• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU

LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN

NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh : Titik Endang Lestari

NIM B12 049

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Titik Endang Lestari

NIM B12 049

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU

LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK

KABUPATEN BOYOLALI

Diajukan oleh : Titik Endang Lestari

B12.049

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :

Pembimbing

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU

LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK

KABUPATEN BOYOLALI

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh:

Titik Endang Lestari

NIM B12049

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian akhir program DIII Kebidanan

Pada tanggal :

Penguji I

Kartika Dian L, S.ST. M.Sc NIK 200884032

Penguji II

Arista Apriani, S.ST. M.Kes NIK 201188069

Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu

Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali”. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Arista Apriani, SST. M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.

4. Ririn Yunianti amd.Keb, selaku pengelola Posyandu Lansia Ngemplak Boyolali yang telah bersedia memberi ijin kepada penulis dalam pengambilan data dan penelitian.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

(7)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Titik Endang Lestari B12 049

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK

KABUPATEN BOYOLALI xiii + 44 halaman+ 18 lampiran + 8 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang: Mengacu pada UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta ketrampilan dan kemampuan yang memadai bagi para kader (Maryam dkk, 2010). Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu

bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela (Maryam dkk, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Ngemplak,

Sawahan, Boyolali terdapat 30 kader. Berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur pada 10 kader didapatkan hasil 3 orang kader bisa menjawab pertanyaan tentang posyandu lansia, sedangkan 7 orang kader tidak bisa menjawab tentang pengertian posyandu lansia, tujuan posyandu lansia, sasaran posyandu lansia, kegiatan posyandu lansia, peran serta lansia.

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali pada tingkat baik, cukup dan kurang. Serta faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 kader. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat.

Hasil penelitian: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali menunjukkan 5 siswa (17%) berpengetahuan baik, 18 siswa (60%) berpengetahuan cukup dan 7 siswa (23%) berpengetahuan kurang. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya.

Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya.

(8)

MOTTO

v Jangan pernah malu untuk maju karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini. v Kerjakan pekerjaanmu dengan niat tulus dan penuh keikhlasan, maka akan

kamu terima hasil yang memuaskan. Jika kamu mengerjakan dengan keterpaksaan maka hasilnya pun akan berantakan.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan :

1. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa, kasih

sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.

3. Sahabatku tercinta laseh, yuli, atik terimakasih atas semangat yang kalian berikan.

4. Teman – teman seperjuangan DIII KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA . 5. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN.

(9)

CURICULUM VITAE

Nama : Titik Endang Lestari

Tempat / Tanggal Lahir : Ngawi, 10 September 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Cepak RT 001 RW 004 Sekarjati Karanganyar Ngawi

Riwayat Pendidikan

1. SD N BANGUNREJO 01 Lulus tahun 2006

2. SMP N 01 KARANGANYAR Lulus tahun 2009

3. SMAN 01 WIDODAREN Lulus tahun 2012

(10)

DAFTAR ISI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 23

D. Variabel penelitian ... 24

E. Definisi Operasional ... 24

(11)

G. Teknik Pungumpulan Data ... 29

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 30

I. Etika Penelitian ... 32

J. Jadwal Penelitian ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambara Umum Tempat Penelitian ... 34

B. Hasil Penelitian ... 34

C. Pembahasan ... 39

D. Keterbatasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 25

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ... 26

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ... 35

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ... 36

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan. ... 36

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan informasi. ... 37

Tabel 4.5 Hasil Pengolahan Data. ... 38

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 : Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 5 : Surat Keterangan Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9 : Surat Persetujuan Responden

Lampiran 10 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 11 : Pedoman Penskoran Kuesioner

Lampiran 12 : Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Lampiran 13 : Hasil Uji Validitas Lampiran 14 : Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15 : Tabulasi Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Lampiran 16: Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan telah berhasil menurunkan angka kematian bayi, ibu dan angka kesakitan serta menghasilkan perbaikan gizi masyarakat. Dampak positif yang dihasilkan adalah meningkatnya angka harapan hidup yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan jumlah dan proporsi usia lanjut (Maryam dkk, 2010).

Datastatistik Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 27,23%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,67%, dan yang berusia tua atau lansia (>65 tahun) sebesar 5,10%. Tingginya angka prevalensi lansia menimbulkan Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 47,77% (Depkes RI, 2009).

