PENGARUH PELATIHAN LARI AMPLOP DAN LARI BOLAK BALIK
TERHADAP KELINCAHAN PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER
FUTSAL SMP NEGERI 3 SAWAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Kadek Ari Sujana, I Gusti Lanang Agung Parwata, Gd Doddy Tisna MS
Jurusan Ilmu Keolahragaan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {
kadekarisujana@rocketmail.com
,
Agungparwata2010@yahoo.co.id
doddyikor2008@yahoo.com } @undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan lari amplop dan lari bolak balik terhadap kelincahan. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan The modified non-randomized control group pretest posttest design. Subjek penelitian sebanyak 30 orang yang ditentukan dengan teknik Simple Random Sampling. Kelincahan diukur dengan tes Zig Zag Run, selanjutnya data dianalisis dengan uji anova pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan program SPSS 16.0. Hasil analisis data pada kelompok perlakuan lari amplop terjadi peningkatan sebesar 1,18, pada kelompok perlakuan lari bolak balik terjadi peningkatan sebesar 2,23, pada kelompok kontrol terjadi penurunan sebesar 1,44. Hasil uji anova kelincahan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapat Fhitung sebesar 4,152 dan signifikasi 0,027. Berdasarkan hasil uji LSD kelompok pelatihan lari bolak balik (2,23) lebih baik dibandingkan dengan pelatihan lari amplop (1,18) terhadap peningkatan kelincahan. Disimpulkan bahwa; (1) pelatihan lari amplop berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMP Negeri 3 Sawan Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) pelatihan lari bolak balik berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMP Negeri 3 Sawan Tahun Pelajaran 2013/2014. (3) terdapat perbedaan pengaruh pelatihan lari amplop dan lari bolak balik terhadap peningkatan kelincahan pada siswa peserta ekstrakurikuler futsal SMP Negeri 3 Sawan tahun pelajaran 2013/2014.
Kata-kata kunci: pelatihan lari amplop, lari bolak balik, kelincahan
Abstract
This study aims to determine the effect of run training envelope and run back and forth to agility. This type of research is experimental research with a modified design of the non-randomized control group pretest-posttest design. Research subjects as many as 30 people were determined by simple random sampling technique. Agility Run Zig Zag measured by tests, then the data were analyzed by ANOVA test at a significance level (α) of 0.05 with SPSS 16.0. The results of the data analysis in the treatment group run envelopes in an increase of 1.18, run on alternating treatment group increased by 2.23, in the control group decreased by 1.44. The results of ANOVA test of agility between the treatment and control groups obtained F value of 4.152 and significance of 0.027. Based on the results of LSD test training group ran back and forth (2.23) is better than running training envelope (1.18) to increased agility. It was concluded that: (1) training run envelopes affect the increased agility in student extracurricular participants futsal SMP Negeri 3 Sawan Academic Year 2013/2014. (2) training run back and forth to affect the increased agility in extracurricular participants futsal students of SMP Negeri 3 Sawan Academic Year 2013/2014. (3) there are differences in the effect of run training envelope and run back and forth to increased agility on student extracurricular participants futsal SMP Negeri 3 Sawan school year 2013/2014.
PENDAHULUAN
Futsal adalah suatu jenis olahraga yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik. Menjegal dari belakang (sliding tackle), body charge, dan aspek kekerasan lain seperti dalam permainan sepak bola tidak diizinkan dalam futsal. Menurut Justinus (2005:4) futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis dari segi lapangan yang relatif kecil hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Pola permainan dalam futsal banyak didominasi permainan kaki kekaki, maksudnya pengaturan dalam bertahan, maupun menyerang lebih banyak dilakukan dengan umpan-umpan pendek, mengingat ukuran lapangan yang lebih kecil dibanding lapangan sepak bola. Umumnya, dalam permainan futsal memerlukan kekuatan stamina, strategi dan teknik.
Untuk mencapai tujuan dari permainan futsal, maka diperlukan penguasaan teknik yang baik. Oleh karena, teknik dasar dalam futsal harus dilatih secara sistematis, terarah dan berulang-ulang agar dapat dikuasai oleh setiap pemain dan menghasilkan kualitas teknik yang tinggi. Penguasan teknik dasar dalam olah raga futsal sangat penting untuk dilatih, oleh karena melalui penguasaan teknik dasar akan menunjang terhadap permainan suatu tim.
