• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari globalisasi informasi. Globalisasi informasi merupakan istilah yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dampak dari globalisasi informasi. Globalisasi informasi merupakan istilah yang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Keberagaman informasi tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu dampak dari globalisasi informasi. Globalisasi informasi merupakan istilah yang berhubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui informasi, ciri globalisasi informasi yaitu ditandai dengan perkembangan internet, internet merupakan media online yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh generasi manusia sebagai sarana yang paling efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan akses informasi.

Efektifitas dan efisiensi tersebut membawa dampak perubahan perilaku pencarian informasi pada generasi manusia di seluruh dunia, dahulu sebelum internet berkembang, generasi manusia menggunakan media elektronik dan media cetak seperti televisi, radio dan surat kabar sebagai media untuk membantu mereka mendapatkan dan mencari kebutuhan informasinya, kini melalui media

online semua orang dengan mudah mendapatkan kebutuhan tersebut tanpa ada

batasan ruang, waktu, usia, suku, agama, budaya maupun batasan-batasan lainnya yang dapat menghambat upaya mendapatkan kebutuhan informasinya.

Melihat fenomena tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa internet membawa dampak yang luar biasa bagi penggunanya, dampak yang signifikan terlihat pada pola perilaku akses informasi pada generasi manusia di seluruh dunia, termasuk generasi manusia di Indonesia, terutama dalam mencari dan

(2)

mendapatkan jenis kebutuhan informasinya, baik informasi hiburan, informasi kesehatan, informasi pendidikan, informasi publik maupun informasi-informasi lainnya. Generasi adalah sekelompok orang yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, karakteristik tersebut yaitu perbedaan tahun kelahiran antara kelompok satu dengan kelompok lainya.

Perbedaan tahun kelahiran merupakan salah satu penyebab antar generasi memiliki perilaku informasi yang berbeda, sebab setiap generasi hidup pada era perkembangan jaman yang berbeda, termasuk perkembangan teknologi informasi. Hakim (2010) mengatakan bahwa setiap masa memiliki budaya, tingkat pemanfaatan teknologi yang berbeda serta gaya hidup yang berbeda. Generasi di Indonesia terutama pada kalangan lingkungan akademisi, seperti dosen, mahasiswa, peneliti maupun para ahli pada bidang tertentu menjadikan teknologi seperti gadget dan internet sebagai sarana yang sangat efektif untuk membantu mereka dalam mengakses kebutuhan informasi ilmiahnya.

Informasi ilmiah pada dasarnya adalah jenis informasi yang sulit untuk diperoleh, sebab untuk mendapatkannya diperlukan suatu proses tertentu agar mendapatkan nilai keilmiahan yang dapat dipertangungjawabkan baik secara moral dan intelaktual, selain itu untuk mendapatkan jenis informasi tersebut diperlukan suatu keahlian dan lierasi penelusuran yang baik, serta pengalaman yang cukup. Faktanya perbedaan generasi berakibat pada perilaku akses informasi ilmiah pada masing-masing generasi, setiap generasi memiliki persamaan maupun perbedaan perilaku pencarian informasi, seperti pola pencarian informasi, prosedur pencarian informasi, pemanfaatan media-media

(3)

akses informasi, baik media online, media elektronik maupun media cetak serta penggunaan sumber informasi seperti sumber formal, sumber informal dan sumber-sumber informasi lainya.

Sumber formal adalah sumber yang berasal dari hasil karya ilmiah sedangkan sumber informal adalah sumber yang berasal dari non karya ilmiah. Persamaan dan perbedaan perilaku akses informasi dijumpai peneliti pada saat melakukan Grand Tour Observation di Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, peneliti menjumpai perilaku akses informasi ilmiah yang berbeda antar generasi satu dan generasi lainnya, terlihat perilaku akses informasi pada generasi muda yang lebih multitasking daripada generasi tua ketika berinteraksi dengan media akses informasinya, seperti media cetak dan media

online. Generasi muda terlihat lebih multitasking dan mempunyai perilaku yang

unik yaitu melakukan beberapa aktivitas dalam waktu bersamaan dalam berinteraksi dengan media online.

Peneliti juga menjumpai perilaku pada generasi muda yang menggabungkan akses informasinya dengan jeda waktu yang berbeda, mereka terlebih dahulu melakukan aktivitas membaca buku kemudian melanjutkan malakukan browsing sambil melakukan pencatatan secara manual, tetapi tidak sedikit dari pemustaka pada generasi muda di Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang mendominasi di ruangan public area, meraka sedang memanfaatkan fasilitas dan sarana yang diberikan oleh Perpustakaan seperti malakukan browsing dengan memanfaatkan konektifitas wifi yang disediakan secara gratis oleh pihak Perpustakaan Pusat UGM, sedangkan

(4)

sebaliknya di ruangan tesis dan disertasi, hampir sebagian justru didominasi oleh generasi tua, mereka lebih banyak menggunakan dan memanfaatkan sumber informasi formal seperti tesis, disertasi serta jurnal elektronik dibandingkan dengan berinteraksi dengan menggunakan media online, uniknya di ruangan sirkulasi generasi muda justru lebih mendominasi peminjaman buku daripada generasi tua, padahal terdapat persepsi bahwa generasi muda lebih menyukai berinteraksi dengan media online dibandingkan dengan berinteraksi dengan media cetak.

Fenomena itu terbukti pada salah satu generasi muda yang dijumpai peneliti ketika melakukan Grand Tour Observation di Perpustakaaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yaitu pada seorang mahasiswa Strata Tiga jurusan Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada Yogyakartayang bernama Flavius.1 Flavius mengaku bahwa ia jarang melakukan akses informasi melalui media online, tetapi menggunakan media cetak sebagai sarana mendapatkan bahan referensi untuk membantunya mendapatkan kebutuhan sumber informasi ilmiah.

Flavius mengaku bahwa baru berinteraksi dengan media online ketika media cetak (buku) tidak dapat memenuhi kebutuhan informasinya, sehingga Flavius mengembangkan informasinya dengan cara menelusurnya melalui media

online, seperti browsing melalui search engine. Hoffman-Goetz et al dalam

Decker (2010) menyebutkan bahwa faktor usia pada generasi tua atau yang sering

1

Flavius yaitu seorang pemustaka yang sedang berkunjung ke Perpustakaan Pusat Universitas Gajdah Mada Yogyakarta pada tanggal 14 januari 2013

(5)

disebut generasi Baby Boomers di Amerika Serikat tidak mempengaruhi motivasi mereka untuk melakukan akses informasi melalui media online, ketika membutuhkan informasi, mereka selalu termotivasi dan terbiasa mencari dan mendapatkan kebutuhan informasinya melalui media online.

Perilaku akses tersebut salah satunya disebabkan karena perkembangan teknologi pada Negara maju jauh lebih cepat dibandingkan dengan Negara-negara berkembang lainnya seperti Indonesia, generasi tua di Negara maju akan lebih cepat mengenal teknologi dibandingkan dengan generasi tua di Negara berkembang, sehingga sebagian generasi tua di Negara maju cenderung memiliki persamaan dengan generasi pertengahan atau generasi X yang ada di Negara berkembang.

Generasi pertengahan di Indonesia adalah generasi yang lahir ketika perkembangan teknologi baru masuk di Indonesia, sedangkan di Negara maju teknologi sudah marak dan ramai digunakan, sebab itu perbedaan perkembangan teknologi berpengaruh pada penggunaan dan pemanfaatan teknologi bagi generasi di Indonesia dalam mengakses kebutuhan informasi ilmiahnya, sedangkan generasi muda di Indonesia lahir ketika teknologi sudah sangat berkembang di Indonesia, sehingga hampir sebagian generasi muda menganggap teknologi merupakan bagian dari aktivitas dan kehidupan sehari-harinya.

