• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal abad ke 21 ini,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal abad ke 21 ini,"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awal abad ke 21 ini, perdagangan bebas sudah merupakan trend yang terus melanda perekonomian negara-negara berkembang terutama Indonesia. Banyak negara-negara maju seperti China dan Amerika yang dapat dengan bebas memasarkan hasil industrinya ke dalam negeri. Apabila hasil produksi dalam negeri mampu bersaing dengan hasil produksi negara maju maka hal tersebut tentunya tidaklah menjadi masalah. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah begitu. Hasil produksi dalam negeri banyak yang terpuruk akibat perdagangan bebas ini. Hasil-hasil produksi negara-negara maju seperti China mulai merambahi pasar nasional dengan harga yang diklaim jauh lebih murah dari produksi dalam negeri sendiri. Sebagai contoh dalam skala kecil adalah produk mainan dan elektronik yang langsung diimpor dari negeri China. Harga yang dibandrol pada produk-produk tersebut jauh lebih rendah dari produk sejenis yang diproduksi di dalam negeri. Walau dengan kualitas yang lebih rendah, produk-produk ini tetap mampu mendapatkan pasarnya sendiri terutama golongan ekonomi menengah ke bawah. Lalu siapa yang akan bertanggung jawab apabila kualitas yang rendah ini akan merugikan konsumen nantinya? Sementara pemerintah tak

(2)

mampu membendung arus masuk produk-produk ini karena dari segi bea masuk, produk ini lumayan memberi keuntungan, walau banyak juga produk yang diselundupkan.

Isu mengenai perdagangan bebas ini kini juga mulai merambah ke sektor industri yang lebih besar. Salah satu sektor industri yang juga mulai terancam adalah produksi baja dalam negeri. Walau ancaman itu belum terjadi saat ini, desas-desus yang ada sudah mulai menyebutkan bahwa besi baja produksi negeri China akan segera masuk Indonesia dengan harga yang lebih murah dari baja produksi nasional. Apabila hal ini sampai terjadi maka tak bisa dibayangkan berapa banyak perusahaan baja nasional yang akan gulung tikar akibat kalah bersaing dengan baja impor China. Sebagai informasi tambahan, sebuah pabrik baja dapat menampung lebih dari 10 ribu pekerja. Jelas apabila ada satu saja perusahan baja yang gulung tikar, imbasnya akan berpengaruh pada sektor ekonomi nasional dalam skala yang cukup besar.

Salah satu perusahaan yang turut terancam oleh kemungkinan masuknya impor baja China adalah PT. Pangeran Karang Murni yang berlokasi di Pulogadung. Perusahaan ini telah melayani kebutuhan baja nasional sejak tahun 1972. PT. Multikon, PT. Nindya Karya, PT. Total Bagun Persada, dan PT. Waskita Karya adalah beberapa dari sekian banyak perusahaan kontraktor yang mempercayakan besi baja yang mereka gunakan kepada PT. Pangeran Karang Murni. Pasar yang dicakup meliputi seluruh nusantara dan beberapa di antaranya juga diekspor ke luar negeri. Melihat pabrik dengan skala yang begitu

(3)

3

besar namun kurang memiliki rancangan tata letak yang memadai sehingga tidak menghasilkan jumlah produksi yang optimum, maka sangat menarik untuk memperbaiki rancangan yang sudah ada agar proses produksi dapat berjalan dengan lebih optimal.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Setelah melakukan beberapa observasi lapangan terhadap permasalahan yang ada, maka ditemukan beberapa masalah-masalah sebagai berikut:

• Tidak efisiennya pergerakan material yang ada sehingga terdapat proses menunggu yang seharusnya bisa dieliminasi apabila jumlah mesinnya mencukupi. Proses menunggu ini pada akhirnya tidak hanya mengurangi kuantitas produksi namun juga dapat mempengaruhi kualitas produksi.

• Terdapat beberapa peralatan rusak yang terbengkalai sehingga menyia-nyiakan lahan yang sekiranya dapat digunakan untuk produksi.

• Penempatan area mesin-mesin terkesan “dipadatkan” dalam area yang tersedia. Walaupun penempatan telah dilakukan guna mengurutkan proses yang ada, akan tetapi masih terdapat area mesin yang ditempatkan tidak terurut. Hal inilah yang diakibatkan oleh “pemadatan” area yang ada dan menyebabkan aliran proses tidak efisien.

