• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai perusahaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai perusahaan."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam jangka panjang tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dikaitkan dengan harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham maka nilai perusahaan semakin tinggi, sebaliknya rendahnya harga saham menunjukan rendahnya nilai perusahaan. Tinggi rendahnya nilai perusahaan akan mempengaruhi pemegang saham apakah akan mempertahankan investasinya atau tidak dan bagi calon investor untuk menentukan apakah akan menginvestasikan modalnya di perusahaan yang diinginkannya (Ilmiani & Sutrisno, 2014)

Dalam hal meningkatkan nilai perussahaan terdapat kendala-kendala yang dihadapi seperti kewajiban membayar pajak. Aspek pajak merupakan faktor yang dipertimbangkan perusahaan karena pajak merupakan beban yang signifikan dalam perusahaan. Sesuai tujuan perusahaan untuk mengoptimalkan laba, perusahaan baik domestik maupun multinasional berusaha meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan ketentuan pajak yang ada. Pemilik perusahaan akan mendorong manajemen untuk melakukan tindakan pajak agresif untuk mengurangi beban pajak yang muncul (Chen, 2014).

Ketika perusahaan mampu meminimalkan pengeluaran untuk keperluan perpajakan, berarti semakin sedikit beban yang dikeluarkan oleh perusahaan.

(2)

2

Beban merupakan pengurang dalam mendapatkan laba perusahaan. Semakin kecil beban yang dikeluarkan perusahaan semakin besar laba yang diperoleh perusahaan (Herdiyanto, 2015).

Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan terutama manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan. Salah satunya adalah dengan melakukan pengurangan biaya pajak yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Salah satu cara mengefisienkan beban pajak adalah melalui penghindaran pajak (tax avoidance) (Ilmiani & Sutrisno, 2014). Tax avoidance merupakan salah satu tax planing yaitu proses pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki. Tax avoidance sendiri merupakan prilaku penghindaran pajak yang masih dalam koridor perundang-undangan/lawful fashion (Ilmiani & Sutrisno, 2014).

Prinsip utama penghindaran pajak dibedakan dalam tiga prinsip yaitu : 1. Menunda pembayaran pajak.

2. Memilih tarif pajak yang lebih rendah.

3. Merekayasa penghasilan menjadi berbagai jenis penghasilan yang memiliki tarif berbeda (Stigliz, 2001).

Menurut (Hanlon & Heizmen, 2010) salah satu cara untuk mengukur tax avoidance adalah menggunakan Current Effective Tax Rate (CETR) yaitu dapat dihitung dengan cara membagi beban pajak yang dibayar dengan laba sebelum pajak. Semakin besar CETR ini mengindikasikan semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan.

(3)

3

Direktorat Jenderal Pajak menyatakan banyak perusahaan yang melakukan rekayasa utang untuk mengurangi besaran pajaknya. Salah satunya memperbesar utang sehingga bunga hutang menjadi besar dan beban pajak menurun.(www.kompas.com edisi 23 Januari 2013, diakses 02 April 2019). Banyak sekali fenomena penghindaran pajak yang terjadi di berbagai negara di dunia. Sebagai contoh, kasus franchisor kedai kopi asal Amerika Serikat (AS). Parlemen Inggris menyoroti laporan keuangan franchisor yang menyatakan rugi sebesar 112 juta pounds selama tahun 2008-2010 dan tidak membayar pajak PPh (pajak penghasilan) badan pada 2011. Laporan ke investor, franchisor menyatakan omzet selama 2008-2010, senilai 1,2 milyar pounds (Rp 18 triliun). Modus franchisor ini dengan membuat laporan keuangan seolah rugi dengan tiga cara yaitu. Pertama, membayar royalti offshore licensing atas desain, resep dan logo ke cabangnya di Belanda. Kedua, membayar bunga utang sangat tinggi, dimana utang tersebut justru digunakan untuk ekspansi kedai kopi di negara lain. Ketiga, membeli bahan baku dari cabangnya di Swiss. Walaupun pengiriman barang langsung dari negara produsen, dan tidak masuk ke Swiss (Suryana, 2012).