Generasi tua di Indonesia adalah generasi yang lahir sebelum teknologi masuk dan berkembang di Indonesia, hal itu merupakan salah satu penyebab sebagian dari generasi tua di Indonesia cenderung tertinggal dalam penggunaan

(6)

dan pemanfaatan teknologi, terutama dalam mengakses kebutuhan informasi ilmiahnya. Hakekatnya manusia di dunia terbagi atas beberapa kategori generasi, setiap ahli informasi mempunyai kategori yang berbeda dalam mengkategorikan generasi manusia, tetapi pada umumya mereka mengkategorikan generasi manusia berdasarkan awal tahun kelahirannya.

Berangkat dari beberapa fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji secara lebih dalam tentang sejauh mana dinamika akses informasi antar generasi yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan informasi ilmiahnya. Peneliti merasa tertarik melakukan kajian pada jenis informasi yang bersifat ilmiah, sebab informasi ilmiah mempunyai nilai intelektual yang tidak sama dengan informasi-informasi lainnya, telah dipaparkan sebalumnya, bahwa informasi-informasi ilmiah adalah informasi yang unik, sebab tidak semua orang dapat menggunakan dan memperoleh sumber informasi tersebut, dikarenakan untuk benar-benar mendapatkan sumber informasi ilmiah yang tepat dan relevant, diperlukan keahlian dan pengalaman sehingga dapat mengakses informasi ilmiah tersebut dengan tepat.

Peneliti ingin melakukan kajian pada generasi tua, generasi pertengahan dan generasi muda, tiga generasi ini merupakan generasi yang saat ini masih aktif sehingga diasumsikan dapat menjawab kajian yang dilakukan oleh peneliti. Ketiga generasi tersebut kemudian dikategorikan pada generasi Baby Boomer, generasi X, generasi Y dan generasi Z. Generasi tua diwakili oleh generasi Baby Boomers, generasi pertengahan yang diwakili oleh generasi X, generasi muda diwakili oleh generasi Y dan generasi Z. Peneliti ingin melakukan kajian pada 4 generasi

(7)

tersebut dengan harapan peneliti mendapatkan hasil temuan penelitian yang dapat mewakili masing-masing generasi pada era dan jaman yang berbeda dalam melakukan akses informasi ilmiahnya.

1.2 Rumusan Masalah

Peneliti terlebih dahulu membatasi kajiannya, agar tidak melebar dari rumusan masalah dan tujuan penelitian. Peneliti memfokuskan penelitiannya pada proses akses informasi ilmiah yang mencangkup aktivitas Information

Seeking Behavior dan aktivitas Information Searching Behavior, dalam bahasa

Indonesia kata seeking dan searching mempunyai persamaan arti kata, yaitu sama-sama berarti mencari, tetapi dalam implemtentasinya dua kata tersebut memiliki perbedaan tindakan.

Information Seeking Behavior yaitu suatu aktivitas yang dilakukan pencari

informasi dalam upaya menemukan sumber informasi tertentu melalui media tertentu untuk memenuhi kebutuhan informasinya, ketika berinteraksi dengan media akses informasi pencari informasi belum secara khusus menggunakan tingkat intelektualnya, aktivitas ini juga disebut dengan menelusur, dimana pencari informasi menggunakan beragam prosedur atau cara yang dianggap dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

Information Searching Behavior bersifat mikro yaitu suatu pencarian yang

merupakan bagian dari aktivitas Information Seeking Behavior, Information

Searching Behavior yaitu aktivitas yang dilakukan pencari informasi dalam upaya

(8)

informasi baik secara elektronik maupun non elektronik, pencari informasi sudah secara sistematis dan terarah menggunakan strategi khusus dalam upaya mendapatkan kebutuhan informasinya, upaya tersebut seperti menggunakan tingkat intelektual atau pengetahuannya dengan tujuan mendapatkan hasil pencarian yang lebih efektif dan efisien, sedangkan generasi yang diteliti hanya pada generasi Baby Boomers, generasi X, generasi Y, dan generasi Z. Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

