KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Hasil Pra-Musrenbangnas 2015
BIDANG EKONOMI
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Jakarta, 29 April 2014
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Arah Kebijakan Bidang Ekonomi Pada
RKP 2015
Pembangunan ekonomi pada tahun 2015 diarahkan untuk
memperkokoh
landasan
untuk
pertumbuhan
ekonomi
berkelanjutan dalam lima tahun ke depan, dengan:
(i)
makro ekonomi yang stabil,
(ii)
sektor riil sebagai motor penggerak, dengan fokus pada
industrialisasi di sektor produksi,
(iii) investasi, perdagangan yang berkelanjutan didukung
oleh pembiayaannya, serta
(iv) pertumbuhan inklusif dari semua sektor, yang didukung
oleh partisipasi masyarakat
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Kementerian/Lembaga yang Membahas Isu terkait
Bidang Ekonomi pada Pramusrenbangnas
o
Kementerian Perindustrian
o
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
o
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
NO.
PROVINSI
ISU STRATEGIS
USULAN
DANA
STATUS
1.
Kaltim
Tangki Timbun Kawasan Industri Maloy.
75 M
Diakomodasi
2.
Sulsel
Pengembangan agroindustri dan alsintan.
100 M
Dibahas lebih
lanjut
3.
Aceh
Pengembangan Klaster Industri Berbasis Pertanian,
Oleochemical di kawasan industri.
25 M
Dibahas lebih
lanjut
4.
Sulut
Pembangunan infrastruktur kawasan industri KEK Bitung.
50 M
Dibahas lebih
lanjut
5.
Sulbar
1.
Lanjutan Pembangunan Industri Rotan (Kab. Mamuju)
melalui Pengembangan Klaster dan Industri Hasil Hutan
dan Perkebunan lainnya.
2.
Pembangunan Rumah/Klinik Kemasan (Beserta Mesin
Kemasan) melalui pembinaan Sentra dengan pendekatan
OVOP.
29 M
Dibahas lebih
lanjut
6.
Papua
Barat
Pembangunan Kawasan Industri Petrokimia Teluk Bintuni.
20 M
Dibahas lebih
lanjut
HASIL PRAMUSRENBANGNAS:
USULAN F0 TERKAIT PERINDUSTRIAN
Catatan
:
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Hasil Pramusrenbangnas:
NO
PROVINSI
ISU STRATEGIS
USULAN
DANA
STATUS
1.
Kep. Riau
Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi melalui Pembangunan
dan Pengembangan Sektor Strategis.
4,5 M
Dibahas lebih
lanjut
2.
DIY
Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi DIY, pengembangan desa
wisata di 6 Lokasi (Kaliurang, Kuwaru-Samas, Baron-Krakal,
Kali Suci, Suroloyo-Kiskendo).
6,3 M
Dibahas lebih
lanjut
3.
Jambi
Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan
Kualitas Lingkungan Hidup (Kawasan Cagar Budaya
Percandian Muarajambi dan Kawasan Geo-Park Nasional
Merangin Jambi).
6 M
Dibahas lebih
lanjut
4.
Lampung
Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif: Pengembangan
wirausaha baru kreatif bidang desain media melalui kegiatan
penguatan kerjasama dan fasilitasi.
1 M
Dibahas lebih
lanjut
5.
Sultra
Pembangunan Pengembangan Daya Tarik Ekonomi Kreatif
Serta Promosi (Teluk Kendari, Buton, Konawe).
30 M
Dibahas lebih
lanjut
6.
Sulsel
Pengembangan Destinasi Kawasan Pariwisata.
8 M
Dibahas lebih
lanjut
7.
NTT
Pengembangan objek wisata bahari (Kab. Sikka).
100 M
Dibahas lebih
lanjut
8.
NTB
Peningkatan keekonomian keanekaragaman hayati, kualitas
lingkungan hidup, ketahanan: Penataan Destinasi Pariwisata
dan Promosi Pariwisata.
