• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGESERAN MAKNA KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA PENGGUNA INSTAGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERGESERAN MAKNA KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA PENGGUNA INSTAGRAM"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh RASAS MITA

105331100716

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

v

(6)

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

An-kabut: 6 Allah berfirman,

Artinya, "Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri"

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini di persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Muh. Amir dan Ibu Hasriah terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku dan yang selalu memberiku semangat dalam menjalani kehidupan

2. Ketiga Adikku, Suhaelah, Ashar dan Kamriah Amila yang selalu memberiku semangat dalam menjalani kehidupan.

3. Keluarga dan sahabat-sahabat seperjuangan yang tak pernah lelah mendukung dan memotivasi serta memberi nasihat.

(7)

vii ABSTRAK

Rasas Mita 2020 ‖Pergeseran Makna Kosakata Bahasa Indonesia pada Pengguna Instagram‖ Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing di bimbing oleh Munirah dan Rosdiana.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan Pergeseran Makna Kosakata Bahasa Indonesia pada Pengguna Instagram . Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan kemudian mendeskripsikan serta mengungkapkan pergeseran makna kosakata dalam bahasa Indonesia sesuai kenyataannya dalam pemakaian bahasa.dalam penelitian ini , data kosakata yang mengalami pergeseran makna dikumpulkan kemudian dikelompokkan,sesuai dengan jenis pergeseran maknanya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran makna kosakata dalam bahasa Indonesia memiliki enam kategori yaitu generalisasi, spesialisasi, ameliorasi, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam caption instagram yang dibuat oleh para remaja. Pergeseran makna ini terjadi karena beberapa faktor seperti adanya maksud tertentu seperti peringatan dan pesan moral, relevansi kata dengan zaman, atau penghargaan yang ingin disematkan terhadap objek yang diikuti oleh kata tersebut.

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi yang komprehensif bagi penelitian-penelitian ke depannya dan bagi masyarakat terkait dengan pentingnya memahami pergeseran makna agar tak terjadi salah penafsiran dan kesalahpahaman.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat di susun untuk memenuhi syarat dalam penyelesaikan studi ini yang berjudul ―Pergeseran Kosakata Bahasa Indonesi Pada pengguna Instagram‖

Salah satu dari sekian banyak pertolongan-Nya yang penulis rasakan adalah uluran tangan, bantuan dari berbagi pihak. Karena itu adalah suatu kewajiban penulis untuk menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, baik selama penulis menempuh pendidikan ataupun dalam proses penyelesaian.

Dengan penuh kerendahan hati tak lupa penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua yang tulus ikhlas membesarkan dan memberikan kasih sayangnya disertai doa demi kesuksesan penulis demi meraih cita-cita dan saudara-saudaraku yang selalu saya banggakan yang telah memberikan jasa dan cinta yang tak ternilai harganya.

2. Bapak Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

3. Bapak Erwin Akib, M.Pd, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Munirah, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar sekaligus pembimbing I yang telah memberikan kritik dan saran yang senantiasa menjadi arahan dan dorongan dalam menyeslesaikan tugas akhir.

5. Ibu Rosdiana,S.Pd., M.Pd. Sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan kritik dan saran yang senantiasa menjadi arahan dan dorongan dalam menyeslesaikan tugas akhir.

6. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing dalam perkuliahan sebagai bekal ilmu.

7. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat, khususnya untuk penulis dan untuk pembaca pada umumnya, serta dapat memberi sumbangan pemikiran, kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan.

Makassar 2020

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTARAK... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Penelitian yang Relevan ... 6

B. Kajian Teori ... 9

1. Pergseran (Perubahan) Makna ... 9

2. Pengertian Makna ... 11

(11)

xi

4. Jenis-jenis pergeseran makna ... 18

5. Instagram ... 24

C. Kerangka Pikir ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Rancangan Penelitian ... 29

B. Data dan Sumber Data ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

D. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

A. Hasil penelitian... 33

B. Pembahasan ... 62

BAB V PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Keterbatasan dan Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Generalisasi pada caption @indahhkasim ... 34

Gambar 4.2 Generalisasi pada caption @muhrezaes__ ... 35

Gambar 4.3 Generalisasi pada caption @rusliyah.abd ... 36

Gambar 4.4 Generalisasi pada caption @irmawatiwahyuningsi ... 37

Gambar 4.5 Generalisasi pada caption @muhrezaes__ ... 38

Gambar 4.6 Spesialisasi pada caption @muhrezaes_ ... 39

Gambar 4.7 Spesialisasi pada caption @muhrezaes__ ... 40

Gambar 4.8 Spesialisasi pada caption @iinpratiwi29_ ... 41

Gambar 4.9 Spesialisasi pada caption @muhrezaes__ ... 42

Gambar 4.10 Spesialisasi pada caption @muhrezaes__ ... 43

Gambar 4.11 Ameliorasi pada caption @muh.ihsan_rajab ... 44

Gambar 4.12 Ameliorasi pada caption @muhrezaes__ ... 45

Gambar 4.13 Ameliorasi pada caption @muhrezaes__ ... 46

Gambar 4.14 Ameliorasi pada caption @khairunnisanur3 ... 46

(14)

xiv

Gambar 4.16 Peyorasi pada caption @wawan_pasalli1109 ... 48

Gambar 4.17 Peyorasi pada caption @wawan_pasalli1109 ... 49

Gambar 4.18 Peyorasi pada caption @lianaamalia_ ... 50

Gambar 4.19 Peyorasi pada Caption @ikhaa185 ... 51

Gambar 4.20 Peyorasi pada caption @finnamel ... 52

Gambar 4.21 Sinestesia pada caption @muhrezaes__ ... 53

Gambar 4.22 Sinestesia pada caption @wawan_pasalli1109 ... 54

Gambar 4.23 Sinestesia pada caption @tarantula.ra07 ... 55

Gambar 4.24 Sinestesia pada caption @muhrezaes__ ... 55

Gambar 4.25 Sinestesia pada caption @kiki.indrawati27 ... 56

Gambar 4.26 Asosiasi pada caption @nurhalisahusain ... 57

Gambar 4.27 Asosiasi pada caption @kiki.indrawati27 ... 58

Gambar 4.28 Asosiasi pada caption @ikhaa185 ... 59

Gambar 4.29 Asosiasi pada caption @anniisa7462 ... 60

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pergeseran makna (juga disebut pergeseran makna, pengembangan makna, atau penyempitan makna) merupkan evolusi penggunaan kata-kata biasanya hingga tahapan makna modern menjadi sangat berbeda dari makna aslinya. Kata setiap kata dalam setiap bahasa dapat saja mengalami pergeseran makna sesuai dengan kebutuhan pemakaian bahasanya. Di dalam peristiwa interaksi verbal manusia selalu menggunakan kata di dalam suatu kalimat atau ujaran dari bahasa yang mereka gunakan.

Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam berkomunikasi, yaitu sebagai alat komunikasi yang paling utama. Seiring dengan perkembangan zaman, pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Sehubungan dengan itu, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap bahasa Indonesia. Bahasa memiliki peran yang sangat penting bahasa menjadi alat yang paling efektif dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seiring majunya peradaban manusia, termasuk di Indonesia, banyak cara yang

(16)

dipilih pemakai bahasa dalam berkomunikasi bahkan pilihan cara komunikasi tidak hanya semakin beragam tapi juga semakin canggih sehingga menimbulkan kesalahan dalam penggunaan Bahasa Indonesia di era sekarang. Di saat ini perkembangan semakin pesat perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh globalisasi semakin menjalar. Terutama di kalangan remaja. Di zaman sekarang serasa segalanya sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Dari segi tingkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga berbeda dengan dengan zaman dulu.

Terlaksananya komunikasi yang baik, lancar dan terarah antara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca sangat ditentukan oleh makna kata atau kalimat dalam bahasa yang digunkannya. Selain itu, dukungan situasi yang dihadapi turut menentukn. Oleh sebab itu, pemakai bahasa harus selalu mengikuti perkembangan makna. Dewasa ini, makna kata suatu bahasa terus mengalami perkembangan, baik secara linguistik maupun secara nonlinguistik. Perkembangan makna kata dari segi jenis atau ragamnya dapat dilihat dari perkembangan makna sebuah kata yang dulunya hanya mengacu pada makna dasar (denotatif) tetapi dalam perkembanganselanjutnya kata tersebut mengalami penambahan makna yang menunjuk kepada sesuatu yang berbeda pada makna dasarnya.

Alasan peneliti mengambil judul ―Pergeseran Makna Kosakata pada Instagram karena salah satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa yang didukung oleh perangkat

(17)

teknologi canggih, khususnya bahasa yang digunakan pada jejaring sosial seperti Instagram. Adapun contoh pergeseran makna kosakata yang misalnya kata wanita bermakna ‗orang (manusia) dan perempuan yang merupakan dua kata yang bersinonim. Akan tetatapi, kedua kata tersebut mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata wanita dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 1556) bermakna‘perempuan dewasa‘ sedangkan kata perempuan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2012:1054) bermakna ‗orang (manusia) yang mempunyai vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Jadi dikatakan bahwa kata perempuan memiliki makna atau nilai rasa yang rendah (kootasi kurang baik. Perbedaan nilai ini dapat dilihat dan dirasakan dalam pemakaian sehari-hari, misalnya sering orang mengatakan perempuan jalanan, tetapi jarang sekali didengar ungkapan wanita jalanan. Demikian juga sebaliknya sering dilihat dan dibaca dituliskan dharma wanita tetapi jarang sekali atau bahkan tidak pernah ditemukan tulisan dharma perempuan.

Hal ini diperjelas dari penelitian 1) Firnasari (2015) pergeseran makna kosakata bahasa Indonesia , 2) Hesti Retnosari (2013) pergeseran bahasa Jawa dialek Banyumasan di Kalangan remaja dalam berkomunikasi, 3) Hijriyani (2018) pergeseran bahasa Jawa di Desa Karyamukti Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim, 4) Sahril (2018) pergeseran bahasa daerah pada anak-anak di Kaula Tanjung Sumatra Utara dan , 5) Hasming (2009) pergeseran makna bahasa Bugis dialek Sinjai pada penutur bahasa Bugis Sinjaidi Makassar. Namun

(18)

berbeda dengan rencana peneliti yang membahas pergeseran makna kosakata bahasa Indonesia . Maka peneliti menganalisis pergesesaran makna kosakata yang digunakan remaja pada Instagram karena banyak remaja yang menggunakan kosakata baru pada media sosial.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih Instagram sebagai objek penelitian sekripsi ini. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pembahasan mengenai pergeseran makna kosakata terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada pengguna Instagram dikalangan remaja. Peneliti membatasi masalah yang akan dibahas dalam proposal ini yaitu, jenis-jenis pergeseran makna kosakata yaitu generalisasi, spesialisasi, ameliora, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang diteliti adalah ―Bagaimana Pergeseran Makna Kosakata Bahasa Indonesia pada Pengguna Instagram‖ ?

C. Tujuan Penelitian

Berdsarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan Pergeseran Makna Kosakata Bahasa Indonesia pada Pengguna Instagram.

(19)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memenuhi informasi, mengenai pergeseran bahasa. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi informasi, tentang jenis-jenis pergeseran makna memberikan pemahaman dan pengethuan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti maupun pembaca. Adapun manfaat praktis yang diperoleh yaitu: a. Secara akademis hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmu

bahasa yang menjelaskan kebahasaan

b. Bagi pembaca jenis-jenis pergeseran makna kosakata dapat dijadikan pengetahuan tentang kebahasaan

(20)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian yang Relevan

Firnasari (2016) ―Pergeseran Makna Kosakata Bahasa Indonesia Harian Tribun Timur (Tinjauan Semantik). Hasil penelitian ini menjelaskan perubahan makna kata yang terdapat pada harian Tribun Timur terdiri atas perluasan makna, penyempitan makna, ameliorasi, dan peyorasi serta faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna kosakata pada harian Tribun Timur yaitu perkembangan dalam bidang ilmu dan teknlogi, perkembangan sosial budaya, perbedaan bidang pemakaian,dan perbedaan tanggapan.

Kesamaan yang terdapat pada penelitian Firnasari dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas pergeseran kosakata dan mengunakan metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh gamabaran secara objektif. Sedangkan yang membedakan penelitian Firnasari menganalisi jenis- jenis perubahan atau pergeseran dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran atau perubahan makna kosakata pada harian Tribun Timur sedangkan penelitian ini menganalisis bentuk-bentuk kosakata bahasa Indonesia

Hesti Retnosari (2013) ―Pergeseran Bahasa Jawa Dialek Banyumasan di Kalangan Remaja dalam Berkomunikasi‖. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Remaja Desa Adimulya malu untuk menggunakan bahasa Jawa Bayumas dalam berkomunikasi sehari-hari, ini

(21)

dikarenakan bahasa Jawa Bayumas dianggap bahasa pinggiran dan bahasa ndeso yang memiliki logat yang medhok dan kasar. 2) Perubahan Bahasa Jawa Bayumas merupakan sebab dari remaja yang pergi ke kota-kota besar untuk bekerja dan setelah pulang mengakibatkan remaja menggunakan bahasa gaul dalam berinteraksi.

Kesamaan yang terdapat pada penelitian Hesti Retnosari dengan penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh gamabaran secara objektif. Sedangkan yang membedakan penelitian Hesti Retnosari membahas perubahan sosial, sosiolinguistik dan etnolinguistik dan penelitian membahas kosakata

Hijriyani (2018) ―Pergeseran bahasa Jawa di Desa Karyamukti Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim‖. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bahasa jawa telah bergeser pada masyarakat golongan muda pada setiap rana yaitu ranah keluarga, rana kekariban, rana ketetangggan, rana pendidikan, rana agama, rana transaksi, dan rana pemerintahan. Hasil dari skala imlikasional yaitu 85,8%. Hal ini menunjukkan bahasa Jawa di Desa Karyamukti Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim mengalami pergesan bahasa. Saran yang disampaikan dalam penelitian ini adalah bahasa daerah harus dipertahankan , baik dari golongan tua maupun golongan muda.

Kesamaan yang terdapat pada penelitian Hijriyani dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas pergeseran bahasa dan mmenggunakan metode deskriptif kualitatif. Sedangkan yang

(22)

membedakan penelitian Hijriyani menggunakan Skala dan penelitian ini tidak menggunakan skla .

Sahril (2018), ―Pergeseran Bahasa Daerah pada Anak-Anak di Kaula Tanjung Sumatra Utara‖. Hasil penelitian menunjukkan adanya kondisi pergeseran bahasa di kalangan anak-anak di Kuala Tanjung berdasarkan analisis persentase data kuesioner. Penggunaan bahasa pada ranah keluarga dan ranah resmi dan tidak resmi di sekolah menunjukkan dominannya penggunaan bahasa Indonesia. Berdasarkan perhitungan persentase, hampir semua jawaban responden menunjukkan kurangnya penggunaan bahasa daerah oleh anak-anak walaupun dari segi sikap responden terhadap penggunaan bahasa daerah cukup mengembirakan, yang ditunjukkan oleh hasil persentase kuesioner. Akan tetapi, tidak memberi pengaruh pada pemertahanan bahasa daerah sehingga disimpulkan telah terjadi pergeseran bahasa.

Kesamaan yang terdapat pada penelitian Sahril dengan penelitian ini adalah sama-sama mengunakan metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh gamabaran secara objektif. Sedangkan yang membedakan penelitian Sahril menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner, dan wawancara yang dilengkapi dengan instrumen penelitian,dan penelitian ini tidak mengunakan teknik tersebut hanya menggunakan teknik observasi, teknik baca dan teknik dokumentasi.

Hasming (2009) ―Pergeseran Makna Bahasa Bugis Dialek Sinjai pada Penutur Bahasa Bugis Sinjaidi Makassar‖. Hasil penelitian ini

(23)

menunjukkan bahwa pada bahasa bugis dialek Sinjai dan bahasa bugis Sinjai di Makassar juga terdapat banyak perubahan makna . kemudian ―Perubahan Makna Akibat Perubahan Status Bahasa‖ (1998) yang ditulis oleh Juharni. Dalam skripsinya Juharni tersebut, dibahas perubahan makna kata dari bahasa daerah dan dari bahasa asing. Juharni dalam skripsinya membahas mengenai perubahan makna dengan kata dari bahasa daerah dan bahasa asing. Hasil penelitian menunukkan bahwa pada bahasa daerah dan bahasa asing juga terdapat banyak perubahan makna.

B. Kajian Teori

1. Pergeseran (Perubahan) Makna

Dalam pergeseran makna selalu ada hubungan (asosiasi) antara makna lama dan makna baru, tidak peduli apapun yang menyebabkan pergeseran itu terjadi. Dalam beberapa hal, asosiasi begitu begitu kuat untuk mengubah makna dengan sendirinya, sebagian lagi asosiasi itu hanyalah suatu wahana untuk suatu pergeseran yang ditentukan sebab-sebab lain tetapi bagaimanapun suatu jenis asosiasi akan mengalami proses, dalam pengertian ini asosiasi dapat dianggap sebagai suatu syarat mutlak bagi pengertian itu asosiasi dapat dianggap sebagai suatu syarat mutlak bagi perubahan makna (Stephen, 2007:263-264).

―Panta rei” kata heraktetitos ―semua mengalir, semua berubah‖. Demikian pula kata-kata atau maknanya pun turut berubah sesuai dengan pergeseran zaman. Pergezeran zaman atau pergeseran makna seringkali

(24)

bersamaan dengan pergeseran sosial yang disebabkan oleh peperangan perpindahan penduduk, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, ekonomi, budaya, dan faktor-faktor lainnya.Pergeseran makna dalam suatu bahasa dianggap sebagai peristiwa kebahasaan yang wajar, dikatakan wajar kaena bahasa sebagai alat komunikasi bagi masyarakat pemakainnya tidak bersifat statis, tetapi karena adanya pergeseran kehidupan sosial masyarakat pemakainannya.

Pergeseran makna kata dalam bahasa indonesia perlu ditelusuri dan mendapat perhatian yang serius, mengingat perkembangan bahasa Indonesia dewasa ini semakin pesatnya. Demikian pula ynag terjadi pada bahasa yang dipakai oleh masyarakat yang bersangkutan, selalu terjadi pergeseran terutama yang menyangkut pergeseran makana kata. Tarigan (1985:17) menyangkut bahwa kata-kata yang sesuai dapat mengalami pergeseran makna dapat pula disebabkan oleh hilangnya motivasi atau dorongan umtuk menggunakan makna yang ada, akhirnya diupayakan makna lain yang lebih bersifat konseptual dan lebih hidup.

Pergeseran makna pada umumnya menyangkut pergeseran pengertian atau benda yang ditunjukkan oleh nama dalam bahasa yang bersangkutan. Maksudnya, nama dari suatu konsep yang ditunjukkan itu tetap, sedangkan pengertian yang dimaksud berubah. Dapat pula terjadi sebaliknya, yaitu pengertian berubah tetapi nama yang ditunjukkan tetap seperti semula. Sebagai contoh, kata bapak dan ibu, untuk menyebut atau

(25)

menyapa orang yang mempunyai status sosial yang lebih tinggi walaupun usianya jauh lebih muda dari orang yang menyapanya.

2. Pengertian Makna

Dalam pembahasan sebelumnya, telah disinggung secara sekilas bahwa semantik adalah telaah makna. Persoalan makna secara sekilas bahwa semantik adalah telaah makna. Persoalan makna persoalan yang menarik dalam kehidupan sehari-hari Istilah makna (meaning) merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu tertentu, yakni dalam bidang ilmu linguistik.

Istilah makna meskipun membingunkan, sebenarnya lebih dekat dengan kata. Bagi orang awam, untuk memahami makna kata tertentu ia dapat mencari kamus sebab didalam kamus terdapat makna yang disebut makna lesikal. Dalam kehidupan sehari-hari orang sulit menerapkan makna yang terdapat didalam kamus, sebab makna sebuah kata sering bergeser jika berada dalam satuan kalimat. Dengan kata lain setiap kata-kata mempunyai makna luas.

Kemudian Stevenson (dalam Pateda, 2010:82) perpendapat bahwa, jika seorang menafsirkan makna sebuah lambang, berarti ia memikirkan sebagaimana mestinya tentang lambang tersebut, yakni suatu keinginan untuk mengahasilkan jawaban tertentu dengan kondisi-kondisi tertentu pula. Selanjutnya, ogden dan Rivhards (dalam Pateda 2010:82) mengatakan bahwa makna adalah suatu perbendaharaan kata yang

(26)

intrinsik dan sesuatu yang secara aktual dihubungkan dengan suatu lambang oleh hubungan yang telah dipilih. Selanjutnya, menurut Sarwiji (2008:71) yang dimaksud dengan makna adalah makna yang terdapat yang berhubungan dengan kalimat atau kelompok yang ada didalam sebuah kata dalam kajian kebahasaan.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makna merupakan konsep yang lahir dari hasil interpresentasi yang menunjuk pada suatu arti tertentu yang dapat dipahami. Hal ini berarti bahwa makana itu berkaitan erat dengan upaya agar setiap pemakai bahasa bisa saling memahami dengan apa yang telah dituturkan. Oleh karena makna hanya berlaku untuk bahasa yang bersangkutan, makna dengan sendirinya pula makna berbentuk berdasarkan sistem aturan yang berlaku yang dimiliki oleh bahasa tersebut.

Makna kata dalam pemakai bahasa selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga sering memberikan kesulitan bagi pemakai bahasa. Seperti yang dikatakan oleh Keraf (1984:45) bahwa, ― menelusuri perkembangan makna kata dalam suatu bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan dari waktu ke waktu, maka kata dapat mengalami perubahan sehingga akan mengalami kesulitan baru bagi pemakai bahasa yang bersifat konservatif‖

3. Kosakata

Kosakata berarti perbendaharaan kata atau kekayaan kata yang dipakai.Sebagai tolok ukur keterampilan berbahasa kosakata merupakan tolok ukur perbendaharaan kata yang dipakai, wawasan kata yang

(27)

digunakan, serta ketetapan pemakaiannya dalam konteks kalimat. Keraf (2009: 80) mengatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan seseorang yang segera akan menimbulkan reaksi bila mendengar materi membaca Selanjutnya, Adwinata (dalam Martono, 1990: 5) mengaitkan kosakata sebagai berikut (1) semua kata yang terdapat dalam semua bahasa; (2) kata yang dikuasai oleh seseorang atau kata-kata yang dipakai oleh segolongan orang dalam lingkungan yang sama; (3) daftar sejumlah kata atau frasa dari sebuah bahasa yang disusun secara alfabetis disertai bahasa dan keterangannya.

Menurut Kridalaksana (1993: 127), bahwa kosakata adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna/arti dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang pembicara, penulis dari suatu bahasa.Selanjutnya, Soedjito (dalam Citra, 1999: 9) mengemukakan bahwa kosakata dapat diartikan sebagai (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang dialami oleh pembicara dan penulis; (3) kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan; (4) daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan singkat dan praktis

Kosakata atau pembendaharaan dalam bahasa Inggris disebut lekxikon yang berarti kata. Cabang ilmu linguitik yang mempelajari kata atau leksikon disebut leksikologi. Menurut Soekesi (1994:7) kosakata dapat diartikan menjadi beberapa pengertian, yaitu semua kata yang ada dalam satu bahasa, kata yang dikuasai oleh seseorang atau kata-kata yang

(28)

dipakai oleh golongan orang dari lingkungan yang sama, kata-kata yang dipakai dalam satu bidang keilmuan, seluruh morfem yang ada dalam satu bahasa, dan daftar sejumlah kata dan frasa dari suatu bahasa yang disusun secara alfabetis disertai batasan dan keterangannya.

Secara leksikal kata merupakan satuan terkecil untuk leksikon atau kata yang disebut menjadi entri dalam kamus. Kata secara leksikal merupakan dasar untuk kalimat yakni yang kombinasi yang ditentukan oleh unsur sintaksis (Soekaesi 1994:9). Soedjito (1992:1) mengungkapkan bahwa kosakata (pembendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut yaitu (1) semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis, (3) kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

Berdasarkan tingkat pemakaiannya, kosakata ada dua yaitu kosakata aktif dan kosakata pasif. Kosakata aktif adalah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara dan menulis adapun kosakata pasif adalah kosakata yang jarang atau tidak pernah dipakai (Soedjito 1992:1).

Di dalam linguistik dikenal istilah basic vocabulary atau kosakata dasar (Tarigan 1986:2). Kosakata dasar adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali mengalami perubahan. Kosakata yang termasuk ke dalamnya adalah istilah kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, kata ganti, kata bilangan pokok, kata kerja pokok, kata keadaan pokok, dan benda-benda universal (Tarigan 1986:2).

(29)

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kosakata cukup luas tidak terbatas pada perbendaharaan kata. Pengertian kosakata, yaitu kata-kata yang dikuasai oleh seseorang, kata-kata yang terdapat dalam satu bahasa, kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan, kata-kata yang disusun dalam kamus secara alpabetis disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

a. Pembagian kosakata dalam bahasa Indonesia

Pembagian kosakata atau kelas kata dalam bahasa Indonesia telah banyak dilakukan oleh para ahli bahasa. Berikut ini akan diuraikan beberapa bagian kosakata tersebut.

Meolino (1998: 62) mengelompokkan jenis kata, yaitu :

1) Verba atau kata kerja adalah semua kata yang menyatakan perbuatan misalnnya mengetik, meraba, melihat, mencuci dan lain-lain.

2) Nomina atau kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang diadakan misalnnya meja, kursi,tas,jam dan lain-lain.

3) Adjektiva adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sifat atau keadaan orang, benda, binatang, (putih, bersih, gemuk, kurus, dan lain-lain.

b. Sumber kosakata bahasa Indonesia

Kosakata bahasa Indonesia dapat bersumber dari kosakata bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun (bahasa daerah),,dan kosakata bahasa asing.

(30)

1) Kosakata bahasa Indonesia

Kata Indonesia yang dijadikan bahan istilah adalah kata umum, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, yang memenuhi salah satu syarat atau lebih , berikut ini.

a) Kata yang dengan tepat mengungkapkan makana konsep, proses, keadaan atau sifat yang dimaksudkan, seperti tunak (steady), telus (percolate), imak (simulate)

b) Kata yang lebih singkat dari pada kata yang lain yang beracuan sama, seperti gulma jika dibandingkan dengan tumbuhan pengganggu, suaka (politik) jika dibandingkan dengan perlindungan (politik).

c) Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk yang sedap didengar (eufonik),seperti pramuria jika dibandingkan dengan hostes, tunakkarya jika dibandingkan dengan pengannggur

Di samping itu, istilah dapat berupa kata umum yang diberi makna baru atau makna khusus dengan jalan menyempitkan atau meluaskan makna asalnya. Misalnnya berumah dua, garam, garis bapak, hari jatuh, hitung dagang, pejabat teras, suaka politik, tapak, titik sudut.

2) Kosakata bahasa serumpun

Jika di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang dengan tepat dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan, maka yang dipilih untuk mewakili konsep

(31)

tersebut adalah kosakata yang berasal dari bahasa serumpun, baik yang lazim maupun yang tidak lazim yang memenuhi ketiga syarat yang telah disebutkan.

Misalnnya : Istilah yang lazim Gambut (sunda) Nyeri (sunda)

Istilah yang tidak lazim atau sudah kuno Gawali (jawa)

Luag (Bali, Bugis, Minangkabau, Sunda) 3) Kosakata bahasa asing

Jika dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun tidak ditemukan istilah yang tepat, maka bahasa asing dapat dijadikan sumber peristilahan Indonesia. Istilah baru dapat dibentuk dengan jalan menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus menerjemahkan istilah asing.

Misalnnya :

Istilah dari bahasa Sangsekerta

Saya nama

Istilaha bahasa Portugis Jendela bendera Kemeja minggu

(32)

4. Jenis-Jenis Pergeseran Makna

Hubungan atau kontak antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain merupakan hal yang wajar. Inilah salah satu ciri bahasa yang hidup. Bahasa yang hidup selalu mengalami perkembangan. Salah satu wujud perkembangannya adalah menyerap (menerima) unsur bahasa lain yang diperlukan. Unsur bahasa yang dimaksud terutama koskata (perbendaharaan kata). Makna kata-kata yang masuk itu dapat mengalami pergeseran sesuai dengan kebutuhan dan ruang lingkup pemakaian oleh masyarakat penerimaannya. Gejala atau peristiwa pergeseran tersebut dapat berupa perluasan makna (makna melus), penyempitan makna (makna menyempit), pergesera konsep atau maksud (pergeseran total), dan pergeseran nilai/rasa (ameliorasi dan peyorasi).

Tarigan (2015:79) mengemukakan secara singkat mengenai macam-macam pergeeseran makna yang ada dalam kosakata bahasa Indonesia.

a. Generalisasi ( Perluasan)

Generalisasi atau perluasan adalah suatu proses pergeseran makna kata dari yang lebih khusus kepada yang lebih umum, atau dari yang lebih sempit kepada yang lebih luas. Dengan kata lain, bahwa cakupan masa kini lebih luas daripada makna masa lalu. Secara lebih singkat ada kemajuan makna baru lebih luas daripada makna lama atau makna dulu. Kemajuan tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan pemakaian kata yang bersangkutan. Hal ini terjadi secara

(33)

historis, bahwa pemakaian kata-kata tersebut pada mulanya terbatas pada suasana atau ruangan lingkup bidang tertentu saja, kemudian meluas dalam berbagai kegitan atau bidang

Perluasan makna tidaklah berarti bahwa makna asal atau makna semula hilang sama sekali, akan tetapi makna asalnya masih tetap terasa walaupun tidak dipakai atau jarang dipakai. Dengan demikian, baik makna asal atau makna semula masih tetp melekat pada kata yang bersangkutan misalnya, kata saudara yang pada mulanya hanya bermakna ‗seperut‘ atau ‗sekandung‘, kemudian maknanya berkembang menjadi‘ siapa saja ynag sepertalian darah‘. Contoh-contoh dalam kalimat berikut :

1) Saudara saya hanya dua orang; 2) Surat saudara sudah saya terima;

3) Sebetulnya dia masih saudara saya, tetapi sudah agak jauh; 4) Bingkisan untuk saudara-saudara kita di Timor Timur.

Perluasan makna yang terjadi pada kata saudara terjadi juga pada kata-kata kekerabatan lain seperti kakak, adik, ibu, dan bapak. Kakak yang sebenarnya bermakn saudara sekandung yang lebih tua, meluas maknanya menjadi siapa saja yang pantas dianggap atau disebut sebagai saudara sekandung yang lebih tua. Begitu pula dengan adik yang maknanya meluas menjadi siapa saja yang pantas dianggap atau disebut sebagai saudara sekandung yang lebih muda.

(34)

Contoh lain, sebenranya pada mulanya hanya berarti ‗ pakaian sebelah atas dari pinggang sampai ke bahu‘ seperti pada fease baju baik, baju safari, baju lengan panjang, dan sebagainya. Tetapi pada kalimat. Murid-murid memkai baju seragam, kata baju di situ maknanya menjadi luas sebab dapat termasuk celana, baju, topi, dasi dan sepatu. Begitu juga dengan baju olahraga, baju dinas baju militer.

Kata mencetak pada mulanya hanya digunakan pada bidang penerbitan buku, majalah atau koran. Tetapi kemudian maknanya menjadi meluas seperti tampak pada kalimat-kalimat berikut:

1) Persija tidak berhasil mencetak satu gol pun; 2) Pemerintah akan mencetak sawah-sawah baru;

3) Kabarnya dokter dapat mencetak uang dengan mudah.

Pada kalimat pertama kata mencetak berarti membuat atau menghasilkan; pada kalimat kedua berarti membuat, dan pada klimat ketiga berarti memeroleh, mencari atau mengumpulkan. b. Spesialisasi (Penyempitan)

Proses Spesialisasi atau penyempitan mengacu kepada suatu pergeseran yang mengakibatkan makna kata menjadi lebih khusus atau lebih sempit dalam aplikasinya. Kata tertentu pada suatu waktu dapat diterapkan pada suatu kelompok umum, tetapi belakangan mungkin semakin terbatas kian sempit dan khusus dalam maknanya. Dengan kata lain, cakupan makna pada masa lalu lebih lus daripada

(35)

masa kini. Kata-kata yang mengalami pergeseran makna kata menyempit itu, cakupan makna masa lalu (makna semula) mempunyai bidang yang lebih luas dibanding dengan makna yang dipakai atau sementara berlangsung sekarang. Misalnya, kata sarjana yang pada mulanya berarti ‗orang pandai‘ atau ‗cendikiawan‘, kemudian hanya berarti ‗orang yang lurus dari perguruan tinggi‘, seperti tampak pada sarjana sastra, sarjana ekonomi, dan sarjana hukum. Betapapun pandainya seseorang mungkin sebagai hasil belajar sendiri, kalau bukan tamatan suatu perguruan tinggi, tidak bisa disebut sarjana. Sebaliknya, betapa pun rendahnya indeks prestasi seseorang kalau dia sudah lulus dari perguruan tinggi, dia akan disebut sarjana.

Contoh lain, kata ahli pada mulanya berarti ‗orang yang termasuk dalam satu golongan atau keluarga‘ seperti dalam frase ahli waris yang berarti ‗orang yang termasuk dalam satu kehidupan keluarga‘, dan juga ahli kubur yang berarti ‗orang-orang yang sudah dikubur‘. Kini kata ahli sudah menyempit maknanya karena hanya berarti ‗orang yang pandai dalam satu cabang ilmu atau kepandaian‘ seperti tampak dalam frase ahli sejarah, ahli purbakala, ahli bedah, dan sebagainya.

Proses pergeseran makna (penyempitan makna) seperti yang telah diuraikan di atas, umumnya terjadi karena kata-kata tersebut masuk dlam bahasa Indonesia dan dipakai dalam suatu hubungan

(36)

kegiatan atau bidang tertentu saja. Tampak jelas dalam proses pergeserannya bahwa makna asal atau makna semula, masih terasa ada hubungan dengan makna yang baru atau sementara berlangsung. Hanya saja makana yang baru lebih sempit cakupannya dibandung dengan makna asal atau makna semula.

c. Ameliorasi

Kata ameliorasi yang berasal dari bahasa Latin melior ‗lebih baik‘ berarti membuat menjadi lebih baik, lebih tinggi, lebih anggun, lebih halus‘. Dengan kata lain pergeeseran ameliorasi mengacu kepada peningkatan makna kata. Ameliorasi yakni bila suatu kata memiliki makna yang memiliki nilai maupun konotasi lebih baik dari makna sebelumnya. Misalnya, kata gambaran yang semula hanya mengandung makna ‗hasil kegiatan menggambar‘, dengan masuknya kata abstraksi, kata gambaran akhirnya dapat mengandung pengertian ‗pembayangan secara imajinatif‘.

Ameliorasi adalah pergeseran yang mengacu pada peningkatan makna kata, makna baru dianggap lebih tinggi nilainya atau lebih baik daripada makna dulu. Ameliorasi menunjukkan adanya pergeseran pandangan terhadap makna kata yang duhulu dirasakan biasa saja, tapi sekarang dianggap lebih tingi, lebih baik, dan lebih sopan dilihat dari norma masyarakat pemakai bahasa Indonesia. Kata atau leksem yang dijelaskan di atas semuanya menggantikan kata atau lesksem yang sudah ada sebelumnya sengan tujuan agar

(37)

maknanya tidk dirasakan kasar. Dengan demikian orang-orang yang dikenal kata-kata tersebut tidak terlalu merasakan maknanya secara psikologis.

d. Peyorasi

Peyorasi adalah suatu pergeseran makna kata menjadi lebih jelek atau lebih dari pada makna semula. Kata peyorasi berasal dari bahasa latin pejor yang yang berarti ‗jelek, buruk‘ proses peyorasi ini adalah kebalikan dari proses amelioratif.

Peyorasi merupakan suatu proses pergeseran makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Peyorasi yakni apabila makna suatu kata akhirnya dianggap memiliki nilai rendah atau memiliki konotasi negatif. Misalnya kata kai tangan sebagai sebutan bagi orang yang dipercaya, dulu dianggap mempunyai nilai rasa yang baik, akan yang dipercaya, dulu dianggap mempunyai nilai rasa yang baik, akan tetapi kata tersebut sekarang dianggap mempunyai nilai rasa ynag kurang baik. Jadi , peyorasi adalah proses pergeseran makna dimana nilai rasa makna kata/leksem yang baru lebih rendah dibanding dengan makna kata/leksem yang lama. Hal ini terjadi disebabkan oleh pergeseran pola kehidupan masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan.

e. Sinestesia

Sinestesia yaitu pergeseran makna yang terjadi karena pertukaran anggapan dua indra . misalnnya:

(38)

1) Pandangan tajam 2) Senyuman masam 3) Namanya harum f. Asosiasi

Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat, sehingga suatu kata atau istilah dapat dipakai untuk pengertian yang lain. Misalnya, kata lintah darat dipakai untuk menyebut orang yang menjadi penyebab atau pemimpin suatu perbuatan (jahat).

5. Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagai foto yang dapat dilihat oleh Followers dari pengunggah foto tersebut dan dapat saling memberikan komentar antara sesamanya. Nama Instagram sendiri berasal dari insta dan gram, ― insta‖ yang berasal dari kata instant dan ―gram‖ yang berasal dari telegram, dapat disimpulkan dari namanya yang berarti menginformasikan atau membagikan foto kepada orang lain lain dengan cepat. Salah satu yang unik dari Instagram adalah foto yang berbentuk persegi, ini terlihat seperti kamera Polaroid dan Kodak Instamatic bukan berarti foto umumnya yang menggunakan resio.

Berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc, merupakan sebuah teknologi startup yang hanya berfokus kepada engembangan aplikasi untuk telfon genggam . pada awalnya Burbn, Inc sendiri memiliki fokus yang telah banyak di dalam HTML5 mobile, namun kedua CEO, Kevin Systrom

(39)

dan juga Mike Krieger, memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu minggu mereka membuat sebuah ide yang bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dan Burbn , namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang sudah final, adalah aplikasi yang sudah dapat dugunakan di dalam iPhone yang dimana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang , dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyuki sebuah foto. Itulah yang akhirnya menjadi Instagram.

Fungsi dan kegunaan Instagram tidak hanya berbagi foto saja, melainkan juga untuk menyunting foto-foto yang memiliki 16 efek yang dapat digunakan untuk menyunting foto. Dengan aplikasi Instagram, foto-foto anda dapat diunggah melaluli jejaring sosial seperti facebook, twitter,forsquare, fickr, dan juga posterous. Sebelum dibeli oleh facebook, twiter telah menyatakan minatnya untuk membeli Instagram pada 2011. a. Kelebihan dan kekurangan Instagram

1) Kelebihan :

a) Memperpindah foto b) Dapat menshare video

c) Pasar yang melek teknologi. Salah satu kelebihan berjualan lewat Instagram adalah pengguna Instagram sudah ‗terjamin‘ melek teknologi. Artinya, mereka yang aktif di Instagram pastilah aktif pula

(40)

di Twitter dan mungkin juga Facebook. Karena itu, sangat tepat apabila anda mempromosikan produk anda melalui Instagram dan dibantu jejaring sosial lainnya.

d) Pengguna Instagram pastilah memiliki gadget yang mendukung aplikasi tersebutm yaitu android phones maupun iPhone, ini berarti Instagram memiliki pegua yag rata-rata kelas menengah ke atas. Hal ini menguntungkan bagi anda, karena calon consume anda kemungkinan besar mempunyai ‗kantong‘ yang cukup dalam.

e) Display produk yang simple. Karena Instagram memang digunakan sebagai aplikasi berbabagai foto, fitur-fitur yang tersedia di Instagram akan medudukung gambar produk yang anda upload di dalamnya. f) Di Instagram, kebanyakan foto menggunakan hastag. Oleh karena itu,

sangat disarankan untuk menggunakan hastag agar memudahkan calon pembeli menemukan produk anda.

2) Kekurangan :

a) Video kita upload hanya berdurasi kurang 15 detik

b) Karena berbasis smartphone, foto-foto yang dipajang di Instagram berukuran kecil dan sering tidak jelas

c) Istagram juga mengembangka InstaMassege, fitur chat antar pengguna Instagram.

b. Dampak positif dan negatif instagram 1) Dampak positif

(41)

Instagram menjadi sosial media yang banyak sekali peluang untuk berbisnis para penggunanya. Dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi pemasaran, melalui share foto-foto produk penjual, dan memiliki banyak follower.

