• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of MENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM SETELAH MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI BIMBINGAN TEKNIS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of MENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM SETELAH MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI BIMBINGAN TEKNIS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM SETELAH MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI BIMBINGAN TEKNIS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH

BINAAN

A B D . W A H I D

Pengawas Sekolah Kabupaten Bangkalan

Abstrak: Ketika kegiatan belajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar anak didik, harus guru hilangkan, dan bukan membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Subyek penelitian dalam hal ini adalah guru Bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada Sekolah Dasar dalam Wilayah Binaan Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2014/2015. Karena yang diteliti sejumlah 5 (empat), maka jumlah subyek penelitiannya juga empat orang guru Bahasa Indonesia. Dari keempat subyek penelitian tersebut semuanya adalah guru Bahasa Indonesia dan telah mempunyai masa kerja yang cukup, karena rata-rata guru yang besangkutan telah mempunyai masa kerja diatas 5 tahun. Hasil penelitian per siklus diketahui bahwa dengan menggunakan supervisi akademik dengan pendekatan kemitraan siklus pertama tingkat keberhasilan dalam menyusun RPP mencapai 50%,sedangkan siklus kedua mencapai 70% dan pada siklus ketiga mencapai 100 %.Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada siklus pertama tingkat keberhasilan 50% sedangkan pada siklus kedua 80% dan pada siklus ketiga 90 %. Berdasar hasil penelitian dan pembahasan dapatlah disimpulkan bahwa : Menerapkan pembelajaran PAIKEM melalui bimbingan teknis dapat meningkatkan kemampuan guru kelas Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dalam Wilayah Binaan Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci: Pembelajaran PAIKEM , Bimbingan Teknis

(2)

second cycle reached 70% and in the third cycle reached 100%. In implementing the learning process in the first cycle 50% success rate while in the second cycle 80% and in the third cycle 90%. Based on the results of research and discussion it can be concluded that: Implementing PAIKEM learning through technical guidance can improve the ability of Indonesian language teachers in elementary schools in Bangkalan in academic 2014/2015.

Pendahuluan

Dalam kegiatan belajar menga-jar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu disebab-kan gurulah yang memaknainya de-ngan menciptakan lingkude-ngan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha men-jadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik.

Ketika kegiatan belajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya de-ngan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpang-kal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar anak didik, harus guru hilangkan, dan bukan membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak diten-tukan oleh guru dalam mengelola kelas.

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan

se-cara arif dan bijaksana, bukan sem-barangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan per-buatan. Setiap guru tidak selalu mem-punyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.

Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang meman-dang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah pen-ting meluruskan pandangan yang keli-ru dalam menilai anak didik. Sebaik-nya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbe-daannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.

(3)

mela-Meningkatan Keterampilan Guru Dalam Setelah Menerapkan Pembelajaran Paikem, Abd. Wahidi

kukan analisis tentang karakteristik setiap komponen dan mensinkroni-sasikan sehingga ditemukan konsis-tensi dan keserasian di antaranya un-tuk tercapainya tujuan pembela-jaran. Karena pembelajaran mulai dari pe-rencana, pelaksanaan dan evalu-asi-nya senantiasa merujuk pada tuju-an yang diharapkan untuk dikuasai atau dimiliki oleh anak didik baik instruc-tional effect (sesuai dengan tujuan yang dirancang) maupun nurturrant effect (dampak pengiring) (Moch. Shochib: 1999).

Realisasi pencapaian tujuan ter-sebut, terdapat kegiatan interaksi be-lajar mengajar terutama yang ter-jadi di kelas. Dengan demikian, ke-giatan-nya adalah bagaimana terjadi hubu-ngan antara guru/bahan ajar yang di-desain dan dengan anak didik. In-teraksi ini merupakan proses komu-nikasi penyampaian pesan pembe-lajaran. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Arief S Sadiman yang menyatakan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses inte-raksi yaitu proses penyampaian pesan melalui saluran media/teknik/ metode ke penerima pesan. (Arief S, Sadi-man, dkk, 1996:13).