16 M
Dibahas lebih
lanjut
HASIL PRAMUSRENBANGNAS:
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Hasil Pramusrenbangnas:
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Hasil Pramusrenbangnas
terkait Penanaman Modal
PROVINSI
TOPIK
KESEPAKATAN
Seluruh
Provinsi
SPIPISE dan
Tracking
System pada
PTSP
BKPM akan memberikan koneksi dan aplikasi SPIPISE dan
tracking System kepada 50 PTSP kabupaten/kota dengan
ketentuan PTSP tersebut telah mendapatkan pelimpahan
kewenangan
Diklat PTSP
BKPM akan menyelenggarakan dan membiayai Diklat PTSP,
dan masing-masing Kab/Kota dapat mengirimkan 4
(empat) orang yang didanai melalui anggaran BKPM
Dana
Dekonsentrasi
Penanaman
Modal
Dialokasikan untuk
Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal
di 33 Provinsi, sebesar
±
Rp 750 Juta
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Rekapitulasi Hasil Pramusrenbangnas
terkait Perdagangan
PROVINSI
TOPIK
KESEPAKATAN
Seluruh
Provinsi
Dana
Dekonsentrasi
kesepakatan ruang lingkup dan alokasi indikatif anggaran
untuk Dana Dekonsentrasi tahun 2015 bidang:
Perdagangan Dalam Negeri dan Perdagangan Luar Negeri
Tugas
Perbantuan
(TP) dan Dana
Alokasi Khusus
(DAK) untuk
Sarana
Perdagangan
1. Mekanisme TP untuk Pembangunan Sarana Distribusi
Perdagangan mengacu Pada Permendag 48 Tahun
2013:
Daerah akan menyampaikan proposal kepada Kemendag,
dan Kemendag akan melakukan seleksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, dengan mengutamakan usulan
yang di bahas pada forum Pra-Musrenbangnas.
2. Mekanisme DAK Sarana Perdagangan:
Alokasi anggaran DAK mengikuti kriteria umum dan teknis;
dan besarannya belum dapat di bahas pada
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Rekapitulasi Hasil Pramusrenbangnas
terkait Perdagangan
PROVINSI
TOPIK
KESEPAKATAN
Kalimantan
Utara
Dana
Dekonsentrasi
Dana Dekonsentrasi untuk Kalimantan Utara pada
tahun 2015 belum muncul dalam Renja
Kementerian Perdagangan, sehingga Kemendag
akan merevisi Renja-nya untuk menampung hal
tersebut;
Dana Alokasi
Khusus
Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara
akan menyampaikan data teknis kepada
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Ruang Lingkup Kegiatan
Dana Dekonsentrasi Bidang Perdagangan
•
Kegiatan pasar murah
•
Partisipasi pada pameran produk dalam negeri
•
Layanan manajemen pengembangan perdagangan dalam negeri daerah
•
Data dan informasi Perdagangan Dalam Negeri
•
Produk unggulan daerah yang difasilitasi pemasarannya
•
UKM potensial waralaba daerah yang dikembangkan
•
Kegiatan pemberdayaan perlindungan konsumen
•
Kegiatan pengawasan kemetrologian
•
Barang beredar dan jasa yang diawasi
•
Kegiatan pelaksanaan pasar lelang di daerah
•
Kegiatan sosialisasi dan publikasi pasar lelang dan SRG
•
Laporan pemantauan dan evaluasi kebijakan perdagangan luar negeri daerah
•
Laporan koordinasi peningkatan perdagangan luar negeri daerah
•
Peserta pelatihan fasilitasi perdagangan luar negeri
•
Layanan penerbitan API Online
•
Layanan penerbitan SKA
•
UKM daerah yang mendapat fasilitasi promosi ekspor
•
UKM daerah yang mendapat fasilitasi diklat ekspor
•
Buku Identifikasi Produk Ekspor
•
Sosialisasi AEC di Daerah
A.