Instagram memudahka untuk konsumen melihat produk yang di jual dan dapat langsung memberi komentar di bawah foto yang diminati. Instagram menjadi sosial media yang banyak sekali peluang untuk berbisnis para penggunanya bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi pemasaran, melalui share foto-foto produk penjual, dn memiliki banyak follower Instagram memudahkan untuk konsumen melihat produk yang di jual dan dapat langsung memberi komentar di bawah foto yang diminati.

2) Dampak negatif

Banyak pengguna Instagram yang mengunggah foto-foto yang bebau pornografi. Selain itu foto yang dapat mencemarkan nama baik sering beredar di Instagram yang dilakukan oleh oknum tertentu. Tindak penipuan Online shop juga marak beredar baik menggunakaan rekening ataupun palsunya kualitas barang yang di jual.

C. Kerangka Pikir

Objek penelitian ini adalah data Instagram yang ada pada status dan komentar pada pengguna instagram yang mengandung kata yang mengalami pergeseran makna kosakata. Seperti yang telah di uraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis

(42)

peregeseran makna kosakata maka teori yang akan dibahas pada penelitian ini adalah pergeseran makna kosakata yang terdapat pada pengguna Instagram, dan yang akan di analisis adalah jenis-jenis pergeseran makna kosakata generalisasi, spesialisasi, ameliora, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi. Berikut merupakan bagan kerangka pikir.

Bagan Kerangka Pikir Pergeseran (Perubahan)

Makna Kosakata

Instagram

Jenis-Jenis Pergeseran Makna Kosakata

Generalisasi Spesialisasi Ameliora Peyorasi Sinestesia Asosiasi

Analisis

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan kebahasaan khususnya pergeseran makna kosakata bahasa Indonesia pada Instagram merupakan penelitian bahasa yang dirancang sebagai penelitian deskriptif kualitatif Deskriptif karena peneliti berusaha meyajikan kenyataan−kenyataan secara objektif sesuai dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan tentang pergeseran makna kosakata dalam media sosial Instagram. kualitatif karena peneliti berusaha menguraikan fakta atau fenomena pergeseran makna kosakata dalam bentuk kata. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Moleong, 2010:4).

Jenis penelitian ini tergolong penelitian lapangan peneliti mengamati pergeseran kosakata dalam interaksi di dunia maya melalui aplikasi media sosial Instagram. Data dalam penelitian ini adalah data tulis dari pembaharuan status dan komentar dalam pergeseran makna kosakata interaksi di media sosial Instagram data diperoleh dari hasil observasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengguna Instagram yang memperbaharui status dan berkomentar .

(44)

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen kunci dan menggunakan alat bantu berupa smartphone sebagai sarana penghubung dalam mengamati pergeseran makna kosakata yang digunakan dalam interaksi di media sosial Instagram.

B. Data dan Sumber Data 1. Data

Data penelitian ini adalah jenis-jenis pergeseran makna kosakata bahasa Indonesia (generalisasi, spesialisasi, ameliora, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi) yang terdapat pada pengguna Instagram dikalangan remaja. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data tulis dan gambar, yaitu tulisan status dan komentar yang mereka upload dalam sosial media tersebut.

2. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung di sosial media Instagram dikalangan remaja. Dipilihnya sosial Instagram karena zaman sekarang para pengguna sosial media terutama pada kalangan remaja.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati pergeseran kosakata pengguna isntagram pada kalangan remaja dengan bebas, sehingga

(45)

diharapkan hasil penelitian ini akan obyektif. Di dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipan. Observasi non partisipan adalah dimana observer tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. Di dalam hal ini observer hanya bertindak sebagai penonton saja tanpa harus ikut terjun langsung ke lapangan.

2. Teknik baca yaitu dengan membaca setiap status dan komentar informan yang diketik dan diunggah ke dalam media sosial instagram. 3. Teknik dokumentasi dengan memfoto status dan komentar informan

melalui layar smartphone. Untuk mendapatkan bahasa tulis yang merupakan pergeseran kosakata.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan kemudian mendeskripsikan serta mengungkapkan pergeseran makna kosakata dalam bahasa Indonesia sesuai kenyataannya dalam pemakaian bahasa.dalam penelitian ini , data kosakata yang mengalami pergeseran makna dikumpulkan kemudian dikelompokkan,sesuai dengan jenis pergeseran maknanya. Setelah dilakukan pengelompokkan data tersebut kemudian di analisis bentuk pergeseran maknanya. Data yang diambil yaitu data tertulis pada status dan komentar dalam interaksi tidak langsung melalui perantara akun Instagram.

(46)

Metode yang digunakan dalam analisis data kualitatif menurut Muri Yusuf, 2014 : ada tiga yaitu , tahap reduksi data , display data dan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi data merupakan bentuk analis menajamkan, menggolongkan,mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data hingga mendapat simpulan. Mereduksi data berarti merangkum atau memilih hal pokok pembahasan berupa tuturan yang digunkan dalam konten yang telah diteliti dari teknik catat sebelumnya

2. Penyajian data adalah kegiatan dimana penyjian data dilakukan dalam bentuk uraian singkatan, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, Dalam penelitian ini akan menyajikan data berbentuk teks yang bersifat naratif deskriptif.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan penemuan yang dihasilkan dari tahapan sebelumnya berupa deskriptif atau gambaran mengenai suatu objek yang sebelumnya masing dalam jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

(47)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan caption instagram remaja sebagai sumber data utama yang akan dikategorisasi ke dalam 6 (enam) jenis pergeseran makna dalam bahasa Indonesia (Generalisasi, spesialisasi, ameliorasi, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi) berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 (lima) data untuk masing-masing kategori yang ada, dengan total data keseluruhan adalah 30 data. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, ada 16 akun instagram yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini yang dapat diuraikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Data Akun Instagram yang Dijadikan Sumber Data No. Nama Akun Instagram Jumlah Data yang Diambil

1 @indahhkasim 1 2 @muhrezaes__ 9 3 @rusliyah.abd 1 4 @irmawatiwahyuningsih 1 5 @iinpratiwi29_ 1 6 @nurhalisahusain 2 7 @muh.ihsan_rajab 1 8 @khairunnisanur3 1 9 @iinekaswtry 1 10 @wawan_pasalli1109 3 11 @lianaamalia_ 1 12 @ikhaa185 3 13 @finnamel 1 14 @tarantula.ra07 1 15 @kiki.indrawati27 2 16 @anniisa7462 1 Total 30

(48)

Data-data yang telah dikumpulkan dan dikategorisasi tersebut kemudian diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Generalisasi

Generalisasi atau perluasan adalah suatu proses pergeseran makna kata dari yang lebih khusus kepada yang lebih umum, atau dari yang lebih sempit kepada yang lebih luas tanpa menghilangkan makna awal dari kata tersebut. Generalisasi ini dapat kita lihat pada beberapa caption instagram yang dijadikan sebagai objek penelitian.

Gambar 4.1 Generalisasi pada caption @indahhkasim

Pada gambar 4.1 di atas, terdapat kata ―indah‖ yang pada umumnya akan merujuk kepada pemandangan, spot, atau latar tempat tertentu yang memiliki konotasi langsung dengan penilaian dari indera penglihatan (mata). Dalam KBBI, kata ―indah‖ berarti dalam keadaan enak dipandang. Namun, dalam caption ―ada yang indah tapi bukan pemandangan‖ di atas, kata indah sejatinya lebih menyorot kepada kecantikan atau bahkan pada nama si pemilik akun sendiri (@indahhkasim). Pergeseran makna secara generalisasi ini merupakan dampak dari berkembangnya paradigma pemaknaan kata yang

(49)

semakin kompleks utamanya pada jagad dunia maya seperti instagram, di mana kata ―indah‖ kini tidak hanya dilekatkan kepada tempat-tempat liburan atau karya-karya yang memukau, tetapi juga dapat disandingkan dengan keelokan fisik ataupun dengan identitas yang dimiliki seseorang. Selain itu, kata ―indah‖ saat ini dianggap bersinonim dengan kata ―cantik‖ ataupun ―elok‖. Sebagai contoh, kita dapat melihat pada beberapa kalimat berikut: Ronaldo mencetak gol yang sangat cantik; Messi mencetak gol yang sangat indah dan Gol yang sangat elok dari Ronaldinho. Ketiga kalimat tersebut memiliki kesan yang sama, yakni mencetak gol. Namun, dengan diksi yang berbeda tetapi tetap satu makna.