(4)

1.3 Ruang Lingkup

Agar hasil rancangan perbaikan dapat lebih optimal, maka perancangan hanya akan melingkupi hal-hal berikut ini:

1. Perancangan akan dilakukan pada PT. Pangeran Karang Murni.

2. Perancangan dilakukan pada bagian peleburan baja saja yaitu dimulai dari area penyimpanan scrap hingga penyimpanan billet.

3. Pengukuran dilakukan dengan metode langsung yaitu menggunakan stopwatch sebagai alat ukur.

4. Seluruh area non produktif yang bisa digunakan akan diperhitungkan sebagai area baru dan akan digunakan di dalam rancangan.

5. Jika di dalam perancangan tata letak fasilitas ini dibutuhkan data, yang harus dilakukan dengan perhitungan yang lebih spesifik lagi dengan menggunakan bidang keilmuan yang khusus, maka akan digunakan asumsi semisal untuk prosentase penyesuaian dan kelonggaran yang mana membutuhkan perhitungan ergonomi.

(5)

5

1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan

1. Memperbaiki rancangan tata letak fasilitas yang efektif dan efisien pada sistem produksi PT. Pangerang Karang Murni.

2. Mengoptimalkan sumber daya yang ada, dalam hal ini adalah lahan tak terpakai guna meningkatkan produksi.

3. Memberi usulan tata letak hasil perancangan yang lebih baik kepada PT. Pangeran Karang Murni untuk dapat diterapkan pada pabrik tersebut.

1.4.2 Manfaat

1. Kegiatan dan pola aliran bahan yang lebih terencana.

2. Memperbaiki waktu baku produksi dari setiap stasiun yang ada. 3. Karyawan dapat bekerja lebih teratur dengan pola aliran baru.

4. Mengoptimalkan penggunaan lahan pabrik yang ada dengan penambahan fasilitas-fasilitas dan kelongaran-kelonggaran.

1.5 Gambaran Umum Obyek

1.5.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Pangeran Karang Murni merupakan pabrik swasta nasional dengan jenis hasil industrinya berupa baja setengah jadi dalam bentuk billet. Selain itu pabrik ini juga menghasilkan profil yang sudah jadi berupa besi beton, besi siku, dan besi kanal. Semua hasil produksi dari pabrik ini dipasarkan ke seluruh Indonesia.

(6)

Lokasi dari PT. Pangeran Karang Murni terletak di Jl. Raya Bekasi Km21, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pabrik ini memilik luas areal 18,5 Ha dan berdirinya pabrik ini berdasarkan akte notaris Moh. Said Taddjoedin, no 557 tanggal 2 Februari 1972 dan mulai berproduksi pada tanggal 1 April 1975.

PT. Pangeran Karang Murni menghasilkan billet baja yang panjangnya bergantung kepada pesanan. Bentuk billet baja ini adalah empat persegi panjang dan dibuat melalui proses peleburan dalam Tanur Busur Listrik (Electric Arc Furnace), yang selanjutnya dilakukan proses pencetakan billet baja secara kontinyu menggunakan Continuous Casting System.

Pada saat ini tanur busur listrik boleh dikatakan merupakan teknik yang paling dapat dipercaya utnuk menghasilkan baja karbon. Dalam industri-industri baja yang besar, tanur listrik mendapatkan kepercayaan untuk dapat memenuhi kebutuhan produksi industri tersebut.

Saat ini terdapat lima buah tanur busur listrik pada PT. Pangeran Karang Murni, namun pada saat ini hanya tiga buah tanur saja di antaranya yang berproduksi. Hasil rata-rata per tahun diperkirakan 500.000 ton billet baja.

(7)

7

1.5.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. Pangeran Karang Murni (PKM) berlokasi di Pulogadung, Jakarta dan bergerak dalam bidang industri baja dengan spesifikasi produk meliputi besi beton spiral dan polos, siku dan kanal. Dengan reputasi yang baik, selama ini PT. PKM mampu memenuhi permintaan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri.

Sebelum bernama PT. Pangeran Karang Murni, perusahaan ini bernama PT. The Master Steel Mfg. Perubahan nama dilakukan kurang lebih 10 tahun yang lalu. Namun pada saat ini kedua nama itu masih digunakan secara bersamaan.

Dalam sejarah perkembangannya, PT. PKM melakukan pembangunan secara fisik untuk memenuhi secara kualitas dan kuantitas permintaan pasar. Diawali dengan persiapan lahan pada tahun 1972 s/d 1973 dan pembangunan fisik yang dilakukan pada tahun 1973 s/d 1974. Pertama kali kegiatan operasional produksi dimulai tahun 1975. Saat ini jumlah Rolling Mill yang dimiliki adalah 8 buah dengan periode pembangunan sebagai berikut:

• Rolling Mill 1 : 1975 • Rolling Mill 2 : 1978 • Rolling Mill 3 : 1979 • Rolling Mill 4 : 1980 • Rolling Mill 5 : 1986 • Rolling Mill 6 : 1989 • Rolling Mill 7 : 1990 • Rolling Mill 8 : 1993

(8)

PT. PKM merupakan industri baja yang memenuhi persyaratan mutu produk baik nasional maupun internasional yang meliputi: Standard Nasional Indonesia (SNI), British Standard (BS), The American Society for Testing and Materials (ASTM) dan The Japanese Industrial Standard (JIS), Singapore Standard (SS2), New Zealand Standard, dan lain-lain.

Jenis produk yang diproduksi PT. PKM hingga saat ini adalah meliputi: a. Besi beton polos (plain bars) ukuran dari Ø6mm s/d Ø 25 mm

b. Besi beton spiral/ulir (deformed bars) ukuran dari Ø 9 mm s/d Ø 40 mm c. Besi siku ( L )(equal angle bars) dari L 25mm s/d L 120 mm

(9)
(10)

Pada bulan Juni 1998, PT. PKM telah mengimplementasikan sistem mutu ISO 9002 sebagai wujud komitmen terhadap kepuasan pelanggan.

Produk PT. PKM telah digunakan secara luas di berbagai proyek konstruksi sepanjang nusantara. Proyek besar maupun kecil, di kota maupun di pelosok, proyek umum maupun pribadi, pembangunan mal maupun rumah, jembatan maupun pencakar langit, produk PT. PKM berperan besar dalam pembangunan bangsa. Berikut adalah beberapa proyek yang menggunakan produk PT. PKM:

- PT. ANANTAGRAHA : Ruko Cempaka Mas

- PT. CAYACO ANUGRAH : WTC Mangga Dua

MARGANA : Gudang Garam - Pasuruan

- PT. HANBO HANDAI TAULAN J.O : Fly Over, Jembatan Tiga dan Tomang Highway

- PT. JAYA KONSTRUKSI : Bintaro Trade Centre Sahid Hotel

- PT. LAYLA CORPORATION : Hotel Novotel - PT. LIPPO KARAWACI : WTC Serpong - PT. MATARAM MAJU : Nusa Kirana

- PT. MULIA INTAN LESTARI : Wisma Atlet Senayan Mall Taman Anggrek

- PT. MULTIKON : ITC Mangga Dua

(11)

11

Kemang Plaza Gedung Multikon

Pulogadung Trade Centre Lap Parkir Megamall Pluit - PT. NINDYA KARYA : Sirkuit Balap Mobil Sentul

- PT. PP. TAISEI : Mega Mall Pluit

Pantai Mutiara Marina Tower Rusun Muara Indah, Jakarta - PT. SANGGARCIPTA : Wisma Mulia I

Gedung Mulia, Gatot Subroto - PT. TOTAL BANGUN PERSADA : Ramayana

Kampus B Trisakti, Grogol Kedutaan Besar Rusia P & K Jl Jend Sudirman TRANS TV, Tendean ITC Cempaka Mas Carrefour Puri Mas ITC Kuningan STC Senayan BiNus Senayan YAI Salemba BiNus Simprug

(12)

Wisma Tendean BCA Wahid Hasyim RS Gading Pluit, Jakarta Islamic Center

Modern Land, Tanggerang - PT. WASKITA KARYA : Jembatan Cicalengka

IPB

Semen Nusantara Century Garden Daichi Hotel, Senen RS Husada

Gedung Perum Angkasa Pura Airport Sukarno Hatta

Pelabuhan Ikan Muara Angke Kelapa Gading Trade Centre Univeritas Tarumanegara Fly Over Daan Mogot Senayan City, Jakarta RS Islam

Tunjangan Plaza, Surabaya Prince Hotel, Yogyakarta - PT. WIJAYA KUSUMA : Toyota Astra Motor Sunter

(13)

13

CONTRACTOR

- PT. PP : UI, Depok

Gedung KONI Senaya Taman Rasuna, Kuningan Gedung JASARAHARJA Kelapa Gading Mall Ruko Gading Batavia

(14)

1.5.3 Visi dan Misi Perusahaan

Dengan fasilitas lengkap dan modern, ditunjang dengan pengalaman lebih dari 3 dekade dan pengetahuan teknologi pembuatan baja yang up-to-date, PT. PKM menjunjung tinggi KUALITAS produksi melalui Quality Control (QC) yang sangat ketat dan komprehensif. Mulai dari seleksi besi tua sampai produk akhir yang kami produksi, semuanya dimonitor dalam prosedur QC yang sangat ketat dan berkesinambungan.

PT. PKM percaya bahwa kualitas dan kepuasan konsumen berhubungan erat dengan kualitas produk-produknya, harga yang kompetitif, dan pelayanan customer service yang memuaskan. Ketiga unsur ini merupakan visi dan misi yang menjadikan PT. PKM produsen terbesar besi baja jenis long-product di Indonesia. Mereka percaya bahwa konsumen yang puas akan kembali tanpa diminta, dan berkat kepercayaan dan kesetiaan konsumen-konsumen dalam negeri maupun luar negeri, PT. PKM dapat berkembang dan menduduki posisi utama sekarang ini.

Sistem Manajemen PT. PKM telah disertifikasi oleh IQNet dan Kema dalam ISO 9002:2000 (reg# 79966), dan produk PT. PKM memiliki sertifikasi SNI yang terdaftar di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (No.SNI: 07-2052-1997). Produk PT. PKM juga telah diterima dan diadopsi oleh negara-negara maju seperti Singapura, Hong Kong, Australia, Amerika Serikat, dan lain-lain. Suatu bukti bahwa produk PT. PKM berkelas

(15)

15

internasional yang menjadi kebanggaan konsumen pengguna produk PT. PKM.

1.5.4 Struktur Organisasi

Pimpinan perusahaan yang ada pada pada PT. PKM dipegang oleh pemilik perusahaan dengan seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Management Representative dan membawahi beberapa Divisi yaitu Divisi Pembelian, Divisi Pabrik, Divisi Keuangan, dan Divisi Pemasaran.

Di antara empat Divisi di atas, Divisi yang paling menonjol dan lebih berstruktur adalah Divisi Pabrik. Divisi ini dikepalai oleh seorang manajer pabrik yang membawahi empat Departemen yaitu Departemen Produksi, Departemen Maintenance, Departemen Gudang dan Departement Personalia.

Di sinilah saya melihat perbedaan yang menonjol antara teori yang di dapat dengan kenyataan di lapangan. PT. PKM tidak memiliki struktur organisasi yang umum dan tidak terlalu mengikuti struktur organisasi yang umum. Hal ini dikarenakan PT. PKM merupakan perusahaan manufaktur dan memiliki fokus pengendalian pada lantai produksi sehingga kekuatan organisasinya lebih diarahkan untuk lantai produksinya.

(16)

1.5.5 Fasilitas Umum Perusahaan

1. Musholla 2. Klinik

3. Koperasi 4. Mess

1.5.6 Proses Produksi Perusahaan

Secara umum, proses produksi yang ada terbagi menjadi 7 langkah yaitu: 1. Pengisian Material

2. Periode Pemanasan (Penetrasi) 3. Periode Pencairan Isi Tanur 4. Periode Pemurnian (Refining) 5. Periode Penuangan (Pouring) 6. Periode Penahanan Suhu Tuang 7. Periode Pencetakan

(17)

17

Sedangkan pada proses pencetakan sendiri terbagi lagi ke dalam 6 langkah: 1. Penuangan cairan baja ke dalam tundish

2. Penuangan cairan baja dari tundish ke mould 3. Penarikan billet dari mould oleh dummy bar 4. Penuntunan billet oleh strand guide

5. Pelurusan billet oleh withdrawal / straightening unit 6. Pemotongan billet

1.5.7 Peralatan Yang Dipakai

Terdapat banyak sekali peralatan atau mesin yang dipakai di dalam proses produksi besi baja ini. Namun dari banyak mesin yang dipakai, hanya ada dua mesin utama yang akan dibahas dan menjadi pertimbangan dalam perancangan tata letak fasilitas yang akan dilakukan.

(18)

1.5.7.1 Electric Arc Furnace (Tungku Busur Listrik)

Prinsip kerja pembuatan baja dengan Electric Arc Furnace (EAF) adalah merubah energi listrik menjadi energi panas, melalui aliran listrik yang dialiri pada 3 buah elektroda, sehingga terjadi loncatan busur api yang mempunyai panas dan daya yang sangat tinggi.

Bentuk EAF menyerupai mangkuk yang ditutup di bagian atasnya dengan sebuah penutup. Energi panas diperoleh dari energi PLN yang kemudian ditransfer melalui transformator sehingga tegangan naik dan arus yang tepat untuk proses peleburan dapat dicapai.

(19)

19

Spesifikasi EAF :

• Merk : NISSEI

• Negara pembuat : Jepang

• Tahun pembuatan : 1983

• Type : STC 480

• Shell diameter : 4800 mm

• Melting capacity : 40 ton (35 - 45 ton) • Transformer Capacity : 15 - 24 MVA • Electrode diameter : 16 - 20 inch

• Jumlah fase : 3 buah

• Bahan tahan api : Jenis basa

• Electrode control system : Panel merk SINKO, Japan. • Furnace tilt : Oil hydraulic cylinder system • Tilt angle : Tapping side = 40

: Slag door = 15

• Furnace roof lifting and swinging : by oil hydrolic system • Electrode lifting : AC motor drive system • Electrode adjustment : Thyristor System • Door control : by pneumatic cylinder

(20)

1.5.7.2 Continuous Casting Machine

Continuous Casting Machine adalah peralatan yang berfungsi untuk mencetak baja cair hasil akhir dari tanur listrik (EAF) menjadi ingot baja jenis billet. Menurut Kalpakjian (1995, p159), Continuous Casting Machine diciptakan pada tahun 1860an. Continuous atau strand casting pertama kali dikembangkan untuk pencetakan kawat logam nonferrous. Proses ini sekarang digunakan untuk produksi baja dengan efisiensi dan produksi utama serta pengurangan ongkos produksi yang siknifikan.

Strand adalah jalur tempat billet keluar dari mould (cetakan) dimana billet akan terbentuk secara kontinyu. Tiap strand pada mesin memiliki penampang mould dengan tebal 100 mm, lebar 100 mm, dan panjang 600 mm, atau dapat pula dibuat billet sesuai dengan pesanan.

(21)

21

Bagian-bagian yang menunjang dari proses pencetakan ini yaitu: a. Mould (cetakan) b. Ladle c. Tundish d. Tundish Car e. Overflow Gutter f. Slag Vessel g. Emergency Launder h. Strand Guide i. Withdrawal dan Straightening unit

j. Intermediate Roller Table k. Cutting Machine

l. Discharge Roller Table m. Cooling Bed

n. Dummy Bar

o. Water Supply System

(22)

Gambar 1.7 Discharge Roller Table, bagian dari CCM

(23)

23

1.5.7.3 Reheating Furnace

Reheating Furnace adalah sebuah tungku yang digunakan untuk memanaskan ulang billet yang telah dingin, sebelum dimasukkan ke dalam Rolling Mill. Jumlah dari reheating furnace ini disamakan dengan jumlah

dari rolling mill yang ada. Dengan kata lain, setiap rolling mill yang ada akan memiliki satu reheating furnace.

Gambar 1.9 Reheating Furnace (1)

(24)

1.5.7.4 Rolling Mill

Pada bagian rolling mill inilah produk dihasilkan. Billet-billet hasil produksi Continuous Casting Machine dipanaskan kembali pada reheating furnace agar billet menjadi panas dan dapat dibentuk kembali. Menurut Turner (1993, p59 - 60), rolling adalah operasi penekanan dimana logam terulur atau memanjang ketika melewati dua atau lebih roller, roller pembentuk sudah umum digunakan pada manufaktur dalam variasi bentuk yang berbeda, sebagai contoh adalah bentuk I beam.

(25)

25

Gambar 1.12 Situasi kerja pada bagian Rolling Mill. Terlihat billet-billet yang berpijar setelah dipanaskan kembali oleh reheating furnace. Billet-billet tersebut akan di-rolling hingga menjadi bentuk yang diinginkan seperti besi kanal atau bahkan begitu tipis hingga menjadi besi beton.

(26)

1.5.8 Bahan Baku Perusahaan

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses peleburan pada tanur listrik secara umum terbagi atas kategori bahan baku utama dan bahan tambahan. 1.5.8.1 Bahan Baku Utama

Yaitu bahan baku yang diperlukan untuk memperoleh baja cair, misalnya: 1. Scrap Besi (Iron)

2. Scrap Baja (Steel) 3. Pig Iron

Yang dimaksud dengan scrap besi dan scrap baja di sini adalah bekas dari suatu konstruksi atau peralatan yang sudah tidak berfungsi lagi. Scrap juga dipakai oleh pabrik-pabrik yang menggunakan tanur busur listrik.

Scrap merupakan sampah besi, yang mana kualitas unsur tembaga (Cu) dan timah (Sn) yang ada tidak dapat dihilangkan.

(27)

27

1.5.8.2 Bahan Tambahan (Alloy) dan Bahan Flux

Yaitu bahan yang ditambahkan sebagai bahan paduan untuk mendapatkan komposisi baja cair yang diinginkan. Bahan tambahan juga merupakan faktor penunjang yang turut pula menentukan mutu dari hasil produk. Berikut adalah contoh dari bahan-bahan tambahan:

a. Batu Kapur dan Kapur

Berfungsi sebagai pengikat unsur-unsur yang tidak dikehendaki dalam cairan baja. Batu kapur ini berwarna putih dan sukar larut dalam air. Batu kapur ini akan bereaksi dan menimbulkan gas CO2 seraya

mengambil panas sehingga efisiensi panas akan menurun. b. Kokas/Breeze/Carbon

Berfungsi untuk menambah kadar karbon, membantu pemanasan dan mengikat oksigen yang masih ada di dalam cairan baja.

c. Grafit dan Potongan Elektroda

Grafit merupakan zat arang (karbon) murni. Grafit dan potongan elektroda berfungsi untuk menambah kadar karbon dalam telaga logam. d. Oksigen

Berfungsi untuk mengurangi kadar karbon serta membantu pemanasan di dalam peleburan baja.

(28)

Berguna untuk menjaga agar cairan baja yang ada pada ladle tidak hilang. Serbuk ini ditaburkan pada permukaan cairan baja yang ada pada ladle.

Gambar

Gambar 1.1  Jenis-jenis besi yang diproduksi PT. PANGERAN KARANG MURNI
Gambar 1.2  Salah satu proses produksi periode penuangan
Gambar 1.3  Salah satu proses produksi periode pencetakan
Gambar 1.4  Deskripsi Komponen EAF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tuliskan query yang dapat menampilkan data department_id, manager_id, dan total gaji yang dikelompokkan berdasarkan manager_id yang berada dalam suatu kelompok department_id dengan

Dengan memperhatikan teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan STEM dengan integrasi model PjBL dapat memperbaiki kemampuan kognitif

Menurut (Harvey & Gayer, 2013), keuangan publik adalah langkah pemerintah dalam menentukan distribusi, alokasi sumber pendapatan serta aktivitas pengeluaran pemerintah. Sejak

Tujuan penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah mempelajari perilaku lentur balok baja yaitu riwayat pembebanan mulai dari nol sampai kondisi plastis, mempelajari

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tsb adalah

Belanja Alat Tulis Kantor Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Pengadaan Langsung 1.035.872 10 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan, KODE RUP: 26627895 KODE RUP

Penelitian ini bertujuan untuk mencoba menemukan dan membahas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu mengenai peran satuan polisi pamong praja

ataupun penyempitan arteri koroner secara mendadak yang menyebabkan jaringan miokard mengalami iskemik, maka dengan pemberian terapi oksigen dapat mempengaruhi tonus otot