Pada kenyataannya kita sadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya keterampilan (skill) teknik yang diterapkan dalam suatu tim dan kurangnya pelatihan yang diberikan terhadap pemain dalam permainan futsal, yang dapat mempengaruhi kekuatan dari seorang pemain dalam bermain futsal. Tenang (2008:67) menyatakan permainan futsal membutuhkan skill dan teknik penguasaan bola yang matang oleh karena itu, kemampuan teknik dari setiap pemain akan menentukan kerjasama tim dalam melakukan taktik bertahan maupun taktik menyerang dalam bermain futsal. Pada permainan futsal, kedua faktor diatas sangat mempengaruhi terhadap kelincahan seorang pemain dalam bermain futsal. Lari amplop dan lari bolak balik tidak dapat dipisahkan satu sama lain, permainan futsal tidak akan baik tanpa partisipasi keduanya yang akan dapat berpengaruh terhadap kelincahan. Tanpa penguasaan teknik dan latihan yang memadai maka tujuan permainan futsal cenderung akan tercapai.
Menurut Memet Muhammad (2012:2) permainan futsal merupakan permainan olahraga beregu yang membutuhkan kerjasama tim dalam sebuah regu. Selain membutuhkan keterlibatan kerjasama antar individu dalam sebuah tim, permainan futsal juga merupakan
cabang olahraga yang memiliki unsur gerak yang kompleks. Dalam pelaksanaannya pada permainan futsal terlibat beberapa unsur penguasaan keterampilan diantaranya penguasaan keterampilan teknik, keterampilan taktik, kemampuan fisik, serta mental.
Pada lomba futsal antar kecamatan tingkat SMP, SMP Negeri 3 Sawan merupakan salah satu SMP di kabupaten Buleleng yang tidak pernah absen mengikuti lomba futsal tingkat kecamatan. Namun dalam pelaksanaannya, belum menunjukkan prestasi yang memuaskan. Jika dilihat dari perkembangan prestasi olahraga di SMP Negeri 3 Sawan pada tahun terakhir, khususnya ditingkat kecamatan prestasi siswa cenderung mengalami penurunan secara drastis di cabang olahraga tertentu dan jauh dari yang ditargetkan oleh sekolah. Menurut pengamatan pada saat observasi awal ketika pelaksanaan mata pelajaran olahraga sedang berlangsung, menurut guru penjasorkes di sekolah bersangkutan mengatakan penurunan prestasi siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya pembinaan yang mengarah pada tingkat kondisi fisik.
Dalam upaya pembinaan kondisi fisik untuk menunjang prestasi seseorang, berbagai macam pelatihan dapat dilakukan khususnya pelatihan lari amplop dan lari bolak balik untuk melatih kelincahan. Pada kenyataan di lapangan para guru olahraga dalam memberikan pelatihan kelincahan terhadap peserta didiknya, sering mempraktekkan bentuk pelatihan yang sudah lazim dipergunakan, seperti; lari zig- zag dan lari squat thrust,. Terkait dengan hal tersebut, peneliti mencoba menawarkan suatu bentuk pelatihan lain dengan gerakan latihannya yang lebih variatif, yaitu pelatihan lari amplop dan lari bolak balik. Selain untuk melatih kelincahan, lari amplop dan lari bolak balik juga dapat melatih kekuatan otot. Karena dalam pelatihan lari amplop dan lari bolak balik juga diperlukan kontraksi otot yang kuat untuk berlari secepat-cepatnya melewati satu titik ke titik lainnya.
Berdasarkan pada pemahaman di atas, dapat diamati bahwa dalam permainan olahraga terlibat beberapa aspek keterampilan yang kompleks dengan demikian dalam pelaksanaannya menuntut akan adanya penguasaan keterampilan fisik. Dalam sebuah aktivitas fisik beberapa indikator yang dapat diamati salah satunya adalah aspek gerak. Kemampuan gerak dasar yang dimiliki seorang pemain dapat berfungsi sebagai faktor untuk mempermudah penguasaan keterampilan fisik dalam aktivitas berolahraga. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa dengan memiliki
kemampuan gerak dasar yang baik, maka akan memberi kemudahan bagi pemain atau seorang atlet dalam penguasaan keterampilan fisik.