Gambar 4.2 Generalisasi pada caption @muhrezaes__

Pada gambar 4.2, terdapat kata ―tujuan‖ yang awalnya hanya dimaknai sebagai pemberhentian akhir saat melakukan perjalanan entah dengan berjalan kaki atau memakai moda transportasi. Arti kata ―tujuan‖ dalam KBBI adalah jurusan. Seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan kata ―tujuan‖ pun semakin luas. Kini, kata ―tujuan‖ tidak hanya dimaknai secara tersurat namun juga secara tersirat. Artinya, kata ―tujuan‖ tidak lagi hanya berfokus kepada pemberhentian akhir suatu perjalanan, tetapi juga berfokus kepada

(50)

masa depan, prospek, atau maksud-maksud tertentu tergantung dengan apa yang dikehendaki oleh yang menuturkan. Merujuk pada gambar 4.2, kita dapat menganalisis bahwasanya kata ―tujuan‖ pada caption instagram tersebut adalah cita-cita atau apa yang ingin diraih oleh masing-masing diantara mereka dikemudian hari.

Gambar 4.3 Generalisasi pada caption @rusliyah.abd

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa akun @rusliyah.abd menggunakan kata ―mampus‖ pada caption postingan instagramnya. Dalam berbagai kesempatan, kata ―mampus‖ dimaknai sebagai mati atau kalah. Namun pada postingan @rusliyah.abd tersebut kata ―mampus‖ pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan bahwa dirinya lelah dengan rutinitas kampus sebagaimana curahan hati mahasiswa pada umumnya. Kita juga dapat memperhatikan bahwa pemilihan kata ―mampus‖ tersebut adalah untuk mempersamakan akhiran dengan kata ―kampus‖ dan membiarkan orang memaknainya sendiri dengan berbagai versi.

(51)

Gambar 4.4 Generalisasi pada caption @irmawatiwahyuningsih

Selanjutnya, dalam postingan @irmawatiwahyuningsih pada gambar 4.4 mengandung kata ―terlambat‖ yang sejak kecil kita sandingkan dengan ketidaktepatan waktu menghadiri suatu kegiatan/pertemuan dan sifatnya menjadi rasa malu tersendiri bagi yang mengalami. Namun, pada caption di atas, kata terlambat digunakan oleh pemilik akun untuk memberikan pesan moral bahwa akan selalu ada kesempatan bagi yang berubah menjadi lebih baik. Dengan demikian, kata terlamabat pada caption tersebut dimaknai sebagai sebuah pesan moral dan bukan sebagai justifikasi ―terlambat‖ yang sebenarnya, meskipun dalam KBBI kata ―terlambat‖ diartikan sebagai perlahan-lahan (geraknya, jalannya, dan sebagainya); tidak cepat atau tidak tepat pada waktunya; ketinggalan.

(52)

Gambar 4.5 Generalisasi pada caption @muhrezaes__

Pada gambar 4.5, akun instagram @muhrezaes__ menuliskan caption ―Kalian begitu berharga, itu‖ untuk mendeskripsikan foto yang diunggahnya. Secara umum, kita mengenal kata ―berharga‖ sebagai suatu kata yang berarti memiliki nilai yang dapat diukur dengan uang atau benda lainnya. Kata ―berharga‖ yang berkata dasar ―harga‖ biasanya disandingkan kata benda non-manusia. Namun dalam caption @muhrezaes__ tersebut kata ―berharga‖ disandingkan dengan kata kalian yang jelas merujuk kepada manusia yang menunjukkan bahwa orang-orang yang dalam foto tersebut ―berharga‖ atau ―bernilai‖ dalam hidup si pembuat caption.

2. Spesialisasi

Proses Spesialisasi atau penyempitan mengacu kepada suatu pergeseran yang mengakibatkan makna kata menjadi lebih khusus atau lebih sempit dalam aplikasinya. Kata tertentu pada suatu waktu dapat diterapkan pada suatu kelompok umum, tetapi belakangan mungkin semakin terbatas kian

(53)

sempit dan khusus dalam maknanya. Dengan kata lain, cakupan makna pada masa lalu lebih luas daripada masa kini. Kata-kata yang mengalami pergeseran makna kata menyempit itu, cakupan makna masa lalu (makna semula) mempunyai bidang yang lebih luas dibanding dengan makna yang dipakai atau sementara berlangsung saat ini. Pergeseran ini terjadi karena adanya tekanan untuk lebih menspesifikkan sesuatu sesuai dengan kajian, bahasan, atau sektor-sektor tertentu. Pergeseran makna secara spesialisasi ini dapat dilihat pada beberapa caption instagram yang telah dipersiapkan oleh penulis berikut ini.

Gambar 4.6 Spesialisasi pada caption @muhrezaes__

Pada gambar 4.6, akun @muhrezaes__ menggunggah sebuah foto dengan caption ―Juara? Tentu saja. Karena kita dilahirkan sebagai pemenang, dan untuk menjadi pemenang‖. Sebelumnya, kata ―juara‖ bisa dimaknai secara umum meskipun tidak memenangkan apapun, misalnya kalimat ―kamu juara dihatiku‖. Namun kini, kata ―juara‖ secara perlahan kembali kepada makna

(54)

yang sebenarnya (ter-spesialisasi), yakni kata yang disandingkan bagi individu atau kelompok yang berhasil memenangkan suatu perlombaan atau kompetisi. Hal ini juga telah disebutkan oleh akun @muhrezaes__ pada bagian akhir caption tersebut.

Gambar 4.7 Spesialisasi pada caption @muhrezaes__

Gambar 4.7 memperlihatkan caption @muhrezaes__ ―Ketemu dengan senior-senior FEBI (Kak Iksan – Manajemen & Kak Hera – Ekonomi Islam) yg sedang kuliah magister di UGM dan UII. Semoga bisa nyusul segera!‖. Dalam caption ini, pemilik akun menggunakan kata ―senior‖ untuk menggambarkan secara mutlak status mereka dalam dunia pendidikan. Kata ―senior‖ saat ini lekat dan dimaknai sebagai orang atau individu yang semester atau strata pendidikan lebih tinggi. Inilah yang dinamakan dengan proses spesialisasi di mana kata senior kini hanya digunakan untuk mendeskripsikan mereka yang benar-benar lebih tinggi secara semester atau jenjang

(55)

pendidikannya daripada kita, meskipun dari segi umur bisa jadi ―senior‖ tersebut lebih muda dibanding kita.

Gambar 4.8 Spesialisasi pada caption @iinpratiwi29_

Akun instagram @iinpratiwi29_ pada gambar 4.8 mengunggah caption ―Emakkkkk guee.. selalu kasih saran.. selalu kasih makan.. selalu kasih solusi.. selalu kasi uang juga‖, yang menggambarkan betapa baiknya pribadi seorang ―emak‖. Kata ―emak‖ ini sejatinya bersinonim dengan kata ―ibu‖ yang saat ini mengalami penyempitan atau pengembalian makna (spesialisasi) ke makna awal. Dalam KBBI, ―Ibu‖ dapat diartikan sebagai orang (perempuan) yang melahirkan kita atau membesarkan kita. Maka dari itu, kata ―emak‖ dalam caption ini berarti ibu kandung/ibu yang melahirkan kita, dan jelas digambarkan dalam lanjutan caption @iinpratiwi29_ tersebut; yang memberikan saran, makan, solusi, dan juga uang.

(56)

Gambar 4.9 Spesialisasi pada caption @muhrezaes__

Pada gambar 4.9 akun instagram @muhrezaes__ menuliskan sebuah caption untuk memberikan selamat atas gelar sarjana farmasi yang diraih oleh temannya, Farida Sawali, S.Farm. Peneliti berfokus pada kata ―sarjana‖ yang awalnya berarti orang pandai atau cendekiawan, kemudian hanya berarti ―orang yang lurus dari perguruan tinggi‖, seperti tampak pada sarjana sastra, sarjana ekonomi, dan sarjana hukum, dan sarjana farmasi seperti yang ditampilkan dalam caption tersebut. Pergeseran makna ini terjadi karena kata ―sarjana‖ memang identik dengan orang yang lulus dari perguruan tinggi, sehingga orang pandai atau cendekiawan kini cenderung dipersepsikan sebagai layaknya sarjana, bukan sarjana yang sesungguhnya. Analoginya, Betapapun pandainya seseorang mungkin sebagai hasil belajar sendiri, kalau bukan tamatan suatu perguruan tinggi, tidak bisa disebut ―sarjana‖. Sebaliknya, betapa pun rendahnya indeks prestasi seseorang kalau dia sudah lulus dari perguruan tinggi, dia akan disebut ―sarjana‖.