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah
D
No Provinsi Alokasi Dekonsentrasi PDN Alokasi Dekonsentrasi Daglu Total
1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,726,950,000.00 1,519,984,000.00 3,246,934,000.00
2 Sumatera Utara 1,675,968,000.00 1,376,762,000.00 3,052,730,000.00
3 Sumatera Barat 2,630,244,000.00 1,325,344,000.00 3,955,588,000.00
4 Riau 1,714,914,000.00 1,205,605,000.00 2,920,519,000.00
5 Jambi 2,034,600,000.00 1,223,347,000.00 3,257,947,000.00
6 Sumatera Selatan 1,591,000,000.00 1,254,603,000.00 2,845,603,000.00 7 Bengkulu 1,849,000,000.00 1,258,847,000.00 3,107,847,000.00
8 Lampung 2,078,800,000.00 1,281,088,000.00 3,359,888,000.00
9 Kepulauan Bangka Belitung 1,588,000,000.00 1,310,226,000.00 2,898,226,000.00
10 Kepulauan Riau 1,460,000,000.00 1,509,111,000.00 2,969,111,000.00
11 DKI Jakarta 1,053,000,000.00 1,225,972,000.00 2,278,972,000.00
12 Jawa Barat 2,608,310,000.00 1,471,072,000.00 4,079,382,000.00
13 Jawa Tengah 2,875,400,000.00 1,641,559,000.00 4,516,959,000.00
14 DI Yogyakarta 2,503,246,000.00 1,480,244,000.00 3,983,490,000.00
15 Jawa Timur 3,212,930,000.00 1,670,899,000.00 4,883,829,000.00
16 Banten 1,390,000,000.00 1,306,644,000.00 2,696,644,000.00
17 Bali 2,688,905,000.00 1,498,108,000.00 4,187,013,000.00
18 Nusa Tenggara Barat 2,333,127,000.00 1,445,023,000.00 3,778,150,000.00
19 Nusa Tenggara Timur 1,690,000,000.00 1,335,541,000.00 3,025,541,000.00
20 Kalimantan Barat 1,668,482,000.00 1,478,179,000.00 3,146,661,000.00
21 Kalimantan Tengah 1,725,000,000.00 1,453,603,000.00 3,178,603,000.00
22 Kalimantan Selatan 1,637,000,000.00 1,403,603,000.00 3,040,603,000.00
23 Kalimantan Timur 1,649,000,000.00 1,453,765,000.00 3,102,765,000.00
24 Kalimantan Utara - -
-25 Sulawesi Utara 2,463,460,000.00 1,368,819,000.00 3,832,279,000.00
26 Sulawesi Tengah 1,694,400,000.00 1,453,485,000.00 3,147,885,000.00
27 Sulawesi Selatan 2,423,000,000.00 1,467,008,000.00 3,890,008,000.00
28 Sulawesi Tenggara 2,082,264,000.00 1,261,384,000.00 3,343,648,000.00
29 Gorontalo 1,939,050,000.00 1,431,055,000.00 3,370,105,000.00
30 Sulawesi Barat 1,613,995,000.00 1,374,784,000.00 2,988,779,000.00
31 Maluku 1,784,000,000.00 1,814,746,000.00 3,598,746,000.00
32 Maluku Utara 1,609,000,000.00 1,604,222,000.00 3,213,222,000.00
33 Papua Barat 2,031,000,000.00 1,580,685,000.00 3,611,685,000.00
34 Papua 1,976,000,000.00 1,708,877,000.00 3,684,877,000.00
Total 65,000,000,000.00 47,194,194,000.00 112,194,239,000.00
Hasil Pramusrenbangnas:
Usulan Isu Strategis Daerah (F0) terkait Perdagangan
Provinsi
Isu Strategis
Kegiatan
Status
DIY
Pembangunan
Sarana
Distribusi
Perdagangan
•
Rehab Pasar Semin yang
terbakar (Gunungkidul);
dan
•
Finalisasi Pasar Sentolo
(Kulonprogo)
Diakomodir
dan menjadi lokasi
prioritas melalui mekanisme Tugas
Perbantuan dan mengacu pada
Permendag 48 Tahun 2013
NTB
Pengembanga
n Produk
Unggulan
Daerah
Fasilitasi Pemasaran Produk
Unggulan Daerah
Diakomodir
diarahkan melalui
mekanisme dana Dekonsentrasi
Jambi
Pembangunan
Sarana
Distribusi
Perdagangan
Pembangunan pasar di
Kabupaten Bungo
•
Pembangunan pasar di
Kabupaten Tanjung Jabung
Barat
Diakomodir
, namun setelah
dicermati usulan untuk pasar
bernilai kecil (Rp 15 miliar untuk
11 Pasar) maka akan diarahkan
melalui mekanisme DAK
Bali
Pembangunan
Sarana
Distribusi
Perdagangan
•
Pembangunan Pasar
melalui DAK
•
Pusat Distribusi
Tidak diakomodir
karena
penentuan alokasi DAK mengikuti
mekanisme yang berlaku.
Hasil Pramusrenbangnas:
Usulan Isu Strategis Daerah (F0) terkait Perdagangan
Propinsi
Isu Strategis
Kegiatan
Status
Jawa
Tengah
Lanjutan
Pembangunan Trade
Centre
Revitalisasi Pasar
Gede Solo
Belum disepakati
karena belum ada
kejelasan ruang lingkup kegiatan
Sulawesi
Belum disepakati
karena ruang
lingkup kegiatan yang belum jelas.
