• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, bukan untuk bekerja atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati perjalanan (rekreasi) untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan “wisata” yang berarti perjalanan dan bepergian. Maka kata “pariwisata” diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata atau lebih dikenal dengan istilah “tourism”.

Defenisi pariwisata menurut beberapa ahli, yaitu: 1. Hermann V. Schulalard dari Austria (Yoeti, 1983: 105)

Pada tahun 1910 beliau telah memberikan batasan pariwisata yang ditekankan pada aspek-aspek ekonomi. Bahwa kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung behubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.

(2)

Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada pekembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan.

3. Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt (Yoeti, 1983: 106)

Pada tahun 1942 beliau telah memberikan batasan pariwisata yang bersifat teknis dan diterima secara ofisial oleh The Association Internationale des ERestoranperts

Scientifique du Tourisme (AIEST). Bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan daripada

gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanaan dan pendiaman orang-orang asing, serta penyediaan tempat tinggal sementara, selama pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktiviatas yang bersifat sementara.

4. Prof. Salah Wahab dari Mesir (Yoeti, 1983: 106)

Dalam bukunya yang berjudul “An Introduction on Tourism Theory” mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala dari tiga unsur, yaitu: manusia (man), yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata; ruang (space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan: dan waktu

(time), yaitu waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan

wisata.

(3)

Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang diinginkan untuk maksud tersebut.

6. Prof. Kurt Morgenroth (Yoeti, 1983: 107)

Kepariwistaaan dalam arti sempit adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atu keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.

7. Dr. R Gluckmann (Yoeti, 1983: 108)

Kepariwisataan diartikan keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu.

8. Dr. Hubert Gulden (Yoeti, 1983: 108)

Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, di mana manusia-manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaaan.

9. Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960 (Yoeti, 1983: 108)

Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa

(4)

waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain (pariwisata luar negeri).

Berdasarkan keterangan di atas secara umum tampak bahwa pada prinsipnya kepariwisataan dapat mencakup semua macam-macam perjalanan dan berkaitan dengan pertamasyaan atau rekreasi.

2.1.2 Pengertian Industri Pariwisata

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta sector produktivitas lainnya. Dalam literature kepariwisataan, kata industri pariwsiata disebut dengan istilah Tourist Industry. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah Travel Industry.

Bila mendengar kata industri gambaran umum yang dipikirkan kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala kelengkapannya yang mempunyai cerobong asap dan menggunakan mesin dalam proses produksinya. Namun tidak demikian halnya dengan industri pariwisata. Industri pariwisata adalah kumpulan daari bermacam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and

services) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya selama

melakukan perjalanan.

R. S Damarjadi mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/ layanan-layanan atau services yang nantinya baik langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanan (Yoeti, 1996:153)

(5)

Beberapa ahli kepariwisataan memberikan batasan-batasan yang bevariasi tentang industri pariwisata. Walaupun demikian terdapat suatu kesamaan bahwa perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa itu sendiri terdiri berbagai macam perusahaan. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya perbedaan itu tidak hanya dari jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, tempat kedudukan, lokasi letak geografis , fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan bentuk pemasarannya.

Pengertian industri pariwisata apabila dipelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan dalam melakukan perjalanan akan lebih jelas. Hal ini dapat dilihat dari tahap-tahap dimana wisatawan sebagai konsumen memerlukan pelayanan tertentu. Banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata dari berangkat sampai kembali kerumah. Jasa yang dibutuhkan tidak hanya dihasilkan oleh satu perusahaan, melainkan oleh banyak perusahaan yang berbeda fungsi dan proses pelayanannya.

Bila dilihat dari sudut ekonomi mikro, yang di maksud dengan industri pariwisata adalah setiap unit produksi yang menghasilkan produk atau jasa tertentu. Tetapi apabila dilihat dari sudut ekonomi makro, industri pariwisata adalah keseluruhan unit-unit produksi yaitu travel agent, tourist transportation, hotel, catering trade, tour operator, tourist

attraction, tourist object dan souvenir shop baik yang kedudukannya di daerah, dalam

negeri maupun luar negeri yang kaitannya dengan perjalanan wisata.

(6)

Unsur yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek wisata dan atraksi wisata. Kedua unsur ini merupakan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan. Atau dalam arti lain objek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan. Di luar negeri tidak mengenal terminologi objek wisata, dan objek wisata dikenal dengan sebutan tourist attraction (atraksi wisata).

Secara pintas produk wisata memiliki arti yang sama, namun sebenarnya berbeda secara prinsipil. Objek wisata adalah semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang bersumber pada alam, sedangkan atraksi wisata adalah sesuati yang menarik untuk dilihat, dinikmati dan dirasakan oleh wisatawan yang dibuat oleh manusia yang memerlukan persiapan terlebih dahulu. Dalam pengertian secara lengkap, objek wisata dan atraksi wisata merupakan segala sesuatu yang terdapat di Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang merupakan daya tarik agar orang datang ke tempat tersebut.