(16)

Peningkatan jumlah usia lanjut tersebut akan berpengaruh pada beberapa aspek kehidupan baik fisik, mental, psikososial dan ekonomi. Menghadapai kondisi demikian perlu pengkajian masalah-masalah usia lanjut yang lebih mendasar dan sesuai dengan kebutuhan, agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia lajut yaitu mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi dan meningatkan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdayaguna dalam kehidupan, keluarga, dan masyarakat (Maryam dkk, 2010).

Berkenaan dengan hal tersebut diatas serta mengacu pada UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta ketrampilan dan kemampuan yang memadai bagi para kader (Maryam dkk, 2010). Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela (Maryam dkk, 2010).

Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat baik laki-laki maupun wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Meilani dkk, 2009).

(17)

3

bisa menjawab pertanyaan tentang posyandu lansia, sedangkan 7 orang kader tidak bisa menjawab tentang pengertian posyandu lansia, tujuan posyandu lansia, sasaran posyandu lansia, kegiatan posyandu lansia, peran serta lansia.Dari latar belakang di atas maka peneliti ingin meneliti tentang “tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan

Kecamatan Ngemplak KabupatenBoyolali”.

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di

Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan kategori baik.

(18)

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan kategori kurang.

d. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang posyandu lansia. 2. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman langsung dalam melaksanakan penelitian dan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Institusi a. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini menambah bahan bacaan, referensi, masukan bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kesehatan terutama tentang kader dan posyandu lansia.

b. Bagi Desa Ngemplak Sawahan

(19)

5

E. Keaslian Penelitian

1. Efi Wulan Sari ( 2013 ) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Kader

Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) Di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013”. Jenis penelitian adalah Deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Karangjati

Kalijambe dengan teknik pengambilan sampel di lakukan dengan sampling jenuh. Alat pengukuran data menggunakan format kuesioner. Hasil

penelitian yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen dengan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan baik, 22 responden (73,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%) mempunyai pengetahuan kurang. Jadi tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia yang paling banyak pada kategori cukup.

2. Yusran Nasution Fatmah (2012) dengan judul “ Peningkatan Pengetahuan

dan Keterampilan Kader Posbindu dalam Pengukuran Tinggi Badan Prediksi Lansia, Penyuluhan Gizi Seimbang dan Hipertensi Studi di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat”. Disain penelitian menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttestdesign serta pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 41 responden (36 kader

(20)

form checklist. Rerata skor pre dan post-test pengetahuan pengukuran

antropometri lansia berbeda makna dan meningkat sebesar 22 butir. Perbedaan rerata keterampilan kader sebelum dan setelah pelatihan pada antropometri tinggi badan prediksi dan penyuluhan gizi seimbang lansia. Ada perbedaan keterampilan responden dengan tingkat cukup dan baik bila dibandingkan sebelum dan setelah pelatihan.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil dari kata tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Objek dalam pengetahuan adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera peraba, perasa, penglihatan, pendengaran dan penciuman. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap aspek tersebut.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan dibagi enam tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

(22)

Untuk mengukur tingkat kognitif ini digunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Pada tingkatan ini, individu yang bersangkutan harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap materi atau substansi yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari berupa hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya pada kondisi nyata.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut, yang terkait satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis atau formulasi menunjukkan kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

(23)

9

pada kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1) Faktor Internal a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga.

c) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan

(24)

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok :

1) Cara Tradisional

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi :

a) Cara Coba Salah (Trial and Eror)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

(25)

11

pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

d) Melalui Jalan Pikiran

Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyatan yang dikemukakan dan dicari hubunganya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. 2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology).

2. Kader

a. Pengertian

(26)

sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010). b. Syarat Kader

Seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat.

2) Mau dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela. 3) Dapat membaca dan menulis.

4) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan 5) Mempunyai waktu yang cukup.

6) Bertempat tinggal diwilayah posyandu (Maryam dkk, 2010) c. Tugas Kader

Menurut Depkes (2007), tugas kader Posyandu lansia adalah sebagai berikut :

1) Tugas kader secara langsung

Tugas kader secara langsung adalah tugas yang dilakukan pada saat kegiatan posyandu berlangsung, antara lain :

a) Menyiapkan pelaksanaan kegiatan di Posyandu.

b) Menyampaikan pemberitahuan kepada lansia tentang jadwal kegiatan hari buka Posyandu

(27)

13

d) Melaksanakan kegiatan di Posyandu yaitu melakukan pendaftaran peserta, mengukur tensi, mencatat dalam buku register dan memasukkan dalam KMS, menilai hasil penimbangan, melakukan penyuluhan sesuai hasil penimbangan.

2) Tugas kader secara tidak langsung

Tugas kader secara tidak langsung adalah tugas yang dilakukan di luar kegiatan Posyandu lansia, antara lain :

a) Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk bersedia membantu dalam kegiatan posyandu, khususnya di bidang penyuluhan.

b) Mengajak masyarakat untuk meningkatkan gizi keluarga.

c) Melakukan penyuluhan pada acara – acara lain seperti arisan dan pengajian.

d. Pelatihan Kader

Kader harus menguasai teknik ketrampilan dan pengetahuan yaitu :

1) Ketrampilan komunikasi interpesonal

(28)

2) Ketrampilan yang berhubungan dengan kegiatan di posyandu (pencatatan, pelaporan, penimbangan, dll).

Kader perlu memahami pencatatan dan pelaporan yang benar, agar dapat memperoleh data yang mampu membantu kader mengidentifikasi masyarakat yang perlu dikunjungi dan memperoleh perhatian khusus.

3) Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi

Pemahaman kader yang baik mengenai kesehatan dasar dan gizi dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan informasi yang benar. Calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi dan melaksanakan kewajiban sebagai kader posyandu (Ismawati dkk, 2010).

3. Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) a. Pengertian

Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan (Ismawati dkk, 2010).

b. Tujuan Posyandu Lansia

(29)

15

1) Tujuan Umum :

a) Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga.

b) Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

2) Tujuan Khusus :

a) Meningkatkan kesadaran pada lansia b) Membina kesehatan dirinya sendiri c) Meningkatkan mutu kesehatan lansia d) Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia

(Ismawati dkk, 2010). c. Sasaran Posyandu Lansia

Adapun sasaran posyandu lansia adalah : 1) Sasaran Langsung

Sasaran langsung adalah sasaran yang hanya di tujukan kepada kelompok usia lanjut, antara lain : kelompok prausia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).

2) Sasaran tidak Langsung

(30)

lain : keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas (Ismawati dkk, 2010).

d. Penyelenggaraan Posyandu Lansia 1) Pelaksanaan Kegiatan

Anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan dibawah bimbingan Puskesmas.

2) Pengelola

Pengurus yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal atau nonformal (Ismawati dkk, 2010).

e. Kegiatan Posyandu Lansia

Kegiatan Posyandu lansia ini mencangkup upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi :

1) Promotif

Yaitu upaya peningkatan kesehatan, misalnya:penyuluhan perilaku hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani.

2) Preventif

Yaitu upaya pencegahan penyakit, mendeteksi dini adanya penyakit dengan menggunakan KMS lansia.

3) Kuratif

(31)

17

4) Rehabilitatif

Yaitu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri pada lansia (Ismawati dkk, 2010).

f. Peran serta lansia

Para lansia diharapkan dapat bersama-sama mewujudkan kesehatan dengan cara:

1) Berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan 2) Olahraga secara teratur sesuai kemampuan 3) Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala 4) Menjalani pengobatan

5) Meningkatkan upaya kemandirian dan pemenuhan kebutuhan pribadi (Ismawati dkk, 2010).

g. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia

Menurut Ismawati dkk (2010), Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Pelayanan Posyandu Lansia dengan sistem 7 meja. a) Meja 1

Pendaftaran b) Meja 2

Pemeriksaan Kesehatan c) Meja 3

(32)

d) Meja 4 Penyuluhan e) Meja 5

Pengobatan f) Meja 6

Pemeriksaan gigi g) Meja 7

PMT (Pemberian Makanan Tambahan) 2) Posyandu Lansia dengan sistem 5 meja

a) Meja 1 Pendaftaran. b) Meja 2

Pengukuran dan penimbangan berat badan. c) Meja 3

Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan , Indeks Massa Tubuh (IMT), dan mengisi KMS.

d) Meja 4

Penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi, serta pemberian PMT.

e) Meja 5

(33)

19

kunjungan para lansia dianjurkan untuk selalu membawa KMS lansia guna memantau status kesehatannya.

