• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Istilah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Istilah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok. Kinerja organisasi menggambarkan sampai seberapa jauh suatu organisasi mencapai hasil setelah dibandingkan dengan kinerja terdahulu, dengan organisasi lain dan sampai seberapa jauh meraih tujuan dan target yang telah ditetapkan (Muhammad, 2008).

Mengacu pada pelaksanaan APBN, kinerja penyerapan anggaran masih menjadi permasalahan dalam bidang pengelolaan keuangan Negara.Tabel 1.1 menunjukkan pola penyerapan anggaran belanja satuan kerja di lingkup KPPN Denpasar selama tahun 2014. Realisasi anggaran satuan kerjadi lingkup pembayaran KPPN Denpasar tahun 2014 memiliki pola yang rendah di awal tahun dan meningkat tajam di akhir tahun anggaran. Permasalahan rendahnya daya serap pada periode awal tahun anggaran, dan menumpuknya tagihan pada akhir tahun anggaran merupakan fenomena yang telah lama terjadi.

(2)

Tabel 1.1

Realisasi Belanja Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar Tahun 2014

Bulan Pagu anggaran

Penyerapan Anggaran Sisa Anggaran (Rp) Jumlah Persentase (%) Januari 6.266.729.717.000 143.106.303.344 2,28 6.123.623.413.656 Februari 6.457.715.303.000 360.148.180.930 5,58 6.097.567.122.070 Maret 6.486.641.567.000 719.847.239.769 11,10 5.766.794.327.231 April 6.521.631.890.000 1.120.193.346.867 17,18 5.401.438.543.133 Mei 6.529.913.692.000 1.462.697.473.221 22,40 5.067.216.218.779 Juni 6.575.122.102.000 2.000.382.720.601 30,42 4.574.739.381.399 Juli 6.370.100.168.000 2.672.609.946.929 41,96 3.697.490.221.071 Agustus 6.334.860.859.000 3.129.148.011.383 49,40 3.205.712.847.617 September 6.301.611.750.000 3.737.192.929.997 59,31 2.564.418.820.003 Oktober 6.363.978.246.000 4.246.395.805.331 66,73 2.117.582.440.669 November 6.387.629.152.000 4.751.264.591.867 74,38 1.636.364.560.133 Desember 6.430.583.309.000 5.911.739.517.843 91,93 518.843.791.157

Pagu Anggaran Yang Tidak Terserap 8,07 518.843.791.157

Sumber: Seksi Verifikasi dan Pelaporan KPPN Denpasar, 2015

Berdasarkan data pada tabel di atas, satker lingkup pembayaran KPPN Denpasar dipilih sebagai objek penelitian dengan pertimbangan bahwa capaian kinerja di akhir tahun terlihat cukup baik dengan persentase sebesar 91,93. Namun terindikasi bahwa kinerja penyerapan anggaran di satker lingkup pembayaran KPPN Denpasar tidak proporsional, yaitu penyerapan rendah di awal tahun dan sangat tinggi di akhir tahun dan tidak sesuai dengan perencanaan yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang telah ditetapkan sebelumnya. Penyerapan anggaran yang meningkat drastis pada bulan desember dapat memicu terjadinya inflasi dan menghambat pemerataan pertumbuhan ekonomi. Penyerapan anggaran yang diharapkan adalah berlangsung proporsional sepanjang tahun sehingga akan memberikan stimulus bagi pertumbuhan, stabilitas dan pemerataan ekonomi sebagaimana diharapkan.

(3)

Salah satu faktor yang diperlukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya adalah dengan mendayagunakan kompetensi pegawainya. Kompetensi mempunyai peranan yang amat penting, organisasi akan berkembang dan mampu bertahan dalam lingkungan persaingan yang kompetitif apabila didukung oleh pegawai-pegawai yang kompeten di bidangnya.