Sejalan dengan inovasi pembe-lajaran akhir-akhir ini termasuk di Se-kolah Dasar, yaitu: PAIKEM. Interak-si belajar mengajarnya menuntut anak didik untuk aktif, kreatif, inovatif dan senang yang melibatkan secara op-timal mental dan fisik mereka. Ting-kat keaktifan, kreatifitas, dan kesena-ngan mereka dalam belajar merupa-kan rentangan kontinum dari yang paling rendah sampai yang paling

tinggi. Tetapi idealnya pada kontinum yang tertinggi baik pelibatan aspek mental maupun fisik anak didik. Oleh karena itu, interaksi belajar mengajar dengan paradigma PAIKEM menun-tut anak:

(1) Berbuat

(2) Terlibat dalam kegiatan (3) Mengamati secara visual

(4) Mencerap informasi secara verbal

Dengan demikian, interaksi be-lajar mengajar idealnya mampu mem-belajarkan anak didik berdasarkan problem based learning, authentic instruction, inquiry based learning, project based learning, service lear-ning, and cooperative learning. Pola interaksi yang mampu mengemas hal tersebut dapat mengubah paradigma pembelajaran aktif menjadi paradig-ma pembelajaran reflektif.

(4)

Agar hasil ini dapat optimal, guru dituntut untuk mengubah peran dan fungsinya menjadi fasilitator, mediator, mitra belajar anak didik, dan evaluator. Ini berarti, guru harus menciptakan interaksi pembelajaran yang demokratis dan dialogis antara guru dengan anak didik, dan anak didik dengan anak didik (Moh. Shochib: 1999; dan Paul Suparno dkk: 2001).

Dengan interaksi pembelajaran yang mengemas nilai-nilai tersebut dapat membuat pembelajaran lingking (link and math atau life skill) dan delinking (pemutusan lingkungan negatif), diversifikasi kurikulum, pembelajaran kontekstual, kurikulum berbasis kompetensi, dan otonomi pendidikan pada tingkat sekolah taman kanak-kanak dengan mana-jemen berbasis sekolah, dan bertujuan untuk mengupayakan fondasi dan me-ngembangkan anak untuk memiliki kemampuan yang utuh yang disebut: Pendidikan Anak Seutuhnya (PAS).

Pada dasarnya dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan mem-punyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut. Secara langsung maupun tidak lang-sung pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan pertumbu-han dan perkembangan anak melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Tentunya hal ini meru-pakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, anggota masyarakat dan orang tua. Untuk mencapai keberhasi-lan ini perlu dukungan dan partisipasi

aktif yang bersifat terus menerus dari semua pihak.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendi-dikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan ber-takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berke-pribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jas-mani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mem-pertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manu-sia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).

Berhasilnya tujuan pembelaja-ran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar menga-jar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan me-ningkatkan kecerdasan serta keteram-pilan siswa. Untuk mengatasi perma-salahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diha-rapkan guru mampu menyampaikan semua mata pelajaran yang tercantum dalam proses pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

(5)

pene-Meningkatan Keterampilan Guru Dalam Setelah Menerapkan Pembelajaran Paikem, Abd. Wahidi

litian ini penulis mengambil judul

Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran PAIKEM Melalui Bimbingan teknis Pembelajaran di Sekolah Dasar Dalam Wilayah Binaan Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2014/ 2015”.

Model PAIKEM

Model PAIKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada lima prinsip, yaitu: aktif,inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk kurikulum 2004 berbasis kom-petensi yang senantiasa berorientasi pada aktivitas siswa (student centered learning). Model ini dapat dikem-bangkan secara sederhana oleh guru dengan memperhatikan prinsip PAI-KEM.

Model PAIKEM berorientasi pada proses dan tujuan. Orientasi proses dalam model PAIKEM beru-saha untuk meningkatkan motivasi belajar. Kemandirian dan tanggung jawab dibina sejak awal. Kebersama-an dKebersama-an bekerja sama untuk mengasah emosional. Persaingan yang sehat ditumbuhkan dengan saling menghar-gai satu sama lain serta menumbuh-kan sikap kepemimpinan. Orientasi tujuannya adalah agar anak belajar lebih mendalam, anak lebih kritis dan kreatif, suasana belajar menjadi ber-variasi serta meningkatkan kemata-ngan emosional. Tidak kalah penting-nya anak siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses peru-bahan.

Kegiatan PAIKEM

Kegiatan model PAIKEM ha-ruslah bervariatif dan tidak monoton. Ada beberapa yang perlu diketahui, misalnya:

- Mengamati, mengukur dan men-diskripsikan

- Mengajukan pertanyaan dan men-catat

- Berdiskusi, berdebat, dan membuat rangkuman

- Merencanakan dan melakukan per-cobaan

- Melaporkan, mempresentasikan, bermain peran, membuat puisi atau hasil karya lain dan memajangkan

Ciri lulusan PAIKEM

Jika proses model PAIKEM di-laksanakan dengan benar, dengan a-sumsi dasar bahwa belajar merupakan proses individual, belajar merupakan proses sosial, belajar harus menye-nangkan, belajar harus selalu aktif, dan belajar tak pernah terhenti. De-ngan demikian, akan menghasilkan lulusan yang mempunyai ciri-ciri se-bagai berikut:

- Berpikir kritis, kreatif, dan pro-duktif

- Mampu belajar mandiri - Bisa bertanggung jawab

- Bisa bekerja sama dengan orang lain

Metode Penelitian

(6)

yang berikutnya. Setiap siklus meli-puti planning (rencana), action (tinda-kan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pen-dahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tuju-an dtuju-an membuat renctuju-ana tindaktuju-an, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembela-jaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meli-puti tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelaja-ran model pembelajapembelaja-ran terbim-bing.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, meli-hat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang

dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh penga-mat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian dalam hal ini adalah guru dalam menerapkan pem-belajaran PAIKEM melalui Bimbi-ngan teknis pembelajaran di Sekolah Dasar Dalam Wilayah Binaan Kabu-paten Bangkalan Tahun Pelajaran 2014/2015. Jumlah guru yang diamati atau menjadi subyek penelitian adalah sebanyak 5 orang yang terbagi di 5 Sekolah Dasar Dalam Wilayah Bina-an Kabupaten BBina-angkalBina-an Tahun Pela-jaran 2014/2015 yang semuanya ada-lah guru Bahasa Indonesia dan teada-lah mempunyai masa kerja yang cukup, karena rata-rata guru yang besang-kutan telah mempunyai masa kerja diatas 5 tahun.

Obyek Penelitiannya adalah kegiatan guru Bahasa Indonesia da-lam melaksanakan pembelajaran PAI-KEM. Dengan demikian yang menja-di pengamatan peneliti adalah bagai-mana guru menerapkan pebelajaran PAIKEM di Kelasnya.

Untuk melaksanakan pengama-tan tersebut peneliti menggunakan instrumen pengamatan yang disebut Instrumen Pengamatan Kegiatan Gu-ru atau IPKG. IntstGu-rumen tersebut mencakup bagaimana guru melaksa-nakan persiapan pembelajaran, me-laksanakan baik pendahuluan ke-Refl

Tind

Refl

Tind

Refl

Tind

Ren

Ren

Ren

Putara n 1

Putara n 2

(7)

Meningkatan Keterampilan Guru Dalam Setelah Menerapkan Pembelajaran Paikem, Abd. Wahidi

giatan inti maupun kegiatan akhir, dan juga bagaimana guru subyek penelitian mengadaan peniliaan hasil belajar.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan da-lam menerapkan PAIKEM pada Se-kolah Dasar Dalam Wilayah Binaan Kabupaten Bangkalan Tahun Pela-jaran 2014/2015.

Penelitian ini dilaksanakan sela-ma 3 (tiga) bulan yakni pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan seko-lah ini dilakukan melalui beberapa siklus, dan masing-masing siklus dila-kukan melalui beberapa tahapan yak-ni tahap perencanaan, tahap pelaksa-naan, tahap observasi dan tahap ref-leksi. Secara rinci rencana kegiatan tiap tahap dapat diuraikan dibawah ini.

a. Tahap Perencanaan.

Pada tahap perancanaan ini peneliti melakukan pertemuan de-ngan para guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam wilayah binaan. Hal-hal yang disampaikan dalam pertemuan tersebut adalah : 1). Temuan di lapangan tentang pembelajaran yang diamati super-visor/peneliti yakni mayoritas guru dalam kegiatan pembelajaran men-dominasi aktifitas, sehingga siswa-nya pasif menerima pengetahuan dari guru. 2). Penjelasan tentang pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru yakni model pembelajaran PAIKEM. 3).

Ber-diskusi dengan guru tentang kesu-litan-kesulitan yang dialami guru dalam menerapkan bimbingan tek-nis. 4). Memberikan alternatif so-lusi terhadap kesulitan yang di-alami guru dalam penerapan pem-belajaran PAIKEM. 5). Guru menyusun Rencana Pembelajaran dan dikomunikasikan kepada pe-ngawas atau supervisor yang seka-ligus sebagai peneliti. Untuk ini guru diberi waktu kurang lebih satu minggun untuk menyusun ren-cana pembelajaran yang akan dite-rapkan dalam pembelajaran PA-IKEM.

b. Tahap Pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan ini guru yang menjadi subyek penelitian menerapkan rencana pembelajaran yang telah disusun, yang selan-jutnya akan dinilai dan diamati oleh pengawas sebagai peneliti.

Hal yang diamati adalah tentang bagaimana guru menerapkan pem-belajaran yang dirancang sehingga siswa dapat mengikuti pembela-jaran dengan baik sesuai dengan kriteria Aktif, dan menyenangkan. c. Tahap Observasi.

(8)

pembe-lajaran yang disusun guru, sedang-kan IPKG 2 digunasedang-kan untuk me-ngamati atau menilai tentang pe-laksanaan pembelajaran CBSA. d. Tahap Refleksi.

Pada tahap ini peneliti me-rangkum hasil pengamatan tentang pembelajaran pakem, untuk dire-nungkan dan disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan ber-daqsarkan IPKG.

Dalam tahap ini peneliti ber-kumpul lagi dengan subyek penelitian untuk membahas kekurangan yang dilakukan dalam pembelajaran siklus pertama. Dalam menyampaikan keku-rangan tersebut peneliti juga memu-syawarahkan dengan guru tentang jalan keluar atau bagaimana cara memperbaiki kegiatan pembelajaran berikutnya.

Kegiatan demikian dilakukan secara berulang sehingga mencapai beberapa siklus sesuai hasil penca-paian maksimal. Masalah banyaknya siklus tergantung pencapaian ketun-tasan atau ketercapaian kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian, se-hingga jumlah siklus bisa 2 siklus atau 3 siklus.

Instrumen Pengumpulan Data dan Tehnik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan un-tuk pengupulan data dalam penelitian ini adalah Instrumen Penilaian Kiner-ja Guru atau yang isebut IPKG. Dalam penelitian ini igunakan dua instrumen yakni IPKG 1 yang

di-gunakan untuk menilai Rencana Pem-belajaran yang digunakan oleh Guru dan IPKG 2 yang digunakan untuki menilai kgiatan pembelajaran guru.

IPKG 1 berisi tentang aspek pengamatan yang berkenaan dengan rencana pembelajaran mencakup : 1) Kejelasan perumusan tujuan pembe-lajaran. 2) Pemilihan dan pengemba-ngan materi pembelajaran. 3) Pengor-ganisasian Materi pelajaran. 4) Pemi-lihan sumber / media pembelajaran. 5) Kejelasan skenario pembelajaran. 6) Kesesuaian tehnik evaluasi yang direncanakan. 7) Kelengkapan instru-men evaluasi yang direncanakan.

(9)

Meningkatan Keterampilan Guru Dalam Setelah Menerapkan Pembelajaran Paikem, Abd. Wahidi

respon siswa. 15) Menubuhkan kece-riaan dan antusiasme siswa dalam belajar. 16) Memantau/melakukan penilaian dalam proses. 17) Mela-kukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan. 18) Penggunaan gaya yang sesuai dan bahasa baik tulis maupun lisan dengan jelas baik dan benar. 19) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. 20) Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidial/ pengayaan.

Tehnik Pengumpulan Data

Untuk mengupulkan data penu-lis menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Observasi dilaku-kan ketika guru melaksanadilaku-kan pem-belajaran.

Dokumentasi digunakan untuk menilai rencana pembelajaran yang digunakan guru.

Kriteria Keberhasilan Penelitian

Kriteria keberhasilan ditetapkan bahwa : Masing-masing guru maupun secara keseluruhan dinyatakan tuntas atau berhasil jika mencapai nilai se-bagai berikut :

1. Kriteria keberhasilan/ketuntasan dalam menyusun RPP.

a. Guru dinyatakan telah berhasil dalam menyusun rencana pem-belajaran jika nilai rencana pembelajaran minimal 28 arti-nya setiap aspek minimal men-dapat nilai 4 dari tujuh aspek penilaian rencana pembelajaran. b. Penelitian ini dianggap selesai atau berhasil jika 80 % dari

guru-guru yang menjadi subyek penelitian telah mendapat nilai minimal 28.

