• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa latin communis, yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa latin communis, yang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran

Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa latin communis, yang berarti “sama” (dalam bahasa inggris: common). Komunikasi kemudian dapat dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan (commonness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima. Kunci utama dari definisi ini adalah diperlukan kesamaan pemikiran yang dikembangkan antara pengirim dan penerima jika diharapkan terjadi komunikasi.11 Kesamaan pemikiran ini membutuhkan adanya hubungan saling berbagai (sharing) antara pengirim (pengiklan, misalnya) dengan penerima (konsumen).

Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Bahkan telah diklaim bahwa “pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran. Keduanya tak terpisahkan”.12

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara organisasi dengan individu. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana

11

Wilbur Schramm. The Process and Effect of Mass Communication (Urban: University of lllinois

Press, 1995). hal 3. 12

Terence A Shimp. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Edisi ke-5 jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2003, hal 4.

(2)

perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai pertukeran antara mereka dengan pelanggannya. Sehingga jika digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau klien-nya.13

Para pelaku pemasaran berupaya untuk menjalin hubungan yang tidak hanya sebatas pada terjadinya sekali pertukaran atau satu kali transaksi saja dengan pelanggan. Perusahaan yang beriorentasi pada pasar harus memfokuskan perhatian mereka pada upaya untuk mempertahankan hubungan selama mungkin dengan pelanggan. Upaya ini mendorong perusahaan untuk memberikan perhatian pada apa yang disebut dengan relationship marketing yaitu upaya untuk melibatkan, menciptakan, mempertahankan dan mendorong hubungan jangka panjang dengan para pelanggan dan juga pihak-pihak lainnya untuk keuntungan bersama.14

Penggabungan kajian komunikasi dan pemasaran telah menghasilkan kajian baru yang disebut dengan komunikasi pemasaran (Marketing

Communication). Pada intinya komunikasi pemasaran merupakan aplikasi

komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan15.

13

Ibid. hal 4.

14

Leonard L. Berry. Relationship Marketing of Services: Growing Interest, Emerging

Persepectives, Journal of the Academy of Marketing Science 23, 1995. Lihat juga Jonathan R

Capulsky dan Michael J Wolfe, Relationship Marketing: Positioning For the Future, Journal of

Business Strategy, 1991 dalam George E. Belch & Michael A. Belch hal 9. 15 Soemegara. Strategi Marketing Communication. Alfabeta, 2006, hal 4.

(3)

Semua pesan komunikasi pemasaran membutuhkan instrument atau media untuk melakukan transmisi. Walaupun istilah media umumnya digunakan untuk media iklan (televise, majalah, radio, dan lain-lain), konsep media relevan bagi semua alat marketing communication.16

Seluruh usaha komunikasi pemasaran diarahkan kepada pencapaian satu atau lebih tujuan-tujuan di bawah ini :

1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk

2. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness)

3. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi nilai

(intentions)

4. Memfasilitasi pembelian17

Setelah tujuan komunikasi telah ditetapkan , elemen-elemen dipilih dan dibaurkan, pesan dan media dipilih, dan program diimplementasikan dan dipertahankan, program tersebut kemudian harus dievaluasi. Hal ini dicapai dengan mengukur hasil dari usaha marketing komunikasi, diperbandingkan dengan tujuan-tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan.18

Saat ini banyak perusahaan mulai menyadari perlunya upaya mengintergrasikan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran yang selama ini dilakukan secara terpisah-pisah. Kegiatan komunikasi pemasaran ini mencakup: 1) memasang iklan (beriklan); 2) pemasaran langsung (direct marketing); 3) promosi penjualan (sales promotion); 4) penjualan personal (personal selling)

16

Terence A Shimp, op.cit., 57.

17

Tujuan-tujuan ini dikemukakan oleh John R. Rossiter dan Larry Percy, Advertising and

Promotion Management (New York: McGraw-Hall, 1987), 131. 18

(4)

serta; 5) hubungan masyarakat (public relations) untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif.19

Pemasaran pada level individual membagi berbagai aktivitas ke dalam tiga kategori:

1. Aktivitas akuisisi

2. Aktivitas perkembangan 3. Aktivitas retensi 20

2.2 Filosofi Dasar Customer Retention Marketing

Perilaku pelanggan masa lalu dan sekarang adalah untuk perilaku masa depan pelanggan ketika pelanggan melakukan pembelian atau mengunjungi

website, ini adalah perilaku yang sebenarnya diambil dua kelompok pembeli potensial yang menggunakan website :

1. Orang yang cocok dengan demografis yang sempurna untuk situs, tetapi tidak pernah membuat pembelian secara online.

2. Orang yang berada di luar demografis inti untuk situs, tetapi telah membeli berulang kali secara online di banyak situs yang berbeda.