Kompetensi menyangkut kemampuan dasar seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan (Moeheriono, 2009). Kompetensi pegawai adalah kemampuan setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh pegawai untuk dapat melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Dengan kompetensi yang dimiliki, pegawai akan dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Pengaruh kompetensi pegawai pada kinerja merupakan fenomena yang menarik dan penting untuk diteliti. Fenomena tersebut berkaitan dengan adanya dua temuan hasil penelitian yang kontradiktif. Hasil penelitian pertama menemukan bahwa kompetensi pegawai berpengaruh pada kinerja. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh Kuppusamy dan Anantharaman (2008); Azmi et al. (2009); Zaim et al. (2013); Masoud (2013); Jian dan Wang (2013). Namun, penelitian yang dilakukan Dubey dan Ali (2011); Widyasmiko (2011); Fernando (2013); Faridah (2013); Untara dan Liana (2014) menemukan hasil yang berbeda yakni kompetensi tidak berpengaruh pada kinerja organisasi. Perbedaan hasil tersebut disebabkan oleh lokasi penelitian yang berbeda, yaitu organisasi

(4)

pemerintah (Widyasmiko, 2011; Fernando, 2013; Untara dan Liana, 2014), perusahaan manufaktur (Masoud, 2013), perusahaan bidang pelayanan (Azmi et al., 2009). Hal itu disebabkan juga dari perspektif yang digunakan, yaitu perspektif layanan (Azmi et al., 2009), inovasi (Jian dan Wang, 2013), manajemen SDM (Zaim et al., 2013), pengawasan (Widyasmiko, 2011; Untara dan Liana, 2014).

Govindarajan (1986) menyatakan belum adanya kesatuan hasil penelitian pengaruh satu variabel terhadap variabel lain kemungkinan tergantung pada faktor-faktor situasional (konstektual) atau lebih dikenal dengan istilah variabel kontinjensi. Govindarajan juga mengemukakan untuk merekonsiliasi perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan kontinjensi (contingency approach).

Penelitian terkait kinerja anggaran dengan mengadopsi pendekatan kontinjensi antara lain dilakukan oleh Brownell (1982); Nouri dan Parker (1996); Chong dan Chong (2002); danWentzel (2002). Selaras dengan Govindarajan, Riyanto (2003) mengemukakan bahwa kemungkinan belum adanya kesatuan hasil penelitian mengenai anggaran dan implikasinya, disebabkan adanya faktor-faktor tertentu (situational factors) atau yang lebih dikenal dengan istilah variabel kontinjensi (contingency variables). Pendekatan ini memberikan input bahwa sifat kompetensi pegawai berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain. Artinya bahwa, pendekatan kontinjensi dapat digunakan untuk mengevaluasi berbagai kondisi atau variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara kompetensi pegawai dengan kinerja. Salah satu keterlibatan dari variabel kontinjensi yang ada

(5)

adalah variabel moderating, yaitu jenis variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan dependen.

Anggaran menjadi sangat penting dan relevan pada organisasi pemerintah, karena anggaran berdampak terhadap kinerja pemerintahan yang dikaitkan dengan fungsi pemerintah dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin, 1970; Welsch, et al., 1996). Selain itu, anggaran juga merupakan alat bantu manajemen dalam mengalokasikan keterbatasan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan. Kenis (1979) mengatakan terdapat beberapa karakteristik sistem penganggaran. Salah satu karakteristik anggaran adalah kejelasan sasaran anggaran.

Kejelasan sasaran anggaran menggambarkan luasnya sasaran anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik, dan dimengerti oleh pihak yang bertanggungjawab terhadap pencapaiannya (Kenis, 1979). Locke (1968) menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran akan mendorong manajer lebih produktif dan melakukan yang terbaik dibandingkan dengan sasaran anggaran yang tidak jelas.

Penelitian Locke (1968) dan Kenis (1979) menunjukkan adanya hubungan kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial. Demikian juga, penelitian Darma (2004) mendukung adanya hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja dalam konteks pemerintah daerah. Hal ini didukung penelitian

(6)

Abdullah (2004) yang mengatakan terdapat hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Konsep komitmen organisasi merupakan variabel yang memegang peranan penting dalam hubungan antara kompetensi pegawai dan kinerja organisasi. Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al., 1979). Berdasarkan hasil penelitian, komitmen organisasi yang tinggi akan cenderung menurunkan senjangan anggaran dan signifikan terhadap kinerja (Keller, 1997).

Selain itu, komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian sasaran yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996; McClurg, 1999; Chong dan Chong, 2002; Wentzel, 2002; Darma, 2004). Manajer yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan memiliki pandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi (Porter et al., 1974).

Penelitian Prayitno (2009) menunjukkan adanya hubungan komitmen organisasi dengan kinerja menunjukkan hasil yang signifikan. Demikian juga, penelitian Baihaqi (2012) mendukung adanya hubungan antara komitmen dengan kinerja manajerial SKPD; Yunita (2013) juga mendukung adanya hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, menunjukkan bahwa semakin baik kejelasan sasaran anggaran maupun komitmen organisasiakan mendorong meningkatnya kinerja. Kajian tersebut mendasari penggunaan variabel kejelasan

(7)

sasaran anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi dalam penelitian ini.

Fenomena dan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kompetensi pegawai pada kinerja penyerapan anggaran menunjukkan hasil yang tidak konsisten, dan mengindikasikan kemungkinan adanya variabel lain yang berpengaruh. Kejelasan sasaran anggaran dan komitmen organisasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja penyerapan anggaran secara optimal. Hal inilah yang memberikan motivasi serta dorongan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompetensi Pegawai pada Kinerja Penyerapan Anggaran Satker di Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah Kompetensi Pegawai berpengaruh pada Kinerja Penyerapan Anggaran Satker di Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar.

2) Apakah Kejelasan Sasaran Anggaran memoderasi pengaruh Kompetensi Pegawai pada Kinerja Penyerapan Anggaran Satker di Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar.

3) Apakah Komitmen Organisasi memoderasi pengaruh Kompetensi Pegawai pada Kinerja Penyerapan Anggaran Satker di Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar.

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk menganalisis dan mendapat bukti empiris Pengaruh Kompetensi Pegawai pada Kinerja Penyerapan Anggaran Satker di Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar.

2) Untuk menganalisis dan mendapat bukti empiris Kejelasan Sasaran Anggaran Memoderasi Pengaruh Kompetensi Pegawai pada Kinerja Penyerapan Anggaran Satker di Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar.

3) Untuk menganalisis dan mendapat bukti empiris Komitmen Organisasi Memoderasi Pengaruh Kompetensi Pegawai pada Kinerja Penyerapan Anggaran Satker di Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1) Manfaat Akademis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Kejelasan Sasaran Anggaran dan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompetensi Pegawai pada Kinerja Penyerapan Anggaran Satker di Lingkup Pembayaran KPPN Denpasar, sehingga penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya.

(9)

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan referensi bagi organisasi sektor publik, khususnya pada satkerdi lingkup pembayaran KPPN Denpasar, dalam melakukan analisis untuk meningkatkan capaian kinerja organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Data terpilih yang telah ditabulasi dianalisis untuk pemodelan hubungan antara kadar hara daun dan hara tanah dengan produksi tanaman untuk memperoleh kisaran

Lebih lanjut, untuk mengetahui sejauh mana peranan word of mouth dalam bentuk referensi atau rekomendasi dari orang lain dapat memengaruhi minat seseorang untuk

Sumber data yang digunakan adalah informan yang dipilih yaitu Ibu Sukanti selaku guru seni budaya dan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukoharjo, serta foto proses

Banyak cara dan metode yang digunakan oleh pembuat keputusan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain pengaturan tugas dari beberapa pekerja untuk memproduksi

Daging kerang bulu yang berasal dari peraian Muara Angke mengandung lemak sebesar 2,29%, nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan kadar lemak yang terdapat pada jeroan

Hasil penelitian pemberian ekstrak tempe pada tikus jantan prapubertas memberikan pengaruh berupa peningkatan bobot badan tikus jantan umur 42 dan 56 hari, peningkatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan

Proses pelarutan dan rekonstitusi biomassa tandan kosong kelapa sawit menggunakan cairan ionik berbasis kation fatty imidazolinium dapat menurunkan kristalinitas