• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASI NASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASI NASI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Hasil Pra-Musrenbangnas 2015

BIDANG EKONOMI

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Jakarta, 29 April 2014

(2)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Arah Kebijakan Bidang Ekonomi Pada

RKP 2015

Pembangunan ekonomi pada tahun 2015 diarahkan untuk

memperkokoh

landasan

untuk

pertumbuhan

ekonomi

berkelanjutan dalam lima tahun ke depan, dengan:

(i)

makro ekonomi yang stabil,

(ii)

sektor riil sebagai motor penggerak, dengan fokus pada

industrialisasi di sektor produksi,

(iii) investasi, perdagangan yang berkelanjutan didukung

oleh pembiayaannya, serta

(iv) pertumbuhan inklusif dari semua sektor, yang didukung

oleh partisipasi masyarakat

(3)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Kementerian/Lembaga yang Membahas Isu terkait

Bidang Ekonomi pada Pramusrenbangnas

o

Kementerian Perindustrian

o

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

o

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

(4)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

(5)

NO.

PROVINSI

ISU STRATEGIS

USULAN

DANA

STATUS

1.

Kaltim

Tangki Timbun Kawasan Industri Maloy.

75 M

Diakomodasi

2.

Sulsel

Pengembangan agroindustri dan alsintan.

100 M

Dibahas lebih

lanjut

3.

Aceh

Pengembangan Klaster Industri Berbasis Pertanian,

Oleochemical di kawasan industri.

25 M

Dibahas lebih

lanjut

4.

Sulut

Pembangunan infrastruktur kawasan industri KEK Bitung.

50 M

Dibahas lebih

lanjut

5.

Sulbar

1.

Lanjutan Pembangunan Industri Rotan (Kab. Mamuju)

melalui Pengembangan Klaster dan Industri Hasil Hutan

dan Perkebunan lainnya.

2.

Pembangunan Rumah/Klinik Kemasan (Beserta Mesin

Kemasan) melalui pembinaan Sentra dengan pendekatan

OVOP.

29 M

Dibahas lebih

lanjut

6.

Papua

Barat

Pembangunan Kawasan Industri Petrokimia Teluk Bintuni.

20 M

Dibahas lebih

lanjut

HASIL PRAMUSRENBANGNAS:

USULAN F0 TERKAIT PERINDUSTRIAN

Catatan

:

(6)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Hasil Pramusrenbangnas:

(7)

NO

PROVINSI

ISU STRATEGIS

USULAN

DANA

STATUS

1.

Kep. Riau

Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi melalui Pembangunan

dan Pengembangan Sektor Strategis.

4,5 M

Dibahas lebih

lanjut

2.

DIY

Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi DIY, pengembangan desa

wisata di 6 Lokasi (Kaliurang, Kuwaru-Samas, Baron-Krakal,

Kali Suci, Suroloyo-Kiskendo).

6,3 M

Dibahas lebih

lanjut

3.

Jambi

Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan

Kualitas Lingkungan Hidup (Kawasan Cagar Budaya

Percandian Muarajambi dan Kawasan Geo-Park Nasional

Merangin Jambi).

6 M

Dibahas lebih

lanjut

4.

Lampung

Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif: Pengembangan

wirausaha baru kreatif bidang desain media melalui kegiatan

penguatan kerjasama dan fasilitasi.

1 M

Dibahas lebih

lanjut

5.

Sultra

Pembangunan Pengembangan Daya Tarik Ekonomi Kreatif

Serta Promosi (Teluk Kendari, Buton, Konawe).

30 M

Dibahas lebih

lanjut

6.

Sulsel

Pengembangan Destinasi Kawasan Pariwisata.

8 M

Dibahas lebih

lanjut

7.

NTT

Pengembangan objek wisata bahari (Kab. Sikka).

100 M

Dibahas lebih

lanjut

8.

NTB

Peningkatan keekonomian keanekaragaman hayati, kualitas

lingkungan hidup, ketahanan: Penataan Destinasi Pariwisata

dan Promosi Pariwisata.

16 M

Dibahas lebih

lanjut

HASIL PRAMUSRENBANGNAS:

(8)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Hasil Pramusrenbangnas:

(9)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Hasil Pramusrenbangnas

terkait Penanaman Modal

PROVINSI

TOPIK

KESEPAKATAN

Seluruh

Provinsi

SPIPISE dan

Tracking

System pada

PTSP

BKPM akan memberikan koneksi dan aplikasi SPIPISE dan

tracking System kepada 50 PTSP kabupaten/kota dengan

ketentuan PTSP tersebut telah mendapatkan pelimpahan

kewenangan

Diklat PTSP

BKPM akan menyelenggarakan dan membiayai Diklat PTSP,

dan masing-masing Kab/Kota dapat mengirimkan 4

(empat) orang yang didanai melalui anggaran BKPM

Dana

Dekonsentrasi

Penanaman

Modal

Dialokasikan untuk

Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan

Penanaman Modal

di 33 Provinsi, sebesar

±

Rp 750 Juta

(10)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

(11)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Rekapitulasi Hasil Pramusrenbangnas

terkait Perdagangan

PROVINSI

TOPIK

KESEPAKATAN

Seluruh

Provinsi

Dana

Dekonsentrasi

kesepakatan ruang lingkup dan alokasi indikatif anggaran

untuk Dana Dekonsentrasi tahun 2015 bidang:

Perdagangan Dalam Negeri dan Perdagangan Luar Negeri

Tugas

Perbantuan

(TP) dan Dana

Alokasi Khusus

(DAK) untuk

Sarana

Perdagangan

1. Mekanisme TP untuk Pembangunan Sarana Distribusi

Perdagangan mengacu Pada Permendag 48 Tahun

2013:

Daerah akan menyampaikan proposal kepada Kemendag,

dan Kemendag akan melakukan seleksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, dengan mengutamakan usulan

yang di bahas pada forum Pra-Musrenbangnas.

2. Mekanisme DAK Sarana Perdagangan:

Alokasi anggaran DAK mengikuti kriteria umum dan teknis;

dan besarannya belum dapat di bahas pada

(12)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Rekapitulasi Hasil Pramusrenbangnas

terkait Perdagangan

PROVINSI

TOPIK

KESEPAKATAN

Kalimantan

Utara

Dana

Dekonsentrasi

Dana Dekonsentrasi untuk Kalimantan Utara pada

tahun 2015 belum muncul dalam Renja

Kementerian Perdagangan, sehingga Kemendag

akan merevisi Renja-nya untuk menampung hal

tersebut;

Dana Alokasi

Khusus

Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara

akan menyampaikan data teknis kepada

(13)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Ruang Lingkup Kegiatan

Dana Dekonsentrasi Bidang Perdagangan

Kegiatan pasar murah

Partisipasi pada pameran produk dalam negeri

Layanan manajemen pengembangan perdagangan dalam negeri daerah

Data dan informasi Perdagangan Dalam Negeri

Produk unggulan daerah yang difasilitasi pemasarannya

UKM potensial waralaba daerah yang dikembangkan

Kegiatan pemberdayaan perlindungan konsumen

Kegiatan pengawasan kemetrologian

Barang beredar dan jasa yang diawasi

Kegiatan pelaksanaan pasar lelang di daerah

Kegiatan sosialisasi dan publikasi pasar lelang dan SRG

Laporan pemantauan dan evaluasi kebijakan perdagangan luar negeri daerah

Laporan koordinasi peningkatan perdagangan luar negeri daerah

Peserta pelatihan fasilitasi perdagangan luar negeri

Layanan penerbitan API Online

Layanan penerbitan SKA

UKM daerah yang mendapat fasilitasi promosi ekspor

UKM daerah yang mendapat fasilitasi diklat ekspor

Buku Identifikasi Produk Ekspor

Sosialisasi AEC di Daerah

A.

Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah

D

(14)

No Provinsi Alokasi Dekonsentrasi PDN Alokasi Dekonsentrasi Daglu Total

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,726,950,000.00 1,519,984,000.00 3,246,934,000.00

2 Sumatera Utara 1,675,968,000.00 1,376,762,000.00 3,052,730,000.00

3 Sumatera Barat 2,630,244,000.00 1,325,344,000.00 3,955,588,000.00

4 Riau 1,714,914,000.00 1,205,605,000.00 2,920,519,000.00

5 Jambi 2,034,600,000.00 1,223,347,000.00 3,257,947,000.00

6 Sumatera Selatan 1,591,000,000.00 1,254,603,000.00 2,845,603,000.00 7 Bengkulu 1,849,000,000.00 1,258,847,000.00 3,107,847,000.00

8 Lampung 2,078,800,000.00 1,281,088,000.00 3,359,888,000.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 1,588,000,000.00 1,310,226,000.00 2,898,226,000.00

10 Kepulauan Riau 1,460,000,000.00 1,509,111,000.00 2,969,111,000.00

11 DKI Jakarta 1,053,000,000.00 1,225,972,000.00 2,278,972,000.00

12 Jawa Barat 2,608,310,000.00 1,471,072,000.00 4,079,382,000.00

13 Jawa Tengah 2,875,400,000.00 1,641,559,000.00 4,516,959,000.00

14 DI Yogyakarta 2,503,246,000.00 1,480,244,000.00 3,983,490,000.00

15 Jawa Timur 3,212,930,000.00 1,670,899,000.00 4,883,829,000.00

16 Banten 1,390,000,000.00 1,306,644,000.00 2,696,644,000.00

17 Bali 2,688,905,000.00 1,498,108,000.00 4,187,013,000.00

18 Nusa Tenggara Barat 2,333,127,000.00 1,445,023,000.00 3,778,150,000.00

19 Nusa Tenggara Timur 1,690,000,000.00 1,335,541,000.00 3,025,541,000.00

20 Kalimantan Barat 1,668,482,000.00 1,478,179,000.00 3,146,661,000.00

21 Kalimantan Tengah 1,725,000,000.00 1,453,603,000.00 3,178,603,000.00

22 Kalimantan Selatan 1,637,000,000.00 1,403,603,000.00 3,040,603,000.00

23 Kalimantan Timur 1,649,000,000.00 1,453,765,000.00 3,102,765,000.00

24 Kalimantan Utara - -

-25 Sulawesi Utara 2,463,460,000.00 1,368,819,000.00 3,832,279,000.00

26 Sulawesi Tengah 1,694,400,000.00 1,453,485,000.00 3,147,885,000.00

27 Sulawesi Selatan 2,423,000,000.00 1,467,008,000.00 3,890,008,000.00

28 Sulawesi Tenggara 2,082,264,000.00 1,261,384,000.00 3,343,648,000.00

29 Gorontalo 1,939,050,000.00 1,431,055,000.00 3,370,105,000.00

30 Sulawesi Barat 1,613,995,000.00 1,374,784,000.00 2,988,779,000.00

31 Maluku 1,784,000,000.00 1,814,746,000.00 3,598,746,000.00

32 Maluku Utara 1,609,000,000.00 1,604,222,000.00 3,213,222,000.00

33 Papua Barat 2,031,000,000.00 1,580,685,000.00 3,611,685,000.00

34 Papua 1,976,000,000.00 1,708,877,000.00 3,684,877,000.00

Total 65,000,000,000.00 47,194,194,000.00 112,194,239,000.00

(15)

Hasil Pramusrenbangnas:

Usulan Isu Strategis Daerah (F0) terkait Perdagangan

Provinsi

Isu Strategis

Kegiatan

Status

DIY

Pembangunan

Sarana

Distribusi

Perdagangan

Rehab Pasar Semin yang

terbakar (Gunungkidul);

dan

Finalisasi Pasar Sentolo

(Kulonprogo)

Diakomodir

dan menjadi lokasi

prioritas melalui mekanisme Tugas

Perbantuan dan mengacu pada

Permendag 48 Tahun 2013

NTB

Pengembanga

n Produk

Unggulan

Daerah

Fasilitasi Pemasaran Produk

Unggulan Daerah

Diakomodir

diarahkan melalui

mekanisme dana Dekonsentrasi

Jambi

Pembangunan

Sarana

Distribusi

Perdagangan

Pembangunan pasar di

Kabupaten Bungo

Pembangunan pasar di

Kabupaten Tanjung Jabung

Barat

Diakomodir

, namun setelah

dicermati usulan untuk pasar

bernilai kecil (Rp 15 miliar untuk

11 Pasar) maka akan diarahkan

melalui mekanisme DAK

Bali

Pembangunan

Sarana

Distribusi

Perdagangan

Pembangunan Pasar

melalui DAK

Pusat Distribusi

Tidak diakomodir

karena

penentuan alokasi DAK mengikuti

mekanisme yang berlaku.

(16)

Hasil Pramusrenbangnas:

Usulan Isu Strategis Daerah (F0) terkait Perdagangan

Propinsi

Isu Strategis

Kegiatan

Status

Jawa

Tengah

Lanjutan

Pembangunan Trade

Centre

Revitalisasi Pasar

Gede Solo

Belum disepakati

karena belum ada

kejelasan ruang lingkup kegiatan

Sulawesi

Belum disepakati

karena ruang

lingkup kegiatan yang belum jelas.

Selain itu, Sulawesi Tenggara belum

menjadi lokasi prioritas

Pusat

Distribusi Regional

dalam Sislognas

Sulawesi

Utara

Pembangunan Bitung

Logistics Community

College

Pembangunan

Akademi Komunitas

Logistik sesuai

Rencana Aksi Cetak

Biru Sislognas

Belum Disepakati

karena bukan

merupakan tugas dan kewenangan

dari Kementerian Perdagangan

Informasi yang diperoleh dari Tim

Sislognas: pembangunan

Logistics

Community College

telah

(17)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

(18)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

(19)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Usulan Kegiatan Yang Diajukan dalam F1/F2

untuk Dana TP dan DAK

Usulan Kegiatan Provinsi

(Lokasi) Kesepakatan

Pembangunan Pasar Percontohan

BANGKA BELITUNG (Kab Bangka Selatan) KEPULAUAN RIAU (Revitalisasi Pasar Baru tahap I, Kota Tanjung Pinang; dan Revitalisasi Pasar Tanjung Batu, Kec Kundur, Kab Karimun), DIY (Rehab Pasar Semin Kab Gunungkidul, Finalisasi Pasar Sentolo Kab Kulonprogo), KALBAR

(Revitalisasi pasar tradisional lawang kuari di Kab Sekadau, Revitalisasi Pasar tradisional Teluk Kramat Kab Sambas, dan Revitalisasi Pasar Sentral pemangkat Kab Sambas),

GORONTALO(Kab Pohuwato, Kab Boalemo, Psr Percontohan di Kota Gorontalo, Kab Gorontalo Utara), NTT (Kab Flores Timur), NTB(Pasar Labuhan di Kab Sumbawa, Kec Labuhan Badas/sudah diusulkan dalam Raker Kemendag 2014),

PAPUA BARAT (Pasar tipe A/B Sanduay di Kab Wondama)

Diusulkan melalui mekanisme Tugas Perbantuan dan mengacu pada Permendag 48 Tahun 2013

Pembangunan Sarana

Kemetrologian

(DAK)

NAD(Unit Laboratorium Metrologi Legal Berjalan untuk UPTD Provinsi), SUMUT (Unit Laboratorium Metrologi Legal Berjalan untuk UPTD Provinsi), SUMBAR(UPTD Metrologi Legal di Kab Solok dan Kab Sijunjung), BENGKULU (Sarana dan Prasarana Tera Tangki Ukur Mobil/TUM dalam Juknis DAK Kemetrologian), LAMPUNG (UPTD Metrologi Legal di Provinsi), BANTEN (Kota Pandeglang), KALSEL (UPTD Metrologi Legal di Provinsi), SULTENG (Unit Laboratorium Metrologi Legal Berjalan untuk UPTD Provinsi), SULBAR

(Peralatan Metrologi Legal di UPTD Provinsi), MALUKU UTARA(Unit Laboratorium Metrologi Legal Berjalan untuk UPTD Provinsi), PAPUA (UPTD Metrologi Legal di Kab Nabire)

Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota harus memasukkan data teknis terkait dengan ruang

(20)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Usulan Kegiatan Yang Diajukan dalam F1/F2

untuk Dana TP dan DAK

Usulan Kegiatan Provinsi

(Lokasi) Kesepakatan

Pembangunan Pasar Tradisional

(DAK)

NAD (Kab Pidie), SUMUT(Kab Binjai, Deli Serdang, Labuhan Batu Utara, Batu Bara, Simalungun), SUMSEL(Penukal Abab Lematang Ilir d/h induk muara enim, Kab Musi Rawas Utara d/h Musi Rawas),SUMBAR(Kab Pasaman, Kota Sawahlunto, Kota Payakumbuh, dan Kab Kepulauan

Mentawai), JAMBI(Kab Bungo, Tanjung Jabung Barat), BENGKULU(Kab Bengkulu Utara dan Kab Kaur), BABEL(Kab Bangka Barat), KEPRI(Pasar Dabo Kab Lingga, Kec Dabo Singkep, Pasar Belakang Padang, Kota Batam, Pasar Tarempa Kab Anambas, Pasar Kab Natuna), BANTEN(Kota Serang, Kota Cilegon), BALI(Kab Bangli, Kab Klungkung, Kab Karangasem, Kab Gianyar, Kab Jembrana, Kab Buleleng, Kab Tabanan), KALSEL(Kab Tanah Bumbu dan Kab Tabalong), KALTIM (Kab bontang dan Kutai Timur),

KALTARA(Kota Tarakan), KALBAR(Kota Singkawang, Kab Kayung Utara),

KALTENG(Kab Sukamara, Kab Lamandau dan Kab Kotawaringin Timur),

SULSEL(Kab Jeneponto, Kab Pangkajene Kepulauan dan Kab Luwu Utara),

SULUT(Kab Minahasa, Kota Bitung dan Kab Bolaang Mongondow Selatan),

SULTENG(Kab Banggai Laut dan Kab Morowali Utara), SULBAR(Kab Majene, Mamuju Tengah dan Mamasa), GORONTALO(Kab Gorontalo dan Melanjutkan 5 Kab/Kota di 2014), NTB(Kab Sumbawa Barat, Kab Dompu),

MALUKU(Kab Kep. Aru, Kab Buru, Kab Seram Bagian Timur, Kab Maluku Barat Daya), PAPUA (Kab Jayapura, Kab Jayawijaya, Kab Merauke, Kab Nabire, Kab Sarmi, Kab Keerom, Kab Tolikara, Kab Supiori, Kab Dogiyai, Kab Nduga, Kab Yalimo, Kab Lanny Jaya, Kab Puncak, Kab Deiyai, Kab

Memberamo Raya dan Kab Boven Digoel), PAPUA BARAT (Kab Kaimana, Kab Sorong Selatan, dan Kab Manokwari, serta Kab Manokwari Selatan)

Pemerintah

Kabupaten dan Kota harus memasukkan data teknis terkait dengan ruang lingkup DAK Sarana Perdagangan kepada Kementerian

(21)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Usulan Kegiatan Yang Diajukan dalam F1/F2

untuk Dana TP dan DAK

Usulan Kegiatan Provinsi

(Lokasi) Kesepakatan

Pembangunan Gudang Dalam Kerangka SRG

(DAK)

NTB(Kab Lombok Tengah untuk Beras dan Jagung),

MALUKU(Kab Buru, Kab Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Kab Seram Bagiuan Timur), PAPUA Kab Nduga, Kab Yalimo, Kab Lanny Jaya), PAPUA BARAT

(Kota Sorong)

Provinsi, Kabupaten dan Kota harus memasukkan data teknis terkait dengan ruang lingkup DAK Sarana Perdagangan kepada Kementerian Perdagangan sebagai dasar

perhitungan alokasi DAK Tahun 2015

Pembangunan Sarana Distribusi Regional (PDR) dan Provinsi

BALI , SULTRA (Kab Bau-Bau), NTT (Kab Flores Timur)

Akan di bahas lebih lanjut

Sosialisasi AEC dalam Ruang Lingkup dana Dekonsentrasi

LAMPUNG Sudah masuk dalam ruang lingkup dana Dekonsentrasi Kemendag Tahun 2015

Verifikasi SKA Ekspor di daerah dalam Ruang Lingkup dana

Dekonsentrasi

DKI JAKARTA, DIY Akan menjadi masukan bagi Dirjen Daglu Kemendag

Teknis input data dan informasi perdagangan dalam negeri dalam ruang lingkup dana Dekonsentrasi

JAWA TIMUR JATIM mengusulkan Kabupaten/Kota

(22)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Usulan Kegiatan Yang Diajukan dalam F1/F2

untuk Dana TP dan DAK

Usulan Kegiatan Provinsi

(Lokasi) Kesepakatan

Bantuan peralatan pengukuran standardisasi mutu barang ekspor terkait AEC

JAWA TIMUR Akan di bahas di Kemendag

Pengawasan Barang Beredar dan Jasa dalam dana

Dekonsentrasi

KALTIM Sudah masuk dalam ruang lingkup dana Dekonsentrasi Kemendag Tahun 2015

Sosialisasi Pasar Lelang dan SRG, Publikasi Pasar Lelang dan SRG dalam dana Dekonsentrasi

KALBAR Sudah masuk dalam ruang lingkup dana Dekonsentrasi Kemendag Tahun 2015

Logistics Community College SULUT (Kota Bitung) Akan diusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena bukan merupakan TUPOKSI Kemendag

Pembangunan Pos Ukur Ulang Kemetrologian

SULBAR (Kab Majene) Pos ukur ulang metrologi dibangun oleh dana APBN sebagai reward Pasar Tertib Ukur, daerah agar mengajukan langsung kepada Direktorat Metrologi terkait usulan ini

Fasilitasi Pemasaran Produk Unggulan Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berbantuan komputer dengan model e-learning berbasis website MOODLE sebagai upaya meningkatkan prestasi

(Nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung jawab, Peduli

Then in order to enhance the solution of the Lagrangean heuristic, another procedure is developed to attain capacity feasibility in case of hierarchical relaxation before the

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh kasmarani (2012) yang menyatakan bahwa seseorang yang stres akan mengakibatkan gangguan pada psikologisnya akibat dari

Pemilik usaha, karyawan dan konsumen Baby Farra Rental tidak mengetahui tentang apa itu Akad Ijarah, namun dalam pelaksanaan sewa menyewa telah sesuai dengan

Namun dimasa datang, dengan bertambahnya wanita yang meniti karir diluar luar rumah, perubahan pola hidup akibat pengaruh globalisasi, diduga wanita Indonesia akan

Hasil penelitian juga sesuai dengan pernyataan Mowen dan Minor (2002 : 90) kepuasan konsumen sebagai sikap yang ditunjukan konsumen atas produk dan layanan setelah mereka

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII MTsN Aryojeding.. Tulungagung: Skripsi