Fenomena tax avoidance yang terjadi di Indonesia salah satunya terjadi pada PT.Garuda Metalindo dari neraca perusahaan terlihat peningkatan jumlah utang (bank dan lembaga keuangan). Dalam laporan keuangan nilai utang bank jangka pendek mencapai Rp.200 milyar hingga Juni 2016, meningkat dari akhir desember 2015 senilai 48 miliar. Emiten berkode saham BOLT ini memanfaatkan modal yang diperoleh dari pinjaman atau utang untuk menghindari pembayaran pajak yang harus ditanggung perusahaan.

(4)

4

Presiden direktur PT.Garuda Metalindo, Ervin Wijaya mengatakan peningkatan nilai hutang perusahaan dikarenakan perseroan menyiapkan setidaknya Rp.350 miliar belanja modal (capital expenditure) hingga pertengahan tahun depan. Adapun sumber dana belanja modal berasal dari pinjaman sebesar Rp.200 miliar dan selebihnya akan diambil dari kas internal perusahaan.

Perusahaan tersebut diduga melakukan upaya-upaya tax avoidance, padahal memiliki aktivitas yang cukup banyak di Indonesia. Namun yang menarik dari kasus ini banyak modus mulai dari administrasi hingga kegiatan yang dilakukan untuk menghindari kewajiban pajak. Secara badan usaha sudah terdaftar sebagai perseroan terbatas, akan tetapi dari segi permodalan perusahaan tersebut menggantungan hidup dari utang afiliasi. Lantaran modalnya dimasukan sebagai utang untuk mengurangi pajak, perusahaan ini praktis bisa terhindar dari kewajiban pajak (http//investor.id).

Dalam kasus di atas salah satu modus yang digunakan dalam mengurangi beban pajak adalah membayar bunga utang atau biaya utang sebagai akibat dari kebijakan penggunaan utang yang diambil perusahaan. Biaya utang meliputi tingkat bunga yang harus dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Menurut PSAK 26 (2014:26.1) Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang harus ditanggung oleh suatu entitas sehubungan dengan pinjaman dana. Kreditur dalam meminjamkan dana harus memperhatikan resiko-resiko yang akan dihadapi termasuk kondisi pasar suatu perusahaan.

Biaya utang dari suatu perusahaan ditentukan oleh karakteristik perusahaan penerbit utang karena mempengaruhi risiko kebangkrutan, agency

(5)

5

cost dan masalah asimetri informasi (Bhojraj & Sengupta , 2003). Graham dan Tucker (2006), dan Lim (2011) menunjukkan bahwa upaya meminimalkan pajak seperti tax shelters dan tax avoidance adalah pengganti dari penggunaan utang. Perusahaan yang melakukan tax avoidance akan mengurangi penggunaan utang, sehingga akan meningkatkan financial slack, mengurangi biaya dan risiko kebangkrutan, meningkatkan kualitas kredit, dampaknya akan mengurangi biaya utang. Hal ini mendukung trade-off theory bahwa tax avoidance akan mengurangi cost of debt.

Adapun faktor perusahaan menggunakan utang dijelaskan sebagai berikut adanya fakta bahwa bunga yang dibayarkan sebagai beban pengurang pajak membuat utang menjadi lebih murah dibandingkan saham biasa atau preferen. Secara tidak langsung pemerintah membayar sebagian biaya utang atau dengan kata lain utang memberikan manfaat perlindungan pajak. (Brigham & Houston, 2011)

Dalam trade-off theory yang dikemukakan oleh Myers (2015), Trade off theory adalah teori dimana perusahaan menentukan keputusan pemilihan penggunaan utang atau ekuitas sebagai pertukaran antara interst tax shield (keuntungan utang) dan biaya kebangkrutan perusahaan. Teori ini menyatakan bahwa tax avoidance akan mengurangi cost of debt.