Jika marketer mengirim 20% promosi offline ke setiap kelompok, meminta mereka untuk mengunjungi dan melakukan pembelian pertama, respons akan membeli akan lebih tinggi dari (2) dibanding kelompok sasaran demografis (1). Efek ini telah dibuktikan selama bertahun-tahun dengan banyak jenis direct

marketing, karena bekerja memperediksi perilaku masa depan (perilaku

sebenarnya) daripada karakteristik demografis. Marketer dapat menentukan atau

19

Morissan. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Tangerang : Ramdina Prakarsa Cipadu, 2007, hal 6.

20

(5)

memprediksi apakah seorang pelanggan memiliki perilaku yang “membelok-cacat”, marketer dapat mempersiapkan tindakan untuk merubah perilaku itu untuk mempertahankan mereka menjadi pelanggan yang setia.21

2.3 Beberapa Miskonsepsi Tentang CRM

CRM merupakan konsep yang berbeda beda menurut pandangan dari

berbagai pihak. Bahkan, kepanjangan CRM ini sudah bervariasi dan diperdebatkan sejak lama. Apapun istilahnya yang jelas CRM adalah praktik berbisnis yang terfokus pada pelanggan. CRM dapat dikaji dari tiga tataran yakni CRM strategi yang bertujuan memikat dan mempertahankan konsumen yang menguntungkan.

CRM operasional yang berfokus pada proyek-proyek otomatisasi, dan CRM.

Analisis yang terfokus pada kegiatan penggalian data konsumen untuk tujuan strategi, di dalam CRM ada sebuah model yang cukup sering digunakan yaitu IDIC dikembangkan oleh Don Paper dan Roger, sebuah firma konsultasi.

Berbagai versi penafsiran dan silang pendapat tentang CRM telah menimbulkan berbagai miskonsepsi yang akan dikoreksi pada bagian berikut ini:

1. Miskonsepsi 1 : CRM adalah Metode Database Marketing

Database marketing adalah langkah-langkah pengembangan dan pemanfaatan data pelanggan untuk tujuan pemasaran. Selanjutnya, data itu digunakan untuk menunjang berbagai aktivitas pemasaran seperti segmentasi

21

(6)

pasar, membidik konsumen potensial, membuat proposal atau penawaran, serta ,menjalin komunikasi dengan konsumen.

2. Miskonsepsi 2 : CRM adalah Sebuah Proses Pemasaran

Aplikasi-aplikasi CRM dapat diterapkan untuk beberapa aktivitas pemasaran, seperti segmentasi pasar, menjaring konsumen, mempertahankan kesetiaan konsumen, mengembangkan konsumen (cross-selling dan

up-selling), manajemen kampanye komunikasi, dan opportunity management.

3. Miskonsepsi 3 : CRM Identic dengan Teknologi Informasi

Secara umum, CRM ditujukan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan pelanggan. Tujuan ini hanya dapat diwujudkan dengan pemanfaatan IT. Oleh karena teknologi informasi merupkan wahana pendukung berbagai kegiatan bisnis yang amat mumpuni, wajar saja kalau teknologi itu menjadi bagian dari

CRM.

4. Miskonsepsi 3 : CRM sama dengan Skema-Skema Loyalitas

Skema loyalitas mungkin mempunyai dua peranan dalam implementasi CRM. Pertama, skema tersebut menghasilkan database konsumen yang dapat dijadikan panduan untuk menjaring, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan. Kedua, skema loyalitas mungkin sengaja digunakan sebagai siasat untuk mencegah agar konsumen jangan beralih ke produk lain (exit barrier). 5. Miskonsepsi 3 : CRM Dapat Diterapkan di Perusahann Mana Saja

CRM strategi dapat diterapkan oleh perusahaan manapun. Setiap

perusahaan yang memiliki armada penjualan dapat mengotomatisasi proses-proses penjualan, lead management dan contact management mereka.

(7)

Konsumen yang nilai potensialnya tinggi mungkin dapat dibidik dengan mendatangi mereka secara langsung, sementara untuk yang nilai potensialnya rendah cukup dihubungi melalui metode telemarketing atau etalase.22

2.4 Definisi Customer Retention Marketing (Perawatan Pelanggan)

Perawatan pelanggan merupakan tujuan strategis untuk mengupayakan pemeliharaan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Perawatan pelanggan menjadi cerminan penyeberangan pelanggan. Tingkat perawatan yang tinggi sama

dengan tingkat penyeberangan yang rendah. Secara

konvensional, customer retention (perawatan pelanggan) didefinisikan sebagai “Jumlah pelanggan yang berbisnis dengan sebuah firma pada akhir tahun buku yang dinyatakan dengan persentase pelanggan yang merupakan pelanggan aktif pada awal tahun buku”.23

Menurut Schiffman, Leon & Kanuk mempertahankan pelanggan atau retensi pelanggan adalah menjaga pelanggan untuk tetap bertahan membeli produk atau jasa yang sama dalam waktu lama. Sedangkan menurut Hoffman dan

Baseson retensi pelanggan merupakan usaha dalam memfokuskan pemasaran

perusahaan terhadap basis pelanggan yang sudah ada.

Perusahaan tidak cukup hanya menarik pelanggan baru saja, perusahaan harus mempertahankan dan meningktakan bisnis mereka. Hal ini didukung oleh fakta mengenai retensi pelanggan yaitu sebagai berikut :

1. Mengakuisis pelanggan baru, dapat menelan biaya 5 kali lipat lebih besar dibandingkan memuaskan dan mempertahankan pelanggan lama.

22

Buttle Francis, op.cit., 15-18.

23

(8)

Pengakuisisian pelanggan baru memerlukan sejumlah besar usaha untuk membujuk pelanggan yang sudah terpuaskan agar meningkatkan pemasok lainnya.

2. Rata-rata perusahaan kehilangaan 10% pelanggannya setiap tahun

3. pengurangan 5% dalam tingkat kebealihan pelanggan dapat meningkatkan laba sebesar 25% dampai 85% tergantung pada jenis industrinya.24

Dari kutipan-kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa retensi pelanggan merupakan suatu upaya perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya dari perusahaan pesaing dengan agar terjadinya pembelian kembali dari pelanggannya sehingga hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan pelanggan-pun tetap terjaga.

2.5 Strategi Customer Retention Marketing

2.5.1 Strategi Customer Retention Marketing Merupakan Bagian dari Program Relationship Marketing

Menurut pendapat Winer, jika perusahaan dapat mengkombinasikan kemampuan untuk merespon dan menyediakan permintaan pelanggan dengan baik, serta melakukan hubungan yang lebih intensif dengan pelanggan melalui peningkatan kualitas layanan pelanggan sesuai dengan permintaan pelanggan maka perusahaan tersebut dapat mempertahankan pelanggannya untuk jangka panjang. Dikatakan bahwa program relationship marketing terdiri dari:

a. Customer Service

(9)

Customer Service merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

setiap usaha baik dalam bidang jasa maupun barang. Definisi dari Customer

service adalah pelayanan tambahan yang diberikan untuk mendukung produk

utama, juga merupakan komponen penting dari customer satisfaction.

Customer service sangat diperlukan untuk membina hubungan jangka panjang

dengan cara memberikan pelayanan tambahan sehingga membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Dengan bertambahnya saingan di dalam dunia marketplace, maka tidak salah jika customer service sangat diperlukan untuk mempertahankan pelanggan. Dengan memberikan pelayanan yang baik maka pelanggan akan datang kembali dan akan menjadi loyal.

b. Loyalty Programs

Program loyalitas kini telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan diseluruh dunia, program ini dilakukan agar pembeli melakukan pembelian kembali dan menjadi pelanggan bagi perusahaan tersebut. Menurut Winer, ”Loyalty Programs also called frequency marketing, programs that

encourage repeat purchasing through a formal program enrollment process and the distribution of benefits”. Artinya loyalty programs juga disebut frequency marketing, program yang mendorong repeat buying (pembelian

ulang) melalui program formal dan pendistribusian atau penyaluran keuntungan. Lamb juga menyebutkan loyalty programs adalah program promosi yang dirancang untuk membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan, kuncinya untuk menciptakan pembelian yang terus menerus dari sebuah produk atau jasa

