• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTERASI LARUTAN NaOH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR GEOPOLIMER ABU SEKAM PADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KONSENTERASI LARUTAN NaOH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR GEOPOLIMER ABU SEKAM PADI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTERASI LARUTAN NaOH TERHADAP KUAT

TEKAN MORTAR GEOPOLIMER ABU SEKAM PADI

Ema Maria Lestari

1

, Abdi Nasrullah

2

Prodi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam

Jln. Masik Siagim No. 75 Simpang Bacang Dempo Tengah Kota Pagar Alam

Sur-el: emamarilhalna16@gmail.com1

,

abdinasrullah4@gmail.com2

Abstrak :Limbah abu sekam padi merupakan hasil dari proses pengolahan abu sekam padi. Banyaknya

limbah abu sekam padi yang dibuang begitu saja mengakibatkan pencemaran lingkungan. Karena alasan tersebut mulai di kembangkan alternatif pengganti semen berupa mortar geopolimer abu sekam padi. Hasil studi eksperimental terhadap mortar geopolimer dengan menggunakan campuran abu sekam padi sebagai material asal, NaOH dan NaSiO3 sebagai aktivator, agregat kasar dan halus, untuk mengetahui pengaruh perbedaan molaritas terhadap kuat tekan mortar. saat umur 3, 7, 14, 21, 28 hari, dengan molaritas12 M , 14M dan 16M.Kuat tekan maksimum 28 hari nilai kuat tekan mortar semen dengan rasio 1: 1,5 adalah sebesar 15,2 Mpa. sampel T3 dengan konsenterasi 12 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 8,35 Mpa. Untuk sampel T3 14 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 8,35 Mpa, Untuk sampel T3 dengan konsenterasi 16 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 11,33 Mpa. Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kuat tekan maksimum umur 28 hari berada pada konsenterasi larutan NaOH 16 Molaritas yaitu sebesar 11,33 Mpa.

Kata kunci : Abu sekam padi, NaOH, Geopolimer.

Abstract : Chaff ash waste rice at the process production of rice husk ash. Chaff ash waste rice discared pitches upon. Chaff ash more that evoke because that reason beginning at develops substitution alternative cement chaff ash geopolymer's mortar. Showed that experimental to geopolymer using a mixture of rice husk ash as the original material, NaOH and NaSiO3 as activator, crude aggregate and ground, to determine the effect of differences in morality on the strength of mortar pressure, the age was 3, 7, 14, 21, 28 days. With morality: 12 M, 14M and 16M, with pressing strong result a maximum 28 mortar cement with ratio 1: 1,5 was as big as 15,2 Mpa. T3's sample with concentration 12 m by aged 28 days strength presses maximum be as big as 8,35 Mpa. For T3's sample 14 m with the age 28 days strength presses maximum be as big as 8,35 Mpa, For T3's sample with concentration 16 m with the age 28 days strength presses maximum be as big as 11,33 Mpa. It can be concluded that the maximum pressure strength value of 28 days was at the concentration of NaOH 16 with a Molarity was 11,33 Mpa.

Keywords : Rice husk ash, NaOH, Geopolymer.

1. PENDAHULUAN

Mortar semen merupakan mortar yang paling banyak digunakan yaitu campuran semen, pasir, dan air. Perbandingan volume semen dan pasir berkisar pada 1:2 sampai 1:6, khusus pekerjaan dinding masih banyak kekurangan masih banayk dijumpa dinding yang retak. Produksi semen mengeluarkan gas CO2 yang menimbulkan efek rumah kaca (Darma, 2018). Indonesia merupakan negara agrraris yang

mayoritas masyarakat petani. Kota Pagar Alam

merupakan mayoritas masyarakat petani

pertanian dan masih banyak dijumpai tanaman padi, banyaknya limbah abu sekam padi yang terbuang dan dibuang begitu saja dan tidak terlalu bermanfaat. Limbah abu sekam padi dapat digunakan sebagai pengganti semen. Hal ini bisa meningkatkan nilai ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan abu sekam padi yang dianggap limbah yang terbuang begitu saja menjadi bahan

