• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. informasi, hal ini dikarenakan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. informasi, hal ini dikarenakan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini teknologi berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman dan membawa begitu banyak pengaruh terhadap setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu bentuk teknologi tersebut yaitu teknologi informasi, hal ini dikarenakan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya terutama dengan mengutamakan efisiensi dan efektifitas waktu. Perwujudan teknologi informasi salah satunya yaitu melalui handphone yang beberapa tahun lalu dianggap sebagai salah satu barang tersier, sekarang mengalami pergeseran menjadi barang primer. Banyak sekali kegunaan dari handphone diantaranya dapat berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain secara jarak jauh dan juga informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani.

Telepon seluler atau bisa disebut dengan handphone sendiri merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel/mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel wireless). Pada dasarnya

handphone fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi melalui suara dan

(2)

2

siaran radio, televisi. Juga dilengkapi dengan fungsi audio, kamera, video, game, serta layanan internet. Saat ini handphone bahkan memiliki fungsi yang hampir sama dengan perangkat komputer namun pada intinya pengertian

handphone adalah sebagai sebuah alat telekomunikasi sehingga fungsi utamaya

adalah untuk berkomunikasi baik melalui suara maupun pesan singkat.1

Munculnya Telepon Seluler atau Handphone memberi dampak besar kepada masyarakat yakni hampir semua kalangan maupun lapisan masyarakat menggunakannya, mulai dari kalangan muda hingga kalangan tua. Hal tersebut membuat banyaknya toko bermunculan untuk menjual telepon seluler dengan berbagai macam merk dan fitur yang sangat menarik bagi pembeli. Dengan banyaknya toko yang bermunculan, mengakibatkan toko – toko yang menjual tersebut berlomba – lomba untuk menjual produk mereka, yakni dengan cara membuat boneka yang berbentuk boneka yang menyerupai merk telepon seluler yang mereka jual, selain itu memberikan tarian – tarian lucu yang sangat menarik perhatian, dan sebagainya. Diantara perlombaan penjualan produk antara toko tersebut terkadang muncul persaingan usaha yang sangat ketat, bahkan ada yang menggunakan cara yang tidak adil untuk menjatuhkan penjualan produk toko lain.

Toko telepon seluler melakukan berbagai macam cara dalam persaingan usaha tersebut, salah satunya yakni dengan cara tidak sehat. Persaingan usaha

1 Pengertian Definisi Handphone,

(3)

3

tidak sehat memiliki pengertian sendiri menurut pasal 1 huruf f Undang – Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yaitu, “ Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan

antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha”.

Persaingan usaha tidak sehat tersebut dilakukan dengan cara menjual telepon seluler rekondisi. Rekondisi sendiri adalah tindakan mengembalikan sesuatu ke kondisi yang baik atau baru dengan mengubah, memperbaiki, atau mengganti bagian tertentu yang dahulunya tidak berfungsi menjadi berfungsi seperti baru. Dalam praktiknya, banyak toko yang melakukan cara tersebut dengan modus membuat barang rekondisi yang semula rusak diperbaiki lagi seperti baru dan menjualnya dalam keadaan baru dengan harga yang lebih murah dibandingkan toko lain yang menjual barang yang sama.2

Praktik rekondisi telepon seluler handphone merupakan tindakan yang merugikan konsumen, keadaan ini diperparah dengan peredaran telepon seluler rekondisi di masyarakat tidak terkontrol dimana sebagian besar toko telepon seluler atau biasa kita sebut konter handphone menjual telepon seluler atau

handphone rekondisi. Selain itu peredaran telepon seluler atau handphone lebih

diperburuk lagi dengan konsumen/ pembeli yang tidak mengetahui dan

2 KBBI Kemendikbu, Pengertian Rekondisi¸https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rekondisi, diakses pada 7 Maret 2018

(4)

4

memahami, bahwa telepon seluler yang dibeli merupakan telepon seluler rekondisi market atau telepon seluler original/ asli dengan oknum penjual/ pelaku usaha yang juga tidak memberikan keterangan dan penjelasan yang jujur kepada konsumen/ pembeli mengenai kondisi telepon seluler atau handphone yang hendak dibeli oleh konsumen/ pembeli.

Dalam penjualan telepon seluler rekondisi, pelaku usaha memiliki peran aktif di dalam melakukan penjualan, seperti promosi dan juga pemasaran telepon seluler tersebut. Di dalam Pasal 1 angka 3 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa “Pelaku

usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi”.

Pengertian Pelaku Usaha yang tertuang pada pasal 1 angka 3 Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memuat beberapa unsur/ syarat yaitu :

1. Bentuk atau wujud dari pelaku usaha :

a. Orang Perorangan yang berarti setiap individu yang melakukan kegiatan usahanya secara seorang diri.

(5)

5

b. Badan Usaha yang memiliki arti kumpulan individu yang secara bersama – sama melakukan kegiatan usaha. Badan Usaha sendiri dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Badan Hukum dan Bukan Badan Hukum 2. Kegiatan Usaha tersebut harus didasarkan kepada perjanjian, perjanjian

dalam hal ini yakni perjanjian yang mengikat di dalam jual beli.

3. Di dalam berbagai bidang ekonomi, yang meilki pengertian yang luas bukan hanya pada bidang produksi.

Di dalam melakukan penjualan telepon seluler atau handphone, Pelaku Usaha juga memiliki kewajiban kepada konsumen yang harus dipenuhi oleh Pelaku Usaha, Kewajiban tersebut tertuang di dalam Pasal 7 Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyebutkan :

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

(6)

6

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Dibalik kewajiban Pelaku Usaha, terdapat poin dimana Pelaku Usaha wajib memberikan informasi yang sebenarnya mengenai barang yang dijual, karena dalam kenyataannya masih banyak pelaku usaha yang menjual barang rekondisi tidak memberikan informasi yang jelas dan sebenarnya bahwa barang yang dijual merupakan barang rekondisi. Hal tersebut tertuang di dalam Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen di Pasal 7 huruf b yang menyebutkan bahwa “pelaku usaha wajib memberikan informasi yang

benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan terhadap barang yang dijual kepada konsumen.”

Peredaran telepon seluler rekondisi menjadi suatu problema hukum yang serius karena tidak sedikit konsumen yang mengalami kerugian besar dengan membayar barang baru tetapi mendapat barang lama yang dirubah seolah – olah

(7)

7

menjadi barang baru. Selain itu peredaran telepon seluler juga semakin marak terjadi di beberapa tempat perbelanjaan yang menawarkan dan menjual berbagai macam telepon seluler dengan beragam harga yang sangat miring dibandingkan dengan harga asli. Untuk mendapatkannya pun sangat mudah, dapat dicari di gerai resmi, counter handphone, hingga online, atau sosial media seperti facebook dan twitter. Selain online peredaran telepon seluler rekondisi juga mudah didapati di toko handphone di Plaza Malang yang merupakan pusat penjualan telepon seluler terbesar di Kota Malang.

Beberapa waktu yang lalu, penulis menemukan fakta bahwa salah satu toko di Plaza Malang menjual handphone (telepon seluler) rekondisi. Disana penulis melihat secara langsung bahwa penjual menawarkan Iphone 5S 64Gb dibawah harga pasaran. Iphone 5S 64 Gb pada saat itu harga asli berada dikisaran harga Rp 4.600.000 juta sampai dengan Rp 5.000.000 bergantung pada Toko yang menjualnya namun toko yang penulis datangi menjualnya di bawah harga pasaran yaitu sekitar Rp. 3.600.000. Banyak masyarakat tertarik dengan melihat harga yang lebih murah apabila dibandingkan dengan toko lain pada saat itu termasuk penulis yang akhirnya ikut membelinya. Penulis membeli handphone ( telepon seluler ) tersebut dengan sedikit sekali informasi dari penjual, penjual hanya memberikan informasi terkait spesifikasinya secara garis besar tidak mendetail dan menyeluruh tanpa memberikan informasi bahwa handphone yang dijual merupakan handphone rekondisi.

(8)

8

Pada awal mula pemakaian, penulis merasa bahwa tidak ada yang salah dengan handphone yang dibeli kemarin namun tidak berapa lama penulis menyadari bahwa handphone yang dibeli ada yang salah. Hal ini diketahui penulis dari kamera handphone yang seharusnya hasilnya jernih namun hasilnya agak sedikit buram, selain itu keesokan harinya charger yang digunakan tiba – tiba panas dan berbau gosong. Dengan adanya hal tersebut, penulis berinsiaif untuk mengecek handphone itu ke toko handphone yang tidak jauh dari rumah penulis dan pemilik toko mengatakan bahwa handphone yang penulis beli ternyata barang rekondisi atau barang bekas yang diperbaharui sehingga tampaknya seperti barang baru namun penulis tidak percaya begitu saja dan mengecek nomor seri yang terdapat di pengaturan handphone dan ternyata benar bahwa handphone tersebut sudah pernah digunakan dan aktif. Peredaran telepon seluler rekondisi bertentangan dengan peraturan Undang-Undang No.36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, pada Pasal 32 yang berbunyi :“(1) Perangkat telekomunikasi yang diperdagangkan, dibuat,

dirakit, dimasukkan dan atau digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia wajib memperhatikan persyaratan teknis dan berdasarkan izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Ketentuan mengenai persyaratan teknis perangkat telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.”

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui secara lebih mendalam yang berkaitan dengan telepon

(9)

9

seluler (handphone) rekondisi dan menuangkannya ke dalam bentuk karya ilmiah hukum yang berjudul “ Kewajiban Pelaku Usaha di Dalam Memberikan Informasi Kepada Konsumen Mengenai Kondisi Telepon Seluler (handphone) yang Dijual ditinjau dari Pasal 7 huruf (b) Undang – Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ”.

B. Rumusan Masalah

a) Bagaimana Pelaksanaan Pasal 7 huruf (b) Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap Penjualan Telepon Seluler ( Handphone ) Rekondisi di Plaza Malang ?

b) Bagaimana Solusi atas Terkendalanya Pelaksanaan Pasal 7 huruf (b) Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting keberadaannya dalam menentukan awal penelitian yang merupakan suatu hal yang ingin di capai, adapun tujuan penulis untuk meneliti permasalahan ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi Pelaku Usaha tidak memberikan informasi yang jelas atas kondisi telepon seluler atau handphone yang dijual kepada konsumen ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(10)

10

2. Untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban pelaku usaha yang menjual handphone rekondisi kepada konsumen dan tanpa berkata sejujurnya mengenai handphone yang dia jual.

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

1. Manfaat penelitian

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi mata kuliah hukum perlindungan konsumen, yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna bagi penulis sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman terhadap hukum perdata, serta sebagai syarat untuk penulisan Tugas Akhir dalam menyelesaikan studi S-1 di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

b. Bagi Pelaku Usaha yang menjual Telepon Seluler ( Handphone ) Rekondisi Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pelaku usaha mengenai kewajibannya didalam memberikan informasi yang sejujurnya kepada konsumen terkait dengan kondisi telepon seluler ( handphone ) yang ditawarkan.

(11)

11

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada para akademisi hukum dan khususnya masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan wacana baru mengenai jual beli terhadap handphone rekondisi.

d. Bagi Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan infromasi kepada LPKSM ( Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat ) bahwa telah banyak beredar Telepon Seluler ( Handphone ) rekondisi yang keberadaannya sangat merugikan konsumen sehingga memerlukan pengawasan lebih agar hak – hak konsumen bisa terpenuhi sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang ada.

2. Kegunaan penelitian

Atas dasar maksud, tujuan dan alasan sebagaimana penulis uraikan diatas maka dengan ini penulis mempunyai harapan kedepannya nanti akan memiliki manfaat sebagaimana berikut :

1) Kegunaan Akademis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Muhammadiyah Malang program studi hukum perdata dan bisnis. Diharapkan kedepannya nanti akan membawa kemanfaatan akademis dengan memberikan wawasan atau pandangan baru yang berguna bagi pengembangan dan penelitian secara lebih lanjut terhadap ilmu hukum,

(12)

12

sehingga kedepannya nanti akan menghasilkan penelitian yang bermanfaat dan berguna untuk masa yang akan datang.

2) Kegunaan Keilmuan

Sebagai bahan referensi dalam keilmuan sehingga memperkaya dan menambah wawasan. Memberi suatu pandangan baru dalam penelitian yang dikembangan dimasa mendatang. Serta menyajikan suatu informasi yang baru mengenai kepastian hukum suatu kebijakan dalam masyarakat.

E. Metode Penelitian

1. Metode pendekatan

Dalam proposal penulisan hukum ini menggunakan metode pendekatan secara yuridis sosiologis, yaitu melihat hukum sebagai perilaku manusia dalam masyarakat.3 Penelitian hukum sosiologi berarti melihat fakta sosial yaitu

cara-cara bertindak, berfikir dan merasa yang ada di luar individu.4 Dengan kata lain

pendekatan ini melihat fakta-fakta secara langsung di lokasi penelitian, serta mencari keterangan dari pihak yang bersangkutan atau yang mengetahui kejadian atau masalah yang sedang diteliti tersebut, juga melalui observasi/ pengalaman yang Penulis ketahui langsung kemudian dikaitkan dengan aspek hukum yang berlaku. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan

3 Fakultas Hukum, 2016, Pedoman Penelitian Hukum, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, Hal. 16.

4 Soleman B. Taneko, 2016, Pokok – Pokok Studi Hukum dalam Masyarakat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, Hal. 5-8.

(13)

13

melakukan wawancara kepada Toko yang menjual Telepon Seluler ( Handphone ) rekondisi, kemudian penulis juga melakukan wawancara kepada konsumen yang membeli Telepon Seluler ( Handphone ) rekondisi tersebut.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana yang dipilih sebagai tempat pengumpulan data dilapangan untuk menemukan jawaban terhadap kasus yang akan diteliti oleh penulis. Dalam hal ini penulis memilih lokasi penelitian di Plaza Malang yang merupakan pusat penjualan Handphone di Kota Malang.

Alasan penulis melakukan penelitian di Pusat Penjualan Handphone di Kota Malang karena penulis sangat tertarik dengan kasusnya yang sudah sejak lama dan sampai saat ini belum ada yang mengungkapnya meski sudah banyak konsumen yang mengalami kerugian akibat kasus ini.

3. Jenis Data

Penelitian ini termasuk penelitian hukum campuran maka jenis data yang digunakan adalah data primer, dan data sekunder. Data primer, dan data sekunder yang di gunakana dalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data Primer adalah jenis data primer yang langsung dari sumber utama tanpa adanya perantara, yang didapat melalui proses interview atau wawancara

(14)

14

pada tempat yang diteliti. Selain itu, data primer juga berisi dokumen mengenai spesifikasi telepon seluler (handphone) mulai dari spesifikasi kamera, spesifikasi software, nomor seri dari telepon seluler dan juga berbagai macam hal yang menunjukkan bahwa telepon seluler (handphone) merupakan barang rekondisi. Data yang didapatkan yaitu ilmu yang mana langsung diperoleh dalam pengamatan atas objek penelitian mengenai permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan antara lain berasal dari bahan-bahan penelitian yang berasal dari, Peraturan Perundangan – undang, buku – buku, jurnal – jurnal, dokumen resmi, riset – riset terdahulu terkait dengan masalah ini dan juga kamus hukum ataupun kamus besar bahasa indonesia yang berkaitan dengan judul dan permasalahan.

4. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara

1) Pihak yang menjual atau bisa dikatakan Pelaku Usaha yang menjual Telepon Seluler ( Handphone ) rekondisi untuk memberikan keterangan terkait barang yang dijual.

2) Pihak yang membeli atau Konsumen yang membeli Telepon Seluler ( Handphone ) rekondisi tersebut.

(15)

15

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui data data lain yang mendukung akan penelitian ini. Termasuk beberapa foto terkait kondisi telepon seluler (handphone), nomor seri telepon seluler, kamera telepon seluler, software maupun hardware telepon seluler dan lain – lain yang membuktikan bahwa telepon seluler (handphone) ini merupakan barang rekondisi yang kondisinya berbeda dengan telepon seluler (handphone) asli atau original. Selain itu, dokumen ini juga berisi mengebai peristiwa suatu kejadian yang pernah terjadi sebelumnya dan tentunya masih dalam lingkup bahan yang dibutuhkan untuk penelitian terkait Kewajiban Pelaku Usaha di Dalam Memberikan Informasi Kepada Konsumen Mengenai Kondisi Telepon Seluler (handphone) yang Dijual.

c. Studi Kepustakaan

Penelitian ini adalah penelitian dengan mengumpulkan data dan meneliti melalui sumber bacaan, menganalisa peraturan perundang-undangan maupun dokumentasi lainnya seperti karya ilmiah, surat kabar, internet dan sumber lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini.5

5M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta. Ghalia

(16)

16 5. Analisa data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis sosiologis, yang akan disajikan dengan cara menjelaskan, menguraikan dan menggambarkan sesuai dengan permasalahan yang penulis teliti. Penelitian sosiologis analisis datanya lebih mengutamakan wawancara dan observasi dilakukan sejak awal turun ke lokasi penelitian melakukan pengumpulan data, dengan cara mengangsur atau menabung informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interprestasi.6

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penulisan hukum ini, penulis membagi dalam 4 (empat) bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, hal ini bertujuan agar mudah untuk dipahami. Adapun sistematika penulisannya secara garis besar akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan pendahuluan yang diawali dengan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian. Sub bab diuraikan lebih lanjut mengenai metode

(17)

17

pendekatan, jenis bahan hukum, teknik pengumpulan bahan hukum dan analisa bahan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang kajian teori hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu tentang Tinjauan yuridis terhadap Kewajiban Pelaku Usaha di Dalam Memberikan Informasi Kepada Konsumen Mengenai Kondisi Telepon Seluler (handphone) yang Dijual ditinjau Undang – Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai uraian pembahasan yang diangkat oleh penulis yang selanjutnya akan dianalisis secara sistematis, guna mengkaji, menyelesaikan dan menyelaraskan hasil penelitian dengan kenyataan yang ada terhadap objek yang diteliti serta didukung dengan bahan hukum dan teori teori yang relevan dengan permaalahan dalam penulisan hukum ini.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir dalam penulisan hukum ini, yang berisi kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya dan berisikan saran dari penulis guna menanggapi permasalahan yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penelitian ini, diharapkan adanya manfaat bagi peneliti untuk menerapkan metode yang sesuai dalam mengembangkan aplikasi serupa dan dengan digunakannya

Baik jalan Mataram (jalan MT Haryono) atau jalan Pekojan adalah sebuah kawasan yang awalnya dibuat sebagai kawasan rumah toko yang cukup lama di kota Semarang.

Masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya meliputi pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan literasi sains siswa SD di kelas V pada materi

Pada tabel 4.3 bisa dilihat bahwa manajemen laba dan ukuran perusahaan memiliki nilai VIF yang sama yaitu 1,204 yang lebih kecil dari 10 sehingga kedua variabel independen dalam

Jones dan Prusky (2002) melaporkan bahwa beberapa khamir antagonis juga telah dilaporkan efektif untuk menghambat patogen pascapanen pada beberapa buah-buahan dan

Pada ulangan matematika, diketahui nilai rata -rata kelas adalah 58, Jika rata-rata nilai matematika untuk siswa prianya adalah 65, sedangkan untuk siswa wanita

Berdasarkan hasil data yang diolah, didapatkan data seperti yang ada pada tabel 4.7 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata return saham yang berasal dari perusahaan keluarga

Perkembangan bangsa kambing di dunia mengarah kepada tiga produk utama yaitu daging, susu dan bulu (mohair). Di Indonesia, daging kambing dihasilkan terutama oleh jenis kambing