2. Kriteria keberhasilan/ ketuntasan penelitian dalam pelaksanaan pem-belajaran.

Dalam menetapkan apakah penelitian pelaksanaan pembelaja-ran berhasil atau tidak, maka dite-tapkan kriteria keberhasilan atau kriteria ketuntasan dalam pene-litian tindakan sebagai berikut : a. Penelitian dalam pelaksanaan

pembelajaran dinyatakan tuntas/ berhasil secara individu jika tiap guru mencapai skor mal 80, artinya tiap aspek mini-mal mendapat nilai 4 dari 20 as-pek pengamatan kegiatan pem-belajaran.

b. Penelitian ini dianggap selesai atau berhasil jika 80 % dari guru-guru yang menjadi respon-den dalam penerapan pembela-jaran kontekstual telah menda-pat nilai minimal 80.

Hasil Penelitian Per Siklus Siklus I

Perencanaan

(10)

Selanjutnya dengan bimbingan Pengawas guru penyusunan rencana pembelajaran yang digunakan pada siklus I. Pada perencanaan ini Renca-na pembelajaran yang disusun sesuai dengan ketetentuan pada pembelaja-ran PAIKEM sebagaimana yang dite-liti. Tahap perencanaan ini dilaksa-nakan pada tanggal 25 Maret 2015.

Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan ini dilaksa-nakan pada tanggal 28 sampai dengan 30 Maret 2015. Pada tahap ini Guru melakukan kegiatan pembelajaran de-ngan menerapkan pembelajaran PAI-KEM melalui bimbingan teknis.

Observasi

Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tinda-kan, dengan tujuan untuk mempe-roleh informasi yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang pembelajaran pada siklus I. Fokus observasi adalah bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan guru.

Refleksi

Siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 April 2015. Pembelajaran dilak-sanakan masih banyak perlu menda-patkan penyempurnaan. Seperti pada rencana pembelajarannya masih ada 4 orang guru yang belum tuntas atau sesuai dengan ketentuan yang ditetap-kan dalam pembelajaran PAIKEM. Dalam kegiatan pembelajarannya juga masih terdapat 1 orang guru yang belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan ketentuann yang

di-tetapkan dalam pembelajaran PAI-KEM.

Untuk itu kekurangan yang terdapat pada siklus pertama ini akan dijadikan bahan penyempurnaan pada siklus berikutnya. Kekurangan ini disempurnakan pada tahap perenca-naan siklus kedua. Sesuai dengan pe-rencanaan awal bahwa kekurangan pada suatu siklus akan menjadi bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Pada siklus pertama ternyata masih terdapat 3 orang guru yang belum tuntas dalam menyusun ren-cana pembelajaran dan terdapat 2 gu-ru yang belum tuntas dalam melak-sanakan pembelajaran PAIKEM.

Hasil pengamatan atau obser-vasi pada siklus pertama dapat dire-kap sebagai berikut.

Tabel 4.1

Rekapitulasi hasil pengamatan siklus pertama.

NO RENTANG

NILAI

JML

GURU KET.

1 2

RENCANA PEMBELAJARAN Kurang dari 28 Sama atau lebih dari 28

4 1

Belum berhas

il Berhas

il

1 2

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kurang dari 80 Sama atau lebih dari 80

3 2

Belum berhas

il Berhas

il

(11)

Meningkatan Keterampilan Guru Dalam Setelah Menerapkan Pembelajaran Paikem, Abd. Wahidi

Perencanaan pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 4 April 2015, di sekolah lokasi penelitian. Pe-neliti mempelajari hasil refleksi tin-dakan pada siklus I dan tintin-dakan yang dilaksanakan pada siklus II ini masih tetap sama yaitu dengan penerapan pembelajaran PAIKEM melalui bim-bingan teknis mengadakan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada siklus 2 ini yang membedakan dengan siklus 1 adalah pada pegamat atau observer yaitu me-nambah observer, kecuali peneliti observer juga melibatkan kepala se-kolah untuk mengamati kegiatan pembelajaran PAIKEM.

Kekurangan pada penyusunan rencana pembelajaran seperti penyu-sunan tujuan pembelajaran penyusu-nan alat evaluasi maupun komponen lain disempurnakan pada siklus ke-dua.

Kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran PAIKEM terletak pada kegiatan bahwa guru terlalu mendo-minasi kegiatan sedangkan siswanya relatif pasif, penggunaan media pem-belajaran juga masih sangat kurang optimal, sedangkan penilaian dalam proses belum dilaksanakan oleh guru. Dengan demikian masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksa-naan pembelajaran PAIKEM melalui bimbingan teknis.

Kekurangan tersebut disampai-kan kepada para guru sebagai subyek penelitian untuk direncanakan dan disempurnakan pada kegiatan siklus kedua. Pada tahap perencanaan siklus kedua inilah guru menyusun rencana pembelajaran dan semua fasilitas

yang diperlukan untuk menerapkan pembelajaran PAIKEM pada siklus kedua. Dengan persiapan dan masu-kan yang diberimasu-kan oleh peneliti atau pengawas diharapkan perancanaan dan pelaksanaan pembelajaran PAI-KEM dapat dilakukan lebih sem-purna.

Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan ini dilaksa-nakan pada tanggal 15 sampai dengan 17 April 2015 di lokasi penelitian. Guru melaksanakan kegiatan pembe-lajaran dengan mengacu pada persi-apan yang telah disempurnakan dari siklus pertama. Guru menyampaikan informasi tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Dalam pertemuan ini tampak berbeda dengan siklus 1, siswa mulai banyak yang aktif bertanya maupun mengelurkan pen-dapat yaitu ada 5 orang bahkan yang menjawab pertanyaan lebih banyak lagi. Di samping itu aktifitas guru sudah mulai terkendali artinya guru tidak terlalu mendominasi kegiatan lagi, guru mulai berperan sebagai mo-tivator dan fasilitator meskipun masih sering muncul dominasi sekali-kali. Meskipun demikian masih terdapat beberapa kekuragan jika dibanding-kan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

Observasi

(12)

kedua ini sengja ditambah seorang observer agar pengamatan menjadi lebih cermat dan lebih sempurna dengan demikian hasil penelitian akan lebih akurat.

Tahap ini dilaksanakan bersa-maan dengan tahap pelaksanaan, yak-ni tanggal 15 sampai dengan 17 April 2015. Observasi dilakukan secara ber-samaan dengan pelaksanaan tindakan, dengan tujuan untuk memperoleh in-formasi yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2. Fokus observasi adalah bagaimana proses penerapan tindakan yang dilakukan pengajar dan siswa, aktivitas-aktivitas siswa, yang meliputi frekuensi berta-nya dan menjawab pertaberta-nyaan serta rekaman situasi kelas yang lain se-perti penggunaan media, penilaian da-lam proses seda-lama kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan oleh peneliti dan kepala sekolah yang bertindak sebagai observer.

Tabel 4.2

Rekapitulasi hasil pengamatan siklus kedua.

Kurang dari 28 Sama atau lebih

Kurang dari 80 Sama atau lebih

Tahap refleksi merupakan tahap untuk merenungkan tentang hasil pe-ngamatan atau obsevasi yang dila-kukan baik oleh observer maupun oleh peneliti. Dari hasil observasi ternyata masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan seperti peng-gunaan media pembelajaran artinya penggunaan media pembelajaran ku-rang efektif, penilaian dalam proses belum dilaksanakan oleh guru, serta guru masih kurang maksimal dalam mengaktifkan siswa.

Siklus III Perencanaan

Perencanaan pada siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 22 April 2015, di sekolah lokasi penelitian. Peneliti menyempurnakan hasil tinda-kan pada siklus II dan tindatinda-kan yang dilaksanakan pada siklus III ini masih tetap sama yaitu dengan penerapan pembelajaran PAIKEM mengadakan perbaikan-perbaikan berdasarkan ha-sil refleksi siklus II. Pada siklus ketiga ini sama dengan siklus kedua yaitu pada pegamat atau observer sebanyak dua orang, kecuali peneliti melibatkan kepala sekolah untuk mengamati kegiatan pembelajaran PAIKEM atau menjadi obsrver. Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih teliti dalam mengamati penerapan pembelajaran PAIKEM sesuai dengan pembelajaran yang telah disepakati.

(13)

Meningkatan Keterampilan Guru Dalam Setelah Menerapkan Pembelajaran Paikem, Abd. Wahidi

sangat kurang optimal pada siklus kedua diinginkan untuk dilaksanakan pada siklus ketiga. Dengan demikian pada siklus ketiga ini diharapkan guru telah melaksanakan pembelaja-ran PAIKEM dengan baik.

Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan ini dilaksa-nakan pada tanggal 25 sampai dengan 27 April 2015 di lokasi penelitian. Guru melaksanakan kegiatan pembe-lajaran dengan mengacu pada persia-pan yang telah disempurnakan dari siklus kedua. Guru menyampaikan informasi tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Dalam pertemuan ini tampak berbeda dengan siklus kedua, siswa mulai banyak yang aktif bertanya maupun mengeluarkan pen-dapat bahkan yang menjawab perta-nyaan lebih banyak lagi. Di samping itu aktifitas guru sudah mulai ter-kendali artinya guru tidak terlalu mendominasi kegiatan lagi, guru mulai berperan sebagai motivator dan fasilitator meskipun masih sering muncul dominasi sekali-kali. Meski-pun demikian masih terdapat bebera-pa kekurangan jika dibandingkan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Penilaian dalam proses dilaksanakan oleh guru, penggunaan mediapun telah dilakukan dengan baik.

Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersa-maan dengan tahap pelaksanaan, yak-ni tanggal 25 sampai dengan 27 April 2015. Observasi dilakukan secara ber-samaan dengan pelaksanaan tindakan,

dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga. Fokus observasi adalah bagaimana pr-oses penerapan tindakan yang dilak-ukan pengajar dan siswa, aktivitas-aktivitas siswa, yang meliputi frekuensi bertanya dan menjawab pertanyaan serta rekaman situasi kelas yang lain seperti penggunaan media, penilaian dala proses selama kegiatan belajar mengajar. Observasi dilaku-kan oleh peneliti dan kepala sekolah yang bertindak sebagai observer.

Tabel 4.3

Rekapitulasi hasil pengamatan siklus ketiga.

Kurang dari 28

Sama atau

Kurang dari 80

Sama atau

(14)

guru-pun yang memperoleh nilai dibawah nilai ketuntasan. Sedangkan para pelaksanaan pembelajaran masih terdapat seorang guru yang belum mencapai ketuntasan kekurangan guru tersebut adalah pada pelaksana-an penilaipelaksana-an dalam proses dpelaksana-an peng-gunaan media pembelajaran artinya penggunaan media pembelajaran ku-rang efektif. Meskipun demikian se-cara umum berdasar ketentuan ketun-tasan pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga ini telah tuntas.

Pembahasan

Hasil pengamatan pada rencana pembelajaran pada siklus pertama dan siklus kedua terdapat perubahan yang sangat signifikan. Hasil pengamatan pada siklus pertama masih banyak ditemukan kekurangan sehingga prosentase keberhasilan masih diba-wah kiteria keberhasilan atau kriteria ketuntasan dalam penelitian. Hasil pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga did-apatkan bahwa untuk penilaian ren-cana pembelajaran tidak ada seorang gurupun yang mendapat nilai di bawah 28 dari 7 aspek yang diamati, artinya nilai minimal tiap aspek 4. Perbandingan hasil pengamatan ter-sebut dapat disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil Pengamatan tentang Rencana Pembelajaran

Masing-masing siklus

Jika perbandingan hasil penga-matan tentang rencana pembelajaran masing-masing siklus tersebut ditu-angkan dalam bentuk grafik maka akan menjadi sebagai berikut :

Berdasar perbandingan nilai pa-da tabel tersebut diatas pa-dapatlah di-simpulkan bahwa: Pada siklus perta-ma perta-masih terdapat 4 orang guru yang belum mencapai nilai minimal keber-hasilan dalam menyusun rencana pembelajaran sedangkan pada siklus kedua 2 guru telah tuntas atau ber-hasil dalam menyusun rencana pem-belajaran. Pada siklus ketiga tidak ada seorang gurupun yang hasil/ nilai penyusunan rencana pembelajarannya kurang 28. Semua guru hasil/nilai penyusunan rencana pembelajarannya adalah 28 kelas.

Dengan demikian dapat dikata-kan bahwa supervisi akademik de-ngan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru da-lam menyusun rencana pembelajaran.

0

Siklus I Siklus II Siklus III

RENCANA PEMBELAJARAN

Siklus I

Siklus II

(15)

Meningkatan Keterampilan Guru Dalam Setelah Menerapkan Pembelajaran Paikem, Abd. Wahidi

Perbandingan hasil pengama-tan pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5

Perbandingan Hasil Pengamatan tentang Pelaksanaan Pembelajaran

Masing-masing siklus

N O

RENTANG NILAI

JUMLAH GURU KET .

Jika perbandingan hasil penga-matan tentang rencana pembelajaran masing-masing siklus tersebut ditu-angkan dalam bentuk grafik maka akan menjadi sebagai berikut :

Berdasar rekapitulasi dan pe-bandingan hasil pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran konteks-tual dapatlah disimpulkan bahwa : 1) Pada siklus pertama masih terdapat

3 guru yang mendapatkan hasil kurang dari 80 sedang yang tuntas sebanyak 2 orang guru artinya tingkat keberhasilannya mencapai 60%.

2) Pada siklus kedua terdapat 2 orang guru yang mendapat nilai dibawah

kriteria keberhasilan,artinya ting-kat ketuntasannya mencapai 80%. 3) Pada siklus ketiga didapatkan

kon-disi guru bahwa ada satu orang gu-ru yang mendapatkan hasil diba-wah 80 dalam pengamatan yang dilakukan peneliti. Artinya prosen-tase keberhasilan pada siklus keti-ga mencapai 90 %, denketi-gan demi-kian guru telah mencapai kriteria keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual.

Keberhasilan tersebut dipenga-ruhi oleh beberapa hal diantaranya : 1) Pelaksanaan supervisi dengan

me-libatkan banyak pihak untuk mem-berikn masukan kepada guru yang disupervisi.

2) Supervisi akademik dengan yang ditandai dengan anggapan dan penerapan kolaboratif kepada guru. Karena dengan penekatan kolabo-ratif ini guru tidak merasa disa-lahkan,tetapi diajak berfikir bersa-ma atas perbersa-masalahan yang diha-dapi, atas kondisi yang ada dan akhirnya pengawas sebagai nitra guru memfasilitasi kebutuhan guru dalam meningkatkan kinerjanya. 3) Guru lebih terbuka jika diajak

musyawarah layaknya mitra kerja dalam membahas dan menyempur-nakan kekurangan yang dilakukan dalam pembelajaran di kelas.

Kesimpulan dan Saran

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan dapatlah disimpulkan bahwa : “Menerapkan pembelajaran PAIKEM melalui bimbingan teknis dapat meningkatkan kemampuan guru 0

Siklus I Siklus II Siklus III RENCANA PEMBELAJARAN

(16)

mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dalam Wilayah Binaan Kabupaten Bangkalan Tahun Pelaja-ran 2014/2015.

Adapun saran-saran atas dasar kesimpulan dan pembahasan tersebut diatas dapatlah dikemukakan sebagai berikut : 1) Penerapan pembelajaran PAIKEM melalui bimbingan teknis terhadap guru hendaknya dapat di-laksanakan secara demokratis, sehing-ga lebih memungkinkan adanya keter-bukaan bagi guru untuk mengung-kapkan permasalahan yang dihadapi-nya. 2) Pembelajaran PAIKEM hen-daknya dapat diterapkan untuk semua kelas dan semua mata pelajaran, karena bimbingan teknis dengan pendekatan ini lebih demokratis dan terbuka kepada guru dan kelapa sekolah. 3) Peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM dapat ditingkatkan bukan

hanya melalui bimbingan teknis tetapi juga melalui kegiatan rutin seperti KKG, pelatihan maupun kegiatan lain yang dilakukan kepala sekolah ter-hadap gurunya.

Daftar Pustaka

Depdiknas , 2006, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Ja-karta.Depdiknas.

Dimyati, 2002, Belajar dan Pembela-jaran, Jakarta, Rineka Cipta.

Furchan Arief, 2005, Pengantar Pe-nelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 3.1 jaran 2014/2015 yang semuanya ada-
bersamaan dengan pelaksanaan tinda-kan, dengan tujuan untuk mempe-Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus Tabel 4.2 perbaikan-perbaikan berdasarkan ha-
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas, kebijakan dividen, dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas dan struktur

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran IPA tentang materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya diperoleh bahwa dengan menggunakan model guided

MAS'IO HASANUT,N TENGGERLOR KUNJANG I(AB. USMAN BALONG'ERUK KUNJANG KAB. RAYA PANGERAN DEI,IANG NO. IIASJID AL HIDAYAH, BENDO )ARE KAB... RAYA

Jadi wajib pajak tidak perlu menghitung sendiri, Tetapi cukup membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang

Berdasarkan tabel 2.4 di atas dapat dilihat bahwa kandungan zat gizi dalam tepung ubi kayu layak dijadikan pangan pokok karena memiliki kandungan karbohidrat, kalsium dan

Digitasi yang dilakukan untuk mengetahui lokasi industri bordir di kabupaten Kudus berdasarkan nilai garis bujur dan garis lintang, dilakukan pada 9 kecamatan di

Baik UU Kekuasan Kehakiman, UU Mahkamah Agung, maupun UU Pengadilan Pajak berdasarkan hirarki peraturan perundang-undangan berada dalam strata yang

Tolitoli adalah wilayah yang memiliki banyak potensi wisata dikarenakan pengetahuan masyarakat luas akan tempat wisata di Tolitoli ini masih sangat kurang. Dengan