(2)

yang berguna, dengan memanfaatkan bahan alami diharapkan bisa meminimalisir penggunaan semen sebagai material utama penyusun mortar menjadikan bahan yang ramah lingkungan. Karena pada dasanya abu sekam padi tidak mempunyai kemampuan mengikat mortar, maka perlu ditambahkan larutan aktivator, namun perlu dianalisis pengruh konsenterasi Larutan NaoH tersebut, benda uji dilakukan pengujian kuat tekan pada saat umur mortar 3, 7. 14, 21, 28 hari,

lolos ayakan saringan no. 200 dengan

konsentsrasi NaOH larutan 12 M, 14 M, 16 M, untuk mengetahui pengaruh konsenterasi larutan NaOH terhadap kuat tekan mortar geopolimer abu sekam padi Sebagai inovasi baru dengan memanfaatkan limbah dari abu sekam padi dalam pembuatan batako selain itu dapat meningkatkan nilai ekonomis dari abu sekam padi

Pencemaran lingkungan akibat dari

produksi semen menyebabkan kontribusi yang cukup besar (Kasyanto, 2012). Menurut SNI

03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai

campuran antara pasir, air, dan semen Portland dengan komposisi tertentu. Penerapan mortar lebih cenderung untuk pekerjaan non-struktural seperti plesteran dinding, perekat pasangan bata,

plesteran pada pemasangan keramik,

batako,paving block, roster, dan sebagainya. Fungsi dari mortar dalam plesteran untuk melindungi keawetan pasangan bata, meratakan permukaan tembok, pengikat antara pasangan bata yang satu dengan bata yang lain sehingga aksi komposit keduanya dapat terbentuk (Setyani, 2017). Selama pembentukan senyawa geopolimer air dilepaskan selama reaksi kimia. Sehingga selama masa perawatan (curing) dan pengeringan air ini dikeluarkan (Ilmiah, 2017).

Adapun abu sekam padi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan produk yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai konstruksi dan bangunan bahan. Kandungan silika yang tinggi 80 % menjadikan abu sekam padi sebagai sumber potensi bahan untuk menghasilkan geopolimer. Abu sekam padi yang digunakan pada penelitian ini adalah abu sekam yang lolos saringan no.200 (Fitri, 2016). Namun juga dapat mengganti material utama berupa Fly ash, dimana fly ash merupakan limbah yang bisa juga diklasifikasan sebagai debu. Abu terbang (fly ash) sebagai limbah PLTU berbahan bakar batu bara dikategorikan oleh Bapedal sebagai limbah

berbahaya, menyebabkan pencemaran

lingkungan, sangatt berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan (Wijanarko, 2008)..

Prekursor dan aktivator akan bersintesa membentuk material padat melalui proses polimerisasi, di mana proses polimerisasinya yang terjadi adalah disolusi yang diikuti oleh polikondensasi. Dalam reaksi polimerisasi ini Aluminium (Al) dan Silica (Si) mempunyai peranan penting dalam ikatan polimerisasi (Utomo, 2017). Bahan mentah atau prekursor, yang digunakan untuk membentuk geopolimer dapat juga berupa mineral aluminosilikat alami seperti lempung atau limbah industri.

Sodium silikat (Na2SiO3) atau biasa disebut waterglass berfungsi untuk mempercepat reaksi polimer. Campuran antara fly ash dan sodium silikat membentuk ikatan yang sangat kuat namun banyak terjadi retakan-retakan antar mikrostruktur (Utomo, 2017). Sodium hidroksida (NaOH) berfungsi untuk mereaksikan unsur-unsur Al dan Si dengan menambah ion Na. Campuran fly ash dan sodium hidroksida membentuk ikatan yang kurang kuat tetapi menghasilkan ikatan yang lebih padat dan tidak ada retakan (Utomo, 2017). Cuaca di Indonesia yang sering berubah sangat berpengaruh pada mortar. Suhu dingin mengakibatkan proses hidrasi sulit dicapai dan kekuatan awal mortar sulit didapatkan. Maka diperlukan panas tambahan dalam kegiatan perawaatan mortar (Khoiriyah, 2016).

2. METODE PENELITIAN

1

. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini lakukan di labolatorium Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam Jl. Masik Siagim Kelurahan Karang Dalo Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar Alam, penelitian yang dilaksanakan mulai dari April 2019 sampai dengan Juli 2019. Penentuan lokasi penelitian diambil karena tempat, alat dan waktu yang memungkinkan untuk melakukan penelitian, Kegiatan yang dilakukan meliputi, pengecoran benda uji, perawatan dan pengujian kuat tekan mortar geopolimer abu sekam padi.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsenterasi larutan NaOH terhadap kuat tekan mortar geopolimer abu sekam padi. Eksperimen ini di lakukan dengan mengganti prekursor bahan dasar semen pada beton konvensional. Prekursor tersebut diganti menggunakan abu sekam padi, dimana untuk beton biasa menggunakan air

(3)

sebagai bahan pengikat semen dan agregat, air

tersebut di ganti dengan menggunakan

konsenterasi larutan NaOH sebagai pengikat campuran mortar.

3. Persiapan dan Alat Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental di laboratorium Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam dengan melakukan pengujian kuat tekan mortar geopolimer. Penyediaan persiapan bahan utama penyusun campuran mortar berupa abu sekam padi , larutan alkali activator (NaOH dan Na2SiO3), dan agregat halus. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan bahan campuran mortar.

4. Bahan Penelitian

4.1 Mortar Geopolimer Abu Sekam Padi

Bahan-bahan yang akan digunakan untuk eksperimen pengaruh konsenterasi larutan NaOH terhadap kuat tekan mortar geopolimer abu sekam padi ini sebagai berikut.

A. Agregat halus (Pasir) dari sungai lematang, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam. a. Perbandingan antara Sodium Hidroksida

(NaOH) dan Sodium Silikat (Na2SiO3) adalah 1 : 2

b. Bahan Kimia yang digunakan adalah NaOH (sodium hidroksida) dan Na2SiO3 (Sodium sililkat) diperoleh dari Toko Berat Acep Jl. Peteren Kota Palembang.

4.2 Mortar Semen.

Bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatan mortar semen adalah sebagai berikut. a. Agregat halus (Pasir) dari sungai lematang,

Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam. b. Semen.

c. Air yang digunakan adalah air bersih yang tidak terkontaminas dalam hal ini air yang digunakan adalah air dalam kemasan.

5. Pengujian Agregat Halus 5.1 Gradasi Agregat Halus

a. Peralatan

1) 1 set ayakan dengan gradasi agregat halus lulus ayakan saringan 100 mm.

2) Alat penggetar.

3) Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram. 4) Kuas pembersih ayakan.

5) Cawan. b. Bahan.

1) Pasir sebanyak 500 gram. c. Prosedur pengujian

1) Siapkan benda uji pasir 500 gram.

2) Setelah itu benda uji berupa pasir dimasukkan kedalam ayakan yang telah diurutkan.

3) Set ayakan tersebut dimasukkan ke alat penggetar, lalu getarkan alat.

4) Kemudian timbang pasir yang tertinggal di masing-masing ayakan.

6. Kadar Lumpur

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kandungan atau kadar lumpur yang lulus ayakan no 200 untuk bahan campuran mortar. a. Peralatan.

1) Gelas ukur ukuran 1000 ml. 2) Alat Pengaduk.

b. Bahan.

1) Pasir sebanyak 450 ml. 2) Air

c. Prosedur pengujian

1) Masukkan benda uji pasir yang telah ditimbang

sebelumnya kedalam gelas ukur.

2) Tambahkan air sampai benda uji pasir terendam

air.

3) Goyangkan gelas ukur dengan tujuan untuk mencuci pasir dari lumpur.

4) Diamkan gelas ukur sampai 1 jam agar lumpur

mengendap.

5) Catat tinggi pasir benda uji mengedap dan tinggi

lumpur pada gelas ukur.

6) Hitung kadar lumpur benda uji tersebut. 7. Berat jenis agregat

Pengujian berat jenis untuk menentukan sifat agregat halus berdasarkan dalam kaitan penggunaanya untuk bahan campuran mortar. a. Peralalatan.

1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram 2. Tabung ukur. 3. Cawan. 4. Oven. 5. Sendok b. Bahan. 1. Pasir 500 gram. c. Prosedur pengujian.

1. Tabung ukur diisi sampai line akhir.

2. Lalu tabung ukur ditimbang, kemudian air dikeluarkan.

3. Pasir dimasukkan kedalam tabung ukur dan usahakan pasir jangan sampai tumpah.

4. Masukkan air sampai ke line akhir.

5. Goyangkan tabung ukur sampai udara nampak keluar.

(4)

6. Setelah digoyangkan air dikeluarkan dari tabung ukur.

7. Pasir dikeluarkan dari tabung ukur dan dioven sampai mengering.

8. Tahap pencampuran

Setelah didapatkan komposisi yang

direncanakan utuk kuat tekan tertentu, maka proses selanjutnya adalah pencampuran dengan komposisinya disesuaikan dengan kapasitas alat aduk. Secara umum pengadukan dilakukan sampai didapatkan suatu sifat plastis dalam campuran mortar. Indikasinya adalah warna adukan merata. Tahap pengadukan dilakukan dengan menggunakan spatula benda uji mortar tersebut diaduk dan diratakan

3. Mix Design

Pada tahap ini dilakukan pembuatan benda uj dengaan ukuran kubus 5x5x5 cm. Larutan yang digunakan adalah kombinasi larutan NaOH dan Na2SIO3 dan konsenterasi yang digunakan yaitu 12 M, 14 M, 16 M. Benda uji masing-masing 3 sampel dengan masing-masing umur hari yaitu, 3, 7, 14, 21, dan 28 hari. Dengan jumlah uji sebanyak 45 sampel.

Tabel 1. Komposisi Campuran

Ko de

Prek

ursor Aktivator Kons enter asi Se me n Ai r Agr egat Na OH Na2 SIO 3 T1 280 93, 34 186, 65 12 M - - 420 T2 280 93, 34 186, 65 14 M - - 420 T3 280 93, 34 186, 65 16 M - - 420 MS - - - - 280 14 0 420 4. Pengujian Kuat Tekan

Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat mortar berumur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari, dengan menggunakan alat universal tasting machine pada labolatorim Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam. Benda uji yang selesai dicetak didiamkan dalam cetakan selama kurang lebih 24 jam yang selanjutnya dikeluarkan dari cetakan untuk selanjutnya dirawat dikeluarkan dari cetakkam dirawat dan dimasukkan dalam wadah plastik sesuai dengan umur yang diinginkan. Setelah umur tercapai dilakukan pengujian kuat tekan tekan dengan cara mencatat hasil pengujian

sampai mortar tidak mempunyai kekuatan atau retak.

Prosedur penelitian secara singakat dapat di lihat pada bagan alir berikut

Gambar 1. Bagan alir penelitian

3. PEMBAHASAN

3.1 Analisis Gradasi Agregat 1. Kadar Lumpur

Gambar 2. Hasil Pengujian Kadar Lumpur

Pengujian kadar lumpur agregat halus dilakukan untuk menentukan presentase (%) kadar lumpur yang terkandung dalam agregat

(5)

halus yang bertujuan untuk menentukan apakah agregat halus tersebut baik untuk digunakan dalam campuran mortar. Dengan tinggi lumpu kadar lumpur sebanyak 2,17 % memenuhi standar spesifikasi kadar lumpur yaitu <5%

2. Pengujian Gradasi Agregat Halus

Gambar 3. Pengujian Gradasi Agregat Halus

Pemeriksaan gradasi agregat halus ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan pembagian diameter butiran atau modulus kehalusan. Persentasi butiran agregat halus sungai lematang dengan nilai 3,02 termasuk dalam zona 4 memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan campuuran mortar (SNI 03-1968-1990).

3. Berat Jenis Agregat

Tujuan dilakukan pengujian berat jenis agregat halus ini untuk mengetahui berat jenis dari agregat halus pasir lematang. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa berat jenis agregat pasir lematang indah adalah 2,44 gr/cm3. Berdasarkan Persyaratan Umum Bahan Bangunan

(PUBI-1982) pasir lematang indah

diklasifikasikan sebagai agregat normal karena berat jenis yang baik adalah 2,4-2,9 gr/cm3.

3.2 Pengujian Berat Jenis

Pengujian berat jenis ditiap sampelnya meningkat pada benda uji T3 diketahui sebesar 2,08 berat jenis mempengaruhi kuat tekan semakin bertambahnya berat jenis kuat tekan semakin meningkat.

3.3 Pengujian Kuat Tekan

Tabel 2. Pengujian Kuat Tekan Mortar

Dari hasil pengujian diketahui bahwa kuat tekan ditiap umur menungkat semakin lama waktu yang digunakan kuat tekan semakin

meningka, kuat tekan maksimum kuat tekan yaitu sebesar 11,33 Mpa.

3.4 Pengaruh Kuat Tekan Terhadap NaOH

Tujuan dilakukan Hubungan kuat tekan terhadap umur untuk mengetahui Pengaruh umur terhadap kuat tekan mortar, dilakukan pada saat mortar berumur 3,7,14,21 dan 28 Hari.

Gambar 4. Grafik Pengujian Uji Kuat

Tekan Mortar

dapat diketahui bahwa pada umur

maksimum 28 hari nilai kuat tekan maksimum mortar semen dengan rasio 1: 1,5 adalah sebesar 15,2 Mpa. Untuk sampel T3 dengan konsenterasi 12 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 8,35 Mpa. Untuk sampel T3 14 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 8,35 Mpa, Untuk sampel T3 dengan konsenterasi 16 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 11,33 Mpa. Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kuat tekan maksimum umur 28 hari berada pada konsenterasi larutan NaOH 16 Molaritas yaitu sebesar 11,33 Mpa. semakin tinggi molaritas kuat larutan yang di gunakan kuat tekan semakin meningkat.

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umur mempengaruhi kuat tekan, semakin bertambahnya umur mortar kuat tekan semakin meningkat. Konsenterasi larutan mempengaruhi kuat tekan, semakin tinggi konsenterasi larutan NaOH yang digunakan membuat kuat tekan mortar geopolimer semakin meningkat. Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan umur 28 hari nilai kuat tekan mortar semen maksimum dengan rasio 1: 1,5 adalah sebesar 15,2 Mpa. Untuk sampel T3 dengan konsenterasi 12 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 8,35 Mpa. Untuk sampel T3 14 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 8,35 Mpa, Untuk sampel T3 dengan konsenterasi 16 M dengan umur 28 hari kuat tekan maksimum adalah sebesar 11,33 Mpa.

0 20 40 60 80 100 120 0 5 10 K u m u la tif % lo lo s Ay a k a n Diameter Ayakan (mm) Batas BAwah Batas Atas Hasil LAB 0 0,44 6 6,93 8,53 0 0,53 7,2 7,47 9,73 0,13 0,8 7,73 8,27 11,33 6 7,73 13,47 14,4 15,2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 3 7 14 21 28 12 M 14 M 16 M MS

(6)

Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kuat tekan paling maksimum umur 28 hari beradada pada konsenterasi larutan NaOH 16 Molar yaitu sebesar 11,33 Mpa. Semakin rendah konsenterasi NaOH membuat kuat tekan semakin menurun.

DAFTAR RUJUKAN

Darma. (2018). Studi Experimental Pengaruh Perbedaan Molaritasaktivator Pada Perilaku Beton Geopolimer Berbahan Dasar Fly Ash. Jurnal Karya Teknik Sipil. 7(1). Semarang.

Ilmiah, R. ( 2017). Rihnatul Ilmiah. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Sebagai

Pozzolan. Proyek Akhir Terapan.

Surabaya.

Fitri, J. (2016). Perancangan Mortar Geopolimer Abu Sekam Padi. Jom Fteknik. 3 (2). Kasyanto, H. (2012). Tinjauan kuat tekan

geopolimer berbahan dasar fly ash dengan aktivator sodium hidroksida dan sodium silikat . Industrial Research Workshop and National Seminar. Bandung.

Khoiriyah, N. L. (2016). Karakteristik Mortar Geopolimer Dengan Perawatan Oven Pada Berbagai Variasi Waktu Curing. Setyani, Y. (2017). Yulis Setyani. Analisa Kuat

Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi Dan Kapur Padam. Purwrejo. Steenie. (2014). Kuat Tekan Mortar Dengan

Menggunakan Abu Terbang (Fly Ash) Asal Pltu Amurang Sebagai Subtitusi Parsial Semen . Jurnal Sipil Statik. 2 (5).

Utomo, T. (2017) . Analisa Kuat Tekan Beton Geopolimer Dengan Bahan Alternatif Abu Sekam Padi dan Kapur Padam.

Wijanarko (2008) . Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Dasar Ab Sekam Padi . University Research Colloquium.

Gambar

Tabel 1. Komposisi Campuran  Ko de  Prek ursor  Aktivator  Kons enter asi  Se men  Air  Agr egat Na OH  Na2SIO 3  T1  280  93, 34  186,65  12 M  -  -  420  T2  280  93, 34  186,65  14 M  -  -  420  T3  280  93, 34  186,65  16 M  -  -  420  MS  -  -  -  -
Tabel 2.  Pengujian Kuat Tekan Mortar

Referensi

Dokumen terkait

02/Permentan/OT.140/1/2010, Rumah Sakit Hewan adalah tempat usaha pelayanan jasa medik veteriner yang dijalankan oleh suatu manajemen dengan dipimpin oleh seorang dokter hewan

Faktor produk obat termasuk dalam tiga faktor tertinggi yang memengaruhi perilaku patuh dan tidak patuh menggunakan obat DM baik dianalisis pada seluruh responden

Dari hasil pengamatan yang didapatkan kemudian dilakuan perhitungan nilai indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman terumbu karang pada tiap-tiap kedalaman di

Imunitas (kekebalan tubuh) ikan akan berkurang apabila ikan berada pada suhu yang rendah, sedangkan ikan akan mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh

Di samping menggambarkan keberadaan Syzygium, kelima lokasi tersebut juga mewakili lokasi serta kondisi vegetasi yang berbeda dari Blok Inti Kawasan TWA Gunung

Kesimpulan dari penelitian adalah pemberian yoghurt susu kambing sebagai tindakan preventif dengan dosis 900 mg/kg BB paling efektif untuk menghambat ekspresi INOS dan

Menangkap makna terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan secara kontekstual lirik lagu terkait kehidupan remaja

Berdasarkan hasil penelitian, aksara yang digunakan dalam naskah Teks Kisah Nabi Musa As dalam Naskah Teks Cerita Nabi-nabi Versi Azhari Al-Khalidi Rahmatullah