• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengambil keputusan investasi. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengambil keputusan investasi. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori sinyal

Jogiyanto (2010:517) menyatakan bahwa suatu informasi yang dipublikasikan sebagai sebuah pengumuman akan bisa memberikan sinyal bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan akan menjadi berita baik dan buruk di pasar modal. Keuntungan perusahaan akan menjadi berita baik bagi investor sehingga memberikan sinyal positif yang akan menarik investor dan begitupun sebaliknya (Sayed Moosa, 2014).

Teori sinyal merupakan teori yang membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal (Widya Hastuti, 2014). Adanya asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi yang dimiliki, baik keuangan maupun non keuangan. Salah satu informasi yang wajib diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).

2.1.2 Teori legitimasi

Legitimasi menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan berdasarkan nilai-nilai keadilan dan bagaimana perusahaan menanggapi kelompok-kelompok yang berkepentingan untuk

(2)

2

melegetimasi tindakan perusahaan (G. Martini, 2014). Sari (2012) menyebutkan bahwa legitimasi adalah manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern). Teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa organisasi dalam melakukan kegiatannya sudah sesuai dengan batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, sehingga mendorong perusahan untuk mementingkan analisis perilaku dengan memperhatikan lingkungan (Yulfidah dan Zulaika, 2012). Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat (Almiyanti, 2014).

2.1.3 Profitabilitas

Wiagustini (2010 : 76) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan.

Elsakit dan Worthington (2014) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan salah satu alasan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sukarela mengenai efek aktivitas perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi akan cenderung mengungkapkan informasi sukarela secara lebih rinci agar dapat menginformasikan berbagai kegiatan yang

(3)

3

dilakukan (Juhmani, 2013). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Equity (ROE).

2.1.4 Corporate sosial responsibility

Menurut The World Business Council on Sustainable Development (WBCSD) menyatakan CSR adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk melaksanakan etika keperilakuan (behavioural ethics) dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development). CSR merupakan bagian integral dari strategi perusahaan dalam membuat kontribusi yang positif kepada masyarakat yang akan membantu pertumbuhan perusahaan kedepannya (Omoro et al., 2014). CSR adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Rawi dan Muchlis, 2010).

Perusahaan rela mengeluarkan biaya yang besar pada tanggung jawab sosial karena CSR dapat dijadikan sebagai cara agar kinerja perusahaan terlihat baik di depan pelanggan dan stakeholder. CSR dapat mempromosikan perusahaan kepada pelanggan sehingga dapat menghasilkan penjualan yang lebih tinggi dan meningkatkan loyalitas karyawan (Ajide dan Aderemi, 2014). Perusahaan yang proaktif menangani masalah sosial dan lingkungan akan mengurangi dampak negatif dari kemungkinan laba masa depan dan lebih presisi dalam laba saat ini (Holbrook, 2013).

(4)

4 2.1.5 Earnings response coefficient

Earnings Response Coefficient (ERC) atau koefisien respon laba didefinisikan sebagai ukuran tentang besarnya return pasar sekuritas sebagai respon komponen laba tidak terduga yang dilaporkan perusahaan penerbit saham (Scott, 2009:154). Nilai ERC diprediksi akan semakin tinggi dalam merespon kabar baik yang dilaporkan perusahaan atau kabar buruk yang tercermin dalam laba saat ini untuk memprediksi laba dimasa depan (Scott, 2009:154). ERC dapat memberikan gambaran kualitas laba yang diharapkan, yang diukur dengan kemampuan dalam meramalkan ekspektasi pasar (Mahjoubi dan Abaoub, 2015).

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan respon pasar yang berbeda-beda terhadap laba, yaitu persistensi laba, beta, struktur permodalan perusahaan, kualitas laba, growth opportunities, dan informativeness of price (Scott, 2009:154). Nilai ERC diprediksi lebih tinggi jika laba perusahaan lebih persisten di masa depan. Demikian juga jika kualitas laba semakin baik, maka diprediksi nilai ERC akan semakin tinggi. Beta mencerminkan resiko sistematis. Investor akan menilai laba sekarang untuk memprediksi laba dan return di masa yang akan datang. Jika future return tersebut semakin beresiko, maka reaksi investor terhadap unexpected earnings perusahaan juga semakin rendah (Scoot, 2009:155).

Struktur permodalan perusahaan juga berpengaruh terhadap ERC. Peningkatan laba (sebelum bunga) bagi perusahaan yang high levered berarti bahwa perusahaan semakin baik bagi pemberi pinjaman dibandingkan bagi pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan yang high levered memiliki ERC yang lebih

(5)

5

rendah dibandingkan dengan perusahaan yang low levered (Scott, 2009:154). Perusahaan yang memiliki growth opportunities diharapkan akan memberikan profitabilitas yang tinggi di masa datang, dan diharapkan laba lebih persisten. Dengan demikian, ERC akan lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki growt opportunities (Scoot, 2009:155). Faktor lain yang juga mempengaruhi ERC terhadap laba adalah informativeness dari harga pasar itu sendiri. Biasanya informativiness harga pasar tersebut diproksi dengn ukuran perusahaan, karena semakin besar perusahaan, semakin banyak informasi publik yang tersedia mengenai perusahaan tersebut. Semakin tinggi informativenss harga saham, maka kandungan informasi dari laba akuntansi semakin berkurang. Oleh karena itu, ERC akan semakin rendah jika informativeness harga saham meningkat (atau jika ukuran perusahaan meningkat) (Scott, 2009:158).

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient dilakukan oleh Hasanzade et al, pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan quality of earnings, growth opportunities, profitabilitas, systematic risk dan financial leverage sebagai variabel bebas dan menggunkan ERC sebagai variabel terikat. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh langsung dan positif terhadap ERC. Persamaan penelitian adalah menggunakan profitabilitas

(6)

6

sebagai variabel bebas dan menggunakan ERC sebagai variabel terikat. Perbedaan penelitian ini adalah pada variabel pemoderasinya. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan CSR sebagai variabel pemoderasi, tetapi penelitian ini tidak menggunakan variabel pemoderasi.

Dwi Damayanti pada tahun 2014 melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kinerja Keuangan pada Nilai Perusahaan dengan Penerapan GCG dan Pengungkapan CSR sebagai Variabel Pemoderasi”. Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel bebas, nilai perusahaan sebagai variabel terikat, serta menggunakan dua variabel pemoderasi yaitu penerapan GCG dan pengungkapan CSR. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh pada nilai perusahaan. Hasil Moderated Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa Pengungkapan CSR mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan.

Persamaan penelitian ini adalah menggunakan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi. Persamaan lain adalah menggunakan ROE sebagai proksi dari variabel bebasnya. Perbedaan penelitian adalah variabel terikat yang digunakan yaitu Earnings Response Coefficient (ERC) tetapi dalam penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah nilai perusahaan.

Tahun 2014, Ajide dan Aderemi melakukan penelitian mengenai Efek dari Pengungkapan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pengungkapan CSR,

(7)

7

ukuran perusahaan dan pemilik bank berfungsi sebagai variabel independen, sedangkan profitabilitas bank dengan proksi ROE sebagai variabel dependen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dari Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan pengungkapan CSR memiliki hubungan positif dengan profitabilitas bank sementara pemilik modal memiliki hubungan negative dengan profitabilitas bank.

Persamaaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel pengungkapan CSR dan profitabilitas. Perbedaannya adalah pada penelitian ini pengungkapan CSR dijadikan variabel independen dan Profitabilitas dijadikan sebagai variabel dependen. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan profitabilitas sebagai variabel independen dan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2014:93).

2.3.1 Pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient

Informasi mengenai profitabilitas sangat dibutuhkan guna pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tersebut berkenaan dengan perubahan potensial pada sumber daya ekonomi sehingga perusahaan akan mampu memegang kendali di masa depan (Burja, 2011). Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan

(8)

8

untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham (Kusumawardhani dan Nugroho, 2010).

Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya (Fitri, 2013). Apabila profitabilitas ini dihubungkan dengan earnings respons coefficient maka dapat dikatakan bahwa jika profitabilitas perusahaan tinggi, laba yang dihasilkan perusahaan meningkat, yang selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk menanamkan modalnya.

Hasanzade et al., (2013) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif pada earnings response coefficient. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Kusumawardhani dan Nugroho (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan positif terhadap ERC. Hal ini berarti bahwa jika perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi maka akan semakin tinggi ERC.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

= Profitabilitas berpengaruh pada Earnings Response Coefficient pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.

(9)

9

2.3.2 Corporate social responsibility sebagai pemoderasi pengaruh profitabilitas pada earnings response coefficient

Pengungkapan informasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan akan memberikan informasi tambahan kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi (Sayekti dan Wondabio, 2007). Dewi (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitas, maka akan semakin tinggi pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya, maka respon pasar akan semakin baik terhadap perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardhani dan Nugroho (2010) memperoleh hasil bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang positif terhadap earnings response coefficient suatu peruahaan. Namun penelitian Dewi dan Sitinjak (2009) memperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara profitablitas terhadap earnings response coefficient perusahaan. Hal ini sejalan dengan yang hasil yang diperoleh oleh Fitri (2013) yang berdasarkan hasil analisis tatistik diketahui bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficient.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai pengaruh profitabilitas pada ERC menunjukkan adanya pengaruh variabel lain yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan variabel inependen dengan dependen yang disebut dengan variabel pemoderasi (Sugiyono, 2014:60). Salah satu yang mungkin menjadi variabel pemderasi adalah pengungkapan CSR. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Damayanti (2014) mendapatkan hasil bahwa pengungkapan CSR mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan. Selain itu, penelitian

(10)

10

yang dilakukan oleh Abolfazl et al. (2013) menemukan bahwa pengungkapan CSR mempunyai pengaruh yang besar terhadap ERC, dimana pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan mempengaruhi reaksi investor terhadap laporan keuangan perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

= Pengungkapan Corporate Social Responsibility dapat memoderasi pengaruh profitabilitas pada Earnings Response Coefficient Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang dilakukan kepala sekolah di SMP 4 Kudus senantiasa memperhatikan berbagai hal diantaranya: (a) Perbaikan dan peningkatan mutu secara terus menerus,

Berdasarkan Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara selaku Ketua Tim Pelaksana Seleksi Nasional Pengadaan CPNS Tahun 2019 Nomor: K26- 30/B8100/X/20.01 Tanggal 28

1. Pengujian panjang butir, yakni mendeteksi panjang butir beras berdasarkan analisa panjang antar koordinat piksel sudut tepi citra. Setiap titik pada tepi citra digunakan

ini menunjukkan bahwa genus Acinetobacter mampu menghasilkan enzim amilase dan enzim katalase, serta memanfaatkan karbohidrat sukrosa dan sitrat sebagai

Rasio tersebut menggambarkan tingkat profitabilitas suatu perusahaan serta mengukur efektifitas manajemen melalui keuntungan (laba) yang dihasilkan terhadap penjualan dan

Faktor penyebab kawasan hutan di Kecamatan Margorejo didominasi oleh lahan kritis karena banyak pembukaan ladang berpindah oleh penduduk setempat di bagian hutan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (2) hubungan

Secara teoritis, penelitian ini memberikan sumbangan ilmu tentang :.. Tingkat pengetahuan masyarakat Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten tentang bencana gempa