• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, dilakukan studi lapangan dimana disebut juga dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, dilakukan studi lapangan dimana disebut juga dengan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, dilakukan studi lapangan dimana disebut juga dengan ex post facto (Sevilla et al, 1993). Menurut Gay dalam Sevilla et al (1993),

penelitian ex post facto merupakan penelitian yang mengamati kelompok yang berbeda pada beberapa variabel dan kemudian mengidentifikasi faktor penyebab utama adanya perbedaan tersebut. Kerlinger dalam Sevilla et al (1993) menyatakan bahwa ex post facto tidak melakukan pengontrolan langsung pada variabel bebas karena peristiwa telah terjadi atau karena pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Penelitian ini juga dilakukan di lapangan tanpa ada suatu situasi yang di

kontrol/dibentuk sehingga termasuk dalam ex post facto field study (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2009).

3.1.1. Perencanaan Penelitian

Persiapan dalam penelitian mencakup beberapa hal berikut ini, yaitu:

1. Pertama peneliti menentukan topik penelitian dengan melihat adanya fenomena yang dapat diteliti

2. Melakukan pengumpulan data mengenai penelitian yang akan dilakukan melalui studi literatur ataupun wawancara terhadap ketua-ketua di BNCC

3. Merumuskan permasalahan penelitian, tujuan penelitian serta memperkuat landasan teori dalam penelitian

▸ Baca selengkapnya: dalam mendakwahkan islam walisanga juga memiliki pembagian kerja yang disebut dengan

(2)

4. Menentukan desain penelitian, kemudian peneliti menentukan sampel penelitian, baik untuk pengujian validitas maupun reliabilitas serta untuk penelitian. Sampel untuk penelitian yaitu BNCC (Bina Nusantara

Computer Club) dimana terlebih dahulu peneliti meminta izin kepada Ketua Umum BNCC untuk melakukan penelitian.

5. Membuat kuesioner untuk penelitian

6. Menyebarkan kuesioner untuk melakukan uji validitas serta reliabilitas

7. Menguji validitas dan reliabilitas alat tes dengan menggunakan teknik corrected item-total correlation untuk validitas dan Cronbach;s Alpha untuk reliabilitas (perangkat lunak SPSS 16.0).

8. Memperbanyak kuesioner yang telah teruji validitas serta reliabilitasnya serta mempersiapkan reward untuk para responden.

3.1.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dibagi menjadi 2 bagian yaitu penelitian pertama untuk mengambil data kuesioner LPC dan LM-Relations pada tanggal 4 Desember 2010 dan pengambilan data untuk kuesioner efektivitas kepemimpinan pada tanggal 8 Januari 2011. Pengambilan data dilakukan 2 tahap dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang mendekati akurat terhadap efektivitas kepemimpinan kedua PIC, maka kuesioner efektivitas kepemimpinan dibagikan setelah kepanitiaan melalui rapat evaluasi. Berikut beberapa langkah yang dilakukan, yaitu:

(3)

1. Meminta izin kepada pihak BNCC melalui Ketua Umum BNCC

2. Memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

3. Membagikan kuesioner LPC kepada 2 orang yaitu para PIC kepanitiaan, L-M relations kepada koordinator serta anggota kepanitiaan FestiFILE 2010 dan BakSos BNCC 2011 berjumlah 35 orang. Kuesioner efektivitas kepemimpinan akan diberikan kepada para anggota kedua panitia yaitu panitia FestiFILE 2010 dan BakSos 2011.

4. Mengumpulkan kuesioner dan memberikan reward bagi para responden dalam kepanitiaan ini

5. Setelah proses pengambilan data dilakukan, maka proses input data dan skoring pun dilakukan. Kemudian peneliti melakukan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif, uji multikolinearitas, serta analisis regresi linear berganda (perangkat lunak SPSS 16.0).