(57)

Gambar 4.10 Spesialisasi pada caption @muhrezaes__

Gambar 4.10 menjadi sebuah penegasan bahwa ―olahraga‖ adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kualitas fisik, sebagaimana yang dijabarkan dalam KBBI. Dalam gambar 4.10 di atas, akun @muhrezaes__ menuliskan

caption ―Karena olahraga bukan sekedar soal fisik…..‖ yang

merepresentasikan bahwa memang pada dasarnya ―olahraga‖ adalah tentang fisik. Dalam beberapa kesempatan, kita sering mendengar orang mengatakan bahwa membersihkan, memasak, atau aktivitas lainnya juga dapat disebut sebagai olahraga. Namun, dalam perkembangannya hal tersebut tidak lagi relevan. Kata ―olahraga‖ kembali identik atau ter-spesialisasi dengan makna yang sesunggunya; kegiatan menaikkan kualitas fisik dengan bermain sepakbola, bakset, renang, dan lain-lain.

3. Ameliorasi

Ameliorasi adalah pergeseran yang mengacu pada peningkatan makna kata, makna baru dianggap lebih tinggi nilainya atau lebih baik daripada

(58)

makna dulu. Ameliorasi menunjukkan adanya pergeseran pandangan terhadap makna kata yang duhulu dirasakan biasa saja, tapi sekarang dianggap lebih tinggi, lebih baik, dan lebih sopan dilihat dari norma masyarakat pemakai bahasa Indonesia. Contoh Ameliorasi ini dapat kita cermati pada caption instagram yang telah dikumpulkan oleh peneliti berikut ini.

Gambar 4.11 Ameliorasi pada caption @muh.ihsan_rajab

Pada gambar 4.11, akun instagram @muh.ihsan_rajab mengunggah caption ―Ngopi biat tidak sepi‖. ―Kopi‖ dalam KBBI berarti pohon yang banyak ditanam di Asia, Amerika Latin, dan Afrika, buahnya digoreng dan ditumbuk halus untuk dijadikan bahan pencampuran minuman. Sejatinya, ―kopi‖ selama ini dimaknai sebagai minuman yang jika diminum dapat menghilangkan kantuk karena kandungan kafeinnya. Namun, dalam postingan ini, pemilik akun mencoba untuk menaikkan derajat kata ―kopi‖ dari yang sekedar minuman penghilang kantuk menjadi minuman yang juga bisa menghilangkan rasa sepi. Pergeseran makna ini terjadi ditengah booming-nya kedai kopi atau usaha sejenis yang memang menyediakan kopi maupun minuman lainnya dengan fasilitas berupa tempat berkumpul yang sudah pasti tidak sepi. Karena alasan inilah ameliorasi terjadi pada kata ―kopi‖ itu sendiri.

(59)

Gambar 4.12 Ameliorasi pada caption @muhrezaes__

Dulu, kata ―saudara‖ hanya boleh digunakan untuk orang yang memiliki pertalian darah langsung dari orangtua (bapak dan ibu) yang sama, selaras dengan yang dijelaskan dalam KBBI yang berarti orang yang seibu seayah (atau hanya seibu atau seayah saja) Namun kini, makna tersebut meningkat derajatnya dan menjadi lebih luas penggunaannya. Kata ―saudara‖ saat ini digunakan untuk menggambarkan sebuah keakraban atau kehangatan layaknya makna kata ―saudara‖ yang semestinya. Peningkatan derajat makna kata ―saudara ini‖ dapat kita lihat pada gambar 4.12 dalam caption yang diunggah oleh akun instagram @muhrezaes__. Pada unggahannya, akun @muhrezaes__ menyampaikan terima kasih kepada ―saudara(i)‖ (teman-teman sepantarannya) atas partisipasi dalam menggalang dana guna membantu korban gempa dan tsunami Palu.

(60)

Gambar 4.13 Ameliorasi pada caption @muhrezaes__

―……dalam sebuah momen bahagia salah satu saudari kami yang akhirnya resmi melepaskan ―masa sendiri‖-nya‖, tulis akun @muhrezaes__ pada salah satu postingan instagramnnya. ―Sendiri‖ dalam KBBI berarti seorang diri; tidak dengan orang lain. Pada gambar 4.13 di atas, peneliti berfokus kepada kata ―sendiri‖ yang identik dengan kondisi, situasi, atau keberadaan seseorang yang tidak bersama dengan siapapun. Namun, dalam caption @muhrezaes__ tersebut, kata ―sendiri‖ dimaknai sebagai sebuah keadaan di mana salah satu mempelai sebelumnya masih dalam keadaan single atau belum menikah dan akhirnya melepas status tersebut.

(61)

Dalam KBBI, ―berjuang‖ berarti memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga; berperang; berkelahi. Relevan dengan penjelasan sebelumnya, kata ―berjuang‖ dahulu hanya dimaknai sebagai sebuah tindakan memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan yang terjadi. Namun, dalam caption akun instagram @khairunnisanur3 pada gambar 4.14 kata ―berjuang‖ mengalami peningkatan derajat makna. Dalam caption tersebut akun instagram @khairunnisanur3 menulis ―Gambar ini didedikasikan untuk siapapun kamu yang sudah berjuang mengusahakan hari ini‖, di mana kata ―berjuang‖ di sini dimaknai sebagai berusaha keras dan pantang menyerah dalam menggapai cita-cita, tujuan, atau apapun yang telah mereka raih sampai hari ini. Hal ini menggambarkan derajat makna yang meningkat dalam perspektif masyarakat itu sendiri.

(62)

Pada gambar 4.15, akun instagram @iinekaswtry menulis caption dari perkataan Soe Hok Gie yang menggunakan kata ―langit‖ untuk mendeskripsikan letak kebenaran yang sebenarnya. Kata ―langit‖ dalam KBBI dimaknai sebagai ruang luas yang terbentang di atas bumi, tempat beradanya bulan, bintang, matahari, dan planet yang lain. Sedangkan dalam caption tersebut kata ―langit‖ dimaknai sebagai tempat bersemayamnnya kebenaran, dalam artian kebenaran hanya milik Tuhan yang Maha Tinggi. Peningkatan makna ini terjadi karena kata ―langit‖ dianggap dapat menjadi representasi religiusitas yang nyata.

4. Peyorasi

Peyorasi adalah suatu pergeseran makna kata menjadi lebih jelek atau lebih dari pada makna semula. Kata peyorasi berasal dari bahasa latin pejor yang yang berarti ―jelek atau buruk‖ proses peyorasi ini adalah kebalikan dari proses amelioratif. Contoh pergeseran makna secara peyoratif ini dibahas pada beberapa caption instagram yang telah dihimpun oleh peneliti berikut ini.

Gambar

Tabel    Halaman
Gambar 4.1 Generalisasi pada caption @indahhkasim
Gambar 4.2 Generalisasi pada caption @muhrezaes__
Gambar 4.3 Generalisasi pada caption @rusliyah.abd
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) Mengetahui potensi lahan pekarangan dalam rangka program RPL (2) Menganalisis sumbangan pendapatan dan nilai gizi

Mujtahid adalah orang yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbath (mengeluarkan hukum dari sumber hukum syariat) dan tatbiq (penerapan hukum). Di samping

Jadi, dapat disimpulkan bahwa migrasi dari TV analog ke TV digital, pemerintah membuka seluas- luasnya peluang bisnis kepada stasiun televisi penyiaran, penyelenggara jaringan

Di sektor lain yakni di perusahaan publik yang terdaftar di BEI hanya 62 persen perusahaan yang telah memiliki website untuk mempublikasikan beberapa

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelaksanaan sertifikasi keterampilan pelaut yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan

Puji syukur penulis kepada Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Perbandingan Sensitivitas

Bagi pemegang sijil sekolah-sekolah yang mendapat pengiktirafan tersebut, mereka boleh melanjutkan pelajaran di universiti tersebut dalam pelbagai fakulti pengajian