Menurut Ari Gusnanda (2012: 3) Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat berlatih maupun bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Kelincahan ditentukan oleh faktor kecepatan reaksi, kemampuan untuk menguasai situasi dan maupun mengendalikan gerakan secara tiba-tiba. Latihan kelincahan akan berpengaruh besar pada teknik menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri tanah dan lurus ke depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang pemain untuk memiliki kemampuan menggiring bola dengan baik. Menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan, mencari kesempatan memberi umpan kepada kawan dan untuk menahan bola tetap ada dalam penguasaannya. Menggiring bola memerlukan kecepatan dan juga kelincahan sehingga dapat memberikan gerakan lebih cepat. Pelatihan yang diberikan untuk mengetahui kelincahan siswa dalam bermain futsal yaitu lari amplop dan lari bolak balik, dengan pelatihan lari amplop dan lari bolak balik berdampak terhadap kelincahan dari pada seorang pemain yang berkaitan dengan tujuan permainan futsal. Menurut Nala, Ngurah (1998:75) lari amplop adalah lari sejauh 60 meter, tetapi dengan rute seperti melintasi tepi dan tutup amplop.
Menurut Harsono (1988:173) lari amplop atau bolak balik adalah berlari secepatnya berbelak belok melewati beberapa objek atau tiang dalam jarak tertentu, sedangkan Yoda, I Ketut (2006:21) mengatakan lari amplop hampir sama dengan lari bolak balik atau lari zig-zag disamping harus lari melalui beberapa titik, misalnya 10 titik. Lari amplop adalah seseorang berlari dengan cepat sebanyak 2-3 kali di antara beberapa titik. Lari bolak balik adalah lari dengan secapat-cepatnya dari titik yang satu ke titik yang lain sebanyak kira-kira 10 kali. Setiap kali sampai pada suatu titik, mereka harus berusaha untuk secepatnya membalikan diri untuk lari menuju ke titik yang lain (Harsono,1988:172) Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui kelincahan siswa dalam bermain futsal dengan memberikan pelatihan lari amplop dan lari bolak balik yang dituangkan dalam judul “Pengaruh Pelatihan Lari Amplop dan Lari Bolak Balik
Terhadap Kelincahan Pada Peserta Ekstrakurikuler Futsal SMP Negeri 3 Sawan.
Subjek penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler futsal yang berjumlah 30 orang.
Subjek penelitian ini diberikan pelatihan lari amplop dan lari bolak balik dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar pelatihan, sistematika pelatihan dan komponen-komponen pelatihan, dengan lama pelatian 4 minggu dengan frekuensi 3 kali per minggu, dengan intensitas 70%-80% dari denyut nadi maksimal, dan repetisi 5 kali dengan peningkat set dari 6-8 kali per minggunya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui
pengaruh
pelatihan lari amplop terhadap
peningkatan
kelincahan
pada
peserta
ekstrakurikuler
futsal
SMP Negeri 3 Sawan tahun
pelajaran 2013/2014.
2. Untuk
mengetahui
pengaruh
pelatihan lari bolak balik terhadap
peningkatan
kelincahan
pada
peserta
ekstrakurikuler
futsal
SMP Negeri 3 Sawan tahun
pelajaran 2013/2014.
3. Terdapat perbedaan pengaruh
antara pelatihan lari amplop dan
pelatihan lari bolak balik terhadap
peningkatan
kelincahan
pada
peserta
ekstrakurikuler
futsal
SMP Negeri 3 Sawan tahun
pelajaran 2013/2014.
METODE
Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah “The modified non-randomized control group pretest posttest design” (Kanca,I Nyoman 2010:94). Subjek penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler futsal yang berjumlah 30 orang, kemudian diberikan pre-test untuk mengukur kelincahan dengan menggunakan tes zig zag run test, berdasarkan hasil tes, subjek dibagi menjadi tiga kelompok dengan teknik ordinal pairing yaitu Kelompok 1: pelatihan lari amplop, Kelompok 2 : pelatihan lari bolak balik, dan kelompok 3: kelompok kontrol. Setelah program pelatihan selesai, maka kedua kelompok diberikan post-test yang sama dengan test awal (pre-test).
Teknik analisis data untuk uji normalitas data menggunakan instrumen uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi () 0,05.
Untuk uji homogenitas data menggunakan analisis uji Levene dengan bantuan SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Sedangkan untuk uji hipotesis diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05.
Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah Lapangan SMP Negeri 3 Sawan Singaraja. Penelitian dilaksanakan selama 4 minggu dengan frekuensi latihannya adalah 3 kali pertemuan dalam seminggu. pelatihan dilaksanakan selama 3 kali dalam seminggu,
yang bertujuan untuk memberikan kesempatan tubuh beradaptasi terhadap beban yang diberikan dalam pelatihan ini.
HASIL
Data hasil penelitian kelincahan terdiri dari data pre-test dan post-test. Data pre-test diambil pada awal kegiatan penelitian yaitu sebelum subjek penelitian diberikan perlakuan, sedangkan data post-test diambil pada akhir kegiatan penelitian yaitu setelah subjek penelitian diberikan perlakuan selama 12 kali pelatihan.
Tabel 1. Data Hasil Penelitian Kelincahan pada Kelompok Perlakuan Pelatihan Lari
Amplop
No
Variabel data
Kelompok Pelatihan Lari
Amplop
Pre-test Post-test Gaint Score
1
Jumlah subjek
10
10
2Rata-rata
19,33
18,15
1,18
3Median
19,18
17,97
1,07
4Modus
15,74
14,64
0,21
5Rentang
6,80
6,55
2,26
6Nilai tertinggi
22,54
21,19
2,47
7Nilai terendah
15,74
14,64
0,21
8Standar deviasi
1,97
2,35
0,77
Varian
3,89
5,52
0,59
Tabel 2. Data Hasil Penelitian Kelincahan pada Kelompok Perlakuan Pelatihan Lari
Bolak Balik
No
Variabel data
Kelompok Pelatihan Lari
Bolak Balik
Pre-test Post-test Gaint Score 1 Jumlah subjek 10 10 2 Mean 19,35 17,11 2,23 3 Median 19,17 17,05 2,11 4 Variance 16,53 14,32 1,32 5 Standar deviation 1,91 1,67 0,61 6 Minimum 16,53 14,32 1,32 7 Maximum 22,51 19,26 3,25 8 Range 3,65 2,80 0,38Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah penyimpangan yang terjadi dalam pengukuran terhadap subjek masih berada dalam batas kewajaran. Uji normalitas data dilakukan pada post-test data kekuatan dan daya tahan otot lengan. Dari hasil uji normalitas dengan instrumen uji Lilliefors
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi () 0,05 diperoleh nilai signifikansi hitung untuk semua data yang diuji lebih besar dari α (sig > 0,05), dengan demikian semua data berdistribusi normal.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data dengan Instrument Uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov Program SPSS 16.0
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik
df
Sig.
Statistik
df
Sig.
Lari Amplop
0,149
10
0,200
0,946
10 0,620
Lari Bolak balik
0,144
10
0,200
0,973
10 0,914
Kontrol
0,222
10
0,178
0,908
10 0,266
Dari hasil uji normalitas data
yang menggunakan uji Lilliefors dengan
bantuan SPSS 16.0, untuk kelompok
pelatihan lari amplop dan lari bolak balik
diperoleh hasil statistik sebesar 0,149
dengan signifikansi 0,200. Sedangkan
untuk kelompok pelatihan lari balik balik
diperoleh hasil statistik sebesar 0,144
dengan
signifikansi
0,200.
Pada
kelompok kontrol diperoleh hasil statistik
sebesar 0,222 dengan signifikansi
0,178.
Jika
nilai
signifikansi
yang
diperoleh > α, maka subjek berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4. Data Hasil Uji Homogenitas dengan Bantuan Program SPSS 16,0
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
Kelincahan
Based on Mean
2,189
2
27
0,131
Based on Median
2,016
2
27
0,153
Based on Median and with
adjusted df
2,016
2
23,098 0,156
Based on trimmed mean
2,267
2
27
0,123
Dari hasil uji homogenitas data
yang menggunakan uji Levene dengan
bantuan SPSS 16.0, diperoleh nilai uji
2,189 dengan signifikansi 0,131 untuk
variabel
kelincahan.
Jika
nilai
signifikansi yang diperoleh >
, maka
variansi setiap subjek sama (homogen).
Dengan demikian, nilai signifikansi
0,131 > 0,05, sehingga data yang diuji
berasal dari data yang homogen.