(10)

tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalty program diadakan agar pelanggan melakukan pembelian berulang kali kepada perusahaan sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan.

c. Community Building

Community building ini dimaksudkan untuk membangun hubungan antara

pelanggan agar memberikan informasi atau saran dan untuk menciptakan suatu hubungan yang baik antara pelanggan dengan perusahaan. Dengan memberikan

websites khusus untuk pelanggan yang ingin memberikan saran dan kritik, dimana

dalam websites tersebut pelanggan juga bisa melihat produk terbaru dari perusahaan itu. Hal itu dilakukan dengan harapan akan ada hubungan yang baik antara pelanggan maka akan terjadi ikatan emosional yang semakin baik dan hal ini akan membantu untuk menciptakan ikatan yang semakin harmonis dengan pelanggan.

Mempertahankan customer adalah hal yang sangat penting untuk kesuksesan sebuah bisnis. CRM merupakan proses lintas fungsional yang memiliki tujuan untuk Kerjasama yang berkesinambungan dengan customer, Pengembangan jaringan, melayani customer yang paling bernilai secara

personilezed, dan memastikan customer retention dan keefektifan ide

pemasaran.25

Untuk mengembangkan Strategi yang menguntungkan yang paling penting harus diperhatikan adalah 5 area sebagai berikut :

a. Mendapatkan customer yang tepat.

25

(11)

b. Menawarkan sesuatu yang tepat untuk customer. c. Mengembangkan layanan dan proses terbaik. d. Memotivasi karyawan.

e. Mempelajari cara mempertahankan customer.

Customer Retention Marketing yaitu bagaimana cara berinteraksi dengan

pelanggan untuk mencari solusi yang terbaik sesuai kebutuhan pelanggan dan sebagai timbal baliknya pelanggan akan menunjukan loyalitas-nya terhadap perusahaan. Menurut Francis Buttle strategi dari CRM adalah mengelola hubungan perusahaan dengan pelanggan lewat tiga tahap siklus hidup pelanggan, yaitu :

1. Pemerolehan pelanggan, bertujuan untuk meningkatakan jumlah pelanggan dalam basis pelanggan.

2. Perawatan pelanggan, bertujuan untuk mempertahankan proporsi pelanggan dengan mengurangi penyebrangan pelanggan.

3. Pengembangan pelanggan, bertujuan untuk meningkatkan nilai pelanggan bagi perusahaan.26

2.5.2 Proses Customer Retention Marketing

Dengan strategi-strategi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kita dapat mengelola pelanggan untuk menentukan pelanggan mana yang layak dipertahankan, mencegah agar pelanggan berpindah ke pesaing (Devection

Preventive), terus melakukan hubungan yang berkelanjutan, melakukan

26

(12)

program yang dapat memberikan keuntungan untuk pelanggan dan berusaha untuk dapat menarik kembali perhatian pelanggan yang telah beralih kepesaing27.

Dengan semakin mendalamnya hubungan tersebut, maka kepercayaan dan komitmen kedua belah pihak akan berkembang dengan sendirinya. Strategi perawatan pelanggan secara positif dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Memenuhi dan melampaui harapan pelanggan

Melampaui harapan peanggan berarti akan memberikan sesuatu yang lebih dari apa yang biasanya memuaskan pelanggan. Melampaui harapan pelanggan tidak harus menjadi yang terbaik di kelasnya, namun menyadari dan memahami apa yang dapat membuat pelanggan senang.

2. Membuat program untuk menciptakan nilai tambah

Perusahaan dapat mencari cara untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan. Idealnya adalah menambah nilai pelanggan tanpa menciptakan biaya tambahan bagi perusahaan. Jika biaya harus dikeluarkan, maka harus dapat memulihkan biaya-biaya yang ditanggung tadi. Secara umum ada tiga bentuk program penambahan nilai, yaitu skema loyalitas, klub pelanggan, dan promosi penjualan.

3. Menciptakan ikatan sosial dan struktural

Ikatan sosial ditemukan di dalam hubungan interpersonal yang positif antara pelanggan-supplier. Hubungan interpersonal yang tinggi dicirikan dengan tingkat kepercayaan dan komitmen yang tinggi. Sedangkan ikatan

27

(13)

struktural tercipta ketika perusahaan dan pelanggan memberikan sumber daya kepada hubungan tersebut.

4. Membina komitmen

Kepuasan pelanggan tidak cukup untuk menjamin kelanggengan pelanggan. Komitmen pelanggan perlu dikembangkan karena pelanggan ini sudah merasa lebih dari sekedar puas, mereka mempunyai ikatan emosional kepada perusahaan.28

Pelanggan lama juga mempunyai potensi yang besar bukan hanya dalam penggunaan produk atau layanan perusahaan yang mereka pakai sekarang, tetapi juga produk dan layanan perusahaan yang lain.

2.6 Manfaat Retensi Pelanggan

Menurut Tjipotono dan Buttle manfaat dari adanya retensi pelanggan antara lain sebagai berikut :

1) Peningkatan produktivitas

1. Efisiensi biaya dalam melayani repeat customers

Biaya yang dibutuhkan untuk menarik pelanggan baru cenderung lebih mahal sekitar lima kali lipat dibandingkan biaya mempertahankan pelanggan lama.

2. Kesediaan untuk membayar harga premium.

Pelanggan yang puas cenderung menghadapi biaya pengalihan

(switching cost), baik yang bersifatnya ekonomis maupun psikologis, jika

pindah ke pemasok lain.

28

(14)

3. Loyalitas pelanggan

Pelanggan yang loyal dapat membantu perusahaan untuk bangkit kembali jika perusahan mengahdapi masalah dengan memberikan dukungan dan kepercayaannya, sehinggan menjadi kekuatan bagi perusahaan.

2) Pertumbuhan pendapatan

1. Gethok tular positif (positive word of mouth). Berdasarkan kosep tangga loyalitas (Murray & Raphel, 1995), pelanggan yang puas dan loyal terhadap produk/jasa perusahaan sangat berharga dan bisa menjadi semacem “duta besar” perusahaan yang berorientasi menyebarluaskan pengalaman dan gethok tular positifnya kepada orang lain. Selain itu, pelanggan yang loyal juga berpotensi membeli produk lain dari perusahaan yang sama, sehingga pendapatan perusahaan dapat meningkat.

2. One-stop shopping. Pelanggan yang puas dan loyal cenderung tidak mudah beralih ke pemasok lain. Mereka bahkan berkemungkinan membeli produk dan jasa lain yang ditwarkan dalam portofolio produk/jasa perusahaan. Kenyamanan dan kemudahan berupa one-stop

shopping yang ditunjang pula dengan factor costumer trust bakal

mewujudkan ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang.

(15)

3. Inovasi produk dan jasa baru. Pelanggan bisa menjadi sumber ide potensial bagi pengembangan produk dan jasa baru.29

2.7 Bentuk Perlakuan Pelanggan Istimewa

Perlakuan istimewa kepada pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Adapun beberapa jenis perlakuan istimewa yang lain adalah sebagai berikut:

1. Sikap yang positif, dari berbagai macam perlakuan istimewa yang paling efektif untuk memelihara hubungan bisnis selama mungkin dengan pelanggan terbaik adalah sikap yang positif.

2. Pemberian hadiah khusus, banyak perusahaan mengirimkan hadiah pada hari atau peristiwa khusus kepada pelanggan istimewa.

3. Pemberian hadiah karena berbelanja ulang, diberikan perusahaan karena pelanggan sering berbelanja atau membeli barang atau jasa yang mereka hasilkan.

4. Keanggataan elite club, cara pemberian hadiah yang dapat menimbulkan kesan pelanggan siperlakukan seperti orang istimewa adalah menjadikan mereka angota sebuah club elite.30

2.8 Teori IDIC (Identification, Differentation Interaction, Customization)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan IDIC (Identification,

Differentation Interaction, Customization) sebagai strategi dalam menjalankan

Customer Retention Marketing. Melalui proses IDIC diatas, perusahaan akan

29

Fandy Tjiptono. Pemasaran Jasa; Prinsip, Penerapan, dan Penelitian. Yogyakarta: ANDI Edisi Pertama, 2014, hal 381.

30

Siswanto Sutojo. Meningkatkan Jumlah dan Mutu Pelanggan. Jakarta: Damar Mulia Pustaka, 2003, hal 46-50.

(16)

mampu mengenali karakteristik pelanggannya secara detail sehingga pada akhirnya perusahaan dapat menyesuaikannya dengan kebutuhannya pelanggannya. Jika pelanggan merasa puas dan nyaman dengan produk atau layanan yang diberikan, maka loyalitas pelanggan dan pembelian berulang seperti yang diharapkan oleh perusahaan akan terjadi.31

1. Identification (Identifikasi Pelanggan)

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan yang ingin meluncurkan program loyalitas pelanggan adalah mengidentifikasi pelanggan satu persatu melalui berbagai sumber baik informasi dari dalam maupun luar perusahaan. Perusahaan dapat memulainya dengan mengumpulkan contact list yang berisi : nama, alamat, nomer telepon, alamat e-mail, dan sebagainya. Tujuan dari pengumpulkan data tersebut adalah untuk memetakan interaksi hubungan yang harus dilakukan oleh perusahaan agar tercipta prospek yang baik bagi perusahaan.

2. Differentation (Differensiasi Pelanggan)

Setelah informasi dikelola secara baik dan rapi, langkah selanjutnya adalah membedakan atau mengkategorikan pelanggan menurut nilai dan kebutuhannya. Jika proses ini telah dilakukan, hasil yang akan didapatkan oleh perusahaan adalah pelanggan yang potensial sehingga menjadi prioritas perusahaan. Sedangkan pelanggan yang tidak patut untuk dipertahankan karena termasuk ke dalam pelanggan yang potensial, tidak menjadi prioritas perusahaan.

31

(17)

3. Interaction (Interaksi Pelanggan)

Setelah melakukan pendefinisian pelanggan dan membedakan pelanggan, maka akan mendapatkan hasil akhir yaitu mengetahui pelanggan yang bernilai dan pelanggan yang tidak bernilai. Pelanggan yang menguntungkan dikelola secara jangka panjang dan meningkatkan interaksi dengan mereka.

4. Customization (Penyesuaian Produk dan Servis)

Puncak dari Customer Retention Marketing adalah mengantarkan produk atau servis yang beragam atau bahkan yang personal. Tanpa bisa menawarkan produk dan servis yang unik, tentu loyalitas akan sulit terwujud. Kemampuan yang diperlukan untuk bisa menciptakan produk dn servis yang unik dan cocok dengan kebutuhan “mendengar” kemauan pelanggan. Untuk dapat mendengar kemauan pelanggan, perusahaan tidak perlu bertanya langsung, tetapi cukup dengan mengamati dari titik netral dan menjadi pelanggan sebagai objek yang bebas.

Melalui proses IDIC di atas, suatu perusahaan akan mampu mengenali karakteristik pelanggannya secara detail, dan pada akhirnya perusahaan dapat menyesuaikan produk maupun layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya, pada akhirnya jika pelanggan merasa puas dan nyaman dengan produk atau jasa dari perusahaan, maka loyalitas pelanggan dan pemebelian berulang seperti yang diharapkan oleh perusahaan akan terjadi.32

2.9 Loyalitas Pelanggan

32

James G. Barnes. The Role of Customer Insight in Building Your CRM Strategy, a Customer

(18)

Dalam dunia online (E-Loyalty), kualitas kinerja e-service menjadi perhatian penting dari kepuasan pelanggan dan loyalitas. Loyalitas online dipahami sebagai niat konsumen untuk membeli dari sebuah website, dan konsumen tidak akan beralih ke website lain dibentuk oleh kepuasan yang berulang dari pembelian website yang sama, dan akhirnya membentuk loyalitas pelanggan secara online (E-loyalty).33 Pelanggan yang benar-benar loyal, sangat potensial menjadi word-of-mouth advertisers, loyal pada portofolio produk perusahaan untuk jangka waktu yang lama.

Loyalitas merupakan kondisi psikologis yang berkaitan dengan sikap

terhadap produk, konsumen akan membentuk keyakinan, menentapkan suka atau tidak suka, dan memutuskan apakah mereka ingin membeli produk.dimensi sikap merupakan niat dan preferensi pelanggan untuk membeli suatu jasa atau produk tertentu. Niat untuk membeli atau niat untuk merekomendasi dan preferensi pada suatu perusahaan meruapakan factor penting dalam menentukan bisnis di masa yang akan datang. 34

Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga

kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya. Pelanggan yang setia adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu, sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya pada tahap berikutnya pelanggan yang loyal tersebut akan memperluas “kesetiaan” mereka pada produk-produk lain buatan

33

Ali S,R, Naveed I,C, Arshad Z, Kashif U,R, dan Zeeshan A. 2011. “ Antecendents and

Consequences of subjective disconfirmation in e-servic”. Journal of Business Management. Vol

5(10), pp.1-12.

(19)

produsen yang sama. Dan pada akhirnya mereka adalah konsumen yang setia pada produsen atau perusahaan tertentu untuk selamanya.35 Philip Kotler menyatakan bahwa loyalitas tinggi adalah pelanggan yang melakukan pembelian dengan prosentasi makin meningkat pada perusahaan tertentu daripada perusahaan lain.36

Dalam upaya untuk mempertahankan pelanggan harus mendapatkan prioritas yang lebih besar dibandingkan untuk mendapatkan pelanggan baru. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan berdasarkan kepuasan murni dan terus-menerus merupakan salah satu aset terbesar yang mungkin didapat oleh perusahaan.

Dua diantaranya yang terpentin dalam membangun Loyalitas Konsumen adalah rasa hormat dan kepercayaan yang tinggi pada penyedia jasa. Oliver menyatakan bahwa terdapat empat tingkatan dalam Loyalitas, yaitu :

1. Fase kognitif (kesadaran)

Fase ini berhubungan dengan informasi atau keyakinan pada merk. Hal ini berkaitan dengan persepsi individual pada biaya, kualitas dan keuntungan dari produk atau jasa yang bertindak sebagai faktor pedorong ataupun penarik. Konsumen akan memiliki Loyalitas pada produk dengan adanya informasi poduk yang sesuai dengan keinginan mereka, atau sesuai dengan presepsi mereka pada berbagai hal seperti biaya dan kualitas.

2. Fase afektif (kesukaan)

35

Philip Kotler. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan

Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 2001 36

Philip kotler, Gary Amstrong. Prinsip prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, edisi ke 12 jilid 1, 2006

(20)

Pada fase ini, kesukaan telah berkembang atas dasar kepuasan kumulatif karena penggunaan. Loyalitas pada tahapan ini adalah Loyalitas sebagai suatu kesadaran dan juga karena rasa suka terhadap produk tersebut.

3. Fase konatif (keinginan)

Fase ini adalah tahap keinginan yang dipengaruhi oleh perulangan dari rasa suka terhadap merk. Konasi didefinisikan sebagai komitmen pada suatu merk spesifik untuk pembelian ulang.

4. Fase inersia (tindakan)

Pada tahapan ini kesetiaan yang terjadi telah mencapai pada kesiapan untuk bertindak. Kuhl dan Beckman (1985) menyatakan bahwa pembelajaran atas mekanisme perubahan niat menjadi tindakan disebut sebagai kontrol tindakan. Pada tahapan ini konsumen akan memiliki kesetiaan yang tinggi untuk selalu menggunakan produk, baik barang dan jasa yang ada.

2.9.1 Tipe-tipe Pelanggan Menurut Tangga Loyalitas

Mengklarifikasikan dan mengkategorikan pelanggan menurut tangga

loyalitas-nya sangat penting untuk mengetahui berapa jumlah pelanggan yang

benar-benar setia dan perubahan angka dengan jangka waktu tertentu. Dan bagaimana tindakan selanjutnya yang diperlukan untuk mangantisipasi, mempertahankan dan pemberian treatment terhadap dan kesetiaan pelanggan dalam mendukung tujuan perusahaan.

1. Prospek (prospect)

Orang-orang yang mengenal bisnis (barang atau jasa) suatu perusahaan kita, tetapi belum pernah masuk toko atau perusahaan kita, belum pernah

(21)

membeli barang atau jasa perusahaan tersebut. Mereka mengenal bisnis kita dari iklan, reklmae, promosi, acara, marketing kit, product knowledge atau identitas tempat dan papan nama perusahaan kita.

2. Pembelanja (shoper)

Prospek yang telah yakin untuk mengunjungi atau menghubungi toko atau perusahaan kita, paling tidak 1x (satu kali), akan tetapi pembelanja masih belum membuat keputusan membelidan menggunakan jasa perusahaan, dan perusahaan hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mempengaruhi mereka karena waktu berinteraksi sangat cepat.

3. Pelanggan (customer)

Orang yang sudah pernah atau telah membeli barang atau menggunakan jasa perusahaan, namun belum rutin. Pelanggan masih bersifat gamang dapat dipengaruhi oleh para pesaing lainnya serta banyak ditawarkan oleh berbagai perusahaan lainnya dan dapat berpindah ke lain hati atau membelot ke pesaing yang lebih unggul dalam pelayanan dan kualitas produk.

4. Klien (client)

Orang yang sudah percaya, yakin dan sudah sesuai serta cukup memenuhi kebutuhannya sehingga secara rutin membeli barang atau jasa perusahaan. Klien sudah mencapai taraf pelanggan yang setia dan loyal karena sudah melakukan pengulangan/repetition.

5. Penganjur (advocates)

Pelanggan yang sedemikian puasnya dengan barang atau jasa perusahaan, sehingga ia akan menceritakan kepada siapa saja tentang betapa

(22)

memuaskannya perusahaan kita. Dia menjadi pelanggan yang sangat dan paling setia/ loyal.

Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang memiliki ciri-ciri antara lain kategori klien (client) melakukan pembelian secara berulang-ulang, rutin dan memberitahukan kepada orang lain tentang kepuasan-kepuasan yang didapat dan menolak tawaran pesaing, dalam kategori ini juga yaitu penganjur (advocates), tanpa kita sadari mereka adalah marketing tanpa dibayar.37

2.10 Customer Retention Marketing dalam mempertahankan loyalitas pelanggan

Loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu customer

retention marketing dan total pangsa pelanggan. Customer retention

memperlihatkan seberapa lama hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pelanggan. Sementara pangsa pelanggan menunjukkan presentasi anggaran pelanggan yang dibelanjakan kepada perusahaan.

Retensi pelanggan sangat sulit bagi setiap perusahaan, karena berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas dan pertumbuhan pendapatan. Salah satu aspek kunci yang relevan dengan upaya meningkatkan retensi pelanggan adalah kemampuan penyedia jasa dalam memahami biaya beralih pemasok jasa, yang meliputi procedural, financial dan relational switching costs. Selain itu, penyedia jasa juga harus berusaha menekan defeksi pelanggan melalui berbagai usaha, diantaranya partisipasi aktif manajemen puncak, pelatihan, system insentif

37

Nina Rahmayanty. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta: Graha ilmu Edisi Pertama, 2010, hal 31,32.

(23)

yang dikaitakan dengan tingkat defeksi pelanggan, dan penciptaan switching

barriers.38

Para pelanggan cenderung menjadi loyal terhadap perusahaan apabila mereka memiliki hubungan yang personal dengan para tenaga penjualan. Pelanggan yang secara teratur membeli dari orang yang sama akan bergantung pada bantuan orang tersebut dalam mengambil keputusan pemeblian berikutnya. Tenaga penjual juga menggangap lebih mudah untuk menghadapi pelanggan yang sama berkali-kali dari pada membina hubungan baru. hubungan simbiosis ini menguntungkan perusahaan maupun pelanggan. Pada umumnya pelanggan berulang memiliki kemungkinan yang besar untuk terpuaskan dan pegawai yang berurusan dengan pelanggan yang puas cenderung lebih menikmati pekerjaannya.39

38

Fandy Tjiptono. Op.cit., 433.

39

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia- Nya saya dapat menyelesaiakan tugas akhir saya yang berjudul “Tanggapan Mahasiswa Terhap

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia serta rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Daftar Perusahaan Peserta Train The Trainer dari Service Leadership (Public dan Inhouse Training) PT Sorini Towa Berlian Corp, Departemen Keuangan, PT Holcim Indonesia, Warbis

Dari hasil penelitian ini diketahui adanya pengaruh signifikan dari kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan Departemen Dunia Fantasi PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, dan

pekerjaan) perlu dilaksanakan proses analisis jabatan, sedangkan untuk dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perlu dilaksanakan analisis beban kerja

Berdasarkan beberapa pendapat tentang komunikasi interpersonal, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian informasi, pikiran

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas di SMP Negeri 1 Stabat

Dominasi penguasaan sumber-sumber agraria yang terjadi pada satu pihak subyek akan memunculkan hubungan-hubungan sosial atau dengan kata lain struktur agraria yang berbeda