Selain itu, Sulawesi Tenggara belum
menjadi lokasi prioritas
Pusat
Distribusi Regional
dalam Sislognas
Sulawesi
Utara
Pembangunan Bitung
Logistics Community
College
Pembangunan
Akademi Komunitas
Logistik sesuai
Rencana Aksi Cetak
Biru Sislognas
Belum Disepakati
karena bukan
merupakan tugas dan kewenangan
dari Kementerian Perdagangan
Informasi yang diperoleh dari Tim
Sislognas: pembangunan
Logistics
Community College
telah
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Usulan Kegiatan Yang Diajukan dalam F1/F2
untuk Dana TP dan DAK
Usulan Kegiatan Provinsi
(Lokasi) Kesepakatan
Pembangunan Pasar Percontohan
BANGKA BELITUNG (Kab Bangka Selatan) KEPULAUAN RIAU (Revitalisasi Pasar Baru tahap I, Kota Tanjung Pinang; dan Revitalisasi Pasar Tanjung Batu, Kec Kundur, Kab Karimun), DIY (Rehab Pasar Semin Kab Gunungkidul, Finalisasi Pasar Sentolo Kab Kulonprogo), KALBAR
(Revitalisasi pasar tradisional lawang kuari di Kab Sekadau, Revitalisasi Pasar tradisional Teluk Kramat Kab Sambas, dan Revitalisasi Pasar Sentral pemangkat Kab Sambas),
GORONTALO(Kab Pohuwato, Kab Boalemo, Psr Percontohan di Kota Gorontalo, Kab Gorontalo Utara), NTT (Kab Flores Timur), NTB(Pasar Labuhan di Kab Sumbawa, Kec Labuhan Badas/sudah diusulkan dalam Raker Kemendag 2014),
PAPUA BARAT (Pasar tipe A/B Sanduay di Kab Wondama)
Diusulkan melalui mekanisme Tugas Perbantuan dan mengacu pada Permendag 48 Tahun 2013
Pembangunan Sarana
Kemetrologian
(DAK)
NAD(Unit Laboratorium Metrologi Legal Berjalan untuk UPTD Provinsi), SUMUT (Unit Laboratorium Metrologi Legal Berjalan untuk UPTD Provinsi), SUMBAR(UPTD Metrologi Legal di Kab Solok dan Kab Sijunjung), BENGKULU (Sarana dan Prasarana Tera Tangki Ukur Mobil/TUM dalam Juknis DAK Kemetrologian), LAMPUNG (UPTD Metrologi Legal di Provinsi), BANTEN (Kota Pandeglang), KALSEL (UPTD Metrologi Legal di Provinsi), SULTENG (Unit Laboratorium Metrologi Legal Berjalan untuk UPTD Provinsi), SULBAR
(Peralatan Metrologi Legal di UPTD Provinsi), MALUKU UTARA(Unit Laboratorium Metrologi Legal Berjalan untuk UPTD Provinsi), PAPUA (UPTD Metrologi Legal di Kab Nabire)
Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota harus memasukkan data teknis terkait dengan ruang
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Usulan Kegiatan Yang Diajukan dalam F1/F2
untuk Dana TP dan DAK
Usulan Kegiatan Provinsi
(Lokasi) Kesepakatan
Pembangunan Pasar Tradisional
(DAK)
NAD (Kab Pidie), SUMUT(Kab Binjai, Deli Serdang, Labuhan Batu Utara, Batu Bara, Simalungun), SUMSEL(Penukal Abab Lematang Ilir d/h induk muara enim, Kab Musi Rawas Utara d/h Musi Rawas),SUMBAR(Kab Pasaman, Kota Sawahlunto, Kota Payakumbuh, dan Kab Kepulauan
Mentawai), JAMBI(Kab Bungo, Tanjung Jabung Barat), BENGKULU(Kab Bengkulu Utara dan Kab Kaur), BABEL(Kab Bangka Barat), KEPRI(Pasar Dabo Kab Lingga, Kec Dabo Singkep, Pasar Belakang Padang, Kota Batam, Pasar Tarempa Kab Anambas, Pasar Kab Natuna), BANTEN(Kota Serang, Kota Cilegon), BALI(Kab Bangli, Kab Klungkung, Kab Karangasem, Kab Gianyar, Kab Jembrana, Kab Buleleng, Kab Tabanan), KALSEL(Kab Tanah Bumbu dan Kab Tabalong), KALTIM (Kab bontang dan Kutai Timur),
KALTARA(Kota Tarakan), KALBAR(Kota Singkawang, Kab Kayung Utara),
KALTENG(Kab Sukamara, Kab Lamandau dan Kab Kotawaringin Timur),
SULSEL(Kab Jeneponto, Kab Pangkajene Kepulauan dan Kab Luwu Utara),
SULUT(Kab Minahasa, Kota Bitung dan Kab Bolaang Mongondow Selatan),
SULTENG(Kab Banggai Laut dan Kab Morowali Utara), SULBAR(Kab Majene, Mamuju Tengah dan Mamasa), GORONTALO(Kab Gorontalo dan Melanjutkan 5 Kab/Kota di 2014), NTB(Kab Sumbawa Barat, Kab Dompu),
MALUKU(Kab Kep. Aru, Kab Buru, Kab Seram Bagian Timur, Kab Maluku Barat Daya), PAPUA (Kab Jayapura, Kab Jayawijaya, Kab Merauke, Kab Nabire, Kab Sarmi, Kab Keerom, Kab Tolikara, Kab Supiori, Kab Dogiyai, Kab Nduga, Kab Yalimo, Kab Lanny Jaya, Kab Puncak, Kab Deiyai, Kab
Memberamo Raya dan Kab Boven Digoel), PAPUA BARAT (Kab Kaimana, Kab Sorong Selatan, dan Kab Manokwari, serta Kab Manokwari Selatan)
Pemerintah
Kabupaten dan Kota harus memasukkan data teknis terkait dengan ruang lingkup DAK Sarana Perdagangan kepada Kementerian
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Usulan Kegiatan Yang Diajukan dalam F1/F2
untuk Dana TP dan DAK
Usulan Kegiatan Provinsi
(Lokasi) Kesepakatan
Pembangunan Gudang Dalam Kerangka SRG
(DAK)
NTB(Kab Lombok Tengah untuk Beras dan Jagung),
MALUKU(Kab Buru, Kab Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Kab Seram Bagiuan Timur), PAPUA Kab Nduga, Kab Yalimo, Kab Lanny Jaya), PAPUA BARAT
(Kota Sorong)
Provinsi, Kabupaten dan Kota harus memasukkan data teknis terkait dengan ruang lingkup DAK Sarana Perdagangan kepada Kementerian Perdagangan sebagai dasar
perhitungan alokasi DAK Tahun 2015
Pembangunan Sarana Distribusi Regional (PDR) dan Provinsi
BALI , SULTRA (Kab Bau-Bau), NTT (Kab Flores Timur)
Akan di bahas lebih lanjut
Sosialisasi AEC dalam Ruang Lingkup dana Dekonsentrasi
LAMPUNG Sudah masuk dalam ruang lingkup dana Dekonsentrasi Kemendag Tahun 2015
Verifikasi SKA Ekspor di daerah dalam Ruang Lingkup dana
Dekonsentrasi
DKI JAKARTA, DIY Akan menjadi masukan bagi Dirjen Daglu Kemendag
Teknis input data dan informasi perdagangan dalam negeri dalam ruang lingkup dana Dekonsentrasi
JAWA TIMUR JATIM mengusulkan Kabupaten/Kota
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Usulan Kegiatan Yang Diajukan dalam F1/F2
untuk Dana TP dan DAK
Usulan Kegiatan Provinsi
(Lokasi) Kesepakatan
Bantuan peralatan pengukuran standardisasi mutu barang ekspor terkait AEC
JAWA TIMUR Akan di bahas di Kemendag
Pengawasan Barang Beredar dan Jasa dalam dana
Dekonsentrasi
KALTIM Sudah masuk dalam ruang lingkup dana Dekonsentrasi Kemendag Tahun 2015
Sosialisasi Pasar Lelang dan SRG, Publikasi Pasar Lelang dan SRG dalam dana Dekonsentrasi
KALBAR Sudah masuk dalam ruang lingkup dana Dekonsentrasi Kemendag Tahun 2015
Logistics Community College SULUT (Kota Bitung) Akan diusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena bukan merupakan TUPOKSI Kemendag
Pembangunan Pos Ukur Ulang Kemetrologian
SULBAR (Kab Majene) Pos ukur ulang metrologi dibangun oleh dana APBN sebagai reward Pasar Tertib Ukur, daerah agar mengajukan langsung kepada Direktorat Metrologi terkait usulan ini
Fasilitasi Pemasaran Produk Unggulan Daerah