Mengacu pada Trade off theory yang dikemukakan di atas CETR sebagai alat ukur tax avoidance memiliki hubungan berbanding lurus dengan cost of debt dikarenakan CETR yang rendah mengindikasikan tingginya praktik tax avoidance yang menurut trade off theory akan menyebabkan cost of debt berkurang atau

(6)

6

bernilai kecil . Akan tetapi berdasarkan fenomena tax avoidance di atas praktik tax avoidance justru meningkatakan biaya utang sebagai akibat penggunaan utang yang tinggi, hal ini di dukung dengan hasil pengamatan dari beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2017 menunjukan hal yang berbeda dari trade of theory, fenomena ini disajikan dalam tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1

Current Effective Tax Rate dan Cost Of Debt Beberapa Perusahaan Manufaktur 2015-2017

No Kode Nama CETR COD

2015 2016 2017 2015 2016 2017 1 CEKA PT. Wilmar Cahaya

Indonesia Tbk 0,25 0,13 0,25 0,08 0,16 0,07 2 GGRM PT.Gudang Garam

Tbk 0,25 0,25 0,26 0,11 0,1 0,07 3 ICBP PT. Indofood VBP

Sukses Makmur 0,27 0,27 0,32 0,06 0,03 0,03 4 JECC PT. Jembo Cable

Company Tbk 0,71 0,25 0,25 0,08 0,1 0,09 5 SMGR PT. Semen

Indonesia Tbk 0,23 0,11 0,26 0 0,05 0,08 6 STAR PT. Star Petroohem

Tbk 0,88 0,92 0,88 0,24 0,23 0,26 7 TRIS PT. Trisula

International Tbk 0,25 0,47 0,35 0,1 0,09 0,14 8 TOTO PT. Surya Toto

Indonesia Tbk 0,25 0,33 0,26 0,04 0,03 0,03 9 TPIA PT. Chandra Asri

PetroChemical Tbk 0,53 0,25 0,25 0,05 0,06 0,05 10 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk

Industri Tbk 0,25 0,24 0,31 0,01 0,01 0 11 WIIM PT. Wismilak Inti

Makmur Tbk 0,26 0,22 0,26 0,09 0,07 0,05 Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan-idx.co.id (Data Diolah).

(7)

7

Berdasarkan data di atas menunjukan tax avoidance yang diukur dengan CETR dan cost of debt tidak sesuai dengan teori yang ada misalnya PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk nilai CETR pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,12 dibanding pada tahun 2015, penurunan CETR menunjukan semakin besarnya praktik tax avoidance pada perusahaan tersebut yang secara teori harusnya menurunkan cost of debt akan tetapi data menunjukan lain nilai cost of debt mengalami kenaikan sebesar 0,08. Data lain ditunjukan pada perusahaan PT. Semen Indonesia Tbk nilai CETR pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,12 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebagai indikator semakin besarnya praktik tax avoidance yang secara teori harusnya menurunkan cost of debt, akan tetapi nilai cost of debt menunjukan peningkatan sebesar 0,05 dibandingkan tahun 2015.

Pilihan utang dan modal sebagai sumber pendanaan merupakan keputusan penting yang mempengaruhi nilai perusahaan. Modigliani dan Miller (1963) mengeluarkan proposisi,perusahaan yang menggunakan utang memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak berutang, akibat tax shield (pengurang pajak). Penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, namun dengan mempertimbangkan kemungkinan financial distress, perusahaan akan membatasi jumlah utangnya. Struktur modal yang optimal akan mempertimbangkan keuntungan dari tax shield dan kerugian karena potensi financial distress (Masri & Martani, 2012).

Nilai perusahaan yang tinggi akan memberikan return bagi pemegang saham, sehingga nilai tersebut akan dipandang investor sebagai informasi yang

(8)

8

penting dalam mengambil keputusan investasi. Investor menginvestasikan dana bertujuan memaksimumkan kekayaan yang didapat dari dividen atau capital gain, sedangkan manajemen berusaha memaksimumkan kesejahteraan investor dengan membuat keputusan yang tepat berupa kebijakan dividen dan pendanaan. Manajemen harus memperhatikan manfaat dan biaya yang ditimbulkan ketika berpikir untuk menggunakan dana dari pendanaan internal (retained earnings atau depresiasi) atau eksternal (utang dan ekuitas) atau kedua-duanya. Hal itu dikarenakan setiap sumber dana mempunyai konsekuensi dan karakteristik finansial yang berbeda (Meythi, 2012).

Menurut Brigham & Houston (2011), beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan antara lain:

1. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan.Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share .

2. Tobin’s Q

Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah nilai pasar dari aset perusahaan dengan biaya penggantinya. Dalam praktiknya, rasio Tobin’s Q sulit untuk dihitung dengan akurat karena memperkirakan biaya penggantian atas aset sebuah perusahaan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah (Margaretha, 2014:20).

3. Price to Book Value (PBV)

Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis kondisi perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.

(9)

9

Menurut I Made Sudana (2015), dalam kondisi pasti dan ada pajak semakin banyak utang yang digunakan dibandingkan dengan modal sendiri nilai perusahaan akan semakin tinggi. Hal ini terjadi karena penggunaan utang menimbulkan biaya bunga dan dapat dikurangkan pada laba kena pajak, sehingga pajak yang dibayarkan perusahaan menjadi lebih kecil karena terjadi penghematan pajak.

Fenomena tingginya nilai perusahaan terkadang tidak diimbangi oleh naiknya harga saham, seperti yang terjadi pada beberapa perusahaan berikut yang harga saham terus menurun padahal kinerja keuangan (nilai perusahaan) bagus dengan membukukan laba bersih yang meningkat. Misalnya emiten TCID pada tahun 2015 dengan nilai perusahaan tinggi sebesar 1,769 tetapi mengalami penurunan harga saham dari Rp.14.500 menjadi Rp.2.500, emiten KINO pada tahun 2015 memiliki nilai perusahaan yang cukup tinggi sebesar 2,155 tetapi mengalami penurunan harga saham dari Rp.3.840 menjadi Rp.3.030, emiten ARNA pada tahun 2016 memiliki nilai perusahaan yang cukup tinggi yaitu sebesar 2,859 tetapi mengalami penurunan harga saham dari Rp.500 menjadi Rp.342. Besarnya nilai perusahaan bisa dipengaruhi beberapa faktor antara lain penghindaran pajak, kebijakan utang yang menimbulkan cost of debt.

Berikut disajikan nilai perusahaan dan cost of debt dari beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.

(10)

10

Tabel 1.2

Data Cost Of Debt dan PBV Beberapa Perusahaan Manufaktur Tahun 2015-2017

No Nama COD PBV

2015 2016 2017 2015 2016 2017 1

PT.Arwana Citra Mulia

Tbk 0,03 0,06 0,07 4,10 4,15 2,44 2 PT. Indal Alumunium Industry Tbk 0,08 0,06 0,07 0,53 0,82 0,89 3 PT.Pyridam Farma Tbk 0,19 0,11 0,10 0,59 1,03 0,90 4 PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk 0,13 0,14 0,14 0,26 0,24 0,23 5 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 0,12 0,12 0,11 5,39 5,97 5,39 6 PT. Semen Indonesia Tbk 0,00 0,05 0,08 2,46 1,91 1,93 7 PT. Selamat Sempurna Tbk 0,07 0,05 0,03 4,76 3,62 4,10 Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data diolah).