6. Menyusun laporan penelitian, hasil analisis dan interpretasi data penelitian

7. Membuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.2.1. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel penelitian dan supaya variabel layak diukur maka variabel tersebut dioperasionalisasikan dalam definisi operasional sebagai berikut:

(4)

1. Efektivitas kepemimpinan adalah ketercapaian pemimpin dalam menyelesaikan satu atau gabungan beberapa tugas dan efektivitas kepemimpinan juga dapat dilihat dari kepuasan yang diperoleh oleh para pengikutnya (Gibson, Ivancevich, Donnelly, & Konopaske, 2009).

Efektivitas kepemimpinan dapat diukur dengan menggunakan dimensi LEA (Leadership Effectiveness Analysis) oleh Chris Williams dimana menggunakan tiga domain yang ada yaitu developing followership, achieving results dan team playing. Pengukuran dengan memberikan 4 pilihan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, 4 pilihan itu antara lain low (1 – 25), low-mid (26 – 50), hi-mid (51 – 75), dan high (76 – 100). Skoring dilakukan dengan cara berikut yaitu untuk low memiliki nilai 1, low-mid memiliki nilai 2, hi-mid memiliki nilai 3 dan high memiliki nilai 4. Rentang yang digunakan untuk intepretasi hasil efektivitas kepemimpinan yaitu 12 – 20 sangat tidak baik, 21 – 29 tidak baik, 30 – 38 baik, 39 – 47 sangat baik.

2. L-M relations adalah situasi yang menggambarkan hubungan pemimpin dengan bawahan dimana apakah hubungan berjalan dengan bersahabat dan kooperatif atau dengan masalah serta ketidakselarasan. Pemimpin dengan high leader-member relations akan dapat memperoleh dukungan serta loyalitas dari bawahan (Yukl, 2002; Hughes, Ginnett, & Curphy, 2006). L-M relations diukur berdasarkan 4 domain dari teori Fiedler yaitu support, loyalty, friendly dan cooperative. Pengukuran L-M relations dengan memberikan 4 pilihan menjawab pernyataan yang ada, 4 pilihan yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), S (Setuju) dan SS

(5)

(Sangat Setuju). Skoring dilakukan dengan cara berikut yaitu untuk item favorable, STS memiliki nilai 1, TS memiliki nilai 3, S memiliki nilai 2 dan SS memiliki nilai 4 sedangkan untuk item unfavorable, STS memiliki nilai paling besar yaitu 4 dan SS memiliki nilai paling kecil yaitu 1.Rentang interpretasi kuesioner L-M relations ini dapat ditentukan sebagai berikut ini yaitu 20 - 34 sangat tidak baik, 35 – 49 tidak baik, 50 – 64 baik, 65 – 79 sangat baik.

3. Skor LPC adalah skor yang menunjukkan orientasi serta kepuasan pemimpin apakah cenderung terhadap pengerjaan tugas atau cenderung kepada membina hubungan dengan rekan kerja (Hughes, Ginnett, & Curphy, 2006). Terdapat dua kemungkinan skor LPC yaitu:

a. Skor LPC rendah (low)

Skor LPC rendah (low) adalah ketika pemimpin lebih berorientasi dan akan merasa puas dalam pengerjaan tugas (task) dibandingkan dengan menjalin hubungan baik terhadap rekan kerja. Bila tugas utama sudah selesai, pemimpin kemudian akan melihat hubungan (people) sebagai hal yang harus kemudian dibina.

b. Skor LPC tinggi (high)

Skor LPC tinggi (high) merupakan kebalikan dari skor LPC rendah (low) dimana pemimpin dengan skor LPC tinggi (high) akan

mendahulukan hubungan (people) terhadap rekan menjadi hal yang harus dilakukan terlebih dahulu kemudian melihat tugas (task) akan berjalan setelah hubungan (people) dengan rekan dapat berjalan dengan baik.

(6)

Pengukuran skor LPC merupakan kuesioner adaptasi dari Fiedler. Skoring skor LPC dilakukan dengan penilaian skor 73 keatas

menandakan pemimpin cenderung kepada relationship-oriented, skor 64 kebawah cenderung kepada task-oriented. Bila skor antara 65 hingga 72 memiliki pengertian bahwa pemimpin dapat menentukan cara pemimpin seperti apa yang sesuai.

3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data di dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis sumber data yaitu primer dan skunder. Data primer diperoleh dari subjek penelitian yaitu panitia untuk acara FestiFILE 2010 dan Baksos 2011 yang ada di BNCC (Bina Nusantara Computer Club). Data primer ini diperoleh dengan menyebarkan 3 macam kuesioner yaitu kuesioner L-M relations yang mengukur hubungan antara pemimpin kepanitiaan dengan anggota yang dipimpin, skor LPC untuk mengukur kecenderungan pimpinan apakah berorientasi hubungan dengan rekan kerja atau berorientasi kepada

pekerjaan. Selain itu, terdapat pula kuesioner mengukur efektivitas kepemimpinan.

Data sekunder diperoleh dengan mempelajari referensi serta sumber yang ada relevansinya dengan penelitian yang dilakukan. Data tersebut juga

dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan lebih mengenai perhitungan,

pengertian serta konsep-konsep mengenai variabel penelitian yang digunakan. Data diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah serta data lain yang berkaitan dengan penelitian.

(7)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini juga merupakan populasi dalam penelitian ini yaitu para pengurus BNCC yang berada dalam 2 kepanitiaan yang sedang berlangsung dari bulan Desember 2010 hingga Januari 2011. Kepanitiaan yang dipilih merupakan kepanitiaan yang melakukan pemilihan panitia dari orang yang mendaftar dimana yang dapat mendaftar untuk kepanitiaan dapat berasal dari aktivis ataupun pengurus tahun pertama dan kedua. Kedua kepanitiaan terpilih adalah FestiFILE 2010 dan BakSos BNCC 2011. Sampel dalam penelitian ini memiliki beberapa karakteristik yaitu:

1. Para pengurus dan aktivis BNCC kepengurusan ke-22

2. Kepanitiaan dibentuk dengan proses rekrutmen dan seleksi PIC di BNCC

3. Kepanitiaan berlangsung antara bulan Desember 2010 – Januari 2010

3.4.2. Instrumen atau Alat Ukur yang Digunakan

Terdapat 3 jenis kuesioner yang digunakan yaitu L-M relations, skor LPC dan efektivitas kepemimpinan. Dua kuesioner yaitu L-M relations dan efektivitas kepemimpinan disusun berdasarkan skala Likert dengan 4 alternatif jawaban. L-M relations memiliki 4 skala Likert yaitu STS (Sangat TIdak Setuju) = 1, TS (Tidak Setuju) = 2, S (Setuju) = 3, SS (Sangat Setuju) = 4. Efektivitas kepemimpinan menggunakan 4 skala Likert yaitu Low (1-25) = 1, Low-Mid (26-50) = 2, High-Mid (51-75) = 3, High (76-100) = 4. Di dalam

(8)

kuesioner L-M relations terdapat pernyataan dukungan (favorable) dan (unfavorable). Item-item L-M relations dibentuk berdasarkan 4 dimensi dari teori Fiedler yaitu dukungan, loyalitas, bersahabat dan kooperatif sedangkan efektivitas kepemimpinan dibentuk berdasarkan 3 buah dimensi yang

diperoleh dari leadership effectiveness analysis oleh Chris Williams yaitu developing followership, achieving results, dan team playing. Kemudian untuk kuesioner skor LPC yang diadaptasi dari Fiedler menggunakan skala semantik diferensial dengan 8 alternatif jawaban yaitu skala angka 1 hingga 8. Berikut ini gambaran kuesioner yang digunakan beserta dimensi

pengukuran dan nomor item nya:

Tabel 3.1 Penyebaran Item Kuesioner L-M Relations, efektivitas kepemimpinan dan skor LPC

No

. Variabel

Indikator

Teori Indikator Operasional Butir 1

L-M Relations

Dukungan

Mendukung ide pemimpin

3, 11, 13, 14, 18 menghormati pemimpin mencalonkan ia kembali menjadi pemimpin di

masa akan datang

Loyalitas

melakukan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya

2, 4, 5, 7, 8

kesetiaan pada pemimpin

tidak keberatan bila diberi tugas

membantu atasan supaya pekerjaan menjadi ringan

Bersahabat

pemimpin menjalin hubungan baik dengan

siapa saja 1, 9, 10,

12, 15

mayoritas senang untuk bekerja bersama

(9)

orang senang berbagi cerita dengan pemimpin tersebut

pemimpin yang mengerti anggota yang dipimpin

Kooperatif

mudah menyesuaikan pandangan antara pemimpin dengan anggota yang dipimpin

6, 16, 17, 19, 20

diskusi berlangsung baik

pembagian tugas sesuai keinginan pemimpin dan anggota yang menjalankan 2 Efektivitas Kepemimpinan Developing followership anggota menjadi berkembang secara pengetahuan ataupun kemampuan setelah mengikuti kepanitiaan 3, 4, 6, 9 menjaga antusiasme anggota dalam tim

dapat menggerakkan anggota yang dipimpin

kontrol emosi dalam memimpin

Achieving Results

mencapai target yang diharapkan 1, 7, 11, 12 menggunakan otoritas mencapai tujuan

mengontrol anggota tim

mendorong anggota mencapai target tinggi

menetapkan target tinggi pada orang lain dan diri sendiri

Team Playing

menerima masukan orang lain sebagai

pertimbangan

2, 5, 8, 10

komunikasi yang baik dengan semua orang

dapat membangun hubungan dekat dengan anggota yang dipimpin

(10)

3

Skor LPC

Task-oriented

berorientasi pada pekerjaan dan tidak melihat hubungan sosial kepada

rekan/bos/bawahan sebagai hal yang penting

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 bersikap dingin, tidak

bersahabat,

Relationship -oriented

melihat hubungan atau faktor yang

mempengaruhi suatu hubungan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan

bersahabat, ramah, harmonis

3.5. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel secara non-acak yaitu sampel purposif dimana pemilihan sampel berdasarkan suatu karakteristik tertentu.

3.6. Teknik Pengolahan Data

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perhitungan statistik yang digunakan dalam pengolahan data penelitian. Pengolahan data penelitian menggunakan program Microsoft Excel serta data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 16.0.

3.6.1. Pengolahan Data Alat Ukur

3.6.1.1. Pengujian Validitas

Menurut (Priyatno, 2008), pengujian validitas bertujuan untuk menguji ketepatan ataupun kecermatan dari suatu instrumen dalam

(11)

mengukur apa yang hendak diukur. Data penelitian ini merupakan skala likert dan merupakan data interval, maka pengujian validitas menggunakan pendekatan statistik korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus berikut ini:

rxy = Koefisien korelasi item-total (bivariate pearson)

x = skor item

y = skor total

n = banyaknya subjek

(Priyatno, 2008)

3.6.1.1.1. Validitas Item L-M Relations

Berdasarkan hasil analisa validitas pada item L-M relations, item yang semula berjumlah 32 item ternyata setelah pengujian ditemukan 6 item yang tidak valid sehingga sisa item menjadi 26 item. Jumlah item yang tersisa menjadi 20 item. Kemudian untuk menyeimbangkan jumlah soal dalam masing-masing dimensi maka dilakukan pengurangan 6 buah item yaitu 13 dan 25 untuk dimensi loyalitas; 11, 15, dan 19 untuk dimensi bersahabat; 6 untuk dimensi kooperatif.

(12)

3.6.1.1.2. Validitas Item skor LPC

Hasil analisa validitas pada item skor LPC

menunjukkan dari 18 item yang ada, ditemukan item tidak valid sebanyak 4 item. Jumlah item yang tersisa yaitu 14 item. Setelah dilakukan penghapusan 4 item yang tidak valid, terdapat satu item yang menunjukkan kondisi tidak valid sehingga jumlah item yang valid adalah 13 item.

3.6.1.1.3. Validitas Item Efektivitas Kepemimpinan

Hasil analisa validitas terhadap item-item efektivitas kepemimpinan yang berjumlah 15 item memberikan hasil bahwa terdapat item tidak valid berjumlah 1 item. Kemudian untuk menyeimbangkan jumlah item bagi tiap dimensi maka dilakukan penghapusan beberapa item yaitu item 5 untuk dimensi developing followership serta item 15 untuk dimensi team playing. Total item efektivitas kepemimpinan pada akhirnya adalah 12 item.

3.6.1.2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas bertujuan untuk konsistensi alat ukur, apakah dapat diandalkan dan secara konsisten mengukur hal sama ketika dilakukan pengulangan (Priyatno, 2008). Berikut ini merupakan rumus reliabilitas denga metode alpha, yaitu:

(13)

α= Koefisien alpha

n = jumlah item dalam skala

S2 = varian total dari skor test

Si2 = varian dari setiap item skala

(Anastasi & Urbina, 2007)

3.6.1.2.1. Reliabilitas Kuesioner L-M Relations

Pengujian reliabilitas kuesioner L-M Relations

dengan Alpha Cronbach melalui perangkat lunak SPSS 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan Alpha sebesar 0.897.

Berdasarkan hal yang diutarakan Sekaran dalam Priyatno (2008) yaitu reliabilitas kurang dari 0.6 kurang baik, 0.7 dapat diterima dan 0.8 adalah baik maka kuesioner tersebut

dinyatakan konsisten dalam mengukur konstruk L-M relations.

3.6.1.2.2. Reliabilitas Kuesioner Skor LPC

Pengujian reliabilitas kuesioner skor LPC dengan Alpha Cronbach melalui perangkat lunak SPSS 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan Alpha sebesar 0.870. Berdasarkan pernyataan Sekaran dalam Priyatno (2008) yaitu reliabilitas

(14)

kurang dari 0.6 kurang baik, 0.7 dapat diterima dan 0.8 adalah baik maka kuesioner skor LPC dinyatakan konsisten dalam mengukur konstruk skor LPC.

3.6.1.2.3. Reliabilitas Kuesioner Efektivitas Kepemimpinan

Pengujian reliabilitas kuesioner efektivitas kepemimpinan Alpha Cronbach melalui perangkat lunak SPSS 16.0. Perhitungan menunjukkan Alpha sebesar 0.890. dan bila dilihat kembali pada pernyataan Sekaran dalam Priyatno (2008) mengenai 0.8 keatas diterima dengan baik maka kuesioner efektivitas kepemimpinan dinyatakan konsisten mengukur konstruk efektivitas kepemimpinan.

3.6.2. Pengolahan Data Hasil

Data penelitian akan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik parametrik (analisis data tambahan). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran dari masing-masing variabel dengan menggunakan distribusi frekuensi dan nilai bobot yang didasarkan pada hasil jawaban responden. Dalam analisis statistik parametrik diperlukan pengujian korelasi yaitu dengan menggunakan rumus-rumus berikut:

3.6.2.1. Regresi Linier Berganda

Regresi linear berganda menurut Priyatno (2008), merupakan analisis hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel

(15)

independen (X) dengan variabel dependen (Y). Persamaan yang dapat dibentuk adalah:

Y’ = A+B1X1 +B2X2 +….+ BnXn

Keterangan:

Y’ = variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

A = konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2,….,Xn = 0)

B = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

X1 dan X2 = kooperatif

(Priyatno, 2008) 3.6.2.2. Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan beberapa variabel independen (X1, X2, ….) terhadap

variabel dependen (Y) secara serentak (Priyatni, 2008). Rumus korelasi berganda dengan dua variabel independen adalah:

Keterangan:

Ry.X1X2 = korelasi variabel X1 dengan X2 secara bersama dengan Y

ryx1 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1

(16)

ryx2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X2

dengan Y

rx1x2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1

dengan X2

(Priyatno, 2008)

Menurut Sugiyono dalam Priyatno (2008), terdapat pedoman dalam memberikan interpretasi koefisien korelasi yaitu:

0,00 – 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah 0,40- 0,599 = sedang 0,60 – 0,799 = kuat 0,80 – 1,000 = sangat kuat 3.6.2.3. Analisis Determinasi (R2)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, …) secara

serentak terhadap variabel dependen(Y) (Priyatno, 2008).

R2 =

.

.

.

Keterangan:

R2 = koefisien determinasi

(17)

ryx2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X2 dan Y

rx1x2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1

dengan X2

3.6.2.4. Uji Koefisien Regresi dengan Uji F dan t

Uji koefisien regresi dengan uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, …) secara bersama

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008).Rumus mencari F hitung adalah:

F hitung = R K R N K Keterangan: R2 = koefisien determinasi

n = jumlah data atau kasus

k = jumlah variabel independen

Kriteria pengujian adalah ketika F hitung > F tabel maka terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen

Uji koefisien regresi dengan uji t digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel independen (X1, X2, …) secara parsial

(18)

berpengaruh signifikan terhadap variabel independen (Y) (Priyatno, 2008). Rumus t hitung dalam analisis regresi adalah:

t hitung =

Keterangan:

r = koefisien korelasi parsial

k = jumlah variabel independen

n = jumlah data atau kasus

Kriteria pengujian:

• Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen – t tabel £ t hitung £ t tabel

• Terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography 

Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnelly, J. J., & Konopaske, R. (2009). Organzations (13th  Edition ed.). New York: McGraw‐Hill.  Hughes, R. L., Ginnett, R. C., & Curphy, G. J. (2009). Leadership. Singapore: McGraw‐Hill.  Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.  Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2009). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks.  Sevilla, C. G., Ochave, J. A., Punsalan, T. G., Regala, B. P., & Uriarte, G. G. (1993). Pengantar  Metode Penelitian. (A. Tuwu, Trans.) Jakarta: UI‐Press.  Yukl, G. (2002). Leadership in Organizations (5th Edition ed.). New Jersey: Prentice‐Hall  International.  KURANG CHRIS WILLIAMS 

Gambar

Tabel  3.1 Penyebaran Item Kuesioner L-M Relations, efektivitas  kepemimpinan dan skor LPC

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan (uji F) yang telah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan / bersama-sama gross profit margin, return

Setiap rumah tangga (keluarga) menempati bilik (ruangan) yang di sekat-sekat dari rumah Panjang yang besar tersebut, di samping itu pada umumnya suku Dayak juga

Keseluruhan data berjumlah 1353 data kemudian dibagi 2 bagian yang dijadikan data training maka akan diperoleh decision tree untuk hasil klasifikasi berjumlah 1081 data dan

Selain karena adanya kesalahan dalam pengisian formulir SSP pemindahbukuan dapat dilakukan juga jika terdapat kesalahan pengisian data pembayaran pajak melalui

Ia berasal dari kalangan keluarga besar yang terkenal dengan keutamaan dan mempunyai kedudukan tinggi di Andalusia (Spanyol). Ayahnya adalah seorang hakim terutama dalam

Relapse Prevention Therapy merupakan terapi menejemen diri yang dibuat untuk mencegah relapse pada area perilaku adiksi dan fokus pada masalah yang penting dari membantu

Rukun jual beli yang keempat adalah tempat akad, syarat yang berkaitan dengan tempat adalah i&gt;jab&gt; dan qabu&gt;l harus terjadi dalam

Analisis dengan membandingkan volume arus kendaraan hasil pembebanan (volau) terhadap volume arus kendaraan data sekunder sebagai data masukan (ul2) untuk setiap