Daya tarik wisata disebut juga sebagai objek wisata yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke daerah tujuan wisata. Karena kedudukannya yang sangat menentukan, maka daya tarik wisata harus dirancang dan dikelola secara profesional dan sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.

Atraksi wisata diidentifikasikan dalam suatu penelitian, dan telah dikembangkan menjadi atraksi wisata yang berkualitas baik. Beberapa hal yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata adalah:

(7)

1. Benda-benda yang terdapat di alam semesta (Natural Amenities), seperti iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar, flora dan fauna, serta pusat-pusat kesehatan.

2. Hasil ciptaan manusia (Man-made supply), seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan keagamaan.

3. Tata cara hidup masyarakat (the way of life), seperti pembakaran mayat (ngaben) di Bali, upacara pemakaman mayat di Tana Toraja, upacara sekaten di Yogyakarta, dan sebagainya.

Ketiga hal di atas hendaknya sejalan dengan pola tujuan pemasaran pariwisata, yaitu dengan promosi yang dilakukan untuk mencapai sasaran wisatawan yang lebih banyak berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata untuk lebih lama tinggal dan lebih banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang mereka kunjungi.

2.3 Motivasi Berwisata

Motivasi berwisata bila diartikan sama halnya dengan dorongan untuk melakukan perjalanan. Sebelum penulis melanjutkan uraian tersebut, mungkin akan timbul pertanyaan yang seperti ini: hal-hal apa saja yang mendorong manusia untuk melakukan perjalanan? Atau mengapa manusia melakukan perjalanan?

Berikut beberapa motivasi mengapa orang-orang melakukan perjalanan (yoeti, 2006, dalam Pengantar Ilmu Kepariwisataan):

1. Pendidikan dan kebudayaan.

a) Ingin melihat bagaimana rakyat lain bekerja dan bagaimana cara hidupnya. b) Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh negara lain.

(8)

c) Ingin menyaksikan tempa-tempat bersejarah, peninggalan kuno, monumen, kesenian rakyat, industri kerajinan, festival, keindahan alam, dan lain-lain.

d) Untuk berpatisipasi dalam suatu festival kebudayaan kesenian, dan lain sebagainya.

2. Santai, kesenangan, petualangan.

a) Menghindarkan diri dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin.

b) Untuk melihat daerah-daerah baru, masyarakat asing dan untuk mendapatkan pengalaman.

c) Untuk mendapatkan atau menggunakan kesempatan yang ada untuk memperoleh kegembiraan.

d) Untuk mendapatkan suasana romantik dan berkesan terutama bagi pasangan-pasangan yang sedang melakukan bulan madu.

3. Kesehatan, olah raga dan rekreasi.

a) Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan setelah bekerja keras dan menghilangkan ketegangan pikiran.

b) Untuk melatih diri dan ikut dalam pertandingan olah raga tertentu. c) Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu.

d) Melakukan rekreasi dan menghabiskan masa libur. 4. Keluarga, negeri asal dan tempat bermukim.

a) Untuk mengunjungi tempat dimana kita dilahirhan.

b) Untuk mengunjungi tempat dimana kita pernah tinggal pada masa lalu. c) Untuk mengunjungi keluarga dan kawan-kawan.

(9)

5. Bisnis, sosial, politik dan konperensi.

a) Untuk menyaksikan suatu pameran, kamar dagang, atau karya wisata. b) Menghadiri seminar, symposium dan pertemuan ilmiah lainnya.

c) Mengikuti perjanjian kerjasama, pertemuan politik dan undangan negara lain yang berhubungan dengan negara lain.

d) Untuk ikut dalam suatu kegiatan sosial. 6. Persaingan dan hadiah.

a) Untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa yang bersangkutan mampu untuk melakukan perjalanan jauh.

b) Untuk memenuhi keinginan agar dapat bercerita tentang negeri lain pada kesempatan tertentu.

c) Agar tidak dikatakan ketinggalan zaman.

d) Merealisasi hadiah yang diperoleh dalam suatu sayembara tertentu. e) Merealisasi hadiah yang diberi seseorang.

Pengelompokan Motivasi perjalanan wisata menurut Mac Intos, sebagai berikut: 1. Physical motivations, yaitu hal yang banyak berhubungan dengan hasrat

mengembalikan kondisi fisik, beristirahat, santai, olahraga atau pemeliharaan kesehatan.

2. Cultural motivations, yaitu keinginan pribadi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata agar dapat melihat dan menyaksikan tingkat kemajuan kebudayaan suatu bangsa baik di masa lalu atau ataupun di masa sekarang, tata cara hidup, serta adat istiadatnya.

(10)

3. Interpersonal motivations, yaitu motivasi yang didorong oleh keinginan seseorang untuk mengunjungi sanak keluarga, kawan-kawan, dan ingin mencari teman yang sudah lama tidak bertemu.

4. Status dan prestige motivations, yaitu motivasi yang didorong oleh keinginan seseorang untuk memperlihatkan kedudukan atau statusnya dalam masyarakat tertentu demi prestise pribadinya.

2.4 Pengertian Prasarana dan Sarana Kepariwisataan

2.4.1 Prasarana Kepariwisataan

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya.

Prasarana dalam kepariwisataan sama seperti prasarana dalam perekonomian pada umumnya, karena kegiatan kepariwisataan pada hakekatnya tidak lain adalah kegiatan sektor ekonomi juga. Prasarana atau infrastruktur merupakan semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi, fungsi prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.

Prof. Salah Wahab membagi prasarana atas tiga bagian penting. Ketiga prasarana yang dimaksudkan adalah (Yoeti, 1983: 178) :

1. Prasarana umum, yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah:

(11)

a) Sistem penyediaan air bersih a) Pembangkit tenaga listrik

b) Jaringan jalan raya dan jembatan c) Airport, seaport, dan terminal

d) Alat pengangkutan seperti pesawat terbang, bus, dan e) Telekomunikasi

2. Kebutuhan masyarakat banyak, yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak dan termasuk dalam kelompok ini adalah rumah sakit, apotik, bank, pompa bensin, dan administration office (kantor pemerintahan umum, polisi, dll). Tanpa adanya prasarana tersebut maka sulit bagi sarana-sarana kepariwisataan untuk dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan dan

travelers lainnya.

3. Prasarana kepaiwisataan, yaitu prasarana yang berkaitan dengan kepariwisataan, dan dapat dibagi dalam kelompok sebagai berikut:

a) Receipttive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha yang mengurus kedatangan wisatawan, seperti Biro Perjalanan Umum dan Travel Agent.

b) Recidential Plant, yaitu semua fasilitas yang dipersiapkan untuk menampung kedatangan wisatawan, seperti hotel, restoran dan sejenisnya.

c) Recreative and Supportive Plant, yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan untuk kegiatan olahraga seperti lapangan golf, kolam renang, dan lain sebagainya.

(12)

Sarana wisata merupakan suatu kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalan wisata. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupu kualitatif. Sarana wisata secara kuantitatif meunjuk jumlah sarana wisata yang harus disediakan sedangkan secara kuantitatif lebih menunjukkan pada mutu pelayananan yang diberikan dan dicerminkan pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

a) Travel agent dan tour operator.

b) Perusahaan-perusahaan Angkutan Wisata. c) Hotel dan jenis akomodasi lainnya.

d) Bar dan restoran, serta rumah makan lainnya. e) Objek wisata dan atraksi wisata.

Sarana pelengkap kepariwisataan adalah fasilitas-fasilitas yang melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga fungsinya dapat membuat wisatawan lebih lama tinggal di tempat atau daerah wisata yang dikunjunginya. Dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah fasilitas untuk olah raga dan sebagainya.

Sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas yang diperlukan wisatawan, yang tidak hanya berfungsi melayani kebutuhan pokok dan sarana pelengkap, tetapi fungsinya yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat

(13)

yang dikunjungi. Dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah night club, steambath,

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengalaman Vicky Shu tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dimana ada kemauan disertai niat yang kuat dalam memulai suatu hal yang baru, dan kejelian dalam melihat pangsa

Mosher (1987:198) memberi batasan bahwa petani adalah manusia yang bekerja memelihara tanaman dan atau hewan untuk diambil manfaatnya guna menghasilkan

Islam memperhatikan dan mengawasi perputaran kekayaan pada seluruh masyarakat, dan ditentukannya satu bagian dari harta orang-orang kaya untuk diberikan kepada

SBSN ini merupakan surat berharga dalam mata uang rupiah maupun valuta asing berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia, baik dilaksanakan

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan media pembelajaran komik pembuatan busana secara industri bagi siswa kelas XI SMK Negeri 1 Sewon; 2)

Latar belakang penelitian adalah masih disisipkanya latihan servis pada saat latihan main dan rendahnya penguasaan teknik servis atlet putri tingkat

Prestasi kerja penulis dalam kegiatan pemupukan tanah adalah 0.15 ha/HK, sedangkan untuk kegiatan pemupukan daun 0.014 ha/HK Beberapa alat yang digunakan dalam kegiatan

Hasil uji organoleptik terhadap nilai aroma bakso kijing yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.. Tingkat penerimaan