”Sejauh mana dinamika akses informasi ilmiah yang dilakukan oleh generasi Baby Boomer, generasi X, generasi Y dan generasi Z pada pemustaka di Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan penelelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui dinamika akses informasi ilmiah yang dilakukan oleh generasi

Baby Boomers, generasi X, generasi Y dan generasi Z pada pemustaka di

Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika akses informasi ilmiah pada generasi Baby Boomers, generasi X, generasi Y dan generasi Z pada pemustaka di Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

3. Mengetahui perbedaan maupun persamaan dinamika akses informasi ilmiah yang terjadi diantara generasi Baby Boomers, generasi X, generasi Y dan generasi Z pada pemustaka di Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

(9)

4. Mengembangkan dan memperbaharui teori tentang Information Seeking

Behavior dan Information Searching Behavior pada generasi Baby Boomers,

generasi X, generasi Y dan generasi Z.

5. Memberikan bahan referensi bagi Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada dan Perpustakaan di Indoensia agar dapat bertindak ke arah yang lebih baik, yaitu dengan berorientasi pada perubahan perilaku pemustakanya.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai 3 jenis manfaat penelitian yaitu secara theoretical, secara pracital dan secara organizational, adapun 3 manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Theoretical, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan dan pembaharuan teori yang berkaitan dengan teori perilaku informasi terutama pada teori Information Seeking Behavior dan teori Information

Searching Behavior pada generasi Baby Boomers, generasi X, generasi Y dan

generasi Z dalam melakukan proses akses informasi ilmiah beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Practical, diharapkan mampu mengetahui perbedaan maupun persamaan proses akses informasi ilmiah antar Baby Boomers, generasi X, generasi Y dan generasi Z beserta perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhinya proses akses tersebut.

3. Organizational, diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi bagi Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta maupun seluruh Perpustakaan di Indonesia untuk dapat bertindak yang lebih baik dengan cara

(10)

berorientasi kepada pemustakanya, karena Perpustakaan yang baik adalah Perpustakaan yang berorientasi pada perilaku pemustakanya, sehingga melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan referensi dan pedoman bagi Perpustakaan untuk lebih memahami kebutuhan informasi pemustaka.

1.5 Alur Pemikiran Penelitian

Keberagaman informasi merupakan dampak dari globalisasi informasi, globalisasi menyebabkan perubahan perilaku pencarian informasi pada generasi manusia di seluruh dunia. Globalisasi informasi ditandai dengan perkembangan internet, internet merupakan media online yang sangat efektif dan efisien untuk membantu generasi manusia mendapatkan kebutuhan informasinya, melalui media tersebut kini generasi manusia dapat mengakses kebutuhan informasinya tanpa ada batasan ruang dan waktu, setiap generasi era dan perekembangan tekonologi yang berbeda, setiap generasi memiliki karakteristik yang berbeda, seperti pengetahuannya, pengalamannya serta keahliannya dalam berinteraksi dengan media akses informasinya, seperti media elektronik, media cetak maupun media online.

Perbedaan dan persamaan tersebut salah satunya disebabkan karena setiap generasi mempunyai era dan budaya berbeda, sebab itu dalam mencari dan mendapatkan kebutuhan informasinya, mereka mempunyai pola, prosedur dan strategi yang berbeda. Jenis informasi sangat beragam, dalam kajian ini peneliti ingin secara khusus mengkaji tentang jenis atau sifat informasi yang bernilai ilmiah. Peneliti ingin melakukan kajiannya pada generasi Baby Boomers, generasi X, generasi Y dan generasi Z dengan tujuan untuk mengetahui dinamika akses

(11)

informasi ilmiah pada 4 generasi yang berbeda dalam mencari dan mendapatkan kebutuhan sumber informasi ilmiahnya.

Kajian ini terdiri dari 3 kegiatan, yang pertama adalah pengumpulan literatur yang dirangkai secara sistematis menjadi tinjauan pustaka, yaitu aktivitas yang dilakukan peneliti dengan mengumpulkan beberapa literatur yang berupa hasil penelitian atau karya ilmiah baik dari jurnal ilmiah, tesis maupun disertasi yang berasal dari dalam maupun luar Negeri, berangkat dari literatur tersebut kemudian peneliti menginterpretasikannya menjadi sebuah proposisi penelitian. Proposisi penelitian berisi data-data yang sudah digenalisir secara sistematis dengan tujuan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian di lapangan dan sebagai pedoman dalam menganalis data hasil penelitian.

Kedua adalah pengumpulan data dilapangan yaitu peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada informan dan mengamati keadaan lokasi penelitian. Peneliti melakukan studi kasus pada 4 generasi yang berbeda yaitu

Baby Boomers, generasi X, generasi Y dan generasi Z di lingkungan Perpustakaan

Pusat Universitas Gadjah Mada, ketika melakukan pengumpulan data, peneliti tidak membawa teori ke lapangan, sehingga hasil temuan di lapangan, merupakan fakta sebenarnya, yang nantinya akan dilakukan penjodohan pola ketika menganalisis data.

Kegiatan yang terakhir adalah menganalisis temuan penelitian, setelah seluruh data terkumpul kemudian data diolah dengan menginterpretasikannya ke dalam tulisan secara deskriptif. Peneliti menganalisi aktivitas Information Seeking

(12)

indikator-indikator yang dilakukan oleh generasi Baby Boomers, generasi X, generasi Y dan generasi Z. Peneliti menginterpretasikan temuan datanya secara deduksi, yaitu dari umum menuju ke khusus, peneliti secara umum menginterpretasikan aktivitas-aktivitas Information Seeking Behavior dan Information Searching

Behavior yang dilakukan oleh masing-masing kategori generasi Baby Boomers,

generasi X, generasi Y dan generasi Z.

Peneliti kemudian menginterpretasikan hasil interpretasinya ke dalam data yang lebih spesifik atau khusus dengan mempersempit datanya dengan menggunakan tabel-tabel, dengan tujuan agar dapat secara jelas mengetahui persamaan dan perbedaan aktivitas Information Seeking Behavior dan Information

Searching Behavior yang dilakukan oleh masing-masing kategori generasi.

Analisis yang terakhir adalah melakukan penjodohan pola dengan membandingan hasil temuan penelitian dengan prediksi penelitian, adapun hasil pola pemikiran dan kegiatan penelitian diilustrasikan melalui gambar flowchart sebagai berikut;

(13)

Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data di Lapangan Hasil dan Analisis Penelitian

Gambar 1.1 Alur Pemikiran Peneliti

Kebutuhan Informasi Ilmiah

Seeking Searching

Generasi Y

Generasi Z Generasi BB

Generasi X

Akses Informasi Ilmiah

Aktivitas Inf.Sek.Bev dan Inf.Ser.Bev Generasi BB

Aktivitas Inf.Sek.Bev dan Inf.Ser.Bev Generasi X Aktivitas Inf.Sek.Bev dan

Inf.Ser.Bev Generasi Y

Aktivitas Inf.Sek.Bev dan Inf.Ser.Bev Generasi Z Analisis Hasil Penelitian

Proses Akses Informasi Ilmiah

Temuan Penelitian

Penjodohan Pola Mengakses

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan audit ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi selama periode akuntansi telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat sehingga tidak

 Aplikasi dapat menampilkan laporan transaksi selama periode yang di inginkan oleh user, yang meliputi laporan pembelian, penjualan, hutang, piutang, stok, kartu

Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada proses pembelajaran khususnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang selama ini banyak dianggap sebagai

Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh rekomendasi atas temuan audit operasional dan kebijakan pemberian

Jika dibandingkan dengan hasil ketiga penelitian transesterifikasi minyak biji mahoni diatas, maka hasil penelitian ini relatif lebih baik karena yield metil ester tertinggi