3) Posyandu Lansia dengan sistem 3 meja a) Meja 1

Pendaftaran lansia, pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan.

b) Meja 2

Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja 2 ini.

c) Meja 3

(34)

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 KerangkaTeori

Sumber: Notoatmodjo (2010), Wawan dan Dewi (2010), Maryam dkk, (2010), Ismawati dkk, (2010)

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

1. Pengertian 2. Syarat Kader 3. Tugas Kader 4. Pelatihan Kader

1. Pengertian

2. Tujuan Posyandu Lansia

3. Sasaran Posyandu Lansia

4. Penyelenggaraan Posyandu Lansia 5. Kegiatan Posyandu

Lansia

(35)

21

C. Kerangka Konsep

Keterangan:

=Diteliti

=TidakDiteliti

= Mempengaruhi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Kader

1. Faktor Internal a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur

2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan b. Faktor Sosial Budaya

Baik

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik (Sugiyono, 2012).

Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(37)

23

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2015.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 kader.

2. Sampel

(38)

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan sampling jenuh hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil

kurang dari 30 orang atau peneliti yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling jenuh yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Ngemplak Boyolali dengan jumlah 30 kader.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

E. Definisi Operasional

(39)

25

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Variabel Devinisi Operasional Skala Alat Ukur Kategori Pengetahuan f. Peran serta lansia g. Mekanisme

Ordinal Kuesioner 1. Baik bila nilai responden yang diperoleh(x) ≥

mean + 1 SD 2. Cukup bila nilai

responden yang diperoleh mean – 1 SD≤ x≤ mean +

1 SD

3. Kurang bila nilai yang diperoleh(x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)

F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu memberikan suatu serangkaian pertanyaan yang telah ditulis dan responden tinggal memilih jawaban benar atau salah (Notoatmodjo, 2012).

(40)

tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah.Dimana permasalahan soal tersebut mengenai tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia. Skala Guttman ini umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian pertanyaan dengan kriteria positif (favorable) yaitu bila menjawab benar nilainya 1 jika menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif (unfavorable) bila menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda cetang (√) pada jawaban yang dianggap benar (Hidayat, 2007).

Isi kuesioner terdiri dari pengetahuan kader tentang posyandu lansia. Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas. Untuk mempermudah dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen penelitian ini :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Variabel Indikator No. Pertanyaan Jumlah

(41)

27

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows, dikatakan valid jika nilai rxy hitung > rxy tabel atau dengan nilai p-value < 0,05. r tabel dalam penelitian ini adalah 0,361 (Riwidikdo, 2013).

Menurut Riwidikdo (2012), Untuk melakukan uji validitas minimal dilakukan terhadap 30 orang.

Menurut Riwidikdo 2013, Rumas product moment:

ݎ

௫௬

ඥሼேσ௑ேǤσ௑௒ିσ௑Ǥσ௒ିሺσ௑ሻሼேσ௒ିሺσ௬ሻ

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total. N : Jumlah responden

X : Skor pertanyaan Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

(42)

sehingga untuk pernyataan nomer 1,3,6,7,11,15,38 tidak valid sehingga untuk 7 pernyataan tersebut tidak digunakan karena sudah ada item yang mewakili kisi-kisi kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α)

minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

Untuk menguji realibilitas instrument peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.

Rumus Alpha Chonbach adalah sebagai berikut:

ݎ

ୀቂೖషభೖ ቃ൤ଵିσ഑್మ഑మ೟

Keterangan :

r : Rehabilitas Instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ b2 : Jumlah varians butir

!t2 : Varians total

Dari uji coba reabilitas terhadap 30 responden dan 33 soal yang dilakukan di Desa Kismoyoso Ngemplak Boyolali didapatkan nilai

alpha cronbach, 0,914 hal ini menunjukkan bahwa nilai

(43)

29

G. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada kader yang ada di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara mengisinya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek atau objek oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer di dapatkan dari hasil jawaban kuesioner tentang posyandu lansia yang diisi oleh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

2. Data Sekunder

(44)

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan data yaitu :

a. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Procesing

Data, yakni jawaban–jawaban dari masing–masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau “software” komputer.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

(45)

31

ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan rentang nilai dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Riwididikdo (2013), untuk mendapat tiga jawaban kategori yaitu baik cukup kurang maka menggunakan parameter :

a. Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1

(x) > 27,6

b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 9,86 ≤ x ≤ 27,6

c. Kurang, bila nilai responden (x) < mean - 1 SD (x) < 9,86

Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh dengan rumus :

Rumus : X =σ௫

Keterangan :

X : Rata-rata (mean)

σݔ : Jumlah seluruh jawaban responden

(46)

Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

Rumus :

SD =

σ௫భ

ିሺσೣభሻ ೙

௡ିଵ

Keterangan:

SD : Simpangan baku (standard deviation). X1 : Nilai responden

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2013), skor prosentase digunakan untuk mengkategorikan data interval dalm beberapa kategori.

Rumus :

Skor prosentase = ௦௞௢௥௬௔௡௚ௗ௜௣௘௥௢௟௘௛௥௘௦௣௢௡ௗ௘௡

௧௢௧௔௟௦௞௢௥௠௔௞௦௜௠௨௠௬௔௡௚௦௘௛௔௥௨௦௡௬௔ௗ௜௣௘௥௢௟௘௛ܺͳͲͲΨ

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), dalam melaksanakan penelitian ini peneliti memperhatikan etika, yaitu;

1. Persetujuan (Informed consent)

(47)

33

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Imformed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Merupakan jaminan dalam menggunakan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Sawahan Boyolali dengan luas tanah sekitar 38,5270 km2 dengan jumlah penduduk 81.138 jiwa. Desa Sawahan Boyolali terdiri dari 3 dusun yaitu dusun padokan meletan dan sawahan dengan jumlah RT sebanyak 05 RT. Batas desa Sawahan Boyolali bagian barat berbatasan dengan kecamatan sambi sebelah timur berbatasan dengan kota surakarta sebelah utara dengan kecamatan nogosari dan sebelah selatan dengan colomadu, kabupaten karanganyar Sawahan Boyolali terdapat 2 posyandu lansia. Posyandu lanjut usia adalah posyandu gabungan dari posyandu desa meletan dan desa padokan pelaksanaannya dilakukan di posyandu masing-masing dusun setiap jumat minggu ketiga. Jumlah kader posyandu lansia sebanyak 30 kader.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

(49)

35

a. Umur

Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori yaitu : umur 20-30 tahun, umur 30-35 tahun umur > 35 tahun. Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan umur di posyandu lansia di desa Sawahan Ngemplak Boyolali

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

No Umur (Tahun) Frekuansi Presentasi (%)

1. 20-30 12 40

2. 30-35 13 43

3. >35 5 17

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.1 dari 30 responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 12 responden (40%), responden yang berumur 30-35 tahun sebanyak 13 responden (43%) dan yang berumur >35 tahun sebanyak 5 responden (17%). Sehingga mayoritas responden berumur 30-35 tahun sebanyak 13 responden (43%).

b. Pendidikan

(50)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pendidikan di Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

No Pendidikan Jumlah Prosentase(%)

1. Tidak Sekolah 0 0

Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar responden berpendidikan SMP sebanyak 6 responden (20%), berpendidikan SMA sebanyak 20 responden (67%), dan berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4 responden (13%). Sehingga mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 20 responden (67%). c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan responden dibagi menjadi 7 kategori, yaitu IRT, Swasta, Guru, Pedagang, PNS, TNI/POLRI dan lain-lain. Berikut tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pekerjaan di Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

No Pekerjaan Jumlah Presentase (%)

1. IRT 12 40

(51)

37

Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebanyak 12 responden (40%) sebagai IRT, sebanyak 16 responden (53%) bekerja di swasta dan sebanyak 2 responden (7%) sebagai PNS.

d. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang pernah di dapat

Sumber informasi yang pernah didapat oleh responden dibagi menjadi 5 yaitu Guru, teman, tenaga kesehatan, media massa (majalah, koran, televisi, radio, internet, dll).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan sumber informasi yang pernah di dapat di Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali No Sumber Informasi Jumlah Prosentase (%)

1. Guru 0 0

2. Teman 2 7

3. Tenaga Kesehatan 28 93

4. Majalah, koran, televisi, radio, internet

0 0

5 Lain-lain 0 0

30 100

Sumber : Data Primer, 2015

2. Analisis Data Skor Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

(52)

Tabel 4.5 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar

Deviasi Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pos

Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (posyandu lansia) di Desa Sawahan Ngemplak Boyolali Tahun 2015

18,73 8,87

Sumber :Data Primer, 2015

Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang disajikan data tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase(%)

1. Baik 5 17

2. Cukup 18 60

3. Kurang 7 23

Total 30 100

Sumber :Data Primer, 2015

(53)

39

C. Pembahasan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari,oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).

Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan (Ismawati dkk, 2010).

(54)

sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23%).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Efi Wulan Sari (2013) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) Di Desa Karangjati

Kalijambe Sragen Tahun 2013” . Berdasarkan hasil penelitian sebagian

besar responden berpengetahuan cukup yaitu 22 responden (73%) mempunyai pengetahuan cukup.

Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain faktor interna ( pendidikan, pekerjaan, umur) dan faktor eksterna (lingkungan dan sosial bidaya). Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Berdasarkan penelitian diketahui mayoritas pendidikan responden adalah SMA sebanyak 20 orang (67%).

(55)

41

Menurut Wawan dan Dewi (2010), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Berdasarkan penelitian diketahui mayoritas umur responden 30-35 tahun sebanyak 13 orang (43%). Faktor selanjutnya adalah lingkungan dan sosial budaya, lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang posyandu lansia dan sumber informasi yang diperoleh mayoritas berasal dari tenaga kesehatan sebanyak 28 orang (93%).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpukan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 18 orang (60%). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat yaitu pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan, sosial budaya dan umur.

D. Keterbatasan

(56)

1. Kendala penelitian

Kendala penelitian adalah ketersediaan waktu responden untuk menjawab kuesioner yang sangat sulit dan singkat, karena pada saat melakukan penelitian bersamaan dengan jadwal saat posyandu lansia. 2. Kelemahan/ keterbatasan

a. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih, sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban sesuai keinginan responden.

(57)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Sawahan Boyolali dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Sawahan Boyolali tahun 2015 dalam kategori baik sebanyak 5 responden (17%).

2. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Sawahan Boyolali tahun 2015 dalam kategori cukup sebanyak 18 responden (60%).

3. Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa Sawahan Boyolali tahun 2015 dalam kategori kurang sebanyak 7

responden (23%).

(58)

B. Saran

1. Institusi Pendidikan

Diharapkan agar institusi pendidikan lebih meningkatkan atau menambah referensi di perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa.

2. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan jenis penelitian dengan dua variabel serta menggunakan metode dan instrumen lain sehingga hasil penelitian tentang posyandu lanjut usia lebih baik.

3. Bagi Posyandu Lansia

Sebaiknya posyandu lebih meningkatkan kegiatannya dan mampu menarik minat masyarakat agar datang ke posyandu lansia

4. Bagi Kader Posyandu Lansia

Untuk lebih meningkatkan kehadiran dalam posyandu, menambah informasi dan pengetahuan tentang posyandu lansia sehingga dapat mewujudkan posyandu lanjut usia yang berkualitas dan meningkatkan minat masyarakat untuk datang ke posyandu.

5. Bagi Diri Sendiri

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008.depkes.go.id. diakses pada tanggal 25 Oktober 2014 Pukul 12.42 WIB

Efi. 2013. Tingkat Pengetahuan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di Desa Karangjati Kalijambe Sragen, Surakarta, Prodi DIII

Kebidanan STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah

Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

_________. 2010. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Ismawati, dkk. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika

Maryam, dkk. 2010. Buku Panduan Bagi Kader POSBINDU Lansia. Jakarta: Salemba Medika

Meilani, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Citramaya

Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

__________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(60)

Riwikdikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program R Dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung ALFABETA

_______. 2012. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: ALFABETA

Gambar

Tabel 4.6  Kuantitas Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan ................ 38
Gambar 2.1 KerangkaTeori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tabel 3.1  Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kebugaran Lansia Di Posyandu Lanjut Usia Tegalsari Dan Posyandu Lanjut Usia Lodalang Siswodipuran Boyolali Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan

Judul Skripsi : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN DI POSYANDU LANSIA DESA GAJAHAN KECAMATAN

Hasil analisis hubungan kinerja kader posyandu lansia dengan motivasi lansia mengunjungi posyandu lansia di wilyah kerja UPTD Kesehatan Koto Baru kecamatan singing

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENIMBANGAN POSYANDU (D/S) DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo sejumlah 17 responden (56,67%)

Tentang : Penunjukan Petugas Pengelola Posyandu Lansia Desa Kumitir Kecamatan Jatirejo Tahun 2020.. DAFTAR NAMA KADER POSYANDU LANSIA DESA KUMITIR

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Keaktifan Kader Posyandu lanjut Usia (Lansia) Terhadap Tingkat Kepuasan Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja

SIMPULAN Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilakukan pelatihan pada kader posyandu lansia berupa edukasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui program