• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

81 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dengan merujuk pada pertanyaan penelitian. Penulis menemukan kesimpulan sebagai berikut.

5.1.1 Kualitas SAIDI & SAIFI di PLN Rayon Kartasura tahun 2014

Pada tahun 2014, PLN Kartasura kualitas SAIDI & SAIFI tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Dimana, Nilai SAIFI setiap kelompok penyebab pemadaman selama bulan Januari 2014-Desember 2014 menunjukkan bahwa pelanggan mengalami 12,19 kali pemadaman/pelanggan. Angka kinerja ini tidak tercapai, dimana target SAIFI pada tahun 2014 sebesar 11,67 kali pemadaman/pelanggan.

Sedangkan untuk SAIDI, dari realisasi nilai kinerja dalam bulan Januari 2014 – Desember 2014 dapat diketahui bahwa rata-rata pelanggan mengalami pemadaman selama 992,94 menit / pelanggan. Angka ini melebihi kinerja yang telah ditetapkan, dimana target untuk SAIDI di tahun 2014 sebesar 517,77 menit / pelanggan.

Kerugian PLN Rayon Kartasura akibat Kwh yang tidak terjual ke pelanggan karena adanya pemadaman di tahun 2014 mencapai 394.616,32 kwh atau setara dengan Rp. 356.733.153,-

(2)

82

5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas SAIDI dan SAIFI di PLN Rayon Kartasura pada tahun 2014

a. Faktor lingkungan

1. Pohon mengenai kabel jaringan tegangan menengah (JTM)

Hasil inspeksi pohon yang sudah mendekati jaringan tidak langsung ditindak lanjuti dan hasil kegiatan perabasan pohon tidak memenuhi standar.

2. Binatang mengenai jaringan tegangan menengah,

Tikus dan burung yang mengenai jumper primer trafo 3 phasa karena kondisi jumpernya belum tertutup selain itu juga masih ditemukan jaringan 3 kawat dengan konduktor yang terbuka di daerah rawan binatang (persawahan, tepi sungai dan penggilingan padi).

b. Faktor Man Power

1. Keahlian petugas pelayanan teknik tidak memadai

Beberapa petugas pelayanan teknik belum mempunyai sertifikat kompetensi keahlian selain itu petugas pelayanan teknik belum mampu memetakan secara komprehensif potensi penyebab gangguan jaringan tegangan menengah

2. Kualitas hasil perabasan pohon

Petugas pelayanan teknik tidak melakukan perabasan pohon sesuai dengan standar PLN dan pengawasan terhadap pelaksanaan perabasan pohon perlu di optimalkan.

(3)

83 Dalam satu periode dalam satu tahun, tiap section dapat mengalami

pemadaman lebih dari satu kali untuk pekerjaan pemeliharaan. 4. Perusahaan rekanan pekerjaan jaringan tidak cakap.

Vendor belum mampu merencanakan pekerjaan pemeliharaan dan pembangunan jaringan dengan tepat waktu disamping itu tenaga kerja yang digunakan vendor tidak seluruhnya mempunyai skill yang memadai.

c. Konstruksi Jaringan

1. Dari 9 penyulang di PLN Rayon Kartasura, hanya 5 penyulang yang terpasangi load break switch yang otomatis.

2. Jaringan tegangan menengah yang baru dibuat belum terpasang material proteksi.

3. Andongan pada jaringan tegangan menengah eksisting banyak yang turun. Hal tersebut akan menyebabkan kabel bersentuhan pada saat terjadi angin

kencang.

d. Faktor material dan peralatan 1. Konduktor putus

Terjadi karena tiang miring, kabel jaringan terurai yang tidak segera dipelihara, timbulnya arus besar akibat konstruksi JTM tidak dipasangi penangkal petir dan disebabkan oleh andongan yang terlalu rendah.

2. Jumper saluran udara tegangan menengah rusak.

Petugas tidak rutin melakukan pengukuran melalui thermo vision oleh sebab itu banyak ditemui ukuran jumper yang ukurannya tidak sesuai dengan beban JTM.

(4)

84 3. Isolator pecah

Isolator mudah rusak karena petir, dimana di daerah yang rawan petir tersebut JTM belum terpasangi penangkal petir / arrester selain itu pengukuran suhu isolator dengan menggunakan thermo vision tidak rutin dilakukan.

e. Faktor pengukuran terhadap kemampuan peralatan

1. Pengukuran suhu konektor (JTM, isolator, dan arrester) tidak dilakukan secara rutin dan komprehensif oleh PLN Rayon.

2. Kesesuaian beban JTM 1 phasa dengan besaran fuse cut out yang terpasang. 5.1.3 Rekomendasi untuk memperbaiki kualitas SAIDI & SAIFI

Berikut adalah upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi angka gangguan, sehingga dapat memperbaiki kualitas SAIDI dan SAIFI :

1. Meningkatkan kegiatan inspeksi jaringan.

Dengan inspeksi jaringan dapat diketahui secara langsung kondisi riil dilapangan apabila terjadi suatu kelainan atau kerusakan, hasil inspeksi harus segera di tindak lanjuti dengan perencanaan dan kegiatan pemeliharaan preventif baik kegiatan yang bersifat perbaikan maupun penggantian pada peralatan.

Oleh sebab itu PLN Rayon Kartasura harus membuat jadwal inspeksi harian, bulanan dan tahunan berdasarkan kategori asset dan peralatan serta potensi gangguan.

(5)

85 Pohon atau bagian pohon yang berada disekitar kabel SUTM (saluran udara tegangan menengah) apabila tidak rutin dipangkas berpotensi mengganggu penyaluran pasokan listrik, sehingga pemangkasan yang dilakukan secara rutin dan memenuhi standar yang berlaku (kabel SUTM harus berjarak minimal 2,5 meter dari pohon atau ranting pohon terdekat) merupakan salah satu faktor untuk memperbaiki performa SAIDI dan SAIFI.

PLN Kartasura harus membuat peta pohon, sehingga dapat diidentifikasi daerah mana yang berpotensi tumbuh pohon tertentu sehingga mempermudah dalam jadwal pelaksanaan kegiatan rabas-rabas. Selain itu PLN Kartasura harus meningkatkan pengawasan terhadap vendor rabas-rabas dan memberlakukan sanksi denda apabila dalam melakukan pekerjaan tidak memenuhi standar jarak pohon dari jaringan.

3. Penggunaan alat infra merah untuk pemeriksaan jaringan dan peralatan. Beberapa komponen peralatan jaringan listrik dapat hanya diantisipasi

kerusakannya dengan diukur suhunya dengan alat infra merah. Oleh sebab itu, karena terdapat alat tersebut di PLN Kartasura maka dilakukan coaching untuk penggunaan alat tersebut dan membuat jadwal inspeksi malam hari pada waktu beban puncak.

4. Pembenahan konstruksi kabel SUTM (saluran udara tegangan menengah). PLN Kartasura harus segera mengencangkan tarikan kabel SUTM yang

mengalami penurunan andongan, selain itu agar mengantisipasi pembangunan jaringan baru dengan disertai kelengkapan proteksi nya. Selain itu, mewajibkan vendor mempunyai workplan yang jelas dan terukur apabila

(6)

86 melakukan pekerjaan pemeliharaan atau pembangunan jaringan di wilayah kerja PLN Rayon Kartasura.

5. Pemasangan penangkal petir (arrester).

Pemasangan peralatan seperti arrester dan pemasangan ground wire (kabel pentanahan) berguna untuk mencegah terganggunya jaringan akibat adanya petir atau imbas sambaran petir di sekitar jaringan SUTM.

Kabel SUTM yang melewati persawahan, lahan kosong, dan tiang BTS atau SUTET merupakan prioritas utama untuk dipasangi arrester sebab daerah tersebut rawan sambaran petir, selain itu ground wire yang dipasang juga wajib memiliki nilai pentanahan maksimal 5 Ohm agar dapat dengan sempurna menghantarkan lonjakan arus ke tanah pada saat terjadinya sambaran petir atau imbasnya. Selain itu, arrester eksisting terpasang wajib dijadwalkan untuk diukur dengan thermo vision sebab arrester bisa mengalami fase jenuh akibat terlalu sering meredam imbas sambaran petir, untuk itu harus segera diganti sebab fungsinya telah menurun.

6. Mempercepat waktu penormalan (recovery time).

Berikut ini beberapa hal yang dilakukan PLN Kartasura untuk mempercepat recovery time :

a. Perbaikan manajemen manuver sistem distribusi di sisi jaringan SUTM b. Pemasangan sensor Fault Indicator untuk mengetahui penyebab gangguan

pada jaringan SUTM.

(7)

87 d. Menambah jumlah personel pelayanan gangguan dan personel dispatcher serta meningkatkan soft skill mereka melalui uji kompetensi dan pembinaan.

e. Memilih vendor pelaksana pekerjaan pemeliharaan yang kompeten dari segi tenaga kerjanya maupun kualitas kerjanya.

5.2 Keterbatasan

Pada penelitian terdapat keterbatasan yang dihadapi peneliti, dimana penyajian hasil evaluasi hanya pada tahun 2014, sehingga tidak bisa melihat sejauh mana progress yang dicapai oleh obyek penelitian pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan akses informasi dan ketersediaan data untuk pelaksanaan evaluasi pada tahun-tahun sebelumnya.

5.3 Saran untuk penelitian selanjutnya

1. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jumlah informan yang terbatas dan hasilnya disajikan dalam bentuk diskriptif. Agar nantinya evaluasi yang didapat lebih bersifat obyektif dan menyeluruh, jika ada peneliti lain yang mempunyai permasalahan ini maka sebaiknya menggunakan metoda kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif serta juga melakukan benchmarking dengan rayon lain di PLN yang menghadapi permasalahan yang sama.

2. Pada penelitian ini nilai SAIDI dan SAIFI yang diperoleh merupakan gabungan dari pemadaman karena gangguan penyaluran ketenagalistrikan dan

(8)

88 pemadaman terencana. Jika ada peneliti lain yang akan meneliti masalah ini hendaknya memisahkan perhitungan antara SAIDI dan SAIFI yang disebabkan murni oleh gangguan penyaluran dan pekerjaan pemadaman yang terencana, agar evaluasi yang di dapat lebih komprehensif.

3. Pada penelitian ini analisis tidak tercapainya kualitas SAIDI dan SAIFI di buat dalam satu diagram fish bone. Jika ada peneliti lain yang hendak melakukan kajian serupa maka hendaknya dipisahkan dalam diagram fish bone yang berbeda. Sehingga penyebab masing-masing dapat lebih terkualifikasi secara lebih detail dan lebih jelas, sehingga non-experienced user dapat lebih mudah memahami dan memanfaatkan hasil penelitian.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

hipotesis peneliti, dilakukan analisis statistik dengan analisis regresi. Cara pengambilannya menggunakan teknik random sampling, yaitu cara pengambilan/pemilihan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menentukan arahan pengembangan komoditas apel melalui konsep agroindustri di Kecamatan Bumiaji Kota Batu agar dapat

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya yang selalu dilimpahkan kepada penulis, serta berkat doa restu kedua orang tua

Tujuan penilitian yaitu untuk menentukan dosis HCG yang dapat mempercepat waktu laten pemijahan, dan meningkatkan persentase telur yang menetas dan kelangsungan

Temuan bahwa model belajar konstruktivis lebih baik daripada model belajar konvensional dalam mengubah miskonsepsi siswa ditinjau dari penalaran formal siswa, memberikan

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat variasi perbedaan harga jual obat generik berlogo terendah dan tertinggi di 9 apotek Kabupaten Kubu Raya.Hal ini berarti bahwa

Aspek yang dinilai pada pemilihan pengawas sekolah berprestasi dan berdedikasi di daerah khusus terdiri dari tiga komponen, yaitu penguasaan kompetensi pengawas sekolah, prestasi

Learning lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa. Deskriptif skor awal kemampuan memecahkan masalah pada kelas eksperimen dengan menerapkan