Berdasarkan data cost of debt dan PBV diatas beberapa perusahaan menunjukan data yang bertolak belakang dengan trade of theory yang menyatakan semakin besar utang maka akan meningkatkan nilai perusahaan, artinya cost of debt berbanding lurus dengan nilai perusahaan. Sebagai contoh perusahaan PT.Arwana Citra Mulia tahun 2016 cost of debt sebesar 0,06 naik sebesar 0,03 dibandingkan tahun 2015. PBV perusahaan naik sebesar 0,05 akan tetapi di tahun 2017 saat cost of debt naik sebesar 0,01 nilai perusahaan yang diukur dengan PBV turun sebesar 1,71 dari tahun sebelumnya.

Kondisi yang sama terjadi pada PT.Prydam Farma Tbk cost of debt terus menurun pada tahun 2015 berada diangka 0,19 dan pada tahun 2016 turun sebesar 0,08 menjadi 0,11. Sementara nilai perusahaan menunjukan angka kenaikan. Pada

(11)

11

tahun 2015 nilai PBV sebesar 0,59 pada tahun 2016 sebesar 1,03 atau naik sebesar 0,44.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang melatarbelakangi penelitian ini diantaranya Dwi Martani dan Indah Masri (2012) tentang Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Cost Of Debt menunjukan tax avoidance berpengaruh positif terhadap cost of debt artinya tax avoidance akan meningkatkan cost of debt. Utkir Kolbadalov (2012) The Relationship of corporate tax avoidance, cost of debt and institutional ownership evidence from Malaysia yang menyatakan tax avoidance berpengaruh negatif terhadap cost of debt artinya tax avoidance akan mengurangi cost of debt.

Penelitian Enggar Aditya Murti dan Imam Gojali (2017) mengenai Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan menyatakan bahwa tax avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil berbeda ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Arief Fajar Kurniawan Mochamad Syafruddin yang menyatakan tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Thalib, Herni dan Miftahurrohman(2014) menegaskan bahwa kebijakan utang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian oleh Ferina dkk (2015), bahwa kebijakan utang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Nurvita Sari (2014), hasil penelitiannya menunjukan kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

(12)

12

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dibandingkan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel cost of debt sebagai variabel intervening.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP COST OF DEBT DAN DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017).”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah tax avoidance berpengaruh terhadap cost of debt? 2. Apakah cost of debt berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui cost of debt?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt. 2. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh cost of debt terhadap nilai

(13)

13

3. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan.

4. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan melalui cost of debt.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis, dapat menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt dan dampaknya terhadap nilai perusahaan.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan tax avoidance dan cost of debt dalam kaitannya dengan nilai perusahaan.

3. Bagi pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan aturan penghindaran pajak dengan menggunakan skema penggunaan utang dan penentuan tingkat suku bunga pinjaman.

4. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik ini serta dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai tax avoidance, cost of debt dan nilai perusahaan.

(14)

14

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017.

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga bulan), yaitu dari bulan April – Juni 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Yayasan Pendidikan ASTRA adalah salah satu perusahaan swasta yang ada di Indonesia merasa ikut prihatin dengan menurunnya minat pemuda Indonesia yang menekuni

Bab keempat, bab ini merupakan inti dari penulisan tesis yang berisi tentang analisis hasil penelitian, pada bab ini akan diuraikan tentang revitalisasi berbagai

Sebelum Pijat Bali Suci Anda, kami dengan lembut membersihkan kulit Anda dengan garam laut dan minyak hangat.. Membuat kulit Anda terasa

Secara ekonomis, dalam perhitungan biaya operasional pabrik es, komponen biaya yang cukup menentukan adalah komponen biaya untuk tenaga listrik (PLN atau Generator

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan uraian di atas telah dilakukan oleh Marduati (2012) mengungkapkan bahwa jumlah Surat Paksa PPN berpengaruh positif dan

Data yang diperoleh guru dari analisis hasil belajar membaca pada tes formatif dengan Kompetensi Dasar:Menentukan kelipatan dan faktor bilangan, nilai tertinggi 80,

Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah, serta inayah- Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh