'an meliputi; aspek lafadz dan bunyi, gaya bahasa yang tinggi, dan sistem struktur Yang indah,

Aspek lafadz, gaya bahasa, dan sistem struktur tersebut berada dalam cakupan satu lingkaran, yaitu lingkaran Hmu hayan yang menjadi aspek keistimewaan al-Qur'an. Namun kemukjizatan AI-Qur'an bukan hanya pada

6AI-Imam Badrudin Muhammad bin Abdullah az-Zarkayi,al-Burhanfi Ulum AI-Qur'iin. (Dar

(17)

kejelasan dan kesusastraannya saja, tetapi juga masih banyak aspek-aspek lain yang dapat menimbulkan kemukjizatan AI-Qur'an. Manna' al-Qaththan menyebutkan bahwa ada tiga aspek penting kemukjizatan al-Qur'an, yaitu; I ) I'jaz AI-Qur'an dari aspek kebahasaan (al-I'jaz al-Lughawy); 2) I'jaz AI-Qur'an dari aspek keilmuan (al-I'jaz al- 'flmy); dan 3) I'jaz AI-Qur'an dari aspek penelapan hukum(al-I'jaz al-Tasyri'iy).7

Kemukjizatan AI-Qur'an dari aspek kebahasaan (al-I'jaz al-Lughawy) mempunyai cakupan bahasan yang sangat luas, antara lain menyangkut; morfologis, sintaksis, semantik, dan gaya bahasa (uslUb) alau pengungkapan dan pengekpresian suatu makna yang met1iadi ruang Iingkup kajian ilmu balaghah.

Para ahli bahasa Arab telah menekuni dan mengembangkan ilmu bahasa

ini dengan berbagai disiplin keilmuanya. Mereka menggubah puisi dan prosa, kala-kata bijak, dan masal yang tunduk dalam aturan bayan dan diekpresikan dalam usliib-uslUb yang memukau, dalam gaya hakiki dan majiizi (metafora), ithnab dan fjaz, serta tutur dan ucapanya. Meskipun bahasa itu telah mencapai tingkat yang tinggi bahkan mencapai puncak keemasan pada masa itu, sehingga dikenal sebagaifushhii dan baliighahnya Arab, tetapi ia menjadi tidak berarti apa-apa di hadapa-apan AI-Qur'iin al-KarIm.

Orang Arab tidak ada yang mampu menandinginya, padahal sesungguhnya bahasa AI-Qur'an tidak keluar dari aturan-aturan bahasa mereka, baik lafazh dan hurup-hurupnya serasi, ungkapannya indah, usliib-nya mengagumkan, ayat-ayatnya teratur, serta memperhatikan situasi dan kondisi dalam berbagai macam bayan-nya, baik dalam jumlah ismiah danfi'liah, nafi dan itsbat, zikr dan hazj tankir dan ta'rif, taqdfm danta 'khfr, fjiiz dan ithnab, umum dan khusus, muthlaq

(18)

dan muqayyad, dan lain sebagainaya. Namun, AI-Qur'iin bahasanya jauh lebih unggul dari kemampuan bahasa manusia (orang Arab), khususnya pada masa itu dan samapai akhir zaman.

Aspek-aspek keistimewaan dan kemukjizatan AI-Qur'an tersebut berada dalam cakupan bahasan ilmu balaghah, yaitu merupakan suatu disiplin ilmu yang berlandaskan pada kehalusan jiwa dan ketajaman menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar di antara macam-macam usliib (gaya bahasa). Balaghah adalah ilmu yang mengolah makna yang tinggi dan jelas, dengan ungkapan yang benar dan fashih yang memberi kesan yang mendalam di dalam jiwa dan sesuai dengan situasi dan kondisi orang-orang yang diajak bicara.8

Dalam arti lain, ballighah merupakan kemampuan dalam mengekspresikan apa yang ada di dalanl jiwa, dengan ungkapan yang benar dan jelas serta memberi kesan yang mendalam baik bentuk lafadz maupun maknanya sesuai dengan situasi dankondisi.

Dengan demikian maka unsur-unsur balaghah adalal1 lafazh, makna, dan susunan kalimat yang memiliki kekuatan, kesan dan pengaruh di dalam jiwa dan keindal1an. Di samping itu juga kejelian dalam memilih kata-kata dan usliib, sesuai dengan tempat berbicara, waktu, tema, dan kondisi para pendengamya.

lImu ballighah (retorika Arab) mengkaji bagaimana cara menglmgkapkan suatu

makna atau arti dengan menggunakan susunan kalimat yang indah dan pilihan kata yang tepat dengan berbagai gaya bahasa yang berbeda-beda, sehingga ungkapan tersebut mempunyai keindahan bahasa dan memberi pengaruh pada lawan bicara atau pendengamya. Selain itu kajian yang terpenting dalam ilmu

(19)

baliighah adalah seni menggambarkan suatu ungkapan bahasa dengan berbagai bentuk gambaran imajinatif dalam mengekpresikall suatu makna.

Gambaran imajillatif itu dapat berupa gambaran at-tasybih (simile),

al-majiiz(figuratif), al-isti'iirah (metaforis) maupun al-kiniiyah (metonimia), seperti:

Artinya:

"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalseakan-akan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[I040J, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-Iapis), Allah membimbing kepada

cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat

perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu" (QS. An-Nur: 35)

(20)

•.J.~ ....,J -" t

i

I~r.:.r-jl

Artinya:

"Dan Sesungguhnya setiap kali Aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat " (QS. Nuh: 7)

3. Bentuk gaya bahasa majaz lsti 'arah (metafora):

? tt""'" .,.Jt"" 11"" .... ,J.--"""'J"'.,.,,'lr. .... ( .

-;~:u ()~J~

-;,;11

Jj

<;-".

!,lQ1I

:r

-':;"81

~

J.l,)j

4.!:J

fl,

~

,- ":

)1

(1

:&IJ:l!)

)JLTy.yjT

. .

~ft?

j!

.

Artinya:

"(lui adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuban Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji" (QS. Ibrahim: I).

4. Bentuk gaya bahasa al-Kiniiyah (metonimia):

(18

:uy..jl\ )

~~.".I.,::'J.T--J~j ~T

Artinya:

"Dan apakah patut (meqjadi anak Allah) orang yang dibesarkan daIam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran" (QS, az-Zukhruf; 18)

Salah satu seni pengungkapan makna daIam bentuk gambaran imajinatif Y<lng dikemukakan p<lda sebabagian ay<l!-aya! AI-Qur'an <ldalab menggunakan bentuk isti'arah (metafora), al-Isti'arah adalah bagian dari al-mqjiiz al-lughawy yang 'a/aqah-nY<l musyabbahah (penyerupMn), K<lrena AI-Qur'an b<lnyak menggunakan gaya bahasa isti'arah, walaupun sering dibicarakan dan ditulis,

tetap saja kurang dipahami.9

Meski demikian, Al-Qur'an selaIu menarik untuk dikaji dan diteliti oIeh um<l! muslim, sehingga dari sam leks Al-Qur'an menghasilkan sekian banyak interpretasi dan disiplin ilmu yang dianggap sebagai kemulgizatan AI-Qur'an.

'Muhammad Arkoun, Lecture du Coran, (G.P. Maisnneuve, Paris, 1982). Trj. Hidayatullah,

(21)

Alasan akademik yang mendorong dilakukan penelitian dengan pendekatan isti 'arah dalam empat surat di atas adalah sebagai berikut:

Pertama, surat al-Baqm'ah terdiri atas 286 ayat dan tergolong surat

madaniyyah.IO Sebagian besar ayatnya diturunkan pada permulaan hijrah, kecuali

ayat ke-28l yang diturunkan di Mina saat peristiwa hajj al-wada' (ritual hajji terakhir yang dilakukan Rasulullah). Surat ini menlpakan surat terpanjang dalam Al-Qur'an, ia dinamai al-Baqarah yang artinya sapi betina karena didalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani lsrail (ayat 67 smnpai dengan 74). Surat ini juga dinamai Fusthat Al-Qur 'an (puncak Al-Qur 'an) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Surat ini dinamai pu1a surat alif-lam-mfm karena surat ini dimu1ai dengan huruf arab, Alif-lam-mfm (rJi).lI Surat al-Baqarah mengandung isi kandungan sebagai berikutY a) keimanan dan dakwah Islamiyah kepada Ahl al-kitab dan orang-orang musyrildn yang tidak sedikit menentang isi kandungan AI-Qur'an; b) hukum-hnkum dan perintah mengeJjakan shalat; menunaikan zakat; hukum puasa; hukum haji dan umrah; hukum qishiish; hal-hal yang halal dan yang haram; bemafkah di jalan Allah; hukum arak dan judi; cara menyantuni anak yatim, larangan riM; hutang piutang; nafkah dan yang berhak menerimanya; wasiat kepada dua orang ibu-bapa dan kaum kerabat; hukum sumpah; kewajiban menyampaikan amanat; sihir; hukum merusak mesjid; hukum mengubah kitab-kitab Allah; hukum haidh, 'iddah (masa menunggu bagi perempuan yang barn ditinggal suarninya karena meninggal atau cerai), thalaq (perceraian), khulu', Ua' dan hukum menyusui, hukum melamar, mahar (mas kawin), larangan mengawini

IOMuhammad 'Ali ash,Shabiini, Shajivah at"Tafiisir Juz J, (Beirut: Dar AI-Qur'an ai-Karim, 1999), eet. ke 1, hal. 15.

(22)

wanita musyrik dan sebaliknya; hukum perang; c) kisah penciptaan Nabi Adam as., kisah Nabi Ibriihim as.; kisah Nabi Musa as. dengan Bani Isra'l1; dan d) sifat-sifat orang yang bertakwa; sifat-sifat orang-orang munafik; sifat-sifat Allah; perumpamaan-perumpamaan;!db/at,dan kebangkitan sesudah mati;

Kedua, surat Ali Imriin yang terdiri dari 200 ayat ini adalah surat

madaniyyah. Dinamakan Ali 'Irnran karena memuat kisah keluarga Irnran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam as, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri 'Irnran, ibu dari Nabi Isa as. Surat ini mengandung isi pokok-pokok sebagai beriknt: a) keimanan dan dalil-dalil serta alasan-alasan yang membantah orang Nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa as; b) hukum musyawarah, bermubahalah, dan larangan melakukan riba; c) kisah keluarga 'Irnran; perang Badar dan Uhud dan hikmalmya; dan d) golongan manusia dalam memaharni ayat-ayat mutasyabihat; sifat-sifat Allah; sifat orang-orang yang bertakwa dan yang lain-lain;

Ketiga, surat an-Nisa terdiri atas 176 ayat dan tergolong surat

Madaniyyah, Surat ini adalah surat ke-2 terpanjang setelah surat al-Baqarah. Dinamakan an-Nisa' (wanita) karena dalam surat ini paling banyak dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan wanita di samping surat atb-Thalaq.13 Pokok isi surat an-Nisa yang lainnya adalah: a) keimanan; b) hukum, seperti kewajiban para wali, hukum poligami, mas kawin, makan harta anak yatim dan orang-orang yang tak dapat mengurus hartanya, pokok-pokok hukum waris, perbuatan keji dan hukumannya, wanita yang haram dikawini; hukum mengawini budak wanita; larangan makan harta secara bathil, kesucian lahir batin dalam shalat, hukum suaka, hukum membunuh seorang muslim, shalat kbauf, larangan melontarkan

(23)

ucapan yang bUlUk, dan c) kisah Nabi Musa as dan pengikutnya, dan kisah lainnya, seperti; asal manusia adalah satu, kehalUsan menjauhi adat jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita, norma-norma bergaul dengan isteri, hak seseorang sesuai dengan kewajibannya, perlakuan ahli kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya,dasar-dasar pemerintahan, dan sebagainya.

Kempat, surat al-Ma'idah (hidangan) ini tel'masuk juga surat madaniyyah seperti surat al-Baqarah,

Ali

'Imran, dan surat an-Nisa di atas. Surat ini dinami juga surat 'uqud (perjanjian) dan al-Akhyar (orang-orang baik).J4 Surat ini diturunkan ditengah-tengah peljalanan Rasulullah dari Hadibiyah yang terdiri dari 120 ayat. J5 Pokok isi surat al-Ma'idah ini adalah: a) keesaan Allah, kisah hidangan, ikatan peIjanjian, bUlUan, thaharah, kisah Bani Israil danNabi Musa, dan lain-lain.

Bel'dasarkan penje1asan di atas, alasan pemlihan objek kajian ini dapat disederhanakan sebagai berikut: 1) isi pokok keempat surat tersebut sangat didominasi oleh hukum atau aturan selain kisah. Biasanya hukum itu disampaikan dengan bahasa yang lugas dan bahasa denotatif, tetapi dalam empat surat tersebut ditemukan ayat-ayat yang mengandung metafol'a(isti'iirah); 2) penggunaan gaya bahasa isti'iirah dalam empat surat di atas dan surat yang lain dalam al-Qur'iin pasti merniliki tujuan tertentu, tujuan tersebut sangat dipengamhi oleh gaya bahasa; dan 3) keempat surat di atas ayat-ayatnya termasuk madaniyyah dan susunan suratnya berurutan berdasarkan mushhaf Utsmiiny, sehingga memudahkan penelitian dan dapat dijadikan pijakan awal oleh peneliti atau peneliti lainnya untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan pendekatan baliighah, sehingga teori kemukjizatan AI-Qur'an dari segi bahasa dan sastranya dapat dibuktikan, diterima, dan diperkuat kebenarannya.

I'M. Quraish Shihab, Tqji;lr al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'iin Juz 3, (Ciputat: Lentera Hati, 2007), cel ke, hal. 3.

(24)

-Untuk mengetahui kemukjizatan AI-Qur'an dari segi bahasa dan sastranya, penelitian ini memfokuskan kajianya pada Aya-ayat AI-Qur'an yang mengandung usliib sli'tirah dalam surat al-Baqarah, Ali 'lmran, an-Nisa, dan surat al-Ma'idah dengan judul penelitian: "I'JAZ AL-QUR'AN DITINJAU DAR! USLUB ISTI'A.RAH" (Kajian Balaghah pada Surat al-Baqarah, Ali 'lmran, an-Nisa, dan Surat al-Maidah),

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini akan menitikberatkan pada gaya bahasa(us/fib) ayat-ayat AI-Qur'an yang terdapat dalarn Surat al-Baqarah, Ali 'Imran, an-Nisa, dan surat al-Maidah, Usli:ib ayat-ayat dalarn surat tersebut dijadikan objek penelitian dan akan dikaji untuk mengungkap kemukjizatannya, Salah satu bentuk kemukjizatan bahasa AI-Qur'an tersebut adalah ungkapan yang mengandung metafora (mqjtiz isti'tirah) dan efeknya dalarn struktur bahasa yang digunakan oleh AI-Qur'an. Pendekatan yang digunakan dalarn penelitian ini adalah pendekatan ilmu balaghah, lebih tepatnaya adalah pendekatan Hmu Bayan.

Agar penelitian ini lebili fokus dan terarah, maka akan dirurnuskan masalah pokok penelitian yang berkisar pada hal-hal sebagai beriknt:

L Jenis us/fib isti'tirah apa saja yang terdapat dalarn surat al-Baqarah, Ali 'Imran, an-Nisa, dan surat al-Ma'idah?

2. Apa efek yang ditimbulkan dari us/iib isti'lirah dalarn surat al-Baqarah, Ali 'Imran, an-Nisa, dan surat al-Ma'idah?

c.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(25)

2. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari usliib isti'tirah dalam surat

al-Baqarah, Ali 'Imran, an-Nisa, dan surat al-Ma'idah

Adapun nilai glma yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ikut berpartisipasi dalam mengatasi kekurangan leteratur yang membahas i'jtiz

AI-QlIr'an dari aspek usliib isti'tirah, mengil1gat pesan maknanya sebagai

petlmjuk bagi umat muslim,

2. Sebagai slIIllbangan pemikitan pada Il1asyarakat, khtistisl1ya masyarakat akademik, yang memiliki minat memperdalam tentang i'jtiz AI-Qur'an dati

kebalaghahan tisliib, khllsUsl1ya kebalaghahan uslfib isti'tirah dan permasalahaooya dalam AI-Qur'an, setidaknya memperkaya informasi pelel1gkap dati hasil Regiatan pel1elitian tel1tang i'jtiz Al-QUt'an yang pemah

ada,

3. Sebagai data bandil1g bagi pel1elitian bahasa AI-QUt'an yang ada dalafu lintasan sejarah tentang i'jtiz Al-Qur'an, khususnya yang membicarakan

tel1tal1g kebaliighahan usliib Wi'tifah dan dijadiKan slllllbet fujiiklcan oleh

umat muslim terdahulu dengan penelitian i'jaz AI-Qur'an yang ada dan

dijadiKan rujUKKanoJeh lIIllat mUslim deWasailli.

D. Tinjauan Pustaka

Sebagaifiiana tdab disebutkan sebehlfiifiya, kajian illi fiieihusatkan perhatian pada i'jaz AI-Qur'an dari aspek usliib isti'arah dan efek yang

tifubtikal1l1ya. SeRalipilil sUdah ada yang l1iel1Ulis tel1tang i'jiii AI-QUt'an, l1afuilil

yang meneliti i'jiiz Al-Qur'an dati uslfib isti'iirah secara khusus dalam empat

(26)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa literatur yang membahas tentang ayat-ayat AI-Qur'an dengan pendekatan usliib isti '[wah. Akan tetapi literatur tersebut hanya menguraikan permasalahan tersebut dalilm bab atau pasal-paSal tertehtu saja, dan tidak menguraikan secara utuh berdasarkan urutan ayat dan susunan surat. Literatur tersebllt dalilm uraiannya tidak mengelompokkannya secara rinci, pembahasannya tidak meryelaskan secara khusus ayat-ayat yang mengandung uslUb isti'iirah dan efek yang ditiIhblllkfuiya.

Adapun literatur yang peruah ada dan membahas tentang uslUb isti'iirah daIilIh bab-bab tertehtll saja diantilranya Seoagai berikllt; 1) Asriir al-Bdliighah karya Abd al-Qahir al-Jurjilni, 2)Qiimiis Qawii'id al-Baliighah wa UshUl al-Naqd wa Tazdawuq karya Mlls'ad, 3) Jawiihir al-Baliighahfi Ma'iini wa al-Bayiin wa

al-Badf' karya Alunad al-Hiisimy, 4) al-UshUl min Ilm al-UshUl karya

Milliilhllhad ibn Shalih al-UtSaiJilin, 5) Aqshd ill-Amdni karya Ziikarla ibn Muhammad al-Anshari, 6) al-Baliighah Funiinuha wa Afniinuha karya Fadhal Hasan' Abas, 7)dl-Bdyiinfi Dhdwi AsiiiihAI-Qur'iih karya Abd aI-Fattiili Lasyin,

8) Min al-Balaghah Al-Qur'iin karya Alunad Alunad Badawi, 9) al-Burhiin fi

Uliim Al-Qur 'iin kiltya AI-lfuilm Badrtidin Milliilhllhad bin Abdllllah ilZ-Zarkasyi,

10) Al-Qur'iin wa al-Shurah al-Bayiiniyah karya Abd al-Qadir Husain, 11)

Mukhtilshd1' al-Shdwiliq dl-Mu1'sdlilh 'dlil dl-Jdhmiydh wd dl-Mu'ilthilah karya Ibn Qayim al-Jauziyah.

Sedangkan literatllt yang lhembiilias Secilta khllSliS tentilJig isti'iiI"iili sebagai berlkut: I) al-Majiiz wa Atsaruhufi al-Fiqh al-Isliimi: Diriisah Ushiiliyah karya Abd al-Fatah Alunad Qlifllb ad-Daliliifii, 2) Man 'u Jawaz Majiiz fi

(27)

Tajsfr:Dirlisah

fi

Qadhiyah al-Majliz

fi

Al-Qur'lin 'Inda al-Mu'tazilah karya

Nashr Abu Zayd, dan 4) al-Majliz

fi

al-Lughah wa AI-Qur'lin aI-Karim Baina Ijlizah wa aI-Man 'u, Ardh wa Tahlfl wa Naqd karya 'Abd 'Azhim

al-Muth'ini.

Literatur di atas hanya membahas tentang uslfib isti'lirah secara singkat. Itupun hanya membahas isti'iirah secara teoretis, walaupun mengutip contoh-contoh isti'iirah dari ayat-ayat AI-Qur'an, tetapi ayat-ayat tersebut tidak secara rinci dan berurutan berdasarkan surat Baqarah, Ali Imran, an-Nisa, dan surat al-Ma'idah. Oleh sebab itu, penelitian dari aspek kemukjizatan AI-Qur'an yang ditinjau dari uslfib al-isti'iirah dan efek yang ditimbulkannya baik terhadap struktur maupun makna masih terbuka untuk dilakukan.

E. Kerangka 8erpiIQr

Balaghah termasuk ilmu bahasa yang memperhatikan berbagai ungkapan yang disesuaikan dengan tuntutan keadaan (muqtadha al-hal).16 llmu ini dibangun dengan logika dan alur pemikiran ilmiah dan berperan dalam ragam karya sastra termasuk dalam struktur usliib bahasa Al-Qur'an. Unsur yang paling dominan adalah retorika, yaitu bagaimana agar ucapan dapat sesuai dengan nalar lawar bicaraY

BaIaghah (retorika) dipandang sebagai suatu cara penggunaan bahasa untuk memperoleh efek estetis. Ia diperoleh melalui kreativitas pengungkapan bahasa, yaitu bagaimana penutur menyiasati bahasa sebagai media untuk mengungkapkan gagasannya. Ungkapan sebuah bahasa mrncerminkan sikap dan perasaan penuM, sekaligus juga dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan

(28)

perasaan pembaca yang tercermin dalam nada. Dengan demikian, pengungkapan bahasa hams efektif. Yang dimaksud efektif adalah mampu mendukung gagasan secara tepat sekaligus mengandung estetis sebagai sebuah karya seni.18

Balaghah terbagi tiga kajian, yaitu; ma 'ani, bayan, dan bam'. Bayan merupakan seni pengungkapan makna dengan berbagai gaya ekspresi yang indah. Ma'ani adalah ilmu yang membahas tentang kesesuaian ujaran atau ungkapan dengan situasi dan kondisi dengan lawan bicara (komunikan). Iilmu bad!' yang membahas tentang keindahan ungkapan bahasa setelah diekspresikan dengan gaya bahasa yang indah dan disesuaikan dengan konteks wacana.19 Dari tiga bidang

yang terdapat dalam ilmu balaghah yang dijadikan "pisau analisis" dalam pene1itian ini hanyalah i1mu bayan s!\ia. ltupun hanya dititikberatkan pada salah satu gaya bahasa(uslUb), yaitu gaya bahasaisti'arah(metafora) saja.

Isti'iirah (metafora) adalah gaya perbandingan yang bersifat tidak langsung dan inplisit. Hubungan antara sesuatu yang dinyatakan pertama dengan yang kedua hanya bersifat sugestif, tidak ada kata-kata petunjuk perbandingan eksplisit. Isti'iirah menurut al-Hasyimi, tasyblh (simile) yang dibuang salah satu

tharfaynnya, yaitu musyabbah atau musyabbah bih-nya yang dibuang.20

Sedangkan menurut Gorys Keraf, ia menyebutnya dengan istilah metafora, metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung tetapi dengan bentuk yang singkat.21 Isti'iirah sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakanadat al-tasybfh, seperti kata; bagaikan, seperti, bak, bagai, dan sebagainya. Sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Proses teJjadinya sarna dengan tasyblh (simile) tetapi secara berangsur-angsur keterangan mengenai persamaan dengan pokok pertama dihilangkan.

"Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkqjian Fiksi, (Yogyakarta: University Press, 2002), hal. 295.

19Abd al-Qirus Abii Shalih& Ahmad Tawfiq, Kiliib al-Baliighah, (Riyadh: Jami'ah aI-Imam, !t.)

(29)

dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan, meskipum demikian, analisis yang berasal dari bahasa Ytmani, analyein ('ana'= atas, 'lyein'= lepas, urai) telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan me1ainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Tujuan dari penelitian ini untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistel11l11atis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.2401eh kerena itu, dengan

metode gabungan ini (deskriptiJanalisis)dapat mendekripsikan, menguraikan, menganalisis, dan mengkategorisasikan serta mengkiasifIkasikan ayat-ayat yang mengandung isti'arah dalam surat al-Baqarah, Ali 'Imriin, an-Nisa, dan surat al-Miiidah serta efek yang ditimbulkarmya.

2. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitianiniadalah: 2.1. Penentuan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi dua bagian, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur'iin ai-Karim atau mushhaf utsmany. Adapun sumber data sekundemya adalah kamus-kamus (al-ma'ajim), buku-buku tentang i'jaz Al-Qur'iin, buku-buku yang menje1askan uslfib isti'arah, dan buku-buku yang ada relevansinya dengan penelitian ini baik secara langsung maupun hanya berupa teoretis.

(30)

2.2. Penentuan Jenis Data

Data dalam penelitian ini adalah teks-teks ayat AI-Qur'an dalam surat al-Baqarah, Ali Imriin, an-Nisii, dan surat al-Mii'idah yang dalam susunan kalimatnya terdapat kata dan kalimat yang mengandung kataisti'iiriih. 2.3. Pengumpulan Data Penelitian

Dalam pengllmptilan data penelitian digunakan teknik kepustakaan. Karena penelitian ini bersifat penelitian kualitatif. Penelitian yang bersifat kuaIitatif, data yang dipef61eh adalah data deskfiptif, beftipa data tefttilis atau lisandari sejumlah orang dan prilaku yang dapat dipahamii.25 Hanya

saja daIam penelitian ini, data yang mungkin diperoleh adaIah data tertulis saja. Karena penelitian ini berupa penelitian teks. Data-data tersebut diperoleh dengan langkah-langkah: I) membaca keempat surat di atas daIam AI-Qtif'iirl ayat deIiii ayat; 2) Iiienandai ayat yang didaIamnya mengandung gaya bahasa isti'iirah; dan 3) menginpentarisasi, menganaIisis, Iiiengklasifikasi jemsisti'iirahdaIilIii eIiipat stifat tefseotit. 2.4. AnaIisis Data Penelitian

Data yang telah terktiIiiptil dan terstiStiri., keIiitidian dipilah-pilah berdasarkan kelompok aym dan surat, setelah ayat dikelompokkan, kemudian dipilah lagi tiIittik l11eneIitllka kata-kata isti'iirdh yang tefdapat daIam teks-teks ayat berdasarkan susunan surat al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa, dan stifat al-Mii'idah. Unttik Iiiengetahtii keIiitikjiZiltan AI-Qtif'iirl ditinjau dari struktur uslUb bahasa, maka digunakan pendekatan i1mu al-baIiighah (retorika) atau tepatnya ilmu bayiirl. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahuiisti'iirahyang berada dalam empat surat di atas.

(31)

2.5. Merumuskan Simpulan

Simpulan merupakan akhir dari kegiatan penelitian sebagai jawaban dari permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah.

G. Sistematika Penulisan

Dalam upaya memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, penelitian iill dibagi dalam lima bab.

Bab satu merupakan pendahuluan yang meliputi: Latar belakang masalah; IdentifIkasi dan rumusan masalah; tujuan dan kegunaan pt:nelitian; tinjauan pustaka; kerangka berpikir; metode dan langkah penelitian; dan sistematika penulisan.

Bab dua meliputi pembahasan tentang kerangka teoreteris tentang isti'iirah, rukun isti'll.rah, jeills isti'll.rah, dan eft:k yang ditimbuIkan dari struktur usliib isti'iirah,sertaisti'iirahdaIam Al-Qur'iin.

Bab tiga berisi pembahasan tentang i'jiiz Al-Qur'iin yang mt:ncakup; pengertian 'ijiiz, 'ijiiz AI-Qur'iin, dan karakteristik 'ijaz AI-Qur'iin.

Bab empat bt:risi pt:mbahasan tt:ntang kemukjizatan AI-Qur'iin dalam surat al-Baqarah, surat Ali Imran, an-Nisii', dan surat aI-Mii'idah ditinjau dari uslfib isti'iirah yang meliputi: Isti'll.raIl daIam surat aI-Baqarah, isti'll.rah daIam surat Ali Imriin, isti'll.rah daIam surat an-Nisii'; dan isti'll.rah daIam surat al-Mii'idah. Kemudian eft:k yang ditimbulkan dari struktur uslfib isti'iirah dalam surat al-Baqarah, efek yang ditimbulkan dari struktur uslfib isti'iirah daIam surat Ali Imriin, efek yang ditimbulkan dari struktur uslfib isti'iirah daIam surat an-Nisii', dan efek yang ditimbulkan dari struktur uslfib isti'iirah daIam surat aI-Mii'idah; dan

(32)

A. Isti'iirah dalam lImn Baliighah

1. Pengertian Isti'iirah

Isti'arah adalah dalam ilmu baHighah merupakan bagian dari majaz. Oleh karena itu, sebelum menjelaskan isti'arah, akan dijelaskan pengertian majaz terlebih dahulu. Majilz adalah lafazh yang digunakan pada arti bukan semestinya karena ada hubungan beserta adanya qaiinah (petunjuk) yang mencegah dari arti yang asli/asalnya.1

Adapun majliz itu meliputi majliz lughawy dan majilz 'aqly. M'liaz lughawy adalah lafazh yang digmlakan dalam makna yang bukan seharusnya karena ada hubungan disertai qarfnah yang menghalangi pemberian makna hakiki. Hubungan antara makna hakiki dan majazi itu kadang-kadang karena adanya keserupaan dan kadang-kadang bukan penyerupaan. Sementara qarlnah-nya itu dapat berupa lqfthiyah maupun hilliyah. Jika persesuaian itu merupakan penyerupaan, maka disebut isti'arah, dan jika bukan penyerupaan, maka disebut majliz mursal.

Berikut ini adalah contoh ayat-ayat AI-Qur'iin yang mengandungmajilz: a. Surat Hud ayat 43:

(33)

Artinya:

"Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan" (QS. Hud:

43).

Yang menjadi contoh majaz dalam ayat tersebut adalah kalimatLa

'ashima al-yauma min amrillah. Makna ayat atau kalimat tersebut bo1eh seperti

terjemallan di atas, yaitu tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah

kecuali Allah (saja) Yang Maha Penyayang) atau dapat seperti berikut: tidak ada

yang dilindungi hari ini dari azab Allah kecuali orang yang disayang Allah. Jadi

yang teJjadi di da1am kalimat (ayat) tersebut ada1ah penyandaran isim fii'il kepada maf'iil. Hal yang dernikian itu dinamakan majaz 'aqly yang hubungannya adala1l

mafUliyyah.

b. Surat NUll ayat 7:

", " , . J . ; ' (PJ oil

I:,:",~:::

..

IJ

~I~T

J

~G>i I~ ~

>;:\

~~~

t.:.lS"

J1J

,;... ... '" '" ...

(t::5:.::..\ \

J,(--::0 ( \ t,

f'

0J

'C

J . , )~) ).;4')

('"+! •

,

Artinya:

"Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat" (QS. Nuh: 7).

Dalam ayat ini yang menjadi contoh majaz ada1ah 1afazh Ja'alU

ashabi'ahum

fi

adzanihim (mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam

telinga). Yang dimaksud adalah bukan secara keseluruhan, akan tetapi sala1l satunya saja (misalnya t€lunjuk kiri dan kanan). Contoh majaz di sini adala1l

(34)

majaz mursal dengan hubungan kulliyah, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.

Artinya:

"Rai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki mesjid), makan dan minumlah, dan jangan berJebih-Iebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berJebib-Iebihan (QS. aJ-'Arill: 31).

Dalam ayat tersebut yang menjadi contoh majaz adalah lafadzmasjid, yakni mengucapkan mahal-nya sedangkan yang dimaksud dengan masjid <Ii sini adaJah halnya yaitu shaJat. lui adalahmajiiz mursal mahalliyah.

d. Surat aJ-Baqarah: 16

::r.~~ 1}tS-~) ~J~ ~J

W

(.G:4J~ ;j~II)pl ::r.~I~)

Artinya:

"Mereka adaJah orang-orang yang membeJi kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk"(QS. aJ-Baqarah: 16).

Pada ayat tersebut terdapat contoh isti 'arah tashrfhiyyah, yakni lafazh isytarau. Makna dari lafadz ini adaJah ikhti'irii (memiJih). Yang menjadi qarfnah bagi lafadz isytarau adaJah lafazh adh-dhalalata. Kata-kata yang relevan dengan musyabbah bihdaJam ayat tersebut adalahlafazhjama rabihat tiji'iratuhum.

"Ia berkata: "Ya Rab-ku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan lr~_~l~l_• •_1_,- ...1~_~~ ,_. 1

(35)

Dalam ayat tersebut, kepala diserupakan bahan bakar, lalu musyabbah bih-nya dibuang dan diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya, yaitu lafazh

isyta'aia (menyala) sebagai isti 'arah makniyah. Qarlnah-nya adalall

menyandarkan kata "nyala" (isyta 'aia) kepada kepala.

Kata isti 'arah secara etimologi adalah bentuk isim mashdar (gerund) dari flU madhy "ista'iira" yang artinya meminjam.2Kata ini terambil dari kalam Arab "ista'ara ai-mala" yang artinya "Thaiabahu 'Ariyatan" (menjadikannya sebagai pinjaman).3

Sedangkan secara terminologi, isti 'arah didefinisikan sebagai kata yang dipakai bukan pada makna aslinya karena ada 'alaqah musyabbahah (hubungan keserupaan) dan disertai qarfnah (tanda-tanda) yang mencegah dinlaksudkannya makna asli.4

A. Muhsin dan Fuad Wahhab mendefinisikannya sebagai majaz yang alaqahnya (hubungannya) antara makna asal dan makna yang dimaksud saling menyerupai.5

Az-Zarkasyi, mendefinisikan isti 'arah sebagai peminjaman sebuah kata dari sesuatu yang dikenal maknanya dialihkan kepada sesuatu yang belum dikenal maknanya dengan tujuan tertentu semisal zhhCiru al-khaflyyi, izhharu az-zhCihir laisa bi jaliyyin, mubCilaghah atau lil majmu ,.6

Pada prinsipnya isti 'arah adalah tasybfh yang diringkas, tetapi isti'iirah memiliki nilai keindahannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan tasybfh.

2Attabik Ali dan A. Zuhdi Mubdlor, Kamus Krapyak al-Ashriy Arab-Indonesia, (Yogyakarta:

Multi Karya Grafika, tt.), hal. 104.

'Ahmad al-Hasyimi, Jawahir al-Baliighah Fi al-Bayan wa al-Ma'ani, wa ai-Bam', (Indonesia: Dar ihya' al-Kutub al-'Arabiyah, 1960), hal. 303.

'AI-Hasyimi,Jawahir al-BaliighahFi al-Bayan wa al-Ma 'ani, wa ai-Bam',bal. 303. 5Al_Ttn;'itnR~rtnll"lrlinl\A"h""'.-n ..."A h;.... Ah...l .•ll ..1..~_ '7~_l.__w.~ _, n '."" __ cr-.,yn_

(36)

Seperti contoh:

"J

/

Karena sebenarnya Isti 'arah adalah tasybfh yang dibuang salah satu ujungnya (musyabbahlmusyabbah bih), wqjah syibhnya, dan adatut tasybfh-nya.7

... I;) "" ""

:aal\

l2

\L..:..i

~i~"

(aku melihat singadi dalam

0.-' .,.... "'" '" "" '" J "" J. 0("

kelas), yang asalnya adalah

Jf-...

a"'-'.il\

l2

...L.-....>}l1S' lj;.b...:;, lb,.J ~IJ' (aku

/

melihat seorang laki-Iaki pemberani seperti singa di dalam kelas). Musyabbah-nya ")\."../ kemudian dibuang dan adat tasybfh-nya "J~I" juga dibuang, demikian

/ 0

juga dengan wajah syibh-nya";;.p6..;JI" kemudian didatangkan qarfnah

J,a.AJ\

l2 "

/

" yang menunjukkan bahwa yang dimaksudkan dengan singa tersebut adalah seorang yang pemberani.

Dalam isti 'arah, istilah yang digunakan mirip dengan tasybfh, hanya berbeda dalam sisi nama. Jika dalam tasyb'lh ada musyabbah, dalam isti'iirah disebut musta'ar, jika dalam tasybfh ada musyabbah bih dalam isti'arah disebut dengan musta'ar minhu, dan jika dalam tasyb'lh ada wajah syibh, dalam isti'arah dinamakan aI1am'i,.8

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa isti'arah adalah termasuk majaz, disebabkan adanya kata yang dipakai bukan pada makna aslinya karena ada alaqah (hubungan) dan disertai dengan qarinah9•Majiiz dalam i1mu balaghah dibagi menjadi dua yaitu majiiz mursal dan majaz isti'arah. Yang membedakan antara keduanya adalah alaqah-nya Majiiz isti'arah merniliki 'alaqah musyabbahah, sedangkan majaz mursal alaqah-nya selain musyabbahah.IO

'Ahmad al-Hasyimi, Jawiihir al-Baliighah Fial-Bayiin wa al-Ma'iini, wa al-Badi', (Indonesia:

Dar Ihya al-Kutub al-'Arabiyah, 1960), hal. 303.

'AI-Hasyimi,Jawiihirul BaliighahFial-Bayiin wa al-Ma'iini, wa ai-Bam', hal. 303.

(37)

Isti 'arah adalah tasyblh yang di buang salah satu tharfayn-nya. Hubungan antara makna hakiki dan majazinya adalah musyabbahah. Di mana isti 'arah ini juga mencakup: I) Isti'arah tashrfhiyah (musyabbah bih-nya ditegaskan) dan makniyah (dibuang musyabbah bih-nya, dan ditetapkan salah satu sifat khasnya; 2) Isti'arah ashliyah Gika isimnya berupa isim jamid) dan isti 'arah taba'iyyah Gika dari isim musytaqq; 3) Isti'arah murasyahah Gika disertakan kata-kata yang relevan dengan musyabbah bih), mzgarradah Gika disertakan kata-kata yang relevan dengan musyabbah), dan muthlaqah (yang tidak disertai oleh keduanya: musyabah dan musyabab bih; dan 4)Isti'arah tamtsfliyah, suatu susunan kalimat yang digunakan bukan pada makna aslinya karena ada hubungan keserupaan disertai adanya qarfnah yang menghalangi pemahaman terhadap kalimat tersebut dengan maknanya yang asH.

Isti'arah (metafora) merupakan seni bertutur atau seni ungkapan yang amat umum dan berlaku bagi setiap bahasa. Para saJjana bahasa mendefinisikannya secara tradisional sebagai gambaran-gambaran retoris yang paling penting. Menurut pandangan dan kesimpulan para ahIi klasik, metafora meJigacu pada perbandingan yang disederhanakan atau penggantian sesuatu yang sejatinya dengan ungkapan lain yang "tidak sejatinya" berdasarkan ukuran atau kriteria-kriteria persamaan ataupun kemiripan.ll Dengan demikian, prinsip

metafora sudah jelas untuk memberikan gambaran lebih komprehensif tentang pelbagai definisi metafora, maka, dalam paragraf berikut akan diurai-kan definisi-definisi tersebut yang dipilih dari para ahIi bahasa, termasuk kritikus sastra,

(38)

khususnya mereka yang dalam studinya, menyinggung juga tentang kaj ian AI-Qur'an .

Meski definisi-definisi yang dilontarkan tersebut berbeda satu san1a lain, namun inti dari yang dimaksud saling mendekati. Salah satu definisi di-kemukakan oleh Ibn Qutaibah (w. 276/889), menurutnya metafora adalah peminjaman suatu kata untuk dipakai dalam kata yang lainnya karena perbandingan atau faktor-faktor yang lain.12

Menurut pandangan Ibn Qutaibah, orang Arab punya kelaziman untuk "meminjam kata" dan menempatkannya untuk kata yang lain tatkala ditemukan sebab ataupun alasan-alasan yang me-mungkiukannya. Lengkapnya Ibn Qutaibah berkata:13

~ ~\

0tS-

I~l ~\

0t5::.

\t;';'~; o:J~1

J;s

i..J.sj\

~:.:::

..;

y;J~

... ,., ""

, J , J ' {

~ )\ \.J, \~)G...:. )1

($-;':'

')t\

::r

~

.... r;; ,.,

Sedangkan definisi dari Tsa'lab (w. 291/904), isti'lirah adaIah peminjaman makna kata untuk kosa kata lainnya yang mana kosa kata lain tersebut, pada awalnya, tidak memiliki makna yang dipinjan1kan.14

Definisi yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Abu Hilal al-Askari

(w. 395/1004). Definisi tersebut adaIah sebagai berikut:15

"Thn Qulai\Jab,T(l'wllMusykil AI-Quriin,CKairo: 1326), hal. 104. "Ibn Qutaibah,Ta'wllMusykil AI-Qur'an,bal. 103.

(39)

lebih mudah dipahami. Meskipun Ibn Qutaibah meyakini bahwa isti '(irah merupakan bentuk terbanyak dari seni penuturan sebagai bagian dari majliz. namun uraiannya mengenai metafora tidak tergantung pada Jurjani. Ulasan al-Askari juga bukan pcngecualian. la menetapkan metafora seca\'a umum dan tidak membedakannya dengan bentuk-bentrruk majaaz lainnya, seperti tasyblh. tamtsIl ataupun metonimie.

Sedangkan metafor atau isti'lirah dalam kata keJja terkadang terdapat pula pada subjek ataupun objek. AI-JuJjani menyebutkan bait puisi berikut:

Artinya:

"Semua hak bagi kita terpadu pada satu imam, yang mem-bunuh kebakhilan dan menghidupkan kedermawanan.,,J9

Frasa "membunuh" dan "menghidupkan" dalam konteks bait tersebut merupakan isti'lirah. selagi keduanya memiliki objek kebakhilan dan kedermawanan. . Seandainya seorang penyair mengatakan: "musuh telah membunuh serta memberikan hidup," maka kalimat ini bukanlah bentuk metafora. Oleh karenanya, metafora yang teJjadi dari satu ungkapan atau dalam konteks kalimat tersebut di atas adalah dari kedua obyek yang menjadi bagian dari kata keJja, dan jika subyeknya berbeda, maka ungkapa\l tersebut bisa jadi bukan metafor. Di samping itu, makna dari kata yang dipinjam, dalam konteks kalimat yang menjadi metafor tersebut, menurut al-Jurjani, dapat diketahui dengan pasti. Meskipun juga harns diakui bahwa dalam makna ungkapan atau kata yang dipinjamkan untuk kata aslinya terdapat perbedaan tingkatan derajat sedikit atau banyak.

(40)

Al-JUJjani menjelaskan lebih lanjut beberapa aspek metafora (isti'arah). Menurutnya, metafora senantiasa mengandung unsur perbandingan, meski seni dari isti'arah tersebut mesti selaJu berbeda-beda. Seseorang "meminjarn" sesuatu, sebagai misal, yang lebih indah untuk sesuatu yang lebih lugas. Untuk kasus seperti ini dapat dijadikan, sebagai contoh, kata "terbang" untuk sesuatu yang tidak memiliki sayap, alias sesuatu yang sarna sekaJi tidak dapat terbang, hanya saja sesuatu tersebut dapat berlari arnat kencang seolah terbang. Demikian pula "jatuh dari langit" untuk larinya seekor kuda dari atas sarnpai ke bawah, serta "berenang" untuk sesuatu yang arnat cepat bergerak ataupun betjaJan dalarn air. Dengan demikian, kata "terbang," "jatuh," "berenang," dan "Iari," masuk daJarn satu jenis aktivitas, yakni bergerak, yang kemudian bisa dijadikan sebagai makna metaforis apabila diterapkan kepada subyek yang, secara denotatif, tidak dapat melakukannya. Dengan penggunaan seperti itu, maka makna metaforis menjadi lebili indah ketimbang makna asHdariungkapan atau kaJimat tersebut.

Isti'arah, sebagai terminus, tidak disangkaJ berada secara erat daJarn kaitannya dengan teori kritik sastra Arab secara umum. Aspek-aspek dari dogma kei'jazan Al-Qur'iin yang diberikan oleh al-Rununani yang kemudian menjadi bahan anaJisis peneHtian Angelika Neuwirth ada empat, yakni tasybfh, isti'arah, tajannus, paronomasie, hiperbola, dan mubiilaghah. Keempat elemen tersebut, daJarn era al-Rununani, termasuk dalarn wilayah pembahasan bentuk-bentuk badi'. Untuk itu, menjadi jelas bahwa metafora atau isti'iirah asaJ-usuinya merupakan bagian dari diskusi ataupun pembahasan mengenai badi'yang masuk daJarn disiplin balaghah. Dari pertimbangan ini, maka sistematisasi aJ-JUJjani berada pada diskursus baiighah daJarn kaitannya dengan bentuk-bentuk elemen

(41)

al-Jurjani dibandingkan dengan paparan-paparan sebelurnnya semenjak era Ibn Qutaibah mengenai metafora mengalami penyempurnaan yang amat signifikan.20

Terkait dengan penelitian ini, maka uraian-uraian yang komprehensif mengenai konsep isti'arah yang diberikan oleh para sarjana klasik tidak terlalu penting. SebaIiknya, yang terpenting adalah bagaimana smjana muslim telah memahami ayat-ayat Al-Qur'an secara metaforis. Dalam kerangka ini, para sarjana memberikan label sekaligus varian dari metafor dari ayat-ayat Al-Qur'an secara beragam.

2. Rukun-rukun Isti'arah

Sebuah struktur dapat dikatakan sebagai isti'arah, jika terdapat

rukun-ruknn isti 'arah sebagai beriknt:21 1) Musta 'ar yaitu lafadz yang dipindabkan

(lafadz musyabbah); 2) Musta'ar minhu yaitu lafadz musyabbah bih; dan 3) Musta 'ar lahu yaitu makna Kedua rukun yang pertama adalah berbentuk lafadz sedangkan rukun yang ketiga adalah makna.22

Isti'arah, arti asainya pi1Uaman. Kata pinjaman (isa'arah) dalam pengertian ilrnu Bayan adalah berarti sebuah kata yang ditempatkan bukan pada tempat semestinya, dan hubungan diantaranya dengan kata yang dimaksudnya musyabbahah(persamaanJ perserupaan). Contoh berikut ini:

~

WI

~~

l::L...f

8f~

J' . ' . .J

~

Artinya:"Aknmelihat singa berkhutbah di depan orang-orang".

2°Muhammad Muhammad AbU Musa,al- 'ljiiz al-Balaghi Dirasah Ta!JfiliyahIiTurals Ahli al-1Imi, (Qahirah: Maktabah Wahbah, 1983). M. Nur Kholis Setiawan,AI-Qur'an Kilab Sastra Terbesar, (Yogyakarta: EIsaq Press,2005),hal.214.

"Ahmad al-Hasyimi,Jawahir al-Balaghah Fl al-Bayan wa al-Ma 'ani, wa al-Badi' (13eirut: Dar aI-Fikr, 1978), hal 4. Liliat Jalaluddin as-SuyUthi, al-1lhqan Fl 'Ulum AI-Qur'anjilid1, (Beirut:

(42)

, ,

,

~- ;~II r~1

0).)

~- '<0

Artinya: "Sekuntum bunga mawar berjalan di depan rumah" Contoh lain dalam surat al-Baqarah sebagai berikut:

__ ",. 0 __,r,,> " ' . . - "

.(16 :0.;.,11)

J~

1)\5'"

~J ~~~ ~~

w

l54J~

1JlL;d1 IJP,I

J:

UI

~)(

Artinya:

"Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah bemntung pemiagaan mereka dan tidak1ah mereka mendapat petunjuk" (QS. AI-Baqarah [2] : 16).

Kata 'asad' (singa) dalam kalimat di atas disebut isti'iirah. Karena tidak mungkin ada singa mampu berkhutbah di depan orang-orang. Dan yang dimaksud adalah seorang lelaki yang seperti singa saking gagahnya dan lantang suaranya. Kaitan antara kata 'asad' (singa) dengan lelaki yang dimaksud adalah persamaan dalam hal kegagahan dan kelantangan suara.

Kata 'az-zahrah' (bunga mawar) dalam kalimat di atas disebut isti'iirah. Karena tidak mungkin ada bunga mawar beIjalan di depan sebuah mmah. Dan yang dimaksud dari kata bunga mawar adalah seorang gadis seperti bunga mawar dalam cantik dan indahnya. Kaitan antara kata gadis dengan bunga mawar yang dimaksud adalah persamaan dalam hal keindahannya.

Dalam ayat di atas ada kata 'isytarau' yang berarti membeli, biasanya berlaku dalam aktivitas jual beli. Dalam ayat ini kata tersebut merupakan isti'iirah dari 'menukarkan' petunjuk dengan kesesatan?3 Karena perbuatan tersebut dianggap biasa o1eh mereka maka seolah-01ah mereka me1akukan aktivitas jual beli. Maka dari itu kata Allahfa mii rabihat tijiiratuhum.

Apabila ditinjau dari perspektif tharfay at-tasyblh, isti'iirah di atas menumt Wahbah az-Zuhayli termasuk tashrlhiyyah,24 karena yang disebutkan musyabbah

23Basiiny Abdul al-Fattah Fayiid, Min Baliighah an-Nazhm Al-Qur'iin, (Azhar, Mathba'ah

(43)

bih dan tidak menyebutkan musyabbah. Pendapat tersebut sarna dengan pendapat ash-Shabuni dalam kitab tafsirnya, Shafivah at-Tafiisfr.I5 Sementara ditinjau dari

musta'ar-nya, isti'arah tersebut termasuk taba'iyyah, karena lajazh yang

digunakan dari kata kerja(ji'I), yaitu kata isytarau.

Dengan demikian, pada asalnya isti 'arah ini adalah tasyblh. Tapi adat tasyblh, wajhu syibh, dan salah satu ujung tasybIhnya (musyabbah atau musyabbah bih) dibuang, maka tinggallah satl.l saja, seperti kata 'asad' di atas. 3.Jenis-jenis Isti'iirah

Jenis isti'arah dapat pula dilihat dari aspek-aspek berikut ini: a. Isti'arah Perspektif Tharjai at-Tasybfh

Ditinjal.l dari pemakaian dua l.ljungtasyblh, isti 'arah terbagi dua, yaitu: (1) Tashrihiyyah, yakni isti'arah yang menggunakan lafazh musyabbah bih.

Contoh:

Artinya:

"Maka ia (wanita cantik) mengucurkan mutiara (air mata yang bening) dari narjis (bola mata yang indah) dan menyirarni bunga mawar (pipi yang kemerah-merahan). Ia pun menggigit bl.lah-buah anggur Oari jemari yang indah) dengan embun (gigi yang bersih)".

.... 'If. .... .... . . " .... ~

~) O)~ ~j~r ~)

r

6;""

~) ~}J ~

;.ul

~

.... ....,.,. " t / .... ..-

--::r-.(7

:o.Al

I)

r

;~c. YIJ.~

Artinya:

"Allah teiah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bag! mereka siksa yang amat berat (QS. AI-Baqarah [2]: 7).

(44)

Hati orang-orang kafir, beserta pendengaran dan penglihatan mereka, saking tertutupnya untuk menerima hidayah disamakan dengan sebuah wadah yang tertutup. Kata 'khatama' yang berarti menutup sebuah wadah merupakan isti'iirah dari mengunci-mati. Ditinjau dari perspektif thaifait-tasybih, isti'arah di atas termasuk isti'iirah tashrihiyah,26 karena

menyebutkan musyabbah bih dan menyebutkan sifatnya dari hati, penglihatan, dan pendengaran dibuang. Sementara ditinjau dari lafazh musta'ar-nya, isti'arah di atas termasuk isti'iirah taba'iyah, karena lafth yang digunakan dari kata keJja (Ii'I),yaitu kata khatama.

(2) Makniyyah, yakni isti'iirah yang tidak menyebutkan lafazh musyabbah bih melainkan menggantinya dengan sifat-sifat yang lazim baginya. Contoh:

Artinya:

"Dan apabila kematian (singa) sudah menancapkan kuku-kukunY!h maka kau akan menemukan setiap jampi tidak bermanfaat lagi".

Lafazh 'singa' dibuang dan diganti dengan sifat yang lazim baginya, yaitu 'azhjar' (kuku-kuku). Jenis isti'iirah yang seperti ini disebut juga isti'iirah takhylliyyah.

b. Isti'iirah Perspektif Lajazh Musta'iir

Ditinjau dari segi lafazh yang digunakannya, isti'iirah terbagi menjadi: (I)Ashliyyah, apabila lafazh yang digunakan berupa isim jamid, contoh:

(45)

(2) Taba'iyyah, apabila lafazh yang digunakan bempa huruf, fi'il atau isim

mmytaqq, contoh:

(Dan aku pasti akan menyalib mereka di batang-batang kUlma (saking tingginya).

(Si fulan menunggangi dua bahu orang yang berutang kepadanya (membebankan kewajiban dengan berat)

.... / "'... . J l . . . . .... Q 0.... '"

J,kJi

~~I.;

JG-.

0\ ' .. 10

~!.l~

A

C-AkS

UJJ

(Dan jikalau kau akan mengucapkan terima kasih alas kebaikanmu secara fasih, maka lisan hal akan lebih fasih mengadukannya).

.... J.,. ;II ... ;p ;P ....

.(9 :oAJI) 0)~:":;

c;)

~f U~ 0;'~

c;)

1;'1 ::r-:U1)

illl 0;'.)~

Artinya:

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar (QS. AI-Baqarah [2]: 9).

Strukturyukhiidiunallaha, menurut Wahbah az-Zuhayli termasuk isti'arah tamtsiliyah.27Sebagai bahan bandingan (comparative) tentang pendapatinidikutif pula dari pemyataan Muhammad 'Ali ash-Shiibuni dalam kitab Shafwah at-Tajiisfr, menurutnya kata yukhiidi'unallah tersebut temasuk isti'arah tamtsiliyah pula.28 Artinya yukhiidi'unallah adalah mereka orang munafik hendak menipu Allah sebagaimana mereka menipu sultanJpenguasa. Orang-orang munafiq yang menipu Allah digambarkan seolah-olah mereka menipu penguasa, yakni secara sembunyi-sembunyi dan perlahan-Iahan. Apabila ditinjau dari perspektif

tharfait-27Wahbah az-ZuhaiIi,at-TajSfr al Munfrfial-'Aqfdah wa al-Syarl'ah wa a1-Manhaj,(Beirut, Dar

(46)

tasybih, isti'arah di atas termasuk makniyyah, lazim-nya kata yukhadi'una. Sementara ditiqiau dari musta'ar-nya, isti'arah di atas termasuk taba'iyyah, karena laJazh yang digunakan dari kata kerja(ji'il), yaitukatayukhiidi'una.

4,Efek yangDitimbullmn dari Struktur Isti'ilrah

Suatu gaya bahasa pasti memiliki tekanan (fa'tslr) dari strukturnya, begitu Juga stmktur gaya bahasa isti' iirah. Menumt para ulama balaghah, Isti' iirah memiliki efek terhadap makna bahasa yang dikemasnya. Wahab dan Muhsin menjelaskan bahwa efek(ta'tsfr) isti 'arah adalah sebagai berikut:29

I) Mubiilaghah (memberikan kesan sangat, hiperbolik); 2) Izhhiir al- khafiy(menampakkan yang masih samar);

3) Idhii!lu adz-zhiihir laisa bi jally(menjelaskan yang tampak tetapi belurn begitu jelas) dan;

4) Ja'lu ma laysa bi mar 'iyyin mar'iyyan(menjadikan yang tidak terlihat menjadi terlihat atau arti sebenarnya, personifikasi).

Dalarn khazanah kesusastraan Arab, isti'arah menempati posisi yang signifikan dan urgen sebagaimana metafora dalam bahasa Indonesia, yang keduanya memiliki kesamaan konsep. Dalam bahasa apapun metafora selalu muncul sebagai fenomena bahasa yang khas.

Imam As-Suyuthy dan para ulama balagbah sepakat, bahwa di dalam AI-Qur'iin itu mengandung majaz(isti'arah). Ia berpendapat,jika majaz di dalam AI-Qur'iin ditolak keberadaannya, berarti Al-AI-Qur'iin teriepas dari unsur keindahan. Sebab majaz mempakan salah satu unsur keindahan yang terdapat di dalam

Referensi

Dokumen terkait

Istilah pejabat umum terdapat dalam pasal 1 PJN (Peraturan Jabatan Notaris) yang menyebutkan Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat

Allah SWT menggambarkan terhadap manusia yang sangat mencintai hartanya dengan untaian kata-kata yang sangat indah dan sesuai dengan bunyi-bunyi yang sebelum dan

Perhatian dalam pengembangan jaringan transportasi laut di Kabupaten Jembrana terfokus pada pelabuhan Gilimanuk, sebagai simpul jaringan transportasi Jawa-Bali, dalam

Dikisahkan bahwa anjing Ashabul Kahfi tidak mati, dia tetap tidur dengan mengujurkan kedua kakinya, yang sudah disediakan Allah dia seperti penjaga, sehingga kalau ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat hukum dari pelaksanaan Perpanjangan perjanjian kredit dengan akta yang dibuat secara dibawah tangan dan dengan jaminan

When appropriate Process Machine Primitives do not exist, Modular Actuator Elements are used with modular tooling and jigging to form the basis of new special-purpose

Sasaran yang dilakukan adalah mengkaji bentuk kerjasama yang telah dan pernah dilakukan, sumber-sumber pendapatan, kriteria kerjasama yang diprioritaskan, prioritas

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Pearson didapatkan nilai p=0,097 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan jumlah trombosit pada pasien