Tabel 5. Hasil Uji Anava Data Kelincahan Kelompok Pelatihan Lari Amplop dan Kelompok Pelatihan Lari Bolak Balik
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
6,032
2
3,016 4,152
0,027
Within Groups
19,612
27
0,726
Dari hasil anava didapat nilai
Fhitung
sebesar
4,152
dengan
signifikansi hitung (0,027) lebih kecil
dari nilai
(Sig < 0,05). Karena
signifikansi hitung ke dua pelatihan
adalah (0,027) lebih kecil dari nilai
(Sig < 0,05) , sehingga hipotesis
penelitian pelatihan lari amplop dan
pelatihan lari bolak balik berpengaruh
terhadap kelincahan diterima.
Tabel 6. Hasil
Uji LSD Data Kelincahan
(I) Sumber data
(J) Sumber
data
Mean
Difference
(I-J)
Std.Error
Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Lari Amplop
Lari Bolak
Balik
Kontrol
-1,05300*
-0,25600*
0,38115
0,38115
0,010
0,508
-1,8351
-1,0381
-0,2709
0,5261
Lari Bolak
Balik
Lari Amplop
Kontrol
1,05300*
0,79700*
0,38115
0,38115
0,010
0,46
0,2709
0,0149
1,8351
1,5791
Kontrol
Lari Amplop
Lari Bolak
Balik
0,25600*
-0,79700*
0,38115
0,38115
0,508
0,46
-0,5261
-1,5791
1,0381
-0,0149
Berdasarkan tabel 5 yaitu hasil
uji anava satu arah dengan hasil nilai
Fhitung sebesar 4,152 dengan signifikansi
hitung (0,027) lebih kecil dari nilai
(Sig
< 0,05), maka dari masing-masing
kelompok
memberikan
hasil
yang
berbeda terhadap kelincahan. Karena
terdapat perbedaan pengaruh dari
masing-masing
kelompok
tersebut
maka dilakukan uji lanjut atau uji
pembanding
Least
Significant
Difference (LSD) dengan bantuan SPPS
PEMBAHASAN
Hasil analisis dari penelitian
untuk
variabel
terikat
penelitian
menunjukkan adanya peningkatan nilai
rata-rata
(mean)
untuk
variabel
kelincahan. Pada variabel kelincahan,
kelompok
kontrol
maupun
kedua
kelompok
perlakuan
mengalami
peningkatan nilai rata-rata. Nilai
pre-test kelompok kontrol memiliki
rata-rata 19,42 dan rata-rata-rata-rata nilai post-test
17,98 dengan demikian nilai rata-rata
kelompok kontrol meningkat 1,44. Lalu
nilai pre-test kelompok perlakuan
pelatihan lari amplop memiliki rata-rata
19,33 dan rata-rata nilai post-test
18,15 dengan demikian nilai rata-rata
kelompok perlakuan pelatihan lari
amplop meningkat 1,18 dan nilai
pre-test kelompok perlakuan pelatihan lari
bolak balik memiliki rata-rata 19,35
dan rata-rata nilai post-test 17,11
dengan
demikian
nilai
rata-rata
kelompok perlakuan pelatihan lari
bolak balik meningkat 2,23.
Dari deskripsi diatas, diketahui
adanya peningkatan nilai variabel
kelincahan baik pada kelompok kontrol
maupun
dari
kedua
kelompok
perlakuan, dengan peningkatan kedua
nilai rata-rata kelompok perlakuan yang
lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.
Peningkatan yang dialami oleh kedua
kelompok perlakuan disebabkan pelatihan
yang dilakukan. Bentuk pelatihan yang
dilakukan adalah pelatihan lari amplop dan
lari bolak balik dengan frekuensi dan
lamanya pelatihan adalah sebanyak 3 kali
seminggu selama 4 minggu atau 12 kali
pertemuan.
Pelatihan Lari Amplop dan Lari Bolak Balik Berpengaruh terhadap Kelincahan
Dari hasil analisis uji anava
untuk kelompok lari amplop dan lari
bolak balik diperoleh nilai Fhitung 4,152
dengan nilai signifikansi 0,027 pada
taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi
hitung ke dua pelatihan lebih kecil dari
nilai signifikansi
(Sig < 0,05), dengan
demikian
hipotesis
penelitian
"pelatihan lari amplop dan lari bolak
balik
berpengaruh
terhadap
kelincahan" diterima.
Secara teoritis hasil pelatihan
lari amplop dan lari bolak balik
berpengaruh
terhadap
kelincahan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut
Nala
Ngurah
(1998:74)
kelincahan merupakan kemampuan
untuk mengubah posisi tubuh atau
gerakan tubuh dengan cepat ketika
sedang
bergerak
cepat
tanpa
kehilangan
keseimbangan
atau
kesadaran orientasi terhadap posisi
tubuh, sedangkan Nurhasan (2005:20)
mengatakan
bahwa
kelincahan
merupakan
kemampuan
bergerak
dengan berubah-ubah arah secara
cepat
tanpa
kehilangan
keseimbangan.
Jadi
dapat
disimpulkan, kelincahan merupakan
kemampuan
seseorang
untuk
mengubah
posisi
tubuh, gerakan
tubuh,
maupun
mengubah
arah
dengan cepat dan tepat tanpa
kehilangan
kesembangan
atau
kesadaran .
Dalam komponen kelincahan ini
sudah termasuk unsure bergerak
dengan cepat, mengubah posisi tubuh
dengan cepat, bergerak lalu berhenti
dan dilanjutkan dengan bergerak
secepatnya. Kemampuan seperti ini
membutuhkan komponen kecepatan
dan koordinasi ( Nala Ngurah, 1998:9).
Koordinasi merupakan kemampuan
tubuh
untuk
mengintegrasikan
berbagai
gerakan
yang
berbeda
menjadi
gerakan
tunggal
yang
harmonis dan efektif (Nala Ngurah,
1998:10).
Penelitian ini sejenis dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ari
Gusnanda pada tahun 2012 yang judul
penelitiannya
"Pengaruh
Pelatihan
Menggiring Bola Cone ke Cone
terhadap Kelincahan pada Siswa
Ekstrakurikuler SMA 2 Kampar". Pada
penelitian
ini
dijelaskan
bahwa
kelincahan yang dilakukan oleh atlet
atau pemain sepakbola saat berlatih
maupun bertanding tergantung pula
oleh kemampuan mengkoordinasikan
sistem gerak tubuh dengan respon
terhadap situasi dan kondisi yang
dihadapi. Kelincahan ditentukan oleh
faktor kecepatan reaksi, kemampuan
untuk menguasai situasi dan maupun
mengendalikan gerakan secara
tiba-tiba.
Latihan
kelincahan
akan
berpengaruh
besar
pada
teknik
menggiring
bola
tidak
hanya
membawa bola menyusuri tanah dan
lurus ke depan melainkan menghadapi
lawan yang jaraknya cukup dekat dan
rapat. Hal ini menuntut seorang
pemain untuk memiliki kemampuan
menggiring
bola
dengan
baik.
Menggiring bola adalah membawa
bola dengan kaki dengan tujuan
melewati lawan, mencari kesempatan
memberi umpan kepada kawan dan
untuk menahan bola tetap ada dalam
penguasaannya.
Menggiring
bola
memerlukan
kecepatan dan
juga
kelincahan
sehingga
dapat
memberikan gerakan lebih cepat.
Pelatihan
yang
diberikan
untuk
mengetahui kelincahan siswa dalam
bermain futsal yaitu lari amplop dan
lari bolak balik, dengan pelatihan lari
amplop dan lari bolak balik berdampak
terhadap
kelincahan
dari
pada
seorang
pemain
yang
berkaitan
dengan tujuan permainan futsal.
Seorang atlit agar memiliki
kelincahan, yakni kemampuan untuk
bergerak secepatnya dari satu titik ke
titik yang lainnya, kemudian secara
tiba-tiba mengubah arah gerakan,
menghindari atau mengelilingi objek
secepatnya
juga
memerlukan
komponen
kecepatan.
Kecepatan
adalah kemampuan untuk berpindah
atau bergerak dari tubuh atau anggota
tubuh dari satu titik ke titik yang lain
atau
untuk
mengerjakan
sesuatu
aktivitas berulang yang sama serta
berkesinambungan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya (Nala Ngurah,
1998:66).
Selain uraian diatas, unsur
kelincahan juga memegang peranan
penting dalam beberapa cabang olah
raga baik peregu maupun perorangan.
Dalam permaian beregu terutama
gerakan tubuh untuk lari secepatnya
menghindari hadangan lawan, seperti
dalam permaian sepak bola, futsal,
bola
basket,
bulutangkis,
dan
sebagainya. Dalam permaianan bela
diri diperlukan gerakan tubuh bagian
atas
untuk
berkelit
secepatnya
menghindari serangan lawan, seperti
para tinju, pencak silat, karate, kempo,
dan permainan sejenisnya ( Nala
Ngurah, 1998:75). Oleh karena itu
dalam penelitian ini lebih mengarah
pada
pelatihan
yang
dapat
mengembangkan unsur fisik khusunya
kelincahan.
Pelatihan lari amplop dan lari
bolak balik merupakan metode yang
tepat digunakan untuk meningkatkan
kualitas fisik olahragawan khususnya
peningkatan kelincahan. Pada metode
latihan lari amplop seseorang berlari
dengan cepat sebanyak 2-3 kali di
antara beberapa tititk, misalnya 4-5
titik. Cara melakukan gerakan belak
belok adalah berdiri tegak dan kedua
tangan disamping badan pandangan
ke
depan
lakukan
gerakan
lari
berbelak belok ke arah kiri dan kanan
sesuai dengan arah dan pada metode
latihan lari bolak balik adalah berlari
bolak balik secepatnya dari titik yang
satu ke titik yang lain sebanyak
kira-kira 10 kali. Setiap kali sampai pada
suatu
titik
dia
harus
berusaha
secepatnya membalikkan diri berlari
menuju titik yang lain (Yoda, I Ketut,
2006: 21).
Pelatihan lari amplop dan lari
bolak balik secara tidak langsung akan
dapat meningkatkan tingkat kontraksi
atau kinerja otot. Melalui peningkatan
dalam tingkat kontraksi atau kinerja
otot dengan demikian agility yang
dimiliki akan meningkat yang nantinya
akan
mengakibatkan
terjadinya
peningkatan dalam kelincahan secara
maksimal.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan ternyata hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima, maka dengan demikian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Pelatihan
lari
amplop
berpengaruh
terhadap
peningkatan kelincahan pada
peserta ekstrakurikuler futsal
SMP Negeri 3 Sawan tahun
pelajaran 2013/2014.
2. Pelatihan
lari
bolak
balik
berpengaruh
terhadap
peningkatan kelincahan pada
peserta ekstrakurikuler futsal
SMP Negeri 3 Sawan tahun
pelajaran 2013/2014.
3. Terdapat perbedaan pengaruh
antara pelatihan lari amplop dan
pelatihan
lari
bolak
balik
terhadap
peningkatan
kelincahan
pada
peserta
ekstrakurikuler
futsal
SMP
Negeri 3 Sawan tahun pelajaran
2013/2014.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal yang dapat disarankan sebagai berikut:
1. Bagi pembina olahraga, pelatih
olahraga, guru penjasorkes dan
atlet serta pelaku olahraga lainya
disarankan dapat menggunakan
pelatihan lari amplop dan lari bolak
balik sebagai salah satu latihan
dalam meningkatkan kelincahan.
2. Bagi peneliti lain yang ingin
melakukan
penelitian
sejenis
disarankan untuk penggunakan
variabel dan subjek penelitian
yang berbeda.
3. Bagi para atlet maupun siswa
disekolah
hendaknya
rutin
melakukan olahraga atau latihan
kondisi fisik agar kondisi fisik tetap
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Gusnanda, Ari. "Pengaruh Latihan
Mengiring Bola Cone Ke Cone
Terhadap Kelincaha Mengiring
Bola (Dribbling) Pada Permainan Bola Kaki Siswa Ekstrakurikuler SMA 2 Kampar” tersedia pada http//novitaclubjombang. blogspot.
com/2010/03/
endurance-daya-tahan-oleh-endhine9685.html diakses pada tanggal 31 Maret 2013 jam 11.07 Wita.
Harsono, M.Sc. 1988. Coaching dan
Aspek-aspek Psikologis dalam
Coaching. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi : Jakarta
.
Justinus, Lhaksana. 2005. Teknik
Dasar Dan Strategi Permainan
Futsal. Pakar Raya : Jakarta.
Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha.
Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Olahraga. Denpasar: Program Pasca Sarjana UNUD.
Nurhasan. 2005. Petunjuk Praktis
Pendidikan Jasmani. Surabaya
:Unesa University Press.
Yoda. 2006. Peningkatan Kondisi Fisik. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha.