Organisasi
Berdasarkan Peraturan Presi den RI No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, Badan Litbang Pertanian mempu nyai tugas melaksanakan peneli tian dan pengembangan perta nian. Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Litbang Pertani an menyelenggarakan fungsi : a) penyiapan perumusan kebija kan penelitian dan pengembang an pertanian, b) perumusan
program penelitian dan pengembangan pertanian, c) pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian, d) evaluasi pelaksanaan penelitian dan pengembang an pertanian, dan e) pelaksanaan administrasi Badan.
Sejarah
Badan Litbang Pertanian dalam perkembangannya telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi. Sejarah perkembangan organisasi Badan Litbang Pertanian sebelum dan sesudah pembentukannya adalah sebagai berikut :
Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian
Tahun 1962, lembaga-lembaga penelitian pertanian berada di bawah dan dikoordinasikan oleh masing-masing Direktorat Jenderal pada tiap Departemen. Lembaga-lembaga penelitian pertanian berikut : Lembaga Pusat Penelitian Pertanian, Lembaga Penelitian Hortikultura, dan Lembaga Penelitian Tanah berada di bawah Direktorat Jenderal Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No. 26 tahun 1969. Lembaga Penelitian Tanaman Industri berada di bawah Direktorat Jenderal Perkebunan berdasarkan Kepmentan No. 331 tahun 1969. Lembaga Penelitian Peternakan dan Lembaga Penelitian Penyakit Hewan berada di bawah Direktorat Jenderal Peternakan berdasarkan Kepmentan No. 118 tahun 1971, serta Lembaga Perpustakaan dan Biologi Pertanian di bawah Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian berdasarkan Kepmentan No. 54 tahun 1967.
Pembentukan Badan Litbang Pertanian dan Perkembangannya (1974 - 2008)
Periode 1974 - 1980
Berdasarkan Keppres No. 44 dan 45 tahun 1974 dibentuk Badan Litbang Pertanian sebagai unit Eselon I Departemen Pertanian dengan membawahi
delapan unit Eselon II, yaitu: Sekretariat Badan, empat Puslitbang yaitu: Puslitbang Tanah dan Tanaman Pangan, Puslitbang Perkebunan dan Kehutanan, Puslitbang Peternakan dan Perikanan, dan Puslitbang Agro Ekonomi, tiga Pusat yaitu: Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian, Pusat Karantina Pertanian, dan Pusat Pengolahan Data dan Statistik. Kepmentan No. 190 tahun 1975 sebagai tindak lanjut Keppres 44 dan 45 tahun 1974, Badan Litbang Pertanian terdiri dari delapan unit eselon II dan didukung oleh 14 UPT terdiri dari 12 lembaga penelitian dan dua instalasi, selanjutnya tahun 1980 lembaga penelitian dan instalasi bertambah menjadi 18 Balit.
Periode 1981 - 1986
Berdasarkan Keppres No. 24 tahun 1983, Badan Litbang Pertanian terdiri atas Sekretariat Badan; dua Pusat yaitu, Pusat Pengolahan Data dan Statistik dan Pusat Perpustakaan dan Biologi Pertanian, dua Puslit yaitu, Puslit Tanah dan Puslit Agro-Ekonomi serta lima Puslitbang yaitu, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan. Tahun 1984 Badan Litbang Pertanian didukung oleh 16 Balit, 51 Sub Balit, 62 laboratorium, serta 197 kebun/kolam/tambak/kandang percobaan (Kepmentan No. 613/84).
Periode 1987 - 1991
Berdasarkan Keppres No. 4 tahun 1990, struktur organisasi Badan Litbang Pertanian terdiri atas: Sekretariat Badan, dua Pusat yaitu: Pusat Penyiapan Program Penelitian dan Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, dua Puslit yaitu: Puslit Tanah dan Agroklimat dan Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, dan lima Puslitbang yaitu: Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan. Berdasarkan Kepmentan No. 75/Kpts/OT.210/2/1991, Badan Litbang Pertanian mendapat tambahan satu unit Eselon II-b yaitu Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian. Jumlah UPT yang ada di lingkungan Badan Litbang Pertanian tidak mengalami perubahan dan masih mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian No. 613 tahun 1984.
Periode 1992 - 1997
Keppres No. 83 tahun 1993 yang dijabarkan dalam Kepmentan No.96/Kpts/OT.210 /2/1994 Badan Litbang Pertanian terdiri dari 11 unit kerja Eselon II, yaitu Sekretariat Badan, dua Pusat yaitu: Pusat Penyiapan Program Penelitian dan Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, dua Puslit yaitu: Puslit Tanah dan Agroklimat dan Puslit Sosial Ekonomi Pertanian,
lima Puslitbang yaitu: Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman
Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan, serta Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian (BBP Alsintan). Pada reorganisasi tersebut, terjadi perubahan yang sangat mendasar yaitu dengan terbentuknya 11 BPTP dan enam LPTP pada 17 provinsi. Disamping itu juga mengelola 16 Balit dan 4 Lolit. Dengan demikian pada periode ini Badan Litbang Pertanian didukung oleh 37 UPT terdiri dari 16 Balit dan empat Lolit, 11 BPTP dan 6 LPTP.
Tahun 1996, Badan Litbang Pertanian membina lima Puslit bidang perkebunan yaitu, Puslit Kelapa Sawit, Puslit Karet, Puslit Teh dan Kina, Puslit Kopi dan Kakao dan satu Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA) yang tergabung dalam Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (AP2I). Secara fungsional pembinaan dan koordinasi program penelitiannya berada di bawah Badan Litbang Pertanian, dan secara ex-officio Kepala Badan Litbang Pertanian menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina AP2I.
Periode 1998 – 1999
Berdasarkan Keppres No. 61 tahun 1998 Badan Litbang Pertanian mengalami perubahan karena Puslitbang Tanaman Industri masuk ke Departemen Kehutanan dan Perkebunan, sehingga susunan organisasinya sebagai berikut : Sekretariat Badan, dua Pusat yaitu: Pusat Penyiapan Program Penelitian dan Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, dua Puslit yaitu: Puslit Tanah dan Agroklimat dan Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, dan empat Puslitbang yaitu: Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan serta BBP Alsintan. Jumlah UPT pada tahun 1998 sebanyak 33 yang terdiri dari 13 Balit dan 3 Lolit, 11 BPTP dan 6 LPTP.
Periode 2000 – 2001
Pada pertengahan tahun 2000 Badan Litbang Pertanian melakukan perampingan organisasi berdasarkan Kepmentan No. 160/Kpts/OT.210/3/2000. Periode ini ditandai dengan Puslitbang diubah menjadi Puslit, dan Puslitbang Perikanan masuk ke Departemen Kelautan dan Perikanan. Susunan organisasi
Ekonomi Pertanian, Puslit Tanaman Pangan, Puslit Hortikultura dan Aneka Tanaman, dan Puslit Peternakan, serta BBP Alsintan sebagai unit Eselon II-b. Sedangkan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (semula namanya Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian) berada di bawah Sekretariat Jenderal Deptan, namun secara teknis fungsional berada di bawah pembinaan Kepala Badan Litbang Pertanian.
Sesuai Kepmentan No. 01/ Kpts/OT.210/1/2001 susunan organisasi Badan Litbang Pertanian mengalami perubahan kembali yaitu perubahan nomenklatur Puslit menjadi Puslitbang dan kembalinya Puslitbang Perkebunan ke lingkungan Departemen Pertanian. Struktur organisasi Badan Litbang Pertanian menjadi
delapan unit Eselon II, yaitu Sekretariat Badan, Puslitbang Tanah dan
Agroklimat, Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, Puslitbang Perkebunan, dan BBP Alsintan. Disamping itu, diikuti pula perubahan organisasi BPTP dan LPTP yang semula berjumlah 17, dengan terbitnya Kepmentan No. 350/Kpts/OT.210/6/2001, maka BPTP bertambah menjadi 26.
Periode 2002 – 2004
Pada tahun 2002 terjadi perubahan organisasi diantaranya pada Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian (BBP Alsintan) menjadi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP) berdasarkan Kepmentan No. 403 tahun 2002 dan Balit dan Lolit. Berdasarkan Kepmentan No. 59 sampai dengan 81 tahun 2002, sehingga jumlahnya menjadi 23 yang terdiri dari 17 Balit/Pengkajian dan 6 Loka Penelitian.
Badan Litbang Pertanian dalam melaksanakan tugasnya terus berupaya membenahi kelembagaan. Pada tahun 2003 telah meningkatkan status Balit (Eselon III) ditingkatkan menjadi Balai Besar (Eselon II-b), yaitu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen, Kepmentan No.631/Kpts/OT.140/12/2003), Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen, Kepmentan No.632/Kpts/OT.140/12/2003), dan pembentukan 2 BPTP, yaitu Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Banten, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung (Kepmentan No.633/Kpts/OT.140/12/2003).
Periode 2005
Berdasarkan Peraturan Presi-den RI No. 9 dan 10 Tahun 2005 yang ditindaklanjuti dengan Permentan No.299/Kpts/OT.140/ 7/2005 Badan Litbang Pertanian terdiri dari Sekretariat Badan dan
empat Puslitbang yaitu : Puslit-
bang Tanaman Pangan, Puslit- bang Hortikultura, Puslitbang Per- kebunan, dan Puslitbang Pete-rnakan. Di samping itu, dibentuk Pusat Analisis Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian yang berkedudukan di bawah Menteri Pertanian melalui Sekjen Deptan, sebagai perubahan dari Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian. Berdasarkan Permentan No. 328/Kpts/OT.220/6/2005 Badan Litbang Pertanian membina Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Dengan terbitnya Permentan No. 329/Kpts/OT.220/6/2005, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dibina sepenuhnya oleh Badan Litbang Pertanian.
Selanjutnya berdasarkan Permentan No. 300/Kpts/OT.140/7/2005 telah dibentuk pula Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian sebagai perubahan dari Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Guna mensinergikan kegiatan penelitian dan pengembangan Sumberdaya lahan pertanian, maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumberdaya di bidang tanah, agroklimat dan hidrologi, lahan rawa, serta pencemaran lingkungan.
Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berubah menjadi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berdasarkan Permentan No. 301/Kpts/OT.140/7/2005. Untuk mensinergikan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian yang mempunyai keunggulan di tingkat nasional, maka Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian mengkoordinasikan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian yang bersifat spesifik lokasi di 28 BPTP.
Pada Periode tahun 2005 juga tercatat adanya perubahan dalam sistem penganggaran yaitu dengan adanya sistem penganggaran terpadu ”Unified
Periode 2006 – 2009 Memenuhi tuntutan perubahan lingkungan strategis, tahun 2006 Badan Litbang Pertanian melakukan penataan organisasi UPT meliputi :
A. Peningkatan status
eselon pada 1) Balai Penelitian Tanaman Padi dari eselon III-a menjadi
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi eselon II-b
2) Balai Penelitian Veteriner menjadi Balai
Besar Penelitian Veteriner eselon II-b. 3) Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan
Hortikultura Subtropik dari eselon IV-a menjadi Balai Penelitian Tanaman Jeruk
dan Buah Subtropika eselon III-a, 4) Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan
menjadi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri eselon III-a, dan 5) Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian menjadi Balai
Penelitian Lingkungan Pertanian eselon III-a.
B. Perubahan nomenklatur pada: 1) Balai Penelitian Tanaman Buah menjadi
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika dan 2) Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.
C. Pembentukan BPTP Gorontalo dan BPTP Maluku Utara. Selanjutnya pada
tahun 2007 terjadi penambahan dua UPT eselon III yaitu Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (Balai PATP) dan BPTP Papua Barat.
Hingga tahun 2009 Organisasi Badan Litbang Pertanian terdiri atas Sekretariat Badan, empat Puslitbang, dua Pusat, tujuh Balai Besar, 15 Balit,
satu Balai PATP, 31 BPTP, dan tiga Lolit. Struktur organisasi Badan Litbang
Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian 2009 BADAN SEKRETARIAT BADAN PUSLITBANG NAK PUSLITBANG BUN PUSLITBANG HORTI PUSLITBANG TAN BB PENGKAJIAN BBSDLP BBPMP BB BIOGEN BB PASCAPANEN PSEKP BALITKABI BALIT SEREAL LOLIT TUNGRO BALITSA BALITBU TROPIKA BALITHI BALIT JESTRO 31 BPTP BB PADI BALITTRO BALITTAS BALITKA BALITTRI BALITNAK LOLITSAPI LOLIT KAMBING BBALITVET BALITTRA BALIT TANAH BALIT KLIMAT BALINGTAN PUSTAKA L R P I PUSLIT KARET PUSLIT GULA PUSLIT KOPI DAN KAKAO PUSLIT TEH DAN KINA PUSLIT KELAPA SAWIT BALAI PATP STRUKTUR ORGANISASI BADAN LITBANG PERTANIAN 2009
Daftar Nama Pejabat
Tabel 1. Daftar Nama Pejabat Eselon I dan Eselon II Badan Litbang Pertanian Tahun 2009
Eselon I Nama Pejabat
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian (Badan Litbang Pertanian) Ir. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., Ph.D.
Eselon II Nama Pejabat
1. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
(Sekretariat Badan)
Dr. Haryono. 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. (Puslitbangtan) Dr. Suyamto Hardjosuwiryo. 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura. (Puslitbanghorti) Dr. Ir. Yusdar Hilman, M.S. 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan. (Puslitbangbun) Dr. Ir. Moch. Syakir, M.S. 5. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. (Puslitbangnak)
Dr. Drh. Darminto 6. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian. (PSEKP) Dr. Tahlim Sudaryanto. 7. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran
Teknologi Pertanian. (Pustaka)
Ir. Ning Pribadi, M.Sc. 8. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian. (BBPMP) Dr. Trip Alihamsyah. 9. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.
(BB-Biogen)
Dr. Ir. Karden Mulya.
10. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pasca Panen Pertanian.
(BB-Pascapanen)
Ir. Wisnu Broto, M.S.
11. Balai Besar Penelitian dan
Pertanian. (BBSDLP)
Tabel 1. Daftar Nama Pejabat Eselon I dan Eselon II Badan Litbang Pertanian Tahun 2009
Lanjutan
Eselon II Nama Pejabat
12. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian.
(BB Pengkajian)
Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc.
13. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
(BB Padi) Dr. Hasil Sembiring.
14. Balai Besar Penelitian Veteriner.
(Bbalitvet) Dr. Drh. Hardiman, MM.
15. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
(LRPI) Caretaker Direktur LRPI oleh Kepala Badan Litbang Pertanian.
Izin Pemasukan dan Pengeluaran Benih/Bibit/Sumber Daya Genetik Untuk Penelitian
Menteri Pertanian memiliki kewenangan memberi izin pemasukan dan/atau pengeluaran benih/bibit. Pemberian izin pemasukan dan pengeluaran benih/bibit untuk kepentingan penelitian, Menteri Pertanian melimpahkan kewenangannya kepada Kepala Badan Litbang Pertanian melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 70/Permentan/OT.140/11/2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih.
Selain itu, melalui Permentan Nomor 67/Permentan/OT.140/12/2006 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik (SDG) Tanaman, Menteri Pertanian juga melimpahkan kewenangan pemberian izin pemasukan dan pengeluaran sumber daya genetik pertanian kepada Kepala Badan Litbang Pertanian. Sebagai pelaksanaan dari kedua Permentan tersebut, sampai dengan bulan Desember tahun 2009 telah diterbitkan sebanyak 110 izin terdiri dari 54 izin pemasukan (Lampiran 23); 17 izin pengeluaran (Lampiran 24); 34 izin pemasukan dan pengeluaran sumber daya genetik (Lampiran 25), dan 5 izin pendaftaran kebun koleksi atau tempat penyimpanan SDG (Lampiran 26).